100%(5)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (5 suara)
2K tayangan57 halaman
Keimanan merupakan pondasi utama kehidupan manusia. Dokumen menjelaskan bahwa keimanan seseorang ditentukan oleh aqidahnya dan bahwa manusia memiliki tiga tahapan kehidupan yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa. Dokumen juga menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk menyembah-Nya dan akan kembali kepada-Nya setelah kematian. Oleh k
Keimanan merupakan pondasi utama kehidupan manusia. Dokumen menjelaskan bahwa keimanan seseorang ditentukan oleh aqidahnya dan bahwa manusia memiliki tiga tahapan kehidupan yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa. Dokumen juga menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk menyembah-Nya dan akan kembali kepada-Nya setelah kematian. Oleh k
Keimanan merupakan pondasi utama kehidupan manusia. Dokumen menjelaskan bahwa keimanan seseorang ditentukan oleh aqidahnya dan bahwa manusia memiliki tiga tahapan kehidupan yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa. Dokumen juga menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk menyembah-Nya dan akan kembali kepada-Nya setelah kematian. Oleh k
THORIQUL IMAN [Jalan Menuju Keimanan] Aqidah = pondasi keimanan Tingkah laku manusia ditentukan oleh aqidahnya FASE HIDUP MANUSIA ANAK-ANAK REMAJA DEWASA
Belum baligh Sudah baligh
Masa peralihan Belum ada (awal baligh) Sudah terkena pembebanan TAKLIF hukum syariat RESAH, mulai (pembebanan mempertanyakan hukum syariat) hakikat hidup. َلى َع ْقلِ ِه َح َّت يَ ْب َرأ َِ ع َ بِ و ل ُ غ ْ ْم ْ َ ْ َ لا ِ ن و ن ُ ج ْ ْمل ا نِ ع َ ةٍ ث َ ال َ َث ن ع َ م ْ ُ َ ُ ل َ ق َ ْ ل ا ع ِ فر “صِ ِّيِب َح َّت َْْحتَل ُم َ ظ َو َع ِن ال َ َو َع ِن النَائِ ِم َح َّت يَ ْستَ ْي َق Pena diangkat dari tiga golongan: orang gila yang akalnya tertutup sampai sembuh, orang yang tidur sehingga bangun, dan anak kecil sehingga baligh.” {HR. Ibnu Khuzaimah Ibnu Hibban dan Ad-Daruquthni} Apa yang membuat manusia resah? PERTANYAAN MENDASAR MANUSIA
1. Dari mana saya berasal?
2. Untuk apa saya hidup? 3. Akan ke mana saya setelah mati? Selama pertanyaan-pertanyaan tsb belum terjawab DENGAN BENAR, hidup manusia akan terombang- ambing tanpa tujuan yang pasti. Kalau begitu, bagaimana cara menemukan jawabannya? Dengan BERFIKIR Keimanan harus muncul dari proses BERFIKIR, BUKAN TAQLID (ikut-ikutan) atau hanya mengandalkan PERASAAN, karena sangat berbahaya. Mengapa berbahaya?
Lihatlah apa yang disembah penganut
agama dan kepercayaan lain: Patung Dewa/ Tuhan Matahari Api Pohon Batu Tempat-tempat keramat Jadi sekali lagi,
Keimanan harus muncul
dari proses BERFIKIR. Apa yang harus difikirkan?
Yang harus difikirkan adalah
segala sesuatu yang bisa dijangkau oleh AKAL ……………….yaitu….. 1. Alam semesta 2. Manusia 3. Kehidupan “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang yang berakal.” (TQS. Ali ‘Imran [3]: 190) Silakan, perhatikan gambar-gambar berikut … “Apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung,bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan?” (TQS. Al-Ghasyiyah [88]: 17-20). Semua keindahan di alam semesta tidak mungkin ada dengan sendirinya. Tidak mungkin pula hanya kebetulan
Semuanya pasti DICIPTAKAN
Diciptakan oleh siapa? Pasti oleh SESUATU yang: Tidak lemah dan tidak terbatas Tidak berawal dan tidak berakhir
Dialah AL-KHALIQ (PENCIPTA)
SIAPAKAH AL-KHALIQ KITA?
Untuk mengetahuinya, kita memerlukan kabar dari Al-
Quran yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
“Katakanlah, Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.”
(QS. Al-Ikhlas:1) Bolehkah membayangkan wujud Allah SWT? Suatu hari, Imam, Malik ditanya tentang makna istiwa’ (persemayaman-NYA).
“Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah, yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy untuk mengatur segala urusan…” [QS.Yunus (10): 3] Apa jawaban Imam Malik?
Imam Malik lama terduduk bahkan mengeluarkan keringat,
lalu menjawab:
“Persemayaman itu bukan sesuatu yang dapat diketahui.
Kayfiyah (cara)-Nya bukanlah hal yang dapat dipahami. Mengimaninya adalah wajib, tetapi menanyakannya adalah bid’ah/ salah.” Jadi, kita TIDAK BOLEH membayangkan rupa (wujud) Allah, karena Dzat Allah dan hakikatNya berada di luar jangkauan akal manusia (tidak terindera). Tapi, sesuatu yang tidak terindera bukan berarti tidak ada.
Coba perhatikan gambar-gambar
berikut… Kita YAKIN ada yang membuat baju-baju ini meskipun TIDAK MELIHATNYA. Percayakah orang komunis (atheis) terhadap wujud al-Khaliq? TIDAK, karena menurut mereka, sesuatu yang tidak terindera berarti TIDAK ADA.
Tuhan tidak terlihat, berarti Tuhan
tidak ada. Jadi, iman kepada Allah adalah keyakinan atas keberadaan/ wujud-Nya.
Wujud Allah dapat dibuktikan melalui
keberadaan makhlukNya. Lalu, bagaimana jawaban Islam atas 3 pertanyaan tadi? Darimana alam semesta, manusia dan kehidupan berasal? “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” [QS.al-Baqarah (2): 21]
Semua berasal dari Allah
Untuk apa manusia dan kehidupan ini ada?
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah (beribadah) kepada-Ku.” [QS. Adz-Dzariyat (51): 56]
Untuk beribadah kepada Allah SWT
Akan ke mana manusia dan kehidupan ini setelah mati? “Mengapa kalian kafir kepada Allah, padahal kalian tadinya mati lalu Allah menghidupkan kalian, kemudian Allah mematikan kalian dan menghidupkan kembali kalian, kemudian kepadaNyalah kalian dikembalikan?” [QS. Al-Baqarah (2): 28]
Kembali kepada Allah
Rangkuman:
Sebelum kehidupan: Kehidupan dunia Setelah kehidupan:
Manusia diciptakan Hidup untuk Manusia kembali
ALLAH SWT beribadah kepada kepada ALLAH SWT ALLAH SWT
PENCIPTAAN mahkluk Hari Kebangkitan
Allah ciptakan aturan HISAB amal (perintah & larangan) Apa konsekuensi keimanan kita terhadap Allah?
◦ Harus tahu & paham aturan Allah
caranya: dengan belajar (menuntut ilmu)
◦ Harus selalu taat pada perintah Allah & menjauhi
laranganNya. caranya: dengan mengamalkan ilmu, karena Allah semata (IKHLAS)