Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BAHASA INDONESIA

Perbandingan Cerpen Basa – Basi Karya Jujur Prananto dengan Cerpen Lidah Ketut
Rapti Karya Ni Komang

Oleh:

Kishin Ananta Nur (XI MIPA)

SMA TAMAN RAMA JIMBARAN


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Identitas Cerpen:

Judul Buku: Annual Short Story Collection 2015/ Koleksi Cerita Pendek Kompas 2015

Judul Karya: Basa-Basi dan Lidah Ketut Rapti

Nama Pengarang: Jujur Prananto (Basa-Basi) dan Ni Komang Ariani (Lidah Ketut Rapti)

Penerbit: KOMPAS

Biodata Penulis Cerpen:

 Jujur Prananto

Cerita Pendek yang berjudul Basa-Basi dikarang oleh seorang penulis bernama
Jujur Prananto. Beliau lahir di Salatiga, Jawa Tengah pada tanggal 30 Juni 1960. Sejak
duduk di bangku kuliah beliau sudah mulai aktif menulis. Penulis naskah film “Ada Apa
Dengan Cinta” ini adalah seorang alumni Institut Kesenian Jakarta jurusan Sinematografi.
Kariernya dimulai sebagai penulis cerpen dan karya-karyanya sering kali muncul di
Kumpulan Cerpen Terbaik Kompas. Sekarang beliau pekerja sebagai salah penulis scenario
film terbaik di Indonesia.

 Ni Komang Ariani

Penulis asal Bali yang bernama Ni Komang Ariani lahir pada tanggal 19 Mei 1978.
Beliau adalah alumni Ilmu Komunikasi Universitas Airlagga. Namanya mulai dikenal pada
tahun 2003, pada saat itu Ia bekerja sebagai seorang penyair dan jurnalis di Global FM Bali
dab KBR 68th Jakarta. Pada Tahun 2008 ia menjadi pemenang pertama lomba menulis
bersambung Femina melalui novelnya yang berjudul Nyanyi Sunyi Celah Tebing. Dua
karyanya masuk dalam Kumpulan Cerpen Terbaik Kompas. Lidah Ketut Rapti adalah salah
satunya.
Ringkasan Cerita:

 Basa-Basi

Basa-Basi adalah sebuah cerpen yang menceritakan suatu kejadian lucu dimana
tokoh utama bernama Jumardi yang sangat tidak suka dengan basa-basi. Ia beberapa kali
mencoba untuk keluar dari dunia yang penuh basa-basi tetapi, anehnya ia selalu kembali ke
suatu ruang lingkup yang penuh dengan basa-basi. Jumardi bekerja sebagai direktur di
BUMN. Bu Siska adalah atasan dari Jumardi. Atasannya Jumardi sangat suka berbasa basi
dan ini seringkali membuat Jumardi kesal. Ia mengatakan kepada istrinya Ratih bahwa ia
tak suka dengan bu Siska karena ocehannya yang tidak penting. Menurutnya basa-basi
adalah hal yang tak penting, sama halnya dengan nasi atau makanan basi yang sepatutnya
dibuang ke tong sampah.

Tak tahan dengan semua basa-basi yang terjadi, Jumardi sempat membanting
hpnya. Suatu ketika saat atasannya tersebut sakit, semua karyawannya mengucapkan doa.
Seharusnya mengucapkan doa kepada Ibu Siska adalah hal yang baik, seperti apa yang
dikatakan istrinya, Ratih. Namun, yang terjadi adalah semua ucapan doa hanya basa – basi
belaka. Setelah para karyawaan tersebut mengucapkan doa melalu WhatsApp, mereka
berencana untuk jalan – jalan dan mengharapkan jika dokter menyarankan bu Siska untuk
beristirahat lebih lama. Hal – Hal yang terjadi membuat Jumardi muak dan tak tahan lagi.
Hingga suatu ketika ia tak bisa lagi berbohong dan menyatakan bahwa ia ingin
mengundurkan diri. Ibu Siska pun membiarkan pergi dengan memberi Jumardi surat
referensi untuk bekerja di Oil Company yang terletak di Canada. Karier ia pun melesat
hingga suatu ketika ia diangkat menjadi wakil perusahaan untuk merintis kemungkinan
pengembangan investasi di Indonesia. Dia diundang oleh Menteri Penanaman Modal Asing
untuk ke kantornya. Tetapi, tak disangka bahwa Menteri yang mengundang Jumardi adalah
mantan atasannya sendiri yaitu Bu Siska.
 Lidah Ketut Rapti

