Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA

Dosen Pengampu: Resdiana Safithri M.Pd

Di Susun Oleh:
Nada Khuzaimah (208220014)
Siti Halimatussa’diyah (20822003)
Tiara Agustina (208220031)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNUVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan Rahmat dan
RidhoNya penulis dapat menyelesaikan Makalah Kewarganegaraan yang berjudul “Konsep
Ketahanan Nasional dan Bela Negara”.
Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat memenuhi
kriteria tugas yang Ibu berikan serta dapat menjadi nilai tambah untuk penulis.
Tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Oleh sebab itu
penulis menerima kritik positif dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis dimasa yang
akan datang. Semoga makalah ini bermanfat. Akhir kata penulis ucapkan “Terima Kasih”

Jambi, 20 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembelajaran .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
1.1 Konsep Ketahanan Nasional dan Bela Negara ............................................................. 2
A. Pengertian Ketahanan ............................................................................................. 2
B. Wajah Ketahanan .................................................................................................... 2
C. Ketahanan Nasional Berdimensi dan Berlapis ........................................................ 3
D. Fungsi Ketahanan Nasional .................................................................................... 5
E. Tujuan Ketahanan Nasional .................................................................................... 6
F. Pengertian Bela Negara........................................................................................... 6
G. Dasar Hukum Bela Negara ..................................................................................... 7
H. Unsur Dasar Bela Negara........................................................................................ 8
I. Tujuan Bela Negara ................................................................................................ 8
J. Fungsi Bela Negara ................................................................................................. 9
1.2 Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara ................................. 9
1.3 Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara ............................................................. 10
A. Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional ............................................................... 10
B. Esensi dan Urgensi Bela Negara ............................................................................. 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bangsa mempunya1 cita-cita, arena cita-cia bertungsi sebagai penentu
untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia telah dicantumkan dalam
Pembukaan UUD 1945. dalam usaha mencapainya banyak mengalami hambatan,
tantangan, dan ancaman oleh karena itu perlu kekuatan untuk mewujudkannya.
Kekuatan untuk menghadapi masalah tersebut dikenal dengan istilah Ketahanan
Nasional. Ketahanan Nasional perlu dibina terus menerus dan dikembangkan agar
kelangsungan hidup bangsa tersebut dapat dijamin.
Dalam sejarah perjuangan bangsa, Ketahanan bangsa Indonesia telah teruji,
bangsa Indonesia mampu mengusir penjajahan Jepang, Belanda, menghadapi sparatis
RMS, PRRI, Permesta, DI TI, PKI, GAM Papua Merdeka. NKRI tetap tegak berdiri
karena memiliki daya tahan dalam menghadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan
gangguan (ATHG). Bangsa Indonesia menghadapi permasalahan KKN, Krisis
moneter, kemiskinan, pengangguran, konflik SARA, pelanggaran HAM SDM yang
rendah, globalisasi, namun hanya dengan ketahanan bangsa saja kelangsungan hidup
bisa terjamin.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep ketahanan nasional dan bela negara?
2. Apa tantangan dan dinamika ketahanan nasional dan bela negara?
3. Bagaimana urgensi ketahanan nasional dan bela negara?

C. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan bagaimana konsep ketahanan nasional dan bela negara
2. Mampu mengetahui apa tantangan dan dinamika ketahanan nasional dan bela
negara
3. Mampu mengetahui Bagaimana urgensi ketahanan nasional dan bela negara

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian dan konsep ketahanan nasional dan Bela Negara


A. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan berasal dari asal kata “tahan” ; tahan menderita, tabah kuat, dapat
menguasai diri, tidak kenal menyerah. Ketahanan berarti berbicara tentang peri hal
kuat, keteguhan hati, atau ketabahan. Jadi Ketahanan Nasional adalah perihal kuat,
teguh, dalam rangka kesadaran, sedang pengertian nasional adalah penduduk yang
tinggal disuatu wilayah dan berdaulat. Dengan demikian istilah ketahanan nasional
adalah peri hal keteguhan hati untuk memperjuangkan kepentingan
nasional.Pengertian Ketahanan Nasional dalam bahasa Inggris yang mendekati
pengertian aslinya adalah national resilience yang mengandung pengertian dinamis,
dibandingkan pengertian resistence dan endurence.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan,
serta gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak
langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya.
Keadaan atau kondisi selalu berkembang dan keadaan berubah-ubah, oleh
karena itu ketahanan nasional harus dikembangkan dan dibina agar memandai sesuai
dengan perkembangan jaman.
B. Wajah Ketahanan Nasional Indonesia
Gagasan pokok dari ajaran Ketahanan Nasional adalah bahwa suatu bangsa
atau negara hanya akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila
negara bangsa itu memiliki Ketahanan nasional. Menurut salah seorang ahli
ketahanan nasional Indonesia, GPH S. Suryomataraman, definisi ketahanan nasional
mungkin berbeda-beda karena penyusun definisi melihatnya dari sudut yang berbeda
pula. Menurutnya, ketahanan nasional memiliki lebih dari satu wajah, dengan
perkataan lain ketahanan nasional berwajah ganda, yakni ketahanan nasional sebagai

