Anda di halaman 1dari 278

Kaito Novel | 1

Kaito Novel | 2
Kaito Novel | 3
Kaito Novel | 4
Kaito Novel | 5
The Results From When I Time Leaped to My
Second Year of High School and Confessed to
the Teacher I Liked at the Time Volume 03

Ditulis Oleh : Kennouji


Diilustrasikan Oleh : Yasuyuki

Alih Bahasa Indonesia Dipersembahkan Oleh :


Penerjemah : Red String
Editor : Red String
Pembuat PDF : Red String

DILARANG KERAS memperjual belikan hasil karya ini atau


mengomersilkan hasil karya ini tanpa sepengetahuan Hak Cipta
secara legal. Ingat ya!! TERUTAMA PARA FANSHARE YANG
MENARUH SHORTLINK ATAU ADSENSE UNTUK PDF INI. HANYA
ADA DI KAITO NOVEL, BUKAN DI TEMPAT LAIN!! Hanya untuk
dibaca dan koleksi pribadi. Jangan sampai dicetak sendiri juga,
oke?!
E-Book ini semata-mata dibuat untuk peminat seri ini dan
mendukung terjemahan novel di Indonesia.

Kritik dan Saran di,

Kaito Novel

Kaito Novel | 6
Situasi Keluarga Hiiragi Bagian 1

Karena Hiiragi-chan mudik ke rumah orang tuanya, apartemennya jadi


kosong selama dua hari. Dia memberitahuku kalau aku bebas menggunakan
apa saja yang ada di apartemennya, tapi gagasan pergi ke sana tanpa adanya
Hiiragi-chan memberiku perasaan aneh, jadi aku memutuskan untuk
menunggunya kembali.

Kami masih menjaga komunikasi melalui SMS dan telepon seperti biasa, tapi
pada hari itu, ada panggilan telepon yang bukan dari Hiiragi-chan.

―Halo? Dorobo-kun?‖

“Eh? Natsumi-chan? Kenapa kau menelepon dari ponsel Haruka-san ...?”

―Itu karena aku tidak tahu nomor ponselmu, jadi aku meminjam ponsel
Haru-chan. Yang lebih penting lagi, ini gawat sekali! ‖

“Eh, memangnya ada apa?”

―Haru-chan — dia mungkin akan menikah!‖

“Haaaaaaaaaaaah!?”

Apa-apaan ituuuuuuuu !?

“Ah. Apa mungkin dia akan menikahiku?”

―Nggak. Itu sepenuhnya salah.‖

Ya, tentu saja, sih.

“Tunggu. Apa sebenarnya yang terjadi?”

―Kamu tahu kalau Haru-chan sebenarnya tidak ingin pulang ke rumah,


‗kan?‖

Kaito Novel | 7
“Eh ..... Apa?”

―Jika kamu tidak tahu, itu berarti ini bukanlah sesuatu yang harus aku
katakan jadi aku takkan memberitahumu ... Bagaimanapun juga, ini sudah
diputuskan kalau nanti akan ada wawancara pernikahan."

Hiiragi-chan memang tak pernah membicarakan tentang keluarganya atau


orang tuanya. Aku tidak ingin memaksanya untuk memberitahuku, karena
aku percaya pasti akan tiba waktunya di mana dia sendiri akan
memberitahuku tentang hal itu. Namun, tampaknya hal itu datang dalam
bentuk yang tidak terduga.

―Tentu saja, karena dia sudah berpacaran denganmu, jadi dia menolak
terus-terusan. Namun, dia terpaksa menerimanya. ‖

“Bagaimana dengan Haruka-san? Bagaimana keadaannya sekarang?”

― Saat ini, dia jadi tahanan rumah ... kurasa dia tak ingin kamu
mengetahui hal ini.‖

Tahanan rumah? Apa yang sedang terjadi, sih? Dia seperti gadis yang penuh
kepedihan.

Suara Natsumi-chan di sisi lain telepon tampak lebih panik dari biasanya,
ketika dia mengulangi kalimat, ―Apa yang harus aku lakukan !?‖ .

“Tenanglah dulu. Kapan pertemuan pernikahan itu terjadi?”

―Besok!‖

Apa itu akan berubah dari pertemuan pernikahan paksa menjadi pernikahan
yang sebenarnya? Jika aku menunggu, Hiiragi-chan pasti akan kembali —
Tidak, jika dia terus menolak, bukannya nantinya dia akan dimasukkan
dalam tahanan rumah oleh keluarganya lagi?

“Aku akan pergi besok. Apa kau tahu tempatnya di mana?”

―Y-Ya. Aku mendengar info ini dari pembantu yang bermulut ember. "

Kaito Novel | 8
Mungkinkah keluarga Hiiragi-chan benar-benar orang tajir? Natsumi sendiri
pergi ke sekolah bonafid khusus perempuan. Dia barusan bilang pembantu
tanpa ragu sama sekali.

Kalau dipikir-pikir lagi, aku tidak tahu Hiiragi-chan dari alumni


mana. Mungkin itu sama dengan sekolahnya Natsumi-chan ...?

―Tempatnya di Youto Hotel, lantai 32. Waktunya pukul 12 siang


tepat! Maaf, hanya itu yang aku tahu.‖

“Tidak, itu saja sudah cukup. Terima kasih banyak.”

Mengakhiri panggilan, aku menutup ponselku.

Youto Hotel adalah hotel mewah yang bertempat di prefektur sebelah. Dari
sini, perlu sekitar 2 jam dengan naik kereta api.

Meski aku bilang aku akan pergi, tapi apa yang bisa kulakukan nanti di sana.
Kabur bersama Hiiragi-chan? Layaknya pangeran dalam sebuah dongeng?

Pada wawancara pernikahan, orang tua dari kedua belah pihak mungkin
akan hadir satu sama lain. Jika aku bertindak seperti orang jahat dan kabur
dengan Hiiragi-chan. Bagaimana setelah itu — bagaimana dengan masa
depan kami nanti?

Jika diriku yang sekarang cuma datang untuk mengatakan salamku kepada
Hiiragi-chan ... Mana mungkin kesan mereka akan baik padaku. Masih ada
faktor negatif diriku yang berstatus murid SMA dan Hiiragi-chan yang
menjadi guruku.

Tetap saja, aku tidak bisa duduk dan berdiam diri terus. Mereka adalah
orang tua Hiiragi-chan, yang bahkan pada masa ini, bersikeras untuk
melakukan wawancara pernikahan, dan memaksa jika Hiiragi-chan
menolak. Jika aku membiarkannya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi
pada Hiiragi-chan.

Menghabiskan malam tanpa tidur, aku memasukkan uang sebanyak


mungkin ke dompetku, dan meninggalkan rumah.

Untung saja kemarin aku bekerja part-time.

Kaito Novel | 9
[Dorobo-kun, kamu bilang akan menghentikan wawancara pernikahan, tapi
bagaimana caranya?]

Aku menerima pesan SMS dari Natsumi-chan. Sepertinya dia menyalin


nomorku dari ponsel Hiiragi-chan.

Jika aku berhenti di sini, pada akhirnya, hal yang sama mungkin akan
terulang kembali.

[Meski begitu, aku tidak bisa berdiam diri terus.]

Namun, cara khusus untuk menangkalnya masih belum terlintas di dalam


pikiranku.

Aku berusaha menyangkal Natsumi-chan sebanyak mungkin. Masa depanku


bersama Hiiragi-chan akan jatuh ke tempat yang buruk, tapi jika aku tidak
melakukan apa-apa, hal itu akan bertambah menjadi lebih buruk.

[Itu bagus. Haru-chan benar-benar sangat dicintai.]

Nishishi, bayangan tawa cekikikan Natsumi melayang di pikiranku.

[Dorobo-kun, lakukanlah yang terbaik! Aku akan mendukungmu!]

Setelah naik kereta dan tiba di stasiun terdekat, aku segera menemukan hotel
yang akan menjadi tempat pertemuan.

Itu adalah gedung tinggi yang bisa dilihat sampai harus mendongakkan
kepala, dan begitu aku masuk, aku melihat panduan hotel. Di lantai paling
atas ke-32 adalah restoran kelas atas. Pemandangan kota dari sana mungkin
terlihat sangat bagus.

Untung saja aku tidak datang dengan seragam sekolah. Aku tahu kalau
tempat pertemuannya di hotel, jadi hari ini, aku diam-diam meminjam
setelan dari ayahku. Jika kau melihanya secara seklias, rasanya tidak terasa
aneh. Tapi jika kau melihat wajahku, aku langsung bisa dikenali sebagai
terlalu muda.

Aku akan mengambil Hiiragi-chan sebelum wawancara pernikahan dimulai


dan bertanya tentang situasinya.

Kaito Novel | 10
Sementara aku menunggu dewi pujaanku di lobi, meski waktunya semakin
dekat, aku masih belum melihatnya sama sekali.

Dia pasti akan lewat sini. Sekarang sudah lewat 12.

Aku mungkin terlalu parno, tapi mungkin ada beberapa jalur khusus atau lift
untuk VIP …... Misalnya, lift yang memungkinkanmu untuk pergi dari
tempat parkir bawah tanah ke lantai paling atas.

Ya, masih ada kemungkinan seperti itu.

Karena panik, aku langsung naik lift dan menuju ke lantai 32.

Setelah keluar dari lift, aku cepat-cepat memasuki restoran dan meminta
pelayan membawaku ke tempat duduk.

Setelah melihat sekeliling sebentar, aku bisa menemukan Hiiragi-chan.

Hari ini, dia mengenakan gaun malam yang dewasa, area bahu, dan bagian
dadanya sedikit terbuka. Gaun itu terlihat seksi dan cocok untuknya, tapi aku
merasa itu bukan sesuatu yang cocok dengan selera Hiiragi-chan.

Saat ini, Dia sedang tersenyum canggung. Di sebelahnya ada orang yang
tampak seperti Papa dan Mama Hiiragi-chan. Di seberangnya ada kandidat
wawancara pernikahan hari ini dan orang tuanya.

Kandidat pernikahannya tampak berada di usia awal 30-an. Ia terlihat


seperti orang kaya dengan usia yang cukup untuknya.

Demi bertanya mengenai situasinya secara lebih rinci, pertama-tama aku


harus memberitahu Hiiragi-chan kalau aku ada di sini. Namun, dia mungkin
tidak membawa ponselnya ... Bagaimana aku harus melakukannya ...?

Aku melihat seorang pelayan mendekati meja Hiiragi-chan dan langsung


mendapat ide.

Aku mengangkat tanganku.

“Tolong sebotol anggur merah untukku.”

Kaito Novel | 11
“Dimengerti.”

Karena merek yang murah takkan mempan, aku memesan merek anggur
yang sedikit mahal.

Mungkin karena aku terlihat seperti sudah terbiasa memesan, atau mungkin
karena setelan yang aku kenakan, atau mungkin juga karena kesan yang aku
miliki seperti kesan seorang pria dewasa, si pelayan tidak keberatan dengan
usiaku dan membawa sebotol anggur merah yang aku pesan. Tanpa
disangka-sangka, menjadi sedikit berani kelihatannya membuat lebih sulit
untuk diperhatikan.

Meski aku tidak akan minum anggur ini, sih.

Untuk menjalankan ideku, aku pergi ke kamar kecil dan mengatur pakaianku
agar terlihat seperti pelayan. Aku juga mengubah gaya rambutku agar serasi.

Memegang bagian bawah botol dengan tanganku, aku mendekati meja


Hiiragi-chan dengan wajah tenang.

Bingo, mereka sedang sesi makan malam seperti yang aku kira. Apalagi
menunya daging, waktu yang pas untuk munculnya anggur merah.

Dengan ekspresi serius, aku memegang sebotol anggur yang aku beli dan
berkata, "Sebotol anggur merah Bordeaux tahun 1996," atau sesuatu seperti
itu. Aku tidak pernah menyangka kalau pengetahuan yang aku pelajari
selama bekerja part-time waktu kuliah dulu akan berguna di sini.

Dengan sikap seperti pelayan, aku menuangkannya ke gelas Hiiragi-


chan. Para Orang tua tersenyum, tapi karena Hiiragi-chan terus menunduk
ke bawah dan tertekan, dia tidak melihat ke arahku sama sekali jadi dia tidak
menyadari keberadaanku.

Tring, aku mengetuk gelas dengan botol. Dan pada volume yang mudah
didengar, aku segera meminta maaf.

“Maaf atas keteledoran saya.”

Dia melirik sekilas, dan mata kami saling bertatapan.

Kaito Novel | 12
“Ah.”

“Ketimbang anggur, apa bir lebih sesuai dengan selera anda, nyonya?”

“Ya…”

Hiiragi-chan berusaha keras agar air matanya tidak jatuh.

“Kamar kecil terletak di sebelah sana, silahkan digunakan jika perlu.”

Lebih baik menyelinap dulu.

Terlepas niatku tersampaikan atau tidak, Hiiragi-chan mengangguk berulang


kali.

Baik. Sebelum aku ketahuan, aku membungkuk ringan dan menjauhkan diri
dari meja.

Hiiragi-chan berdiri dari kursinya, dan menuju ke kamar kecil. Aku buru-
buru mengikuti dan mengejarnya.

“Seiji-kun.”

Tanpa masuk ke dalam, Hiiragi-chan sedang menunggu di pintu masuk, dan


saat melihat kedatanganku, dia langsung memelukku.

“Fueeeeeee ... Seiji-kun ... Seiji-kun ...”

Dengan cara menangis yang aneh, Hiiragi-chan membenamkan dirinya dan


menangis di dadaku.

“Tung—— !? Berhenti. Masih ada banyak orang di sini.”

Ya, di dalam hotel. Masih ada banyak orang berlalu lalang.

Aku kemudian menemukan pintu tangga darurat, dan menarik lengan


Hiiragi-chan menuju area yang sepi.

“Apa kamu bekerja di sini ...?"

Kaito Novel | 13
Hiiragi-chan bertanya sambil masih memelukku.

“Tentu saja tidak. Aku datang ke sini karena mendengar kabar dari Natsumi-
chan ... Apa kau baik-baik saja? Rasanya pasti berat, ya? ”

“Terima kasih sudah datang. Dan juga, aku minta maaf sudah membuatmu
khawatir, aku baik-baik saja sekarang. Aku dipaksa mengikuti wawancara
pernikahan kali ini. Tentu saja, aku merasa tidak enak untuk pihak lain, tapi
aku menolaknya. ”

“Begitu ya. Syukurlah…"

Tetap saja, bukannya ini terlalu memaksa? Kesampingkan diriku, jika itu
Hiiragi-chan, mungkin masih ada banyak yang bersedia meminang Hiiragi-
chan sebagai pengantin bahkan tanpa wawancara pernikahan.

“Kamu datang untuk membantuku, kan?”

“Bukan, tapi ... Tidak, iya sih, tapi ...”

“Ya ampun, mana yang bener jadinya?”

Ucapnya sambil tersenyum.

Itu adalah senyum yang aku kenal dengan baik. Kali ini, kepalaku yang
dibelai.

“Aku baik-baik saja. Jika aku sudah tidak tahan, aku akan langsung pulang
dari tempat ini, dan itu akan sangat super membosankan, tapi aku akan
berhasil dengan senyum palsu.”

“Sepertinya kau baik-baik saja.”

Dia membelai dadaku dengan cara normal.

“Tidak. Itu karena Seiji-kun datang untukku, tahu?”

Dia tersenyum, dan mencium pipiku.

Kaito Novel | 14
Situasi Keluarga Hiiragi Bagian 2

Setelah selesai menyantap hidangan, keluarga Hiiragi-chan dan calon


keluarga menantu meninggalkan restoran.

Aku pun membayar pesananku dan mengikuti mereka.

Jadwal acara yang Hiiragi-chan katakan padaku adalah mereka akan pergi ke
taman terkenal di atas hotel yang pernah kudengar. Seolah-olah para orang
tua memberitahu, "Sisanya terserah pada kaum muda," karena mereka
dibiarkan berjalan-jalan berdua.

Walau aku tidak menyukainya, aku harus tetap mengikuti mereka sampai
akhir.

Demi membuntuti Hiiragi-chan dan lelaki paruh baya itu, aku juga
memasuki taman. Taman ini tampaknya dibuat oleh tukang kebun yang
terkenal. Tamannya dipenuhi dengan air, tanaman hijau yang cerah, serta
bunga berwarna-warni. Seakan-akan aku memasuki dunia fantasi.

“Tamannya sangat indah sekali...”

“Ah, ya ...”

Kedua orang itu mengobrol dengan canggung. Karena Hiiragi-chan


menggunakan payung jadi aku tidak bisa melihat ekspresinya.

Sambil menyelinap di belakang pohon, aku mengikuti mereka berdua.

“Hari ini terima kasih banyak. Aku terkejut karena kau begitu cantik.”

“Tidak. bukan seperti itu ...”

Layaknya gadis tajir, Hiiragi-chan menunjukkan kerendahan hati yang


sederhana.

Namun, Hiiragi-chan memang terlihat sangat cantik hari ini, seperti yang
dikatakan lelaki paruh baya itu. Hanya saja, jika si lelaki itu melakukan hal
Kaito Novel | 15
yang aneh-aneh pada Hiiragi-chan, kuharap Ia membiarkanku melakukan
itu?

“Aah, jangan khawatir. Lelaki sepertiku ... Aku mengerti kalau aku tidak bisa
menjadi popular. Hanya dengan melihat reaksi seorang wanita, aku bisa
menebaknya ...”

Uuu, itu menyakitkan ...

Ya ya, aku mengerti, aku benar-benar memahaminya.

Duduk di bangku di bawah bayang-bayang pohon, aku mengamati mereka


berdua dari kejauhan di mana aku bisa mendengar mereka.

“Itu tidak benar, kok. Aku pikir Sanjou-san adalah orang yang luar biasa ... ”

Dari nada bicara Hiiragi-chan, dan penampilan Sanjou-san, aku bisa


mengatakan kalau itu hanyalah sanjungan biasa. Lelaki itu memang punya
uang, tapi jelas sekali tidak terlihat populer. Tingkat sosiabilitasnya rendah,
dan bahkan cara bicaranya agak kikuk.

Jadi, rumor kau akan menjadi populer asalkan punya uang banyak adalah
bohong ... !? Aku terkejut karena hal yang aneh.

“Luar biasa…? Sungguh?”

Hei, hei, Ossan. Itu cuma sanjungan biasa. Jangan menganggapnya terlalu
serius. Orang Jepang tulen pasti akan mengatakan sesuatu seperti “Yah,
kurasa Kau kelihatannya bukan tipe yang populer,” dengan timing itu,
benar-benar tidak ada.

“Ummm ... Uuhhh, ya.”

Dengan tampang bermasalah, Hiiragi-chan mengangguk, dan Sanjou-


bocchan akhirnya menutup jarak di antara mereka berdua.

Aku menyadari kalau tubuh Hiiragi-chan menjadi kaku.

Dalam pikiranku, peringatan pertempuran tingkat dua terdengar.

Kaito Novel | 16
Dari apa yang aku dengar sebelumnya, Sanjou-bocchan adalah garis
keturunan keempat di sebuah perusahaan terkenal dan mapan. Itu artinya
wawancara pernikahan kali ini, bukanlah sesuatu yang benar-benar
diinginkan keluarga Hiiragi. Itu sebabnya, apa dia menyukainya atau tidak,
dia ingin masalah ini diselesaikan dengan damai.

“Ba-Bagian ma-mana dariku ya-yang ... bagus?”

“…”

Sanjou-bocchan mendekatkan wajahnya ke Hiiragi-chan. Lalu, meletakkan


tangannya di pangkuan Hiiragi-chan, dan mulai mengelus pahanya berulang
kali.

Kaito Novel | 17
Kaito Novel | 18
“Hei ... bagian mana? Bagian mana dari diriku yang kau suka? ”

“... Umm, m-maaf ..... kumohon …..he-hentikan”

Aku adalah tipe orang yang menyelesaikan masalah dengan damai, jadi aku
tak pernah berkelahi dengan orang lain. Jika suatu masalah diselesaikan
kurang lancar, walau dalam kasus terburuk, aku hanya perlu menundukkan
kepala dan meminta maaf karena aku adalah orang yang lemah.

“Jika kau menikah denganku, kau bisa main-main sedikit, loh? Apa
maksudmu tadi saat bilang, "Tolong hentikan" ?”

“... Aku, ummm ... punya seseorang yang aku suka ... seorang kekasih yang
belum kukenalkan pada orangtuaku ... itu sebabnya ... maaf ... aku tidak
bermaksud mengatakan hal luar biasa dalam artian lain ...”

Puchin, aku yang sudah tidak bisa menahan diri lagi, menuju ke bangku
mereka berdua. Bahkan untukku, aku belum secara resmi menyentuh paha
itu !!

Sanjou-bocchan yang tampaknya kecewa, meraih pergelangan tangan


Hiiragi-chan.

“Ka-Kalau begitu — se-sekali saja enggak masalah, „kan! Aku sudah pesan
kamar di hotel ini, jadi ayo pergi. Jika kau membiarkanku melakukannya,
aku akan memaafkan tindakan kasarmu hari ini sepenuhnya, oke? Ayo
pergi."

“—— Itu sebabnya kau tidak pernah populer!”

Dengan kepalan tangan yang kupegang erat-erat sampai-sampai kuku jariku


mencengkeram kulitku, aku menjotos wajah Sanjou-bocchan sekuat tenaga.

Gyuu, dengan suara mencicit yang terdengar seperti katak memekik, Ia jatuh
tersungkur di belakang bangku.

Hiiragi-chan yang ketakutan langsung bersembunyi di belakangku.

“Itu sakit oi... Ka-Kau ini siapa ...!?”

Kaito Novel | 19
“Aku hanya seorang lelaki yang kebetulan lewat di tengah lompatan
waktu. Memangnya punya masalah? ”

“Ka-Kau sama sekali tidak punya urusan dengan masalah kami — ini
penyerangan! Polisi! Aku akan memanggil polisi.”

“Hoho….Kau berniat memanggil polisi disaat kau sendiri memaksa seorang


wanita ke kamarmu ketika dia benar-benar membencinya? Jangan buat aku
tertawa! ”

“Bufu ...”

Saat aku mulai menenangkan diri, tiba-tiba aku mendapat inspirasi. Jika aku
bertingkah seperti orang asing yang kebetulan lewat, maka ini takkan
menyebabkan masalah bagi Hiiragi-chan.

Namun, Hiiragi-chan yang masih gemetaran sampai sekarang, terus


memegang tanganku dengan erat. Jika aku mengatakan, ―Baiklah, sampai
jumpa,‖ dan melarikan diri dari tempat kejadian, pasti ada masalah lain yang
terjadi.

“... Terima kasih, Seiji-kun.”

Dia bahkan memanggil namaku.

“La-La-Lagipula, jangan seenaknya saja menyentuh wanita seperti itu. Tak


peduli di mana kau menyentuhnya, itu tak ada bedanya dengan tukang
grepe-grepe! Lagian, kau sudah di usia tua begitu tapi masih belum mengerti
apa artinya bersikap sopan? Setidaknya cobalah belajar memahami
suasana. Itu sebabnya kau tidak pernah populer meski sudah tajir. ”

Aku terus mengoceh kata-kata yang kejam. Tapi, aku tidak peduli tentang
itu. Ia sendiri yang salah.

“Orang sepertimu, mana mungkin bisa mengerti perasaanku ...!”

“Aku mengerti perasaan itu, bego!! Itu sebabnya, aku akan


memberitahumu. Jika kau ingin melakukan hal seperti itu, sewa saja PSK
sana!”

Kaito Novel | 20
Ini saran dari seorang lelaki paruh baya yang matang.

“Sialan ... Gufuu ... Aku hanya, aku hanya menginginkan cinta ...”

“Jangan ngibul, deh. Kau cuma pengen ngewe. "

Aku tidak bisa mempercayai orang ini. Yang dia pikirkan hanya
selangkangannya saja.

“Ak-aku akan memberitahu orang tuaku, dan bahkan orang tua Sanjou-san
juga. Ka-Kalau kamu mencoba melakukan pelecehan padaku! ”

Dengan mata berkaca-kaca, Hiiragi-chan berteriak dengan suara


melengking. Walau dia masih bersembunyi di belakangku, sih.

... Hiiragi-chan yang ketakutan mencoba yang terbaik sangatlah lucu.

“Ja-Jangan, tolong ... tolong jangan adukan itu.”

Sanjou-bocchan langsung panik dan melakukan dogeza.

“Melakukan sesuatu yang mesum seperti itu cuma bisa dilakukan sama PSK,
atau dengan pacarmu!”

Supashiiin!

Hiiragi-chan mengayunkan payungnya sekuat tenaga dan memukul pria


mesum itu. Tampaknya dia merasa puas dengan melakukan itu, dan
akhirnya masalah ini terselesaikan.

Kaito Novel | 21
Situasi Keluarga Hiiragi Bagian 3

Karena Hiiragi-chan dan Sanjou-bocchan kembali lebih cepat dari yang


dikira, para orang tua curiga terhadap keduanya.

Di lounge hotel, pesta teh akhir untuk hari ini baru saja dimulai.

Seperti yang aku lakukan di restoran tadi, aku berjalan ke meja terdekat
untuk mengawasi mereka. Orang tua dari kedua keluarga memulai
percakapan, bertanya kepada keduanya tentang bagaimana saat di kebun
tadi.

Hiiragi-chan sendiri telah menyampaikannya dengan senyum palsu yang


sesuai, tapi Sanjou-bocchan secara terang-terangan menunjukkan suasana
hatinya yang buruk. Alasan untuk itu sepertinya karena Ia gagal membawa
Hiiragi-chan ke kamarnya. Itu sih karmanya sendiri, Ia pantas
mendapatkannya. Tapi sebaliknya, jika Ia beneran berpikir kalau Ia akan
berhasil dengan cara itu, Ia pasti orang yang cukup optimis.

“Takafumi? Apa ada yang salah?”

Ayah Sanjou-bocchan bertanya kepadanya. Tampaknya nama calon


pasangan Hiiragi-chan adalah Takafumi.

“Barusan, di taman atap kita ngobrol-ngobrol.”

Sanjou-bocchan memainkan rambutnya dengan ekspresi tidak senang.

“... Orang ini, dia sudah punya pacar atau semacamnya. Dia sama sekali tidak
tertarik padaku.”

Dasar kampret…! Ia sendiri mencoba melakukan pelecehan seksual, tapi


sekarang Ia bertingkah seperti orang yang tidak bersalah ...!

Ekspresi Hiiragi-chan menegang. Semua orang di meja mengarahkan mata


mereka padanya.

Kaito Novel | 22
Kau tinggal bilang kalau semua itu bohong. Katakan saja pada mereka
kalau itu adalah kebohongan yang dibuat untuk menghentikan pelecehan
seksualnya. Jika kau mengungkapkan bagian pelecehan seksual, maka
dialah yang akan bermasalah, Hiiragi-chan.

“Haruka? Apa itu benar?”

Tanya Mama Hiiragi-chan, yang duduk di sebelahnya. Mama Hiiragi-chan


mengenakan kacamata berbingkai hitam dan sepertinya agak
paranoid. Hanya saja, wajahnya terlihat sama persis dengan Hiiragi-chan.

Aku menggelengkan kepala untuk memberi kode ke Hiiragi-chan. Tidak apa-


apa untuk mengatakan itu bohong. Dialah yang melakukan sesuatu yang
tidak pantas. Ini sama dengan mengatakan kebohongan untuk menghindari
pertanyaan dari rekan kerja—

Memahami niatku, Hiiragi-chan tersenyum, dan menggelengkan kepalanya.

“Aku minta maaf. Sebenarnya,aku tidak ingin berbohong ... Aku tidak ingin
bilang kalau aku tidak punya pacar ...! “

Kemungkinan besar, Hiiragi-chan punya banyak tekad daripada diriku,


dalam memilih untuk berpacaran denganku. Dia hanya tidak
menunjukkannya.

Saat dalam kumpul-kumpul rekan kerja dan ditanya tentang ada atau
tidaknya pacar itu adalah masalah yang sama sekali berbeda ketika
melibatkan orang tua dalam wawancara pernikahan. Bobotnya benar-benar
berbeda.

Bahkan aku merasakan kalau perutku agak sembelit. Jika kau bermimpi
untuk menikah, ini adalah gerbang yang harus dilewati.

Suasana di meja mereka semakin memanas.

“Tapi, kamu tidak pernah bilang apapun tentang itu ....”

“Itu karena kalian tidak ingin mendengarkannya, „kan ... !? Kalian selalu
egois memutuskan hal-hal seperti ini! Jadi aku pikir setidaknya akan
bertahan untuk hari ini! "

Kaito Novel | 23
—Kamu tahu kalau Haru-chan benar-benar tidak ingin pulang ke rumah,
‗kan? ‖

Sekilas, Aku mengingat apa yang dikatakan Natsumi-chan di telepon


kemarin.

“Baik mengenai urusan pergaulanku di SMA dan perguruan


tinggi! Semuanya! Bahkan saat ini juga! Aku ini bukanlah alat! "

Hiiragi-chan berdiri dari kursinya sembari meneteskan air mata. Keretakan


antara Hiiragi-chan dan orangtuanya ternyata lebih dalam dari yang aku
kira.

Terakhir kali aku melompati waktu dan kembali ke jamanku sendiri, aku
tidak bisa mendapatkan persetujuan untuk menikahinya. Mungkin karena
Hiiragi-chan membawaku kembali ke rumahnya karena keadaan saat ini.

Karena aku bukan orang yang dipilih oleh orang tuanya, karena aku tidak
disetujui oleh mereka, aku tidak bisa menikahinya—

Hal yang sama juga berlaku untuk pendapatan tahunan lebih dari 10
juta. Papa Hiiragi-chan mungkin melebih-lebihkan saat itu. Hiiragi-chan
menghiburku dengan mengatakan kalau itu hanya ayahnya yang terkejut.

Karena merasa khawatir keadaan Hiiragi-chan, aku juga berdiri dari tempat
dudukku. Di tengah jalan, aku meletakkan tanganku di punggung Sanjou-
bocchan saat dia duduk-duduk dengan kedua kaki diangkat. Aku dengan
mudah mendorongnya untuk jatuh, dan menyebabkan Ia mengeluarkan
suara aneh.

“Oww ... Gufuu ...”

“Maaf, permisi.”

Aku berjalan pergi. Lalu melihat Hiiragi-chan yang tengah berjongkok di


pintu masuk kamar mandi terdekat.

“Haruka-san.”

Kaito Novel | 24
“Seiji-kun ... Maafkan aku ... Jika aku berbohong, aku mungkin akan dipaksa
untuk menerimanya ...”

Sehubungan dengan dia ditanya lebih lanjut, dia melakukan apa yang dia
bisa untuk menyembunyikan atau mengalihkankannya. Namun, Hiiragi-
chan tidak pernah mengatakan apapun yang akan merusak kebenaran
hubungan kami.

Itulah tipe orang Hiiragi-chan. Seorang wanita yang 100% mengutamakan


emosi. Jika dia benar-benar memikirkan masa depan, dia mungkin akan
menolak pengakuanku.

Sambil menarik tangannya, aku berjalan menuju tangga di mana jarang ada
orang.

“Aku ingin pergi ke suatu tempat yang jauh dimana cuma ada kita berdua ...”

Hiiragi-chan sekali lagi menangis di dadaku.

Mungkin tidak ada tempat bagi kita untuk lari. Jika kita tidak memiliki
teman atau keluarga, maka tidak ada masalah. Namun, pada kenyataannya,
masih ada orang tua Hiiragi-chan dan adik perempuannya. Aku juga masih
punya keluarga dan tempat untuk kembali. Dia sendiri punya pekerjaan. Aku
juga ada sekolah. Kehidupan nyata memang begitu, semuanya penuh dengan
berbagai kewajiban.

Jika aku benar-benar seorang siswa SMA yang belum matang, aku akan
menghiburnya dengan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja jika
kita kawin lari. Karena aku sangat mencintainya.

Tapi aku ingin membuat gadis ini bahagia. Aku takkan puas kecuali masa
depan kita cerah. Orang-orang yang terlibat dengan kita ikut bahagia, dan
kita semua memiliki akhir bahagia yang sangat manis.

“... Jangan lari, dan cobalah bertahan sedikit lebih lama lagi, oke?”

Hiiragi-chan mengangguk tanpa mengatakan apapun.

“Ah, dia orangnya.”

Kaito Novel | 25
Sanjou-bocchan dan Papa Hiiragi-chan datang mengejar.

“Ia orang yang memukulku tadi di taman!”

“… Dan kau ini?”

Papa Hiiragi-chan memakai kacamata tanpa bingkai dan jasnya terlihat


sangat mahal. Dia tampak seperti pengusaha yang kompeten. Sangat berbeda
dengan ayahku sendiri.

“Aku ... Nama saya Sanada ... Sebelumnya di taman tadi, orang itu mencoba
melecehkan gadis ini, jadi aku akhirnya ikut campur untuk
menghentikannya.”

Tatapan Papa Hiiragi-chan berbalik ke arah Sanjou-bocchan.

“Ti-tidak, itu bohong ... Hahaha ....”

“Otou-san, Ia yang bohong. Itu kenyataanya. Ia mencoba memaksaku untuk


pergi ke kamarnya dan bahkan mengelus-ngelus pahaku ... “

Sanjou-bocchan kemudian melarikan diri dan kabur dari tempat kejadian.

Melihat itu, Papa Hiiragi-chan sedikit menundukkan kepalanya.

“Terima kasih sudah menolong putriku.”

“Tidak apa-apa…”

“Dan kau ... Sanada-kun, kau muncul di depan putriku yang menangis dan
menghiburnya. Kau bukan sekedar pahlawan atau semacamnya, „kan? ”

Pertanyaan tersiratnya adalah kau ini siapa?

“Kau kelihatannya masih muda. Anak SMA? ”

“Iya.”

Aku cuma kebetulan berada di tempat yang sama ——

Kaito Novel | 26
Aku mencoba mengatakan itu, tapi berhenti di tengah kalimat.

Hiiragi-chan sudah mengungkapkan hubungannya denganku. Selama ini dia


menyembunyikannya sampai sekarang, tapi dia tidak berbohong tentang
hubungan kita. Padahal bisa saja dia mengatakan satu kebohongan kecil
untuk menghindari situasi. Akan tetapi, dia tidak melarikan diri. Itu adalah
kekuatan sejati, ketulusan, serta tekadnya dalam berpacaran denganku.

Bahkan aku harus memiliki tekad yang sama. Aku akan bersembunyi dan
mengalihkannya. Tapi, aku tidak ingin mengubah apapun. Kami belum
melakukan sesuatu yang memalukan—

Papa Hiiragi-chan bertanya padaku dengan tatapan tulus. Kau ini siapa?

Aku menatap lurus ke tatapan mata itu dan membusungkan dadaku. Demi
mendukungku, Hiiragi-chan memegang tanganku.

“Saya— Nama saya adalah Sanada Seiji. Saya saat ini sedang menjalin
hubungan serius dengan Haruka-san.”

Kaito Novel | 27
Situasi Keluarga Hiiragi Bagian 4

Papa Hiiragi-chan hanya bisa diam seribu bahasa atas pernyataanku.

“… Ini benar. Bukannya sudah kubilang kalau aku punya pacar, „kan? Orang
itu adalah dia, Sanada Seiji-kun.”

Kami sekali lagi saling berpegangan tangan.

Kemudian, Papa Hiiragi-chan perlahan membuka mulutnya.

“Ta-Tapi, Haru-chan ... ka-kau bekerja sebagai guru, „kan ...?”

Haru-chan? Jadi itu panggilan Papa Hiiragi-chan untuk anaknya ...? rasanya
agak mengagetkan.

Lebih penting lagi, suaranya menjadi sangat gelisah.

“Itu benar ... guru sejarah dunia.”

“Lalu, Sanada-kun ini ... dari sekolah mana ...”

“Ia duduk dibangku kelas 2 SMA tempat dimana aku bekerja.”

“……”

Papa Hiiragi-chan mundur selangkah, tampak agak terguncang.

Rasanya benar-benar merepotkan, Papa Hiiragi.

“Saat ini, sudah empat bulan kita berpacaran—”

“A-Aku tidak ingin mendengarnya!”

"Aaaah ...?"

Kaito Novel | 28
Tidak memahami apa yang sedang terjadi, aku menengok ke arah Hiiragi-
chan yang matanya terpejam dengan ekspresi pahit di wajahnya.

“Bahkan bagiku! Wawancara pernikahan kali ini adalah sesuatu yang tidak
aku sukai! Dan kali ini pasanganmu anak SMA !? ”

Sembari berbicara, dia memperbaiki kacamatanya yang sedikit tidak


selaras. Nafasnya mulai terganggu.

“Itu sebabnya aku tidak suka ... pulang ke rumah...”

“Ah…”

Melihat bolak-balik antara Hiiragi-chan dan ayahnya, aku akhirnya mengerti


dan mengangguk.

“Aku sangat berterima kasih karena kau sudah menolong Haru-chan. Untung
saja dia tidak dikibuli oleh orang bodoh yang vulgar. Selain itu, bisa kubilang
kalau kau punya penampilan yang lebih baik. "

“Tidak ... itu bukan ...”

Sanjou-bocchan orangnya seperti itu, jadi dibandingkan dengan orang


sepertinya sedikit…

“Itu benar sekali! Seiji-kun itu sangatlah keren! ”

“Itu tidak benar.”

“Itu benar ♪”

“Jangan bermesra-mesraan di hadapankuuuuuuuuu!”

Seolah-olah berusaha menahan sakit kepala, Hiiragi Papa meraih


kacamatanya dengan tangannya yang kosong.

“Sejujurnya, aku harus mengakui kalau kau punya keberanian untuk dapat
mendeklarasikan hubunganmu ...!”

“Terima kasih…”
Kaito Novel | 29
“Saat makan siang tadi, pelayan yang menuangkan anggur merah adalah
Sanada-kun, „kan? Kau terlihat sangat ahli, dan gerakanmu juga cukup halus
...! ”

“Terima kasih…”

Apakah aku diberi peluang bagus dalam hal ini?

“Tapi, masalah berpacaran adalah hal yang berbeda! Bukannya kau yang
menjadi masalah, tapi tak peduli siapa orangnya, aku takkan memaafkan
mereka! ”

Aku kira Papa Hiiragi adalah orang tua yang terlalu protektif?

“Apa mungkin bagi Natsumi-chan juga sama?”

“Ya.”

Aku akhirnya mengerti kenapa memiliki Natsumi-chan sebagai sekutu


memungkinkan kami untuk mendapatkan persetujuan untuk hidup bersama.

“Tak peduli apakah kau orang kaya atau anak SMA, aku takkan memberikan
Haru-chan!"

“Bahkan tanpa izin Otou-san, kami berdua masih baik-baik saja! Kami tidak
membutuhkan persetujuanmu! "

Gufu, Hiiragi Papa menerima serangan mental dari kata-katanya.

Pikiran overprotektif Hiiragi-chan terhadapku sangat mirip dengan Papa


Hiiragi.

“Haruka-san, jangan bilang begitu. Papa-san hanya mencoba berpikir yang


terbaik untukmu. ”

“Perasaan itu berat, jadi aku tidak menyukainya ...”

“Anak muda, nice folllow!”

“Ya.”
Kaito Novel | 30
“Mou, Seiji-kun, kamu ada di pihak siapa sih?”

Hiiragi-chan meluapkan kemarahannya dengan menginjak-injak tanah.

Ini adalah pemandangan yang lucu dan kekanak-kanakan.

Saat aku menyeringai, Hiiragi Papa juga menyeringai. Ah ... kita mungkin
bisa benar-benar akrab.

Orang ini ... aku merasa seperti aku pernah melihatnya sebelumnya ...? Apa
cuma imajinasiku saja?

“Ngomong-ngomong, murid yang berpacaran dengan gurunya, situasi yang


bikin iri —— tidak —— situasi yang memalukan itu tidak termaafkan
...! Apalagi gurunya adalah Haru-chan, itu bahkan lebih tak termaafkan! ”

Ketimmbang diriku yang dipermasalahkan, ini lebih seperti cowok manapun


tak boleh mendekati Hiiragi-chan.

“Lalu, apa yang bisa aku lakukan?”

Papa Hiiragi menatapku.

“Keberanianmu bagus, penampilan juga bagus, akal sehat, sopan santun,


kemampuan, semuanya baik ...”

“Kalau begitu ngga usah ditanyakan lagi. Otou-san sudah menyetujui 70%
darinya.”

“Tetapi! Tidak punya pendapatan. Itu tidak ada hubungannya dengan


statusnya sebagai anak SMA. Ini adalah fakta yang cukup beralasan! ”

“Tapi, untuk siswa SMA (Seiji-kun), Ia punya potensi tak terbatas!"

Tindak lanjut Hiiragi-chan untukku bagus.

“Keberaniannya bagus, penampilannya bagus, akal sehat, sopan santun,


kemahiran, semuanya baik, masa depan bisa diterima ...”

“Tuh, „kan. Tak perlu dikatakan lagi. Otou-san sudah menyetujui 90%.”
Kaito Novel | 31
“Haru-chan, diam dulu! Penghasilan tahunan sebesar 10 juta yen. Jika Ia
bisa mendapatkan uang sebanyak itu, Ia boleh muncul di hadapanku
lagi! Jika setidaknya Ia mampu, tak peduli apakah dia anak SMA, atau
kappa, aku akan mengakuinya. Aku pikir hubunganmu takkan bertahan
sampai saat itu! ”

Usai mengatakan itu, Papa Hiiragi langsung berbalik badan dan pergi.

“Aku akan menunggu. Hubungan kita akan terus berlanjut selamanya! Meski
kamu tak bisa punya pendapatan 10 juta, aku sudah benar-benar bahagia,
oke? ”

“Ya. Itu benar, tapi ...”

“Apa?”

“Beliau bilang, kita baru bisa menghadapnya lagi setelah aku dapat
penghasilan 10 juta, „kan? ... Bukankah itu artinya hubungan kita saat ini,
pada dasarnya diakui? Ini mirip seperti persetujuan diam-diam ...”

“Kamu benar!”

Hiiragi-chan menepuk tangannya dengan wajah sumringah.

Jika kita bertanya pada orangnya sendiri, beliau mungkin akan bersikeras
belum mengakuiku. Tetapi beliau bilang padaku tak masalah muncul di
hadapannya lagi di masa depan. Aku tak tahu apakah itu cuma kiasan, atau
spontanitas, tapi beliau sudah mengatakannya.

“Ya, baik atau buruk, aku takkan bahagia sampai benar-benar direstui.”

“Tentu saja hal yang baik! Otou-san hanya mengatakan apa yang ada di
pikirannya. ”

Ini benar-benar kebalikan dari apa yang beliau rasakan, tapi Ia mungkin
mengerti kalau suatu hari Hiiragi-chan akan terpisah darinya. Bahkan
sekarang, dia sudah meninggalkan rumah dan hidup mandiri.

“Karena berbagai keadaan, aku kehilangan kesempatan untuk itu, tapi ada
banyak hal yang ingin kutanyakan mengenai dirimu dan keluargamu.”

Kaito Novel | 32
“... Itu benar ... Bagiku, ada bagian yang sulit aku katakan, jadi aku tidak
mengatakan apa-apa ... tapi aku akan memberitahumu.”

Mungkin karena semuanya sudah beres, Hiiragi-chan masuk ke mode


pacar. Sudah tersirat di wajahnya kalau dia ingin menciumku sementara dia
bertindak tidak sabar.

“Tunggu. Pertama-tama, pastikan dulu masalah wawancara pernikahan hari


ini selesai. Kau sudah dewasa, bukan? ”

“Muuu ... Seiji-kun yang bersikap lebih dewasa daripada diriku, jadi agak
merepotkan ...”

Yah, kalau secara mental sih, iya.

“Tapi punya sisi yang bisa diandalkan juga bagus. Masih muda tapi bisa
diandalkan. Kesenjangan itu, selalu membuat jantungku berdetak. ”

Ujarnya sambil malu-malu. Lalu, Hiiragi-chan kembali ke ruang tunggu


tanpa menoleh ke arahku.

Sebagai laporan, aku mengirim pesan terima kasih kepada Natsumi-chan.

[Aku entah bagaimana bisa mengatasinya. Terima kasih. Namun, Papa-san


akhirnya mengetahui hubunganku dan diriku.]

[Ueeh ... Papa? Terus bagaimana?]

[Ditolak mentah-mentah. Tak peduli apakah aku anak SMA atau bukan.]

[Tentu saja seperti itu! Lol.]

Setelah itu, Hiiragi-chan kembali ke tempat di mana dia tinggal


sendirian. Rupanya, satu-satunya alasan dia jadi tahanan rumah adalah
karena wawancara pernikahan. Karena sudah masalah tersebut sudah
selesai, dia tampak bebas.

Untuk lebih memahami keadaan, aku menuju ke apartemennya.

Kaito Novel | 33
“Aku minta maaf karena sudha membuatmu cemas. Dan juga terima
kasih. Aku senang kamu datang. Terima kasih juga sudah menyelamatkanku
ketika hal-hal buruk akan terjadi padaku.”

“Itu bukan apa-apa ... Lalu, Haruka-san, mengenai keluargamu? Tampaknya


benar-benar kaya.”

“Aah ... tentu saja kamu akan menyadarinya …”

Dengan senyum masam, Hiiragi-chan terus berbicara. Keluarga Hiiragi


tampaknya berasal dari zaman Meiji, dan merupakan keluarga terhormat
yang menghasilkan banyak uang. Itu murni informasi. Penjelasannya tidak
ragu untuk itu.

