Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Nurrin Sofiyah

NIM

: 1402045012

Hubungan Internasional-A

Perbatasan Pulau Miangas dan Philipina


A.

Gambaran Umum

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer dan
memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat (kontinen) maupun
laut (maritim). Batas darat wilayah Republik Indonesia berbatasan langsung dengan negaranegara Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Sedangkan wilayah laut Indonesia berbatasan
dengan 10 negara, yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau,
Australia, Timor Leste dan Papua Nugini. Wilayah perbatasan laut pada umumnya berupa pulaupulau terluar yang jumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil. Sebelah utara Indonesia
berbatasan dengan Malaysia yang berupa daratan di Pulau Kalimantan, tepatnya di Kalimantan
Barat dan Timur. Selain batas darat, juga berbatasan laut dengan negara Singapura, Malaysia,
Filipina. Di sebelah timur, berbatasan darat dan laut dengan Papua Nugini di Pulau Irian Jaya.
Sebelah selatan berbatasan darat dengan Timor Leste di Nusa Tenggara Timur dan berbatasan
laut dengan Australia di Samudra Hindia. Di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Ada 13.466 pulau yang tersebar, baik
yang pulau tebesar maupun yang terkecil. Ada juga pulau yang mudah dijangkau dan ada juga
pulau yang susah untuk dijangkau akibat terletak pada pulau terluar. Sebagai contonya adalah
Pulau Miangas.
Pulau Miangas merupakan salah satu pulau terluar yang ada di Sulawesi Utara. Disebut
sebagai wilayah khusus karena posisinya terletak diujung paling utara dari wilayah negara
Republik Indonesia yang berbatasan dengan Philipina, sehingga pulau tersebut disebut sebagai
pulau perbatasan dan berfungsi sebagai pos pelintas batas Indonesia dengan Philipina yang
dikenal dengan sebutan Border Crossing Agreement (BCA). Pulau ini mempunyai Titik Dasar
(TD) No. TD.056 dan Pilar Pendekat No. TR.056. Secara geografis Pulau Miangas terletak pada
5 33 15 LU / 126 35 18 BT. Luas Pulau Miangas 3,2 KM 2. Secara administrasi
merupakan bagian dari Kecamatan Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi
Utara. Jarak Pulau Miangas dengan Manado sekitar 274 mil laut. Jarak Pulau Miangas dengan
Melonguane (Ibukota Kabupaten Kepulauan Talaud) 60 mil laut. Akses menuju Pulau Miangas
dapat dilakukan dengan menggunakan kapal angkutan dari Pelabuhan Karatung. Kapal ini
melayani trayek Bitung-Karatung sebanyak 2 kali sebulan dengan lama perjalanan 15 hari,
melewati beberapa pelabuhan seperti Tahuna, Siau dan Lirung. Pelabuhan Karatung dapat

dicapai melalui rute dari Manado (Bandara Sam Ratulangi) ke Melonguane (Bandara
Melonguane) dengan pesawat Merpati 2 kali seminggu dengan lama perjalanan sekitar 3 jam.
Selain itu dapat ditempuh melalui jalur laut dari Pelabuhan Manado ke Pelabuhan Lirung atau
Melonguane dengan kapal reguler dan kapal angkut lainnya yang berangkat dengan frekuensi
pelayaran seminggu sekali dengan lama perjalanan 24 jam. Perjalanan dari Pelabuhan Bitung ke
Pelabuhan Lirung dapat menggunakan kapal milik PT Pelni. Fasilitas kapal ini sangat memadai
seperti air bersih, tempat tidur, kantin dan lain-lain. Alternatif lainnya dengan pesawat dari
Bandara Sam Ratulangi menuju Melonguane (Talaud), dilanjutkan dengan menyewa perahu
nelayan menuju Pulau Miangas.
B. Masalah-masalah yang ada di Pulau Miangas
1. Kelompok Pendatang
Menurut sensus Filipina padatahun 2000, terdapat 43.871 WNI di Filipina yang
merupakan kelompok pendatang dari negara asing terbesar di Filipina. Beberapa WNI
datang ke Mindanao pada awal 1970, menetap dan menikah dengan wanita lokal. Tetapi
pada awal 1980 status WNI mulai menjadi ilegal, mereka diantaranya adalah nelayan dan
pedagang kecil-kecilan. sehingga pemerintah Filipina pada awal 1999 mencoba
membantu menyelesaikan masalah ini. Pada tahun berikutnya atau pada tahun2000, WNI
yang ada di Mindanao Selatan terhitung berjumlah 7.200 orang tinggal atau menetap
sebagai WNI ilegal. Dimana ditemukan hasil beberapa ingin melakukan naturalisasi
menjadi warga negara Filipina tetapi terdapat 30% - 35% yang berharap dapat
dipulangkan ke Indonesia atau menjadi WNI yang legal.
2. Pelintas Batas
Mobilitas penduduk di perbatasan Indonesia dan Filipina sudah berlangsung sejak lama,
berbagai faktor yang menyebabkan mereka melakukan lintas batas seperti faktor berikut
ini:
a. Faktor Kekerabatan : Meskipun secara admnistratif ada batas negara, umumnya
penduduk yang tinggal di wilayah perbatasan mempunyai hubungan kekerabatan seperti
penduduk Sangir yang mendiami perbatasan Indonesia Filipina di kepulauan Sangihe
Talaud mempunyai ikatan kekerabatan dengan penduduk di wilayah Filipina Selatan.
b. Faktor Jarak : Jarak yang relatif dekat dari Miangas ke General Santos dibandingkan
harus ke Tahuna dan Manado adalah salah satu penyebab warga perbatasan melakukan
lintas batas. Selain jarak berbagai kemudahan juga bisa di dapatkan di kota General
Santos seperti rumah sakit, pusar perbelanjaan serta harga yang relatif lebih murah.
c. Faktor Ekonomi : Warga dari Miangas dan pulau terdekat lainnya seperti Marore
membawa ikan atau sirip ikan hiu untuk dijual ke General Santos maupun ditampung
oleh para pemodal dari Philipina. Saat kembali dari Filipina mereka (pelintas batas dari

