Anda di halaman 1dari 57

THORIQUL

IMAN
[Jalan Menuju Keimanan]

Aqidah = pondasi keimanan


Tingkah laku manusia ditentukan oleh aqidahnya

FASE HIDUP MANUSIA


ANAK-ANAK
Belum baligh
Belum ada
pembebanan
hukum syariat

REMAJA
Masa peralihan
(awal baligh)
RESAH, mulai
mempertanyakan
hakikat hidup.

DEWASA
Sudah baligh
Sudah terkena
TAKLIF
(pembebanan
hukum syariat)




Pena diangkat dari tiga golongan: orang gila
yang akalnya tertutup sampai sembuh, orang

Apa yang membuat


manusia resah?

PERTANYAAN MENDASAR
MANUSIA

1.Dari mana saya berasal?


2.Untuk apa saya hidup?
3.Akan ke mana saya
setelah mati?

Selama pertanyaan-pertanyaan
tsb belum terjawab DENGAN
BENAR, hidup manusia akan
terombang-ambing tanpa tujuan
yang pasti.

Kalau begitu, bagaimana


cara menemukan
jawabannya?

Dengan

BERFIKIR

Keimanan harus muncul dari proses


BERFIKIR,
BUKAN TAQLID (ikut-ikutan) atau
hanya mengandalkan PERASAAN,
karena sangat berbahaya.

Mengapa berbahaya?
Lihatlah apa yang disembah
penganut agama dan
kepercayaan lain:
Patung Dewa/ Tuhan
Matahari
Api
Pohon
Batu
Tempat-tempat keramat

Jadi sekali lagi,

Keimanan harus muncul


dari proses BERFIKIR.

Apa yang harus difikirkan?

Yang harus difikirkan adalah


segala sesuatu yang bisa
dijangkau oleh AKAL
.yaitu..

1. Alam semesta
2. Manusia
3. Kehidupan

Sesungguhnya dalam penciptaan langit


dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang, terdapat tanda-tanda (ayat)
bagi orang yang berakal.
(TQS. Ali Imran [3]: 190)

Silakan, perhatikan gambar-gambar


berikut

Apakah mereka tidak memperhatikan unta,


bagaimana ia diciptakan?
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
Dan gunung-gunung,bagaimana ia ditegakkan?
Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan?
(TQS. Al-Ghasyiyah [88]: 17-20).

Semua keindahan di alam semesta


tidak mungkin ada dengan sendirinya.
Tidak mungkin pula hanya kebetulan
Semuanya pasti

DICIPTAKAN

Diciptakan oleh siapa?


Pasti oleh SESUATU yang:
Tidak lemah dan tidak terbatas
Tidak berawal dan tidak berakhir
Dialah AL-KHALIQ (PENCIPTA)

SIAPAKAH AL-KHALIQ KITA?


Untuk mengetahuinya, kita memerlukan kabar dari AlQuran yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad
SAW.

Katakanlah, Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.


(QS. Al-Ikhlas:1)

Bolehkah membayangkan
wujud Allah SWT?

Suatu hari, Imam, Malik ditanya tentang makna istiwa


(persemayaman-NYA).
Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah, yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas Arasy untuk
mengatur segala urusan [QS.Yunus (10): 3]

Apa jawaban Imam Malik?


Imam Malik lama terduduk bahkan mengeluarkan
keringat, lalu menjawab:
Persemayaman itu bukan sesuatu yang dapat diketahui.
Kayfiyah (cara)-Nya bukanlah hal yang dapat dipahami.
Mengimaninya
adalah
wajib,
tetapi
menanyakannya adalah bidah/ salah.

Jadi, kita TIDAK BOLEH


membayangkan rupa (wujud) Allah,
karena Dzat Allah dan hakikatNya
berada di luar jangkauan akal
manusia (tidak terindera).

Tapi, sesuatu yang tidak


terindera bukan berarti tidak
ada.
Coba perhatikan gambar-gambar
berikut

Kita YAKIN ada yang


membuat baju-baju ini
meskipun TIDAK
MELIHATNYA.

Percayakah orang komunis


(atheis) terhadap wujud al-Khaliq?

TIDAK, karena menurut mereka,


sesuatu yang tidak terindera berarti
TIDAK ADA.
Tuhan tidak terlihat, berarti Tuhan
tidak ada.

Jadi, iman kepada Allah adalah keyakinan


atas keberadaan/ wujud-Nya.
Wujud Allah dapat dibuktikan melalui
keberadaan makhlukNya.

Lalu, bagaimana jawaban Islam


atas 3 pertanyaan tadi?

Darimana alam semesta, manusia


dan kehidupan berasal?

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah


menciptakan kalian dan orang-orang sebelum
kalian, agar kalian bertakwa.
[QS.al-Baqarah (2): 21]
Semua berasal dari Allah

Untuk apa manusia dan kehidupan


ini ada?

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia


melainkan supaya mereka menyembah (beribadah)
kepada-Ku.
[QS. Adz-Dzariyat (51): 56]
Untuk beribadah kepada Allah SWT

Akan ke mana manusia dan


kehidupan ini setelah mati?

Mengapa kalian kafir kepada Allah, padahal


kalian tadinya mati lalu Allah menghidupkan
kalian, kemudian Allah mematikan kalian dan
menghidupkan kembali kalian, kemudian
kepadaNyalah kalian dikembalikan?
[QS. Al-Baqarah (2): 28]
Kembali kepada Allah

Rangkuman:
Sebelum
kehidupan:
Manusia diciptakan
ALLAH SWT

Setelah
kehidupan:

Kehidupan dunia
Hidup untuk
beribadah kepada
ALLAH SWT

Manusia kembali
kepada ALLAH
SWT

PENCIPTAAN mahkluk

Hari Kebangkitan

Allah ciptakan aturan


(perintah & larangan)

HISAB amal

Apa konsekuensi keimanan


kita terhadap Allah?
Harus tahu & paham aturan Allah
caranya: dengan belajar (menuntut ilmu)
Harus selalu taat pada perintah Allah & menjauhi
laranganNya.
caranya: dengan mengamalkan ilmu,
karena Allah semata (IKHLAS)

Anda mungkin juga menyukai