“Saat ini, keluargaku hanya mengelola sebuah perusahaan ... apa kamu
pernah mendengar tentang perusahaan HRG? Anak SMA mungkin tak
terlalu tahu.”

“Eh. HRG !? Ah, mungkin karena itu Hiiragi?”

Itu benar, Hiiragi-chan mengangguk.

HRG adalah tempat aku bekerja sebelum melompati waktu. Itu adalah
perusahaan besar di bidang internet dan telekomunikasi.

“Jika kamu sudah tahu, maka obrolan kita bisa cepat. Otou-san adalah
presiden perusahaan itu. Dan Ia sangat-sangat menghargaiku, sampai-
sampai aku direncanakan akan diberi tempat untuk bekerja di sana setelah
lulus. Aku mulai membencinya ... dan akhirnya aku menjadi guru karena itu
adalah impianku sejak dulu.”

Papa Hiiragi, adalah presiden perusahaanku ... Tidak heran kalau aku
merasa sudah pernah melihatnya sebelumnya.

“Untuk sekolah, aku memasuki sekolah khusus perempuan yang sama


dengan Natsumi… kuliahnya pun adalah universitas khusus perempuan. Aku
patuh mendengarkan apa yang orang tuaku putuskan dan belajar dengan
rajin ….. tapi sekarang situasi saat ini, adalah balasan terhadap itu. "

“Itu cukup banyak untuk dipahami. Haruka-ojousama.”

Kaito Novel | 34
“Tunggu— Hentikan dong. Sebenarnya, aku dipanggil begitu di rumah!”

Hiiragi-chan memukuliku sembari menggembungkan pipinya.

Bagian tentang dia yang bodoh, dan jumlah orang yang dia kencani sampai
sekarang adalah nol, aku bisa menerimanya sekarang.

“Jadi begitulah, tapi ... mulai sekarang, tolong jaga aku.”

“Aku juga. Tolong jaga aku. ”

Menundukkan kepala kami sedikit, mata kami bertemu. Kami berdua lalu
mengeluarkan kata puu, dan tertawa lepas.

“Seiji-kun ♪”

Hiiragi-chan yang tidak sabaran langsung menempel padaku dan


memelukku erat-erat. Dan tentu saja, pertama kali dalam tiga hari, kami
berdua bermesraan dengan bibir kami sampai membuat mereka cukup
bengkak.

Kaito Novel | 35
Kunjungan Rumah Selama Liburan Musim Panas -
Bagian 1

“Saat liburan musim panas …..”

Hiiragi-chan berbicara sambil mencuci piring di dapur. Setelah mengecilkan


volume suara di TV, aku memfokuskan telingaku padanya.

“Aku ingin melakukan kunjungan rumah. Gimana menurutmu?”

“Apa? Kunjungan rumah? … Haruka-san, kau „kan bukan wali kelasku. ”

“Emang sih, tapi ...”

Dia mematikan keran air, membuka ikatan celemeknya dan berjalan ke


arahku. Untuk beberapa alasan, jenis gerakan ini sepertinya benar-benar
beresonansi denganku belakangan ini.

Hiiragi-chan tidak duduk di seberang, tapi malah duduk di sebelahku.

“Sebagai pembimbing klub, aku ingin lebih memahami situasi rumah Seiji-
kun, atau sesuatu seperti itu?”

“Kalau sudah ke sana, lalu apa?”

“Uuuu ...”

Sambil mengerang sedikit, Hiiragi-chan membentuk satu garis dengan


bibirnya.

“... Kau cuma ingin main di tempatku, „kan?”

“ Bi-Bisa iya atau tidak?”

Fuu fuu, dia memalingkan muka dan pura-pura bersiul.

Kaito Novel | 36
Bukannya aku tidak mengerti minatnya pada kamarku. Kalau dipikir-pikir
lagi, aku memang belum pernah mengundang Hiiragi-chan.

“Saat kamu demam dulu, aku pernah ke sana sekali.”

“Saat aku demam? Di kamarku? Kau datang setelah sepulang sekolah? ”

“Ah. Ummm ... ya, itu benar. Setelah pulang sekolah. Namun, sepertinya kau
sedang tidur, jadi aku langsung pergi lagi.”

Kenapa dia tidak mengatakan itu sambil menatap mataku? Apa dia
menyembunyikan sesuatu?

Yah, terserahlah.

“Meski kau datang ke sana, dirumahku masih ada Sana dan orangtuaku, apa
yang akan kau lakukan nanti? Kau cuma bisa ke sana sebagai Pembimbing
klub, loh.”

“Jika itu yang terjadi, maka aku, Hiiragi Haruka, akan melakukan yang
terbaik dalam menyapa Okaa-sama dan Otou-sama Seiji-kun! Tentu saja,
sebagai pembimbing klub.”

Dia mungkin terinspirasi aksiku saat mengumumkan hubungan kita kepada


Papa Hiiragi. Namun, keluargaku hanyalah keluarga normal dan biasa. Jika
dia mengumumkan hubungan kami seperti yang aku lakukan terakhir kali,
maka kedua orang tuaku dan Sana akan menatapku dengan tatapan
dingin. Karena itu akan menjadi situasi yang rumit, aku lebih suka dia tidak
melakukan salamnya.

“Kalau begitu ... Gimana kalau mampir hari ini? Kebetulan, di rumah lagi
enggak ada orang.”

“Aku mau!”

Dan begitulah. Hiiragi-chan main ke tempatku.

Kedua orangtuaku pergi kerja semua. Tou-san biasanya pulang agak malam,
dan hari ini juga hari di mana Kaa-san pulang malam. Sana pergi main
dengan Kanata hari ini, dan dia mungkin juga pulang malam.

Kaito Novel | 37
Saat aku membawanya ke kamarku, Hiiragi-chan melihat-lihat sekeliling
ruangan.

“Manga dimasukkan ke dalam kotak berwarna, ada juga beberapa game ...
Meja belajarmu juga tertata rapi ...”

“Ini ngga seberapa. Sebagian cukup acak, kok. Silahkan duduk di tempat
tidur atau sofa. Aku akan pergi membuat teh.”

“Ah, jangan repot-repot.”

Meski dia bilang begitu, dia selalu membuatkan untukku. Jadi hari ini,
giliranku untuk membuatkannya teh.

Setelah membuat teh barley di dapur, aku kembali ke kamarku.

“Terima kasih sudah menunggu…?”

Hiiragi-chan berlinangan air mata saat dia berbalik melihatku.

"Eh. Apa!? Apa ada yang salah!?"

“Iniiiiiiiiiiiiiii! Apa iniiiiiiiiiiiiii !? ”

Hiiragi-chan menunjuk majalah yang sedang dipegangnya.

Ugeh !? Kupikir aku sudah menyembunyikannya sejauh mungkin ke


belakang laci mejaku! Ini gawat…

“Ma-Majalah mesum ini ...!"

Bukannya sudah kubilang kalau kamu boleh punya hal yang begituan
setelah berusia 20 tahun !? Dia pasti akan mengatakan itu.

Atau mungkin, ini yang kamu sukai...? Sembari menatapku dengan ekspresi
benci.

Aku buru-buru meraih majalah itu.

Kaito Novel | 38
“Aaah. Ini, aaah. Benar, tentu saja. Ini punya Fujimoto! Tuh anak lupa
membawanya dan ketinggalan di sini!”

Layaknya penampilan pegulat pro, aku melempar malajah mesum itu ke tong
sampah.

“Yah, kalau memang seperti itu, maka tidak apa-apa ...”

Fuu. Aku berhasil mengelabuinya.

“Jika itu milik Seiji-kun, aku tidak tahu apa yang akan kulakukan.”

Terima kasih atas perhatianmu, maaf …... Aku diam-diam meminta maaf
untuk semua yang ada di dalam tempat sampah.

“Hahaha….Mana mungkin itu punyaku.”

“Iya, „kan? Maksudku, Seiji-kun takkan pernah menyukai gadis SMA! ”

... Tidak, tunggu, bukankah itu baik-baik saja?

“Jika itu tentang Onee-san yang tinggal di sebelah, atau tentang seorang
guru, maka itu aman."

Jadi, ini masalah genre!?

“Genre adik perempuan sepenuhnya dilarang!”

“Kau cukup berpengetahuan tentang genre !?”

Ini buruk ... Masih ada dua tempat lain ... dengan kartu tersembunyi ...

Memang itu adalah keputusan yang tepat untuk membagi risiko demi
menghadapi skenario terburuk ketika Sana atau Kaa-san menemukannya.
Dikemas ke bagian belakang kotak berwarna yang disamari manga
lain, "manga berbeda". Juga, di dalam paket permainan ada "disk yang
berbeda" di dalamnya.

Kedunya tidak bergenre tentang Onee-san atau guru !!

Kaito Novel | 39
Jika semuanya ditemukan, tamat sudah riwayatku ...

Lalu, kenapa kamu tidak sekalian saja berpacaran dengan gadis SMA? Ada
kemungkinan besar dia akan menatapku dengan tatapan sinis seperti itu!

Padahal kupikir kita bisa bersenang-senang di kamarku dan bermesra-


mesraan! Tak kusangka malah ada ranjau darat ...!

“Seiji-kun, kamu sedikit berkeringat, apa kamu baik-baik saja?”

“Eh, aah, ya. Aku baik-baik saja…”

Aku duduk di sebelah Hiiragi-chan, dan memeluk pinggulnya untuk


menghentikannya agar tidak bergerak.

“Astaga, Seiji-kun ... ♡”

Hiiragi-chan melekat padaku layaknya kucing manja. Ya. Aku tidak


bermaksud seperti itu, tapi kurasa tidak apa-apa.

“Ah. Manga itu. Kau pernah bilang kalau ceritanya menarik, kan !? ”

Hiiragi-chan menunjuk ke salah satu kotak berwarna.

Kuuuu! Di belakang yang itu ada——!

“Apa aku boleh membaca volume pertamanya?”

“Kamu tidak boleh! Jelas tidak bioleh! Lagipula, ceritanya tidak menarik
sama sekali! Maaf!”

Jika dia mengeluarkan satu volume saja, dia pasti akan menyadari di balik
manga itu ...!

“Eh? Tetapi ketika aku melihatnya di toko buku kemarin, sesuatu yang
terjual lebih dari 20 juta kopi ditulis di obi. ” [TN: Obi yang dimaksud
adalah pita kertas yang biasanya melilit di sampul buku di Jepang. Ini
sering digunakan sebagai cara untuk mengiklankan seri atau karya lain
oleh penulis.]

Kaito Novel | 40
“I-itu sih….mungkin kau salah baca?”

“Hmmm ... Tapi ... aku agak tertarik dengan apa yang dibaca Seiji-kun ...”

Maafkan aku! Aku tidak membaca manga yang ditampilkan di depan, tapi
membaca manga yang ada di balik dengan penuh semangat! Kalau dihitung-
hitung, aku mungkin sudah membacanya setidaknya 3 kali!

Karena aku tidak bisa memperlihatkannya dengan baik, aku mati-matian


mencoba mengalihkan rasa penasarannya.

“Entah bagaimana matamu tampak sedikit merah, apa kamu baik-baik saja?”

“Ak-Aku baik-baik saja, kok ...”

Aku menarik volume dari rak yang terpisah, dan entah bagaimana bisa
menundukkan rasa ingin tahu Hiiragi-chan. Tentu saja, aku mengambilnya
dari rak di mana tidak ada apapun di belakangnya.

“Seiji-kun, apa kamu tidak bosan?”

“Eng-Enggak kok?”

“Kalau begitu, gimana kalau baca bareng”

Hiiragi-chan memberiku bagian kanan dari manga. Jika aku menolak untuk
membaca manga pada saat ini, itu akan menimbulkan masalah. Karena itu,
aku menuruti permintaannya.

“Seiji-kun, kamu membaca sangat cepat.”

“Karena, Aku sudah tahu jalan ceritanya.”

“Mou, dasar ih…..”

Membaca satu volume sambil bermesraan memakan waktu sekitar 20 menit.

Kami membacanya dengan cepat.

Kaito Novel | 41
Sekarang apa yang harus kita lakukan?

“Biasanya, game apa yang kamu mainkan?”

“Ti-Tidak, ini sebenarnya punya Sana, bukan punyaku. Sampai sekarang, aku
belum pernah bermain game sekali pun. ”

“Benarkah? Kalau begitu, sekarang adalah kesempatan bagus. Ayo bermain


bersama ♪ ”

Dengan segala cara, Hiiragi-chan mendekati rak tempat permainan itu


berada.

Saat mataku terpaku pada pantat bohai yang menghadap ke arahku, dan
paha mulusnya yang mencuat dari roknya, “Mana yang seru, ya ...?” Dia
mengambil permainan dan melihat bagian belakang bungkus.

Ah. Itu——!

“Tu-tunggu, yang itu—“

Aku segera mengambilnya. Dari semua permainan yang ada, kenapa dia
harus memilih yang benar ... fiuh, hampir saja.

“Apa itu seru? Lalu, dimana mesinnya? Aku akan menghidupkan saklar.”

Fiuh, ketika aku mengelus dadaku dengan lega. aku membuka bungkus itu
dan memeriksa isinya. Hmmm…? Isinya sama dengan gambar yang ada di
bungkusnya? Lalu, di mana "cakram lain" !? Aku membuat kesalahan
dengan sampulnya!

Di mana, di mana, di mana itu ... !?

Aku berulang kali menarik game, membukanya, menutupnya, dan kemudian


mengembalikannya. Namun, mereka semua berada di tempat yang benar.

Di tempat yang benar? Seharusnya tidak begitu ...?

Uuuuuuuuuuuuuuuuuuun, itu adalah suara mesin konsol gim yang


dinyalakan.
Kaito Novel | 42
Shuuin, shuuin, shuuiiiiiiiiiiiiiiin-

Semua gim yang disimpan enggak ada yang salah, namun konsol gim
tersebut masih membaca sesuatu. Jadi ada di dalam situuuuuuuuuuuu!

Sudah diatur untuk melanjutkan di tempat itu berhenti, jadi jika itu yang
terjadi——!

Gambar seorang gadis SMA yang cantik dengan ekspresi mesum muncul——!

Bergerak kebih cepat dari seorang ninja, aku mencabut semua colokan.

"Hmmm…? TVnya tidak mau nyala? "

Dengan ekspresi bingung, Hiiragi-chan memiringkan kepalanya.

Aku tidak tahu yang mana, jadi benar bagi aku untuk menarik mereka
semua.

Fiuh, saat aku menyeka keringat dengan punggung tanganku, Hiiragi-chan


mulai menjelajah di belakang konsol.

“Apa kabelnya sudah dicabut ...? Ah, ada permainan di belakangnya ... "

Karena penasaran, dia mengambilnya dan membaca judul game dengan


keras.

" Masa-masa sekolah Gadis SMA usia 17 Tahun' ..."

“……”

Sekelompok gadis imut berseragam menatap kembali pada senyum Hiiragi-


chan.

““…….””

Kupikir aku kehilangan itu, jadi selama ini ada di sanaaaaaaaaaaa!

"Seiji-kun, apa ini?"

Kaito Novel | 43
Nada bicaranya jadi siniiiiiiiiiiiis.

“I-I-I-I-I-I-I-I-Ini semacam dokumenter. Ah, benar juga, seperti film


dokumenter N ◯K ... ”

“Dokumenter…?"

Hiiragi-chan memutar pergelangan tangannya dan melihat bagian belakang


paket.

Aaah— mampus dah ... Gambar seorang gadis SMA yang menunjukkan
ekspresi ahegao ditunjukkan di beberapa bagian.

Hiiragi-chan bergetar penuh amarah. Dia meremas kasingnya sampai pecah.

“Seiji-kun no bakaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!”

Kasing itu terbang ke arahku dengan kecepatan rendah.

Gan, pukulan langsung ke wajahku.

“Aduh!?”

Emangnya dia Matsuzaka! [TN : Daisuke Matsuzaka , pemain baseball


Jepang terkenal yang pernah bermain di MLB sebelumnya]

“Kenapa bukan yang guru siiiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhh!”

“Malah itu yang dipermasalahkan?”

Prak, prak, prak, dia mulai melempar semua yang ada di sekelilingnya ke
arahku sekeras yang dia bisa. Benda-benda yang ada di sekitarnya akhirnya
berasal dari tumpukan manga, dan pada akhirnya, dua koleksi yang aku
sembunyikan terlihat olehnya.

Memegang manga yang menunjukkan gadis-gadis melakukan hal-hal yang


memalukan, Hiiragi-chan gemetar karena amarah.

“Yang ini jugaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!? Bukannya ini juga gadis-gadis SMA


!? Majalah dari sebelumnya juga milik Seiji-kun, „kan !? ”
Kaito Novel | 44
“Aku minta maaaaaaaaaaaaaaafffff!”

Hiiragi-chan berlari srampangan bagaikan dewa angin, tapi begitu aku


memeluknya dan memberinya ciuman lembut, Hiiragi-chan, yang berada
dalam mode dewa angin supernya, mulai kembali tenang.

Kaito Novel | 45
Kunjungan Rumah Selama Liburan Musim Panas -
Bagian Kedua

Saat waktu bermesra-mesraan dan berciuman kami berakhir, wajahku


dipenuhi tanda ciuman.

Di saat aku sedang membersihkan kamar yang berantakan, Hiiragi-chan


tengah asyik membaca manga yang aku kibuli dan kubilang membosankan,
“Seperti yang kuduga, Seiji-kun. Ini sebenarnya cukup menarik.”

Aku senang dia bisa membaca manga yang menurutku menarik. Namun,
sekarang kami sangat fokus untuk main di rumah, aku tidak tahu harus
berbuat apa lagi.

Setelah aku duduk, Hiiragi-chan langsung bergerak di depanku, duduk dan


membaca manga sambil menggunakanku sebagai sandaran. Mau tak mau,
Aku akhirnya memeluknya begitu saja.

“Haruka-san ...”

“Apaa?”

Rambutnya yang halus terasa geli. Samponya juga beraroma harum. Ini bau
yang aku tahu, tapi aku tak pernah terbiasa dengannya dan itu selalu
membuat jantungku berdetak lebih cepat.

Setiap bagian dari Hiiragi-chan yang aku sentuh terasa lembut. Aku heran
kenapa wanita selalu terasa begitu lembut.

“Kau harus geser sedikit. Atau…”

“Atau apa?”

Aku akan menyentuh payudaramu. Atau begitulah yang aku pikirkan, tapi
aku tak punya keberanian untuk melakukannya. Sebaliknya, aku mencium
leher dan tengkuknya.

“Eiiii, tunggu, ini rasanya geli ♡”


Kaito Novel | 46
Ki ki, suara sepeda berhenti di luar bisa terdengar.

“Hhmm? Ini buruk, Sana mungkin sudah pulang.”

“Eh. Bukannya kamu bilang kalau dia akan keluar sampai malam?”

“Seharusnya sih begitu— ”

Setelah menggeser Hiiragi-chan dari pangkuanku, aku melihat keluar dari


jendela dan menyadari kalau Sana memang sudah kembali. Selain itu, dia
membawa Kanata bersamanya. Kurasa mereka bosan nongkrong di luar, dan
memutuskan pulang untuk bermain di rumah ini? Sialan Friendly Gamer
Combo.

Aku bergegas ke lantai pertama dan menyembunyikan …... sandal yang


dikenakan Hiiragi-chan. Tepat pada waktu bersamaan pintu depan terbuka.

“Hmmm? Nii-san, bukannya kamu sedang keluar? ”

“Tidak, yah ... Aku memang punya urusan, dan cepat kembali setelah
urusanku sudah selesai.”

“... Permisi, maaf mengganggu.”

Ucap Kanata yang selalu sopan seperti biasa.

“Ya, selamat datang.”

“Nii-san, apa kamu menyembunyikan sesuatu? Seperti di belakangmu? ”

“Ha-haah? Ak-Aku tidak menyembunyikan apa-apa, kok? ”

Kuarahkan punggungku ke dinding dan berjalan seperti kepiting.

“…”

Kanata terus-terusan menatapku.

Apa aku dicurigai?

Kaito Novel | 47
“Oiya. Kami berencana main game di kamarku. Nii-san mungkin lagi gabut,
„kan? Apa boleh buat, Sana akan mengizinkanmu bergabung dengan kami. ”

“Maaf. Aku lagi sibuk.”

“Muu. Apa-apaan dengan cara bicaramu itu !? Kamu pasti lagi banyak waktu
luang, „kan.”

“Berisik - ”

Saat mereka melepas sepatunya, aku berjalan menjauh dari pintu masuk dan
menaiki tangga. Lalu pada saat itu, Aku mendengar percakapan mereka di
pintu masuk.

“Eeh? Masa? Mustahil!”

“... Wajah paniknya itu, pasti tidak salah lagi.”

“Ni-Nii-san mana mungkin punya pa-pa-pa-pacar. It-i-itu mustahil. ”

“... Sa-chan. Ada kemungkinan besar. ”

“Me-Meski begitu, datang sekarang, mana mungkin ..."

Gadis itu, Kanata terlalu peka.

“Jika Kana-chan sampai segitunya, gimana kalau kita konfirmasi saja? Mu-
mungkin tidak ada ...”

“... Sa-chan, badanmu terlalu gemetaran.”

Begitu aku memasuki kamar aku, aku langsung membarikade pintu


masuk. Aku menumpuk kotak-kotak berwarna, lemari pakaianku, dan
barang-barang lainnya di depan pintu.

“Ada apa, Seiji-kun?”

“Entah bagaimana, sepertinya aku ketahuan.”

Kaito Novel | 48
“Eh? kalau aku ada di sini? ”

“Bukan. Ketimbang Haruka-san, malah lebih ke fakta kalau aku sedang


bersama pacarku sekarang. ”

“Ap-Apa yang harus kita lakukan ...?”

Berkebalikan dari ucapannya, Hiiragi-chan tampak senang. Diakui sebagai


pacarku, sepertinya menggelitik kesukaannya.

“Haruka-san, pergi ke tempat tidur dulu.”

“Eh, kasur Seiji-kun? Boleh nih!? ”

“Kenapa kau malah membuat wajah senang?”

Hiiragi-chan segera terjun ke tempat tidurku.

“... Aromanya seperti Seiji-kun ... Fufu.”

Nampaknya dia bersenang-senang, kurasa tidak apa-apa.

Tok tok, suara ketukan datang dari pintu kamarku.

“Ni-nii-san? Ini Sana ... apa sana boleh Sana masuk? ”

“Kamu ngga boleh masuk, tidak. Tentu saja tidak! Kamarku sangat
berantakan sekarang.”

Di sisi lain pintu, suara keduanya bisa terdengar.

“... Seperti yang kuduga, ternyata benar.”

“...... Tidak mungkin ... Uuuuu ...”

“... Sa-chan. Ini tidak apa-apa.”

Kaito Novel | 49
Mana mungkin kedua gadis lemah ini bisa menghancurkan barikade
kamarku. Jika aku tidak memberi mereka kesempatan untuk melihat hal
yang sebenarnya, aku bisa melewati kesulitan ini ...!

Saat aku melirik ke tempat tidur, aku melihat Hiiragi-chan yang sedang
terbungkus selimut.

“Selimut ini ... aromanya seperti Seiji-kun ... aku ingin membawanya pulang
bersamaku ...”

Baik di dalam kamar ataupun di luar kamar, semuanya sangat serius, namun
dewiku benar-benar bebas.

“Nii-san? Apa mungkin ... di dalam ... jika ada seseorang di sana yang tidak
bisa Sana ajak bicara, maka Sana ingin kamu memberitahu dia ... jika tidak,
Sana ingin kamu mengatakannya dengan jelas.”

"——Di sini tidak ada siapa-siapa.”

“... Ia tadi menggunakan bahasa formal. Ia pasti berbohong. Jika memang


tidak ada, seharusnya Ia sudah membuka pintu dari tadi.”

Sialan kau. Kanata ...!

“Jika ... pa-pacarmu datang, tinggal bilang saja ...?”

Mana mungkin aku bisa mengatakannya, „kan? Jika aku mengakuinya, lalu
dia akan bertanya, orang seperti apa pacarmu? Aku ingin bertemu
dengannya, biarkan aku masuk dan memperkenalkan diriku —— tentu saja
akan menjadi seperti itu.

Jika aku bisa bertahan dan terus mengatakan tidak ada, pintu ini takkan
terbuka. Aku harus mempertahankan ini dengan hidupku.

“Di sini ngga ada siapa-siapa kok. Aku cuma lagi beres-beres barang
sekarang, jadi semuanya sedang berantakan dan kamu tidak bisa masuk. ”

“... Jika Ia begitu keras kepala, ada kemungkinan besar pacarnya kalau
adalah seseorang yang tidak bisa dikenalkan dengan kita."

Kaito Novel | 50
Giku.

“Eh? Apa maksudmu, Kana-chan?”

“... Seiji-kun, secara tidak langsung berbicara, pada liburan musim panas ini
sebagai kesempatan untuk membawa gadis-gadis SD ke kamarnya——”

“Kau salah kaprah!”

“Itu benar, Kana-chan. Tak peduli seberapa besar Nii-san menyukai dada
rata, itu berbeda dengan loli.”

“Hei. Jangan seenaknya memanggilku sebagai bagian dari faksi dada datar.”

“... Terlepas dari ada tidaknya gadis SD, selama kamu tidak membuka pintu,
kita takkan pernah tahu.”

Sialan. Ini sofisme, tapi memang masuk akal. Aku tahu itu salah karena aku
terus mengunci di dalam.

“... Selama kamu tidak membuka pintu, ada dua kemungkinan yang ada pada
saat yang sama ... Seiji-kun yang lolicon dan Seiji-kun yang tidak ...”

“Ummm, kalau aku tidak salah ingat ... itu Kucing Sugar.”

“Kucing Schrödinger. Apa yang kamu lakukan, mengubahnya menjadi


semacam permen?”

Merasa ada yang menatap, aku membalikkan badan. Honyuun, honyuun,


Hiiragi-chan mengusap-usap payudaranya sendiri.

“Seiji-kun ... kamu menyukai dada rata?”

“Bukan itu masalahnya. Jangan gigit segalanya, itu akan membingungkan. ”

“... Sa-chan, barusan, ada suara.”

“... Ya ... Sana juga mendengarnya. ——Nii-san! Kenapa kamu terus


bersembunyi!? ... Bahkan jika Nii-san adalah lolicon ... Sana akan
menahannya.”
Kaito Novel | 51
Kau bertahan dari apa? Lebih penting lagi, itu tidak benar.

“... Seseorang yang tidak bisa dikenalkan kepada kita, sudah diputuskan ...
Jika bukan gadis SD, kemungkinan lain ...”

“Jika bukan gadis SD, lalu apa ...?”

“... Kemungkinan besar, cowok.”

“Jika itu seorang cowok, bukannya itu baik-baik saja?”

“... Seorang cowok yang tidak bisa dikenalkan kepada kita, itu berarti—— Di
dalam ruangan itu, bunga mawar sedang bermekaran.”

Itu tidak mekar sama sekali. Terus, jangan gunakan kata yang mudah
dibayangkan.

“Itu berarti…!? —Pacar Nii-san adalah ... cowok? Karena itu Ia tidak bisa
memperkenalkannya pada Kana-chan dan Sana? ”

“... ada kemungkinan seperti itu.”

“Tidak, bukan itu, kalian salah.”

“Nii-san! Biarpun Nii-san suka sama cowok, Sana akan bertahan. ”

"Seperti yang sudah kubilang, apa yang kau tahan?"

“Kumohon, keluarlah…”

Sana, maafkan aku, tapi aku tidak bisa melakukan itu. Bahkan aku punya
sesuatu yang perlu aku lindungi.

Karena aku tidak menaruh perhatian padanya, saat aku sadar, Hiiragi-chan
sudah tertidur pulas. Wajah tidurnya terlihat imut.

“... Sa-chan. Dengan asumsi kemungkinan terburuk ... Bisa jadi itu keduanya.

Kaito Novel | 52
“Keduanya?”

“... Kemungkinan kalau di dalam ruangan itu, ada anak laki-laki SD..."

“Itu berarti ... itu bukan loli tetapi shota ...!?”

Ini buruk. Tingkat kemesumanku di mata mereka perlahan-lahan naik.

“Sebelum Nii-san menjadi penjahat——!”

Brak, setelah mendengar suara keras, kotak-kotak berwarna itu bergerak.

He-hei hei hei, yang bener aja, Imouto.

“... Kekuatan cinta Sa-chan ...”

“It-Itu tidak benar. Bu-Bukan itu masalahnya. ”

Brak, gebrakan lain yang melanda pintu menyebabkan barikade bergetar.

Ini bukan candaan lagi! Mana mungkin aku membiarkannya


mengetahuinya! Kuu ... Kekuatan Sana lebih kuat dari yang aku kira ... !? Di
mana dia menyembunyikan kekuatan konyol ini?

“Sana, sebenarnya tidak memikirkan Nii-san, okaaaay?”

Brak, barikade bergetar lagi. Tinggal masalah waktu saja sebelum


rusak. Menyerah pada barikade, aku membangunkan Hiiragi-chan.

“Ciuman pagi ...”

“Baiklah, baiklah. Pegang erat-erat selimutnya. Aku akan membiarkan


Haruka-san keluar. ”

“Hoeh?”

Setelah dia memakai sandal, aku membawanya lebih dekat ke jendela.

Kaito Novel | 53
“Eh, eeeeehhh !? Ak-Aku turun dari sini !? Aku tidak bisa, tidak bisa, tidak
bisa. ”

“Tidak ada waktu lagi. Sana dan Kanata hampir akan— ”

“A-aku mengerti. Sampai jumpa lagi ... Seiji-kun, aku mencintaimu.”

“Aku juga, Haruka-san.”

Sambil saling memeluk, kami berdua berciuman. Rasanya seperti adegan di


film-film Hollywood.

Sambil menginjak ambang jendela, aku perlahan-lahan menurunkan Hiiragi-


chan yang berpegangan selimut. Kemudian, berat tiba-tiba menghilang, dan
ketika aku melihat ke bawah, Hiiragi-chan melambaikan tangannya.

Pada saat yang sama, gubraaak, barikade hancur beratakan ditendang Sana
dan Kanata saat mereka masuk.

“Ah. Apa…?”

“…… Seiji-kun, di mana gadis atau bocah laki-laki SD-nya?”

Haah, aku menghela nafas lega. Mereka berdua mungkin juga melihat
ekspresi legaku.

“Bukannya dari tadi sudah kubilang kalau orang semacam itu tidak ada,
„kan?”

Keduanya berusaha mencari seseorang yang mereka pikir ada di dalam


ruangan ini.

“Lihat „kan? bukannya sudah kubilang. Nii-san mana mungkin punya pacar.

Dia membusungkan dadanya yang rata dengan wajah sombong.

“... Ini aneh ...”

Kanata tampaknya tidak puas saat dia menyuarakan kebingungannya.


Kaito Novel | 54
“Aku sedang beres-beres, jadi aku mengumpulkan semua perabotan di dekat
pintu.”

Dengan alasan yang masuk akal, entah bagaimana aku bisa berhasil
melarikan diri.

“Kana-chan, ayo pergi? Ayo main game yang baru saja kita beli? ”

“………Ya.”

Kanata, yang sedari tadi duduk di tempat tidur, berdiri, dan akan mengikuti
Sana keluar dari kamar. Namun sebelum membuka pintu, dia berhenti
sejenak.

“… Di tempat tidur itu. Ada bau gadis lain selain Sa-chan. Seprainya juga
agak hangat.”

Giku.

Mungkin karena barusan Hiiragi-chan tidur di sana.

“Itu bau badanku. Baunya harum, „kan? Aku sempat tidur siang, sih.”

“... Jika , kamu memang punya pacar, tolong beri tahu Sa-chan, oke? ...
Lagipula Sa-chan benar-benar menyukai Onii-chan.”

Sama seperti aku memberitahu Natsumi-chan, apa aku juga harus


memberitahu Sana ...? Jika aku melakukan itu, apakah Sana akan
mendukung kita seperti Natsumi-chan?

Kana-chan? Sana memanggil Kanata dari kamarnya sendiri dengan suara


nyaring.

Kanata sedikit menundukkan kepalanya dan keluar dari kamarku.

Goron, aku berguling-guling di tempat tidur. Itu benar. Baunya harum


seperti Hiiragi-chan.

Kanata tampaknya curiga bahwa aku memang sudah punya pacar. Walau dia
mungkin tidak tahu siapa orangnya.
Kaito Novel | 55
“Entah bagaimana semuanya berhasil.”

Aku menelepon Hiiragi-chan.

"Itu bagus. Aku akhirnya mengalami banyak hal yang


mendebarkan. Ahaha .... Maaf karena mengatakan sesuatu yang egois
seperti ingin pergi ke rumah Seiji-kun. ‖

“Tidak masalah. Seharusnya tidak ada orang di rumah, jadi jangan khawatir.

Setelah memutuskan waktu pertemuan kami berikutnya, aku mengakhiri


panggilan.

Suun suun, ketika aku mengendusnya, bau Hiiragi-chan bisa tercium dari
seprai.

Apa aku bisa tidur malam ini ...?

Aku sekarang agak mengerti perasaan Hiiragi-chan ketika dia bilang kalau
dia ingin membawa selimutku ke rumahnya.

Kaito Novel | 56
Pertandingan Penentuan! Kolam umum

“Buuheeyaaaa...”

“Ya, itu bagus, kau melakukannya dengan baik.”

“Fuuhi, fuuiiii ...”

“Kau mulai menjadi lebih baik, Haruka-san.”

“Fuuuu, hiiin ...”

Hiiragi-chan menggerakkan kakinya dengan sekuat tenaga, menyebabkan air


memercik ke atas. Aku menarik tangannya sambil perlahan-lahan mundur.

“Sei-ji-kun, kakiku sudah tidak kuat lagi...”

“Jangan mengangkat kepalamu. Menunduklah dengan benar. Angkat kepala


kalau ingin mengambil nafas saja. ”

“Enggak mauuuuuuu ... Seiji-kun yang galak sama sekali tidak baik ...”

Ada alasan bagiku untuk mengajar Hiiragi-chan caranya berenang.

Tiga hari sebelumnya…...



―Seiji-kun, lain kali ayo kita pergi ke pantai!‖

―Aku sih oke-oke aja, tapi Haruka-san, kau ‗kan tidak bisa berenang?‖

―Tidak apa-apa jika aku tidak bisa berenang. Selama aku punya ban
pelampung dan kacamata renang, aku akan bisa mengaturnya.‖

―Kau sih enak aja bilang begitu, tapi bukannya terakhir kali di kolam kau
hampir tenggelam setelah terseret ombak buatan?‖
Kaito Novel | 57
―It-Itu mah kecelakaan ...‖

―Tidak tahu cara berenang bakal menyebabkan kecelakaan. Jadi jika


kepingin ke pantai, kita baru bisa pergi setelah kau sudah belajar caranya
berenang, oke?‖

Begitulah yang kukatakan pada Hiiragi-chan yang sudah berganti pakaian


bikini yang menyilaukan, dan dilengkapi dengan ban pelampungnya.

―Aku cuman tinggal mengambang dengan ban pelampung ini, jadi takkan
ada masalah!‖

―Jangan meremehkan lautan!‖



Oleh sebab itu, aku memutuskan untuk mengajarinya cara berenang dan
itulah alasan mengapa kami berdua berada di kolam renang umum hari ini.

Kami mengenakan topi dan kacamata sebagai penyamaran, jadi seharusnya


tidak ada orang yang mengenali kami.

Setelah flashback berakhir, aku menyadari kalau aku tidak mendengar suara
percikan air lagi. Hiiragi-chan, yang mengenakan pakaian renang tengah
mengambang di sana.

“Heeeeey, apa kau baik-baik saja !?”

Aku segera membawa sang dewi ke tepi kolam renang. Sambil bernapas
terengah-engah, Hiiragi-chan melepas kacamata dan berbicara.

“Seperti yang kuduga, ini mustahil ... Apakah tidak apa-apa jika aku tidak
bisa berenang ...?”

Ucapnya dengan nada menyerah sembari meringkuk mirip seperti posisi


janin.
Kaito Novel | 58
“Aku ingin pergi ... aku ingin berpegangan tangan sambil berjalan di pantai
berpasir yang berlatar belakang matahari terbenam ……. aku ingin bermain-
main di laut.”

Pemilihan lokasinya sempurna. Jika memang benar begitu, maka tidak ada
masalah. Aku sendiri tidak keberatan untuk pergi ke pantai. Namun, tentu
lebih baik untuk mengetahui cara berenang demi mencegah kecelakaan. Itu
sebabnya, aku memutuskan untuk memberi sedikit pelatihan khusus dengan
waktu yang kami miliki selama liburan musim panas.

“Kita bisa pergi setelah kau bisa berenang. Jika tidak, aku tidak mau
pergi. Bagaimana jadinya Jika kakiku kram dan aku mulai tenggelam, apa
yang akan kau lakukan nanti, Haruka-san? ”

“Itu sudah jelas!”

Pemandangan dirinya yang panik dan meminta bantuan sekelilingnya


muncul di benakku.

“Aku akan mati bersamamu!”

“Jangan jawab sembarangan!”

Haah, aku menghela nafas.

“Jika Haruka-san bisa berenang, kau „kan bisa menyelamatkanku, tahu?”

Pakaian renang model anak sekolahan benar-benar terlihat bagus pada


Hiiragi-chan. Namun, karena dia punya tubuh montok, kelihatannya jadi
agak ketat. Area sekitar dadanya dan pantatnya terlihat sangat kaku.

“Uuuuu ...”

“Ayo istirahat sebentar ...”

Jika aku terlalu galak dan dia kehilangan motivasinya, itu bakal
buruk. Setelah memutuskan itu, aku pergi ke mesin penjual otomatis dan
membeli minuman sebelum kembali.

“Onee-san, apa kau tidak bisa berenang?” (Bocah sableng A)


Kaito Novel | 59
“Ahaha ... ya, itu benar.” (Hiiragi-chan)

Hiiragi-chan yang duduk di bangku, dikelilingi oleh bocah-bocah ingusan


(kira-kira sekitaran anak kelas 5 SD) yang tampaknya sedang mengikuti
pelajaran berenang.

“Orang yang bersamamu mungkin mengajarimu dengan buruk.” (Bocah


sableng B)

“Ahaha ... aku tidak tahu tentang itu.” (Hiiragi-chan)

“Onee-san, biar aku yang mengajarimu!” (Bocah pekok C)

“Terima kasih.” (Hiiragi-chan)

“Oi, bocah. Apa kau memerlukan sesuatu dari pacarku?” (Sanada Seiji)

“Eeeh !? Orang ini, kau pacar pak tua ini? ” (Bocah sableng A)

Pak tua ... !? Padahal aku seharusnya masih berusia kelas 2 SMA ...

“Itu pasti bohong!” (Bocah sableng B)

“Jika itu memang benar, itu artinya Onee-san sudah ditipu olehnya!” (Bocah
pekok C)

Ahaha, Hiiragi-chan tertawa menanggapi komentar bocah-bocah itu.

“Aku tidak ditipu, kok.” (Hiiragi-chan)

“O-Oi ... asal kalian tahu saja, aku ini masih kelas 2 SMA, dan sama sekali
bukan pak tua. Lagipula, aku tidak menipunya sama sekali.” (Sanada Seiji)

“ “ “Kau pasti berbohong!” ” ”

“Aku bilang itu bukan bohong!” (Sanada Seiji)

“Berhentilah serius dengan anak-anak, pak tua.” (Bocah sableng A)

Kaito Novel | 60
“Bikin sakit mata!” (Bocah sableng B)

“Onee-san, jika kau benar-benar berpacaran dengan pak tua ini, sebaiknya
kau harus cepat putus dengannya.” (Bocah pekok C)

Terus saja ngoceh sesuka kalian ...!

Tetap tenang, Sanada Seiji. Mereka cuma anak-anak. Seorang pria yang
mudah marah pada mereka sama sekali tidak dewasa.

“Pak tua itu ngga pandai mengajar, jadi biar kami yang akan mengajarimu.”
(Bocah sableng A)

“Jangan macam-macam. Lebih baik kalian pulang dan minta Mama


membuatkanmu pai atau semacamnya.” (Sanada Seiji)

“Kau mungkin punya motif tersembunyi untuk mengajar Onee-san ini,


„kan?” (Bocah sableng A)

“Jika kau bisa berenang lebih baik dari kami, maka kurasa tidak apa-apa?”
(Bocah sableng B)

“Pertandingan, pertandingan!” (Bocah pekok C)

——Akan kuhancurkan kalian ...!

“Itulah yang aku inginkan, ayo kita tanding!” (Sanada Seiji)

“Seiji-kun, lakukan yang terbaik!” (Hiiragi-chan)

“Ya!” (Sanada Seiji

“““……….”””

Para bocah memiliki ekspresi yang menarik.

“Hmmmm ~? Apa kalian berpikir kalau kalian yang bakal disemangati? ”

Aku mencoba yang terbaik untuk membuat mereka gelisah sedikit.

Kaito Novel | 61
Tiga bocah itu mengambil papan seluncur mereka dan mulai menyerangku.

“Hei, pakai senjata itu curang tau—“

“ “ “Diam kau, dasar pak tua!” ” ”

“Siapa yang kalian paggil pak tua? Hei! Baiklah kalau begitu ... biar kuladeni
kalian!”

“Lalu, bagaimana kalau renang estafet 3 x 100 meter.”

Mereka dengan egois memutuskan aturan.

Itu artinya, aku akan berenang 300 meter sendirian ...? Oke,
baiklah. Keadilan yang mengalahkan keadaan curang memang keren.

Bocah pertama dan aku, mengambil posisi.

“Jangan mengeluh jika aku mengambil pacar yang kau ngaku-ngaku itu, pak
tua.”

“Haah? Meamngnya kau bisa merebutnya? Sebaliknya, aku tidak mengaku-


ngaku.”

“—— Bersiap, mulai!”

Pachin, Hiiragi-chan menepuk tangannya sebagai sinyal penanda mulainya


pertandingan kami.

Lalu, kami melompat. Aku mengintip dari sudut mataku. Cara


penyelamannya halus dan bentuknya bagus. Namun, itu tidak cukup! Aku
tak peduli jika dibilang sifat bocah, aku akan menghancurkan mereka dengan
sekuat tenaga. Aku langsung memperlebar jarak, dan melakukan putaranku
100 meter.

“Seiji-kun, kamu sangat cepat! Seperti seekor penguin!”

Kyah, kyah, aku mendengar Hiiragi-chan bersorak dengan suara melengking


dari tepi kolam renang.

Kaito Novel | 62
Apa tidak ada metafora lain yang bisa kau pilih? Sembari memikirkan itu,
aku terus bergerak maju didalam air.

… Ah. Ini buruk. Aku berusaha terlalu keras di awal. Saat asam laktat mulai
menumpuk, lengan dan kakiku menjadi lebih berat.

Ketika aku melakukan giliranku 200 meter, “Sedikit lagi! Kita bisa
menyusulnya! ”Aku mendengar seseorang mengatakan itu.

Ketika aku melihat ke belakang sejenak, aku bisa melihat jarak antara diriku
dengan si bocah sableng hampir dekat.

Aku akan mempertaruhkan seluruh keberadaanku untuk menghancurkan


bocah-bocah ini ...! Dengan mengubah emosi negatifku menjadi energi, aku
meningkatkan kecepatan lagi.

Setelah menyelesaikan 300 meterku, aku mengangkat kepala dan melihat


kalau jarak perbedaannya sekitar 10 meter sampai tujuan.

“Seiji-kun, kamu sangat cepat!”

“Y-yah ... yeah ...”

Sambil ngos-ngosan, aku menepi ke tepi kolam renang.

“Kerja bagus ♪”

Hiiragi-chan datang sambil memegang handuk seperti manajer.

“Pak tua, kau sangat cepat.” (Bocah sableng A)

“Iya, „kan? Sebaliknya, berhentilah memanggilku pak tua.” (Sanada Seiji)

“Apa kau tidak bisa menahan diri sedikit, pak tua.” (Bocah sableng B)

“Sudah kubilang, berhentilah memanggilku dengan panggilan itu.” (Sanada


Seiji)

“Benar-benar tanpa ampun walau lawannya bocah.” (Bocah pekok C)

Kaito Novel | 63
“Tapi bukannya kalian juga cepat?” (Sanada Seiji)

Nishishi, sembari tertawa seperti itu, para bocah ingusan itu pergi, “Sampai
jumpa, Onii-san,” dan meninggalkan kolam.

“Aaaah, capek banget…”

Hiiragi-chan duduk di sebelahku dan senyum manis menghiasi wajahnya.

“Fufufu. Kelihatannya sangat menyenangkan, ya? Seiji-kun, kamu mungkin


tipe yang disukai anak-anak. ”

“Itu tidak benar.”

“Terkadang, aku memikirkan masa depan kita. Jika kita punya anak, Seiji-
kun mungkin akan menjadi ayah yang baik. ”

“Entahlah.”

“Bagaimana kalau kita kembali juga?”

Hiiragi-chan berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.

“Kau mau pergi kemana? Pelatihanmu masih belum selesai, loh? ”

Giku.

Apa yang kau lakukan, mencoba membuat suasana yang bagus dan berusaha
kabur?

“Ti-Tidaaaaaak! Aku benci Seiji-kun yang galak! ”

“Ya ya, aku akan baik dan lembut, oke?”

Menarik tangan Hiiragi-chan yang berjuang, kami melakukan dua jam


pelatihan setelah itu. Berkat bimbinganku dan upaya Hiiragi-chan, dia
belajar bagaimana caranya berenang.

Kaito Novel | 64
Kekuatan Perubahan Penampilan!

Saat liburan musim panas yang paling menyenangkan dan paling menarik
berakhir, aku menyambut semester kedua sekolah. Sambil melihat orang-
orang yang kukenal datang ke ruang kelas, seorang cowok playboy yang tidak
dikenal tiba-tiba berjalan memasuki kelas.

“Hei, Sanada, lama tak jumpa—”

“Ummm, kau ini siapa?”

“Hei, hei, sobatku yang budiman, bisa-bisanya lupa sama wajahku. Apa-
apaan maksudmu heih— ”

Usai membalas seperti itu, cowok playboy tersebut duduk di kursi Fujimoto.

“Tapi itu kursi Fujimoto. Si perjaka ting-ting yang membosankan itu. ”

“Siapa yang kau panggil perjaka yang membosankan?!”

“... Hah? Kau ini Fujimoto?”

“Bukannya kau terlalu telat menyadarinya!?”

Oi, oi, Ucapnya sembari beberapa kali menepak bahuku. Ia terlihat sangat
bersemangat.

“Cowok perjaka yang membosankan, apa yang terjadi padamu? Penampilan


itu. Apa kau gagal operasi plastik sama dokter gadungan?”

“Siapa yang kau panggil cowok perjaka yang membosankan? Ini bukan
gagal. Malah sebaliknya, ini cukup sukses. Aku menyadarinya, kalau ... …“

Ketika Fujimoto memalingkan matanya ke arah langit yang jauh, Ia mulai


berbicara tentang sesuatu, tapi karena kelihatannya terlalu lama jadi aku
akan menyimpulkannya.

Kaito Novel | 65
Singkatnya, si bego Fujimoto memutuskan untuk melakukan debut kelas 2
SMA-nya di semester kedua. Kalau ini sih bukan debut kelas 2 atau debut
semester kedua, melainkan telat debut setelah setengah dari kehidupan
SMA-nya hampir berakhir.

Kombinasi antara fakta kalau Ia menganggap dirinya tampan serta


keseharian tanpa pacar, sepertinya Ia memutuskan selama liburan musim
panas untuk mengubah dirinya. Ia sepertinya berpikir kalau penampilan
playpoy seperti ini terlihat tampan, tapi bukan berarti Fujimoto terlihat
keren dan bergaya.

Aku lalu membawa topik itu dengan tiga orang yang berkumpul di klub tata
boga selama istirahat makan siang.

“Hmmmm. Lalu, kapan Nii-san memulai debutnya?”

“Haah? Jika begitu, itu bakal menjadi undebut.”

“Sei ... Sanada-kun baik-baik saja tanpa debut.”

Sambil memakan bekal, pembicaraan debut menjadi resmi.

“... ngomong-ngomong Hiiragi-sensei, kapan debut anda?”

“Eh? Aku ... entahlah ... aku merasa kalau aku selalu seperti ini.”

Aaah. Bisa ketebak sih. Sana dan Kanata juga bisa menerimanya karena
mereka mengangguk berulang kali.

“Kenapa Nii-san juga tidak mencobanya? Kamu mungkin masih akan tetap
membosankan. ”

“Ia pasti akan terlihat keren!”

Hiiragi-chan bereaksi lebih cepat dariku.

Mengabaikan tatapan keduanya, aku menahan diri dan menutup mulut.

Kaito Novel | 66
Kembali ke garis waktu di mana masa lalu tidak diubah, debutku mungkin
selama masa kuliah. Itu bukan pada tingkat perubahan penampilan atau
karakter, tetapi aku lebih memerhatikan gaya rambut dan pakaianku.

“…… Jika seseorang itu keren, maka orang yang berada didekat mereka bisa
merasa bangga.”

“Be-Begitu ya ... Karena Nii-san selalu berantakan seperti ini, sulit bagi
Sanna untuk memanggilnya kakakku."

“Apa aku benar-benar eksistensi yang memalukan?”

“Aku tidak bilang kamu memalukan! Ta-Tapi, Nii-san ... atau, bukan itu. Jika
Sana ingin punya anggota keluarga yang keren maka Sana akan sangat
senang ... jadi Sana cuma memikirkan hal itu. Itu saja.”

Hiiragi-chan yang sedari tadi diam, melirikku, dan setelah berpikir sebentar,
dia lalu mengangguk.

“Aku mengerti apa yang ingin Sana-chan coba katakan. Aku tak berpikir
Sanada-kun itu aneh, tapi menjadi istimewa mengenai dirimu sendiri dan
memoles diri, benar-benar menambah sedikit daya tarikmu. ”

Sepertinya Hiiragi-chan ingin menyampaikan kalau aku sudah cukup


menawan, tapi sedikit lebih dipoles akan membuatnya lebih bahagia. Di sisi
lain, jika rambut Hiiragi-chan acak-acakan ditambah mengenakan baju yang
berantakan, pesona aslinya pasti akan tertutupi—

Begitu ya, jadi begitu adanya.

“Oke, aku mengerti. Aku akan melakukannya. Aku juga akan memulai debut
kelas 2 SMA di semester kedua ini.”

Perawatan yang aku lakukan saat masa kuliah dulu, aku akan
menampilkannya kembali untukmu. Hal tersebut sepertinya membuat
Hiiragi-chan lebih bahagia.

Sepulang sekolah, aku tidak pergi ke salon yang biasa aku kunjungi,
melainkan ke salon yang lebih modis yang terletak di dalam kota. Salon yang
aku kunjungi adalah tempat dengan jendela kaca yang memungkinkanmu

Kaito Novel | 67
untuk melihat ke dalam, dan tampaknya sedikit lebih mahal daripada salon
biasa.

Setelah melihat-lihat isi majalah untuk menemukan gaya yang bagus, aku
memberi tahu penata rambut "Sesuatu seperti ini," dan meminta potongan
yang sama.

Ini akan menjadi yang kedua kalinya aku memoles diriku sendiri, jadi aku
tidak merasa malu. Aku tahu apa yang cocok untukku.

Karena aku tahu bagaimana diriku memoles diri sebelum mengalami


lompatan waktu.

Saat aku kembali ke rumah, ibuku adalah orang pertama yang berkomentar
dengan tatapan curiga, “Apa yang terjadi padamu?”

Di meja makan ketika Sana melihat wajahku, dia bersembunyi di balik


sesuatu.

“Si-Siapa ...?”

“Aku tidak terlalu berubah, „kan?”

“Jika itu Nii-san ... Ia seharusnya lebih tidak modis, kamu, orang yang tidak
Sana kenal...”

Perubahanku sudah cukup untuk mengaktifkan rasa malunya. Aku cuma


mengikuti gaya rambut pendek yang menyegarkan dari majalah, seharusnya
ini bukan perubahan besar.

“Ok-Okaa-san !? Ni-Nii-san berubah menjadi orang yang tidak dikenal!”

“Kau sudah tahu siapa aku, bukan?”

Tetap saja, jika Sana bereaksi seperti ini, debutku besok pasti akan sukses.



Kaito Novel | 68
Keesokan harinya, dalam perjalanan menuju ke sekolah, ada beberapa
tatapan yang tertuju padaku.

“Pandangan ke arah Nii-san yang diupgrade sangat menakjubkan ...


terutama dari para cewek.”

“Aku tidak merasakan adanya tatapan cewek, setidaknya sampai pada titik
yang kau bicarakan.”

“Mereka diam-diam melirikmu. Nii-san saja tidak peka ... “

Seperti yang diharapkan, versi upgrade diriku tampaknya memiliki efek


yang cukup besar. Aku benar-benar tak sabar untuk bertemu dengan Hiiragi-
chan.

“Sana seharusnya tidak memaksanya untuk debut ...”

“Ke-Kenapa memangnya?”

“Ti-ti-ti-tidak! Itu tidak ada hubungannya dengan Nii-san!”

Memalingkan pandangan dariku, Sana berlari menuju loker sepatunya


sendiri.

Sambil kebingungan akan reaksi Sana, aku memasuki ruang kelas dan
reaksinya luar biasa. Terutama dari para cewek.

Topik pembicaraan tentang debut Fujimoto dari kemarin, beralih ke


perubahan semalam penampilanku. Gadis-gadis itu membuat keributan,
sangat mirip seperti bagaimana anak cowok selama Hari Valentine.

Bahkan ketika aku membagikan lembaran wali kelas ke cewek yang ada di
belakangku, dia menjawab dengan “Te-Terima kasih ...” wajahnya memerah
sambil memandang ke bawah. Sampai kemarin, dia bahkan tak pernah
mengucapkan sepatah katapun terima kasih.

Kaito Novel | 69
Begitu istirahat dimulai, cewek-cewek dari kelas sebelah datang mengintip
melalui pintu. Rasanya seperti seorang gadis cantik yang pindah sekolah
sebagai karakter utama.

“Sanada ... kau ... kau lebih menonjol daripada dirikuuuuuuu!”

Cowok perjaka yang membosankan di sebelahku akhirnya tersentak.

Begitu tiba waktunya untuk jam pelajaran pertama, guru yang bertugas
datang.

“Baiklah, semuanya duduk di kursi kalian masing-masing. Pelajaran sejarah


dunia ... akan ... dimulai seka—rang ... ... “

Curi-curi pandang denganku, Hiiragi-chan terkejut sebelum menatap sampai


3 kali seakan memastikan sesuatu.

“Sa-Sanada-kun ... Ap-Apa ada yang terjadi?”

Hiiragi-chan, yang menatapku, mulai tersipu. Efek pemolesan ini tak bisa
diremehkan. Hiiragi-chan adalah orang yang bahkan menganjurkannya.
Tampaknya debut semester keduaku telah melampaui harapannya.

“Tidak, bukan apa-apa ... hanya sedikit debut semester kedua.”

“Be-Begitu ya ...?”

Cewek-cewek di kelas mulai menggoda Hiiragi-chan yang sedang tersipu.

“Bahkan Sensei merasa penasaran?”

“Keberadaan yang mampu membuat wanita dewasa tertarik? Sanada-kun


agak menakjubkan. ”

“Ia terlihat seperti aktor muda itu ...”

“Maksudku, ada sekitar 20-an cewek yang datang untuk melihatnya tadi pagi
...”

Kaito Novel | 70
“Orang yang bergerak cepat mungkin mencoba untuk PDKT sepulang
sekolah.”

Mendengarkan evaluasi para gadis, ekspresi Hiiragi-chan menegang.

“Ha-Hari ini adalah belajar sendiri ... Se-Sensei akan melakukan berbagai hal
di ruang referensi.”

Melirik kembali untuk terakhir kalinya, Hiiragi-chan berjalan keluar sambil


membawa lembar absen dan buku teks.

Pergi ke ruang referensi ….. apa itu berarti dia ingin aku pergi juga ...

“Kenapa semuanya cuma tertarik pada Sanada !?”

Baan, Fujimoto mulai menangis sambil memukul mejanya.

“Hei, hei, cowok playboy, tenanglah. Hapus airmatamu.”

“Siapa yang kau panggil cowok playboy !? Perutku akan sakit! Kau
membuatku terlihat seperti badut.”

“Karaktermu sangat luar biasa. Jangan mengeluh padaku hanya karena kau
tidak terlalu menonjol di hari kedua. ”

“Sialan! Aku tidak bisa membantahnya ...!”

Mengesampingkan cowok playboy yang menangis, aku berdiri dari tempat


dudukku untuk pergi ke kamar kecil. Lalu mengambil sedikit jalan memutar,
aku tiba di ruang referensi sejarah dunia. Kemudian, setelah memastikan
kalau tidak ada siapa-siapa di sekelilingku, aku menuju ke dalam.

“Haruka-san, belajar sendiri di awal semester 2, apa itu tidak apa-apa?”

Hiiragi-chan bersembunyi di balik benda-benda di atas meja, sementara


diam-diam mengintip ke arahku.

“... Seiji-kun, ya, „kan?”

Kaito Novel | 71
“Ya. Aku Sanada yang Haruka-san kenal dengan baik. Sebaliknya, aku
seharusnya tidak terlalu banyak berubah, „kan?”

“Ka-Kamu berubah 180 derajat! Kamu menjadi sangat keren! Bukankah para
cewek dari kelas juga mengatakannya !? ”

“Keberhasilan di bagian itu bagus, pikirku.”

“It-Itu tidak baik!”

“Kenapa!?”

“Aku setuju jika Seiji-kun menjadi lebih keren, tapi aku sangat menentang
kalau kamu semakin populer dengan cewek-cewek di sekolah !!”

Itu adalah suara nyaring yang sepertinya bisa kau dengar di seluruh dunia.

Mou, Hiiragi-chan cemberut.

“Memang aku kemarin bilang kalau kamu bisa lebih menawan, tapi ada
batasnya juga, tau. Bukankah kamu menjadi lebih keren daripada murid
SMA lainnya? ”

“Walau kamu membuat klaim itu ... ini cuma sedikit perubahan dalam gaya
rambut. Kau terlalu melebih-lebihkan.”

“Perasaan percaya diri yang meluap-lupa itu sangat menakjubkan! Seperti


ada feromon yang keluar!”

“Be-Benarkah ...?”

“Betul. Ini tidak adil ... Bagiku, bahkan sekarang, melihat matamu langsung
saja sedikit memalukan ...”

Ya. Dari tadi dia tidak melihat mataku langsung sama sekali.

Mendekati dia, aku meraih Hiiragi-chan dan memaksanya untuk menatapku.

“... Eng-Enggaak ...”

Kaito Novel | 72
Wajahnya langsung berubah merah padam.

“Aku biasanya selalu khawatir ... jadi sekarang lebih mengkhawatirkan ...
segerombolan cewek mungkin akan menyukai Seiji-kun ...”

Ah, begitu. Karena aku memiliki Hiiragi-chan, tidak masalah untuk tidak
menjadi populer. Aku mencoba mengikuti saran Hiiragi-chan dan Sana
dengan mengubah gaya rambutku, tetapi karena mereka sekarang tahu
bagaimana keadaannya sekarang, seharusnya bisa dibilang kalau mereka
sudah merasa puas.

“Baiklah, aku akan menghentikannya.”

Aku tidak bisa berbuat apa-apa mengenai rambut yang sudah dipotong, tapi
jika aku hanya mencuci minyak rambut yang ada di rambutku, kesan itu
harus kembali ke aslinya.

“Ya. Maaf, aku menarik kembali perkataanku meski aku menyuruhmu untuk
melakukannya. ”

“Tidak. Tidak apa-apa. Aku senang Haruka-san memujiku. ”

“Mo-Mouuu ... Seiji-kun ... aku mencintaimu ♡”

Aku menerima pelukan dari Hiiragi-chan.

“Aku selalu, selalu mengerti ini dari dulu. Seiji-kun itu memang keren. ”

Dia dalam mode pacar bodoh yang biasa, Hiiragi-chan.

Setelah itu, aku pergi ke kamar kecil dan mencuci rambutku,


mengembalikannya seperti sebelumnya. Setelah aku melakukan itu, aku
menyambut akhir periode populerku yang menghilang sekejap setelah dua
jam.

Kaito Novel | 73
Yukiko-san

Pada hari Minggu, aku pergi mengunjungi apartemen Hiiragi-chan. Karena


entah bagaimana dia akhirnya terlibat dalam acara sekolah, dia punya
banyak pekerjaan yang menumpuk dan bahkan sibuk pada hari
Sabtu. Ngomong-ngomong, hari ini kita mungkin cuma buang-buang waktu
di tempatnya sepanjang hari. Sambil membayangkan kencan rumahan
seperti itu, aku membunyikan bel pintu apartemen Hiiragi-chan.

“Iya….tunggu sebentar~.”

Orang yang membuka pintu adalah Onee-san berambut pendek. Dia


memakai kacamata dengan bingkai hitam tipis. Penampilannya agak
sembrono karena dia mengenakan celana jins dan t-shirt. Dia tampak
berumur akhir dua puluhan.

Si-Siapa dia ...? Teman Hiiragi-chan ...?

“Ummm, apa Hiiragi Haruka-san sedang tidak ada ... di sini ...?”

“Eh? ……Ah~”

Si Onee-san terus-terusan menatapku ketika senyum penuh misteri


menghiasi wajahnya. Perasaan yang aku dapat dari mata dan bibirnya sangat
mirip dengan Hiiragi-chan. Ah. Mungkin dia kakak perempuannya?

“Ummmm, aku kakak Haruka ... Yukiko. Masuk, masuk. Haruka-chan


sepertinya baru saja keluar. ”

“Eh. Tapi jika dia tidak ada di sini, aku akan pulang saja… ”

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Ayo cepat masuk.”

Yukiko-san menarik lenganku dengan paksa, dan akhirnya aku memasuki


aprtemen Hiiragi-chan. Mungkin, dia mendengar tentang diriku dari
Natsumi-chan atau Papa Hiiragi. Jika memang begitu, maka tak aneh
baginya untuk memiliki minat padaku.

Kaito Novel | 74
Demi bisa mendapatkan sekutu lain, aku harus menunjukkan padanya. Aku
serius dan tulus, dalam berpacaran dengan Hiiiragi-chan. Yah, meski kita
sering berciuman, sih.

“Kenapa kamu tidak duduk dulu? Kupikir Hiiragi-chan pasti segera kembali.

“Ah. Oke ... kalau begitu, maaf mengganggu.”

Yukiko-san yang duduk di seberangku, terus menatapku sambil


tersenyum. Dia masih belum bertanya apa-apa padaku, dan masih
tersenyum. Hal itu membuatnya sulit ditebak apa yang dia pikirkan.

“Pacar Haruka-chan, „kan?”

Aku sudah memberi tahu Natsumi-chan, jadi seharusnya tidak ada masalah
untuk memberi tahu dia.

“Iya. Namaku Sanada Seiji. Aku adalah murid SMA, dan juga murid dari
sekolah Haruka-san, tetapi kami saat ini sedang serius berpacaran. ”

Aku mulai dengan menjawab dengan cara yang sama seperti aku akan
wawancara kerja. Salam yang seperti ini mungkin tidak cocok dari murid
SMA biasa.

“Aku punya sedikit pertanyaan. Kamu „kan masih murid SMA, jadi
bagaimana bisa kamu menyukai Haruka-chan? ”

“Itu ... hal tersebut tidak ada hubungannya dengan dia menjadi guru atau
sesuatu seperti itu ... Aku pikir penampilan dan kepribadiannya cukup
imut—”

“Gufuu, geho geho.”

Yukiko-san tersedak setelah mendengar jawabanku yang terlalu blak-blakan.


Mungkin karena batuknya, atau karena alasan lain, wajahnya terlihat
memerah.

“Be-Begitu ya ... Ah, ya, terus, lanjutkan?”

Kaito Novel | 75
“Karena dia lebih tua dariku dan berprofesi seorang guru, aku pikir kalau dia
punya pemahaman yang baik tentang banyak hal, tapi kadang-kadang dia
agak labil, dan sedikit bego.”

“Bego ...? Benarkah?”

Sepertinya dia tidak bisa menerima itu. Aku tak tahu bagaimana sikap
Hiiragi-chan sebagai adik perempuan, tapi dari sudut pandang Yukiko-san,
evaluasiku mungkin kelihatan tidak bagus.

“Walau sudah dewasa tapi ceroboh, kadang-kadang dirinya yang depresi


membuatnya terlihat lebih manis ...”

Aku juga mulai merasa malu saat mengatakan ini.

“Guffuuu ...”

Yukiko-san mendadak berjongkok.

“Ap-Apa anda baik-baik saja?”

“Te-Terus lanjutkan ...”

“... dia cenderung bertindak sebagai orang yang dewasa, dan suka
memanjakanku, dia juga pandai mengerjakan urusan rumah dan memasak,
kulitnya juga cukup lembut dan cantik ...”

“Mo-Mou, aku sudah tidak tahan mendengarkan ini terus...”

Berdiri dari sofa, Yukiko-san berkata, “Aku akan pergi mencari Haruka-
chan!”, Dan meninggalkan ruang tamu.

Hmmm ... Aku kira aku terlalu membanggakan. Namun, dia harus tahu kalau
aku benar-benar mencintai Hiiragi-chan sekarang. Sekitar lima menit
kemudian, Hiiragi-chan datang ke ruang tamu.

“Ah, Seiji-kun, selamat datang.”

“Ya, maaf untuk gangguannya.”

Kaito Novel | 76
Hiiragi-chan sedang mengipasi wajahnya dengan tangannya.

“Kakak perempuanmu barusan ada di sini, dia bilang kalau dia pergi
mencarimu. Kurasa kalian tidak saling berpapasan. ”

“Ya, mungkin.Kurasa kita tidak saling berpapasan.”

Setelah mengatakan itu, dia duduk di sebelaaku, lalu memeluk leherku dan
masuk ke mode manja.

“Tu-tu-tunggu dulu...”

“Mou, jangan lari ♡”

“Ki-Kita tidak tahu kapan kakakmu akan kembali ...”

“Sebentar saja enggak masalah.”

Aku penasaran apakah dia sudah mengunci pintu atau semacamnya.

Sambil memiringkan kepalaku, aku akhirnya menuruti kemauannya,


memeluk Hiiragi-chan dan memberinya ciuman. Jika dia memberitahu
kakaknya kalau mereka tidak saling berpapasan ketimbang menggunakan
ponselnya, kakak perempuannya mungkin akan segera kembali.

“Ah, mungkin—?”

Di antara bibir kami, aku menjulurkan tangan dan menerima ciuman


Hiiragi-chan dengan tanganku.

“Fumyuu !? A-apa ...? ”

“Apa kau punya hubungan buruk dengan kakakmu?”

“It-Itu tidak benar!”

“Mungkin kau mengira kedatangannya ke sini cukup merepotkan. Kau sama


sekali tidak menghubunginya, kau juga tidak mencarinya. ”

Kaito Novel | 77
“Bukan itu masalahnya sama sekali! … Onee-chan mungkin akan segera
kembali. ”

“Benarkah?”

“Aku mau pergi ke kamar mandi sebentar ...”

Pada saat itu, aku menyadari ada sesuatu yang aneh pada bokong Hiiragi-
chan.

... Tapi, itu mungkin cuma perasaanku saja?

Setelah itu, Yukiko-san dengan cepat kembali?

“Apa Haruka-chan sudah kembali?”

“Ya. Dia baru saja pergi ke kamar kecil. ”

Begitu ya, begitu ya, Yukiko-san menatapku dengan gembira.

“Apa yang harus aku tanyakan sekarang? ... Bagaimana dengan ... ada yang
tidak kamu sukai darinya? Kamu sudah berpacaran cukup lama, „kan ?”

Sambil mengalihkan matanya dariku, dia menyilangkan


kakinya. Gerakannya yang cukup anggun juga adalah sesuatu yang Natsumi-
chan dan Hiiragi-chan miliki.

“Bagian yang aku tidak suka ... Ketika dia membalik sakelar, dia akan
kehilangan pandangan sekelilingnya dan terus lari.”

“Eh? Itu bukan…”

“Itu bukan ... apa?”

“Tidak ada, terus lanjutkan?”

Yukiko-san menutupi kepanikannya dengan senyum.

“Dan…”

Kaito Novel | 78
“Ma-Masih ada lagi ...!?”

Meski dia sendiri yang bertanya, Yukiko-san entah kenapa sepertinya tidak
menyukainya. Mata di balik kacamatanya tampak cemas ketika mulutnya
terus cemberut.

“Teteknya sering menyentuhku. Terutama ketika dia menempel padaku.”

“Kamu, tidak menyukai itu?”

“Aku tidak menyukainya. Tapi kadang-kadang aku penasaran kenapa dia


ingin itu terjadi ...”

“Itu karena reaksimu yang malu-malu terlihat imut, jadi aku kadang-kadang
akhirnya melakukannya …... atau begitulah yang kudengar dari Haruka-
chan.”

“Begitu ya…? Tetap saja, Haruka-san kelihatannya lama banget di kamar


mandi. ”

“It-itu benar. Biar aku periksa ke sana.”

Yukiko-san berdiri dan meninggalkan ruang tamu. Bokongnya mulai terlihat.

… Ah. Seperti yang kuduga.

Mendengar suaraku berdiri dari tempat duduk, Yukiko berbalik.

“Eeeh !? Ka-Kamu mau kemana ...? ”

“Enggak kemana-mana, aku ingin pergi ke kamar mandi juga.”

“Ka-Kamu mending duduk saja. Haruka-chan pasti akan segera kembali. ”

“Lalu? Kali ini Yukiko-san yang akan menghilang?”

“……”

Kaito Novel | 79
Aku memeluk Yukiko-san yang mencoba melarikan diri, dari belakang dan
menangkapnya.

“Uuuu ... Le-lepaskan.”

“Seharusnya jangan dilepaskan, iya „kan? Haruka-san.”

“... Ba-Bagaimana kamu bisa tahu?”

Lalu, Yukiko-san berbalik.

Melepaskan kacamatanya, lalu memakainya pada diriku sendiri. Sudah


kuduga, ini kacamata palsu.

“Yang artinya, rambutnya ...”

“Ini, yah ... rambut palsu ...”

Haruka-chan melepasnya, dan rambutnya sendiri langsung menggebyar.

“Sejak kapan kamu mengetahuinya?”

“Bentuk kantong celanamu. Yang dipakai Yukiko-san sama dengan yang


Haruka-san pakai. Kukira itu mungkin kebetulan, tapi kemudian aku pikir
kalau noda kotor di tempat yang sama rasanya sedikit aneh. "

“Maaf. Aku baru saja membeli beberapa alat penyamaran baru, jadi aku ingin
mencobanya ... Pada awalnya, aku hanya ingin membuka pintu dan
mengejutkanmu. Tapi kemudian, Seiji-kun, kamu sama sekali tidak
menyadarinya, jadi aku keterusan.”

Melihat ke dalam kamar mandi, aku bisa melihat kaos yang barusan Hiiragi-
chan lepas.

“Jadi, kau akhirnya mengajukan pertanyaan yang biasanya sulit untuk


ditanyakan.”

“Ya ... maaf, aku tidak bermaksud menipumu.”

Aku sekali lagi menaruh kacamata palsu pada Hiiragi-chan.


Kaito Novel | 80
“Bagaimana? Apa kacamatanya terlihat bagus?”

“Sensasi mirip guru-mu terasa meningkat.”

“Muuu ~ Apa maksudmu mirip guru? Aku memang seorang guru tulen,
tahu.”

Setelah merajuk sedikit bercanda, dia tertawa.

“Seiji-kun, kamu tidak suka kalau payudaraku menyentuhmu?”

Sambil mengatakan itu, payudaranya menyentuhku. Orang ini adalah wanita


jahat.

“Bukannya aku tidak menyukainya ... Melainkan reaksi yang menyusahkan ...
fakta kalau mereka menyentuh adalah sesuatu ...... yang aku suka ...”

Sambil tersenyum, Hiiragi-chan menunjukkan niat penuh untuk


menggodaku.

“Ini adalah hubungan yang saling menguntungkan, jadi bukannya ini baik-
baik saja? Seiji-kun yang merasa senang karena menyentuhnya, dan aku
ingin melihat reaksi imutmu. Tuh, bukannya ini bagus? ”

Ketika dia mengenakan kacamatanya, dia terlihat seperti itu, tetapi sifat
jahatnya tampaknya meningkat.

“Lakukan saja apa yang kamu inginkan.”

Ahaha, Hiiragi-chan tertawa senang.

“Seberapa besar Seiji-kun mencintaiku, sekarang aku sangaaaaaat~


mengetahuinya dengan baik. Sensei, pasti bisa bekerja keras besok. Terima
kasih ♪ ”

Hiiragi-chan mencium pipiku. Ketika dia memakai kacamata palsu itu,


sepertinya dia berubah menjadi wanita jahat nan seksi.

Kaito Novel | 81
W Seiji

“Seiji-kun, kamu tidak boleh melakukan itu, kamu tidak boleh


menggoyangkan pinggulmu seperti itu di sana, oke? Itu pilar, tau? ”

……………..

……..

…..

“Aaahh ya ampun, Seiji-kun, kamu denger enggak, sih? Sebelum makan,


kamu harus —— Fugyaaaah !? Kamu enggak boleh kencing di
sanaaaaaaaaaaaaa! ”

Setelah melihat Hiiragi-chan yang panik dari sudut mataku, aku kembali
menonton televisi lagi

Anjing yang dia rawat tampaknya memiliki nama, Seiji, dan demi bisa akrab,
dia menambahkan sebutan „–kun‟. Karena rasanya benar-benar
membingungkan, aku ingin dia berhenti memanggilnya Seiji-kun ...

Seiji adalah anjing jantan jenis dachshund. Sejauh penampilannya, dia


terlihat lucu.

“Emangnya siapa pemilik asli dari anjing itu?.”

Saat aku mampir di akhir pekan, anjing itu sudah duduk di sofa yang
biasanya aku duduki. Hiiragi-chan berjuang sendirian dengan itu.

“Punya Joujima-sensei, dia memohon padaku untuk mengurusnya selama


sehari saja ... Aku tidak bisa terus-terusan mengurusnya sebagai hewan
peliharaan, tapi kalau cuman sehari, aku pikir itu akan baik-baik saja, jadi
aku bilang oke.”

Bertentangan dengan pikirannya, Seiji cukup sulit diurus.

“Memelihara anjing benar-benar sulit ...”


Kaito Novel | 82
“Apa kau tidak pernah punya hewan peliharaan di rumah?”

“Kami memang punya hewan peliharaan, tapi semuanya diurus oleh para
pembantu ... Yang aku lakukan cuma membawanya jalan-jalan sesekali.”

Keluarga Sanada tidak memelihara hewan peliharaan. Kami menyukai


anjing, tapi merawatnya akan merepotkan, jadi kami tidak
mempunyainya. Ketika masih kecil, Sana menangis dan mengeluh tentang
hal itu sekali, tetapi kami masih belum boleh mempunyainya.

Sementara Hiiragi-chan memalingkan muka, Seiji mengambil kesempatan


dan mulai memakan makanan di wadah yang Hiiragi-chan pegang.

“Aaaaaah! Aku diberitahu untuk tidak memberikannya kecuali dia berjabat


tangan dengan benar! Mouu, Seiji-kun. ”

“Apa?”

“Bukan kamu, tapi yang ini!”

“Ini membingungkan.”

Di sisi lain, Seiji tampak dalam suasana hati yang girang, itu terlihat dari
ekornya yang bergoyang-goyang sambil memakan makanannya. Melihat
pemandangan ini saja, sudah membuat hadi menjadi damai. Namun, itu
berbeda untuk pihak penjaga. Bagi Hiiragi-chan, ini baru Sabtu pagi, tapi dia
sudah benar-benar kehabisan tenaga.

“Seiji-kun tidak mendengarkan apa pun yang aku katakan ...”

“Rasanya bikin bingung, jadi apa kau bisa berhenti menambahkan -kun?”

Tapi, rencana kebahagiaanku di masa depan termasuk memelihara satu ekor


anjing.

... Hiiragi-chan, mungkin dia lebih condong ke tipe orang pecinta kucing?

Hiiragi-chan menyeka lantai dengan kain dengan wajah tertekan.

“Haruka-san, mungkinkah kau tidak suka anjing?”


Kaito Novel | 83
“Aku ini pecinta kucing.”

Aku suka keduanya, tapi jika disuruh memilih, aku lebih menyukai anjing.

“Lalu, kalau kita punya hewan peliharaan di masa depan, kau mau pilih yang
mana?”

“Seekor kucing, kita harus memelihara kucing!”

Dia tampaknya kena trauma karena kejadian ini. Dorongannya untuk


memlihara kucing cukup kuat. Aku ingin punya anjing. Jadi, aku perlu
memastikan untuk mengubahnya. Setidaknya sampai dia
mempertimbangkan seekor anjing, itu akan membuatku bahagia.

“Pertama-tama, bagian baiknya dari anjing adalah kau bisa mengajari


mereka banyak trik. --tangan.”

Fui, Seiji menatapku, lalu menjulurkan kakinya yang pendek, dan


meletakkannya di tanganku.

... itu lucu.

“Ah. Ketika aku disuruh mengurusnya, aku juga diberi banyak mainan. Ini.”

Hiiragi-chan mengeluarkan bola yang berisi lonceng di dalamnya.

“Ei!”

Setelah melemparnya, suara dering bisa terdengar, dan Seiji bereaksi dengan
melompat untuk mengejar bola tersebut. Dia kemudian kembali ke hadapan
Hiiragi-chan dengan bola.

“Terima kasih.”

“Kau barusan berpikir dia agak imut, „kan?”

“Uuu ... A-jika kamu menggunakan mainan kucing, kamu juga bisa bermain
dengan mereka.”

“Tapi, jika mereka tidak tertarik, mereka akan kesal dan pergi begitu saja.”
Kaito Novel | 84
Aku belum pernah memiliki kucing, tapi aku punya gambaran seperti
itu. Aku sering mendengar kalau mereka seperti tsundere. Di sisi lain, anjing
memiliki sifat deredere.

Begitu ya ... Hiiragi-chan mirip seperti anjing. Kepribadiannya seperti


itu. Ketika dia bersamaku, kegembiraannya selalu seperti, bermain
denganku, bermain denganku, atau perhatian denganku, perhatian
denganku.

“Aku akan melakukan sedikit bersih-bersih dan mencuci. Seiji-kun tolong


jaga dia. ”

“…”

“Seiji-kun?”

“Ah, maksudmu aku?.”

Itu sebabnya, kubilang ini membingungkan.

Aku mengambil bola dan bermain dengan Seiji sebentar. Sepertinya dia agak
mulai nurut karena aku bisa menyuruhnya berjabat tangan, duduk, dan
berbaring. Demi Hiiragi-chan dan diriku, aku ingin membuatnya berpikir
kalau anjing juga bagus untuk dipelihara.

“Haruka-san, mau jalan-jalan bareng?”

Saat aku mengenakan kerah pada Seiji, Hiiragi-chan berkata, "tolong tunggu
sebentar," sebelum kembali berpakaian seperti Yukiko-san.

“Kalau seperti ini, enggak ada yang akan mengenaliku, kan?”

“Itu benar, kau membelinya buat penyamaran.”

Sambil berpegangan tangan, kami berdua meninggalkan apartemen.

Penampilannya berjalan dengan kaki pendeknya terlihat imut.

“Lihat. Memang butuh banyak perawatan, tapi dia terlihat lucu, kan? ”

Kaito Novel | 85
“Mungkin?”

Sebelum aku datang, sepertinya dia sudah menderita, membangun banyak


poin negatif untuk itu.

"Guk guk!"

Tiba-tiba menggonggong, Seiji mulai berlari dan menarikku.

“Hei, hei, kau mau pergi kemana?”

Dia berlari dan akhirnya tiba di depan mesin penjual otomatis.

―Guk!‖

“Heh !? Anjing!? A-apa !? ”

Sepertinya Sana baru saja akan membeli minuman dari mesin tersebut.

“Ah, Nii-san! Apa yang sedang kamu lakukan?"

“Seperti yang bisa kamu lihat, aku sedang mengajak anjing berjalan-jalan.”

“Anjing siapa?”

“Ah ... Ummm ... Ini anjing Yukiko-san. Aku baru saja mengenalnya.”

Aku menunjuk dengan jari telunjukku, lalu Hiiragi-chan akhirnya tiba


setelah mengejar dengan nafas ngos-ngosan.

“Siapa dia…?”

“Dia wanita kantoran, biasanya dia bekerja di perusahaan manufaktur.”

Aku secara acak memilih cerita yang cocok untuk Yukiko-san.

Hah hah hah, dengan napas kasar, Seiji bergerak menuju kaki Sana dan
mulai menggoyangkan pinggulnya ke samping.

Kaito Novel | 86
“Tu-tunggu! Nii-san, apa yang dilakukannya ~ !? ”

“Apa yang kamu lakukan pada adik perempuanku, dasar anjing?”

Aku memegang erat tali kekangnya dan mencoba untuk


menahannya. Kekuatan dari hasrat seksual benar-benar tidak bisa
diremehkan. Memeluknya dari belakang, aku akhirnya bisa membuatnya
menjauh dari Sana.

―Grrrrrrrrrrrrr.‖

Dia memelototiku.

Hiiragi-chan memarahinya karena apa yang baru saja terjadi.

“Seiji-kun? Kamu tidak boleh menggoyangkan pinggulmu seperti itu,


oke? Kamu melakukannya berkali-kali pagi ini juga. ”

Heeeeey! Jangan memanggilnya dengan nama itu!

“Nii-san, idiot! Apa yang kamu lakukan sambil menggoyangkan pinggulmu


di pagi hari !? Kamu melakukannya berkali-kali !? ”

“Sana, ini bukan tentang aku, ini anjingnya—“

“Diam! Nii-san mesum yang menyukai wanita paruh baya! Kamu bener-
bener terburuk! Selamat atas kelulusanmu dari status perjaka! ”

Minuman kaleng yang baru saja dia beli langsung melayang dan mendarat
indah diwajahku.

“Aduh!? Apa yang kau lakukan, dengarkan dulu apa yang ingin aku
katakan— "

“Kamu melakukan hal mesum dengan wanita itu sejak pagi ini, „kan !? Aku
tidak ingin tahu lagi!”

Sana pun lari dan pergi.

... Uwaaah. Pulang nanti bakal susah nih ...


Kaito Novel | 87
Aku menurunkan Seiji dan mengirimi Sana SMS pencegahan ketika Hiiragi-
chan menjadi depresi.

“Se-Setengah baya ... Ap-Apa aku benar-benar terlihat jauh lebih tua dengan
penyamaran ini ...”

Di mata anak SMA, seorang wanita berusia dua puluhan mungkin akan
dianggap setengah baya. Jika aku bilang begitu, dia mungkin akan menerima
lebih banyak kejutan.

“Jika usiamu terlihat lebih tua dari Hiiragi Haruka saat mengenakan
penyamaran, maka itu artinya penyaranmu sukses besar!"

“It-Itu benar ...!”

Kemudian, aku ingat apa yang kita bicarakan sebelumnya. Aku menyerahkan
tali pengikat pada Hiiragi-chan dan menyuruhnya mengajak anjing itu
berjalan.

“Jadi?”

“... Kurasa, aku bisa mengerti apa yang ingin Seiji-kun katakan ...?”

“Bukankah dia lucu? Penampilannya yang menggoyangkan ekornya sambil


berjalan. ”

“Y-ya ...”

Sepertinya masih ada harapan baginya untuk menjadi pecinta anjing.

“Yah, jika aku harus memilih, aku lebih memilih anjing. Tapi aku juga
menyukai kucing, jadi aku tak masalah hewan peliharaan apa yang kita
pelihara nanti.”

“Itu benar, tapi ...”

Jawaban Hiiragi-chan menjadi tidak jelas.

“Apa ada yang salah?”

Kaito Novel | 88
Sambil menunduk ke bawah dan gelisah, dia mengatakan sesuatu dengan
volume yang tidak bisa kudengar.

“Eh, apa?”

“Ummm ... Memelihara anjing atau kucing ... …kurasa, kita baru bisa
mendiskusikan itu setelah kita menikah atau mulai hidup bersama.”

Usai mengatakan itu, kali ini, Hiiragi-chan yang melarikan diri.

"Kurasa masih terlalu dini untuk membicarakan hal itu ..."

―Guk‖

Seiji menyalak dari samping kakiku.

Ketika aku kembali ke apartemen Hiiragi-chan, dia sudah kembali.

“... Berjalan-jalan bersama, kami bisa lebih dekat, dan kupikir itu sangat
bagus. Aku juga mengerti daya tarik anjing. ”

Pemikiran Hiiragi-chan tampaknya berubah menjadi positif sekarang.

“Na-Namun, masih terlalu dini bagi kita untuk memutuskan hewan


peliharaan apa yang akan kita pelihara, oke? Kita seharusnya baru
memikirkannya setelah kita menikah atau hidup bersama …... Jika kita
memutuskan sekarang ... Aku nanti akan memiliki delusi tentang apa yang
akan terjadi dalam dua tahun, lima tahun, atau bahkan sepuluh tahun dari
sekarang. Aku sangat menantikannya sampai-sampai aku tidak bisa
merasakan dengan tanganku ... ”

Melihatnya mengatakan itu dengan wajah yang merah padam, bahkan aku
pun langsung menyerah. Sekali lagi aku dibuat percaya bahwa Hiiragi-chan
adalah gadis yang paling lucu.

Kaito Novel | 89
Hilang Ingatan - Bagian Pertama

“Nii-san ...? Si-Siapa orang yang tadi siang? ”

Minggu malam, begitu aku kembali ke rumah, Sana muncul di kamarku. Dia
mungkin ingin bertanya tentang Yukiko-san, yang dia temui siang tadi.

“Dia adalah orang yang kebetulan aku temui. Anjingnya bernama Seiji, dan
akhirnya kami saling mengenal lebih jauh.”

Aku sekali lagi menceritakan kisah yang sudah aku karang sebelumnya.

“Begitu ya ... kalau begitu tidak apa-apa, tapi ... se-sejak kapan kamu begitu
dekat ... cukup dekat sampai melakukan hal cabul ...?”

Berhentilah bertanya kalau wajahmu sampai merah begitu karena


malu. Bahkan aku sendiri jadi sedikit malu sekarang.

“Bukannya aku sudah menjelaskannya melalui SMS kalau itu cuma


kesalahan?”

“... Be-Benarkah?”

“Beneran, sumpah. Kau ini kenapa sih? setelah aku kembali, kau hanya
menanyakan hal yang sama berulang kali ... ”

Melihatku menggelengkan kepalaku, Sana juga mulai bergetar.

“Sa-Sana sama sekali tidak peduli mengenai Nii-san!”

Sana melempar bantal ke wajahku.

―Puhah!?‖

Gludag, dengan momentum yang berlebihan, bagian belakang kepalaku


menghantam sesuatu. Penglihatanku perlahan-lahan menjadi
gelap. Sepertinya aku akan pingsan.

Kaito Novel | 90


◆Sanada Seiji◆

“Nii-san ...? Ap-Apa kamu baik-baik saja? I-itu suara benturan yang cukup
keras… ”

Aku terbangun karena tubuhku diguncang. Di depanku, ada seorang gadis


cantik dengan rambut hitam panjang, menatapku dengan cemas.

“Ah, kamu akhirnya bangun juga. It-Itu tadi benar-benar mengejutkanku. ”

“Ummm ... Boleh aku bertanya siapa anda?”

“Apa yang kamu katakan? Hentikan itu. Kamu hanya bercanda, „kan? Sana
tidak akan meladeni candaan itu.”

Aku melihat sekeliling, dan tidak bisa mengenali apa pun.

“Apa namamu Sana-san?”

“…… Nii-san?”

Karena dia menatapku dan memanggilku Nii-san, kurasa gadis ini adalah
adik perempuanku.

“Gadis yang sangat cantik ini adalah adik perempuanku ...?"

Wajah Sana-san langsung memerah.

“Ca-Ca-Ca-Cantik ... Me-Meski kamu mengatakan sesuatu seperti itu, Sana


takkan merasa senang.”

Padahal, dia terlihat sangat senang.

“Nii-san, apa yang terjadi? Namamu? Siapa namamu?"

“Namaku ... Hmmm?”


Kaito Novel | 91
Aku tidak tahu sama sekali. Siapa aku? Aku ini apa? Moratorium ...

“Kamu bahkan tidak tahu itu? Hi-Hilang ingatan ...”

“Ah. Mungkin itulah yang terjadi.”

“Fueeeeeeeeeeeeeeeh !? Ap-Apa itu karena Sana !? Ta-Tapi, jika itu Nii-san


yang kehilangan ingatan, mungkin Sana bisa lebih jujur ... "

Dia gelisah dan menggumamkan sesuatu. Menurut Sana-san, namaku


Sanada Seiji. Tempat ini sepertinya adalah kamarku di rumah.

Sanada Seiji ... Sanada Seiji ... Aku merasa seperti pernah mendengarnya,
atau mungkin tidak ...

“Da-Dan juga. Bagian ini yang paling penting. Nii-san adalah kakak siscon
akut yang mencintai Sana. ”

"Eeeh. Yang benar? Apa yang sudah aku lakukan? Kau memang cantik, sih. ”

“M-moouuuuu, jangan panggil Sana cantik terusssss! Aku nanti bakal jadi
gila. "

Meski dia bilang begitu, tapi aku hanya mengatakan apa yang ada di
pikiranku.

“Te-Terus ... Ini rahasia, tapi kita adalah saudara kandung ... dan juga
sepasang kekasih ...”

Tidak mungkin, itu ...

Kyaaaa, wajah Sana-san memerah.

“... Eh, benarkah?”

“Be-Beneran.”

Aku menyukai adik perempuanku sendiri ... !? Kurasa itu tak bisa dipungkiri
karena aku dipanggil kakak siscon.

Kaito Novel | 92
“I-ini adalah sesuatu yang rahasia, dan tentu saja bahkan Tou-san atau Kaa-
san tidak tahu. Tidak ada orang lain selain kita yang mengetahui ini. Itu
sebabnya kamu tidak boleh memberi tahu orang lain, oke? Apa kamu
mengerti?"

“Y-ya. Yah tentu saja, jika ketahuan nanti bakal mengerikan ...”

“Ka-kalau begitu, Cuma itu saja!”

Kemudian, Sana-san meninggalkan kamarku.

