Anda di halaman 1dari 13

BAB 5

PENGUKURAN : PANJANG , BERAT DAN KAPASITAS

A. Pengukuran dan Satuan Pengukuran

Abdul Khalim, dkk (2004: 3), menerangkan bahwa mengukur adalah


membandingkan sesuatu yang diukur dengan menggunakan alat yang digunakan
sebagai acuan atau patokan. Hal tersebut senada dengan Bob Foster (2004: 2),
yang menyatakan bahwa pengukuran didefinisikan sebagai upaya untuk
membandingkan sesuatu (besaran) dengan satuan yang lain yang dipakai sebagai
sebuah patokan. Besaran merupakan sesuatu yang dapat diukur, misalnya panjang,
waktu, massa, dan lain-lain, sedangkan satuan adalah niali dari suatu besaran,
misalnya, meter, sekon, kilogram, dan lain-lain (Bob Foster, 2004: 2).

Pengukuran merupakan sebuah proses atau suatu kegiatan untuk


mengidentifikasi besar kecilnya, panjang pendeknya, atau berat ringannya suatu
objek. Pengukuran dalam modul ini meliputi pengukuran panjang, luas, volume,
dan berat (yang akan dibahas secara bertahap). Pengukuran panjang dapat
dilakukan dengan menggunakan satuan tidak baku dan dengan menggunakan
satuan baku.

1. Satuan Pengukuran Panjang


Budi Prasojo, dkk (2009: 1-2), berdasarkan satuan yang digunakan,
pengukuran dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengukuran tidak baku atau
non standar dan pengukuran baku atau standar.

Ada dua macam satuan ukuran panjang yaitu:

1) Pengukuran Tidak Baku


Pengukuran panjang dengan menggunakan satuan tidak baku
merupakan sebuah pengukuran yang memungkinkan perbedaan hasil
karena menggunakan alat ukur yang tidak standar. Beberapa contoh
pengukuran dengan menggunakan satuan tidak baku untuk mengukur
panjang antara lain sebagai berikut.
a) Jengkal adalah pengukuran yang disesuaikan dengan jarak paling
panjang antara ujung ibu jari tangan dengan ujung jari
kelingking.
b) Hasta adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran
sepanjang lengan bawah dari siku sampai ujung jari tengah.
c) Depa adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran
sepanjang kedua belah tangan dari ujung jari tengah kiri sampai
ujung jari tengah kanan.
d) Kaki adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran panjang
sebuah kaki.
e) Tapak adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran
panjang sebuah tapak.
f) Langkah adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran
panjang sebuah langkah.
Mengajarkan pengukuran menggunakan satuan tidak baku pada
siswa dapat kita mulai dengan meminta siswa mengukur panjang meja
dengan menggunakan jengkal ataupun depa. Hasil yang diperoleh siswa
tentulah berbeda-beda sesuai dengan ukuran masing-masing.
2) Pengukuran Baku
Pengukuran dengan menggunakan satuan baku merupakan sebuah
pengukuran yang hasilnya tetap atau standar. Terdapat dua acuan
pengukuran baku yang digunakan yaitu pengukuran sistem Inggris dan
pengukuran sistem Metrik. Pengukuran sistem Inggris dikembangkan
dari benda-benda yang ada di sekitar kita dan telah distandarkan.
Beberapa contoh satuan baku pengukuran panjang sistem Inggris antara
lain yard, feet, dan inchi. Beberapa contoh satuan baku pengukuran berat
dan volume sistem Inggris antara lain pound, cup, dan gallon.
Pembelajaran di Sekolah Dasar di Indonesia lebih menggunakan
pengukuran baku sistem metrik. Sistem metrik dikembangkan secara
sistematis dan memiliki standar.
Satuan baku yang berlaku untuk mengukur panjang sebuah benda
ataupun jarak adalah kilometer (𝑘𝑚), hektometer (ℎ𝑚), dekameter
(𝑑𝑎𝑚), meter (𝑚), desimeter (𝑑𝑚), centimeter (𝑐𝑚), dan millimeter
(𝑚𝑚). Mengajarkan pengukuran panjang pada siswa Sekolah Dasar
dapat dimulai dengan meminta siswa mengukur benda-benda di sekitar
menggunakan penggaris ataupun alat meteran. Misalkan siswa diminta
untuk mengukur sebuah meja menggunakan penggaris dan alat meteran.
Hasil pengukuran menggunakan penggaris adalah 100𝑐𝑚, dan hasil
pengukuran menggunakan alat meteran adalah 1𝑚, berdasarkan hasil
tersebut siswa dapat menyimpulkan bahwa 1𝑚 = 100𝑐𝑚.