2
konsepi, ketahanan nasional sebagai kondisi dan ketahanan nasional sebagai strategi
(Himpunan Lemhanas, 1980).
Berdasar pendapat di atas, terdapat tiga pengertian ketahanan nasional atau
disebut sebagai wajah ketahanan nasional yakni:
1. Ketahanan nasional sebagai konsepsi atau doktrin
Ketahanan nasional adalah suatu konsepsi khas bangs Indonesia yang
digunakan untuk dapat menanggulangi segala bentuk dan macam ancaman yang
ada. Konsepsi ini dibuat dengan menggunakan ajaran "Asta Gatra". Oleh karena
itu, konsepsi ini dapat dinamakan "Ketahanan nasional Indonesia berlandaskan
pada ajaran Asta Gatra". Bahwa kehidupan nasional ini dipengaruhi oleh dua
aspek yakni aspek alamiah yang berjumlah tiga unsur (Tri Gatra) dan aspek sosial
yang berjumlah lima unsur (Panca Gatra). Tri Gatra dan Panca Gatra digabung
menjadi
Asta Gatra, yang berarti delapan aspek atau unsur. Dikatakan oleh GPH S.
Suryomataraman, bahwa apabila bangsa Indonesia ini tidak hanya menganggap
ketahanan nasional sebagai konsepsi tetapi sudah merupakan suatu kebenaran
yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menentukar kebijakan, maka
ketahanan nasional telah dianggap sebagai doktrin.
2. Ketahanan nasional sebagai kondisi
Ketahanan nasional nasional dirumuskan sebagai kondisi yang dinamis, sebab
kondisi itu memang senantiasa berubah dalam arti dapat meningkat atau menurun.
Jadi kondisi itu tidak bersifat statis.
3. Ketahanan nasional sebagai strategi, cara atau pendekatan
Ketahanam nasional dipandang sebagai cara atau pendekataan dengan
menggunakan ajaran Asta Gatra, yang berarti mengikutsertakan segala aspek
alamiah dan sosial guna diperhitungkan dalam menanggulangi ancaman yang ada.
C. Ketahanan Nasional Berdimensi dan Berlapis
Ketahanan nasional Indonesia juga memillk1 banyak dimens1 dan KOnsep
ketahanan berlapis. Oleh karena aspek-aspek baik alamiah dan sosial (asta gatra)
mempengaruhi kondisi ketahanan nasional, maka dimensi aspek atau bidang dari
ketahanan Indonesia juga berkembang. Dalam skala nasional dan sebagai konsepsi
kenegaraan, ada istilah ketahanan nasional. Selanjutnya berdasar aspek-aspeknya, ada
ketahanan nasional bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, pertahanan keamanan.
Dari situ kita mengenal istilah ketahanan politik, ketahanan budaya, ketahanan sosial,
3
ketahanan ekonomi dan ketahanan keamanan. Jika diperinci lagi pada bidang-bidang
kehidupan yang lebih kecil, kita mengenal istilah ketahanan energi, ketahanan
pangan, ketahanan industri, dan sebagainya.
1. Ketahanan Ideologi
Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang
berlandaskan keyakinan dan kebenaran ideologi Pancasila yang berfungsi untuk
memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan menangkal
penetrasi ideology asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa, yang dapat meniumbulkan kekacauan antar sesama dan terpecahnya
persatuan kesatuan bangsa dan negara.
2. Ketahanan Politik
Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang
berlandaskan demokrasi politik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang
berfungsi sebagai memlihara system politik yang shat dan dinamis serta keampuan
menerapkan politik luar negeri yang bebas dan aktif.
3. Ketahanan Ekonomi
Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangs berlan
daskan Demokrasi ekonomi yang berdasarkan rancasila yang berrungsi sebagai
memelinara stabilitas ekonomi yang shat dan dinamis serta kemampuan
menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan day saing yang tinggi, seperti
mensupport usaha kecil sampai menengah dan mewujudkan kemakmuran rakvat
yang adil dan merata, shingga dengan hal tersebut berdampak meningkatnya
ekonomi negara dan masyarakatnya.
4. Ketahanan Pancasila
Adalah kondisi kehidupan social budaya bangsa yang berpedoman
berdasarkan
Pancasila yang berfungsi sebagai membentuk dan mengembangkan kehidupan
social budaya manusia dan masarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan YME, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju, dan
sejantera dalam Kehidupan yang serba selaras, serasi, seimbang serta Kemampuan
menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
5. Ketahanan Pertahanan Keamanan
Adalan Kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara
seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan
4
keamanan negara yang dinasmis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya
serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala
bentuk ancaman.

Konsep ketahanan nasional berlapis, artinya ketahanan nasional sebagai kondisi


yang kokoh dan tangguh dari sebuah bangsa tentu tidak terwujud jika tidak dimulai
dari ketahanan pada lapisan-lapisan di bawahnya. Terwujudnya ketahanan pada
tingkat nasional (ketahanan nasional) bermula dari adanya ketahanan diri/individu,
berlanjut pada ketahanan keluarga, ketahanan wilayah, ketahanan regional lalu
berpuncak pada ketahanan nasional (Basrie,2002).

Berarti intinva adalah lapisan ketahanan nasional dapat tercipta akibat kokoh dan
tangguhnya lapisan bawahnya, jika lapisan bawahnya atau bisa dibilang lapisan paling
lemahnya tidak kuat, maka ketahanan pada lapisan nasionalnya akan makin lemah
pula yang bisa berdampak masukna ideology-ideologi dan bangsa asing ke dalam
bangsa untuk mengacaukan atau dampak buruknya adalah merebut negara tersebut.

D. Fungsi Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional berdasarkan tuntutan penggunaannya berfungsi sebagai
Doktrin Dasar Nasional atau sebagai Metode Pembinaan Kehidupan Nasional dan
sebagai pola dasar Pembangunan Nasional antara lain:
1. Konsepsi Ketahan Nasional dalam fungsi sebagai doktrin dasar nasional perlu
dipahami untuk memimpin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap pola tindak dan
pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa, baik yang bersifat inter regional
(wilayah) inter sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini diperlukan
supaya tidak ada cara berpikir yang terkotak-kotak. Salah satu alasan yang lain
adalah apabila terjadi penyimpangan maka akan terjadi pemborosan waktu, tenaga
dan sarana yang berpotensi menjadi hambatan. Hal ini apabila dibiarkan akan
dapat menyebabkan penyimpngan dalam mencapai tujuan nasional.
2. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai pola dasar pembangunan,
pada hakekatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan Pembangunan
Nasional di segala bidang secara terpadu dan dilakukan sesuai rencana program.
3. Konsepsi Ketahan Nasional dalam fungsi sebagai metode pembinaan kehidupan
nasional pada hakekatnya merupakan suatu mertode integral yang mencakup

5
seluruh aspek yang terdiri dari aspek alamiah (Sikaya Mampu) dan aspek sosial
(IPOLEKSOSBUD-HANKAM) (Endang Zelani Sukaya, 2000: 74-75)
E. Tujuan Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok
pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban terwujuanya kesejanteraan dan
Kemakmuran terselenggaranya pertananan dan keamanan. terwuiudnva keadilan
hukum dan keadilan sosial. Serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk megaktualisasi
diri dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mencapai tujuan
nasional dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
1. Ketangguhan
Adalah kekuatan yang meyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan,
kuat menderita atau dapat menanggulangi bean yang dipikulnya.
2. Keuletan
Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan
kemampuan tersebut diatas untuk mencapai tujuan.
3. Identitas
Yaitu ciri khas suatu bangsa atau Negara dilihat secara keseluruhan. Negara
Dilihat dalam pengertian sebaga1 suatu organisas] masyarakat yang dibatasi oleh
wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintah, dan tujuan nasional serta dengan
peran internasionalnya.
4. Integritas
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur
sosial maupun alamiah, baik bersitat potensial maupun tungsional.
5. Ancaman
Yaitu dimaksud disini adalah hal/ usaha yang bersifat mengubah atau
merombak kebijaksanaan dan usaha in dilakukan secara konseptual, criminal dan
politis.
6. Hambatan dan Gangguan
Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat
dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
F. Pengertian Bela Negara
Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Artinya secara
6
konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa Indonesia sebagai hak dan
kewajiban setiap warga negara. Bela Negara terkait etar dengan terjaminnya
eksistensi NKRI dan terwujidnya cita-cita bangsa sebagaimana termuat dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yakni : Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pasca Proklamasi kemerdekaan
tahun 1945, bangsa Indonesia telah melaksanakan upaya bela negara dengan gigih
untuk mengatasi berbagai bentuk ancaman yan dating dari dalam negeri atau luar
negeri. Berkat tumbuhnya karakter bangsa yang ulet dan tangguh berdasarkan nilai-
nilai dasar yang ada dalam konsepsi NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan
konsepsi kebangsaan berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika, bangsa Indonesia berhasil
mempertahankan eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Bangsa
Indonesia berjuang tanpa tanpa henti sejak melawan kolonial Belanda dan pasukan
sekutu, serta mengatasi berbagai konflik dalam negeri yang datang silih berganti
dengan banyak korban jiwa.
Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara menyatakan bahwa “Upaya Bela Negara” adalah “sikap
dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara”.
Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Oleh karena itu, secara definisi Bela Negara sendiri sebenarnya merupakan :
1. Jiwa kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara;
2. Kewajiban dasar manusia;
3. Kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa,
yang ketika diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku, maka jiwa, kewajiban,
dan kehormatan tersebut menjelma menjadi “Upaya Bela Negara”.
G. Dasar Hukum Bela Negara

7
Adapun dasar hukum adanya belanegara dituangkan dalam berbagai pasal di
dalam peraturan perundang-undangan baik itu UUD 1945 maupun UU. Pasal-pasal
tersebut antara lain sebagai berikut:
• Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
• Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
• UU No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal 9 ayat 1 menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara
yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
H. Unsur Dasar Bela Negara
Unsur-unsur dasar dari bela negara sebagai nilai bela negara adalah :
1. Cinta Tanah Air
Mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela
tanah air Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan
yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Sadar sebagai warna bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku,
sikap, dan kehidupan pribadi agar dapat bermasyarakat sesuai dengan kepribadian
bangsa
3. Yakin Akan Pancasila
Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan
nasional.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
ela berkorban untuk bangsa dan negara. Bersedia mengorbankan waktu,
tenaga, pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya
nanti siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara.
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
Secara psikis (mental) memiliki sifat disiplin, ulet, mentaati segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan diri sendiri, tahan
uji, pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan

8
nasional. Secara fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan
jasmani yang dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.
I. Tujuan Bela Negara
Adapun yang termasuk kedalam tujuan bela negara antara lain:
1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
2. Melestarikan budaya
3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
5. Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara
J. Fungsi Bela Negara
Sedangakan fungi dari bela negara itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman
2. Menjaga keutuhan wilayah negara
3. Merupakan kewajiban setiap warga negara
4. Merupakan panggilan sejarah

1.2 Dinamikadan dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara


Pengalaman sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan pada kita, konsep ketahanan
nasional kita terbukti mampu menangkal berbagai bentuk ancaman sehingga tidak
berujung pada kehancuran bangsa atau berakhirnya NKRI. Setidaknya ini terbukti pada
saat bangsa Indonesia menghadapi ancaman komunisme tahun 1965 dan yang lebih
aktual menghadapi krisis ekonomi dan politik pada tahun 1997 – 1998. Sampai saat ini
kita masih kuat bertahan dalam wujud NKRI. Bandingkan dengan pengalaman
Yugoslivia ketika menghadapi ancaman perpecahan tahun 1990-an.Namun demikian,
seperti halnya individu yang terus berkembang, kehidupan berbangsa juga menglami
perubahan, perkembangan dan dinamika yang terus meneru. Ketahanan Nasional
Indonesia Indonesia akan selalu menghadapi aneka tantangan dan ancaman yang terus
berubah.Ketahanan nasional sebagai kondisi – salah satu wajah Tannas – akan selalu
mewujudkan dinamika sejalan dengan keadaan atau obyektif yang ada dimasyarakat kita.
M. Erwin (2012 : 212) mengemukakan : masalah pokok pertama dan ketahanan nasional
Indonesia jika dilihat dari sudut geopolitik dapat dilihat dari bagaimana menghadapi
paham geopolitik negara-negara lain, terutama negara yang mengandalkan power concept
dan bertujuan menciptakan kondisi “penguasaan” dan “dominasi”. Lalu permasalah
pokok lain ketahanan nasional Indonesia adalah bagaimana menciptakan hubungan
9
bilateral yang “simetris” dengan negara-negara lain. Hubungan simetris ini dimaksudkan
sebagai hubungan yang didasari motivasi kerjasama saling menguntungkan dan saling
menghormati, dalam arti “duduk sama rata dan tegak sama tinggi”.Dalam kenyataan, tipe
hubungan simetris ini sulit dilaksanakan terutama dalam interaksi dengan negara-negara
maju. Sebagai contoh hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara Eropa dan
Amerika Serikat. Hubungan itu pada umumnya bersifat asymetris. Indonesia dianggap
hanya berpotensi sebagai negara menegah atau kekuatan “regional” dimana ekonominya
belum begitu kuat dalam percaturan internasional. Indonesia dianggap sebagai negara
phery-phery dalam sistem politik internasional yang dikuasai negara ini dalam hal ini
Amerika Serikat. Selain itu permasalahan ketahanan nasional Indonesia terletak pada
masalah sengketa perbatasan, pengaturan zona ekonomi eksklusif, Sea Lane of
Communication (SLOC), penguasaan sumber kekayaan alam, maupun pengaturan
fasilitas atau sarana perdagangan yang mengandung dimensi kepentingan internasional.

1.3 Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara


A. Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional
Sudah dikemukakan sebelumnya, terdapat tiga cara pandang dalam melihat
ketahanan. Ketiganya menghasilkan tiga wajah ketahanan nasional yakni ketahanan
nasional sebagai konsepsi, ketahanan nasional sebagai kondisi, dan ketahanan
nasional sebagai konsepsi atau doktrin.Ketiganya bisa saling berkaitan karena diikat
oleh pemikiran bahwa kehidupan nasional ini dipengaruhi oleh delapan gatra sebagai
unsurnya atau dikenal dengan nama “Ketahanan Nasional berlandaskan ajaran Asta
Gatra.” Konsepsi ini selanjutnya digunakan sebagai strategi, cara atau pendekatan di
dalam mengupayakan ketahanan nasional Indonesia. Kedelapan gatra ini juga
digunakna sebagai tolok ukur dalam menilai ketahanan nasional Indonesia sebagai
kondisi. Esensi dari ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kemampuan yang
dimiliki bangsa dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa
ini spektrumnya semakin luas dan kompleks.Hal yang menjadikan ketahanan nasional
sebagai konsepsi khas bangsa Indonesia adalah pemikiran tentang delapan unsur
kekuatan bangsa yang dinamakan Asta Gatra. Pemikiran tentang Asta Gatra
dikembangkan oleh Lemhanas. Bahwa kekuatan nasional Indonesia dipengaruhi oleh
delapan unsur terdiri dari tiga unsur alamiah (tri gatra) dan lima unsur sosial (panca
gatra).Perihal unsur-unsur kekuatan nasional ini telah mendapat banyak kajian dari
para ahli. Morgentahu dalam bukunya “Politics Among Nations : The Struggle for
10
Power and Peace” mengemukakan bahwa menurutnya ada dua faktor yang
memberikan kekuatan bagi suatu negara, yakni faktor-faktor yang relatif stabil (stable
factors), terdiri atas geografi dan sumber daya alam, dan faktor-faktor yang relatif
berubah (dinamic factors), terdiri atas kemampuan industri, militer, demografi,
karakter nasional, moral nasional, kualitas diplomasi, dan kualitas pemerintah.Alfred
Thayer Mahan dalam bukunya The Influence Seapoer an History, mengatakan bahwa
kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi
unsur-unsur: letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk,
watak nasional dan sifat pemerintahan. Menurut Mahan kekuatan suatu negara tidak
hanya tergantung luas wilayah daratan, akan tetapi tergantung pula pada faktor
luasnya akses ke laut dan bentuk pantai dari wilayah negara. Sebagaimana diketahui
Alfred T. Mahan termasuk pengembang teori geopolitik tentang penguasaan laut
sebagai dasar bagi penguasaan dunia. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai
kekayaan dunia (Armawi, 2012).Cline dalam bukunya World Power Assesment, A
Calculus of Strategic Drift, melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan
oleh negara lain. Kekuatan sebuah negara sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain
merupakan akumulasi dari faktor-faktor sebagai berikut : sinergi antara potensi
demograsi dengan geografi : kemampuan militer; kemampuan ekonomi; strategi
nasional; dan kemauan nasional atau tekad rakyat untuk mewujudkan strategi
nasional. Potensi demografi dan geografi; kemampuan militer; dan kemampuan
ekonomi merupakan faktor yang tangible, sedangkan strategi nasional dan kemauan
nasional merupakan intangible factors. Menurutnya, suatu negara akan muncul
sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara
fisik wilayahnya besar, dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula (Armawi,
2012 : 10).
B. Esensi dan Urgensi Bela Negara
Terdapat hubungan antara ketahanan nasional dengan pembelaan negara atau
bela negara. Bela negara merupakan perwujudan warga negara dalam upaya
mempertahankan dan meningkatkan ketahanan nasional bangs Indonesia.
Keikutsertaan warga negara dalam upaya menghadapi atau menanggulagi ancaman
dilakukan dalam wujud upaya bela negara. Pada uraian sebelumnya telah dikatakan
bahwa bela negara mencakup pengertian bela negara secara fisik dan nonfisik.
1. Bela Negara Secara Fisik