Lidah Ketut Rapti, sebuah cerpen yang bercerita tentang seorang perantau dari Bali
yang sukses di Jakarta dan menjadi sangat kaya raya. Di awal cerita, tokoh utama yang
bernama Made memiliki pemikiran bahwa dalam waktu sepuluh tahun orang bisa berubah
namun tak jarang juga yang tak berubah sama sekali. Ia melihat banyak sekali orang di
kampungnya yang begitu – begitu saja tak ada perubahan sama sekali. Namun, berbeda
dengan Ketut Rapti. Ketut adalah teman sebangku Made yang Sekarang menjadi sangat
kaya raya dan kemewahannya sering disorot TV.

Teman Made tersebut, dulu adalah orang yang sangat pemalu dan tak pandai
berbicara. Sekarang ia adalah salah satu seniman ternama. Made yang sekarang tinggal di
Jakarta tidak ingin membeberkan alasan mengapa ia juga merantau ke Jakarta ialah karena
ia tergiur dengan kemewahan yang dimiliki Ketut Rapti. Made sering mendapatkan SMS
dari ketut yang mengajaknya untuk bertemu. Ajakan Ketut akhirnya dikabulkan oleh Made
ketika Ketut memohonnya untuk ikut acaranya untuk merayakan 10 tahun Ketut Rapti di
Jakarta. Yang perlu diketahui adalah, Kebanyakan atau bahkan semua Karya Lukis Ketut
adalah lidah. Made tak menyukai lukisan temannya tersebut dan malah menganggap bahwa
lukisan yang Ketut buat itu menyeramkan. Ini juga termasuk alasan mengapa Made tidak
ingin bertemu dengan Ketut karena ia ingin menghindari lukisan atau karya ketut yang
berbentuk lidah tersebut.

Tak disangka, undangan Ketut Rapti tersebut rupanya bukan sekedar untuk
menghilangkan rasa rindunya kepada teman sebangkunya. Ia ingin meminta bantuan Made
agar ia tak menjadi Ketut Rapti yang dulu lagi. Penekanan huruf T pada lidah Ketut sudah
menghilang dan jika hal ini terjadi maka ia tak lagi menjadi orang yang spesial yang akan
menurunkan daya beli lukisan yang ia buat. Ketut pernah mengatakan kepada Made bahwa
ia masih sama seperti yang dulu tak pernah berubah. Hal yang berbeda hanyalah ia
kehilangan penekanan pada huruf T di lidahnya. Ketut meminta bantuan kepadanya untuk
bisa mengembalikan penekanan pada huruf T tersebut dan berjanji akan membayar Made
dengan sangat mahal. Ketut tetap kekeh dengan omongannya bahwa ia harus bisa
mengembalikan penekanan tersebut barangkali jika harus operasi plastik.
Persamaan kedua cerita:

