Disusun oleh :
1. Akhmad Subur 20230304
2. Nanda Anugrah 20230326
3. Rifyal Al-Ghifari 20230332
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Tuhan semesta alam karena Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa kurang satu apapun.
Taklupa pula kami hanturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita semua di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul " ketahanan nasional dan bela Negara “ bagi Indonesia dalam
membangun komitmen kolektif kebangsaan " ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
kewarganegaraan. Pada makalah ini diuraikan mengenai urgensi dan tantangan ketahanan
nasional dan bela negara bagi Indonesia dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami haturkan terimakasih. Terlebih kepada Bapak
Haryadi. M.Pd., selaku dosen mata kuliah Kewiraan.
Akhirul Kalam kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan pembaca, Aamiin.
WassalamualaikumWr. Wb.
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ketahanan nasional sebagai konsepsi adalah konsep khas bangsa Indonesia sebagai
pedoman pengaturan penyelenggaraan bernegara dengan berlandaskan pada ajaran asta
gatra. Ketahanan nasional sebagai kondisi adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang
berisi keuletan dan daya tahan. Ketahanan nasional sebagai metode atau strategi adalah cara
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan ancaman kebangsaan melalui
pendekatan asta gatra yang sifatnya integral komprehensif. Inti dari ketahanan nasional
Indonesia adalah kemampuan yang dimiliki bangsa dan negara dalam menghadapi segala
bentuk ancaman yang dewasa ini spektrumnya semakin luas dan kompleks, baik dalam
bentuk ancaman militer maupun nirmiliter.
Bela Negara adalah sebuah konsep yang berkaitan dengan tanggung jawab setiap warga
negara terhadap keamanan, pertahanan, dan keutuhan wilayah negara. Istilah "Bela Negara"
berasal dari bahasa Indonesia dan secara harfiah berarti "membela negara". Konsep ini
mengajarkan bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban untuk melindungi,
mempertahankan, dan memajukan negara mereka. Bela Negara mencakup berbagai aspek,
termasuk keikutsertaan dalam pertahanan dan keamanan nasional, kesiapan dalam
menghadapi ancaman terhadap negara, pengabdian kepada masyarakat, dan penghargaan
terhadap nilai-nilai kebangsaan. Konsep ini menekankan pentingnya partisipasi aktif warga
negara dalam menjaga kedaulatan dan kestabilan negara, serta menjunjung tinggi nilai-nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
2. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep ketahanan nasional dan bela negara?
2. Mengapa diperlukan ketahanan nasional dan bela negara?
3. Bagaimana sumber historis, sosiologis dan politis tentang ketahanan nasional dan bela
negara?
4. Bagaimana mendeskripsikan esensi dan urgensi ketahanan nasional dan bela negara?
4
3. Tujuan
1. Dapat mengetahui konsep ketahanan nasional dan bela negara
2. Dapat mengetahui alasan diperlukannya ketahanan nasional dan bela negara
3. Dapat mengetahui sumber historis, sosiologis dan politis tentang ketahanan nasional dan
bela negara
4. Dapat mengetahui esensi dan urgensi ketahanan nasional dan bela negara
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara serta perjuangan bangsa dalam menjaga tujuan nasional.
1.1.2 Sifat-sifat ketahanan nasional
1. Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan
kekuatansendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip
tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan
kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin
kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
2. Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat
meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan
negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat
dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh
sebab itu, uapaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa
diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian
kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
3. Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di
antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu
negara. Semakin tinggi daya tangkal suatunegara, semakin besar pula
kewibawaannya.
5. Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak
mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisiksemata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan
kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan
moral dan kepribadian bangsa.
7
1. Daya tangkal, dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan ketahanan
nasional Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integrtas, eksistensi
bangsa, dan Negara Indonesia dalam aspek, ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan.
2. Pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam bidang
ideology, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan sehingga
tercapai kesejahteraan rakyat.
3. Pengarah dalam menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja yang
dibuat pemerintah yang memuat kebijakan dan strategi pembangunan dalam
setiap sektor untuk mencapai tujuan nasional mewujudkan masyarakat adil
dan makmur.
Tak hanya itu, menurut Sigit Dwi Kusrahmadi dalam Ketahanan Nasional (2006),
ketahanan nasional juga berfungsi sebagai doktrin dasar nasional atau metode
pembinaan kehidupan nasional. Hal ini juga berarti jika ketahanan nasional
dijadikan sebagai pola dasar pembangunan nasional di berbagai bidang.