Kelihatannya, aku bersekolah di SMA Hasumori terdekat, dan saat ini aku
duduk di kelas 2. Jadi keesokan paginya, aku dibangunkan oleh seseorang
yang sepertinya adalah ibuku, dan pergi ke sekolah bersama Sana. Seperti
yang diberitahukan kepadaku, aku duduk di tempat yang tampaknya
merupakan kursiku di kelas 2-B. Setelah melihat buku catatanku, aku
melihat berbagai catatan yang ditulis.

Setelah melewati beberapa kelas yang berbeda, sekarang waktunya jam


pelajaran sejarah dunia. Mata pelajaran ini diajarkan oleh seorang guru
wanita muda. Dia punya wajah yang imut, dan gerakannya tampak
elegan. Dia adalah orang yang ceria yang terlihat cantik dengan gaya rambut
kuncir kuda. Mata kami saling bertemu beberapa kali, yang mana hal itu
membuat jantungku akan mulai berdetak lebih cepat.

Apa ini…? Seolah-olah aku bisa mengingat sesuatu ...

Murid-murid di kelas memanggilnya Hiiragi-chan.

Sembari memegang buku teks, dia melakukan penjelasannya, dan


tampaknya berjalan melewati dekat kursiku. Kemudian, dia berjongkok, dan
mengambil sesuatu di dekat kakinya.

“Kamu menjatuhkan penghapusmu, Sanada-kun.”

“Tapi ini bukan milikku?”

“Eh !? Eh apa? Tidak, maksudku ... maksudku ...”

Kaito Novel | 93
Sambil memegang penghapus baru di tangan, Hiiragi-chan-sensei tampak
kelagapan.

Aku tidak ingat punya penghapus itu. Apa itu benar-benar milikku? Aku
menerima penghapus sambil memiringkan kepalaku. Sensei tampak lega
ketika dia menepuk dadanya.

Ada sesuatu didalam bungkusnya ...? Ada catatan yang terselip dengan
sesuatu tertulis di atasnya.

[Untuk istirahat makan siang hari ini, aku akan menunggu di ruang
referensi sejarah dunia ♪]

Apa..

Apa-apaan iniiiiiiiiiiiiiiiiiii !?

Menunggu?? Siapa yang dia tunggu?

Mencoba memastikannya, aku mengalihkan pandangank ke arah Hiiragi-


chan-sensei dan melihatnya mengedipkan mata dua kali. Yang berarti, pesan
itu memang benar ditunjukkan untukku.

Ruang referensi, apa aku harus membantu mempersiapkan kelas ...? Tidak,
tapi, jika itu yang terjadi, dia bisa bertanya padaku dengan normal. Cara
rumit yang dia lakukan, ruang referensi di mana tidak ada siapa-siapa, dan
memanggilku saat istirahat makan siang ...

——Ini, bukankah ini seolah-olah aku bakal dapat pernyataan cinta !?

“Uwah. Apa yang harus aku lakukan?”

“Apa maksudmu, apa yang harus aku lakukan ?”

Fujimoto yang duduk di sebelahku, memanggil.

“Ti-Tidak, bukan apa-apa.”

Kaito Novel | 94
Hmmm? Fujimoto ...? Aku masih ingat Fujimoto. Aku melupakan semua hal
yang penting, tapi aku kira sesuatu atau orang yang tidak penting, aku masih
ingat. [TN: Absurd banget njirrrr, bukannya kebalik ya:v]

Apa yang akan aku lakukan jika aku benar-benar dapat pengakuan? Ti-
Tidak, jika dipikir baik-baik, mana mungkin ... Mana mungkin guru akan
menyukai muridnya sendiri. Rasanya seperti sesuatu yang terjadi dalam
manga.

Setelah pelajaran berakhir, Hiiragi-chan-sensei meninggalkan ruang


kelas. Pada akhirnya, aku mungkin akan dibuat untuk membantu sesuatu
yang merepotkan.

Kon kon, begitu aku mengetuk pintu ruang referensi, pintu itu terbuka.

“Ayo masuk, masuk.”

Setelah mendesakku masuk, dia segera menutup pintu dan bahkan


menguncinya. Ap-Apa yang sedang dia rencanakan ... !?

“Seiji-kun? Menyusahkan Sensei seperti itu tidak terlalu baik, oke? ”

Hmm? Nada suaranya berbeda dari sebelumnya. Nadanya menjadi seperti


gadis seusiaku.

“Menolak pesan penghapusku. Itu benar-benar mengejutkanku, tau? ”

“Ah. Tentang itu, maaf ... Aku tidak tahu kalau itu adalah pesan dari Sensei
...”

"Mou. Saat cuma ada kita berdua, jangan panggil Sensei, tapi Haruka-san,
„kan? ”

“Haruka-san !? Kenapa memanggil dengan namamu ...? ”

“Kenapa, yah ... itu karena kita berpacaran, „kan?”

Heeh. Jadi Hiiragi-chan-sensei dan aku berpacaran ,ya.

“Pacaran!? Tapi „kan kita ini guru dan murid!? ”


Kaito Novel | 95
“Ada apa, Seiji-kun? Tingkahmu sedikit aneh hari ini. ”

Sementara diam-diam berpacaran dengan adik perempuanku, aku juga


berpacaran dengan guruku ... !? Dua-duanya di saat bersamaan!? Apa yang
sudah aku lakukan? Selain itu, keduanya adalah orang yang seharusnya tidak
aku pacari.

Aku menjelaskan kepada Sensei kalau ingatanku telah hilang.

“Eh ... Tapi ... Bagaimana dengan ingatan Seiji-kun dan aku yang berpacaran
selama beberapa bulan terakhir?”

“Beberapa bulan!? Kita berpacaran cukup lama !? ”

“Dilarang bicara dengan nada formal! Itu membuatku merasa jadi orang
asing ... jadi, apa kamu bisa hentikan itu ... "

Melihat Sensei menatapku dengan ekspresi sedih dan tersakiti, dadaku juga
mulai sakit. Kenapa?

“Kita sudah sering ciumaaaaaan, loh ? Entah itu di sekolah, di rumah,


maupun tempat-tempat lain.”

“Maaf ... aku sama sekali tidak ingat ...”

“Uuu, cara bicara formal lagi ... Jika itu masalahnya ..."

Sensei melingkarkan tangannya di kepalaku.

“Eh? Tunggu, apa yang hendak anda lakukan?”

“Aku akan membuatmu ingat betapa aku mencintai Seiji-kun!”

Mencondong ke depan, Sensei mencium bibirku.

“Nuah !? Apa ini, tiba-tiba melakukan ini !? ”

“Umumu ... Sepertinya masih belum cukup. Ah, benar juga. Apa kamu ingin
melihat celana dalamku !?”

Kaito Novel | 96
“Aku tidak ingin melihatnya! Apa anda orang cabul, Sensei !? Apa yang
hendak anda lakukan ...? "

“Tsukkomi-nya bernada formal ... tapi balasanmu kuat.”

“Tolong jangan lakukan analisis yang aneh.”

“Seiji-kun, kamu pernah bilang kalau kamu ingin melihat celana dalamku,
jadi kupikir kamu mungkin ingat jika kamu melihatnya.”

Aku kepingin melihatnya !? Celana dalam sensei !? Berarti, Aku sendiri yang
cabul!

Sambil melihat reaksiku, Sensei mulai mengangkat rok lututnya.

Glek.

“Seperti yang kuduga, kamu memang ingin melihatnya!”

“An-Anda salah.”

“Kamu melig=hatnya bukan? Kamu memang ingin melihatnya, „kan? Enggak


apa-apa, enggak apa-apa. Aku bahkan membolehkanmu menyentuh
payudaraku sebelumnya. ”

Fuaaaaaaaaaah !? Aku tak pernah berpikir kalau aku akan menyesali ini
karena tidak memiliki ingatanku!

Fugu, nuuu Fokuskan energi ke telapak tanganku, setidaknya sensasinya saja


... mungkin aku bisa mengingatnya ... Lakukan yang terbaik ... motif
tersembunyiku!

“Apa yang sedang kamu lakukan, Seiji-kun?”

“Tidak, bukan apa-apa. Aku tidak bisa ... aku tidak mengingatnya sama sekali
...”

“Tapi, jika aku tidak membuatmu ingat, aku tidak menyukainya... Kita benar-
benar pasangan yang saling mencintai ... Itu membuatku jadi sedih.”

Kaito Novel | 97
Melihat wajah sedih Sensei, aku sekali lagi merasakan rasa sakit yang
menjalari diriku. Sebelum aku kehilangan ingatan, aku menyukai Sensei,
„kan? Aku tidak merasakan sesuatu yang istimewa ketika aku bersama Sana-
san sama seperti ketika aku bersama Sensei. Aku tidak ingin melihat wajah
sedih Sensei. Tapi, alasannya adalah karena aku ...

“Kita akan kehabisan waktu, jadi kenapa tidak makan dulu?”

Duduk di atas selembar kain, dia menepuk pangkuannya.

“Ayo ke sini? Atau mungkin karena kamu tidak memiliki ingatanmu, kamu
tidak akan mau ...? ”

“… Permisi.”

Tampaknya benar kalau kita berpacaran.

Setelah berbaring dan meletakkan kepalaku di pangkuan Sensei, aku tidak


tahu alasannya, tapi aku merasa tenang.

Aaahn, dia mulai menyuapiku.

“Ah. Ayam gorengnya lezat sekali. ”

“Iya, „kan? Aku berusaha keras untuk membuatnya hari ini. ”

Aku mengerti setelah kepalaku dielus saat diberi makan siang. Kami
mungkin berpacaran, tak perlu diragukan lagi.

“Kau tahu? Tadi malam, aku membuat bumbu khusus dan merendam
dagingnya. Aku sangat bersemangat memikirkan betapa bahagianya dirimu,
Seiji-kun. ”

Sensei, benar-benar mencintaiku. Dan, aku tidak punya bukti, tapi Sanada
Seiji mungkin juga menyukai Hiiragi Haruka-san.

“Apa kamu akan mengingatnya?”

“Tidak semuanya.”

Kaito Novel | 98
“Mouuu! Sampai kamu ingat, aku akan terus menciummu! ”

“Wah, tunggu, tolong hentikan—”

Sensei dan diriku tertawa bersama.

Terlepas dari apa aku memiliki ingatanku, aku mencintai Sensei.

Kaito Novel | 99
Hilang Ingatan - Bagian Kedua

Tampaknya, aku adalah anggota dari klub tata boga yang mirip dengan klub
langsung pulang ke rumah. Jadi sepulang sekolah, seperti yang kudengar
dari Sana-san, aku pergi ke ruangan klub tata boga dan menunggu. Diriku
sebelum hilangan ingatan, seharusnya memiliki hubungan rahasia dengan
adik perempuanku.

“Apa yang harus aku lakukan…?”

“… Apa ada yang salah?”

Aku mendengar suara monoton yang tenang datang dari Kanata.

Seperti yang kuduga, ada orang yang aku ingat, dan beberapa yang tidak
kuingat. Tempat dudukku di kelas, lokasi loker sepatuku, dan lokasi kelas
biologi, aku tiba-tiba mengingat semua itu. Keluarga atau pacarku, semakin
penting mereka, apa pun tentang hubungan kami, atau kenangan yang aku
miliki dengan mereka semuanya hilang.

Kanata duduk di kursi di seberangku, dan memulai gim smartphone.

“... Sejak makan siang, suasana hati Sa-chan lagi bagus. Itu tidak biasa ... “

“Eh? Benarkah?”

“... Ya. Meski aku tidak tahu alasannya.”

Sana-san bilang kalau hubungan kami adalah rahasia dan jangan


memberitahu siapa-siapa. Dia mungkin juga tidak memberitahu Kanata
tentang itu. Hubunganku dengan Sensei tentu saja juga rahasia.

Lalu, Siapa yang bisa aku minta bantuan ...?

“Kanata, apa kau tertarik dengan hubungan terlarang?”

“... Aku tidak tertarik dengan yang begituan, jadi ... maaf.”

Kaito Novel | 100


“Tidak apa-apa ... Misalnya saja, jika ada seorang adik perempuan benar-
benar mencintai kakak laki-lakinya, apa yang harus dilakukan kakak laki-laki
tersebut?”

"Eh? Apa Sa-chan mengatakan sesuatu padamu?”

"Eh. Tunggu, apa maksudmu dengan sesuatu? ”

“…… Bukan apa-apa ... Seperti yang sudah pernah aku bilang, jika dia benar-
benar menyukaimu sebagai lawan jenis, pastikan kamu harus menolaknya
dengan benar. Menggilingnya sampai berkeping-keping adalah apa yang aku
yakini sebagai kebaikan kakak laki-laki. ”

Setelah melirik padaku, dia sekali lagi mengembalikan matanya ke layar yang
ada di tangannya.

Dia pernah mengatakan itu padaku sebelumnya ...?

“Ah. Nii-san, kamu sudah ada di sini!”

"Ah, Sana-san."

“… Sana-san?”

Kanata mengerutkan alisnya.

“Ayo kita pulang. Ayo main game di kamar Sana hari ini! ”

“Tidak, aku masih ada sesuatu yang harus dilakukan, jadi ..."

“... Cara bicara formal?”

Sana-san menarik lenganku supaya aku berdiri. Dan pada saat yang sama,
Kanata menarik dari sisi yang berlawanan.

“Kana-chan?”

“... Seiji-kun, bertingkah aneh. Apa itu ada hubungannya dengan suasana
hati Sa-chan yang lagi bagus?”

Kaito Novel | 101


“Ma-Mana mungkin lah. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Nii-
san. ”

"... Jadi, benar, ada hubungannya ya."

―Giku.‖

Sambil menggelayutkan kepalanya, Sana-san menyerah dan duduk di


kursi. Kemudian, dia memberi tahu Kanata tentang kejadian yang terjadi
padaku kemarin.

“…Jadi begitu yang terjadi. Lalu, cara bicara formal dan Sana-san …… Apa
kamu mengindoktrinasi Seiji-kun yang hilang ingatan dengan sesuatu yang
aneh?”

“Ak-Aku tidak mengindoktrinasi dia dengan apa pun! Ya-Yang lebih penting
lagi, apa maksudmu dengan sesuatu yang aneh?”

“... Misalnya saja, mengambil keuntungan dari kehilangan ingatannya,


dengan memberitahunya sesuatu seperti kalian sebenarnya berpacaran ...”

―Gikuun!‖

Sana-san gampang kebaca saat dia menjadi kaku.

Mengindoktrinasikan? Pacaran? Dan, gikuun? Itu artinya…?

“... Sa-chan, kamu tidak boleh berbohong ... Aku sedikit mengerti
perasaanmu yang ingin bermesraan dengan kakakmu tercinta.”

“Aku tidak ingin bermesraan dengan Nii-san! Kenapa Sana ingin bersama
Nii-san ... “

“Itu artinya kemarin, semua yang dia katakan adalah bohong?”

Ekspresi Sana-san berubah menjadi getir.

“Maaf. Kemarin, semua itu bohong. Sana cuma ingin sedikit


menggodamu. Lagipula Nii-san mudah sekali memercayaiku. Itu bahkan
mengejutkanku. Ma-Mana mungkin itu akan terjadi, „kan ...? ”
Kaito Novel | 102
Kesimpulannya, aku tidak berpacaran dengan adik perempuanku. Ah
syukurlah, sungguh melegakan ... Aku sebenarnya tidak memacari dua orang
pada saat yang sama.

Sana-san lari dan meninggalkan ruang tata boga. Aku bisa melihat pipinya
yang basah. Mungkin — dia benar-benar menyukaiku—

Saat aku ingin mengejarnya, Kanata menggelengkan kepalanya.

“... Kamu tidak boleh, Seiji-kun. kamu jangan mengejar dan menghiburnya. ”

“Kenapa? Sepertinya aku yang menjadi alasannya, setidaknya aku bisa


berbicara dengannya ... ”

“... Kamu tidak bisa. Jika Seiji-kun punya seseorang yang disukainya ... jika
kamu punya pacar, maka lebih dari itu kau tidak perlu mengejarnya. "

Ugeh !? Ap-Apa dia tahu tentang hubunganku dengan Sensei?

“A-Aku penasaran apa yang kamu maksud dengan pacar ...”

“... Kamu terlalu terguncang ... Aku tidak tahu detailnya, tapi aku setidaknya
mengerti kalau kamu sudah punya pacar.”

Itu berarti dia tidak tahu kalau itu Sensei. Sungguh melegakan…

“... Sa-chan selalu bertingkah kasar. Meski dia murni hanya menyukaimu. ”

"Jika aku punya seseorang yang aku suka, aku ... Sanada Seiji takkan bisa
menganggapnya seperti itu."

Aku mungkin bahkan tidak menyadarinya.

“... Ya. Benar-benar seperti itu. Namun, Sa-chan juga salah ... Kemungkinan
besar, Sa-chan sudah mengerti, tapi dia terus menyukaimu saat kamu tidak
dan tidak bisa mengakuinya, dan luka-lukanya terus bertambah besar ...
yang penting, serahkan masalah Sa- chan padaku. "

Meraih tasnya, Kanata meninggalkan ruangan klub tata boga.

Kaito Novel | 103


“... Hubungan manusia adalah pekerjaan yang cukup banyak.”

Dia menggumamkan itu sebelum keluar.

Kalau dipikir-pikir lagi, ponselku penuh dengan pesan dari Hiiragi Haruka,
bahkan pesan terkirim pun mengirim ke dirinya. Aku pikir mungkin karena
kami tinggal di rumah yang sama, jadi kami tidak perlu menghubungi satu
sama lain, tapi kami tidak berkencan juga bukan kami pecinta. Aku bisa
menerimanya.

“Hmmm? Sanada-kun, kamu sendirian? Seharusnya ada kegiatan klub hari


ini ... ”

Sensei masuk dengan wajah bingung. Hanya melihatnya saja sudah


membuatku bahagia. Pada kenyataannya, Sanada Seiji menyukai guru
ini. Tapi aku juga menyukainya.

“Ada banyak hal yang terjadi, dan sepertinya mereka pulang duluan.”

“Begitu ya, begitu. Aku hampir menyelesaikan pekerjaanku, jadi apa kamu
mau makan malam bersama?”

“Eh. Apa itu tidak apa apa?”

“Ya.”

Aku ingin tahu apakah diriku yang hilang ingatan bisa diterima Sensei.

Sambil menjaga segala sesuatu di sekelilingku saat aku berjalan pulang,


Sensei, yang kebetulan lewat di mobilnya, menjemputku.

Di mobil, aku memikirkan beberapa hal saat hujan terus menghantam kaca
depan.

“Sensei, kita sebenarnya berpacaran, „kan? Situasi ini, bukannya kamu tidak
menyukainya? ”

“Hmmmm, jika kamu bertanya apakah kamu berbeda, maka aku akan
mengatakan kalau kamu sangat berbeda dari yang kukenal. Tapi, meski

Kaito Novel | 104


kamu kehilangan ingatanmu, Seiji-kun adalah Seiji-kun. Aku mengerti itu
saat makan siang. Jadi, aku tidak membencinya, tau? ”

“Eh. Bagian apa dari diriku yang serupa?”

“Caramu tsukkomi.”

“Bagian itu!?”

“Iya itu, ufufu, tapi sisanya adalah rahasia. Ini mengingatkanku mengenai
sebelum kita mulai berkencan. ”

Singkatnya, Sensei tampaknya bersenang-senang dengan semua ini. Jika aku


tidak bisa kembali ke keadaanku sebelumnya, aku ingin tahu apa dia akan
menjadi cemas.

Pada saat kami tiba di sebuah apartemen kecil yang bagus, hujan sudah reda.

“Hati-hati sama tangganya, oke? Setelah hujan, biasanya jadi licin. ”

“Baik.”

“Fugyah!?”

Mendengar teriakan yang terdengar seperti dia terjatuh, aku menoleh ke


arahnya, dan mendapati dirinya panik dan menatap pada satu hal.

“Aaah ~ cucianku basah kuyup ...”

Di ujung pandangannya, ada kemeja dan kaos yang tergantung di gantungan


baju.

Di tengah tangga, ada kain yang tampaknya pakaian dalam warna-warni


Sensei ... Sa-Sangat erotis ... Ja-Jadi dia mengenakan yang seperti itu ya...

Ketika aku terganggu, aku terpeleset dan terjatuh dari tangga.

Kaito Novel | 105





◆ Sanada Seiji ◆

“Oww ...”

“Seiji-kun!? Apakah kamu baik-baik saja!?”

Hiiragi-chan menatapku dengan cemas.

… Hmmm? Aku ada di apartemen Hiiragi-chan?

“Aku baik-baik saja, tapi ... Haruka-san, apa yang sedang kau lakukan ...?”

“Apa yang aku lakukan, yah ... Ah, barusan kamu memanggilku Haruka-san
bukannya Sensei!”

“Ya, karena Cuma ada kita berdua. Ah, maaf itu kesalahanku. Sensei. ”

“Tidak perlu memperbaikinya. Itu tidak salah! Kamu benar! Mou, kamu
sengaja melakukannya, kan? ”

Dengan ekspresi marah, Hiiragi-chan dengan ringan menepuk pipiku.

Aku masih ingat sampai pada titik di mana Sana memukulku dengan bantal,
tapi setelah itu, aku tidak ingat apa-apa sama sekali. Aku memakai
seragamku, dan aku ada di apartemen Hiiragi-chan. Aku tidak tahu apa yang
sedang terjadi. Setelah melihat ponselku, waktu sudah berlalu satu hari dari
saat aku terakhir ingat. Aku pikir mungkin ini lompatan waktu, tetapi
sepertinya bukan begitu.

Setelah diizinkan masuk ke tempat Hiiragi-chan, aku bertanya kepadanya


tentang apa yang sedang terjadi.

“Kehilangan ingatan ... aku tidak bisa mempercayainya.”

Kaito Novel | 106


Padahal, ini bukanlah sesuatu yang bisa aku katakan sedangkan aku sendiri
pernah melompati waktu.

Hiiragi-chan duduk di sofa.

“Mengembalikan Seiji-kun yang tidak bersalah itu menyenangkan. Setiap


reaksimu sangat imut ... ♡ ”

Apa yang membuatmu begitu bersemangat?

“Apa kau tidak khawatir? Aku mungkin tidak bisa kembali ke keadaan
semula. ”

Kusu, dia tertawa. Hiiragi-chan menggandengkan lengannya dengan


tanganku.

“Kalian menanyakan hal yang sama. Seiji-kun adalah Seiji-kun. Aku punya
keyakinan kalau aku akan sekali lagi jatuh cinta.”

Mengatakan sesuatu yang begitu mudah seperti itu, cukup memalukan ...

“Seiji-kun, kamu jadi malu!”

“Siapa juga yang malu!”

“Seiji-kun, kamu tidak ingat apa-apa? Tidak ada sampai sekarang?”

“Ya. Tidak sama sekali ... Tapi, meski aku kehilangan ingatanku, aku yakin
sekali lagi aku akan jatuh cinta padamu, Haruka-san. ”

“Moouu, .. Kamu langsung mengatakan sesuatu seperti itu. Aku senang


mendengarmu mengatakan hal seperti itu. ”

Kedua lengannya berada di leher aku, jarak antara kami menjadi cukup
dekat sampai aku bisa merasakan napasnya, dan kami saling bertatapan. Aku
merasakan perasaan hangat dan lembut dari bibir Hiiragi-chan saat kami
berciuman.

“Mana yang lebih baik? Aku yang dengan ingatan atau tanpa ingatan?”

Kaito Novel | 107


“Seiji-kun saat ini”

Tanpa menyadari bahwa hujan sekali lagi mulai turun, kami berdua
bermesra-mesraan sekali lagi.

Ketika aku kembali ke rumah, Sana mengambil sikap yang tidak ramah
karena suatu alasan, tapi secara keseluruhan, kehidupanku telah kembali
seperti semula.

Kaito Novel | 108


Ninja Ruang Penyimpanan Olahraga

Karena aku kalah hompimpa, pada awal Oktober, aku menjadi anggota
panitia penyelenggara festival olahraga.

Terakhir kali aku mengikuti festival olahraga pada kelas 2 SMA, tidak ada
sesuatu yang istimewa. Aku tidak punya sisi bagus yang ditonjolkan, dan juga
tidak menunjukkan sisi yang memalukan ketika melewati tanpa
masalah. Lalu, bagaimana dengan kali ini?

Sepulang sekolah, anggota panitia berkumpul di ruang biologi, tempat


dimana aku akhirnya melihat Hiiragi-chan. Kalau dipikir-pikir lagi, dia
bilang kalau dia menjadi guru yang bertanggung jawab atas festival olahraga.

“Ah. Sanada-kun juga ikut jadi panitia? ”

Hiiragi-chan menunjukkan aura yang menyenangkan ... Dia mirip seperti


anjing peliharaan yang baru saja melihat pemiliknya.

“Itu karena aku kalah hompimpa sama teman-teman sekelas.”

“Heeh, begitu ya.”

Sambil menyeringai, wajahnya seakan ingin mengatakan, “Kamu ikut jadi


panitia karena aku adalah guru yang bertanggung jawab, „kan? Aku mengerti,
aku mengerti. ”

Tidak, maaf, tapi aku terpaksa ikut karena aku kalah hompimpa.

Setelah semua anggota panitia siap, Hiiragi-chan memulai penjelasannya.

“Pada dasarnya, kalian akan membantu dengan melakukan berbagai hal


supaya acara berjalan dengan lancar.”

Sederhananya sih, anggota panitia akan mempersiapkan alat peraga,


membersihkan, atau pekerjaan lainnya.

Kaito Novel | 109


Pertama-tama, acara yang diperlombakan sudah diputuskan, jadi kami pergi
ke ruang penyimpanan, dan ketika Hiiragi-chan mengkonfirmasi dengan
lembaran yang ada di tangannya, dia menjelaskan peralatan dan
perlengkapan yang diperlukan.

“—Jadi, setiap kali kamu selesai memasukkan bola, kamu harus menurunkan
bar besar ini di sebelah sini.”

Hiiragi-chan menengok kembali ke para nggota panitia.

Tolong berhenti membuat wajah sombong yang seolah-olah berkata, “Seiji-


kun, aku sedang bekerja keras sekarang!” Setiap kali kamu mengakhiri
penjelasan.

Kami memegang lembaran kertas yang sama dengannya. Di kertas ini


terdapat peta halaman sekolah yang digambar, menunjukkan lokasi di mana
barang akan ditempatkan dan dipasang. Ini sangat mudah dimengerti.

Hiiragi-chan mengalami kesulitan ketika membuat denah-denah ini, jadi


sekitar 70% dari itu dibuat olehku.

Dari aula olahraga terdekat, tim bola basket dan tim bola voli memulai
latihan mereka dengan suara lantang.

“Itu bukan sesuatu yang sangat susah, jadi terima kasih atas bantuan kalian.”

Setelah Hiiragi-chan menundukkan kepalanya sedikit, para anggota panitia


juga membalas ucapannya.

“Sensei masih memiliki urusan yang perlu dikonfirmasi, jadi kita akan
mengakhirinya sampai di sini saja dulu.”

Para anggota panitia lain pun pergi, dan tinggal menyisakan diriku.

“Sanada-kun, semua agenda hari ini udah selesai, tau?”

“Aku akan membantu. Apa yang perlu Anda konfirmasi?”

“... Ji-Jika kamu melakukan itu kamu juga bersikap baik kepada gadis-gadis
lain, „kan !? Baru saja, bahkan Sensei jantungnya berdetak kencang! ”
Kaito Novel | 110
Kau ngomong apaan sih? Untung saja pintunya tertutup, jadi aku tidak
khawatir.

“Menyebarkan semangat berdebar tanpa pandang bulu, Seiji-kun, itu salah


satu poin burukmu.”

“Pada dasarnya aku jarang mengobrol dengan cewek-cewek, jadi tidak apa-
apa. Aku tidak sembarangan membuat semangat yang berdenyut-denyut. ”

... Menghamburkan jantung yang berdenyut, apa-apaan itu? Aku menoleh


setelah sekali lagi mengulangi ungkapan aneh itu.

“Aku akan mengkonfirmasi di sebelah sini.”

“Menghindari pembicaraan seperti itu, oke — Terima kasih telah melakukan


itu.”

Aku melakukan pekerjaan dengan tenang, dan ketika aku selesai memeriksa,
aku menyadarinya. Kalau dipikir-pikir, pintu itu, terus ketutup, „kan
...? Jangan-janga ... mana mungkin, „kan ...?

Dengan menggunakan jari, aku mencoba menarik pegangannya.

Brak brak

Pintunya ngga bisa dibuka!!!!

“Haruka-san, pintunya terkunci. Dari luar.”

“Benarkah? Kurasa kita bisa berduaan dan bisa istirahat sebentar ♡ ”

“Pemikiranmu terlalu positif!?”

Di ruang penyimpanan ini, tidak ada peralatan yang digunakan oleh tim bola
basket atau tim bola voli yang sedang berlatih sekarang. Jika ada, tempat ini
lebih merupakan gudang daripada ruang penyimpanan. Jika tetap seperti ini
... kita akan terkunci sementara waktu.

Kaito Novel | 111


Hiiragi-chan memiliki kunci, tapi itu adalah kunci yang digunakan untuk
membuka pintu dari luar, jadi meski dia memilikinya, pintunya tidak akan
terbuka.

Itu berarti, melihat panitia sudah selesai hari ini, beberapa guru yang
bijaksana memutuskan untuk menutup pintu yang sedikit terbuka ... !? Aku
memeriksa di area gelap, jadi aku bahkan tidak menyadarinya.

“Seiji-kun, sepertinya tidak ada yang datang ...”

Petan, Hiiragi-chan duduk di atas tumpukan matras.

Tidak apa-apa kalau kita berdua akan sendirian untuk sementara waktu, tapi
tidak bisa keluar rasanya sedikit mengkhawatirkan.

“Mulai sekarang ... kita bisa menggunakan waktu ini ketika kita sendirian ...!”

“Pemikiranm positif itu!?”

“Matrasnya agak pengap, tapi kamu masih bisa berbaring di atas mereka ♪”

Bahkan sekarang, dia sepenuhnya menikmati keadaan ini ...!

“Ponselku tertinggal di tasku. Bagaimana dengan Haruka-san? ”

“Punyaku juga, ada di dalam laci ruang guru.”

Ini adalah situasi tanpa harapan di mana kami bahkan tidak bisa meminta
bantuan. Jendelanya terlalu kecil, dan sepertinya tidak ada yang bisa masuk
atau keluar. Apa yang bisa kita lakukan…?

“Setelah kita keluar, kita harus mengeringkan tikar, dan dengan beberapa
lembar baru—“

“Berhentilah merasa nyaman!”

“Mungkin akan ada seorang guru yang akan menyadari kalau aku tidak
kembali, jadi mereka akan datang mencariku ... aku ingin tahu kapan itu
akan terjadi.”

Kaito Novel | 112


Nada bicara Hiiragi-chan terdengar santai seperti biasa. Sambil berbaring
miring, dia menepuk tempat di sebelahnya.

“Kemari. Ayo tidur berdampingan ♪ ”

“Tidak, ini bukan waktunya untuk ...”

“... Enggak mau?”

“…….”

Aku akhirnya berbaring di sebelah Hiiragi-chan.

“Apa yang kau lakukan!?”

Ciuman manis Hiiragi-chan adalah hal terbaik di dunia ini.

“Tidak perlu berteriak sekeras itu. Tidak apa-apa, tidak apa-apa. ”

Mungkin saja guru lain akan datang, berjuang sekarang pun bakal sia-sia ...
Untuk saat ini, aku harus menunggu bantuan sama seperti Hiiragi-chan
sambil dipeluk erat olehnya seperti boneka binatang.

[GAMBAR]

... Ini sangat nyaman.

“…..…”

“Apa ada yang salah, Haruka-san?”

“Ti-tidak ada ... hanya saja, kupikir aku mau pergi ke kamar kecil dulu.”

“Kamar kecil….... mana mungkin ada di sini. Ini „kan ruang penyimpanan.”

“Te-Tentu saja ...”

Suaranya sedikit goyah.

Kaito Novel | 113


—Ah. Jangan bilang, sudah di ujung!?

Ekspresinya menegang, dan beberapa kali dia berkedip secara tidak wajar.

“... mungkin ...”

"Eh, apa? Apa kau baik-baik saja?"

Hiiragi-chan menggelengkan kepalanya.

“Itu mungkin…”

“Itu mungkin?”

“Mungkin sudah bocor!”

Wajahnya memerah, dan mata Hiiragi-chan menjadi sedikit berkaca-


kaca. Dia mulai gelisah.

“Seseoraaaaaaaaaaaaaaanggg! Apakah ada orang di sanaaaaaaaaaaaaaaaa! ”

Tanpa basa-basi lagi, aku langsung bergegas ke pintu dan mulai menggedor
keras-keras. Aku tidak bisa membiarkan seorang wanita dewasa
mengompol. Terlebih lagi orang tersebut adalah pacarku sendiri.

Bahkan setelah mati-matian meminta bantuan, aku tidak bisa merasakan


kehadiran siapa pun.

“Se-Seiji-kun ... Ja-Jangan berteriak begitu keras ...”

“Ah, maaf.”

“Ah………”

“Eh, apa !?”

“Ak-Aku tidak bisa ...”

Kaito Novel | 114


Hidung yang berdenyut, ditambah pula dengan mata berkaca-kaca,
ekspresinya sudah tidak bisa diungkapkan lagi.

“Setelah aku ngompol, aku akan membunuh Seiji-kun dan kemudian bunuh
diri!”

“Lakukan yang terbaik! Juga, jangan seenaknya menyeretku ke semua ini. ”

“Fumiiiiiieeeeen, a-aku tidak bisa terus menahannya ....”

Hiiragi-chan yang tampak sudah mencapai batas mentalnya, akhirnya mulai


menangis. Saat itu, gacha gacha, terdengar suara dari pintu.

“Sa-Sana sudah menunggu lama. Nii-san, sama sekali tidak datang ke


gerbang! Nii-san, kamu ada di sana, k‟an !? ”

Gara, pintu pun terbuka.

Zuuunn ...!

Menunjukkan kelincahan seorang ninja, Hiiragi-chan meninggalkan ruang


penyimpanan dalam sekejap dan menghilang.

“Fuwaah !? Ap-Apa itu tadi!? Ninja!?”

“Sanaaaaa! Kau menyelamatkan kami! Bukan aku ... lebih tepatnya ... ninja. "

Aku memeluk Sana erat-erat.

“Kyaaaaaah !? Ap-Apa yang kamu lakukan !? Lepaskan, Nii-san, idiot, cabul,


siscon! ”

Karena dia menolak sampai segitu, aku langsung melepaskan Sana.

“Kenapa kamu melepaskannya!?”

“Bukannya kau sendiri yang bilang suruh lepaskan?”

“Tidak apa-apa sekarang ...”

Kaito Novel | 115


Hmph, dia menyeka rambutnya, merapihkannya, dan berkata, “Ayo pulang?”
Sebelum berjalan pergi.

Dalam perjalanan pulang, aku bertanya kepadanya, dan ternyata, dia


kebetulan melihat kami dan panitia memasuki ruang penyimpanan
olahraga. Namun, kami tidak keluar sama sekali, jadi dia pikir itu aneh dan
pergi untuk meminjam kunci untuk membukanya.

“Mou, Nii-san selalu bikin repot. Jadi bersyukurlah, oke? ”

“Ya ya, terima kasih.”

Hiiragi-chan takkan bisa cukup berterima kasih padanya. Pesan yang aku
terima dari Hiiragi-chan hanya diisi dengan emoji wajah
tersenyum. Rupanya, dia berhasil tepat waktu.

“Sana, aku akan mentraktirmu minum. Mau minta es krim pun ngga
masalah? ”

“Apa? Tumben sekali ...”

Meski Sana menarus curiga padaku, dia tidak menahan sama sekali. Es krim,
minuman, dan makanan ringan, aku akhirnya mentraktirnya dengan total
nilai 500 yen.

Kaito Novel | 116


Festival Olahraga - Bagian 1

Pada hari acara festival olahraga, lapangan sekolah yang biasanya kosong,
sekarang dipenuhi orang. Bagaimanapun juga, acara ini diadakan pada hari
libur, dan banyak penduduk setempat datang untuk melihatnya sebagai
hiburan.

Setelah selesai upacara pembukaan yang membosankan dan ucapan terima


kasih dari kepala sekolah, acara festival olahraga secara resmi dimulai.

“Heeey, Dorobo-kun!”

Seorang gadis melambai padaku dari kursi penonton. Ternyata, orang yang
memanggilku adalah Natsumi-chan.

“Apakah seorang murid yang lagi sibuk ujian masih sempat-sempatnya


membuang waktu seperti ini?”

“Enggak apa-apa, enggak apa-apa. Lagian, aku pasti bisa lulus karena lewat
jalur undangan. Yang lebih penting lagi, lakukan yang terbaik hari ini!”

Natsumi-chan tersenyum dan menunjukkan giginya yang putih. Dia pasti


datang cuman untuk menertawakanku, gadis ini ...

“Nii-san? Apa ada kenalanmu yang datang?”

Sana datang dengan pakaian olahraga dengan ikat kepala merah melilit
kepalanya.

“Aah. Sana-chan! Halo ~ ”

“Ueh, Nacchan ... Murid dari sekolah lain seharusnya ngga boleh datang ke
sini!”

Mana ada aturan seperti itu.

“Aku datang untuk melihat Sana melakukan yang terbaik!”

Kaito Novel | 117


“Hmph. Sana cuma mengatakan ini sekali, tapi dia sangat atletis, jadi dia
akan menunjukkannya padamu. Jadi, kamu boleh duduk di sana dan
menonton.”

“Eh? Kamu bohong.”

“Itu bukan bohong! Lihat saja nanti. Sana akan jadi juara pertama di semua
lomba! ”

Setelah mengoceh seenaknya, Sana kembali ke kelasnya sendiri.

“Sana-chan benar-benar lucu karena dia gampang terprovokasi saat kamu


mengejeknya.”

“Natsumi-chan, tolong jangan mempermainkan adik orang lain.”

“Tapi, aku sangat terkejut. Dia memiliki dada yang rata jadi dia terlihat
bagus ketika mengenakan baju renang, tapi baju olahraga dengan ikat kepala
benar-benar cocok untuknya. ”

Bila menggambarkan Sana, karena dia memiliki tubuh yang ramping. Apa
pun yang dia kenakan akan terlihat bagus. Atau setidaknya, itulah yang
dikatakan Fujimoto.

Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Natsumi-chan, aku memulai


pekerjaanku sebagai bagian dari panitia penyelenggara dan sambil
menunggu giliran. Karena Hiiragi-chan adalah Hiiragi-chan, dia sibuk
dengan tugasnya sebagai guru yang bertanggung jawab pada festival ini, dan
sepertinya tidak mungkin baginya untuk menonton lomba apapun.

Acara lomba yang aku ikuti adalah perlombaan meminjam barang dan
perlombaan makan roti. Karena menjadi bagian dari panitia, aku mengikuti
lomba lebih sedikit daripada orang lain, yang sejujurnya, itu cukup banyak
membantuku.

―Acara selanjutnya adalah perlombaan meminjam barang. Para peserta


dipersilahkan untuk bersiap-siap dan menunggu aba-aba perlombaan
dimulai, tolong — sialan kau — bersiap-siap. ‖

Di meja pembawa acara yang dibawakan oleh klub penyiaran, suara


komentator berubah menjadi suara pria tampan. Ada komentar yang tidak
Kaito Novel | 118
aku pahami, tapi bagaimanapun juga, sekarang adalah giliranku. Karena ini
lombaku yang pertama, aku cukup gugup ……..

―——Kali ini, siaran lomba ini dibawakan oleh Fujimoto dari kelas 2-B.‖

Jadi itu kau! Apa yang sedang kau lakukan? Tak kusangka kau punya suara
yang bagus!

... Apa Ia bagian dari klub penyiaran? Bukannya Ia bagian dari klub lari dan
halang rintang ...?

Aaah, entah bagaimana, setelah bolak-balik antara masa sekarang dan


sepuluh tahun kemudian telah benar-benar mengubah segalanya.

Melirik sekilas, aku menyadari kalau Hiiragi-chan yang seharusnya ada di


sana sekarang, sudah tidak ada di tempat.

Sambil memiringkan kepalaku dalam kebingungan, aku menuju garis start.

―Peserta Sanada, tolong cepatlah menuju garis start tanpa memiringkan


kepalamu. Apa kau sedang mencari seseorang yang kau sukai, YO? ‖

Ketika suara dari Fujimoto mendesakku, aku berlari ringan ke garis


start. Pada saat itu, ada bayangan hitam muncul di area lomba, dan pergi
secepat angin.

... Bayangan tersebut adalah Hiiragi-chan.

Dia sepertinya mencoba mengomunikasikan sesuatu kepada Fujimoto yang


ada di stan penyiaran.

Sementara aku berpikir ada yang aneh, ―door‖ bunyi pistol sebagai
dimulainya perlombaan mulai terdengar, dan bersama dengan para peserta
lomba yang lain, aku berlari langsung menuju ke lapangan, dan tiba di
tempat dengan kartu yang menghadap ke bawah. Dari kiri ke kanan, ada
kartu normal, kartu normal, kartu berbentuk hati, dan kartu normal,
berjejer. In-Ini mencurigakan ... Seharusnya tidak ada kartu seperti itu yang
termasuk dalam alat perlombaan.

“Lakukan yang terbaik ~!”

Kaito Novel | 119


Hiiragi-chan melompat-lompat dan mendukungku. Di tangannya ada
camcorder. Dia mengambil video lagi ...

Tak peduli bagaimana kau memikirkannya, siapapun pasti akan menghindari


kartu aneh ini. Jadi aku mencoba mengambil yang normal. Sial. Aku
melewatkan kesempatanku untuk mengambil yang normal ...!

Semua peserta memeriksa kartu mereka masing-masing.

“Eh? Sesuatu yang merah?”

Itu masih normal.

“Pria yang tampan? Siapa sih yang menulis ini?”

Itu masih normal.

“Mana mungkin orang yang seperti ini ada - Seseorang yang di tengah-
tengah melompati waktu dan mengulang masa mudanya."

Itu…..aku.

Dan giliranku, kartu berbentuk hati yang terpaksa aku ambil ... Aaah, aku
punya firasat buruk tentang ini.

―Oooooh, peserta Sanada mengambil kartu spesiaaaaaaaaaaaaaaal!‖

Sementara mengabaikan komentar Fujimoto yang menyebalkan, aku


mengkonfirmasi apa yang ada di balik kartu itu.

[Orang yang kamu suka ♡]

―Ini diiiiiaaaaaaaaaaaaaaaaa! Kartu yang bertuliskan ―Orang yang kamu


sukaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii‖! ‖

Jadi ini kartu yang dia taruh !!

―Sekarang, mari kita lihat, bagaimana peserta Sanada akan menangani


ini— !? Akankah Ia menganggapnya sebagai lelucon, atau Ia

Kaito Novel | 120


menganggapnya sesuatu yang serius— !? Jika ini serius, itu sama saja
dengan pengakuan cinta di depan publik! ‖

Memilih Hiiragi-chan dalam situasi publik, seperti yang diharapkan—

Dalam situasi ini, aku harus memilih guru wanita tua dari ruang kesehatan —
tidak, memilih guru olahraga, Komada, mungkin akan lebih lucu—

“Ooohhonn! Gohon, geho geho! Ooohonnn!”

Suara pura-pura batuk Hiiragi-chan terdengar sangat jelas. Ditambah pula,


dia menatap lurus ke arahku. Sepertinya dia ingin mengatakan, ―Tidak ada
orang lain selain aku, kan?‖

Sensei, wajahmu yang serius agak menakutkan.

“Ah! Sana harus siap-siap untuk lomba berikutnya!”

Sana berbicara dengan suara monoton, melangkah lambat tapi sekaligus


sambil menatapku.

“Pufu—! Sana-chan, aktingmu payah banget! Kamu sampai segitunya supaya


ingin dipilih? Ini lucu sekali. ”

Natsumi-chan, yang berada di kursi penonton, bertepuk tangan dan tertawa


terbahak-bahak.

―Aku, Fujimoto, adalah sahabatnya! Karena itu, aku juga termasuk dalam
pilihannya! ‖

※ Ia tidak termasuk.

Saat aku masih ragu-ragu, peserta lainnya sudah menemukan apa yang
mereka butuhkan dan kembali.

Kau menemukan seseorang yang berada dalam lompatan waktu !? Baik. Jika
sudah begini—

Aku meninggalkan area lomba, dan berlari menuju Hiiragi-chan.

Kaito Novel | 121


“Sensei, tolong ikut aku sebentar!”

“Ta-Tapi, ini agak memalukan ...”

Bukannya kau sendiri yang menyiapkan ini? Kau bahkan memohon untuk
ini. Dan ketika tiba saatnya, kau malah merasa malu !?

“Tolong, cepatlah.”

“Baiklah ♡”

Sambil menarik lengan Hiiragi-chan, aku kembali ke jalur lomba.

―Peserta Sanada sudah membuat keputusaaaaaaaaannn! Onee-san


berbakat yang dikagumi oleh semua murid cowok, Hiiragi-sensei! ‖

Waaah, kursi penonton mulai bergemuruh riuh. Saling berpegangan tangan


lagi, kami berdua menuju ke garis finish.