Indonesia) membawa minuman ringan atau alat-alat elektronik untuk dijual kembali di
wilayah Marore dan sekitarnya.
3. Ancaman Teroris
Di daerah Balut Saranggani terdapat kelompok bersenjata, yaitu Moro National Liberal
Front (MNLF) dan Moro Islamic Liberal Front (MILF). MNLF berdiam di daerah
pegunungan di dusun Kawayan dan Kepinggan Barangbay yang berjumlah sekitar 100
orang, sementara MILF berbasis di wilayah Barangay Balibo dengan jumlah personil
sekitar 500 orang. Ada sejumlah orang yang dicurigai yang kemudian menghilang dari
Sangihe dan Talaud pasca rangkaian aksi teroris di Jawa dan Bali.
4. Ilegal Fishing
Mengingat luasnya perbatasan wilayah laut antara Indonesia dan Filipina serta
berlimpahnya kekayaan laut di wilayah tersebut menyebabkan sangat dimungkinkannya
masuknya kapal asing di perairan Indonesia untuk melakukan aktivitas illegal dalam
mengambil hasil laut Indonesia.
5. Penyelundupan
Ketatnya pengawasan terhadap masuknya narkoba melalui pintu udara menyebabkan
penyelundup banyak mengalihkan jalur distribusinya melalui laut dengan menyamar
sebagai kapal nelayan maupun kapal dagang. Walaupun patroli laut dilakukan, namun
tidak semua semua wilayah laut dapat diawasi dengan baik karena kapal patrol yang
terbatas. Hal ini yang menyebabkan penyelundupan lewat laut memungkinkan untuk
dilakukan.
6. Penetapan Batas Wilayah
Indonesia dan Filipina saling berbatasan laut, di sekitar perbatasan ini terdapat beberapa
pulau kecil milik Indonesia. Salah satu pulau tersebut adalah Pulau Miangas. Berdasarkan
argument masing-masing negara, maka keberadaan pulau ini diakui sebagai milik dari
masing-masing negara. Indonesia berpegang pada wawasan nusantara (the archipelagic
principles) sesuai dengan ketentuan Konvensi PBB tentang hukum laut (UNCLOS 1982)
sedangkan Filipina berpegang pada treaty of paris 1898.
C.

Potensi Pulau Miangas

Walaupun Miangas berada di perbatasan dan termasuk dalam pulau terluar, keindahan
yang dimiliki Miangas dapat menyaingi pulau-pulau terkenal yang ada di Indonesia. Pulau
Miangas memiliki kondisi alam yang masih asri dan indah. Birunya laut di Miangas akan
memanjakan mata tiap orang, ditambah pasir putih yang terhampar disepanjang pinggir pantai.
Keindahan Miangas masih terjaga karena banyak orang awam yang belum mengetahui eksistensi
dari Pulau Miangas. Pulau Miangas mempunyai potensi pariwisata bahari yang indah karena
terdapat banyak pantai dan beberapa tanjung yang dapat dikunjungi para wisatawan local
maupun asing, jika dapat dikelola dengan benar. Akses yang tidak terlalu jauh dari Pulau

