Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANALISIS SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

MOBILITAS SOSIAL PADA MASYARAKAT

Dosen Pengampu:

Dr.H. Arifin Sahaka, M.Ag

Dr. Mahsyanur, M.Pd.

Disusun:

Yusril Ihza Mahendra (09221001009)


Ismayasari Darwis (09220700709)
PASCASARJANA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS TEKNOLOGI DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH SENGKANG

TAHUN AJARAN

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assala>mu ‘alaykum warohmatulla>hi wabaroka>tuh. Puji syukur


kehadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang diberikan oleh Gurutta’ dengan tepat
waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ANALISIS


SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Motif prilaku dalam Al-Qur’an baik dari segi
definisi, dan motifnya, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Gurutta’ Dr.H. Arifin Sahaka, M.Ag

selaku Dosen Mata Kuliah ANALISIS SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM.


Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Sengkang, 24 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .........................................................................i

KATA PENGANTAR ..........................................................................ii

DAFTAR ISI .........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................3

A. Pengertian Mobilitas Sosial.........................................................3


B. Konsep Mobilitas Sosial..............................................................4
C. Bentuk Mobilitas Sosial..............................................................5
D. Faktor yang mempengaruhi Mobilitas Sosial..............................8
E. Dampak Mobilitas Sosial............................................................

BAB III PENUTUP ..............................................................................13

A. Simpulan .....................................................................................13
B. Saran ...........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................13

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Semua orang pasti menginginkan untuk dapat memperoleh status dan


penghasilan yang lebih tinggi dari pada apa yang pernah dicapai oleh orang tuanya.
Semua orang pasti menginginkan suatu kehidupan yang serba berkecukupan, bahkan
kalau mungkin berlebihan.Keinginan-keinginan itu adalah normal, karena pada
dasarnya manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Seperti halnya kalau
kita menanyakan tentang cita-cita dari seorang anak, maka ia akan menjawab pada
suatu status yang kebanyakan mempunyai konotasi pada penghidupan yang baik.
Hanya saja apakah keinginan-keinginan, impian-impian dan cita-cita itu berhasil atau
sama sekali gagal dalam proses perjalanan seseorang itulah yang kita sebut
“Mobilitas Sosial”.

Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan,


ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan
pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang
pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin
mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang
berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses
perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas
sosial (social mobility).

2. Rumusan Masalah
2

1. Bagaimana mobilitas sosial pada masyarakat baik pengertian, konsep, bentuk, dan
Faktornya ..?

2. Bagaimana dampak mobilitas dalam masyarakat?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui mobilitas sosial pada masyarakat baik pengertian, konsep, bentuk, dan
Faktornya ..?

2. Mengatahui dampak mobilitas dalam masyarakat?

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi kepentingan penulis sendiri untuk memberikan tambahan pengetahuan dan


wawasan secara teoritis mengenai Mobilitas Sosial dalam masyarakat

2. Sebagai bahan informasi dan bahan kajian dasar bagi para mahasiswa didalam
mengadakan penelitian lebih lanjut.
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah
dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata
sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang
melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.
Mobilitas Sosial (Gerakan sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan,
ataupun penurunan status dan peran anggotanya

Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian Mobilitas Sosial,


di antaranya:

Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial


adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat
hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu
dengan kelompoknya[1].

1. William Kornblum (1918: 172), Mobilitas sosial adalah perpindahan


individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari
satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.

2. Michael S. Bassis (1988: 276), Mobilitas sosial adalah perpindahan ke


atas atau ke bawah lingkungan sosial ekonomi yang mengubah status
sosial seseorang dalam masyarakat.

3. H. Edward Ransfrod (Sunarto, 2001: 108), Mobilitas sosial adalah


perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara
hirarki.
4. Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari
satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata
yang satu ke strata yang lainnya.
4

Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau


sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya,
seorang guru yang tidak puas dengan pendapatannya beralih pekerjaan
menjadi seorang pengusaha properti dan berhasil dengan gemilang.