Perhatikan bagan di bawah ini!

Gambar 5.1. Bagan Konversi Satuan Panjang


Panjang merupakan suatu besaran pokok yang digunakan untuk
mengukur jarak antara dua titik dan ukuran geometri sebuah benda (Bob
Foster, 2004: 3). Abdul Khalim, dkk (2004: 11-15), menyatakan bahwa
satuan yang digunakan untuk menyatakan panjang adalah meter. Satuan
meter biasanya digunakan untuk menyatakan panjang atau antara dua
buah benda yang mempunyai jarak tidak terlalu berjauhan, misalnya
panjang seutas tali, lebar lapangan sepak bola, dan panjang sebidang
tanah (Widagdo Mangunwiyoto dan Harjono, 2007: 5). Alat ukur baku
untuk mengukur panjang adalah mistar, rol meter, jangka sorong, dan
mikrometer skrup (Abdul Khalim, dkk, 2004: 11-15).
Mengkonversi satuan panjang dapat dilakukan dengan aturan:
setiap turun 1 satuan ukuran panjang maka dikalikan 10, dan setiap naik
1 satuan ukuran panjang maka dibagi 10. Seorang siswa saat belajar
tentang pengukuran panjang diharapkan dapat menguasai hukum
kekekalan panjang. Seorang siswa dikatakan memahami hukum
kekekalan panjang jika saat siswa dapat menyimpulkan bahwa panjang
seutas tali akan tetap meskipun tali tersebut dilengkungkan (seperti
ilustrasi gambar berikut ini).

Gambar 5.2. Ilustrasi Hukum Kekekalan Panjang


1 km=10 hm=100 dam=1.000 m=10.000 dm=100.000 cm=1.000 .000 mm
1 1 1 1 1 1
1 mm= cm= dm= m= dam= hm= km
10 100 1.000 10.000 100.000 1.000.000

Catatan:
1 inchi=2 , 54 cm=0,0254 m

1 feet ( kaki ) =12inchi=0,3048 m

1 yard=3 feet =0,9144 m


1 mil=1 , 85 km=1609 , 34 m

Contoh:
a. 3 km=… m
3 km=3 × 1.000 m=3.000 m
b. 25 km=… cm
25 km=25 × 100.000 cm=2.500 .000 cm
c. 2.000 m=… hm
2.000 m=2.000 :100 hm=20 hm
d. 7.000 .000 mm=… dam
7.0.0 mm=7.000 .000:10.000 dam=700 dam

2.Operasi satuan panjang


Bagaimanakah operasi satuan panjang pada operasi satuan panjang
satuan harus sama.

Contoh:

a. 3 km+8 dam – 20 hm=... m.


Jawab:
3 km=3 × 1.000 m=3.000 m
8 dam=8× 10 m=80 m
20 hm=20 ×100 m=2.000 m
Jadi, 3 km+8 dam – 20 hm=3.000 m+80 m – 2.000 m=1.080 m
b. 3.000 mm+5.000 cm – 40 m=... dm.
Jawab:
3.000 mm=3.000: 100 m=30 dm
5.000 cm=5.000 :10 dm=500 dm
40 m=40 ×10=400 dm
Jadi,3.000 mm+5.000 cm – 40 m30 dm500 dm – 400 dm=130 m
c. Riyanti membeli kain di Toko Merdeka sepanjang 6,5 dam.
Kemudian diberikan kepada ibu sepanjang 17 m. Berapa m sisa kain
Riyanti sekarang?
Jawab:
6 ,5 dam=65 m
17 m=17 m
−¿
¿ 48 m
Jadi, sisa kain Riyanti adalah 48 m.

B. Satuan Berat

1. Kosep Dasar Pengukuran

Pengukuran Berat Meskipun dalam sistem metrik gram merupakan


satuan dasar untuk berat, tetapi pada umumnya siswa-siswa SD lebih
mengenal satuan berat kilogram dibanding dengan satuan berat yang
lainnya, termasuk gram. Untuk itu mulailah pembelajaran satuan berat ini
dengan satuan yang telah mereka kenal sebelumnya.. Ajukan masalah yang
berhubungan dengan ukuran berat suatu obyek dalam kilogram, misalnya
para siswa diberi tugas oleh guru untuk mengukur berat badannya. Mintalah
mereka menugukur berat badannya dengan timbangan badan yang
disediakan oleh guru.