8
4. Integritas yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa
baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensial maupun fungsional.
5. Ancaman yaitu dimaksud disini adalah hal atau usaha yang bersifat mengubah
atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual,
criminal dan politis.
6. Hambatan dan gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari
diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara
tidak konsepsional.
9
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
Berdasarkan UU, bela negara pasal 9 ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, bela negara didefinisikan sebagai sikap dan perilaku warga negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Upaya bela Negara selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang melaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
1.2.1 Pengertian Bela Negara Menurut Beberpa Ahli
1. Darji Daramodiharjo
Menuriunya, bela negara adalah dilaksanakannya doktrin keamanan yang nasional.
Tijuan untk menciptakan sistem pertahan nasional
2. Sunarso
Menurutnya, bela negara mempunyai empat esensi yang perlu dibela, yaitu:
1) Kemerdekaam dan edaulatan negara
2) Kesatuan dan kestuan bangsa
3) Keutuhan wilayah danyuridiksi nasomal
4) Nulai-nilai dari panvasil dan UUD 1945
3. Purnomo Yusgiantoro
Menerutnya bela negara adalah sebuah sikap perilaku masyaratak yang dijiwai
dengan kecintaan kepada negara indonesia. Selain itu, sikap inni didasari pancasil
dan UUD 1945 agar bisa menjamin kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Chaidir Basrie
Berpendapat bahwa bela negara adalah sebuah sikap, tekad dan tindakan yang
dilakukan oleh warga negara. Tindakan tersebut dilakukan secara menyeluruh,
terpadu, teratur dan berkelanjutan yang dilandasi rasa cinta tanah air.
5. Sutarman
Menjelaskan bahwa bela negara terbagi menjadi dua, yaitu dilakukan secara fisik
dan nonfisik. Bela negara fisik adalah perilaku yang dilakukan warga negara secara
langsung untuk maju perang dan manggul senjata. Sementara bela negara non fisik
adalah bela negara yang dilkukan dengan melaksanakan hak non fisisk, seperti
melalui pendidikan dan pengabdian profesi.
10
1.2.2 TUJUAN BELA NEGARA
Masih dikutip dari buku Abdul Kadir Ahmad, tujuan bela negara adalah sebagai berikut.
1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
2. Melestarikan budaya
3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
5. Menjaga identitas dan integritas bangsa dan negara.
1.2.3 FUNGSI BELA NEGARA
Adapun fungsi bela negara, di antaranya:
1. Mempertahankan negara dari berbagai ancaman
2. Menjaga keutuhan wilayah negara
3. Merupakan kewajiban setiap warga negara
4. Merupakan panggilan sejarah
1.2.4 MANFAAT BELA NEGARA
Manfaat Bela Negara, Sikap bela negara juga memiliki manfaat, di antaranya:
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh
4.Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan
diri
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok
6. Membentuk iman dan takwa pada agama yang dianut masing-masing individu
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, dan agama
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, dan tidak disiplin
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
11
Berikut alasan pentingnya suatu ketahanan nasional:
1. Pertahanan terhadap Ancaman: Negara-negara di dunia ini selalu
berhadapan dengan berbagai jenis ancaman. Ancaman tersebut bisa datang
dalam berbagai bentuk, termasuk konflik militer, ancaman teroris, cyber
warfare, dan bahkan tantangan ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, ketahanan
nasional diperlukan untuk melindungi negara dan masyarakatnya dari ancaman-
ancaman tersebut.
2. Stabilitas dan Kesejahteraan: Ketahanan nasional juga penting untuk
menciptakan stabilitas politik, ekonomi, dan sosial. Stabilitas ini penting untuk
mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan. Tanpa stabilitas, negara mungkin
akan mengalami kesulitan dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
3. Peningkatan Kemandirian: Ketahanan nasional juga berarti kemandirian
negara dalam mengatur dan mengendalikan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya untuk kesejahteraan masyarakat. Kemandirian ini penting untuk
memastikan bahwa negara tersebut tidak tergantung pada pihak luar dalam hal
penting dan strategis.