―Kupikir kau akan memilihku! Jadi itu bukan


aku? Sanaaaaaaaddaaaaaaa! ‖

Apa-apaan dengan kepercayaan diri itu? Yang lebih penting lagi, apa kau
tidak bisa melakukan komentar dengan benar? Suara mic-nya sudah
melengking, tahu? Melengking.

Karena Hiiragi-chan benar-benar dekat, kami berhasil mencapai garis finish


lebih dulu dan menduduki juara pertama. Kupikir kita akan dipandang
dengan tatapan aneh, tapi bukan itu masalahnya. Seorang siswa dan guru
yang berpacaran takkan pernah seberani itu dan memamerkan
hubungannya, sehingga akhirnya memiliki efek sebaliknya. Ditambah pula ,
Fujimoto menggunakan kalimat, "dikagumi oleh semua murid cowok," yang
mana itu memberi kesan kalau pilihanku terbilang aman.

“Juara pertama! Ini mungkin kekuatan cinta, „kan !? ”

“Bukannya karena Sensei ada di dekat tempat perlombaan?”

“Mou, apa kamu tidak bisa bermimpi sedikit ...?”

Kaito Novel | 122


Sepertinya komentar tenangku terlalu membosankan, ketika Hiiragi-chan
cemberut dan menggembungkan pipinya.

“Yah, tidak masalah. Aku bisa mengedit video-nya nanti, dan kemudian aku
bisa memutarnya mulai dari saat Seiji-kun bermasalah dan tersipu, terus
kamu berlari menuju ke arahku ♡. Aku akan menonton itu sambil ditemani
minuman alkohol.”

Tolong jangan gunakan videoku yang sedang tersipu sebagai hiburan.

Kaito Novel | 123


Festival Olahraga - Bagian 2

Acara perlombaan terus berjalan tanpa hambatan, dan setelah beberapa saat,
lomba cheerleading antara tim merah dan putih pun dimulai.

Lomba cheerleading merupakan acara lomba yang tidak terlalu banyak


melibatkan panitia, jadi kebanyakan panitia cuma duduk dan menonton
perlombaan. Setelah orang-orang dari tim merah naik ke panggung, Kanata,
yang mengenakan seragam sekolah versi cowok tiba dengan sepuluh orang
lain di belakangnya.

Seragam yang dirancang untuk cowok benar-benar tidak cocok dengan


Kanata ...

Hmmm? Jika dia berpakaian seperti itu, itu artinya ...?

Dodon, suara taiko drum bisa terdengar ketika Kanata melakukan manuver
yang mirip dengan drummer.

“... Hoooraay, ... Hoooraay, ... Ti —m Me— ra—h ...”

Suaranya kecil sekali! Rasanya seperti dia dipaksa untuk


melakukannya! Klub penyiaran, tolong pinjamkan dia mikrofon!

Jelas-jelas, dia tidak cocok untuk peran itu. Siapa yang menyuruhnya
melakukannya? Lebih penting lagi, Kanata ….. Jangan takut buat menolak!
Semua orang punya kecocokan masing-masing, oke?

Lomba cheerleading berakhir dengan aman (?), Dan istirahat makan siang
akhirnya tiba.

“Dorobo-kun, apa yang kamu rencanakan untuk makan siang?”

Saat aku melewati kursi penonton, Natsumi-chan memanggilku dan bertanya


dengan nada ingin tahu.

“Aku akan makan siang bersama Sana.”

Kaito Novel | 124


“Haru-chan membuat bekal untukku. Bagaimana kalau kita semua makan
siang bareng? Malahan, setelah melihat jumlahnya, aku yakin kalau porsimu
juga termasuk ...”

Natsumi-chan mengangkat kotak bekalnya. Itu adalah kotak empat tingkat


yang terlihat cukup berat. Sepertinya Haruka-san benar-benar berusaha
keras untuk membuatnya.

Dia bilang akan menunggu di tempat teduh di bawah pohon, lalu


menyelonong pergi tanpa mendengarkan jawabanku. Aku tidak punya alasan
khusus untuk menolak, jadi aku mencari Sana dan menyuruhnya
menemaniku ke tempat pertemuan.

Kanata bilang, ―... Orang tuaku datang untuk menonton pertunjukan


panggungku yang mencolok, jadi kami akan makan bersama,‖ dan dia
menolak ajakanku dan makan siang bersama orang tuanya.

Apa itu bisa disebut pertunjukkan yang mencolok ...? Seperti biasa, Kanata
penuh misteri.

Natsumi-chan sudah meletakkan selembar kain.

“Ini..”

Aku menerima teh di cangkir kertas.

“Ya terima kasih.”

“….…”

Sana masih diam seribu bahasa.

“Sana-chan, kenapa? Apa yang terjadi? Apa kamu marah?”

“Bukan apa-apa ... Sana tidak marah ...”

Natsumi-chan tertawa sambil dengan sengaja menaikkan suaranya, “Aku


paham!”

Kaito Novel | 125


“Sana-chan, kamu tidak terpilih sebagai orang yang disukai Onii-chan, jadi
sekarang kamu ngambek, „kan?”

“Eng-Enggak kok. Kenapa Sana harus ngambek karena hal begituan? ”

Hiiragi-chan kebetulan tiba di saat yang sama ketika Sana mengalihkan


pandangannya ke arah sebaliknya.

“Haaah, rasanya capek banget ... Menjadi guru yang bertanggung jawab atas
festival olahraga benar-benar bukan sesuatu yang bisa aku lakukan ... Mou
...”

Hiiragi-chan yang kelelahan mengambil secangkir teh dan meneguknya.

“Sensei, terima kasih atas kerja keras anda.”

“Ya terima kasih banyak.”

Hiiragi-chan juga menyadari suasana hati Sana yang buruk.

“Sana-chan, apa ada yang salah?”

“………”

Adik perempuanku bertingkah cemberut, mirip dengan keadaannya selama


beberapa waktu.

“Sepertinya dia tidak bisa menerima kalau Dorobo-kun memilih Haru-chan


dan bukan dirinya.”

“Sa-Sana enggak bilang hal seperti itu!”

“Kamu gampang kebaca. Mou… ”

Di samping Natsumi-chan yang tersenyum masam, dan Sana, yang mulutnya


cemberut, Hiiragi-chan dan aku mengambil piring kami masing-masing dan
mulai memakan bentou.

“Bagaimana rasanya, Sanada-kun?”

Kaito Novel | 126


“Ya. Meski udah dingin, tapi rasanya masih enak. ”

“Ah~syukurlah ♡”

Ahahaha, ufufufu, sementara Hiiragi-chan bertingkah seperti dirinya yang


ceria, Sana akhirnya membentak.

“Nii-san, menunjukkan ekspresi cabul adalah sesuatu yang Sana tidak bisa
tolerir!”

Dia mulai mengambil cangkir kertas, dan melemparkannya kepadaku satu


demi satu.

Subooh. Pyuun.

“Aduh!?”

“Apa-apaan denganmu? Menunjukkan ekspresi seolah-olah kamu tidak


puas! ”

Subooh. Pyuun.

Subooh. Pyuun.

“Waah. Hei, hentikan, idiot! ”

“Kenapa, apa-apaan dengan percakapan tadi, 'Rasanya enak', 'ah syukurlah


♡'! Jangan menyeringai seperti itu saat melakukan percakapan seperti orang
pacaran! ”

Subooh, subooh, subooh. Pyuun pyuun pyuun!

“Aduh, itu sakit!”

Mau bagaimana lagi, karena kita memnag pacaran.

Kedua Saudari Hiiragi mungkin juga memikirkan hal yang sama.

“Ah, aku memikirkan ide yang bagus!”

Kaito Novel | 127


Baiklah, Natsumi-chan mengangkat tangannya.

Aku bisa tahu kalau itu jelas-jelas bukan 'ide yang bagus' ...

“Sana-chan, yang tidak bisa menerimanya, VS, Haru-chan, yang baru saja
'kebetulan' dipilih. Kamu cuma perlu menggunakan lomba halang rintang
yang bisa diikuti siapa saja sebagai kompetisi! ”

“Hei, hei, hei, jangan coba-coba ...”

“Aku akan melakukannya!!”

Waah, Sana langsung mengambil umpan. Gadis ini benar-benar gampang


diprovokasi.

“Eeeh? Tapi aku sibuk sebagai guru yang bertanggung jawab ...”

“Sensei, apa anda mau melarikan diri?”

Sana dalam mode pertempuran, sementara Hiiragi-chan membuat ekspresi


bermasalah.

Sebagai seorang guru, Hiiragi-chan masih ada kerjaan, jadi kalau bisa, dia
harus menghindari kompetisi ini.

Aku menepuk dadaku dengan lega setelah memikirkan kemungkinan ini.

“Pemenangnya boleh meminta Dorobo-kun untuk mendengarkan satu hal


yang pemenang ingin lakukan! Bagaimana!?”

“Aku akan melakukannya! Hiiragi Haruka akan menunjukkan keseriusannya


yang hanya bisa dia lakukan setiap empat tahun sekali ...! ”

Tampaknya keseriusan Hiiragi-chan menyala dengan cara yang sama seperti


Olimpiade.

“Bisa meminta Nii-san melakukan satu hal yang aku minta padanya, itu tidak
ada hubungannya dengan ini. Ini bukans seberapa ... Namun, Sana akan
mengerahkan seluruh upayanya untuk mengalahkan Sensei ...! ”

Kaito Novel | 128


Garururu, saat Sana menggeram pada Hiiragi-chan, ilusi percikan api bisa
terlihat di antara mereka.

Hiiragi-chan sepertinya juga menganggap ini serius.

“Sana-chan, Sanada-kun hanya membuat pilihan yang aman, jadi kurasa


kamu tak perlu marah karenanya. Sebaliknya, aku pikir akan lebih aneh
baginya untuk memilih adik perempuannya. Siscon, menjijikkan, mungkin
ada orang di luar sana yang akan berpikiran begitu jika Ia memilihmu,
bukannya kamu setuju?”

“Siscon dan menjijikkan adalah dua hal yang benar, jadi bukannya itu baik-
baik saja?”

“Hei, Imouto. Jika kamu terus berbohong dan melebih-lebihkan seperti itu,
orang-orang pasti akan mengeluh kepada J*RO.”

Pufufu, Natsumi-chan berguling-guling sambil tertawa.

“Aku benar-benar menantikan ini.”

Dia terus menuangkan bensin ke dalam api. Orang ini ... dia benar-benar
memiliki kepribadian yang menakjubkan.

“Perlombaan halang rintang akan segera dimulai. Siapa pun yang ingin
berpartisipasi, silakan menuju ke garis start.”

Segera setelah mendengar pengumuman, Sana dan Hiiragi-chan berdiri dan


berjalan menuju garis start.

“Tidak masalah untuk menikmati ini, tapi tolong jangan menyeretku ke


dalam masalah ini.”

“Engga masalah. „kan? Toh biarpun Sana-chan menang, mengingat


kepribadiannya, dia mungkin akan mempertahankan harga dirinya dan tidak
meminta sesuatu yang terlalu berani. ”

“Dan jika Sensei menang?”

“Kamu mungkin tidak bisa tidur di malam hari ...”


Kaito Novel | 129
Oi…oi…..

Lomba halang rintang mirip seperti acara sampingan saat makan siang, jadi
sekitar 20 orang akhirnya berpartisipasi. Ketika perlombaan secara bertahap
berlanjut, giliran Hiiragi-chan dan Sana pun tiba.

“Kamu bersorak buat siapa?”

“Sana relatif lebih atletis, jadi aku bersorak untuk Sensei.”

“Haru-chan memang agak ceroboh.”

Bang, pistol ditembakkan, menunjukkan awal perlombaan.

Ketika lomba dimulai, Sana berlari lurus.

“Aku pasti takkan kalah ...!”

“Aku juga, aku tidak akan kalah ...!”

Hiiragi-chan mengayunkan tangannya dengan keras sambil berlari.

Jarak antara Sana dan yang lainnya semakin lebar.

“Sangat lambat!”

Hiiragi-chan bergerak dengan kecepatan yang bisa dituliskan dalam sejarah.

Merangkak melalui jaring, berjalan melintasi balok keseimbangan, dan


rintangan lainnya, Sana terus menyelesaikan banyak rintangan dengan
mudah. Perbedaannya selebar jika seorang atlet bergabung dengan
kompetisi di antara para amatir. Hiiragi-chan malah sebaliknya, tersandung
di zona rintangan memutar.

“Kyuuu ~ ... Seiji-kun ...”

“Pufu, fufu ... Haru-chan, dia lucu sekali ...”

Natsumi-chan tertawa terbahak-bahak sambil menenadang tanah.

Kaito Novel | 130


Mengapa kepribadian mereka sangat berbeda meski mereka saudara
kandung?

Hiiragi-chan hanya lagi apes karena salah memilih lawan.

Sana adalah orang pertama yang mencapai garis finish, ketika dia meraih
kemenangan, dia membuat pose yang serius.

“Sana-tan, kamu sangat keren!”

“Sana-tan hari ini juga sangat langsing. Kakimu indah.”

“Seperti yang diharapkan dari Sana-tan!”

Ketika gadis-gadis dari kelasnya memanggilnya, Sana secara bertahap


meringkuk kembali. Sepertinya dia dipanggil sebagai Sana-tan oleh teman
sekelasnya.

“Ra-Rasanya memalukan jadi jangan panggil Sana sebagai Sana-tan ...”

“Sana-tan yang sangat imut!”

“Diam.”

“Luar biasa, tsukkomi tsundere-mu dalam kondisi bagus hari ini!”

“Si-Siapa yang kamu panggil tsundere !?”

Untuk menyembunyikan rasa malunya agar tidak marah, dia kembali ke


tempat kami menunggu.

Hiiragi-chan entah bagaimana bisa sampai ke garis finish sambil berjalan


sempoyongan.

“Seperti yang diharapkan, Sana menang.”

“Lagipula, Sana jago dalam olahraga. Namun, itu mungkin buruk bagi Sensei
... ”

Kaito Novel | 131


“Sana-chan, apa yang akan kamu lakukan? Dorobo-kun akan mendengarkan
apapun yang ingin kamu minta, loh? ”

Aku masih belum memberikan persetujuanku untuk mendengarkan


keinginan mereka.

Hmmmm, setelah memikirkannya sebentar, Sana tersenyum.

“Aku akan berpikir tentang hal ini nanti…. Nii-san, persiapkan dirimu, oke? ”

Aku ingin tahu apa yang gadis ini rencanakan?

Hiiragi-chan, yang benar-benar kehabisan nafas, entah bagaimana berhasil


kembali.

“Sana-chan, kamu terlalu cepat ...”

“Sensei, anda terlalu lambat.”

“Aku tidak terlalu jago dalam olahraga ...”

Sambil mengambil napas dalam-dalam, Hiiragi-chan duduk.

“Lalu, kenapa anda malah menerimanya?”

“Umm, itu karena aku ingin akrab dengan Sana-chan.”

Hiiragi-chan tersenyum.

Melihat senyum Hiirahi-chan, Sana langsung mengalihkan pandangannya.

“Ini bukan berarti Sana membenci Sensei atau semacamnya, jadi Sana tidak
keberatan untuk bisa akrab dengan Sensei...”

“Terima kasih. Gyuuu ~ ”

Hiiragi-chan memeluk Sana.

“Yaah, tunggu, apa !? Hentikan.”

Kaito Novel | 132


“Tidak, aku takkan berhenti.”

“Moou ... Ap-Apa boleh buat ...hiss…hehehe”

Sambil menatap keduanya dengan gembira, Natsumi-chan berbisik


kepadaku.

“Haru-chan, dia tak terkalahkan, bukan?”

“Ya. Dia memang tidak memiliki musuh. ”

Dia memang kalah dalam pertempuran, tapi Hiiragi-chan memenangkan


perang.

Kaito Novel | 133


Festival Olahraga - Bagian 3

Karena menjadi anggota panitia penyelenggara festival olahraga, aku bisa


mengetahui banyak hal terkait perlombaan makan roti yang aku ikuti.
Tepatnya, ini lebih sulit ketimbang lomba halang rintang, yang mana
memiliki aspek makan roti yang dirangkum ke dalamnya.

Tahap pertama perlombaan adalah mencari marshmallow. Tujuannya adalah


menempelkan wajahmu di ember kecil penuh tepung, menemukan
marshmallow, dan kemudian memakannya. Tahap kedua melibatkan minum
sekaleng susu secepat mungkin. Dan tahap terakhir adalah makan roti yang
diikat tali.

Dibandingkan dengan perlombaan estafet dan kompetisi serius lainnya,


perlombaan makan roti adalah kompetisi yang relatif biasa dan
santai. Selama perlombaan, biasanya diiringi gelak tawa dan suasana yang
menyenangkan.

Setelah menunggu sebentar, akhirnya tiba saatnya giliranku untuk berlomba.

Fujimoto sudah melakukan peran komentator cukup lama. Ia melakukannya


dengan cukup serius juga — saat aku sedang memikirkan hal-hal seperti itu,
bayangan misterius muncul di area perlombaan, dan kemudian langsung
menghilang begitu saja.

Sebaliknya, aku yakin sosok bayangan itu adalah Hiiragi-chan. Apa dia
merencanakan sesuatu lagi?

Dengan santai aku mencoba berbisik ke telinga Fujimoto. Tapi dia terus
berkata, terlalu dekat, terlalu dekat, dan menunjukkan wajah cabul.

Setelah mengambil posisi di garis start, suara pistol bergema di seluruh


lapangan. Empat peserta, termasuk diriku, berlari menuju ke tahap pertama
dan mulai mencari marshmallow.

―Semua peserta memulai awalan yang bagus. Sekarang, mari kita lihat
siapa yang akan lebih dulu menyelesaikan tahap pertama! ‖

Kaito Novel | 134


Saat aku hendak memasukkan wajahku ke ember kecil, aku menyadari ada
catatan kecil yang ditempatkan di samping.

―Pastikan untuk kasih banyak tepung!‖

Orang yang menempatkannya adalah Hiiragi-chan, „kan? Apa yang dia


maksud? Seharusnya semuanya sudah setelah makan marshmallow, „kan?
Emang sih wajahku nanti akan putih semua karena tepung.

Ketika aku terus mencari marshmallow, aku akhirnya


menemukannya. Gunyuu, entah bagaimana, rasanya seperti mirip daging ...

“Haah?”

Karena penasaran, tanpa sadar aku meraihnya dengan tangan.

“Ap-Apa-apaan iniiiiiiiiiiiiiiiii!?”

Itu adalah daging ayam yang ditaburi tepung dengan hati-hati. Ini mungkin
daging paha.

―Sajian khusus hari ini! Khusus untuk peserta ke-4 , sajian khusus sudah
disiapkan di tahapan lain! ‖

Fujimoto mulai membaca catatan yang ada di tangannya.

―Dengan daging ayam yang kamu temukan di tahap pertama, tolong terus
lanjutkan ke tahap kedua!‖

Padahal, aku akan baik-baik saja dengan marshmallow normal.

“Yaaah! Sei ... Wajahmu putih ditutupi tepung. Lucu sekali ~!”

Dia nyaris tidak bisa menahan diri untuk tidak memanggil namaku. Hiiragi-
chan melompat-lompat dengan kamera video di tangannya.

Sialan. Aku harus menyelesaikan ini dengan cepat ...!

Sedikit terlambat, aku mengambil daging ayam misterius, dan bergegas


menuju tahap kedua. Berbagai barang disiapkan di atas meja panjang. Dari
Kaito Novel | 135
jalur perlombaan, ada susu, susu, susu, dan minyak panas di atas kompor
portabel.

Jalur keempat ini, jelas-jelas ada yang aneh! Seperangkat benda yang
disiapkan adalah sesuatu yang sering aku lihat ketika ibuku membuat
makanan goreng di rumah!

―Nah, untuk jalur ke-empat — Peserta Sanada, tolong masukkan daging


ayam yang ada di tanganmu, ke dalam minyak salad panas!‖

... Aku tidak ingin memikirkannya, tapi apa ini jangan-jangan...

Aku menaruh daging ayam ke dalam wajan yang sudah terisi minyak
panas. Pachi pachi, suaranya terdengar renyah.

Kelihatannya bagus…

Melihat ketiga peserta lainnya, mereka masih meminum susu dari sedotan.

“Baiklah, dengan begini aku sudah selesai, „kan !?”

―Peserta Sanada, masih ada beberapa sentuhan akhir yang harus kamu
tambahkan, jadi tolong jangan meninggalkan lokasi tahap kedua.‖

“Bukankah ini aneh !? Kalau sudah begini, ini bukan namanya perlombaan
lagi!? Perlombaanku sudah jauh berbeda dari peserta lain!”

―Ummm, sesuai dengan catatan yang aku miliki, kamu tidak harus
bergantung pada matamu. Gunakan termometer untuk memastikan suhu
di sekitaran 65 derajat dan kamu bisa membuat ayam goreng yang enak.‖

Seperti yang aku duga!

“Apa yang membuatku melakukan lomba makan roti ini ?!”

Kalian sampai menyiapkan termometer, sumpit, dan bahkan piring segala!!

Semua peserta selesai meminum susu dan mulai berlari lagi, namun cuma
aku yang menatap ayam yang sedang digoreng.

Kaito Novel | 136


Ummm, menggunakan termometer ... 65 derajat ... Ah, masih terlalu rendah.

Pachi pachi ...

“…..…”

Para penonton mulai membuat keributan. Mereka kemungkinan besar


adalah orang-orang yang tidak bisa mendengar penjelasan dengan sangat
baik.

“ “ “I-Ia beneran menggoreng ayam di perlombaan makan roti !?” ” ”

Bukannya aku menggorengnya karena aku mau, oke !?

Sialan ... Ah, sudah selesai.

―Ummm, Peserta Sanada, tolong bawa ayam goreng panas itu bersamamu
dan silahkan melanjutkan ke tahap ketiga."

“Bukannya ini sudah berubah menjadi sesuatu yang sama sekali tidak ada
hubungannya dengan perlombaan makan roti !?”

―Tolong berhenti mengeluh terus, Peserta Sanada.‖

Apa-apaan ini? Ya ampun ...

Usai menempatkan ayam goreng di atas piring, aku berlari dengan


waspada. Peserta lainnya sedang melompat-lompat untuk mencapai anpan
yang digantung. (TN : Anpan = Roti isi kacang merah)

“Ummm, bukannya ini cuma ada tiga anpan?”

Dengan nada tidak puas, aku berteriak ke stan komentator.

―Siapa bilang anpan adalah satu-satunya roti di sana !? Silakan melihat ke


samping.‖

Diberitahu begitu, aku melihat ke sisi di mana anpan digantung. Di atas meja
yang biasanya ada di dalam kelas, ada roti hotdog dan wadah dengan sendok
di dalamnya.
Kaito Novel | 137
―Peserta Sanada, tolong buat semacam kombinasi antara ayam goreng
dengan roti hotdog!‖

Aku tidak terlalu mengerti. Jadi aku langsung duduk di kursi, dan melihat
roti hotdog yang sudah dipotong jadi dua.

“Jadi begitu ya!”

Aku memasukkan ayam goreng ke dalam roti yang sudah dipotong. Roti hot
dog dan ayam goreng ... tapi, ini tidak bisa disebut sandwich ayam goreng
yang enak .

“Sialan! Jika hanya ini, setelah memakan satu potong ini, satu-satunya yang
tersisa cuma bahan pelengkap ...! ”

―Ummm, menurut catatan yang ada di tanganku, hari ini adalah saus
tartar ♪‖

Setelah mengintip ke dalam wadah yang ada sendoknya, di dalamnya


beneran ada saus tartar.

“Dengan ini, selesai sudah!”

Aku menuangkan semua saus tartar ke atas roti. Baiklah, selesai.

―Sandwich ayam goreng sudah siaaaaaaaaaaaaaaaappppppppp!‖

Kenapa kau yang paling bersemangat?

“Yay ☆!”

Hiiragi-chan, yang juga dipenuhi dengan kegembiraan, membuat kepalan


dan melompat-lompat senang. Perlombaan makan roti bukanlah
perlombaan dimana seseorang membuat sandwich sendiri dan memakannya,
oke!?!? Karena dia imut, jadi aku akan memaafkannya.

Para penonton sekali lagi membuat keriuhan.

“ “ “Dia membuat sandwich-nya sendiri di perlombaan makan roti !?” ” ”

Kaito Novel | 138


Berkat saus tartar yang disiapkan Hiiragi-chan, aku perlahan-lahan
melanjutkan roti hot dog.

―Peserta Sanada, sembari memakan sandwich, berpura-puralah menjadi


heroine yang baru pindah ke sekolah! Bayangkan berbelok di tikungan dan
bertabrakan dengan cowok dan tanpa sengaja menunjukkan kancutmu
padanya! Tolong beraktinglah seperti itu! "

Setelah diberitahu begitu, aku melewati garis finish. Aku melakukannya


sambil berpikir seperti heroine yang pindah ke kelas karakter utama. Tentu
saja, aku berada di tempat terakhir.

“Sanada-kun, bagaimana sandwichnya?”

Hiiragi-chan, bertingkah optimis namun pemalu, mendekati aku.

“Saus tartar adalah yang terbaik. Rasanya enak.”

“Iya, „kan? Aku punya kepercayaan diri dengan itu ♪ ”

“Aku berharap kau tidak merusak hal-hal aneh.”

“Tapi, dibandingkan dengan anpan yang dibeli dari toko, sandwich hangat
yang baru dibuat rasanya lebih enak, „kan? Jika kamu akan memakannya,
aku hanya berpikir kalau yang ini pasti akan lebih baik ♡ "

Aku cukup kagum kalau dia berusaha begitu keras dalam hal ini.

“Sensei, mungkinkah kamu adalah tipe orang yang setia pada satu orang?”

“Itu bukan kemungkinan lagi, tapi aku memang orang setia.”

Sama seperti ini, festival olahraga kelas 2 SMA-ku (yang kedua kalinya), aku
tidak punya sesuatu yang dipamerkan, tetapi berakhir dengan akhir yang
bahagia.

Kaito Novel | 139


HRG Company

Saat aku bangun keesokan paginya dan memeriksa smartphone-ku, aku


menyadari kalau aku kembali ke masa dewasa-ku. Malah, hanya melihat ada
smartphone di samping tempat tidur saja sudah cukup membuktikan kalau
saat ini bukan masa kelas 2 SMA.

Untuk mengkonfirmas sekali lagi, aku memeriksa tanggal hari ini, dan itu
benar-benar sepuluh tahun mendatang. Setelah melihat sekeliling ruangan,
aku menyadari kalau ini adalah ruangan yang sama dari saat aku tinggal
bersama Hiiragi-chan sebelumnya, tapi sekarang aku sendirian.

“Sarapannya sudah siap.”

Pintu sedikit terbuka dan Natsumi-chan masuk. Natsumi-chan yang


sekarang sudah dewasa, telah mengubah gaya rambutnya menjadi gaya
rambut semi-panjang. Dia sekarang tampak seperti wanita dewasa yang
anggun.

Natsumi-chan? Kenapa dia ada di sini ...?

“Apa ada yang salah?”

“Di-mana Haruka-san?”

“Jika kamu mencari Haru-chan, dia ada di sebelah sana.”

Dia menunjuk ke suatu tempat di belakangnya dengan jempolnya.

“Bukannya ... aku tinggal bersama dengan Haruka-san?”

“Ya. memang. Aku akhirnya memohon kepada Ayah, dan mendapat


persetujuannya untuk ini. Kamu harus banyak bersyukur, oke? ”

Shishishi, Natsumi-chan tertawa menggoda.

“Aah ... Terima kasih banyak sudah membantu kami selama waktu itu.”

Kaito Novel | 140


“Tidak, tidak, tidak juga ... Sekarang, malah kita yang dibantu olehmu ...”

Natsumi-chan sepertinya merasa sedikit canggung sembari mengalihkan


pandangannya. Melihat ekspresi Natsumi-chan, yang benar-benar asing
bagiku, jujur membuatku merasa ada ketidaknyamanan yang aneh.

Natsumi? Mendengar panggilan Hiiragi-chan, Natsumi-chan dan aku


menuju ke meja makan. Hiiragi-chan sepuluh tahun mendatang tidak
banyak berubah dari masa SMA aku. Adapun cincin ... dia masih belum
memakainya. Itu artinya kita belum menikah.

Sepertinya masih belum ada banyak kemajuan dari situasi yang aku
tahu. Menikah dan memiliki anak — Itulah masa depan yang kuharapkan,
tapi tampaknya berbagai kejadian tidak berjalan dengan baik.

Setelah dengan cepat menyelesaikan sarapan yang disiapkan, Natsumi-chan


berdiri dari kursinya.

“Aku berangkat duluan buat bekerja part-time.”

“Ya, selamat jalan.”

“Semoga selamat……..sampai tujuan…?”

Pekerjaan part-time!? ... Dia satu tahun lebih tua dariku, jadi umurnya
sekarang adalah 28 tahun. Berdasarkan apa yang dikatakan sebelum
sarapan, dia mungkin tinggal bersama kami di bawah atap yang sama.

Setelah Natsumi-chan pergi, aku bertanya pada Hiiragi-chan.

“Natsumi-chan punya pekerjaan part-time? Ap-Apa dia punya semacam


tujuan? ”

“Tidak. Aku tidak berpikir begitu. Perusahaan kami sedang berada di situasi
genting sekarang, „kan? ”

“Maaf, sepertinya aku agak lupa ... Ketika kau mengatakan perusahaan
'kami', maksudmu HRG ? Dalam situasi genting?”

Kaito Novel | 141


Apa hubungannya dengan Natsumi-chan yang memiliki pekerjaan part-
time?

“Sederhananya, perusahaan hampir bangkrut karena kinerja yang buruk.”

“Eh!?”

“Itu berita besar, loh? Dan kemudian, hal yang melibatkan uang menjadi
sedikit masalah ... Kamu bilang kamu ingin membiarkan Natsumi tinggal di
rumah ini, ingat?”

Aah, itu benar, atau itu yang aku katakan, tapi aku sendiri tidak tahu.

Perusahaan keluarga Hiiragi-chan hampir bangkrut ...? Mengetahui kalau


perusahaan tempatku bekerja sebelum melompati waktu bakal bangkrut di
masa depan ini, benar-benar memberikan perasaan aneh. Jika mereka
berada di situasi yang sulit secara finansial, aku ingin tahu apakah itu
masalah hutang. Karena keluarganya dalam situasi kacau, aku mengerti
pihak keluarga Hiiragi-chan tidak ingin menikah.

“Natsumi mungkin percaya kalau dia mengganggu di antara kita, jadi dia
bekerja keras untuk menjadi stabil secara finansial dan meninggalkan tempat
ini secepat mungkin, tapi ... Natsumi memang sudah bekerja keras, tapi dia
adalah gadis dari keluarga kaya, dia pasti sering tersandung masalah. Dan
sepertinya tidak berjalan dengan baik.”

Dia memiliki kesan berada di atas segalanya, tapi sebenarnya, dia hanya
seorang wanita yang murni dan polos. Seorang gadis SMA, seorang
mahasiswi, dan bahkan untuk jalur kariernya, dia berjalan di rute untuk
tetap menjadi wanita muda yang dimanjakan oleh keluarganya.

“Seiji-kun, sebelumnya kamu pernah bilang, kamu ingin 'pernikahan yang


membuat semua orang bahagia' , „kan?”

“Ya.”

Aku tidak ingat pernah mengatakan itu di masa lalu, jadi mungkin kalimat
itu diucapkan oleh diriku di masa sekarang. Namun, aku yakin diriku juga
memiliki perasaan yang sama.

Kaito Novel | 142


“Saat ini, semuanya dalam situasi kacau ... dan untuk keluargaku, tak perlu
ditanyakan lagi.”

“Tidak masalah. Jangan khawatirkan tentang itu.”

Bisnisnya buruk, mungkinkah karena itu ...?

“Selama musim panas kelas 2 SMA, aku akhirnya mengganggu wawancara


pernikahan Haruka-san, bukan?”

“Rasanya nostalgia sekali.”

“Perusahaannya berkinerja buruk, apa karena aku mengganggu urusan itu


...?”

“Ahahah. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu. Perusahaan
baru mulai memburuk sekitar empat tahun lalu.”

Ngomong-ngomong, diriku saat ini adalah seorang pegawai yang bekerja di


sebuah perusahaan sekitar 20 menit dari sini. Diriku yang
normal. Kemunduran kinerja perusahaan bukanlah sesuatu yang bisa orang
normal lakukan.

Tidak ... tunggu dulu?

Diriku, mantan karyawan HRG ... kinerja yang memburuk ... pekerjaan part-
time...

“Karen aku tahu masa depan ini, apa aku harus sekali lagi bergabung dengan
perusahaan ...?”

“Seiji-kun? Apa yang kamu gumamkan dari tadi? ”

Jika ini diriku, aku mungkin bisa melakukan sesuatu tentang masalah ini
...! Baiklah, ayo, waktunya melompat. Aku akan kembali ke masa lalu dan
menggulingkan bendera kebangkrutan perusahaan ini, dan mengubah masa
depan menjadi bahagia!

……………………….

Kaito Novel | 143


Eh, hmm? Ini sama sekali tidak datang ... Ummm? Sekarang waktu yang pas,
tau?

……………………..

Mirip dengan situasi seperti waktu sebelumnya, kami masih hidup bersama
di masa sekarang, jadi aku mungkin masih melakukan berbagai hal untuk
membantunya.

“Ah, sudah jam segini?”

Seperti yang dikatakan Hiiragi-chan sambil mencuci piring, aku memeluknya


dari belakang. Penampilannya yang mengenakan celemek masih terlihat
imut seperti biasa.

“Kyah !? … ya ampun. Aku sibuk pagi ini. "

Meski dia bilang begitu, dia sepertinya tidak membencinya sama sekali.

“Se-Seiji-kun ... ini masih pagi ... Astaga...”

[GAMBAR]

Memalingkan wajahnya ke arahku, meski ini masih pagi, kami bertukar


ciuman dewasa. Hiiragi-chan mulai terangsang. Di dapur ini, aku akan lulus
dari keperjakaanku!

※ Disensor ※

Pada akhirnya, ketika aku mengedipkan mata beberapa kali, aku sudah
kembali ke kamar di rumah orang tuaku. Mengingat kalau sekarang kami
mengadakan pesta di tempat Hiiragi-chan untuk merayakan kerja keras yang
kami lakukan di festival olahraga, aku ganti baju dan menuju ke tempatnya.

Kaito Novel | 144


Natsumi-chan bilang kalau dia akan datang juga, tapi kelihatannya dia masih
belum tiba. Karena waktunya tepat, untuk menghindari situasi masa depan
yang telah aku alami, aku mulai mengambil tindakan pencegahan.

Hiiragi-chan yang sudah memasuki mode manja, membiarkanku tidur di


pangkuannya dan membelai kepalaku seolah-olah aku adalah kucing
peliharaan. Kami mulai berbicara tentang festival olahraga sejak kemarin,
dan ketika pembicaraan akan berakhir, aku menyela.

“Haruka-san, aku bekerja part-time di kafe, kau tahu itu kan?”

Bahkan setelah liburan musim panas, aku masih bekerja part-time selama
tiga hari seminggu.

“Ya, kenapa dengan itu?”

“Aku sedang berpikir untuk berhenti dari tempat itu dan melakukan
pekerjaan part-time yang berbeda.”

“Eeeh? Kamu mau berhenti? Padahal, kamu terlihat kece dalam seragam itu.

“Benarkah? Kesampingkan hal itu, aku berpikir untuk berhenti dan bekerja
part-time di HRG.”

“Pe-Perusahaan kami?”

HRG adalah perusahaan besar dengan berbagai bisnis, termasuk manufaktur


makanan, penjualan online, telekomunikasi, dan asuransi. Mereka memiliki
banyak mitra bisnis dan toko. Itu sebabnya, aku masih tak habis pikir
perusahaan seperti itu bisa hampir bangkrut.

Hiiragi-chan takkan bercanda dan mengatakan sesuatu yang tidak masuk


akal seperti itu, jadi jika semuanya berlanjut seperti ini, peluang masa depan
itu benar-benar terjadi cukup tinggi.

“Ya. Perusahaan keluarga Haruka-san. Departemen telekomunikasi sedang


mencari pekerja, aku kira.”

Sebaliknya, ini adalah departemenku waktu dulu.

Kaito Novel | 145


“Ka-Kamu cukup tahu juga.”

“Aku ingin tahu apakah mereka bisa mengijinkanku bekerja part-time di


sana sebentar saja.”

“Aku mengerti. Lalu, aku akan mencoba bertanya.”

“Terima kasih banyak, Haruka-san.”

“Tidak apa-apa, jangan khawatirkan masalah itu ... Tapi, kamu sedang tidak
merencanakan sesuatu, „kan?”

Muni muni, Hiiragi-chan menyolek pipiku.

“Enggak kok.”

Di masa lalu, diriku di kelas 2 SMA tidak tahu perusahaan bernama HRG,
jadi mana mungkin aku bekerja part-time di sana. Keberadaanku di sana
mungkin tidak cukup untuk mencegah perusahaan bangkrut. Namun, jika
masa lalu berubah, masa masa depan pun bisa berubah karena butterfly
effect.

Bangun dari pangkuannya, aku langsung memeluk Hiiragi-chan.

“Apakah ada yang salah?”

“Tidak ada apa-apa.”

Aku ingin membuat orang yang aku cintai bahagia. Kepada Hiiragi-chan
yang membuat ekspresi bingung, aku menciumnya seolah menjanjikan itu.

“Ah. Ciuman dari Seiji-kun, itu membuatku bahagia ... Lalu, dari aku juga,
timbal balik ♡ ”

Hiiragi-chan juga menciumku. Menikahi Hiiragi-chan masih merupakan


sesuatu yang akan terjadi di masa depan, tapi hubungan manis ini sepertinya
akan berlanjut untuk sementara waktu.

Kaito Novel | 146


Bekerja Part-time di Perusahaan Tempat Dimana Aku
Bekerja 10 Tahun Kemudian

Dengan enggan aku berpisah dari pekerjaan part-time di kafe, dan dengan
kata pengantar dari Hiiragi-chan, aku direkrut untuk bekerja part-time
sebagai karyawan departemen komunikasi HRG Company.

Saat aku mengingat kembali mengenai bagaimana diriku pergi ke sini setiap
hari sebelum melompati waktu, aku mendapat semacam perasaan nostalgia
yang aneh.

Hiiragi-chan yang terlalu protektif bersikeras memberiku tumpangan ke


perusahaan dengan mobilnya, dan di meja resepsionis lantai pertama, aku
menemukan wajah yang akrab. Kudou-san, resepsionis cantik yang usianya
tidak diketahui. Bahkan sekarang, wajahnya tidak berubah sama sekali dari
apa yang aku ingat dari sepuluh tahun di masa depan ... Dia mirip seperti
iblis yang terus awet muda.

Setelah aku memberitahu alasan kunjunganku, dia akhirnya memanduku


berkeliling berbagai tempat di dalam gedung perusahaan, dan setelah itu aku
diberitahu untuk pergi ke 5.

Ketika aku berjalan melewati pintu masuk, kehadiran samar-samar bisa


dirasakan mengintai di bayang-bayang. Kayaknya, itu adalah Hiiragi-
chan. Karena terlalu protektif dan khawatiran, sepertinya Hiiragi-chan
penasaran apakah aku benar-benar bisa melakukan pekerjaan atau tidak.

“Nyonya Haruka?”

“Ukyah!?”

“Apa anda punya urusan dengan direktur?”

“Ti-Tidak, bukan itu. Hari ini, sedikit ... umm, ahaha ...”

Tanpa mengkhawatirkan Hiiragi-chan yang tertangkap basah, aku naik ke lift


dan pergi ke departemen komunikasi di lantai lima.

Kaito Novel | 147


Di lantai lima, ada beberapa orang yang aku kenal. Orang-orang tersebut
adalah orang-orang di posisi penting nanti, sepuluh tahun kemudian, mereka
tidak hanya memberikan perintah, tetapi juga bekerja di tempat.

Entah bagaimana rasanya menyegarkan dan nostalgia.

“Ah, jadi kau Sanada-kun? Kau bekerja part-time mulai hari ini, „kan? ”

“Uwah, Muramatsu-san!”

“He-Hebat juga kau tahu namaku ...”

Ah, benar juga. Karena ini masa lalu, ini adalah pertama kalinya kami
bertemu. Karena dia berusia sekitar 40-an saat aku bekerja di HRG, sekarang
ia berusia 30-an. Wajahnya terlihat lebih muda, dan sebagian besar
rambutnya belum botak di bagian atas. Muramatsu-san awalnya adalah
atasan yang mengurusku, tapi mungkin sekarang beliau hanyalah karyawan
biasa tanpa jabatan.

“Sanada Seiji. Senang bertemu dengan anda.”

“Ya. Senang bertemu denganmu juga. Aku Muramatsu Kenta.”

Demi bisa menerima penjelasan tentang rincian pekerjaan, aku dipandu ke


ruang terpisah.

“Sanada-kun, apa kau punya pengalaman sebagai operator telepon?”

Untuk departemen komunikasi, satu-satunya pekerjaan part-time yang bisa


dilakukan murid SMA ialah menjadi operator telepon. Ketika aku baru
bergabung dengan perusahaan, aku juga melakukannya sampai-sampai aku
merasa muak, jadi ini mungkin terasa mudah.

“Ya. Tidak masalah. Penjelasan produk atau pertanyaan layanan pelanggan


lainnya ... Ah, aku juga bisa menangani masalah yang melibatkan klaim
juga.”

“Eh? Menangani klaim? It-Itu luar biasa ... ”

Kaito Novel | 148


Karena pelanggan memesan produk kesehatan melalui e-mail, tugasku
adalah mengangkat telepon dan membimbing pelanggan.

Setelah menjelaskan panduan kerja dan peraturan perusahaan dengan hati-


hati, Muramatsu-san yang serius kembali ke lantai lima. Aku menunggu
Muramatsu-san di kursi yang ditunjuk.

Lingkungan kerjanya sama persis dengan 10 tahun di masa depan. Jika


seperti ini, seharusnya tidak ada masalah.

“Dorobo-kun?”

Merasa ada yang menyolek pundakku, aku melihat ke kursi sebelah dan
menemukan Natsumi-chan. Dia memakai headset di kepalanya saat dia
mengotak-atik mikrofon yang menggantung di mulutnya.

“Uwah, apa yang kau lakukan di sini?”

“Seperti yang bisa kamu lihat, aku sedang bekerja, oke? Kerja. Aku punya
banyak waktu luang selama liburan musim panas, jadi aku
melakukannya. Ini sudah 3 bulan sejak aku mulai, loh? Shi shi shi. Jika kamu
punya sesuatu yang tidak kamu pahami, jangan ragu untuk bertanya padaku.

Meski dia cuma cewek manja, dia masih bertingkah sombong seperti itu ...

“Tapi tetap saja, cuma tiga bulan. Natsumi-chan juga sama, kalau kau ada
sesuatu yang tidak kau ketahui, jangan ragu untuk bertanya padaku. ”

“Eh? Aaah, oke ...? ”

Natsumi-chan memberikan jawaban yang tidak jelas.

“Aku sudah mendengarnya dari Haru-chan, tapi kamu beneran bekerja part-
time di sini. Kamu tahu kalau aku juga bekerja di sini, bukan? Sepertinya
Haru-chan tidak cukup memuaskanmu, jadi kamu memutuskan untuk
memperluas nafsu birahimu ke arah adik perempuannya juga... ”

“Itu tidak benar, oke?”

Kaito Novel | 149


Jika aku menunjukkan celah, Natsumi-chan pasti akan mulai menggodaku.

Menyalakan PC yang sudah disiapkan untukku, aku memulai sistem. Ada


catatan untuk ID dan kata sandi di sudut layar, jadi aku memasukkannya dan
persiapan selesai.

“Entah bagaimana, kamu sepertinya terbiasa dengan ini ...”

“Yah begitulah.”

Dengan membawa panduan dan berbagai catatan, Muramatsu-san kembali.

“Sanada-kun, ini panduannya. Pertama-tama, tutorial dulu ya. Aku akan


meneleponmu dan bertindak seperti pelanggan, dan kau akan mengangkat
telepon. Apa kau mau membaca manualnya lebih dulu ?. ”

Sepuluh tahun kemudian, ketika aku melakukan ini dengan pekerja part-
time, tidak ada yang bisa melakukannya.

“Tidak, aku tidak membutuhkannya. Ayo langsung praktikkan saja.”

“ “Eeeeehhh?” ”

Natsumi-chan yang menguping di sebelah, ikut bereaksi juga.

“Dorobo-kun, kamu terlalu meremehkan ini. Rasanya mengejutkan dan


kamu akan mulai ragu-ragu. ”

“Ya. Itu mungkin. Selama kamu tidak terbiasa dengan itu.”

“Jika kamu terus bertingkah seperti itu, nanti itu akan menggigitmu, loh?”

Aku sama sekali tidak bohong, aku sebenarnya memang sudah terbiasa.

Aku mengoperasikan PC dan menyalakan sistem. Seperti ini, sistem


panggilan-telepon secara otomatis mampu menngangkat panggilan dari
pelanggan.

“Hah…? Apa aku mengajarimu cara menggunakan sistem ...? "

Kaito Novel | 150


“Iya. Ketika aku bergabung dengan perusahaan.”

Muramatsu-san dan Natsumi-chan sama-sama menunjukkan ekspresi


bingung.

“Aku yakin ada banyak hal yang tidak kau ketahui, jadi jika kau tidak tahu
bagaimana menjawabnya, segera tunda, mengerti?”