B. Konsep Mobilitas Sosial

Mobilitas mempunyai arti yang bermacam-macam, pertama, mobilitas


fisik (mobilitas geografis) yaitu perpindahan tempat tinggal
(menetap/sementara) dari suatu tempat ke tempat yang lain. Kedua, mobilitas
sosial yaitu suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial
lainnya.Mobilitas sosial ini terdiri dari dua tipe, yaitu mobilitas sosial
horisontal dan vertikal. Mobilitas sosial horisontal diartikan sebagai gerak
perpindahan dari suatu status lain tanpa perubahan kedudukan. Jadi dalam
mobilitas sosial horisontal ini, tidak terjadi perubahan dalam derajat
kedudukan seseorang.Sedangkan mobilitas sosial vertikat yaitu suatu gerak
perpindahan dari suatu status sosial ke status sosial lainnya, yang tidak
sederajat.Mobilitas sosial vertikai ini jika dilihat dari arahnya, maka dapat
dirinci atas dua jenis, yaitu gerak perpindahan status sosial yang naik (social
climbing) dan gerak perpindahan status yang menurun (social sinking).

Konsep mobilitas tersebut dalam prakteknya akan saling berkaitan satu


sama lain, dan sulit untuk menentukan mana sebagai akibat dan penyebabnya.
Sebagai contoh untuk terjadinya perubahan status sosial, seseorang terpaksa
meninggalkan tempat tinggalnya karena ketiadaan lapangan kerja, atau
sebaliknya mobilitas sosial seringkali mengakibatkan adanya mobilitas
geografi yang disertai dengan segala kerugian yang menyakitkan, yakni
lenyapnya ikatan sosial yang sudah demikian lama terjalin. Demikian halnya
mobilitas geografis akan mempengaruhi terhadap mobilitas sosial yang
dimbing maupun sinking, bahkan sekaligus mempengaruhi mobilitas mental
atau psikis dari individu maupun masyarakat.
5

C. Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial

Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial ,


yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial
vertikal dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing.
Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas sosial antar
wilayah (geografis) dan mobilitas antar generasi.

1. Mobilitas vertikal

Mobilitas Vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami


seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang tidak sederajat
(berbeda). Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :

a. Mobilitas vertikal keatas (Social Climbing)

Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya


peningkatan status atau kedudukan seseorang Sosial climbing memiliki dua
bentuk, yaitu :

1) Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang


lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah dosen biasa di
salah satu Perguruan Tinggi, karena memenuhi persyaratan, ia diangkat
menjadi dekan fakultas

2) Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada


lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru
memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut,
sehingga status sosialnya naik. Seperti seorang anggota partai yang
mendirikan partai baru dan dia menjadi ketua.

Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :

- Melakukan peningkatan prestasi kerja


6

- Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan


generasi

b. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)

Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan


seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi
seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :

1) Turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah.


Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat
ketika melaksanakan tugasnya.

2) Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial.


Contoh Kepala daerah yang disenangi masyarakat karena kedermawanannya
akhirnya dipecat karena terbukti melakukan korupsi.

Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:

- Berhalangan tetap atau sementara.

- Memasuki masa pensiun.

- Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat


dari jabatannya.

2. Mobilitas horizontal

Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau


sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas
horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari
suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam


derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Contoh: Seorang warga
7

negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan


kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosialnya disebut dengan
mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukannya tidak merubah
status sosialnya.

Mobilitas sosial horizontal dibedakan dua bentuk :

a. Mobilitas sosial antar wilayah/ geografis. Gerak sosial ini adalah


perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti
transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.

b. Mobilitas antargenerasi. Mobilitas antargenerasi secara umum


berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi
anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan
perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi.
Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan
pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh: Seorang petani yang hanya menamatkan pendidikannya hingga
sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang direktur.
Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.

Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas


intragenerasi dan mobilitas intergenerasi.

a. Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh


seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh:
Seseorang yang awalnya hanya sebagai tukang ojek dengan motor
sewaan, namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga
keberuntungan, ia kemudian memiliki motor sendiri bahkan sampai beberapa
motor yang bisa disewakan kepada orang lain akhirnya menjadi tukang ojek
yang sukses. Contoh lain, Seorang bapak yang memiliki dua orang anak,
yang pertama bekerja sebagai nelayan dan anak kedua awalnya juga sebagai
nelayan. Namun anak kedua lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia
dapat mengubah statusnya dari nelayan menjadi seorang pengusaha
8

pengekspor ikan. Sementara sang kakak tetap menjadi nelayan. Perbedaan


status sosial juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.

b. Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan


yang terjadi diantara beberapa generasi.

Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Mobilitas intergenerasi naik. Contoh: Bapaknya seorang kepala


sekolah, anaknya seorang direktur

b. Mobilitas intergenerasi turun. Contoh : Kakeknya seorang bupati,


bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai kepala desa.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial

1. Faktor Struktural

Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi


yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Contohnya
ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang tersedia dibandingkan dengan
jumlah pelamar kerja.

Faktor struktural meliputi:

a. Struktur Pekerjaan

Sebuah masyarakat yang kegiatan ekonominya berbasis industri


dengan teknologi canggih, tentunya yang berstatus tinggi akan lebih banyak
dibandingkan dengan yang berkedudukan rendah. Sehingga untuk itu yang
berkedudukan rendah akan terpacu untuk menaikkan kedudukan sosial
ekonominya.

b. Perbedaan Fertilitas

Setiap masyarakat memiliki tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda-


beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan
9

yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini tentu akan
berpengaruh terhadap proses mobilitas sosial yang akan berlangsung.

c. Ekonomi Ganda

Setiap negara yang menerapkan sistem ekonomi ganda (tradisional dan


modern) sebagaimana terjadi di negara-negara Eropa dan Amerika, tentunya
akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang berstatus tinggi maupun
yang rendah. Bagi masyarakat yang berada dalam tekanan sistem ekonomi
ganda seperti ini, mobilitasnya terrgantung pada keberhasilan dalam
melakukan pekerjaan di bidang yang diminatinya karena dalam masyarakat
seperti ini (modern) kenaikan status sosial sangat dipengaruhi oleh faktor
prestasi.

2. Faktor Individu

Faktor individu ini lebih menekankan pada kualitas dari orang


perorang, baik dilihat dari tingkat pendidikan, penampilan maupun
keterampilan pribadinya.

a. Perbedaan Kemampuan

Setiap inidvidu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

b. Orientasi Sikap Terhadap Mobilitas

Setiap individu memiliki cara yang beragam dalam


mengupayakan meningkatkan prospek mobilias sosialnya.

c. Faktor Kemujuran

Usaha adalah sebagai proses untuk meraih kesuksesan. Tetapi


kemujuran tetap berada pada posisi yang tidak bisa kita anggap sepele.

3. Faktor Status Sosial

Status sosial orang tua akan terwarisi kepada anak-anaknya.


10

4. Faktor Keadaan Ekonomi

Masyarakat desa yang melakukan urbanisasi karena akibat himpitan


ekonomi di desa. Masyarakat ini kemudian bisa dikatakan sebagai masyarakat
yang mengalami mobilitas.

5. Faktor Situasi Politik

Kondisi politik suatu negara dapat menjadi penyebab terjadinya


mobilitas sosial. Karena dengan kondisi politik yang tidak menentu akan
sangat berpengaruh terhadap struktur keamanan. Sehingga, memunculkan
sebuah keinginan masyarakat untuk pindah ke daerah yang lebih aman.

6. Faktor Kependudukan (demografi)

Dengan pertambahan jumlah penduduk yang pesat dapat


mengakibatkan sempitnya lahan pemukiman dan mewabahnya kemiskinan,
sehingga menuntut masyarakat untuk melakukan transmigrasi[4]

7. Keinginan melihat daerah lain

Apabila keinginan melihat daerah lain itu dikuasai oleh jiwa


(mentalitas) mengembara, biasanya kuantitas mobilitas agak terbatas pada
orang-orang atau suku bangsa tertentu. Suku Minangkabau dan suku Batak
misalnya, sering dikatakan memiliki jiwa petualang. Ada semacam naluri yang
hidup di dalam jiwa pemuda Minang dan Batak untuk merantau ke daerah
lain, atau melihat kehidupan di kota lain, sebelum mereka menjalankan
pekerjaannya ditempat yang tetap