Cerita pendek Basa – Basi dan Lidah Ketut Rapti memiliki beberapa persamaan.
Persamaan yang paling menonjol adalah persamaan pada karakter dari salah satu tokoh dari
kedua cerpen tersebut. Seperti contoh Bu siska, dari awal hingga akhir cerita, tokoh ini
selalu mempelihatkan perilaku yang sama yaitu suka berbasa – basi. Sama halnya dengan
tokoh Ketut Rapti pada cerita pendek Lidah Ketut Rapti. Di awal cerita, masa lalu Ketut
Rapti secara singkat diceritakan oleh Made dimana ia dulu adalah anak yang bisa dibilang
“bodoh”. Tak disangka ia bisa memutar balikan kehidupannya dan ia pun menjadi kaya
raya. Made mengira Ketut Rapti sudah berubah dan bukan lagi seperti Ketut Rapti yang
Made pernah kenal. Akan tetapi, diakhir cerita kita dapat mengetahui bahwa, walupun
secara ekonomi Ketut Rapti mengalami perubahan yang drastis tetapi, secara pemikiran ia
tak sepenuhnya berubah. Pemikiran Ketut Rapti masih seperti yang dulu atau masih
terkesan “bodoh”.

Persamaan kedua dapat terlihat dari jalan cerita kedua cerpen tersebut. Salah satu
tokoh dari kedua cerpen ini menceritakan suatu adegan dimana tokoh - tokoh tersebut ingin
menghidar daei sesuatu yang mereka tidak inginkan. Sebagai contoh, pada cerpen Basa –
Basi Jumardi sangat tidak suka dengan berbasa – basi dengan Bu Siska, sehingga ia
memutuskan untuk tidak bekerja lagi dengan Ibu Siska agar ia bisa terhindar dari basi –
basi tersebut. Pada cerita pendek Lidah Ketut Rapti, diceritakan bahwa Made sangat tidak
ingin melihat karya - karya lidah yang dipajang di rumah Ketut Rapti sehingga ia membuat
beberapa alasan yang dapat membuatnya bisa terhindar dari karya lidah milik Ketut Rapti.

Persamaan ketiga terdapat pada makna yang tersirat, bahwasanya setiap individu
memiliki idealisme yang berbeda beda, tetapi terkadang sifat idealisme ini tidak selalu bisa
dipakai dalam berkehidupan. Dalam cerpen Basa – Basi, tokoh utama yang bernama
Jumardi sangat tidak suka dengan yang namanya basa – basi. Walaupun ia telah menduduki
jabatan yang cukup tinggi di BUMN, tetapi karena sikap idealisme yang ia miliki, Jumardi
memilih untuk meninggalkan pekerjaannya tersebut. Begitu pula dengan cerpen Lidah
Ketut Rapti dimana ia menakankan bahwasanya dia tak ingin menjadi Ketut Rapti yang
dianggap orang sebagai Ketut Rapti yang konyol lagi. Ketut akan melakukan apapun untuk
mengembalikan penekanan yang dalam pada huruf T pada lidah Ketut.

Persamaan terakhir terletak nilai yang terdapat pada kedua cerpen ini yaitu berupa
nilai kebudayaan. Jika kita lihat dari judul cerpen pertama saja, kita bisa mengetahui bahwa
adanya unsur kebudayaan. Kebudayaan yang dimaksud adalah budaya berbasa – basi yang
sering kita jumpai di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam cerpen Basa – Basi,
diceritakan bahwa banyak sekali basa – basi yang terjadi dalam ruang lingkup kantornya
yang membuat ia menjadi muak dan resah. Begitu pula dengan cerpen kedua yang berjudul
Lidah Ketut Rapti. Percakapan antara Made dan Ketut Rapti sering menggunakan kata
“tiang” yang jika diartikan ke Bahasa Indonesia memiliki arti “saya”. Tak hanya itu,
adapun kalimat “Bali yang menjadi taksu-nya yang menjadi magnet bagi siapa saja yang
membuat aku muak.” Kata “taksu” merupakan kosa kata Bahasa Bali yang jika di artikan
ke bahasa Indonesia memiliki arti daya, kekuatan atau karisma.