“Dimengerti.”

Setelah mengatur volume pada speaker dan mikrofonku, tanda [Memanggil]


muncul di layar. Aku kemudian mengklik tombol angkat panggilan dan
panggilan telepon muncul.

“Terima kasih atas panggilan anda. Ini adalah Sanada dari pusat layanan
pelanggan yang menerima panggilan.”

Sudah lama sejak aku mengatakannya, tapi aku masih mengingatnya, jadi
seharusnya aku bisa berbicara dengan lancar tanpa manual.

“Ya? Bicaramu lumayan lancar.”

Dengan santai, aku menulis catatan, [Yah?], dan menunjukkannya kepada


Natsumi-chan. Tentu saja, sementara aku membimbing pelanggan. Mungkin
karena wajah bangga yang kubuat belakangan ini.

“Itu luar biasa…”

Muramatsu-san memberiku catatannya, [Jika kau tidak mengerti sesuatu,


tunda dulu.] Sama seperti di masa sekarang, Muramatsu-san 10 tahun
mendatang masih orang yang baik. Karena kau sangat perhatian, makanya
kau menjadi botak.

Pada saat itu, aku melakukannya walaup tidak terlalu menyukainya, tapi kali
ini berbeda. Pada saat itu, aku hanya melakukannya tanpa tujuan. Tapi kali
ini, ada situasi dengan Hiiragi-chan. Bagi Hiiragi-chan, menghabiskan waktu
bersamaku adalah alasannya untuk hidup, tapi hal itu berlaku sama untukku
juga. Meski rasanya memalukan untuk mengatakannya, bagaimanapun,
sekarang dan di masa depan nanti, aku ingin terus bersamanya, selamanya.

Kaito Novel | 151


Setelah menyelesaikan panduanku, aku menunggu pelanggan untuk
menutup telepon. Setelah panggilan terputus,

“ “ “Ooooh ~ !!” ” ”

Keriuhan mulai menggema di seluruh lantai 5.

“Sudah lancar segitu di hari pertama !?”

“Rasanya benar-benar seperti seorang veteran.”

“Cara bicara penjualannya terlalu bagus ...”

“Dia bisa menyelesaikan satu kontrak begitu saja ...”

Terima kasih….terima kasih. Bagaimanapun juga, aku sudah terbiasa dengan


pekerjaan ini.

“Pembicaraan Sanada-kun benar-benar bagus, jadi aku menyuruh semua


orang untuk mendengarkannya.”

Aaah, jadi itu sebabnya keriuhan tadi. Memang benar bahwa dalam sistem,
kau dapat mendengarkan panggilan orang lain.

“Terus lanjutkan seperti ini!”

Muramatsu-san menepuk punggungku dan kembali ke pekerjaannya sendiri.

Natsumi-chan terus menatapku.

“Kamu sangat bagus ... itu membuatku kesal ... aku bahkan tiga bulan lebih
dulu darimu ...”

“Yah, jika kau memiliki sesuatu yang tidak kamu mengerti, jangan ragu
untuk bertanya padaku, Senpai.”

“Sialan ...!”

Kaito Novel | 152


Sambil cemberut sedikit, Natsumi-chan kembali ke pekerjaannya sendiri,
dan mulai berbicara, “Terima kasih telah memanggil kami.”

Aku juga menunggu panggilan, tetapi tidak ada banyak panggilan masuk.

“Ummm, jika anda membuat panggilan semacam ini, itu ... sedikit
mengganggu ...”

Natsumi-chan dalam kesulitan.

[Apa kau baik-baik saja?] Aku menyerahkan pesan padanya.

Natsumi-chan membuat lingkaran dengan jari-jarinya, menandakan OK.

Aku pikir itu mungkin masalah klaim, tapi si pelanggan sepertinya tidak
sabaran ... Aku penasaran masalah apa itu?

“... Aku akan menutup telepon, oke?”

Dengan nada yang sedikit marah, Natsumi-chan mengakhiri panggilan.

“Dasar ... apa yang mereka minta pada kami, ya ampun.”

Ada banyak wanita yang akan menjawab nomor bebas pulsa, jadi kadang-
kadang ada orang mesum yang memanggil mereka hanya untuk
menggoda. Bertanya apa mereka punya pacar, memuji mereka karena punya
suara imut, atau bahkan menanyakan warna pakaian dalam mereka.

“Apa kau baik-baik saja?”

“Ah, ya. Terima kasih sudah khawatir.”

Dia sepertinya tidak terguncang jadi mungkin tidak ada masalah.

Panggilan datang dari pelanggan ke sistemku.

“Terima kasih sudah memanggil kami. Ini adalah Sanada dari pusat layanan
pelanggan yang menerima panggilan. ”

Kaito Novel | 153


―Ah, akhirnya! Ap-Apa kamu bekerja keras? ‖

“…. Ah, haaah. Saat ini aku bekerja keras. "

―Suaramu, sedikit rendah. Kedengarannya keren ...‖

“Terima kasih…? Kalau boleh tahu, apa alasan panggilan anda hari ini? ”

―Ummm ... menu untuk makan malam hari ini... Aku sedang berpikir untuk
membuat hamburger ..‖

“... Umm, apa anda salah memanggil nomor?”

"Seperti yang kuduga, suaramu rendah dan keren ...‖

“Apa alasan anda menelepon hari ini?”

Sambil berpikir kalau dia adalah pelanggan yang aneh, aku sekali lagi
meminta niatnya.

―Aku bilang kalau aku berpikir untuk membuat hamburger untuk makan
malam hari ini ... Tapi, aku ingin tahu apa kamu memiliki sesuatu yang
ingin kamu makan.‖

“... Tidak, tidak ada yang khusus ...”

“Roger ♡ Semoga beruntung dengan pekerjaanmu. Ini adalah Haruka-san


kesayanganmu ♪ ”

Jadi itu kau!?!?

―Ah, aku lupa mengatakan ini, jadi jangan mengakhirinya sampai—―

Aku menutup panggilan dengan paksa.

“Kenapa dia menelepon kemari?”

“Apa tadi dari Haru-chan?”

Kaito Novel | 154


Aku mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Natsumi-chan.

“Karena kau menebak …... panggilan yang Natsumi-chan angkat tadi ...”

“Ya, dari Haru-chan. Dia ingin tahu tentang apa yang Dorobo lakukan di
tempat kerja. ”

Kami berdua menghela nafas pada tingkah laku Hiiragi-chan.

“Tadi juga, dia berkeliaran di lantai ini jadi aku mengusirnya. Karena putri
sulung dari keluarga yang biasanya jarang berkunjung mendadak muncul,
semua orang jadi gugup. Jadi dia cuma menghalangi pekerjaan. "

Saat menyangkut Natsumi-chan, berkat kejujurannya, orang-orang di


sekitarnya tidak pernah mewaspadainya dan dapat berinteraksi dengannya
secara normal.

“Aku mengusirnya, dan setelah aku mengusirnya ...”

“Dia kemudian memilih menelepon.”

“Tepat sekali.”

Natsumi-chan sedikit marah.

Mengapa kedua saudari kandung ini punya kepribadian yang sangat


berbeda?

Begitu waktu pekerjaan sudah selesai, Natsumi-chan menemukan Hiiragi-


chan ketika dia pergi dan mendekatinya.

“Haru-chan! Kenapa kamu menelepon tadi?”

“Tapi, aku ingin mendengar suara kerja Seiji-kun …..”

Menanggapi tampang marah Natsumi-chan, Hiiragi-chan menjadi depresi.

“Kamu bisa mendengarkannya kapan saja, „kan?”

Kaito Novel | 155


Mendengar pernyataan itu, Hiiragi-chan balas membentak.

“Meski melalui telepon, suara kerjanya berbeda dari suara yang Ia gunakan
secara pribadi!”

Argumen logis Natsumi-chan didorong kembali dengan balasan Hiiragi-chan


yang luar biasa.

Begitu mereka berdua meninggalkan lantai, aku dihentikan oleh orang lain
karena kesuksesan instanku sebagai pemula.

“Ummmm, Sanada-kun, „kan? Kau menakjubkan! Apa kau punya


pengalaman?”

“Yah, memang begitu.”

“Berkat dirimu, pekerjaan jadi sedikit dan jauh lebih mudah! Terima kasih
banyak.”

“Tidak, tidak, harusnya saya yang berterima kasih.”

Dua karyawan yang memanggilku adalah orang yang aku kenal, dan aku
sering merepoti mereka sebelum melompati. Di timeline ini, mereka belum
melakukan apapun untukku, jadi mereka membuat ekspresi bingung.

“Yah, bagaimanapun juga, terus lanjutkan seperti ini!”

“Ya!”

'Terima kasih atas kerja keras anda', setelah memberi kata perpisahan
kepada orang-orang yang masih bekerja, aku meninggalkan lantai 5.

Apa bekerja memang menyenangkan seperti ini? Itu adalah waktu beberapa
jam yang memuaskan. Saat aku tenggelam dalam pemikiranku sendiri, aku
berjalan menuju lift ketika aku mendengar Hiiragi-chan berbicara dengan
Natsumi-chan.

“——Jika Natsumi punya pacar, kamu pasti akan mengerti juga! Seiji-kun itu
keren, jadi aku merasa khawatir! ”

Kaito Novel | 156


“It-Itu benar, hari ini ... Aku benar-benar berpikir kalau Ia terlihat keren.”

“Aaah, aaah! Barusan! Kamu berpikiran seperti itu!”

“Be-Berisik ah!”

“Fufu. Natsumi-chan seharusnya cepat mencari pacar seperti Seiji-kun. ”

“Melakukan itu akan membuatku tampak proaktif ... Baiklah kalau


begitu. Aku akan berkencan dengan Dorobo-kun.”

“Kamu enggak boleh!”

“Cuma bercanda kok. Jangan terlalu cemas begitu.”

“Mou, kamu adalah adik nakal yang menjahili kakakmu sendiri ...!”

“Bagaimana dengan itu?”

“Muuuuu.”

Para saudari tersebut sedang menunggu lift sambil meributkan sesuatu yang
misterius.

Kaito Novel | 157


Keluar Diam-Diam

Belakangan ini, aku jarang jalan bareng Hiiragi-chan kecuali menghabiskan


waktu di tempatnya. Karena hubungan kami yang rahasia, jadi kami tidak
bisa sering jalan keluar. Namun, aku penasaran bagaimana perasaan dia
sebenarnya mengenai hal ini. Jika itu Hiiragi-chan, dia mungkin bersikeras
kalau dia baik-baik saja seperti ini.

“Baru-baru ini, jumlah waktu yang kita habiskan untuk bersantai di rumah
telah meningkat, „kan?”

“Ya, memangnya ada masalah dengan itu?”

Di seberangku, Hiiragi-chan sedang memegang cangkir tehnya, sambil


menatapku dengan rasa penasaran.

“Bukan apa-apa sih... Aku cuma penasaran apa kau enggak merasa bosan.”

“Aku cukup menyukainya, tahu? Waktu santai yang kita miliki. Memang
pada awalnya aku ingin pergi ke berbagai tempat dan bersenang-senang, tapi
setelah terbiasa, yang begini pun terasa bagus dengan caranya sendiri. ”

Dia mengatakan hal yang cukup dewasa. Jika dia memiliki tempat yang ingin
dia kunjungi, dia pasti akan menyebutkannya, jadi sepertinya dia lumayan
puas.

“Minggu depan, bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat yang mewah
untuk perubahan suasana?”

“Minggu depan…? Ah. Maaf. Hari itu sedikit ... “

“Ah, apa kau sudah punya rencana?”

“Ya ... yah ... hanya sedikit ...”

“Memangnya kau ada rencana apa?”

“Eeeh? Bukan apa-apa, bukan sesuatu yang penting juga kok.”


Kaito Novel | 158
Mata Hiiragi-chan jelalatan kesana-kemari. Ini sungguh tak biasa bagi
Hiiragi-chan menolak ajakanku. Biasanya dia akan segera menjawab
langsung ketika aku ingin melakukan sesuatu. Sebaliknya, aku malah sedikit
terkejut, karena aku tak menyangka kalau dia bakal menolak.

“Ba-Baiklah, apa boleh buat kalau kau sudah punya rencana ...”

“Ma-Maaf!”

Pada akhirnya, Hiiragi-chan menepak kedua tangannya dan meminta maaf,


tapi dia tidak pernah memberitahuku tentang rencananya. Apa mungkin dia
sudah merasa bosan denganku ...? Sudah setengah tahun sejak kami mulai
pacaran. Bukannya ini sering terjadi di antara orang pacaran? Akhir dari fase
bulan madu !? Dia sudah terlalu lama berada di sekitarku dan sekarang dia
merasa bosan denganku ...?

Karena Hiiragi-chan adalah Hiiragi-chan, jika rencananya tidak sebesar itu,


aku yakin seharusnya dia tak keberatan untuk memberitahuku ...
Hmmm? Dia tidak ingin mengatakannya, jadi apa mungkin saat dia bilang
kalau itu bukan masalah besar hanyalah alasannya saja?

Bahkan saat aku bertanya sekali lagi, dia hanya berkata, “Ini cuma sesuatu
yang sepele, kok ...” (TN: Waspadalah para bujang, kalo cewek udah kayak
gini, ini adalah tanda-tanda dia selingkuh :v)

Selingkuh ...? Tidak, Hiiragi-chan kesayanganku mana mungkin melakukan


hal seperti itu ...

Karena kegelisahan ekstremku, aku menelepon Natsumi-chan untuk


meminta saran darinya.

―Haru-chan, selingkuh? Tidak, tidak, itu mustahil, ‗kan? ‖

“Tapi, meski aku sudah bertanya, dia tidak mau memberitahuku sama
sekali.”

―Yah, sudah pasti dia ingin merahasiakan sesuatu darimu.‖

“Aku penasaran apa itu akan seperti perselingkuhan atau semacamnya ...
Jika kau tidak punya sesuatu untuk merasa bersalah, maka kau tidak perlu
menyembunyikannya, „kan?”
Kaito Novel | 159
―Kamu ada benarnya juga. Tetapi, jika kamu benar-benar khawatir,
kenapa tidak diam-diam mengikutinya saja? Jika Haru-chan berada di
posisi yang sama, dia pasti akan melakukan itu, ‗kan? Lagipula dia itu
penguntit. ‖

Natsumi-chan tertawa seolah mengingat sesuatu.

―Kenapa kamu tidak memberitahu Haru-chan apa yang kamu pikirkan


sekarang. Dia mungkin akan menangis gembira, tau? ‖

“Apa benar begitu ...?”

―Perasaan yang Haru-chan rasakan ketika Dorobo-kun membuat


jantungnya berdetak ... Itu, kurasa aku sedikit mengerti ... Biasanya kamu
terlihat sangat tenang, tapi saat kamu menunjukkan bagian dirimu yang
lemah, celah itu, sedikit ... tidak adil ...‖

Bagian terakhir dikatakan pelan sambil bergumam.

Tampaknya hal seperti itu sering disebut gap moe. Aku bisa memahaminya
sendiri, tapi aku sendiri bingung dan merasa tidak yakin apakah aku benar-
benar seperti itu.

“Natsumi-chan, apa kau menyukai Sensei yang menyukai celah seperti itu?”

―E-Enggak usah bahas tentang diriku ... Ngomong-ngomong, semua hal


selain itu masih normal, ‗kan? Tidak apa-apa, percayalah. ‖

Walau dia menghiburku kalau itu baik-baik saja, aku masih merasa gelisah.

Hari Minggu, aku memulai pengintaian pagi-pagi buta dari posisi di mana
aku bisa melihat apartemen Hiiragi-chan. Aku mengamati selama sekitar
satu jam, tetapi tidak ada pergerakan sama sekali. Mobilnya masih berdiam
di tempat parkir, jadi aku pikir dia belum pergi.

“Halo!”

Pon, seseorang menepuk pundakku dari belakang.

“Uwah, bikin kaget saja.”


Kaito Novel | 160
Natsumi-chan tiba. Mobil mewah yang sepertinya membawanya ke sini,
melaju pelan di jalan.

“Apa ada pergerakan?”

“Masih belum.”

Di tempat kerja kemarin, aku bilang kepadanya kalau aku akan melakukan
pengintaian, jadi dia mungkin ikutan karena penasaran.

“Dorobo-kun, belikan aku anpan dan susu.”

“Aku tidak mau. Jika kau mau, beli saja sendiri. ”

“Kalau begitu nanti takkan cocok dengan suasananya!”

“Aku tidak peduli soal itu. Ah, dia keluar.”

Dia tidak mengenakan sesuatu yang mewah saat dia berkencan


denganku. Sebaliknya, pakaiannya tampak agak biasa dan mudah untuk
digerakkan, dengan topi di kepalanya.

“Aku ingin tahu mau ke mana dia pergi, Haru-chan.”

Dia tampak dalam suasana hati yang baik ketika dia memainkan kunci
dengan jarinya dan kemudian masuk ke mobil.

“Ini buruk. Dia berencana pergi ke suatu tempat yang jauh.”

Aku meraih gagang sepedaku.

“Eh? Kamu berencana mengejarnya dengan sepedamu? ”

“Apa boleh buat, kan?”

“Tunggu, tunggu sebentar. Aku akan menelepon.”

Menelepon?

Kaito Novel | 161


Natsumi-chan mengeluarkan ponselnya dan memanggil seseorang.

“... Halo? Ini Saya. Apa kamu bisa membawa mobilnya? Ya, di sekitar
apartemen Onee-sama ... Ya, ya. Ini mendesak, tolong cepat.”

Karakternya telah berubah menjadi seorang wanita yang anggun.

“Apa? Kenapa kamu menatapku seperti itu?”

“Aku hanya berpikir kalau kau benar-benar seorang cewek tajir.”

“Berbicara seperti itu terlalu kaku, jadi aku tidak terlalu menyukainya. Tapi
jika aku tidak melakukannya, semua orang di rumah akan memperlakukanku
seperti berandalan.”

Tampaknya cewek tajir punya masalahnya tersendiri.

Tak lama kemudian, sebuah mobil mewah hitam yang Natsumi-chan panggil
datang. Kami berdua lalu melanjutkan.

“Kejar mobil Onee-sama.”

Natsumi-chan menunjuk ke mobil Hiiragi-chan yang melaju di depan


kami. Cara bicaranya, dan gerak-geriknya menunjukkan sikap wanita yang
anggun.

“Apa?”

“Tidak, aku hanya berpikir kalau ini juga semacam gap. Rasanya sangat
menyegarkan.”

“Bo-Bodoh ...”

Aku dipukul oleh Natsumi-ojou-sama.

Merasa was-was apakah dia akan bertemu cowok lain, aku menjadi khawatir
ketika mobil Hiiragi-chan memasuki tempat parkir berbayar. Dengan penuh
semangat, dia keluar dari mobil dan berjalan pergi. Kami juga keluar dari
mobil, dan mengikuti di belakangnya.

Kaito Novel | 162


Daerah ini adalah area ramai yang terletak di dekat stasiun kereta. Aku
merasa area ini adalah tempat yang sempurna untuk bertemu dengan
seorang cowok dan minum teh atau sesuatu ...

“Aku ingin tahu ke mana dia pergi.”

“Apa kamu ingin bertaruh? Aku yakin dia tidak bertemu dengan cowok
lain. Jika dia ingin merahasiakannya dari Dorobo-kun ... mungkin ada
hubungannya dengan minatnya.”

“Bertaruh. Itu bukan sesuatu yang akan dilakukan Natsumi-ojou-sama, „kan?


“Be-Berisik, idiot ... Berhentilah memanggilku dengan Ojou-sama.”

Ketika aku menggodanya, Natsumi-ojou-sama sekali lagi memukuliku.

“Tung— Ojou-sama, itu menyakitkan.”

“Itu karena kamu terus mengejek Ojou-sama ini.”

Saat kami saling menepak, kami melihat Hiiragi-chan memasuki gedung


serbaguna.

Toko mana yang ingin dia kunjungi ...?

Melihat papan para penyewa, ada sebuah toko di lantai pertama, dan dari
lantai dua ke atas, ada kantor dan kafe internet. Itu adalah deretan toko
tanpa tujuan terpadu.

[Aula Utama Pijat] ——Mataku terpaku pada tanda berwarna merah muda
ini, sepertinya Natsumi-chan juga tertarik padanya.

“Pijat…? Empat puluh menit seharga 10.000 yen, bukannya itu mahal? ” (TN
: Sekitaran 1,4 jutaan)

Mungkin itu bukan pijat yang dipikirkan Nastumi-chan ...

“Natsumi-chan, ini bukan pijat normal ...”

Kaito Novel | 163


"Eh? Jika tidak normal, lalu apa? ”

Kenapa dia selalu ngga peka dalam hal-hal seperti ini?

“Warna merah muda dan tanda yang dirancang murah —— itu adalah toko
untuk pijat plus-plus.”

“Pijat plus-plus ... Eeeeeeeeee!?”

Wajah Natsumi-chan langsung memerah. Sambil membuka dan menutup


mulutnya, dia menunjuk sesuatu ke atas dengan jarinya.

“Liftnya, berhenti di lantai itu ...”

“Eeeeeeeeeeeeeeehh!?”

Tidak ada orang lain yang masuk ke lift selain Hiiragi-chan ... Yang artinya ...
apa ini? Toko pijat biasanya untuk pria. Jika Hiiragi-chan memasukinya, apa
dia diam-diam bekerja di sana ...? Sensasi kejutannya begitu hebat sampai-
sampai Natsumi-chan dan diriku hanya bisa berdiri terpana.

Di depan mata kita, seseorang dengan mata yang disembunyikan oleh topi
cepat berlalu. Dia menekan tombol dan menunggu lift.

“Hmmm, Haru-chan?”

Orang itu bereaksi saat dipanggil begitu.

“Ah, tidak, aku bukan Hiiragi Haruka.”

Seperti biasa, dia tidak pandai berbohong.

“Haruka-san, kamu mau pergi kemana?”

“Haaah ~ kurasa sudah ketahuan ya….... ada yang harus aku lakukan di
lantai tujuh gedung ini.”

Lantai tujuh. Di lantai sana ada [Salon Kecantikan].

Kaito Novel | 164


“ “ Jadi begitu ya ...” ”

Natsumi-chan dan aku langsung terkulai lega.

Kalau dilihat lebih dekat lagi, Hiiragi-chan memegang tas dari


minimarket. Orang yang menuju ke toko pijat sama sekali bukan Hiiragi-
chan.

“Ini adalah toko estetika yang rumornya sulit didapat. Aku akhirnya bisa
melakukan pemesanan untuk hari ini.”

“Jika cuma itu, seharusnya kau bisa saja memberitahuku ...”

“Aku hanya ingin Seiji-kun berkata, " Hmm? Haruka-san, apa kau menjadi
lebih cantik? ‖ Makanya aku tidak mau memberitahumu.”

“Lihat. Sudah kubilang itu baik-baik saja, ” Natsumi-chan menerkam


pernyataan itu.

Dia kemudian menjelaskan pada Hiiragi-chan yang bingung.

“Pencuri-kun sangat khawatir apakah Haru-chan akan bertemu cowok lain.”

“Heeeh ~? Benarkah? Ia sangat khawatir?”

Hiiragi-chan melirik ke arahku dengan senang.

“Itu benar, aku khawatir ...cuma sedikit.”

“Ufufu. Sudah hampir waktunya untuk waktu pemesananku, jadi aku akan
bertemu nanti.”

Dia bilang begitu sembari tersenyum dan naik ke lift.

Aku dan Nastumi-chan telah mencapai tujuan, jadi kami berdua segera pergi
dari gedung.

Setelah kembali ke tempat Hiiragi-chan dan bersantai sebentar, si


pemiliknya kembali.

Kaito Novel | 165


“Aku pulang. Bagaimana? Ini adalah Haruka-san yang baru kembali dari
salon kecantikan. ”

“... Ya, rasanya kulitmu sedikit lebih bersinar. Sangat cantik sekali.”

“Satu-satunya alasanku pergi ke salon kecantikan karena aku ingin Seiji-kun


mengatakan itu.”

Dia langsung terjun ke pelukanku. Mendengarnya kalau dia ingin menjadi


lebih cantik demi diriku, rasanya bukan sesuatu yang buruk.

“Syukurlah.”

Saat aku diam-diam menggumamkan rasa lega di dalam dadaku, aku


menunjukkan padanya senyum terbaik yang bisa kubuat.

Kaito Novel | 166


Keuntungan bagi yang Mengambil Sudut

Awalnya, ini dimulai cuma untuk menghabiskan waktu.

“Baiklah, dengan begini, tiga kemenangan berturut-turut bagiku.”

“Haruka-san, apa kau yakin tidak salah hitung?”

“Tidak, aku yakin aku tidak salah menghitung. Selain itu, bukannya sudah
jelas siapa yang menang jika kita melihat papan?”

Aku melirik papan dengan takjub, bidak hitamku benar-benar kalah jumlah
dengan bidak putihnya.

“Sudah lama aku tidak bermain Othello.”

Haah, itu menyenangkan, ucap Hiiragi-chan sambil meregangkan


tangannya.

Namun, aku masih belum puas dengan ini. Aku bertaruh dengan tekad dan
harga diriku, apa pun yang terjadi, aku ingin menang setidaknya sekali ...!

“Se-Sekali lagi.”

“Eeeh? Bukannya kamu mengatakan hal yang sama sebelumnya, Seiji-kun?”

“Tapi, tetap saja, ayo kita lakukan sekali lagi ...”

“Fufu, apa kalah melawanku membuatmu frustrasi sampai segitunya?”

Sambil tersenyum, Hiiragi-chan melirik ke arahku.

Benar, aku frustrasi. Dengan harga diri sebagai cowok, aku setidaknya ingin
menang sekali.

“Aku memikirkan sesuatu yang menyenangkan! Karena sekedar bermain saja


agak membosankan, bagaimana kalau yang kalah mendapatkan hukuman?”
Kaito Novel | 167
“Engga masalah. Jangan ditarik lagi, oke? Itu tidak bisa diubah.”

“Baiklah sudah diputuskan. Bagaimana kalau kita melakukan ini, yang kalah
harus mengatakan sepuluh hal yang kamu sukai mengenai orang yang
menang! Astaga ... ini hebat!”

Maaf saja kalau kau mulai bersemangat tentang hal tersebut, tetapi orang
yang akan mendominasi papan berikutnya adalah diriku. Aku tahu sedikit
trik.

——Orang yang mengambil sudut memiliki keuntungan! Atau, aku baru


menyadarinya tadi.

Mengambil kembali bidak-bidak itu ke tanganku, kami memulai putaran


keempat permainan.

Kau bisa memenangkan permainan 3 kali berturut-turut karena aku tidak


tahu, tapi sekarang aku mengerti segalanya, apa kau masih bisa tetap
menang melawanku?

Pata, aku membalikkan bidak putih ke arah sisi hitam.

“Sepuluh hal yang kamu sukai dari orang lain. Bukannya itu kebanyakan?”

“Tidak terlalu banyak kok. Bagiku jumlah hal yang aku sukai tentang Seiji-
kun, mungkin sama dengan jumlah sel di dalam tubuhmu.”

“Itu terlalu banyak, „kan?”

“Aku mencintaimu sampai ke selmu ♡”

“Pernyataan itu, sedikit menakutkan ...” (TN : Waduh yandere nih :v)

Pata pata, Hiiragi-chan membalikkan bidak hitamku menjadi putih.

... Ah, uhhh. Su-Sudutnya sudah diambil tanpa aku sadari. Bidak hitamku
masih kalah jumlah.

“... Ha-Haruka-san, maukah kau membuatkanku kopi?”

Kaito Novel | 168


“Ya. Tunggu sebentar.”

Hiiragi-chan berdiri dari kursinya dan menuju ke arah dapur. Ketika dia
berbelok, aku sedikit mengotak-atik papan.

“Seiji-kun, kamu benar-benar menyukai kopi ya. Aku sih tipe orang suka teh
hitam, aku tidak mengerti apa enaknya kopi — Ini kopimu. ”

“Ah, ya, terima kasih.”

Sambil memegang cangkir kopi, aku dengan santai mengamati gerak-gerik


Hiiragi-chan.

“Ummmm, sekarang giliranku, „kan ...?”

Pata, dia meletakkan bidak putih dan membalikkan bidakku.

Apa!? Bidak yang diam-diam aku pasang sebelumnya tiba-tiba berubah


menjadi putih !? Aku berusaha keras untuk memindahkan bidak-bidak itu
tanpa diketahui!

―Haruka-san, kau barusan memindahkan bidak itu, ‗kan?‖

―Itu karena Seiji-kun yang melakukannya lebih dulu, kan?‖

Pasti akan menjadi seperti itu, jadi aku tidak bisa menunjukkannya.

Kapan itu terjadi…? Dia terlalu cepat, sampai aku tidak menyadarinya.

“Haruka-san, aku pikir aku mau susu hari ini ...”

“Ah maaf. Aku berpikir kalau kamu biasanya menginginkan kopi hitam.”

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Jangan khawatir tentang itu.”

Hiiragi-chan sekali lagi berdiri dari kursinya. Menunggu momen saat dia
berbalik, aku memindahkan bidak-bidak othelo di papan untuk
keuntunganku.Dengan begini, aku bisa membuat comeback dengan langkah
selanjutnya.

Kaito Novel | 169


“Masukkan sebanyak yang kamu mau,” kata Hiiragi-chan sambil membawa
tiga bungkus creamer dan meletakkannya di atas meja.

“Ya, terima kasih.”

Membuka penutupnya, aku menuangkannya ke dalam cangkir.

“Giliranku sudah selesai, sekarang giliranmu.”

Nah, sekarang saatnya epic comeback ... tunggu ...? A-apa !? Sudah terbalik
!? Aku tidak ingat lupa melihatnya ...!

Saat aku melirik Hiiragi-chan, dia tersenyum. Namun, rasanya aneh. Jika dia
memang menyadarinya, kenapa dia tidak menunjukkan kalau aku
curang. Dia biasanya membeberkannya.

Di bawah meja, Hiiragi-chan menjerat celana ketatnya yang tertutupi dengan


milikku.

“…Apa ada yang salah?”

“Ti-Tidak ... tidak ada apa-apa.”

Papan permainannya telah kembali ke keadaan semula. Apa dia sudah


menghafalnya sepenuhnya?

Suri suri, dia diam-diam mulai menggosok kakinya ke kakiku. Dia


melakukan itu ketika dia ingin dimanjakan, tapi sekarang adalah waktu
untuk menahan diri.

Kami berduda sedang di apartemen Hiiragi-chan.

Seharusnya tidak ada masalah, kenapa aku harus menahan diri? Apa karena
kita berada di tengah-tengah permainan?

Sambil gelisah, aku mengulurkan tangan, dan meletakkan bidakku. Pada saat
itu, aku membalikkan bidak putih di bawah telapak tanganku dan
memutarnya menjadi hitam.

Baik. Enggak ketahuan.


Kaito Novel | 170
“... Itu tadi yang ketiga kalinya.”

“!?”

Tanpa berbicara dengan siapa pun secara khusus, Hiiragi-chan berbicara


pelan seakan sedang bergumam, dan kemudian meletakkan bidak putih
sembari membalikkan bidak hitam di dekatnya.

Dia tahu tentang kecuranganku tetapi tidak menunjukkannya ...


!? Kenapa? Apa ada untungnya tidak membongkar kecuranganku?

Sekarang giliranku, tapi aku tidak bisa membalikkan keunggulannya dan


malah berakhir dengan kekalahan keempatku.

“Seiji-kun, tiga hukuman.”

Aku mengangkat tangan menyerah.

“Maaf. Aku minta maaf karena merusak giliran.”

“Fufun ... karena ini 3 kali hukuman, 10 kali 10 kali 10, hasilnya jadi 1000 hal
yang kamu sukai tentangku”

“Terlalu banyak! Jika cuma 3, bukannya seharusnya hanya 10 kali 3?”

Apa kau benar-benar ingin aku mengatakan 1000 hal yang aku sukai tentang
dirimu?

“Seiji-kun, apa kamu punya hak buat ngeluh? Kamu sendiri yang lakuin
kecurangan. ”

“Ku…”

“Kecurangan pertama ketika aku pergi untuk membuat kopi, kamu


membalik 5 bidak di dekat sudut supaya terlihat wajar.”

Di-Dia benar ...

“Sensei, tapi tetap saja, bukannya 1000 hal masih kebanyakan?”

Kaito Novel | 171


Hiiragi-chan, dengan kakinya yang tertutupi dengan celana ketat yang masih
terjerat dengan kakiku, mulai menggosok.

“Kamu tidak mau mengatakannya?”

“Setidaknya dikurangi jadi 100 ...”

“Yang kedua adalah empat bidak di kiri atas, dan yang ketiga adalah ketika
kamu meletakkan bagianmu sendiri, kamu membalik bagian bidak putih.”

“…”

Dia menunjukkan semuanya dengan sempurna. Sepertinya dia bisa melihat


kecuranganku dengan mudah.

Meski dia biasanya agak bego dan terkadang tidak berdaya, berhentilah jadi
pintar di bidang yang sepele ...

Dia berdiri dan datang ke sampingku, lalu berbaring di pahaku.

“Beri aku gendongan ala putri seperti ini.”

“Eh. Seperti ini?”

“Bagaimana, masih negluh?”

“Tidak, bukan apa-apa.”

Jadi, dia bertujuan untuk ini ketika dia tidak membongkar


kecuranganku. Karena mau tak mau, aku berusaha dan mengangkat Hiiragi-
chan.

“Seiji-kun, kamu sangat kuat.”

Dengan kedua tanganku terisi, Hiiragi-chan bisa menciumku sebanyak yang


dia inginkan. Mennggigit terlingaku, menciumku, mengecup leherku, dia
diizinkan melakukan apa pun yang dia inginkan padaku. Pasti akan ada
banyak bekas ciuman yang tersisa ...

“Bagian mana dari diriku yang kamu suka?”


Kaito Novel | 172
Dengan enggan, aku menjawab pertanyannya.

“Bagian dirimu yang agak bego.”

“Apa aku benar-benar seperti itu ...? Te-Terus apa lagi? ”

“Bagian dirimu yang tak berdaya.”

“Aku tidak berdaya, kok.”

“Bagian dirimu yang terlalu banyak memikirkanku dan berlebihan.”

“Uuu ... maaf ...”

“Juga…”

“Sudah cukup.”

“Termasuk semua itu, aku mencintaimu.”

“Ya ampun, Seiji-kun!”

Biarpun aku harus berhenti memberinya gendongan ala putri, Hiiragi-chan


sepertinya tidak mau berhenti berpegangan padaku.

“Menjatuhkanku lalu mengangkatku lagi. Seiji-kun, kamu sangat menggoda


... ♡”

Aku tidak dibuat mengatakan seribu hal, tapi aku tidak diberi hak untuk
menolak ciumannya. Dalam hatiku, aku bersumpah kalau aku takkan pernah
lagi curang dalam bermain Othello.

Kaito Novel | 173


Surat cinta

“Apa ini…?”

Ketika aku sampai di sekolah pagi ini, aku menemukan benda yang tak
terduga di dalam loker sepatuku. Benda itu adalah amplop lucu dengan tepi
berwarna merah muda dan gambar kucing.

“……?”

Pembuka amplop ditutup dengan stiker kucing.

“……”

Apa ini jangan-jangan? Mustahil— !? Bukannya ini surat cinta !? Eng-Engga


ada yang lihat, „kan ...?

Memeriksa sekelilingku dengan cepat, tampaknya enggak ada orang yang


tertarik dengan apa yang aku lakukan. Dalam keadaan panik, aku segera
menuju ke kamar kecil terdekat dan mengunci diri. Sesaat kemudian, aku
membuka amplop. Mungkin karena alat tulis yang digunakan dibeli satu set
dengan amplop, ada beberapa karakter kucing lucu yang tercetak di atasnya.

“In-Ini, mustahil, „kan ...?”

Seharusnya tidak ada orang yang akan menulis surat cinta kepadaku ...

Kepada Sanada-kun,

Maaf untuk surat yang mendadak ini. Itu karena aku tidak
mengetahui informasi kontakmu. Kita berdua masuk di kelas yang
sama saat kelas satu dulu, dan berbicara denganmu rasanya
benar-benar menyenangkan. Penampilanmu juga tipeku. Kamu
mungkin tidak terlalu mengingatku dengan baik, tapi aku punya
sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu. Sepulang sekolah
hari ini, aku akan menunggu di belakang gedung sekolah. Jika
kamu memutuskan untuk datang, itu akan membuatku benar-
benar bahagia.
Kaito Novel | 174
2-E Hamana Yui

——Ini pasti surat cinta !? Seratus dari seratus orang akan setuju kalau ini
adalah surat cinta!

Hamana-san dari kelas E ...? Sebagian besar ingatanku saat kelas satu SMA
menjadi sangat kabur, tapi aku masih mengingat Hamana-san. Kalau tidak
salah, dia anggota klub band konser. Dia adalah gadis berjiwa bebas yang
berbicara terus terang dengan semua orang, dan senyumnya memberi kesan
seorang gadis imut.

Jika dilihat baik-baik, ada tanda kalau tulisan di surat ini dihapus berulang-
ulang. Sepertinya sambil memikirkan bagaimana dia bisa menyampaikan
perasaannya, dia sudah menulis ulang beberapa kali. Karena aku tidak punya
teman cewek, meski dia bertanya kepada cewek-cewek lain, dia tak mungkin
bisa mendapatkan alamat email-ku.

Ini adalah pertama kalinya aku menerima sesuatu seperti ini sejak aku
lahir. Ap-Apa yang harus aku lakukan? Biasanya, aku merasa senang tentang
ini ...

“Uuaaaaaaaaah !? Apa ini benar-benar terjadi?”

Don don, aku menendang pintu. Membacanya lagi dan lagi, aku bisa melihat
kalau dia mungkin sudah memendam perasaannya sejak kelas satu. Itu
artinya Hamana-san memang menyukaiku.

Tentu saja, saat masa SMA sebelum melompati waktu, aku tak punya event
menerima surat cinta, yang merupakan representasi sempurna dari masa
remaja. Aku kira ini adalah fenomena di mana seekor domba yang biasanya
terlihat tidak menarik, tetapi ketika seekor serigala membidiknya, pesonanya
tiba-tiba meroket naik.

Itu artinya, aku yang berpacaran dengan Hiiragi-chan mengeluarkan


semacam feromon yang mampu menarik perhatian? Ngomong-ngomong,
masalah itu tidak penting. Aku harus menolak perasaan Hamana-san.

“... Apa ini benar-benar terjadi ...?”

Walau aku pernah ditolak sebelumnya, aku tak pernah menyangka kalau aku
akan menolak orang lain.
Kaito Novel | 175
Jika membandingkan kedua orang tersebut, Hiiragi-chan jelas-jelas berada
diposisi yang lebih kuat ketimbang Hamana-san.

Rasa gembiraku mendingin sesaat.

Aku akan membalas perasaan Hamana-san dengan tulus. Dan bilang


padanya kalau aku minta maaf.

Aku mungkin akan membuatnya menangis. Cewek-cewek lain mungkin juga


bakal bergosip di belakangku, memanggilku jahat karena menolaknya.

“... Sanada-kun, kamu sepertinya lesu. Apa ada yang salah?”

Pada jam istirahat makan siang, saat kami berempat berkumpul di ruang
klub tata boga dan memakan bekal makan siang, Hiiragi-chan menatapku
dengan cemas.

“Tidak ... tidak ada apa-apa.”

Jika aku memberitahunya tentang surat itu, Hiiragi-chan pasti akan merasa
cemas dan mulai khawatir.

Selama jam pelajaran sore, penjelasan guru cuma masuk telinga kanan dan
keluar telinga kiri. Tidak ada sedikit pun materi pelajaran yang masuk ke
dalam otakku. Ketika jam sekolah berakhir, aku mulai gugup. Namun, rasa
gugup Hamana-san mungkin jauh lebih tinggi ketimbang diriku.

Saat aku pertama kali menyatakan cinta pada Hiiragi-chan, aku tidak tahu
kapan aku akan kembali ke masa dewasaku, jadi itu sebagian karena terbawa
suasana pada saat itu dan sebagian diriku yang tahu tidak ada ruginya. Aku
malu dan gugup.

Namun, ketika waktu dan tempat sudah ditentukan, perasaan gugup yang
berbeda mengalahkanmu. Dia menyiapkan surat itu, memasukkannya ke
loker sepatuku dan kemudian menunggu jam sekolah berakhir. Rasanya
sungguh menakjubkan.

Bel yang menunjukkan jam pelajaran berakhir berdering, dan semua orang
meninggalkan ruang kelas.

Kaito Novel | 176


Sekarang seharusnya baik-baik saja.

Dengan masih mengenakan sepatu indoor, aku menuju ke bagian belakang


gedung sekolah. Area di mana ruang teh berada masih sepi seperti biasa. Di
bawah atap ruang klub teh, Hamana-san sedang menunggu.

Ketika tatapan kami saling bertemu, detak jantungku tiba-tiba berpacu


cepat.

Se-Sebagai seorang cowok jantan, aku harus mengatakan sesuatu terlebih


dahulu.

“Umm. Mengenai surat yang kau kirimkan tadi pagi, terima kasih …... Aku
sangat menghargainya.”

“Ya. Maaf karena memanggilmu ke sini, ... Ji-Jika kamu punya rencana, ki-
kita bisa menyelesaikan ini dengan cepat.”

Suara dan cara bicaranya lebih kecil dan lebih cepat daripada yang aku
ingat. Nada suaranya menyampaikan kegugupannya.

“Tidak apa-apa. Aku tak keberatan karena aku tidak punya rencana apapun. ”

Apa yang ingin kamu bicarakan? Haruskah aku memulainya dengan


sesuatu yang blak-blakan seperti itu ...?

Aku hanya akan menunggu Hamana-san untuk mulai berbicara ...

“Fe-Festival olahraga kemarin, kamu sangat sukses, bukan? Aku


melihatnya.”

“A-ahh ... Ya, itu tidak terlalu sukses kok ... Ada banyak hal yang terjadi.”

Hahaha, saat aku tertawa kering, aku bingung harus melihat ke mana dan
pada akhirnya melihat ke bawah. Aku perhatikan Hamana-san memegang
erat tangannya.

“U-ummm —— Selama perlombaan meminjam barang ... orang yang kamu


suka ... kamu membawa Hiiragi-sensei, „kan? Tentang itu - apa artinya ...?”

Kaito Novel | 177


“Aaah, itu ... Aku cuma berpikir kalau itu terbilang aman untuk membawa
seorang guru ... Termasuk diriku, semua orang menyukai Hiiragi-sensei,
„kan?”

Itu adalah jawaban yang sudah aku persiapkan sebelumnya jika ada orang
yang menanyakan pertanyaan itu. Pada kenyataannya, aku ditanya hal
serupa oleh cewek-cewek dikelasku setelah itu.

Apa karena dia menganggapnya sebagai lelucon, atau karena sesuatu yang
lain, ekspresi Hamana-san sedikit melembut.

“Itu benar ... Ap-Apa kamu punya orang lain yang kamu suka?”

Kenapa kau menanyakan itu —— Aku takkan mengatakan sesuatu yang tolol
seperti itu. Jika aku tidak menerima surat itu, aku bakal berpikir rasanya
akan aneh jika ditanya begitu.

“Tidak ada.”

Selain Hiiragi-chan, tidak ada orang lain yang aku suka. Itu bukan
kebohongan.

“... Umm….”

Dokin, jantungku berdegup kencang.

Hamana-san menggumamkan sesuatu, dan mengerutkan bibir untuk


sementara waktu.

“Ummm ...”

“Ya?”

“Sejak sebelum ….. sejak kita kelas satu, aku selalu menyukaimu.” (TN: Gue
kapan bisa ditembak cewek kayak gini ya ampunnnnnnn :v)

Sembari mencengkeram ujung roknya, Hamana-san mengatakan itu dan


menatap lurus ke mataku.

“Terima kasih.”
Kaito Novel | 178
Pengakuan ini, jika kita masih kelas, aku akan langsung menjawabnya dan
berpacaran dengannya.

Maksudku, biasanya, mustahil bagi diriku bisa berpacaran dengan seorang


guru.

Mustahil.

Itu adalah sesuatu yang semua orang tahu sebagai akal sehat. Tak peduli
seberapa dalam atau dangkal perasaan itu, kemungkinan itu bisa terjadi
adalah nol.

Jika cewek di depanku menyukaiku, dan orang itu juga adalah seorang cewek
yang kurasa aku bisa sukai ... tak ada alasan bagiku untuk menolak ——
Mungkin akan ada sedikit rasa iri dari Fujimoto.

Bahkan jika itu adalah sesuatu yang mungkin terjadi, itu tetap saja masih
sebuah kemungkinan.

Kali ini, aku tidak mengerti bagaimana hal ini bisa terjadi, tapi kejadian
“misalnya” yang seharusnya mustahil , kini beneran terjadi.

Setelah menucapkan kata-kata terima kasih, aku berbicara lagi dengan


Hamana-san yang sedang menunggu.

“Namun, aku minta maaf. Aku sangat senang menerima perasaanmu, tapi
aku tidak bisa membalasnya… ”

Setelah keheningan sesaat, Hamana-san membuka mulutnya.

“Be ... Begitu ya ... Al-Alasanmu, apa aku boleh mendengar alasanmu ...? Apa
kamu tidak tertarik pada percintaan ...?”

Sepertinya dia bisa menangis kapan saja, tapi, dia masih sanggup bertanya
padaku.