Miangas dan spot-spotnya yang berdekatan saja akan memudahkan parawisatawan untuk sampai
di pantai-pantai dan tanjung tersebut. Pantai Racuna, Pantai Kubbu, Pantai Lawasa, Pantai
Abaa, Pantai Mariu, Pantai Liwua, Pantai Ropapa, Pantai Laru, Pantai Peret, Pantai Merra,
Pantai Larawa, Pantai Lobo, Pantai Maritange, Pantai Porro, Tanjung Langinatundu, Tanjung
Wolo, Tanjung Ondene, Tanjung Wuidi, Polli, Tanjung Langana, Tanjung Panci, dan Tanjung
Wora, itulah beberapa potensi wisata yang dapat dikembangkan di Pulau Miangas.
Pada kenyataannya pembangunan sektor kelautan Indonesia masih jauh dari harapan.
Wilayah lautan Indonesia yang sangat luas memerlukan pengawasan secara kontinu, dimana
sebagian besar perbatasan negara ini dengan negara tetangga dibatasi oleh luas wilayah laut.
Pengelolaan pulau dan karang terluar tidak hanya bertujuan untuk menunjukkan integritas
Negara Kesatuan Republik Indonesia, akan tetapi juga mempunyai prospek di bidangekonomi,
sosial, budaya dan pariwisata. Keberadaan pulau-pulau ini secara geografis sangat strategis,
karena berdasarkan pulau inilah batas negara kita ditentukan. Namun, kenyataannya pulau-pulau
terluar Indonesia masih memiliki banyak kerawanan, begitu halnya dengan Pulau Miangas.
Hingga saat ini masyarakat di Pulau Miangas masih kurang merasakan kehadiran fisik
pemerintahan Indonesia. Seharusnya pulau-pulau terluar mendapatkan perhatian dan pengawasan
serius agar tidak menimbulkan permasalahan yang dapat mengganggu keutuhan wilayah
Indonesia. Jangan sampai kejadian yang lalu terulang kembali, pada saat sengketa Pulau Sipadan
dan Ligitan antara Indonesia dengan Malaysia yang akhirnya dimenangkan oleh Malaysia karena
mereka lebih sigap untuk mengembangkan pulau tersebut dalam hal administrasinya terlebih
dahulu. Akses untuk sampai ke Pulau Miangas sangatlah panjang dan memakan waktu lama.
Dapat dilakukan dengan menggunakan kapal angkutan dari Pelabuhan Karatung yang melayani
trayek Bitung-Karatung dengan lama perjalanan 15 hari 2 kali dalam sebulan, melewati beberapa
pelabuhan seperi Thuna, Siau dan Lirung. Sedangkan ke Pelabuhan Karatung dapat dicapai
melalui rute dari Manado (Bandara Sam Ratulangi) ke Melonguane (Bandara Melonguane)
dengan pesawat Merpati lama perjalanan sekitar 3jam (2 kali seminggu). Dengan estimasi
perjalanan yang lama dan terlalu panjang. Para wisatawan akan berfikir berkali-kali untuk
berlibur ke Miangas. Dan juga faktor perjalanan laut, jika cuaca sedang baik tidak ada hambatan
yang berarti akan tetapi jika cuaca sedang buruk maka tidak luput dari terpaan angin kencang
diikuti gelombang tinggi, maka tak ada kapal yang berani berlayar. Bisa sampai sebulan bahkan
tiga bulan dua kapal tak menyambangi Miangas.
D.

Strategi Wilayah Pulau Miangas

Strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi pariwisatanya yaitu dengan
membuat landasan pesawat udara yang khusus untuk pendaratan pesawat baling-baling atau jet
yang kecil. Jadi para wisatawan dari Bandara Sam Ratulangi ke Bandara Melonguane, lalu dari
Melonguane dapat langsung terbang ke Miangas tanpa melalui laut yang memakan banyak
waktu. Ataupun mengadakan Kapal yang memang khusus untuk perjalanan dari Melonguane ke
Miangas dan tidak singgah-singgah di pulau-pulau yang ada, untuk memangkas lamanya
perjalanan. Selain itu, di Miangas dibuat kan juga tempat untuk menginap bagi para wisatawan

yang ingin berlibur lama di pulau tersebut seperti membuat cottage. Membuat jasa untuk dapat
menikmati keindahan bawah laut Pulau Miangas seperti olahraga air. Para masyarakat yang ada
diharuskan juga untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian desa mereka, agar Pulau Miangas
selalu terlihat indah. Bukan hanya desa saja yang dijaga keindahannya akan tetapi juga tempat
wisata yang dapat jadi potensi untuk menarik perhatian para wisatawan seperti pantai-pantai dan
tanjungnya. Selain itu juga harus adanya promosi-promosi yang dilakukan untuk mengenalkan
Pulau Miangas ke orang-orang awam karena tidak semua orang yang mengetahui potensi
Miangas itu sendiri. Pengenalan secara local terlebih dahulu, jika hal ini berhasil barulah
membuat promosi tingkat internasional agar Pulau Miangas dapat menjadi pulau yang tidak
tertinggal, terluar, dan termiskin. Dan dapat menjadi pemasukan sehari-hari bagi para warga
yang tinggal di Miangas.

REFRENSI

Perbatasan Wilayah Indonesia dan Permasalahannya


https://fearlessmey.wordpress.com/2011/12/27/perbatasan-wilayahindonesia-danpermasalahannya/ diakses pada Kamis, 03 November 2016
Pulau Miangas
http://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/nasional/pulau_miangas/
pada Kamis, 03
November 2016

diakses

Menilik Perbatasan Indonesia Filiphina Pulau Miangas


http://www.politik.lipi.go.id/in/kolom/politik-internasional/592-menilikperbatasan-indonesiafilipina-pulau-miangas.html
diakses pada Kamis, 03
November 2016
http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-pulau/index.php/public_c/pulau_info/306
diakses pada Kamis, 03 November 2016
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/16195/BAB%20III..pdf?
sequence=2 diakses pada Kamis, 03 November 2016

Anda mungkin juga menyukai