Perbedaan Kedua Cerita:

Terdapat beberapa perbedaan dalam kedua cerpen ini. Perbedaan pertama dapat
telihat pada alur cerpennya. Pada cerita Basa – Basi alur yang digunakan adalah alur maju,
dimana menceritakan kejadian dari awal perkenalan tokoh, masalah yang terjadi hingga
penyelesain konflik. Walaupun pada cerpen Basa – Basi ini tidak terlalu memiliki
penyelesaian permasalah tetapi setidaknya cerpen ini tidak dibuat untuk melihat kejadian di
masa lalu. Berbeda dengan cerpen Lidah Ketut Rapti ada beberapa bagian dimana
diceritakannya masa lalu seorang tokoh dimana membuat cerpen ini memiliki alur
campuran.

Perbedaan lainnya juga terdapat pada jalan cerita kedua cerpen ini. Walaupun
terdapat persamaan pada beberapa konflik cerita namun disini juga terdapat perbedaan.
Pada Cerpen pertama yaitu Basa - Basi, Jumardi berharap dengan berhentinya ia bekerja
dengan Bu siska dapat membuat jumardi keluar dari basa – basi tersebut. Pada awalnya hal
ini benar adanya sampai suatu ketika saat jumardi mendapat promosi kerja dan naik jabatan
dan secara tak disangka ia harus bertemu lagi dengan Bu siska. yang artinya ia harus
mendengarakan basa – basi lagi dan sebagaimana kita tahu bahwa Jumardi tak ingin hal ini
terjadi lagi. Berbandng terbalik pada cerita Lidah Ketut Rapti, walaupun ia tak ingin
menjadi Ketut Rapti yang “konyol” lagi namun, ia sangat ingin memiliki penekanan pada
huruf T di lidahnya seperti sediakala.

Kelebihan Cerpen:

Basa - basi:
Kelebihan dari cerpen ini terletak pada pemilihan kata – katanya. Pembaca
dapat langsung memahami cerita pendek ini dengan hanya sekali membacanya. Tak
ada kata ataupun kalimat yang ambigu sehingga tak menimbulkan tanda tanya
kepada para pembaca. Tak hanya itu, cerpen Basa – Basi ini mempunya jalan cerita
yang cukup sederhana namun dikemas dengan sangat menarik.

Lidah Ketut Rapti:


Kelebihan dari cerita pendek Ketut Rapti ini terletak pada penggambaran
ceritanya. Perasaan tokoh serta pemikiran tokoh terhadap masalah yang terjadi di
dalam cerita dijelaskan secara detail. Jalan cerita yang dikemas dengan banyak
kejutan sehingga membuat cerita pendek ini menjadi tak bisa ditebak dan semakin
menarik untuk dibaca.

Kekurangan:
Basa – Basi:
Adapun kekurangan dari isi cerpen Basa – Basi yaitu, tidak terdapat
banyak adegan sehingga terkadang pembaca bisa merasa bosan dengan ceritanya.
Karena adegannya yang tidak banyak maka cerita pendek ini menjadi lebih mudah
untuk diprediksi.

Lidah Ketut Rapti:


Terdapat beberapa kekurangan di cerpen Lidah Ketut Rapti.
Kekurangan pertama terdapat pada pemilihan kata yang kurang dimengerti oleh
kebanyakan orang. Seperti contoh, “tiang kerauhan”, tidak semua orang mengerti
dengan kata “tiang” ataupun “kerauhan” tersebut dikarenakan kata tersebut tidak
ada di dalam kamus Bahasa Indonesia melainkan kata bahasa Bali yang berarti
“saya kerasukan”

Kesimpulan:

Cerpen Basa – Basi dan Lidah Ketut Rapti adalah cerpen yang sangat luar biasa.
Kedua cerpen ini membahas tentang hubungan antar manusia. Masing – masing cerpen ini
memiliki kelebihan dan kekuranganya tersediri. Jika ingin membaca cerita pendek yang
sederhana dan mudah dimengerti maka cerpen berjudul Basa – Basi adalah pilihan yang
tepat. Namun, jika ingin mencari atau membaca cerita yang lebih kompleks, terdapat
banyak adegan serta tak dapat diprediksi maka cerpen Lidah Ketut Rapti adalah pilihannya.

Anda mungkin juga menyukai