Tinggal memberitahunya kalau aku sudah punya seseorang yang aku


suka. Tapi setelah dipikir baik-baik, aku tidak jadi
melakukannya. Kemungkinan besar, jika aku melakukannya, dia akan
menerimanya, tetapi setelah menerima surat cinta untuk pertama kalinya,

Kaito Novel | 179


kepada gadis yang gugup yang memeras keberaniannya untuk menyatakan
cintanya padaku. Melarikan diri dengan pernyataan yang ambigu? Apa aku
benar-benar tulus?

“.... Maaf. Sebelumnya, saat aku bilang 'Semua orang menyukai Hiiragi-
sensei, kan?' sedikit nyeleneh, tapi ... aku serius. Aku serius
menyukai Hiiragi-sensei.”

Aku menyatakannya dengan nuansa kalau aku menyukainya secara sepihak.

“... Ya ... Aku pikir itu mungkin ... Saat kita melakukan perjalanan sekolah ...
kamu tampaknya benar-benar menikmatinya.”

Semoga beruntung, setelah mengatakan itu dengan wajah yang berlinangan


air mata, Hamana-san pun lari dari hadapanku.

Haaah ... saat aku menghela nafas, aku langsung duduk terkulai. Ini sudah
bagus. Namun, dadaku entah kenapa terasa sakit. Jika aku menyembunyikan
fakta kalau itu Hiiragi-chan dan mengumumkan kalau aku punya pacar, ini
mungkin takkan terjadi, kan?

“…… Sanada-kun. ”

“Aah ... Sensei.”

Dia mungkin menyaksikan semuanya sejak awal. Biasanya, Hiiragi-chan


akan memberitahuku kalau dia menyukaiku, dan terlihat sangat bahagia,
tapi saat ini ekspresinya terlihat sedikit rumit.

Hiiragi-chan juga duduk di sampingku.

“Kamu ditembak oleh Hamana-san?”

“Ya. Tapi Aku menolaknya.”

“Begitu ya ... Minggu lalu, aku ditanyai oleh Hamana-san. Apa anda
menyukai Sanada-kun? Dia memegang tekad seorang gadis yang sedang
jatuh cinta. ”

Kaito Novel | 180


Sepertinya Hamana-san bertanya padanya ketika Hiiragi-chan
sendirian. Pada saat itu, Hamana-san rupanya mengungkapkan kalau dia
menyukaiku dan menyatakan perang terhadap Hiiragi-chan.

“Bagaimana tanggapanmu?”

“Aku menyukainya, Aku mengatakannya dengan nada enteng. Aku tidak


berbohong. Aku tidak tahu bagaimana Hamana-san menafsirkannya. "

“Sepertinya dia entah bagaimana memiliki perasaan kalau aku


menyukaimu.”

“Matamu secara alami akan mengikuti orang yang kamu sukai, dan akhirnya
kamu akan mengetaui banyak hal tentang dirinya. Jadi, dia mungkin
penasaran apa yang aku pikirkan tentangmu, itulah pendapatku. ”

Itu artinya, Hiiragi-chan tahu kalau aku akan ditembak cewek.

“Berpacaran di sekolah berarti hal seperti ini akan terjadi kembali ….... Kamu
akan membuat setiap gadis selain diriku menangis.”

“Setiap gadis? Itu terlalu berlebihan. Mungkin enggak bakal ada yang seperti
ini lagi mulai sekarang. ”

“Apa kamu yakin? Aku bisa memikirkan setidaknya satu orang lagi.”

Memangnya siapa?

“... Kamu tahu, aku sebenarnya sedikit khawatir.”

“Kalau aku bakal mendua?”

“Kalau kamu akan berubah menyukai seseorang yang lebih muda dariku.”

“Seseorang yang lebih muda ...”

Aku tersenyum kecut.

“Satu-satunya orang yang aku suka hanyalah Haruka-san.”

Kaito Novel | 181


Hiiragi-chan meletakkan tangannya di atas tanganku.

“Terima kasih. Aku juga.”

Hari itu, untuk makan malam, aku dipanggil oleh Hiiragi-chan. Jumlah
pembicaraan di antara kami sangatalah sedikit. Namun, jumlah bertukar
kecupan kami malah meningkat.

Kaito Novel | 182


Ruang Konsultasi Hiiragi-chan

Suatu hari saat jam istirahat.

Ketika aku kebetulan melewati ruang AV, aku mendengar suara Hiiragi-
chan. Tampaknya dia sedang berbicara dengan orang lain. Dan lawan
bicaranya adalah anak cewek.

Aku ingin tahu apa yang mereka bicarakan.

Saat aku diam-diam mengintip ke dalam, aku melihat Hiiragi-chan berpose


sedekap, dan di seberangnya ada cewek kelas dua SMA.

“Jika itu Sensei, anda mungkin memiliki banyak pengalaman romantis, jadi
aku ingin bertanya pada anda.”

“Ya, serahkan saja padaku! Sensei sangat berpengalaman dalam hal


begituan. ”

Sepertinya gadis itu bertanya tentang masalah percintaan. Yang lebih


penting lagi, Hiiragi-chan punya banyak pengalaman romantis?

Aku sedikit tertarik, jadi aku mau sedikit menguping.

“Jadi, apa yang kamu khawatirkan?”

“Aku dan pacarku belum melakukan seks baru-baru ini. Aku penasaran apa
Ia sudah bosan denganku? ”

“……”

Kachiiin, Hiiragi-chan menjadi kaku.

Dia langsung membeku! Kepercayaan diri yang dia miliki sebelumnya


terpental dalam sekejap !? Padahal dia dengan bangganya mengatakan kalau
dia sudah berpengalaman!

Kaito Novel | 183


“Aku khawatir apakah Ia selingkuh atau tidak ...”

“…”

“Jika itu Sensei, rasanya anda punya banyak pengalaman, jadi aku ingin
tahu, apa yang harus kulakukan ... Sensei?”

“Y-ya ... benang sari dan putik, kombinasikan ... dan seterusnya ...”

Hiiragi-chan dalam keadaan panik.

“Sensei, kita sedang tidak berbicara tentang tanaman, tau?”

... Mana mungkin Hiiragi-chan tahu. Bagi kami berdua, masing-masing baru
pertama kali punya pacar. Dan, hubungan kami belum berkembang melebihi
dari berciuman. Dengan kata lain, topik semacam ini adalah zona dimana
Hiiragi-chan tidak punya pengalaman. Mana mungkin kamu bisa
menceritakan kepadanya tentang hal ini.

“It-Itu, kupikir itu bukan selingkuh.”

“Lalu, apa yang harus aku lakukan agar membuatnya tertarik padaku lagi
...?”

“……”

Dengan matanya yang jelalatan, Hiiragi-chan berusaha keras mencoba


memikirkan sesuatu.

Apa yang bisa dia katakan tanpa mengetahui apa-apa? Saat dia membual dan
menyerahkan masalah kepadanya, urusan ini sudah pada titik yang tidak
bisa kembali.

“Hidung, mungkin kamu menggunakan itu ...?”

Hidung!?

“Hidung? Membuatnya mencium sesuatu? ”

“... Sesuatu yang lebih, uhh, fi-fisik dari itu ...?”


Kaito Novel | 184
“Eh !? Menggunakannya seperti itu, aku belum pernah melakukannya
sebelumnya ... Sensei, apa anda pernah? ”

“Ya, aku pernah.”

Tanpa melihat pandangan cewek itu, Hiiragi-chan memberikan respon


langsung.

Dia berbicara seolah-olah dia seorang ahli atau sesuatu ...

“Bagaimana aku melakukannya? Apa anda bisa menunjukkannya ...


sekarang, lagipula, tidak ada yang datang ke sini.”

“Eh .... Umm ... Ah. Maaf, ini, ini mungkin agak terlalu cepat untuk anak
SMA. ”

Kesampingkan anak SMA, itu bahkan terlalu cepat untuk umat manusia. Ayo
jujur saja kepadanya kalau kau tidak punya pengalaman nyata.

“Maaf.”

Teheepero, dia mencoba mengelabuinya dengan cara yang lucu. Pada saat
ini, solusi belum ditemukan, apa semuanya akan baik-baik saja ...?

“Lalu, Sensei, apa yang akan anda lakukan jika berada di dalam posisiku?”

“Eh? Me-Melakukan sesuatu ... sangat cabul, dengan pacarku? ”

“Tidak, aku tidak berbicara tentang kapan anda melakukannya, tapi saat
anda berhenti berhubungan seks.”

“En-Entahlah ... kurasa aku ta-takkan menyukainya ...”

Wajahnya benar-benar merah padam.

“Aku tidak bertanya tentang perasaan adna, aku ingin bertanya tentang
langkah-langkah atau cara untuk mencegahnya ...”

Dengan wajahnya yang masih memerah, Hiiragi-chan menunduk ke bawah.

Kaito Novel | 185


“Uuuu ... It-Itu benar ...”

Tolong! Sudah hentikan!

Dia menyatakan kalau dia memiliki banyak pengalaman, tetapi sejauh yang
aku tahu, semua itu hanya pengalamannya denganku. Guru di depan
matamu itu masih perawan, tahu.

“Ah, kalau begitu, kau harus mengkonfirmasi perasaanmu satu sama lain
dengan benar!”

“Sensei, anda kadang-kadang mengatakan sesuatu yang mirip anak SMP.”

Kusu kusu, cewek itu tertawa.

Meski dia mulai tenang, wajah Hiiragi-chan sekali lagi berubah merah. Ini
tidak bisa jalan terus.

Hiiragi-chan mungkin memiliki keuntungan besar dalam hal girl power,


tetapi levelnya sebagai wanita masih terlalu rendah.

Cewek itu mungkin mau curhat dengan Hiiragi-chan karena Sensei


sepertinya takkan mengatakan sesuatu seperti, melakukan sesuatu seperti
itu tidak baik buat anak SMA.

Apa yang harus aku lakukan di sini?

“Bagaimana jika, kamu mencoba selingkuh ...?”

Kamu menyarankan apa sih?

“Aku enggak kepikiran tentang itu!”

Aku enggak kepikiran tentang itu! Jangan seenak udel bilang begitu!

“Ji-Jika kamu kesepian, kamu harus menguburnya dengan cowok lain—“

“Ini rencana untuk menarik pacarmu, kan !? Sensei, anda memang sangat
pintar! ”

Kaito Novel | 186


“Yeah, benar!”

Tunggu sebentar!!!. Kau tadi jelas-jelas mau mengatakan sesuatu yang


mengerikan, bukan !? Kenapa kau mengubah pandangan murid dengan
entengnya !?

“Sensei, menurut anda sampai seberapa jauh dibilang aman, dan seberapa
jauh sampai baru dinamakan selingkuh?”

“Ah, debat ini. Ayo kita bicarakan baik-baik.”

Kau ini masihs pemula, jangan bertingkah seperti seorang veteran.

“Bagiku ... mungkin saat kamu sedang berbicara dengan orang yang berbeda
jenis kelamin?”

Sangat ketat !? Aku pasti sudah melewati garis itu beberapa kali.

“Sensei, bukannya itu terlalu ketat? Aku bisa mengerti jika berada di kelas
yang sama, tetapi jika anda berada di kelas yang berbeda, atau bahkan pergi
ke sekolah yang berbeda, Anda takkan pernah tahu, „kan? ”

“Itu benar, itu benar. Jadi kamu cuma perlu menempatkan alat pendengar di
saku seragam mereka.”

“Alat pendengar !?”

Alat pendengar!?

Ayo kita lihat, di dalam saku seragamku ... Ah, tidak ada apa-apa. Rasanya
melegakan.

“Ada alat pendengar bertenaga baterai yang bisa mengirim langsung apa
yang direkam ke komputer pribadimu.”

Dia sangat berpengetahuan !?

“Kurasa aku enggak bakal sejauh itu ... aku kesepian dan aku curiga kalau Ia
selingkuh, tapi ... pada akhirnya, aku masih mempercayainya.”

Kaito Novel | 187


“Ya aku juga. Pada akhirnya, aku masih percaya padanya, jadi aku takkan
benar-benar menindaklanjutinya. ”

Fiuh, aku menghela napas lega.

“Terima kasih, Sensei. Mungkin aku akan mencoba dengan menggunakan


kancut yang lebih erotis! ”

“……!?”

Jangan membuat wajah yang mengatakan, ah, itu dia, Sensei.

Cewek itu berjalan menuju pintu masuk, jadi aku langsung pergi dari situ.

Setelah kejadian hari itu, jajaran kancut Hiiragi-chan meningkat jadi lebih
erotis dan berenda tipis. (Hiiragi-chan menunjukkannya kepadaku dengan
gembira.) Jika dia mendekatiku saat memakai kancut itu, akal sehatku pasti
akan runtuh, atau begitulah pikirku.

Kaito Novel | 188


Pencapaianku

[Saat ini, aku adalah karyawan muda yang menjanjikan di perusahaan


HRG. Perusahaan masih belum bangkrut, tapi memang benar adanya
kalau perusahaan sudah mulai jatuh.]

Ketika lepas dari lompatan waktu, aku mencoba untuk memeriksa tanggal
dan melihat catatan yang terjepit di sampul smartphone jenis notepad. Saat
mengumpulkan kesadaranku, aku mendapati diriku tengah berbaring di
tempat tidur, dan Hiiragi-chan sedang tidur nyenyak di sebelahku. Aku
kembali dari sepuluh tahun yang lalu ke masa sekarang sekali lagi. Dan
catatan ini sepertinya pesan dari diriku di masa sekarang untuk diriku di
masa SMA.

[Berbicara tentang hasil, keputusanku sudah tepat untuk bergabung


dengan perusahaan HRG dan bekerja part-time saat SMA. Namun,
sepertinya ada alasan lain bagi perusahaan untuk bangkrut. Tentu saja,
aku tidak tahu apa alasannya.]

Waktu masih pagi dan aku langsung berekspresi serius saat bangun dari
tempat tidur.

Tampaknya setelah melakukan yang aku bisa sebagai pekerja part-time, aku
hanya bisa menunda kebangkrutan, dan tidak menghentikannya.

[2500 karyawan perusahaan dan keluarga mereka akan terkena dampak


ini. Aku ingin menghentikannya bagaimanapun caranya.]

Aku tahu itu. Aku serius akan menghentikannya. Ia berbicara mengenai


bagaimana semuanya akan baik-baik saja selama Hiiragi-chan dan diriku
bahagia. Sesuatu seperti itu mungkin bukan jadi masalah dalam urusan
percintaan di kalangan anak muda, tapi sekarang sudah berubah menjadi
urusan percintaan di antara dua orang dewasa. Ada banyak hal yang perlu
aku pertimbangkan.

[Hiiragi-chan ... tentang Haruka-san, dengan bantuan Natsumi-chan, kita


bisa hidup bersama, tapi untuk masalah pernikahan sepertinya masih
sulit.]

Kaito Novel | 189


Ini masih terlalu pagi untuk mendengar sesuatu yang menyedihkan ...

[Menyerahkan urusan Papa Hiiragi ke Natsumi-chan adalah keputusan


yang tepat, tapi untuk ibunya, dia masih belum menerima hubungan
kita. Aku perlu maju lebih jauh di dalam perusahaan, atau setidaknya
itulah yang saat ini sedang aku upayakan.]

Aku berbicara tentang melakukan yang terbaik, tapi mungkin masih belum
ada banyak kemajuan mengenai perusahaan yang mulai bangkrut.

[Daripada mencoba melakukan sesuatu dari dalam, mungkin lebih baik


melakukannya sebagai orang dari keluarga Hiiragi.]

Ada batasan seberapa banyak yang bisa dilakukan sebagai karyawan.

Saat aku kelas 2 SMA, aku memulai pekerjaan part-time. Kupikir dengan
pengetahuan dan pengalamanku di perusahaan HRG, aku bisa mencegah
kebangkrutannya, tetapi tampaknya sulit bagi karyawan biasa untuk
mencegahnya. Namun, terakhir kali aku kembali ke masa sekarang,
perusahaan HRG sudah bangkrut, dan Natsumi-chan menumpang tinggal
bersama kami.

Itu sebabnya, bisa dibilang situasi yang terburuk bisa dihindari, dan ada
hasilnya.

[Kalau begitu, itu seharusnya bukan Sanada Haruka, melainkan Hiiragi


Seiji.]

Sanada Haruka ... Perasaan pernikahan menjadi kenyataan, rasanya sangat


bagus. Namun, Hiiragi Seiji ... Ah, apa itu berarti aku harus menjadi
menantu yang diadopsi?

[Dengan begitu, sebagai suami dari putri CEO HRG Company, aku
seharusnya bisa mendapat semacam otoritas dalam perusahaan.]

Cara begini membuatnya terdengar seperti menjadi menantu dari keluarga


Hiiragi-chan hanyalah sarana untuk kenaikan jabatan.

[Aku mengatakan ini bukan demi kenaikan jabatan.]

Kaito Novel | 190


Seperti yang diharapkan dari diriku. Aku benar-benar mengerti pemikiranku
sendiri.

[Aku perlu diakui secara resmi oleh keluarga sebagai tunangan pada saat
aku lulus SMA. Jika itu tidak terjadi, sekarang, saat aku berusia dua puluh
tujuh tahun, perusahaan sudah mulai bangkrut, dan masalah pernikahan
masih sebatas angan-angan.]

Itu adalah informasi terakhir yang ditulis dalam catatan.

Kesulitan dalam rintangan ini cukup tinggi.

Kali ini dan terakhir kali, perusahaan berakhir dengan kinerja yang buruk,
tapi sebelum semua ini, bahkan sebelum aku melompati ke masa kelas 2
SMA, hal ini tidak pernah terjadi. Saat aku tinggal bersama Sana, dan tidak
menjalin hubungan dengan Hiiragi-chan, tempat kerjaku tidak berubah
sama sekali. Saat aku menjadi seorang guru, aku penasaran apakah
perusahaan HRG sudah mulai menunjukkan kebangkrutannya.

Jika itu masalahnya ...

“Tidak, tapi ... mana mungkin Hiiragi-chan dan aku yang berpacaran akan
menjadi pemicu bangkrutnya perusahaan HRG ...”

Walau itu masalahnya, putus dengan Hiiragi-chan bukanlah suatu


pilihan. Putus karena alasan itu, akan mencampuradukkan prioritas. Aku
harus segera menjalin hubungan baik dengan keluarganya. Itu harus
mengambil prioritas tertinggi.

“... Seiji-kun ... ada apa, membuat wajahmu kelihatan menakutkan ...?”

Hiiragi-chan yang sedang tidur di sebelahku bangun, dan memeluk


pinggangku.

“Bukan apa-apa. Cuma memikirkan sesuatu.”

Aku membelai rambutnya yang lembut.

Waktu pagi yang santai untuk kami berdua. Entah bagaimana, hal begini saja
sudah cukup untuk membuatku bahagia.

Kaito Novel | 191


... Hiiragi-chan telanjang dada ... dan aku juga tidak mengenakan pakaian.

Sepertinya tadi malam sangat menyenangkan !?

Di punggungnya yang pucat, ada beberapa sedikit memar.

“Haruka-san, punggungmu, apa kau baik-baik saja?”

“Ya. Tidak apa-apa. Kamu yang melakukannya, „kan ”

Aku!? Mana mungkin…!?

“Aku bilang tak masalah jika kamu menggunakan kekuatan lebih ...”

Apa dia berubah menjadi masokis !?

“Tak perlu memikirkan sesuatu yang merepotkan seperti itu. Itu akan baik-
baik saja.”

Aku tidak mengatakan apa-apa, tapi Hiiragi-chan sepertinya menyadari


sesuatu dan memelukku. Seperti yang kuduga, membuat Hiiragi-chan
melakukan ini cukup menyembuhkanku.

“Ya. Terima kasih. Namun, jika aku memiliki sesuatu yang bisa aku lakukan,
aku akan melakukan yang terbaik. ”

“Aku sudah benar memilihmu. Kamu selalu luar biasa, tapi sekarang, kamu
menjadi pria yang lebih luar biasa. ”

―Kekuatan cinta‖ yang sering disebut Hiiragi-chan, pada saat ini adalah
sesuatu yang aku ingin percayai.

Fuwaah, sesnsai saat ingin melompati waktu menyelimuti tubuhku.

…..................................................

…………………………………..

………………………..

Kaito Novel | 192


……………

Sesaat aku berkedip, pemandangan di depanku berubah menjadi apartemen


Hiiragi-chan. Sepertinya sekarang sedang jam makan siang, Hiiragi-chan
tengah ada di dapur membuat sesuatu.

Aku berjalan ke belakang punggungnya dan memeluknya.

“Kyah !? ... Hei, berbahaya, aku „kan sedang masak. ”

Sambil mengatakan itu, Hiiragi-chan dengan cepat mengecup


bibirku. Tampaknya dia mempelajari keterampilan aneh yang disebut Fast
Kiss.

“Aku akan melakukan yang terbaik untuk bisa menjadi tunangan Haruka-
san."

Aku melepaskan pelukanku saat dia berbalik untuk menghadapku dan


membuka lengannya, membuat pose seolah berkata, "Kemarilah." Aku
membiarkan diriku terbuai dalam pelukan Hiiragi-chan.

“Semuanya akan baik-baik saja meski kamu tidak berusaha terlalu keras,
tahu?”

“Tidak, meski begitu, aku ingin melakukan yang terbaik.”

“... Seiji-kun, itu ... pada dasarnya itu sudah termasuk lamaran, loh? Apa
kamu mengerti? Kurasa, kamu juga pernah mengatakan sesuatu yang mirip
dengan itu sebelumnya. ”

Hmmm? Dia mengintip ke arahku.

Tentu saja aku tahu. Hanya ada Hiiragi-chan untukku, tidak ada orang lain
yang bisa kupikirkan.

“Haruka-san.”

Saat aku menatap lurus padanya, Hiiragi-chan bisa merasakan sesuatu


karena intuisinya yang baik.

Kaito Novel | 193


Dengan wajah tegang, dia berdeham sekali.

“Iya.”

“Aku masih anak SMA dan bukanlah siapa-siapa ... tapi aku masih
mencintaimu, Haruka-san.”

“... Ya ... Aku juga ... aku mencintaimu.”

Dia mengucapkan itu dengan bibir bergetar, air mata membendung di mata
Hiiragi-chan.

“Tolong nikahi aku. Mulai sekarang, aku ingin bersamamu selamanya. ”

“… Iya.”

Dengan air mata yang masih mengalir, Hiiragi-chan tersenyum sebisanya.

Itu benar. Aku bahkan tidak memikirkannya, tapi pada saat seperti ini, kamu
seharusnya memberikan cincin, tapi aku bahkan tidak menyiapkan itu.

Ketika aku menyebutkan itu, Hiiragi-chan sepertinya tidak keberatan sama


sekali, dia hanya bilang, “Kamu bisa melakukannya lagi setelah lulus.”

Kaito Novel | 194


Memainkan Adegan yang ada di Manga

“... Haruka-san, apa yang kau beli tadi?”

Kami sedang dalam perjalanan pulang dari toko buku. Saat aku
memberitahunya kalau aku mau pergi membeli volume baru manga dari toko
buku, Hiiragi-chan bersikeras untuk ikut.

“Eh? Aku tidak beli apa-apa, kok? ”

Hmm? Padahal, aku melihat dia mengantri di kasir, apa dia tidak jadi
membelinya ...?

Setelah kami kembali ke apartemen Hiiragi-chan, aku langsung mulai


membaca volume baru, dan Hiiragi-chan juga mengeluarkan sesuatu untuk
dibaca. Biasanya, dia menempel didekatku. Tapi, saat aku duduk di sofa hari
ini, Hiiragi-chan akhirnya malah duduk di meja makan.

…Rasanya mencurigakan.

Ketika aku diam-diam mengintip, aku melihat kalau dia sedang membaca
buku memasak. Apa-apaan itu? Seharusnya dia tak perlu menyembunyikan
sesuatu seperti itu.

“Ah. Udah jam segini? Aku akan memasak makan malam, oke? Apa kamu
punya permintaan?”

“Mungkin masakan Cina?”

“Roger ♪”

Hiiragi-chan memakai celemek dan menuju ke dapur.

Patan, ketika menutup buku, aku melihat sesuatu yang aneh. Buku masak itu
sedikit melebar. ... Seolah-olah ada sesuatu yang terjepit di dalamnya ...
Ah. Dia menggunakan buku masak untuk menyembunyikan apa yang
sebenarnya dia baca ...?

Kaito Novel | 195


Sambil menghindari perhatian Hiiragi-chan, aku pergi ke meja,
merentangkan lenganku, dan meraih buku masak tersebut. Seperti yang
kuduga, ketebalan buku masak ini aneh. Ketika aku membukanya, bruk,
buku lain terjatuh.

Buku tersebut bersampul cokelat yang bisa didapatkan dari toko buku, jadi
aku tidak bisa melihat sampulnya. Yah, tidak masalah. Aku tinggal
membacanya saja, pasti nanti akan tahu.

Ketika aku membuka dan melihat isinya, aku menyadari kalau itu adalah
volume kelima dari manga shouj. Ini bukan sesuatu yang membuatnya malu
... lalu kenapa ...?

Saat aku dibuat bingung dan membolak-balik halaman, aku akhirnya


mengerti mengapa dia ingin menyembunyikannya.

Meski ini manga shoujo, kurasa target pembacanya ditujukan kepada remaja
akhir? Ada beberapa adegan cabul. Jadi begitu ya. Haruka-ojousama adalah
wanita yang seharusnya tidak membaca manga cabul seperti ini.

Tapi tunggu? Di kamarnya, bukannya ada beberapa buku lain dengan sampul
yang sama? Apa mungkin…

Mengendap-endap agar tidak diperhatikan, aku pergi ke kamarnya. Aku


menemukan rak berisi buku untuk bekerja dan 2 atau 3 buku pengembangan
diri. Selain itu, aku menemukan empat buku, dengan sampul buku yang
tidak terhapus.

“... Ini dia.”

Aku berpikir kalau ini mungkin semacam novel, tetapi tak kusangka di
dalamnya ada manga shoujo yang ditujukan untuk mereka yang berusia awal
20-an. Ketika aku membolak-baliknya, buku ini sama seperti yang aku
temukan tadi. Tapi, ada beberapa penanda di dalamnya.

Satu, dua, tiga, empat …... totalnya ada tujuh penanda.

“Menandai manga ... ini „kan bukan buku referensi ...”

Sambil tersenyum masam, aku membuka ke halaman yang


ditandai. Ternyata, halaman yang ditandai ada adegan yang cukup erotis.
Kaito Novel | 196
[Doki Doki ♡]

Ada komentarnya juga.

“Ah. Jadi, dia menandai adegan yang dia suka, dan kemudian menuliskan
pendapatnya tentang itu? ”

Nah, setiap orang punya cara tersendiri dalam menikmati sesuatu.

Tanda berikutnya memiliki komentar, [Aku mungkin mati jika Seiji-kun


melakukan ini padaku ♡]

…Apa ini yang itu? Apa yang kau sebut kabedon di zaman modern?

Aku membuka ke halaman dan itu adalah adegan erotis.

“... Jangan bilang.”

Aku memeriksa halaman yang ditandai dalam volume lain, semuanya ada
adegan yang sangat erotis.

Dia benar-benar tertarik! Dia mirip seperti anak SMP yang akan mencari
kata seks di kamus dan menandainya!

Komentar yang ada hanya seperti [Haaauuu], atau [Kyuun ♡].

Jadi dia sudah mempelajari dengan membaca hal-hal seperti ini.

“Seiji-kun? Tahu Mapo atau terong, yang ...”

Ah. Aku ketahuan.

Sambil berulang kali melihat manga di tanganku, Hiiragi-chan menjatuhkan


sendok sayur di tangannya.

“In-Ini Bukan ... Seiji-kun, bu-bukan itu ...”

“Eh? Apanya yang bukan?”

Kaito Novel | 197


Sambil menyeringai, aku membuka halaman yang ditandai dan mendekati
Hiiragi-chan sambil menunjukkan padanya. Sensasi aneh di dalam diriku
mulai bangkit.

“Adegan ini, apa-apaan dengan 'Kyuun ♡' ini? Heeeh, jadi ini yang kau suka,
Haruka-san? ”

“Ak-Aku bilang, bukan itu!”

Sambil panik dan memerah, Hiiragi-chan perlahan mundur.

“Na-Na-Natsumi bilang kalau itu menarik, jadi aku membelinya untuk


mencobanya ...”

“Apakah Natsumi-chan juga memberitahumu untuk menandai semua


adegan erotis?”

“Dia berkata, Haru-chan juga harus mempelajarinya! Itu sebabnya ... tanda
... “

“Kamu benar-benar tertarik dengan ini „kan, Haruka-san.”

Ugugugu ... ketika bibirnya bergetar, mata sudah berkaca-kaca.

Ah, ini buruk. Aku kelewatan menjahilinya.

“Tepat sekali! Aku tertarik! Tapi, karena melakukan hal seperti itu dilarang
dalam kenyataan, jadi aku membaca manga untuk belajar! ”

“Di-Dia berbalik menantang!”

Sambil menarik napas dalam-dalam, Hiiragi-chan memohon dengan mata


berkaca-kaca.

“Sambil memikirkan bagaimana aku akan mati jika Seiji-kun melakukan ini
padaku, aku menyeringai sambil menyembunyikan diriku di dalam
selimut! Aku tahu itu tidak pantas! ”

“Bu-Bukan berarti aku bilang itu buruk ….”

Kaito Novel | 198


Itu adalah salah satu situasi dimana 'tikus yang terpojok akan menggigit
kucing'.

“Lalu, bagaimana kalau kita mencoba melakukannya?”

“Hoeeeh?”

“Adegan yang kau sukai, Haruka-san dan aku ...”

“Ayo lakukan! Ayo lakukan!”

Hiiragi-chan langsung menyambar manga dari tanganku.

“Bufufu, bufu, gufu ... ap-apa yang harus aku lakukan? Adegan mana yang
harus kita lakukan ... “

Sembari mengeluakan tawa yang menakutkan, dia membolak-balik halaman.

“Baiklah, aku sudah memutuskannya! Aku akan ganti baju dulu, jadi Seiji-
kun harus keluar.”

“Eh !? Kau sampai segitunya cuma karena hal ini?”

Sambil menunjuk adegan yang ingin dia lakukan, dia menyerahkan manga
itu padaku.

“Sebelah sini. Yang ini! Ingat baik-baik dialogmu, oke !? ”

Dia serius ... Padahal aku cuma iseng untuk sedikit meniru itu.

Adegan ini adalah si cowok bergegas menuju protagonis utama yang depresi,
memeluknya dari belakang dan membisikkan kata cinta ke telinganya.

… Syukurlah. Ini bukan adegan erotis.

“Aku sudah siap sekarang!” Setelah Hiiragi-chan memanggil, aku membuka


pintu.

Kaito Novel | 199


Tampaknya adegan itu sudah dimulai, ketika Hiiragi-chan ada di tempat
tidur, sembari memeluk berlutut.

Dia melirikku, dan karena dia sudah tahu bagaimana adegan ini akan
terungkap, dia menyeringai lebar. Hei, adegan ini seharusnya dimana kau
mengalami depresi.

Setelah berdehem ringan, aku mulai bertindak sebagai si cowok.

“... Jadi kau berada di tempat seperti ini? Aku dari tadi mencarimu. ”

“Kenapa kamu datang mencariku? Tidak perlu bagimu untuk peduli padaku.

Dengan pintu masih terbuka, aku menghela napas.

"Haaah ... Tentu saja, aku akan mencarimu. Apalagi jika kau melarikan diri
dengan wajah seperti itu. "

“Jangan mengejarku. Seiji-kun, kamu mungkin menyukai Sana-chan, „kan !?


Buu!?

Kenapa dia menggunakan nama asli?

“Aku tahu tentang itu ... fakta kalau Seiji dan Sana-chan sudah berhubungan
seks.”

Buhah !? Secara teknis itu sudah benar, tapi tolong jangan masukkan nama
asli!

“Haruka, bukannya kau salah paham tentang sesuatu? Itu cuma sesuatu yang
Sana katakan dengan egois. Itu tidak benar sama sekali.”

“Ha-Haruka ...”

Sepertinya jantungnya berpacu kencang, Hiiragi-chan memegangi dadanya.

Kau menunjukkan sosok dirimu yang sebenarnya, Kau tahu?


Kaito Novel | 200
“O-oh ... Benarkah?”

“Benarkah.”

Aku mendekati Hiiragi-chan dari belakang dan memeluknya.

Dan, sisanya kalimat pamungkas.

“Hanya Haruka yang satu-satunya aku cintai."

Kalimat ini agak memalukan ...

Kalimat berikutnya seharusnya diucapkan oleh protagonis utama, tetapi


Hiiragi-chan masih terdiam. Kelihatannya hatinya telah melampaui titik
kritis, dan seluruh tubuhnya terhuyung-huyung dengan telinganya yang
memerah.

“Kalimat berikutnya, kalimat berikutnya.”

Aku berbisik ke telinganya.

“I ... itu benar ... Ohon .... Aku masih tidak bisa percaya itu ... Aku ingin
percaya, tapi aku tidak bisa dibuat untuk mempercayainya.”

“Lalu, bagaimana dengan ini?”

Aku mengangkat dagunya dengan lembut, dan menciumnya.

Dengan begini, adegan di manga itu berakhir.

“Ap-Apa kamu bisa memanggilku Haruka sekali lagi ...?”

“Kamu suka tipe orang yang sangat percaya diri itu?”

“Fuguu ... bu-bukan begitu, tapi ... aku ingin Seiji-kun mengatakan sesuatu
seperti, 'Kamu adalah milikku, Haruka' .”

“Jangan gampang membuat permintaan seperti itu?"

Kaito Novel | 201


Sepertinya dia takkan menggubrisnya sama sekali, jadi aku hanya bisa
membalas permintaannya, dan berbisik ke telinganya.

“Kau adalah milikku, Haruka.”

“Ya ... ♡ Aku milikmu ...”

Aku tak tahu apakah itu karena dia memerankan peran atau sesuatu, tapi
limiter Hiiragi-chan langsung lepas kendali. Tanpa menyalakan lampu, kami
pun bermesra-mesraan dalam gelap.

Tak perlu ditanya lagi, makan malam yang seharusnya makanan cina, malah
jadi makanan asal buat.

Kaito Novel | 202


Plot Kaligrafi

Sekolah kami memberikan pilihan mata pelajaran pilihan bagi para


murid. Kau bisa memilih memilih di antara musik, seni, dan kaligrafi. Dan
pelajaran yang kupilih adalah kaligrafi.

Biasanya, ada guru kaligrafi khusus yang mengajar, tetapi hari ini agak
berbeda.

“Iguchi-sensei sedang tidak enak badan, jadi hari ini, aku, Hiiragi Haruka,
akan bertanggung jawab di kelas. Senang bertemu kalian.”

Setelah Hiiragi-chan mengucapkan salam, dia menunduk.

Hiiragi-chan, kau bisa melakukan kaligrafi? Walau, kurasa tulisan tanganmu


di papan tulis biasanya cukup rapi.

“Sensei, apa anda benar-benar tahu kaligrafi?”

Seorang murid cowok bertanya dengan cara menggoda, Hiiragi-chan


membalas ahem, dan membusungkan dadanya.

“Meski aku terlihat begini, aku sangat mahir dalam kaligrafi, tahu? Lagipula,
aku sampai di level lima dalam kaligrafi!”

Entah bagaimana itu terdengar luar biasa ... Sekitar dua puluh siswa di ruang
kaligrafi semuanya memiliki reaksi yang sama denganku. Kedengarannya
luar biasa, tapi tidak ada yang tahu sebelah mananya yang luar biasa.

“Jika kamu bertanya seberapa menakjubkannya itu, yah, itu cukup bagus
untuk membuka kelas kaligrafiku sendiri!”

“ “ “Itu luar biasa!” ” ”

“Tentu saja, „kan?”

Ahem, Hiiragi-chan memasang wajah sombong yang lucu. Dia cukup


berpengetahuan dalam hal upacara minum teh, jadi mungkin hal seperti ini
Kaito Novel | 203
adalah bagian dari etiket yang diajarkan kepada seorang wanita yang
berkelas.

“Kurasa rasanya akan membosankan jika kita melakukan seperti yang apa
dikatakan buku teks. Sebaliknya, Iguchi-sensei menyuruhku untuk bebas
membuat kalian menulis sesuatu. Jadi Sensei sudah memutuskan bahwa
topik yang akan kalian tulis adalah 'sesuatu yang kamu sukai'. ”

"Sesuatu yang kamu suka" ...?

Seolah-olah Hiiragi-chan baru saja memikirkannya, dia memandangku dan


pandangan kami bertemu.

“Ah, Sanada-kun, tentu saja kamu boleh menulis namaku, oke?”

Hahahaha, seluruh kelas tertawa.

Karena aku membawa Hiiragi-chan sebagai "orang yang aku sukai" dalam
perlombaan meminjam barang, aku terus-terusan digoda oleh berbagai
orang yang telah menyaksikannya. Itu cuma sekedar candaan, tak ada yang
pernah percaya kalau aku benar-benar menyukai Hiiragi-chan.

Lebih penting lagi, itu benar-benar memudahkanku. Semakin banyak orang


menggodaku tentang hal itu, semakin banyak orang mengenalinya sebagai
lelucon.

“Aku takkan menulis itu, kok.”

“Yah, sayang sekali.”

Hiiragi-chan tersenyum. Cewek-cewek berguyon mencoba menghiburnya


dengan mengucapkan seperti, "Sensei ditolak," atau ―Sensei, terus
semangat.‖

... Hanya aku yang satu-satunya tahu kalau dia benar-benar sedih dibalik
senyumannya itu ...

Mengambil tinta, aku menggilingnya ke dalam batu tinta.

Apa yang harus aku tulis?


Kaito Novel | 204
Saat aku melihat-lihat ke sekelilingku, ada beberapa yang menulis tentang
kegiatan klub, dan bahkan ada yang langsung menulis 'pacar'. Kalau dilihat-
lihat lagi, bahkan ada beberapa orang yang menulis nama karakter anime
favorit mereka.

Tentu saja, aku takkan menulis pacar atau semacamnya.

“Sanada-kun, aku dengar dari Iguchi-sensei kalau kamu cukup bagus.”

Hiiragi-chan datang untuk melihat bagaimana keadaan aku.

“Saya tidak sebagus itu.”

“Apakah kamu ingin mencoba menulis kalimat? Bagaimana dengan sesuatu


seperti, "Aroma musim semi, kehidupan yang membangkitkan nafas
April‖? Bukannya itu terdengar sangat elegan?” (TN: Uhhh…susah banget
nerjemahin pas bagian puitisnya -_-)

Oooh ... seperti yang diharapkan dari Hiiragi-chan yang sudah dilevel
lima. Usulan yang sangat elegan.

“Kalau begitu, saya rasa ingin mencobanya.”

“Aku akan menuliskannya sebagai contoh.”

Saat dia memegang kuasku, dia mencelupkannya ke dalam batu tinta, dan
mengelap kelebihan tinta. Mungkin karena postur tubuhnya yang indah,
gerakan Hiiragi-chan terasa berkelas. Matanya menggambarkan definisi
keseriusan. Poninya sepertinya menghalangi, jadi dia mengusapnya ke
belakang telinganya.

Mungkin ini pertama kalinya aku melihat ekspresi serius darinya.

Dia menulis beberapa karakter.

[I ♡ Seiji]

Tolong lakukan ini dengan serius.

Kaito Novel | 205


Aku berpikir kalau aku akan sekali lagi jatuh cinta padanya, tapi dia malah
bercanda ini. Tetap saja, tulisan tangannya cukup rapi.

Aku meremas kertas kaligrafi dan membuangnya ke tempat sampah.

“Ah. Padahal itu juga sangat bagus, apa yang kamu lakukan?”

Hmmmph, Hiiragi-chan cemberut.

Diriku yang menyukai Hiiragi-chan diperlakukan sebagai lelucon, tapi itu


tidak berhasil dalam kasus sebaliknya.

“Sensei, tolong tulis contohnya dengan benar.”

“Okaaay.”

Sambil cemberut dia menjawab seperti anak kecil dan bergumam, "Tidak
apa-apa selama aku melakukannya, kan?" Dan sekali lagi mencelupkan
kuas ke dalam batu tinta.

Hei, bukannya kau sendiri yang bilang kalau kau akan menulisnya? Kenapa
rasanya jadi aku yang memaksamu melakukannya?

Dengan lancar, dia menulis dengan tulisan tangan yang indah, [Aroma
musim semi, kehidupan yang membangkitkan nafas April].

“Luar biasa ...”

“Ahem. Apa kamu jatuh cinta lagi padaku?”

Jika aku bilang iya, nanti bakal berubah menjadi keributan besar lagi, jadi
aku tidak mengatakan apa-apa.

Menempatkan contohnya di sebelahku, aku memegang kuas dan mencoba


menulisnya beberapa kali. Tapi, hasilnya tidak bisa dibandingkan dengan
keterampilan seseorang dari tingkat lima. Rintanganya cukup sulit bagi
seseorang seperti diriku, yang tidak pernah menghadiri kelas kaligrafi.

Setelah Hiiragi-chan memberi saran ke beberapa siswa lain dan mengobrol


dengan mereka, dia kembali ke tempatku yang sedang berusaha.
Kaito Novel | 206
“Fuun fuun. Apa kamu mengalami kesulitan?”

Melihat usahaku yang terus gagal, Hiiragi-chan menyeringai.

... Apa dia memikirkan semacam trik?

“Sulit untuk menyeimbangkan, karena kata-katamu harus kecil, „kan?”

Melilit di belakangku, Hiiragi-chan meraih tanganku dengan erat. Sama


seperti kejadian praktik kerajinan tembikar saat beberapa waktu yang lalu,
Hiiragi-chan melihat dari atas bahuku.

“Tunggu, kenapa kau malah menempel begitu dekat denganku, sih.”

"Lebih mudah untuk memahami perasaan hal-hal seperti ini ♡ Aku sudah
mengajarkan ini sebelumnya, kau tahu?"

Jika kita sendirian, jarak segini biasa dia akan mencium pipiku. ―Jarak
antara karakter harus seperti ini,‖ adalah alasan yang akan dia gunakan
untuk menjelaskan.

“Di sini, kamu melakukan ini ♪”

Sambil memegang tangan kananku yang menggenggam kuas, Hiiragi-chan


menulis karakter di kertas kaligrafi.

“Oh… oohh…”

Luar biasa. Seolah-olah sihir sedang digunakan untuk membuat kata-kata


yang rapi. Karena pada dasarnya adalah Hiiragi-chan yang menulisnya, jadi
tentu saja akan seperti ini.

“Sensei, apa saya boleh menyerahkan yang ini?”

“Tidak boleh ♡”

Sepertinya dia tidak mau memanjakanku di sini.

“Sei ... Sanada-kun, menulis kaligrafi itu harus mengupayakan seluruh


perasaanmu ke dalamnya.”
Kaito Novel | 207
Dia menggerakkan jari telunjuknya dan mengatakan sesuatu seperti guru.

Karena tidak bisa dihindari, aku terus berlatih berulang-ulang kali, tetapi aku
masih belum bisa menulisnya dengan mudah.

“Lakukan yang terbaik.”

Hiiragi-chan diam-diam menyemangatiku.

Hanya mendengar itu saja sudah langsung memotivasiku. Aku cowok yang
sederhana. Sambil mencoba mencocokkan perasaan dan gambarannya, aku
menempatkan seluruh perasaanku pada setiap guratan.

“……”

Ya. Yang ini yang terbaik. Karena sudah mendekati akhir jam pelajaran, aku
menyerahkannya.

“Sanada-kun, kamu melakukannya dengan cukup baik. Karakternya yang


kecil membuatnya susah juga. ”

“Lagipula aku sudah berlatih sedikit.”

Mufufu, Hiiragi-chan tersenyum.

“Ini ... jika aku scan dan mengeditnya ... mufufu ...”

apa yang sedang dia bicarakan?

Aku kebingungan pada perkataan Hiiragi-chan. Pada hari berikutnya, aku


akhirnya mengerti apa yang dia maksud.

Aku tiba di ruang guru karena ada tugas kecil, dan kebetulan melihat meja
Hiiragi-chan yang sedang kosong. Kaligrafi yang aku tulis tertempel jauh di
belakang mejanya.

[Kehidupan Haruka. Kelas 2-B, Sanada Seiji]

Ah. Aaaaaaaaaaahhhh! Jadi itu jebakan !! Memintaku menulis kalimat,


membuatku bekerja keras, semuanya untuk ini, ya!!
Kaito Novel | 208
Aku merobek dan meremas kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah.

... Sekarang, untuk datanya. Ketika mencoba menyembunyikan diri, aku


menyalakan laptop Hiiragi-chan dan mengakses folder berlabel [SS]. Foto-
foto dan video yang dia ambil bersamaku semuanya diletakkan di
sini. Seperti yang kuduga, scan kaligrafi yang aku tulis kemarin dan versi
yang diedit disimpan di sini. Aku langsung menghapus kedua-duanya.

Telepon Hiiragi-chan, yang tertinggal di atas meja, bergetar.

Pada saat itu, aku melihatnya.

[Kehidupan Haruka. Kelas 2-B, Sanada Seiji]

Dia bahkan menggunakannya sebagai wallpaper ponsel !!!!

Aku harus menghapusnya.

Aku mengambil ponselnya dan menghapusnya.

Fiuh. Aku menghapus kejahatannya.