Setelah selesai, tanyalah mereka berapa berat badan mereka. Mungkin


mereka akan menjawab 30 kilogram, atau 28 kilogram, atau yang lainnya.
Katakan kepada siswa bahwa kilogram ditulis secara singkat kg ini
merupakan salah satu satuan berat. Mintalah siswa untuk mengukur berat
satu penjepit kertas menggunakan timbangan badan. Mungkin mereka akan
mengatakan bahwa jarum timbangannya tidak bergerak.

Guru menyiapkan timbangan ringan (untuk mengukur berat emas atau


perak) dan dengan timbangan ini siswa diminta mengukur berat satu
penjepit kertas. Mungkin siswa akan menjawab berat satu penjepit kertas itu
1 gram. Katakan kepada siswa bahwa gram ditulis secara singkat g adalah
salah satu satuan berat juga. Rancanglah sebuah kegiatan agar siswa dapat
menghayati bahwa 1 kg adalah setara dengan 1000 g.

Contoh untuk kegiatan ini adalah menggunakan 10 buah benda yang


masing-masing beratnya 100 g dan mintalah siswa menimbang kesepuluh
benda itu serentak denagn timbangan kueh, atau mungkin anda mempunyai
gagasan lain untuk merancang kegiatan ini. Sampaikan kepada siswa bahwa
ada satuan-satuan berat yang lain, selain yang g dan kg, diantaranya adalah
ton, kwintal ditulis secara singkat kw singkat kw, hektogram ditulis secara ,
hektogram ditulis secara singkat hg, dan dekagram singkat hg, dan
dekagram ditulis ditulis secara singkat dag. Satuan-satuan berat itu
mempunyai kesetaraan yang perlu diketahui oleh siswa, yaitu:

a. 1 ton = 1.000 kg

b. 1 kw = 100 kg

c. 1 kg = 10 hg

d. 1kg = 100 dag


e. 1 kg = 1.000 g

Dengan menggunakan kesetaraan satuan-satuan di atas, mintalah siswa


menyelesaikan beberapa soal yang telah disiapkan guru dan bimbinglah
seperlunya bila ada siswa yang kesulitan.

2. Hubungan Antarsatuan Pengukuran Berat

Kalian sudah mengenal hubungan antarsatuan panjang. Sekarang,


perhatikan hubungan antarsatuan berat berikut.

Gambar 5.3. Tangga Ukuran Berat


1 kg=10 hg=100 dag=1.000 g=10.000 dg=100.000 cg=1.000 .000 mg
1 1 1 1 1 1
1 mg= cg= dg= g= dag= hg= kg
10 100 1.000 10.000 100.000 1.000 .000
Selain hubungan antarsatuan berat tersebut, masih terdapat satuan berat
yang lain, yaitu :

1 Ton = 1.000 Kg

1 Ton = 10 Kw

1 Kw = 100 Kg

1 Kg = 2 pon

1 Kg = 10 ons

1 pon = 5 Kg = 5 ons

1 ons = 100 g
Perhatikan contoh hubungan satuan berat berikut!
a. 25 g=... mg
25 g=25 × 1.000 mg=25.000 mg
b. 12 ton=... kuintal
12 ton=12× 10 kuintal=120 kuintal
c. 9.000 g=...kg
9.000 g=9.000 :1.000 kg=9 kg
d. 4.000 ons=... pon
4.000 ons=4.000 :5 pon=800 pon

3. Operasi hitung satuan berat

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan berat dengan satuan kg.


Satuan ton digunakan utnuk menyatakan ukuran berat 1.000 kg atau lebih.
Perhatikan operasi hitung satu berat berikut.

Contoh:

a. 5 ton – 12kuintal+7.000 ons=... kg


Jawab:
5 ton=5 ×1.000 kg=5.000 kg
12 kuintal=12 ×100=1.200 kg
7.000 ons=7.000 :10 kg=700 kg
Jadi,
5 ton – 12kuintal +7.000 ons=5.000 kg – 1.200 kg+ 700 kg=4.500 kg
b. Menik dan ibunya pergi ke pasar membeli 10 kg beras, 2 kg gula pasir,
600 gram bawang, dan 500 gram cabe. Berapa hg berat belanjaan
mereka?
Penyelesaian:
10 kg beras=100 hg
2 kg gula pasir =20 hg
600 gram bawang=6 hg
500 gram cabe=5 hg
¿ +¿¿
Jumlah=131 hg
Jadi, berat belanjaan mereka adalah 131 hg.