11
Menurut undang-undang No 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan
menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran.
Sekarang in pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan melalui program Rakyat
Terlatih (Ratih), meskipun konsep Rakyat Terlatih (Ratih) adalah amanat dari
Undang-undang No 20 Tahun 1982. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi
yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat, dan
Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada
masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana
unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani
keamanan dan ketertiban Masyarakat. Sementara fungi Perlawanan Rakyat
dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih merupakan
unsur bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat langsung di medan
perang. Ini merupakan perwujudan "konsep bela negara" di mana tugas
pertanahan keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab TNI, tapi
adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara Republik Indonesia.
2. Bela Negara Secara Non-Fisik
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa bela negara tidak selalu
harus
Berarti “memanggul senjata menghadapi musuh" atau bela negara yang
militerisitik. Menurut Undang-undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara nonfisik dapat
diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai
dengan profesi. Pendidikan kewarganegaraan diberikan dengan maksud
menanamkan semangatkebangsaan dan tana air. Pendidikan kewarganegaraan
dapat dilaksanakan melalui jalur formal (sekolah dan perguruan tinggi) dan jalur
nonformal (sosial kemasyarakatan). Berdasar hal itu maka keterlibatan warga
negara dalam bela negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk, sepanjang masa, dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara.
a. Mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik melalui jalur formal dan
nonformal.
b. Melaksanakan kehidupan berdemokrasi dengan menghargai perbedaan
pendapat dan tidak memaksakan kehendak dalam memecahkan masalah
Bersama.
12
c. Pengabdian yang tulus kepada lingkungan sekitar dengan menanam,
memelihara, dan melestarikan.
d. Berkarya nyata untuk kemanusiaan demi memajukan bangsa dan negara
e. Berperan aktif dalam ikut menanggulangi ancaman terutama ancaman
nirmiliter, misal menjadi sukerelawan bencana banjir.
f. Mengikuti kegiatan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat
menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-
norma kehidupan bangsa Indonesia.
g. Membayar pajak dan retribusi yang berfungsi sebagai sumber pembiayaan
negara untuk melaksanakan pembangun

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasioanal dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan
serta gagasan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak
langsung membahayakn integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara
serta perjuangan mengejar tujuan Nasionalnya.
Keadaan atau kondis1 nasional selalu berkembang dan keadaan berubah-
uban, oleh karena 1tu Ketahanan nas10nal harus dikembangkan dan dibina agar sesual
dengan perkembangan zaman.
Ketahanan nasional mempunyai mana yang amat luas. Bagi bangsa Indonesia
yang terdiri atas berbagai macam suku, bangsa, dan adat istiadat, ketahanan nasional
perlu dipahami secara konfeherensif dan terpadu, baik secara personal maupun sosial,
untuk kemuadian di wujudkan secara nyata dibumi nusantara. Dalam konteks inilah,
maka ketahanan nasional merupakan sebuah amanat yang harus diperjuangka
nbersama-sama oleh setiap komponen bangsa, sesuai dengan kemampuan dan
kapasitas masing-masing.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agus, A. A. (2014). Urgensi Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonsia. Jurnal


Integrasi PIPS Pascasarjana UNM, 247-257.
Ariyanto, A. (2021). Bela Negara. Banten: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Banten.
Kusrahmadi, S. D. (2005). Ketahanan Nasional. 1-15.

15

Anda mungkin juga menyukai