8. Faktor Agama

Agama juga menurut penulis memegang peranan penting dalam


mobilitas sosial khususnya agama Islam. Dalam Surat Ar Ra’du:11 Allah
SWT berfirman:

١١ :‫ الرعد‬- ‫إن هللا ال يغير ما بقوم حتى يغير ما بأنفسهم‬-


11

Artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum sehingga kaum


itu berusaha merubah nasib mereka”. QS. Ar Ra’du:11

Islam selalu mendorong ummatnya untuk melakukan gerakan


perubahan sosial ke arah mobilitas sosial vertikal ke atas (climmbing).Dalam
sebuah Hadits Rasulullah SAW memotivasi untuk terus bekerja menjadi yang
terbaik:

‫ ومن ك ان يوم ه مث ل أمس ه فه و مغب ون ومن ك ان‬،‫من كان يومه خيرا من أمسه فه و رابح‬
‫يومه شرا من أمسه فهو ملعون‬

Artinya:

“Barangsiapa yang harinya (hari ini) lebih baik dari sebelumnya,


maka ia telah beruntung, barangsiapa harinya seperti sebelumnya, maka ia
telah merugi, dan barangsiapa yang harinya lebih jelek dari sebelumnya,
maka ia tergolong orang-orang yang terlaknat” (HR. Al Baihaqi)

E. Dampak Mobilitas Sosial

Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat,baik yang bersifat


positif maupun negatif antara lain sbg berikut.

1. Dampak Positif

A. Mendorong seseorang untuk lebih maju

B. Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat kea rah yang lebih


baik.

2. Dampak Negatif

A. Timbulnya konflik

Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan


menjadi 3 bagian,yaitu sebagai berikut.
12

a. Konflik antarkelas

b. Konflik antarkelompok social

c. Konflik antargenerasi
13

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

1. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok


orang dari strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain.

Tipe-tipe mobilitas sosial yang prinsipil ada dua, yaitu: Horizontal,


yaitu apa bila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari satu
kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Sedangkan
Vertikal, yaitu apabila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari
suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.
Sesuai dengan arahnya maka terdapat dua jenis gerak vertikal, yaitu yang
naik (social climbing) dan yang turun (social sinking)

Masyarakat yang berkelas sosial terbuka adalah masyarakat yang


memiliki tingkat mobilitas yang tinggi sedangkan masyarakat yang berkelas
sosial tertutup adalah masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang
rendah.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial Faktor


Struktural, Faktor individu, faktor status sosial, faktor keadaan ekonomi,
faktor situasi politik, faktor kependudukan, dan faktor keinginan melihat
daerah lain.

2. Dampak positif dapat memberikan motivasi, dampak positif berupa


konflik.

B. Saran

Karena keterbatasan referensi , penulis berharap kepada pembaca masukan

yang membangun. Demi berkembangnya materi yang dibahas pada kali ini.
14

DAFTAR PUSTAKA

1. Horton Paul dkk, Sosiologi, Jakarta:PT Erlangga, 1999

2. http://sosialsosiologi.blogspot.com/2013/01/
mobilitassosial.html#sthash.o8ZIHOXV.dpuf

3. Khafi Syatra Abdul, Buku Pintar Sosiologi, Yogyakarta: PT.


Garailmu, 2010

4. Muin, Udianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta:


Erlangga.

5. OC Hendropuspito, Sosiologi Sistematik, Yogyakarta: PT KANISIUS ,


1989

6. Saptono, Bambang. 2006. Sosiologi. Jakarta: Phibeta

7. Soekanto soerjono, sosiologi suatu Pengantar , Jakarta :PT. Raja


Grafindo Persada, 2006

8. Subakti, A. Ramlan dkk. 2011. Sosiologin Teks Pengantar dan Terapan.

9. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

10. Sutomo dkk. 2009. Sosiologi. Malang: Graha Indotama

11.www.Wikipedia.com/mobilitas sosial mayarakat pedesaan dan


perkotaan

12. Young, Kimball dan Raymond. W. Mack. Sociology and Social Life,
New York: American Company, 1959

Anda mungkin juga menyukai