C.Satuan Kapasitas

Walle (2008: 129), menerangkan bahwa volume adalah istilah untuk


ukuran benda tiga dimensi, istilah volume digunakan untuk menunjuk ke 15
kapasiatas wadah tapi juga dapat digunakan untuk ukuran bangun ruang. Satuan
standar volume dinyatakan dalam satuan-satuan panjang, seperti sentimeter
kubik, namun dalam dalam kehidupan sehari-hari satuan yang sering digunakan
adalah ukuran kapasita yaitu mililiter (ml), cubical centimeter (cc), dan liter
(Widagdo Mangunwiyoto & Harjono, 2004: 3). Patta Bundu (2006: 107),
menyatakan bahwa liter (l) merupakan unit dasar yang dapat digunakan untuk
mengukur volume, satu liter adalah sejumlah zat cair yang dapat dimuat sebuah
wadah dengan ukuran 1 dm × 1 dm × 1 dm (1 dm3 = 1 liter). Alat ukur baku
untuk mengukur volume bisa dengan menggunakan gelas ukur.

Kapasitas menurut KBBI adalah ruang yang tersedia atau daya tampung.
Sebagaimana kegiatan pengukuran berat, dalam mengenalkan atau mengajarkan
konsep ukuran kapasitas ini, anak hendaknya dilibatkan secara praktis dalam
melakukan kegiatan pengukuran kapasitas. Contoh guru dapat menyediakan
berbagai ukuran wadah plastik yang murah terdapat di sekitar anak untuk
melibatkan anak pada kegiatan pengukuran kapasitas..

Wadah-wadah plastik tersebut ada yang mempunyai ukuran 1 liter guru


menyiapkan ukuran gelas plastik 100ml, 200ml, 500ml, 1000ml dan 500ml,
1000ml dan sebagainya. Alat untuk mengukur kapasitas suatu benda:
Gambar 5.4. Alat ukur untuk mengukur Kapasitas

1. Masalah yang berkaitan dengan Kapasitas


Satuan kuantitas digunakan untuk menyatakan jumlah benda. Hubungan
antarsatuan kuantitas:
1 lusin = 12 buah
1 gros = 12 lusin = 144 buah
1 kodi = 20 lembar
1 rim = 500 lembar
Contoh:
1. 5 lusin=... buah
5 ×12 buah=60 buah
2. 1 gros+ 3lusin=... buah
1 gros=1×144 buah=144 buah
3lusin=3 ×12 buah=36 buah
+¿
¿ 180 buah
3. 2 rim+ 4 kodi – 126 lembar =...lembar
2rim=2 ×500 lembar=1000lembar
7 kodi=7 ×20 lembar =140lembar
+¿
¿ 1140lembar

126 lembar=126 lembar=126 lembar


+¿
¿1014 lembar
4. Di koperasi sekolah terdapat 7 lusin pensil, 6 lusin bolpoin, 36 buah
penggaris, dan 60 buah buku. Berapa lusin banyaknya barang-barang
tersebut?
Penyelesaian:
Banyaknya pensil=7 lusin
Banyaknya poho n=6 lusin
Banyaknya penggaris=36 buah=3 lusin
Banyaknya buku=60 buah=5 lusin
+¿
Jumlah=21lusin

Jadi, jumlah total banyaknya pensil, bolpoin, penggaris, dan buku di


koperasi sekolah ada 21 lusin.

MARI MENGERJAKAN

Jawablah soal di bawah ini dengan benar !

1. Yang termasuk satuan panjang baku adalah ….


a. meteran c. meter
b. Penggaris d. tongkat

2. 5 km = …. dm
a. 50 c. 5.000
b. 500 d. 50.000

3. 25cm + 6 mm = … mm
a. 31 c. 2.560
b. 256 d. 6.500

4. 6 km + 400 m= …. m
a. 6.004 c. 6.400
b. 6.040 d. 10.000

5. 40 dam + 100 dm = …. m
a. 401 c. 4.010
b. 410 d. 4.100
6. 3 km + 4 hm = ….. m
a. 3.400 c. 4.010
b. 340 d. 4.100

7. Yang termasuk satuan berat baku adalah …


a. timbangan c. kepal
b. gram d. anak timbangan

8. 0,7 dag = ….cg


a. 7 c. 700
b. 70 d. 7.000

9. 3 kuintal + 9.000 kg + 10.000 hg = ….. kg


a. 10.300 c. 10.003
b. 10.030 d. 13.000

10. 1 ton + 50 kuintal + 2.300 hg = ….. ons


a. 62.300 c. 60.230
b. 63.200 d. 60.320

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Mustaqim dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Lusia Tri Astuti dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5 untuk Sekolah Dasar Kelas
V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika
untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Mas Titing Sumarti dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk
SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukun Departemen Pendidikan
Nasional.

Supardjo dan Umi Salamah. 2009. Matematika 6 Gemar Berhitung untuk SD/MI
Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suparti, dkk. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Surakarta:Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai