Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH PADA KELUARGA Ny.

”R”
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI

A. Identitas Klien
No. RM : 048194
Nama : Ny ”R”
Umur : 40 tahun
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku : Sasak
Agama : Islam
Diagnose medis : Skizoprenia Paranoid
Status pekawinan : Belum menikah
Kedudukan dalam keluarga : -
Biaya hidup ditanggung : Ibu
Dirawat berapa kali : 1 kali

B. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn. L
Umur : 30 tahun
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Dinas Sosial Lombok Tengah
Status perkawinan : Kawin
Status hubungan dengan pasien : Tidak ada
Alamat pasien : Lombok Tengah

C. Maksud Kunjungan Rumah


1. Mempersiapkan keluarga pasien menerima kepulangan dari rumah sakit.
2. Membantu mengembalikan hubungan keluarga yang harmonis antara
pasien.
3. Mengetahui dan mengoptimalkan lima fungsi keluarga. Mengenal masalah
kesehatan keluarga, mengambil keputusan apa yang perlu dilakukan oleh
keluarga, merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan,
memodifikasi lingkungan untuk mendukung perkembangan kondisi
pasien, memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk masalah
kesehatan anggota keluarga.
4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada anggota keluarga yang terkait
dengan masalah keperawatan yang dialami pasien : Halusinasi dan deficit
perawatan diri.

D. Riwayat Kesehatan Pasien


Pasien merupakan anak kedua dari 8 bersaudara dari satu perkawinan, pasien
tinggal bersama dengan kedua orang tuanya di rumah, sebelum mengalami
gangguan jiwa, pasien pernah melahirkan 2 kali tanpa melakukan perkawinan
dan tanpa suami.

Silsilah keluarga / Genogram


Keterangan:
: laki-laki / perempuan meninggal
: laki-laki / perempuan hidup
: garis perkawinan
: garis keturunan
: tinggal serumah

E. Latar Belakang Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga


1. Status rumah tinggal : Milik orang Tua
2. Ada kamar untuk pasien : Tidak ada
3. Kondisi rumah : 1 kamar, dapur dan
ruang tamu
4. Kebersihan rumah : Kurang
5. Kerapian rumah : Kurang rapi
6. Suasana daerah pemukiman : Penghuni sedang
7. Keadaan ekonomik keluarga : Tidak mampu
8. Sikap keluarga terhadap pasien : Baik
9. Hubungan pasien dengan tetangga : Baik
10. Hubungan tetangga dengan pasien : Baik
11. Biaya hidup pasien ditanggung oleh : Orang Tua
12. Jumlah tanggungan keluarga : 5 orang
13. Pencarian nafkah dalam keluarga : Ibu dan Pasien :

Kondisi rumah pasien


Rumah pasien merupakan bagunan rumah bedek yang luasnya ± 6x3
m2, terdiridari 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, dapur, sumur dan kamar mandi
terdapat di luar di samping rumah, jarak rumah antara tetangga berdekatan
dengan rumah pasien di bagian depan, samping kiri, sedangkan bagian kanan
dan belakang masih berbentuk persawahan.
Denah lokasi Rencana Pembagunan Rumah Pasien
7

1 4

2 U

8 3 9
S

Keterangan :

1. Dapur
2. Ruang tamu
3. Kamar tidur
4. Sumur dan kamar mandi
5. Halaman
6. Jalan umum
7. 7,8 Persawahan
8. 9 Rumah tetangga

Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga


Sosial ekonomi keluarga merupakan keluarga yang sederhana
dimana pencari nafkah adalah Ny. M yakni Ibu kandung dari pasien dan
menanggung semua kebutuhan pasien, sedangkan Ny.R tidak mempunyai
pekerjaan karena kondisi kejiwaannya. Dalam hubungan dengan
lingkungan pasien baik yang dibuktikan dengan banyak yang kenal
dengan Ny.R dan keluarganya.
F. Kondisi fisik dan penampilan anggota keluarga
a. Ny. M
TD : 140/90 mmHg
N : 90x/menit
Keluhan :badan lemah, badan bergetar
Penampilan :bersih, kurang rafi dan tenang.
b. Tn. S
TD : 130/80 mmHg
N : 86x/menit
Penampilan : bersih, kurang rafi dan tenang.

G. Gejala-Gejala Psikiatri
Dalam anggota keluarga saat di observasi tidak bahwa ada anggota
keluarga yang menunjukkan gejala psikiatri yaitu kakak kandung pasien dan
adik pasien yang paling kecil yang dalam silsilah keluarga terdapat keturunan
gangguan jiwa menunjukkan sikap yang kooperatif dan tenang. Keluarga
berprilaku biasa layaknya orang yang hidup bermasyarakat keluarga juga
banyak mengikuti kegiatan yang di adakan dimasyarakat seperti gotong
royong. Hanya saja lingkungan yang terkadang menolak keluarga karena
merasa takut dengan kondisi pasien yang suka keluyuran dan sampai masuk
kerumah warga. Hal inilah yang membuat keluarga merasa takut, prihatin dan
merasa dikucilkan oleh masyarakat.

H. Kondisi Disabilitas Pasien

1. Tingkah laku yang berhubungan dengan kebutuhan hidup sebari-hari


(Activities of Daily Living/ADL)
a. Bangun tidur 1 2 3 4 5
b. BAB 1 2 3 4 5
c. BAK 1 2 3 4 5
d. Waktu mandi 1 2 3 4 5
e. Ganti pakaian 1 2 3 4 5
f. Makan dan minum 1 2 3 4 5
g. Menjaga kebersihan diri 1 2 3 4 5
h. Menjaga keselamatan diri 1 2 3 4 5
i. Pergi tidur 1 2 3 4 5
2. Tingkah laku sosial
a. hubungan dengan keluarga 1 2 3 4 5
b. kontak sosial terhadap petugas 1 2 3 4 5
c. kontak mata waktu bicara 1 2 3 4 5
d. Bergaul 1 2 3 4 5
e. Mematuhi tata tertib 1 2 3 4 5
f. Sopan santun 1 2 3 4 5
g. Menjaga kebersihan lingkungan 1 2 3 4 5
3. Tingkah laku okupasional
a. Tertarik pada pekerjaan/kegiatan 1 2 3 4 5
b. Mau melakukan kegiatan 1 2 3 4 5
c. Aktif melakukan pekerjaan/kegiatan 1 2 3 4 5
d. Trampil dalam melakukan kegiatan 1 2 3 4 5
e. Produktif dalam melakukan pekerjaan 1 2 3 4 5
f. Menghargai hasil pekerjaan 1 2 3 4 5
g. Mau menerima perintah/larangan/kritik 1 2 3 4 5
Jumlah Nilai 48
Keterangan :
Dalam menilai, rater menebalkan angka yang dianggap sepadan dengan
tingkah laku sasaran yang diamati :
1. hubungan dengan keluarga yang masih dipertanyakan
2. tidak ada tingkah laku yang mengganggu.
3. Tidak ada gangguan tetapi pasif.
4. Sama sekali tidak ada gangguan dan punya inisiatif (normal).
Analisa penilaian ( Nilai : 48 ) menunjukkan klien tidak ada gangguan
dalam melakukan ADL tetapi pasif sehingga perlu adanya peran keluarga
untuk merawat klien dan keluarga dapat merawat klien secara mandiri.

I. Lain-Lain
1. Stressor psikososial terbesar adalah masalah dengan lingkungan karena
pasien trauma karena sering di gangguin para lelaki seampai melahirkan
tanpa suami.
2. Respon keluarga terhadap petugas kunjungan rumah
Keluarga berespon positif dan menyatakan terimakasih sebesar-
besarnya telah berkunjung ke rumah kediaman pasien yang telah
memberitahu bahwa pasien diperbolehkan untuk pulang dari RSJ karena
kondisinya sudah membaik dan stabil, sehingga didapatkan data tentang :

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota


keluarga.
Keluarga belum mengetahui masalah kesehatan atau keperawatan
yang dialami oleh anggota keluarganya secara jelas.
b. Kemampuan keluarga dalam merawat pasien di rumah
Keluarga aktif bertanya tentang apa yang terbaik yang perlu
dilakukan untuk perawatan pasien di rumah jika seandainya
keluarga tidak jadi memasukkan pasien pulang.
c. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
Keluarga belum memiliki gambaran yang jelas tentang lingkungan
yang perlu dimodifikasi terkait dengan kondisi klien saat klien
pulang dari perawatan di RSJ karena keluarga bingung belum
bermusyawarah dengan anggota keluarga yang lain.
d. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan
Keluarga bertanya tentang tempat pelayanan yang dapat
dipergunakan untuk merawat pasien dengan baik, selain yang
selama ini telah dilakukan (selain di RSJ Mutiara Sukma mataram).
3. Intervensi yang dilakukan

a. Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip


komunikasi terapetitik : memperkenalkan diri, menyebutkan asal
institusi, menjelaskan tujuan pertemuan dan menunjukkan surat tugas
dari RSJ Mutiara Sukma.
b. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian halusinasi.
c. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang tanda-tanda halusinasi.
d. Berdiskusi bersama keluarga tentang tanda-tanda halusinasi.
e. Berdiskusi bersama keluarga tentang penyebab halusinasi.
f. Berdiskusi bersama keluarga tentang akibat halusinasi.
g. Berdiskusi bersama keluarga tentang peran serta keluarga dalam
perawatan pasien di rumah: membantu/mendorong dalam memenuhi
kebutuhan pasien, menciptakan komunikasi, mengenali
perkembangan pasien.
h. Berdiskusi bersama keluarga tentang lingkungan rumah yang
diperlukan untuk pasien : suasana rumah nyaman, harmonis,
pengaturan perabot rumah tangga yang rapi, kebutuhan pasien
tersimpan pada tempatnya dan tingkatkan berdoa kepada Tuhan
sesuai dengan kepercayaannya .
i. Berdiskusi bersama keluarga tentang jenis dan manfaat fasilitas
kesehatan yang dapat digunakan keluarga dalam merawat klien:
Puskesmas, RSJ, RSU, Psikiater, Perawat, dan praktek swasta.
j. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk menanyakan hal-hal
yang belum jelas yang telah disampaikan.
k. Memberikan pujian wajar atas kemampuan keluarga dalam
melaksanakan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.
4. Evaluasi
Subjektif
Keluarga menyatakan bahwa kalau bisa pasien di diamkan di rawat
di Rumah Sakit Jiwa di karenakan keluarga kurang mampu untuk merawat
pasien dan kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan pasien, namun
Keluarga juga akan bermusyawarah dengan anggota keluarga jika apabila
pasien pulang keluarga akan mencoba memperhatikan kebutuhannya,
diajak kontrol ke dokter dan mengawasi pasien minum obat supaya teratur
serta memberikan arahan-arahan ketika agar pasien tidak melakukan
kekerasan.

Objektif
Keluarga pasien kooperatif dalam menerima dan menanggapi materi
yang didiskusikan dan dapat mengerti tentang hal-hal yang telah
didiskusikan dengan perawat, ekspresi wajah keluarga senang dan tenang
saat menerima kedatangan perawat.

Assessment/Analisa
o Keluarga telah mengerti tentang cara merawat pasien di rumah.
o Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dimengerti dan di
sampaikan secara lisan.

J. Kesimpulan
Keluarga telah mengerti bagaimana cara merawat pasien jika pasien sudah
pulang ke rumah.

Anda mungkin juga menyukai