Unsur-unsur ketahanan nasional biasanya meliputi aspek militer, politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan lain-lain. Namun, bagaimana unsur-unsur ini didefinisikan dan
diprioritaskan dapat bervariasi dari satu negara ke negara lain, bergantung pada sejarah,
budaya, dan konteks geopolitik masing-masing negara. Misalnya, bagi negara yang berada
di wilayah dengan konflik militer yang tinggi, unsur militer mungkin menjadi prioritas
utama dalam ketahanan nasional. Sementara bagi negara dengan stabilitas politik yang
rendah, unsur politik mungkin menjadi lebih penting. Bagi negara dengan ancaman
lingkungan seperti perubahan iklim atau bencana alam, unsur lingkungan mungkin
menjadi fokus utama.
Jadi, konsep ketahanan nasional sangat penting untuk kelangsungan hidup dan
keberlanjutan suatu negara. Dengan memahami dan mengelola unsur-unsur ketahanan
nasional secara efektif, negara dapat melindungi dirinya dari ancaman, menciptakan
stabilitas, dan mempromosikan kesejahteraan masyarakatnya. Meskipun unsur-unsur
spesifik dapat bervariasi antar negara
12
3. Sumber Historis, Sosiologis Dan Politis Tentang Ketahanan Nasional Dan Bela Negara
a. Sumber historis, ketahanan nasional bermula pada tahun 1960-an, dimasa itu sedang
meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dari Uni Sovyet dan Cina. Sejarah
keberhasilan Indonesia dalam melawan komunis dengan ketahanan nasional
berlandaskan ideologi. Pada tahun 1969 lahirlah istilah ketahana nasional yang intinya
adalah keuletan dan daya tahan suatubangsa dalam menghadapi ancaman. Dan pada
tahun 1973 secara resmi konsep ketahanan dimasukkan kedalam GBHN yakni Tap
MPR No IV/MPR/1978.
b. Sumber sosiologis, ketahanan nasional bermula dari ancaman setelah perang dingin
terhadap budaya dan kebangsaan. Inti ketahanan nasional pada dasarnya berada pada
tataran “mentalitas” bangsa Indonesia sendiri dalam menghadapi dinamika masyarakat
itu sendiri.
c. Sumber politik Ketahanan nasional dewasa ini sangat dipengaruhi oleh kondisi
ketidakadilan sebagai “musuh bersama”. Konsep ketahanan juga tidak hanya
ketahanan nasional tetapi sebagai konsepsi yang berlapis, atau Ketahanan Berlapis.
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI sebagai lembaga yang mengembangkan
konsep ketahanan nasional Indonesia, sudah membuat badan khusus yang yang
bertugas mengukur tingkat ketahanan Indonesia. Badan ini dinamakan Laboratorium
Pengukuran Ketahanan Nasional, sebagai bagian dari Lemhanas RI.
13
konsepsi 2. ketahanan nasional sebagai kondisi 3. ketahanan nasional sebagai strategi, cara
atau pendekatan
1) Ketahanan nasional sebagai konsepsi adalah konsep khas bangsa Indonesia sebagai
pedoman pengaturan penyelenggaraan bernegara dengan berlandaskan pada ajaran
asta gatra.
2) Ketahanan nasional sebagai kondisi adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang
berisi keuletan dan daya tahan.
3) Ketahanan nasionalsebagai metode atau strategi adalah cara yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dan ancaman kebangsaan melalui pendekatan asta gatra yang
sifatnya integral komprehensif
a. Konsep ketahanan nasional berlapis, artinya ketahanan nasional sebagai kondisi yang
kokoh dan tangguh dari sebuah bangsa tentu tidak terwujud jika tidak dimulai dari
ketahanan pada lapisan-lapisan di bawahnya.
b. Terwujudnya ketahanan pada tingkat nasional (ketahanan nasional) bermula dari adanya
ketahanan diri/individu, berlanjut pada ketahanan keluarga, ketahanan wilayah, ketahanan
regional lalu berpuncak pada ketahanan nasional (Basrie, 2002).
14
Bila keadaan ekonomi dan keuangan negara memungkinkan, maka dapat pula
dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan Wajib Militer bagi warga negara
yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak negara maju di Barat. Mereka
yang telah mengikuti pendidikan dasar militer akan dijadikan Cadangan Tentara
Nasional Indonesia selama waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya sebulan dalam
setahun untuk mengikuti latihan atau kursus-kursus penyegaran. Dalam keadaan
darurat perang, mereka dapat dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas
tempur maupun tugas-tugas teritorial. Rekrutmen dilakukan secara selektif, teratur dan
berkesinambungan. Penempatan tugas dapat disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan atau profesi mereka dalam kehidupan sipil misalnya dokter ditempatkan di
Rumah Sakit Tentara, pengacara di Dinas Hukum, akuntan di Bagian Keuangan,
penerbang di Skuadron Angkatan, dan sebagainya. Gagasan ini bukanlah
dimaksudkan268 sebagai upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi memperkenalkan
“dwifungsi sipil”. Maksudnya sebagai upaya sosialisasi “konsep bela negara” di mana
tugas pertahanan keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab TNI, tapi
adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara Republik Indonesia.
b. Bela Negara Secara Nonfisik
Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahannan Negara
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara nonfisik dapat diselenggarakan
melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi.
Pendidikan kewarganegaraan diberikan dengan maksud menanamkan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan kewarganegaraan dapat dilaksanakan
melalui jalur formal (sekolah dan perguruan tinggi) dan jalur nonformal (sosial
kemasyarakatan).
Berdasar hal itu maka keterlibatan warga negara dalam bela negara secara
nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa, dan dalam segala
situasi, misalnya dengan cara:
1) Mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik melalui jalur formal dan nonformal.
2) Melaksanakan kehidupan berdemokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat
dan tidak memaksakan kehendak dalam memecahkan masalah bersama.
3) Pengabdian yang tulus kepada lingkungan sekitar dengan menanam, memelihara,
dan melestarikan.
4) Berkarya nyata untuk kemanusiaan demi memajukan bangsa dan negara.
15
5) Berperan aktif dalam ikut menanggulangi ancaman terutama ancaman nirmiliter,
misal menjadi sukarelawan bencana banjir.
6) Mengikuti kegiatan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa Indonesia.
7) Membayar pajak dan retribusi yang berfungsi sebagai sumber pembiayaan negara
untuk melaksanakan pembangunan
16
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pengertian ketahanan nasional dapat dibedakan menjadi tiga yakni ketahanan nasional
sebagai konsepsi atau doktrin, ketahanan nasional sebagai kondisi, dan ketahanan nasional
sebagai metode atau strategi. Inti dari ketahanan nasional Indonesia adalah kemampuan
yang dimiliki bangsa dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa
ini spektrumnya semakin luas dan kompleks, baik dalam bentuk ancaman militer maupun
nirmiliter
Kegiatan pembelaan negara pada dasarnya merupakan usaha dari warga negara
untuk mewujudkan ketahanan nasional. Bela negara adalah, sikap dan tindakan
warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air dan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara Bela negara
mencakup bela negara secara fisik atau militer dan bela negara secara nonfisik atau
nirmiliter dari dalam maupun luar negeri. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara.
2. Saran
Sebagai mahasiswa kita harus berupaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
berorientasi pada usaha ketahanan nasional dan usaha bela negara.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5601438/pengertian-bela-negara-lengkap-dengan-
tujuan-fungsi-dan-manfaatnya/amp
https://adjar.grid.id/amp/543667514/5-pengertian-bela-negara-menurut-para-ahli?page=3
Abdullah, Irwan. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Armawi, Armaidy. 2011. Nasionalisme dalam Dinamika Ketahanan Nasional. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Azhar, Muhammad, 2001, Perspektif Islam Tentang Bela Negara, Jurnal Ketahanan
Nasional, Vol. VI No. 1 April 2001.
Febrihananto, Erdi Wikan, Abdullah, Irwan, Zubaidi, Ahmad, 2017, Partisipasi Pemuda
Purna Paskibraka Indonesia dalam Kegiatan Bela Negara dan Pengaruhnya
Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi Tentang Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten
Klaten Provinsi Jawa Tengah), Jurnal Ketahanan nasional, Vol. 23 No. 1 27 April
2017.
Wahyono, SK. 1996. Strategi Pertahanan Laut dalam Rangka Ketahanan Nasional. Jurnal
Ketahanan Nasional. Program Studi Ketahanan Nasional SPs UGM, Yogyakarta.
Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wiyono, Hadi dan Isworo. 2007. Kewarganegaraan. Jakarta: Interplus.
18