Malam itu, ketika Hiiragi-chan menelepon, dia tidak terlalu bersemangat.

“Apa ada yang salah?”

“Sesuatu yang sedikit mengejutkan terjadi ...” Tak perlu dikatakan lagi, nada
suaranya terdengar lesu. Tentu saja, aku tidak memberitahunya apa yang
terjadi.

Kaito Novel | 209


Fujimoto

Hiiragi-chan, yang berdesakan denganku, menggeliat sedikit.

“Sensei, kau terlalu dekat ...”

“Ap-Apa boleh buat „kan ... Juga, panggil aku Haruka-san sekarang."

Kami saling berbisik dengan suara kecil.

“Se-Seiji-kun juga ... pa-pahamu menusuk selangkanganku ... tunggu ...”

“Eh, ah, maaf…”

Kami berdua berdempetan erat di dalam loker alat bersih-bersih


kelas. Hiiragi-chan mendorong payudaranya ke arahku. Kali ini tidak
disengaja. Kebetulan seperti itu. Dalam situasi seperti ini torpedoku berubah
menjadi mode aktif. Lagipula, tubuhku masih dalam tahap pubertas, jadi apa
boleh buat. Sepertinya Hiiragi-chan menyaadari hal itu, karena dia tidak
mengatakan apa-apa dan tersipu.

“Mengapa jadi begini ini ...?”

Ini semua bermula ketika Hiiragi-chan datang ke ruang kelas untuk


menjahiliku, yang sedang melaksanakan tugas piket.

“Sanada-kun? Kamu piket sendirian lagi, hari ini?”

“Tadi semuanya pada pada piket sampai setengah jalan. Karena mereka
punya kegiatan klub atau urusan lain, jadi tidak ada yang ngerjain sampai
selesai. ”

Setelah membereskan meja dan kursi, menutup jendela dan gorden, tugas
piket pun selesai.

Katan, Hiiragi-chan mengunci pintu dari dalam.

Kaito Novel | 210


“Seiji-kun ~ masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku lakukan ...”

Hiiragi-chan berubah dalam mode manja, mendekat dan memelukku.

“Tinggal sedikit?”

“Sebenarnya masih banyak ...”

“Lakukan yang terbaik, Haruka-san.”

“Ya, aku akan melakukan yang terbaik ... jadi aku datang untuk mengisi
kembali nutrisi Seiji-kun-ku.”

Dia mengerutkan bibirnya, meminta ciuman.

Tanpa basa-basi lagi, kami melakukan ciuman ringan. Lalu kami mendengar
ada suara yang datang dari lorong.

“Daidou, kenapa harus di ruang kelas sepulang sekolah? Ayo pergi ke tempat
lain. ”

“Baik, itu tidak masalah. Berbicara langsung dan bukan melalui teks bisa
mencegah kesalahpahaman. ”

Gatan, pintunya terdorong, tetapi karena dikunci, pintunya tidak terbuka.

“Hmmm? Pintunya terkunci.”

Karena Hiiragi-chan sudah mengunci pintu itu jadi seharusnya tidak bisa
terbuka ...

Ah. Tapi pintu bagian belakang ... bukannya itu terlihat tidak terkunci
?? Hiiragi-chan, apa kau lupa menguncinya ??

Aku mendekat untuk melihatnya.

—Ah, terbuka!

Hiiragi-chan memiringkan kepalanya dengan ekspresi polos.

Kaito Novel | 211


Sial, jangan buat wajah yang imut. Aku jadi tidak bisa marah karenanya.

“Yang sebelah sini ...”

Kedua murid bergerak ke pintu belakang.

“Se-Seiji-kun, ini buruk.”

“Ini salahmu, Haruka-san.”

Semuanya bakal mudah membuat alasan jika keberadaan Hiiragi-chan hanya


membantu tugas piket, tapi karena pintunya terkunci dan hanya ada kami
berdua di ruang kelas, mau tak mau orang yang akan melihatnya akan
merasa curiga. Apalagi, Leluconku ―orang yang aku sukai‖ mungkin akan
dianggap serius.

Apa ada tempat yang bisa buat sembunyi—

Aku membelalakkan mataku saat menangkap sesuatu. Loker alat bersih-


bersih. Hiiragi-chan dan aku cepat-cepat berkemas, dan berakhir dalam
keadaan yang berdempatan sekarang ini.

Gara, pintu terbuka dan pasangan murid cowok dan cewek masuk.

Ini mengingatkanku pada kejadian saat kita terjebak di dalam lemari selama
perjalanan sekolah, tetapi terlepas dari yang mana, rasanya sungguh
melegakan bahwa kita berhasil bersembunyi di suatu tempat.

Namun, ini sudah menjadi keadaan di mana kami tidak bisa keluar.

“Jadi, Apa yang ingin kau bicarakan?”

Oh?? Arah pembicaraan ini, apa itu bakal jadi pernyataan cinta ...?

Aku penasaran siapa cowok beruntung itu, dan ternyata Ia adalah Fujimoto.

Selamat, Fujimoto.

Kaito Novel | 212


Yang artinya, orang lain yang namanya Fujimoto sebutkan, akan menjadi
salah satu gadis yang paling modis di kelas kita, Daidou-san. Kombinasi yang
tidak terduga.

Heeeh, begitu, begitu. Jadi ini yang namanya masa muda ya...

Aku menyipitkan mata senang layaknya orang tua. Hiiragi-chan juga


menjadi bersemangat.

“In-ini pernyataan cinta, „kan ...?”

Ssst, aku meletakkan jari telunjuk di depan bibirku lalu mendengarkan


percakapan di antara kedua orang itu.

“Tidak, yah, memang benar aku perlu berbicara denganmu tentang sesuatu,
tapi aku juga punya sesuatu untuk ditanyakan.”

“Oh, oooohh ... Ap-Apa itu?”

Fujimoto, apa kamu punya seseorang yang kamu sukai? Mungkin itu yang
ingin Daidou-san tanyakan.

Uwaah. Pertunjukkan pernyataan cinta yang melibatkan orang lain terlihat


nikmat ditonton karena ini tentang orang lain. Ada banyak keseruan dan
kesenangan dibandingkan dengan menonton film yang buruk ...!

“... Sanada-kun ... tentang Ia menyukai Hiiragi-chan, apa itu hanya


lelucon? Atau serius?”

Dokin, jantungku berdegup kencang.

Sepertinya Hiiragi-chan merasakan hal yang sama, ketika mataku bertemu


dengan matanya yang menengadah.

“Aku tidak memanggilnya dengan akhiran, jadi Sanada adalah Sanada-kun ...
Jadi, begitulah ...”

Puhaah, menghela nafas panjang, Fujimoto duduk di atas meja.

Kaito Novel | 213


“Jadi begitu ... lalu apa? Dan bagaimana sebenarnya? Kamu yang paling
dekat dengannya, Fujimoto ... kurasa kamu mungkin tahu sesuatu. ”

“Apa? Jika itu cuma lelucon, apa kau mau menembak Sanada?”

“.. Itu tidak ada hubungannya dengan semua ini, „kan? Selain itu, bukan aku
orang yang ingin mengetahuinya.”

Fujimoto mengangkat bahu.

“Itu benar, Sanada dan aku adalah teman, sahabat dari semua teman. Aku
bahkan tahu ada berapa rambut di pantatnya. ”

Dasar tukang ngibul. Sebaliknya, rambutku belum tumbuh.

“Eh, kalian sedekat itu !?”

Lihat. Kau mengundang kesalahpahaman yang tidak perlu.

“Dekat, sangat dekat ...”

“Jangan-jangan …...”

Itu tidak benar! Jangan percaya begitu saja, Daidou-san. Berhentilah


menerima kejutan dari ini.

“... Seiji-kun, cuma tumbuh sedikit.”

“Berhentilah mencoba bersaing. Sebaliknya, aku tidak tumbuh sedikit pun. ”

Kami berdua saling berdesis dengan jari telunjuk di depan bibir.

“... Cuma itu yang bisa kukatakan ... Jadi, bagaimana? Hiiragi-chan. Aku
melihat bagaimana dia selama perjalanan sekolah, jadi aku hanya berpikir
mungkin itu asli? ”

“... Aaah, perjalanan sekolah.”

Kaito Novel | 214


Berdiam diri sejenak, Fujimoto melirik ke arah kami. Kenapa Ia melihat ke
arah sini?

“——Tentu saja itu hanya lelucon. Itu perasaan yang sama seperti menyukai
artis idol. Jika kau bilang kalau kau menyukai idola yang ada di sisi lain layar
TV, kau pikir bisa berkencan dengannya? Tentu saja tidak.”

“Tapi, Hiiragi-chan tidak terlalu menolak, baik itu selama perjalanan sekolah
atau perlombaan meminjam barang ...”

“Itu ida. Itu karena dia sudah memilih Hiiragi-chan sebagai "orang yang dia
sukai" di tempat umum, dia jadi bertindak serius.”

"Tapi, bukannya Hiiragi-chan selalu ada di dekatnya?”

“Bukankah rasanya menyenangkan diidolakan oleh murid-muridmu


sendiri?”

“Apa benar begitu…?”

“Setidaknya, itulah yang terlihat di mataku. Tidak dapat dihindari bahwa ada
orang yang akan melihat itu dan membayangkan hal-hal yang aneh, tapi dari
sudut pandang guru, niat baik yang berasal dari siswa hanya bisa benar-
benar dianggap sebagai "mengidolakan", pikirku.”

Aku ini ahli dalam menganalisis tentang Sanada, kata Fujimoto dengan
senyum kecut.

“Jika itu masalahnya, maka semuanya baik-baik saja.”

“Sanada, Sanada, Sanada. Sanada itu idiot dan menyebalkan. Daidou,


bagaimana dengan diriku? ”

“Tidak terlalu.”

“Begitu ya. Ayo cepat dan pergi. Guru piket mungkin akan datang untuk
mengunci kelas.”

Daidou-san setuju dengannya.

Kaito Novel | 215


Mereka berdua meninggalkan ruang kelas, sementara Hiiragi-chan dan aku
menyelinap keluar dari loker.

“Apa aku selalu berada di dekatmu?”

“Aku pikir begitu?”

“Ka-Kamu bohong ... !?”

Apa kau tidak menyadarinya?

“Maaf ... Mulai besok, aku akan menjadi cool beauty Haruka-san.”

Jangan sia-siakan usahamu untuk hal semacam itu, Hiiragi-chan. Walau tak
ada masalah kalau menjadi cantik, sih.

Lalu, ayo kita bicara lagi melalui telepon nanti malam, Hiiragi-chan
mengucapakan kata-kata itu sembari dengan cepat meninggalkan ruang
kelas.

Aku duduk di meja yang diduduki Fujimoto tadi.

“…”

Jarak dari sini ke loker alat bersih-bersih cukup jauh. Seharusnya Fijimoto
tidak bisa mendengar bisikanku dan Hiiragi-chan.

Menggunakan bagian rambut pantatku untuk mengalihkan pembicaraan,


menyatakan kalau itu semua hanya lelucon ...

——Daidou, kenapa harus di ruang kelas sepulang sekolah? Ayo pergi ke


tempat lain.

Kenapa Ia sengaja mengucapkan kalimat itu. Apalagi dengan suara yang


lantang.

... Fujimoto. Jangan-jangan kau…....

Kaito Novel | 216


Cool Beauty Haruka-san

Keesokan harinya, saat aku tiba di tempat duduk, Fujimoto masih bertindak
seperti biasa. Ia tidak bertingkah aneh sama sekali. Jika Ia memang
menyadarinya, Ia pasti diam-diam akan bertanya kepadaku tentang hal itu
sambil menyeringai, tapi nyatanya Ia tidak melakukan hal seperti
itu. Mungkin, aku terlalu parno memikirkannya.

Bel pun berbunyi, dan kelas sejarah dunia dimulai.

“Ayo mulai pelajarannya sekarang.”

Rambut Hiiragi-chan yang biasanya diikat, tapi sekarang dibiarkan


tergerai. Hari ini, dia mengenakan kacamata dan memiliki aura cerdas yang
tak pernah terlihat sebelumnya.

... Apa mungkin, pernyataan cool beauty yang sebelumnya adalah serius ...?

“Sensei, apa yang terjadi hari ini?”

“Tidak ada apa-apa.”

Hiiragi-chan merapihkan kaca mata (mungkin) palsunya.

“Anda terlihat sangat pintar, loh?”

“Tapi aku benar-benar pintar.”

Kau akan mengatakan itu sendiri?

Hiiragi-chan sekali lagi menyibakkan rambut di bahu dengan tangannya.

“…..…”

Dia melirik ke arahku sesaat, dan kemudian mengalihkan pandangannya.


Sepertinya dia melakukan yang terbaik untuk tidak menunjukkan sisi
merayunya.

Kaito Novel | 217


“Aku ingin seseorang membaca dari buku teks, sih?”

Guru ini, dia pasti berpikir menambahkan "sih" di akhir kalimatnya


membuatnya terdengar lebih keren.

Versi Hiiragi-chan yang cakap berjalan melalui kelas dengan cara yang lebih
tegas, dan dengan cepat mencapai belakang kelas. Cewek-cewek itu akhirnya
memanggil Hiiragi-chan dengan santai, dan ketika mereka bertanya tentang
busananya hari ini, dia berkata, "Sudah waktunya makan siang," berbalik,
dan kemudian berjalan menyusuri lorong.

“Hiiragi-chan, bukannya ada sesuatu yang aneh tentang karakternya?”

“Iya, tapi dirinya yang mencoba terbaik seperti itu juga masih terlihat lucu.”

“Ah, aku mengerti maksdumu. Ini cukup mempesona, rasanya kamu ingin
terus mengawasinya. ”

Aku mendengar percakapan cewek-cewek di kelas yang sambil tertawa satu


sama lain. Ketika cewek-cewek yang lebih muda merasa kau menarik, atau
mengatakan kalau mencoba yang terbaik itu lucu, mana mungkin guru yang
lebih tua menganggapnya keren.

Untuk menghabiskan jam istirahat makan siang berdua dengannya, aku


meninggalkan ruang kelas dan menuju ruang referensi sejarah dunia.

“Permisi.”

Setelah mengatakan itu dan masuk, Hiiragi-chan sudah menungguku dalam


mode kerennya.

“Itu kacamata palsu, „kan? Apa kau memakainya supaya ingin terlihat
keren?”

“Bukannya aku ingin terlihat keren, tapi aku ini dari awal memang
keren,sih.”

Itu dia, kata "sih" muncul lagi. Entah bagaimana, citra keren Hiiragi-chan,
sedikit berbeda dari citra keren orang normal.

Kaito Novel | 218


Hiiragi-chan bersikeras kalau dia awalnya keren, tapi dia sudah menyiapkan
selembar kain dan makanan.

... Tindakanmu sangat genit. Yah, kurasa tidak apa-apa.

“Seiji-san, jika kamu tidak segera makan, kamu akan kehabisan waktu.”

Seiji-san ... itu panggilan baru.

Membalasnya dengan ya, aku duduk di seberangnya.

“……..”

Hiiragi-chan terus melihatku, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. Garis


pandangnya perlahan turun ke pangkuannya. Sepertinya dia ingin
melakukan bantal pangkuan seperti yang selalu kita lakukan.

Bertingkah seolah-olah aku tidak tahu, aku mulai memakan bekal


buatannya.

“Haruka-san, aaahhn.”

Aku mengambil labu rebus dengan sumpit, dan membawanya ke Hiiragi-


chan.

Bikun, tubuhnya menunjukkan reaksi keras. Ekspresinya yang dingin


langsung meleleh ketika mulutnya melonggar kebahagiaan, seakan
mengatakan "Tidak biasanya Seiji-kun menyuapiku."

“…Haah.”

Hiiragi-chan kemudian menggelengkan kepalanya saat dia mengingat


konsepnya untuk hari ini.

“Tanpa kamu melakukan hal seperti itu, aku bisa makan sendiri.”

“Ah, begitu ya. Lalu, aku akan memakannya sendiri.”

Sumpit aku berbelok, membawa labu rebus ke mulutku sendiri. Ya. Hari ini
juga terasa sempurna. Rasanya sangat sedap.
Kaito Novel | 219
“…….”

Merasakan adanya tatapan, aku melirik ke depan, dan melihat Hiiragi-chan


cemberut dengan pipinya yang menggembung.

“Apa ada yang salah?”

“Tidak ada kok, hmmph.”

Seperti yang kuduga, dia benar-benar ingin aku menyuapinya. Bertindak


keren atau jujur, aku tak berpikir kalau itu saling bertentangan. Tapi kurasa,
baginya, diberi makan berarti dia bertingkah manja, jadi sepertinya dia
berusaha mengontrol diri.

... Kurasa orang yang keren takkan menggembungkan pipinya seperti itu,
tapi aku ingin tahu apa yang dia pikirkan tentang itu.

Seolah-olah melampiaskan ketidakpuasannya, Hiiragi-chan mulai menjejali


mulutnya dengan makanan, dan bahkan memakan bekal-ku. Heeeey. Makan
siangku…

Pipinya saat ini tembem seperti hamster.

“Aku tak berpikir orang yang keren akan cemberut hanya karena mereka
tidak disuapi, aku juga tak berpikir kalau kau tidak bisa jujur dengan
perasaanmu sendiri.”

“Apa Seiji-san tidak menyukai cool beauty?”

Bukannya aku tidak menyukainya. Sebaliknya, bisa dikatakan kalau aku


memang menyukainya.

Jika orang itu sifatnya memang begitu, maka aku akan menyukai
mereka. Tapi, jika orang itu memaksakan diri untuk bertindak seperti cool
beauty, dan aku ditanya apa aku menyukainya, lalu jawabanku adalah tidak.

“Berusaha mengubah penampilanmu sebagai rencana melawan sifat


manjamu adalah sesuatu yang baik, kurasa. ”

“Be-Begitu ...”
Kaito Novel | 220
Ekspresinya sedikit mengendur pada saat itu.

Plak, Hiiragi-chan menampar pipinya, dan ekspresinya sekali lagi kembali


jadi cool beauty.

Eeehhhh ... kau tidak perlu sejauh itu!

“Namun, kurasa aku lebih menyukai Hiiragi-chan yang normal? Meski yang
keren juga bagus, sih. ”

“……”

Topeng cool beauty-nya akan hancur, tetapi sekali lagi dibangun


kembali. Sepertinya dia berniat keras kepala untuk terus bersikap cool
beauty.

Perkataanku tadi adalah apa yang benar-benar kupikirkan, dan seperti yang
dikatakan cewek-cewek di kelas, ada titik di mana kesan cool beauty-nya
terasa aneh.

Supaya dia kembali ke Hiiragi-chan yang normal, apa yang harus aku
lakukan ...?

“Kau cuma tinggal menghentikan sikap manjamu saat ada pihak ketiga. Tapi
saat kita sendirian, kau boleh bersikap seperti biasa. ”

“…!”

Oh, dia gemetaran, dia gemetar.

“Dalam situasi ini, kita bahkan tidak bisa berciuman.”

“!?”

Eh, mana mungkin, benarkah !? Sepertinya itu yang ingin dia katakan.

“Me-Meski aku cool beauty, tidak masalah untuk ciuman pendek.”

“Lalu, mulai sekarang, Cuma boleh dua detik dan hanya satu ciuman.”

Kaito Novel | 221


“!?”

Eh, mana mungkin, benarkah !? Sepertinya itu yang ingin dia katakan.

“Eh? Yang bener? Itulah yang dikatakan wajahmu sekarang, Haruka-san.”

“Ka-Kamu sepertinya salah paham denganku. Meski aku bilang ciuman


pendek, maksudku ciumannya cukup lama untuk berhenti sebelum
mencapai rasa puas. ”

Bukannya pada dasarnya kau sudah merasa puas?

“Pada akhirnya, kau cuma ingin mencium seperti biasanya.”

“Tapi aku tidak mengatakan itu.”

“Kalau begitu, sudah waktunya aku pergi. Terima kasih untuk bekalnya.”

“Tu-tunggu—”

Aku berbalik setelah ditarik mundur, dan wajah Hiiragi-chan tepat di depan
mataku.

“Berhenti, bersikap jahat padaku ...”

“Bahkan seorang cool beauty ingin dimanjakan?”

“Iya.”

Bibir kami saling mengecup, dua kali, tiga kali, dalam ciuman.

“Aku ingin melakukannya ... aku tidak bisa menahan diri lagi...”

Hiiragi-chan yang berkacamata menunduk ke bawah dengan bibir terangkat.

“Seiji-kun jahat ... jadi aku akhirnya menjadi keras kepala ...”

“Haruka-san, meski mengenakan kacamata kau masih tetap imut.”

Kaito Novel | 222


“Eheheh. Yay ♡ ”

Bagian dirinya yang cool beauty langsung lenyap ketika aku menanggapi
ciumannya. Kami terlalu asyik satu sama lain sampai-sampai kami tidak
sadar kalau bel masuk sudah berdering .

Kaito Novel | 223


Apa Kau Lulus Tes Psikologis?

“... Tolong pikirkan orang yang kamu suka ...”

Suara Kanata yang lembut dan tenang bergema di dalam ruangan klub tata
boga.

“O-Orang yang aku suka ... Baiklah ...”

Sana melirik ke arahku sekali, lalu menutup matanya.

“Orang yang aku suka ...!”

Hiiragi-chan menengokkan kepalanya ke arahku, dan ketika mata kami


bertemu, pipinya memerah.

Dia orang yang mudah dimengerti.

Aku juga ikut menutup mata, dan mulai berpikir. Tentu saja, memikirkan
tentang Hiiragi-chan.

“... Kamu, punya kemampuan untuk menghentikan waktu—”

Kanata berbicara kepada kami.

“Ap-Apaan itu. Kok mendadak jadi kemampuan supranatural !? ”

“Ini tes psikologi. Seharusnya tidak ada pilihan seperti itu.”

Setelah makan siang, karena masih ada waktu, kami mulai melakukan
beberapa tes psikologi dari buku yang dipinjam Kanata dari perpustakaan.

“... Jika kamu bisa menghentikan waktu untuk orang yang kamu suka, tubuh
bagian mana dari mereka yang mau kamu sentuh?”

Menghentikan waktu ... bisa bebas menyentuh Hiiragi-chan ...

Kaito Novel | 224


Gawat, gawat, aku tidak bisa. Aku hanya bisa memikirkan hal-hal
erotis. Mengatakan kalau aku ingin meraba-raba payudaranya akan terlalu
cabul.

Ketika aku membuka mataku kembali, Sana mengangkat tangannya.

“... Baiklah, Saa-chan. Bagian mana yang mau kau sentuh?”

“Bi-Bibir! Itu cuma acak. Hanya perasaan, tidak ada makna yang mendalam
di balik itu. "

“... Untuk Saa-chan yang memilih bibir ...”

Sana menelan luda karena gugup.

“Ap-Apa ini benar-benar cinta yang dibalas?”

“... Itu akan berakhir tak terbalas.”

Saat aku hendak bertanya pada Kanata mengapa hasilnya begitu…..

“..................... Ha ha ha ...”

Tawa kering datang dari Sana yang linglung.

Ah! Aku hampir bisa melihat makhluk seperti jiwa yang keluar dari mulutnya
!?

“Hei, Sana! Kembalilah.”

Ketika aku memegang bahu Sana dan mengguncangnya, dia mulai


menggebrak meja seperti anak kecil.

“Di-Di-Diam! Menurutmu salah siapa ini ... Ah, tunggu, tidak. Nii-san, idiot!

Sepertinya jiwanya telah kembali ke tubuhnya, jadi aku bisa menepuk


dadaku dengan lega.

Kaito Novel | 225


“Ah, Kana-chan, sebenarnya, itu tidak benar ... Sebaliknya ...”

“... Saa-chan, jangan curang.”

“Uuuu ... Kenapa kamu begitu galak di saat-saat seperti ini ...”

Kali ini, giliran Hiiragi-chan untuk mengangkat tangannya.

“... Baiklah, Sensei.”

“Untukku ... ummm ...”

“Ada apa, Sensei? Ini seharusnya hanya berdasarkan insting. Jadi anda bebas
dan mengatakan tempat pertama yang terlintas dalam pikiran. ”

Hiiragi-chan mengintip wajahku, lalu mengambil keputusan dan ekspresinya


berubah menjadi percaya diri.

“Aku akan menyentuh tempat berharga cowok.”

““…….…””

Mereka berdua mundur sedikit.

Yah, memikirkan untuk menyentuh bagian seksual, dia memikirkan hal yang
sama denganku. Kurasa ini yang dinamakan saling berpikiran sama? Hal itu
saja sudah membuatku sedikit senang.

“Jika kamu menganggap itu sebagai hal pertama, kurasa itu seperti berharap
untuk diberkati anak?” (Sanada Seiji)

“... Untuk orang itu, hubunganmu akan berakhir hanya sebagai hubungan
fisik.” (Kanata)

““!?””

Hiiragi-chan dan aku mendapat pukulan tak terduga dari pernyataan Kanata.

Kaito Novel | 226


Kanata menjelaskannya dengan suara dingin, tapi penjelasan itu masuk ke
telinga kanan dan keluar dari kiriku.

Ta-Ta-Ta-Tapi kita bahkan tidak melewati batas ciuman? Jika memang cuma
hubungan fisik, aku percaya kalau kita sudah melakukan berbagai hal
sekarang.

“Puu Puu Puu. Sensei, jangan khawatir. Itu artinya, anda hanya mengincar
untuk bermain-main tubuh mereka, „kan?”

“!?”

Hiiragi-chan menerima kejutan yang lebih besar.

“Itu tidak benar!”

Tanpa sadar aku menyangkalnya.

“Jangan mendadak berteriak begitu. Lagipula, itu tidak ada hubungannya


denganmu, Nii-san.”

Hiiragi-chan menatapku dengan mata berkaca-kaca, jadi aku dengan paksa


menggelengkan kepalaku. Jika itu benar-benar terjadi, maka perbuatan itu
sudah dilakukan. Tidak perlu menahan diri.

“Sebelumnya, itu sebenarnya bohong ...”

“Tidak, kamu tidak bisa. Tidak boleh ada perubahan!”

Sana sangat ceria. Perubahannya sendiri ditolak ketika dia


menginginkannya.

“... Yang terakhir adalah Seiji-kun. Apa yang kamu pikirkan pertama kali? "

Dimana? Yah aku ingin meraba-raba payudara Hiiragi-chan ... Tidak, aku
ingin mendorong mereka dari bawah ... Tidak, aku ingin menyoleknya
dengan jariku, tidak ...

—Pergi ke tempat lain, libidoku yang digerakkan pubertas!

Kaito Novel | 227


Pikiranku dipenuhi dengan payudara !! Aku tak bisa menjernihkan pikiranku
sama sekali. Tidak itu salah. Bukan payudaranya yang ingin aku sentuh,
melainkan apa yang ada di belakang. Rohnya — yang disebut hati .

Aku ingin menyoleknya, mendukungnya, mencumbuinya ...? Sesuatu seperti


itu?

“ Hati. Atau, hubungannya dengan rohnya? Karena itulah aku ingin


menyentuhnya.”

Saat aku mengatakan itu sambil mengibaskan poni, Sana membuat wajah tak
percaya.

“Apa yang kamu katakan, Nii-san? Apa kamu baik-baik saja? Sepertinya aku
baru saja mendengar puisi dari anak SMP atau malahan SD. Aku yakin
hasilnya hanya akan mengatakan sesuatu seperti hubungan berakhir sebagai
teman. "

Kanata melihat-lihat halaman buku itu, lalu mengangguk.

“... Tidak ada jawaban untuk hati , hal yang paling dekat adalah hati ... Jika
begitu, maka kemungkinan orang yang kamu sukai memiliki cinta yang
penuh gairah untukmu.” (TN : Kata hati yang dicetak miring dalam artian
kiasannya, sedangkan penyebutan hati yang tidak miring merupakan
indikasi organ hati itu sendiri.)

“Bagus!!”

Aku berdiri dan berpose habis-habisan.

“Lihat tuh?”

Aku tidak tahu apa yang harus dilihat, tapi aku yang sepenuhnya ingin
meraba-raba payudara, sekarang membuat wajah sombong sambil
memandang rendah Sana.

“Heeeh ... Begitu ... cinta yang penuh gairah ...”

Hmm? Kenapa wajahmu memerah?

Kaito Novel | 228


“... Itu berarti meski kamu memiliki hambatan, kamu dapat mengatasinya,
„kan ...?”

Melirik. Gelisah. Meliirik. Gelisah.

“Mungkin itu artinya.”

Hiiragi-chan tiba-tiba berdiri, dan berjalan keluar dari ruang tata boga.

Aku ingin tahu apa yang terjadi? Baiklah, tidak ada apa-apa.

“Tanpa khawatir tentang status dan posisi, hanya terus melanjutkan


hubungan itu ... kan ...?”

“ Ya, Itu artinya.”

Hubunganku dengan Hiiragi-chan persis seperti itu. Cihuy, aku


mendapatkan jackpot!

“Nii-san, kamu cabul.”

Dogon, bahuku dipukul dengan kekuatan yang cukup besar.

“... Saa-chan. Coba tenangkan dirimu.”

Sana, yang lebih dekat ke Kanata ketimbang diriku, kakaknya, menenangkan


napasnya melalui hidung.

“Aku ingin tahu ke mana Sensei pergi? Aku akan periksa sebentar.”

Usai mengucapkan beberapa kata, aku keluar dari ruang tata boga, dan
langsung menemukannya. Dia bersandar pada pilar di luar ruang klub,
menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Aku pikir dia menangis, tapi
sepertinya bukan. Dia mungkin merasa malu karena telinganya benar-benar
merah.

“Kamu sangat mencintaiku, itu ... kamu sangat mencintaiku sehingga kau
tidak bisa menahan ... Wow ... cinta yang penuh gairah ...”

Aku berbisik ke telinga merah Hiiragi-chan.


Kaito Novel | 229
“Tapi tetap saja, Sensei, bagimu untuk memikirkan sesuatu yang sangat
erotis ...”

“!?”

Hiiragi-chan tiba-tiba mengangkat wajahnya.

“Bu-Bukan itu, Sei ... Sanada-kun ...”

Dia bilang pada dirinya sendiri untuk "Tunggu sampai setelah menikah" dan
garis pertahanan terakhir itu tampaknya cukup kuat. Namun, kebalikan
dengan itu, minatnya cukup tinggi.

“Lalu, apa yang sebenarnya kau pikirkan?”

“Ti-Tidak ada ... Aku tidak memikirkan sesuatu yang aneh ...”

“Apa itu sesuatu yang tidak bisa kau katakan? Sensei, jangan-jangan anda ini
sebenarnya, cukup bejat? ”

“Ka-Kamu salah ... Sanada-kun ... Aku enggak bejat, aku ...aku….”

Tubuh Hiiragi-chan mulai bergetar dan diambang menangis.

Ah, aku terlalu berlebihan menjahilinya.

Asaat aku hendak meminta maaf, dia berbicara sambil meniup hidungnya.

“Ba-Bahkan aku ... terkadang memikirkan hal mesum ...”

Gufuu ... !? Im-Imut banget... Jika kau mengatakan hal seperti itu dengan
mata berkaca-kaca, aku jadi mau memelukmu dan mendorongmu ke
bawah. Terlepas aku memiliki keberanian untuk melakukannya atau tidak,
itu adalah cerita lain.

“Ah! Kupikir ada apa yang membuatmu lama kembali! Nii-san, kamu
membuat Sensei menangis! ”

“Aku tidak membuatnya menangis!”

Kaito Novel | 230


Memangnya kau ini anak SD apa?

“Sensei, apa yang Nii-san lakukan padamu? Apa kamu baik-baik saja?”

Itu membuatnya tampak seperti dia diserang oleh orang cabul atau
semacamnya, jadi bisakah kau tidak bertanya dengan cara begitu.

Dia bilang kalau dia baik-baik saja, Hiiragi-chan pun berdiri.

Aku sekarang mengerti karena garis pertahanan terakhir itu, baik Hiiragi-
chan dan diriku punya keinginan yang tak dapat dipenuhi.

Kaito Novel | 231


Apa Kau Lulus Tes Psikologis? - Bagian 2

Setelah peristiwa itu, Hiiragi-chan menjadi terobsesi dengan tes


psikologis. Dia membeli semua buku tes psikologis yang berorientasi pada
percintaan, terutama yang berhubungan dengan apa yang benar-benar
dirasakan oleh lawan jenis. Seolah-olah dia mencoba untuk memahami
pikiranku yang sebenarnya.

“Seiji-kun, kamu berada di padang rumput hijau yang luas, membuat


pesawat kertas dengan temanmu.”

“Baik.”

Sana juga suka tes psikologi dan hal-hal yang berbau meramal, jadi ini
mungkin insting anak cewek buat menyukainya.

“Ketika diterbangkan, berapa banyak pesawat kertas yang terlihat terbang


jauh?”

Nah, jika bersama teman, satu-satunya yang terlintas dalam pikiranku


adalah Fujimoto ... Punyaku pasti terbang lebih jauh dari miliknya.

“Satu.”

“Eh!? Satu!?”

Ap-Apa? Apa-apaan dengan reaksinya itu?

“H-heh, begitu ya. Hmmm, jadi cuma satu ya.... Mufufu, oke, oke ♪ ”

Jika ada sesuatu yang membuatku tidak puas mengenai kebiasaan barunya,
adalah hal yang barusan tadi. Dia menyeringai, tertawa, dan menikmati
semuanya sendirian.

“Apa arti dari jawabanku tadi?”

“Rahasia ♡.”

Kaito Novel | 232


Kenapa?

“Ummmm, untuk yang selanjutnya ...”

Ditanyakan sepihak oleh Hiiragi-chan, dan hal itu membuatnya bersenang-


senang. Jenis tes psikologis ini sudah berlangsung selama lebih dari dua
minggu, dan itu sudah cukup membuatku muak.

Lalu, suatu hari di akhir pekan. Demi membalas dendam, aku membeli buku
tes psikologiku sendiri, dan menuju ke apartemen Hiiragi-chan.

“Haruka-san, kau selalu bertanya padaku, tapi kau sendiri tak pernah
ditanya. Bukannya itu tidak adil?”

“Itu bukan tidak adil. Seiji-kun sendiri yang menyuruhku untuk melakukan
apa yang ingin aku lakukan saat membeli buku itu. ”

“Jadi, sekarang giliranku untuk bertanya.”

“Oh? Pada akhirnya, Seiji-kun juga menyukai ini.”

Aku memang mengakui kalau tes psikologi seperti ini mudah untuk
mendapatkan hasil yang baik, tapi aku benar-benar ingin tahu apa yang
dipikirkan Hiiragi-chan.

Dia mendekatiku saat aku sedang duduk di sofa, dan tangannya langsung
menggandeng tanganku.

“Kalau begitu, mari kita mulai?”

“Ayo.”

Aku membolak-balik halaman. Ah. Yang ini sepertinya menarik ...

Aku membacakan pertanyaan yang kututupi dengan tangan agar Hiiragi-


chan tidak bisa melihatnya.

“Pacarmu sedang ada di depanmu. Dan dia cuma memakai pakaian dalam
saja. ”

Kaito Novel | 233


“Fufu ♡ Seiji-kun, kamu nanti kena masuk angin, loh?”

“Berhentilah mencemaskanku dalam imajinasimu ... Jadi, apa hal pertama


yang kau ingin dia pakai?”

Itu adalah salah satu dari jenis pilihan ganda, jadi ada empat pilihan yang
disediakan.

“Mumu ... Seiji-kun ... Tubuhmu bagus sekali ...”

“Tidak ada jenis pengaturan yang seperti itu. Pilih saja berdasarkan
perasaanmu. ”

Dengan ini, aku bisa mengetahui —— level S&M-nya! Apakah dia termasuk
normal, S, atau M ...? (TN : Wahai kalian para fapper, apa mimin harus
menjelaskan apa itu S&M secara detail?)

“Ummm. Celana!”

“Hmmmmm. Haaaaah. Jadi begitu yaaaaaaaaaaaa.”

Jadi, Hiiragi-chan adalah M. Aku agak bisa menerimanya. Terakhir kali, di


masa depan, dia menjadi M. Dia tipe yang ingin kau goda ... Hmmm? Aku
yang berpikiran begitu, apa itu artinya aku ini S?

“Apa, apa, apa, apa!? Apa yang kamu dapatkan dari itu !? ”

Hiiragi-chan menarik lenganku seperti anak kecil.

“Rahasia~.”

“Eeeeeeh!”

Fufufu. rasanya menyebalkan, bukan? Ini adalah balas dendamku.

Karena aku sudah merasa puas, aku akhirnya mengatakan arti dari
jawabannya.

“Ak-Aku seorang Masokis ...?”

Kaito Novel | 234


“Apa barusan kau memikirkan sesuatu?"

“Daripada mengetahuinya sekarang, hanya itu yang bisa aku pikirkan!”

Seberapa benar ini, tepatnya?

“Seiji-kun, kamu selalu menggodaku, „kan? Aku mungkin benar-benar


menyukai itu.”

“Jadi kau menyukai hal yang seperti itu!”

“Saat aku berpikir kalau kamu sangat mencintaiku sampai-sampai terus


menggodaku, itu membuatnya semakin indah ..."

Pemikiran seorang masokis adalah sesuatu yang tidak bisa kumengerti sama
sekali.

“Kadang-kadang, kamu mencubit pipiku, „kan? Aku menyukai itu juga ...”

“Ha-haaah ...”

Memang benar aku melakukan itu, tapi dia malah menyukainya?

“Memukulmu mungkin sudah termasuk keterlaluan, „kan?”

“Masih aman, kok.”

“Jangkauanmu terlalu luas.”

Apa perasaan keibuan yang datang dari Hiiragi-chan, dikarenakan dia adalah
seorang masokis?

“Apa kau menyukai rasa sakit ...?”

Setelah kau menggali sedalam ini, itu mana mungkin, „kan?

“…Ya.”

Kaito Novel | 235


Jangan menjawab sambil tersipu begitu. Aku tak begitu terkejut mengenai
dirinya yang menjadi seorang masokis, tetapi menanyakan detailnya masih
terasa cukup mengejutkan.

“Ah, tapi jika itu dilakukan oleh orang lain selain Seiji-kun, aku akan
membencinya, dan membalasnya sepuluh kali lipat, oke.”

"Kau akan mengizinkannya jika itu dilakukan oleh orang yang kau sukai?"

“Ya.”

Aku mencubit pipi Hiiragi-chan dan menariknya.

"Owwww."

“Ini bagus?”

Begitu aku melepaskan pipinya, dia mengusap pipinya dengan tangan sambil
mengangguk malu.

“... Ya. Entah bagaimana rasanya nikmat ..… “

Akhirnya, itu bakal menjadi, "Rasanya enak." Hiiragi-chan akan memasuki


dunia yang aneh ... disebabkan karena diriku.

Ayo beralih ke pertanyaan berikutnya. Jika aku terus melanjutkan


percakapan ini, kemungkinan besar akan menyebabkan lebih banyak
perubahan. Aku membuka halaman secara acak di buku.

“Lalu, untuk pertanyaan selanjutnya. Beri aku tiga tipe yang kau sukai dari
lawan jenis.”

“Hmmm? Entah?”

Hiiragi-chan, yang telah memasuki mode manja, merentangkan kakinya dan


menggosok bagian dalam milikku. Dia lalu menyandarkan kepalanya di
pundakku dan menjadi benar-benar “lengket‖ padaku.

“Cuma apa yang terlintas dipikiranmu saja, intuisi.”

Kaito Novel | 236


“Ummm, yang pertama, dari tubuhnya. Tipe macho yang
langsing. Selanjutnya ... seseorang yang menyenangkan untuk diajak
bicara. Dan untuk bagian terakhir ...”

Setelah berpikir sebentar, dia berbicara dengan nyaring.

“Seiji-kun.”

“Hah? Aku bertanya tentang tipe, oke? Tipe.”

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Meski kamu bilang tipe, aku tidak bisa
memikirkan banyak hal, jadi hanya itu saja. ”

Nah, dengan begini, ini sepertinya tipe yang dia sukai. Dan, bagian yang
penting adalah poin yang ketiga.

…Aku!? Itu bukan masuknya tipe, justru malah orangnya sendiri!?

“E-Eeehhh begitu ya ...”

“Ada apa? Seiji-kun, wajahmu kelihatan merah. Apa yang kamu temukan?”

“Jawabanmu tadi memberiku pemahaman yang lebih baik mengenai tipe


orang yang kau sukai ...”

Setelah aku menjelaskannya, Hiiragi-chan melirikku sambil cengar-cengir


terus.

“Jadi wajahmu memerah karena itu? Kau pasti sangat senang, ya?”

Sialan ... Aku tidak bisa mengatakan apa-apa!

Lagipula, aku diam-diam melakukannya kemarin, dan pilihan ketigaku


adalah Hiiragi-chan sendiri.

“Sepertinya kita berdua sama.”

“Eh? Sama apanya?”

Kaito Novel | 237


“... Untukku juga, ketika aku melakukannya kemarin, yang ketiga juga kau,
Haruka-san.”

Wajah seringai Hiiragi-chan segera menghilang, karena wajahnya langsung


meledak merah karena rasa malu yang tak terbendung.

“O-Oh begitu ...”

“Bagaimanapun juga, kita berdua memendam cinta yang penuh gairah untuk
satu sama lain. Benar „kan, Haruka-san? ”

“Kufuu ... Jangan bilang itu lagi ... Aku nanti akan meleleh ...”

Sedikit melonggarkan lengannya yang terjerat, Hiiragi-chan lalu meraih


tanganku dalam genggaman ala kekasih.

“Lagipula itulah yang kupikirkan, Haruka-ojousama ... sangat memalukan.”

“Tolong hentikan. Jangan katakan lagi! ”

Dia mulai memukulku.

Ya, Hiiragi-chan gampang sekali buat digoda.

“Jika kamu tidak menutup mulut jail ini ...”

Sementara malu, dia menutup matanya dan menjulurkan bibirnya. Aku


dengan gesit mengelaknya. Hiiragi-chan terus menyosor bagian belakang
sofa.

“Ke-Kenapa kamu malah menghindarinya sih !? Perasaanku ingin mencium


sudah maksimal! ”

Di-Dia, sangat kocak ...

“Kamu tidak bisa melarikan diri.”

Dengan sigap menggunakan kedua tangannya untuk memegangi wajahku,


bibir kami pun saling bercumbu.

Kaito Novel | 238


Aku sudah mencoba banyak hal lain, tetapi tidak ada hasil tak terduga yang
keluar darinya. Itu hanya konfirmasi ulang bahwa Hiiragi-chan sangat
mencintaiku. Aku takut dengan level penguntitnya, jadi aku tidak
mengujinya.

Kaito Novel | 239


Kerja sama

◆ Sudut Pandang Hiiragi Haruka ◆

Akhir-akhir ini, durasi nelponku dengan Seiji-kun semakin


memendek. Dengan diriku yang begini, aku agak lelah jadi selama
percakapan kami, aku biasanya tidak terlalu memikirkannya dan hanya
berbicara mengenai apa saja. Tidak ada banyak percakapan di antara kami,
tetapi Ia hanya menjawab dengan jawaban standar seperti "Eeeeh",
"Begitukah", atau "Begitu ya."

“Seiji-kun, apa kamu tidak suka ditelepon malam-malam begini?”

―Eh? Kenapa kau bertanya begitu?‖

Aku sedang menyusuri jalan gelap menuju apartemenku. Musim gugur telah
memasuki musim yang membutuhkan cardigan dan stola. Napasku agak
tersengal-sengal karena berbicara sembari mengendarai sepeda. Sambil
mencoba menahannya dan tidak membiarkan Seiji-kun merasakan napasku
yang tidak karuan, aku terus melanjutkan pembicaraan.

“Maksudku ... jumlah waktu yang kita habiskan dalam keheningan telah
meningkat ... Seiji-kun, kamu juga tampaknya tidak begitu tertarik dengan
percakapan kita ...”

―Ini karena kita sering bertemu setiap hari, jadi mau gimana lagi karena
aku tidak bisa memikirkan apa pun untuk dikatakan."

Itu benar, tapi ... Kegiatan nelpon malam-malam sejak kita mulai berkencan
diabaikan begitu saja, enath kenapa membuatku merasa sedikit sedih.

Angin bertiup kencang saat aku mengendarai sepeda. Hari ini cuacanya
sangat dingin.

Padahal sebelumnya, Ia tampak sangat menikmatinya ...

Kaito Novel | 240


“Ketika kita bertemu di siang hari, status kita sebagai Hiiragi-sensei dan
Sanada-kun, dan bukan aku yang sebagai pacarmu. Saling menelpon adalah
...”

―Ah, maaf, tunggu - Apa yang kau lakukan? Nyelonong masuk seenaknya
saja. ‖

―Aku sudah mengetuk beberapa kali dan Nii-san bahkan tidak menyahut.‖

Ya ampun. Sana-chan. Jangan merusak suasana seperti ini ketika kita


mencoba melakukan percakapan serius.

Tututtt~.

“Ah.”

Ia mengakhiri panggilan. Ia mungkin menutup telepon karena berpikir


pembicaraannya dengan Sana-chan akan memakan waktu lama. Tapi tetap
saja, pada akhirnya kami tidak bisa melakukan percakapan yang layak.

“Apa ini ... karena hubungan kita sudah mulai jenuh?”

Setelah tiba di apartemen, aku langsung menyalakan laptopku, dan mulai


mencari di internet.

[Pacar, Hubungan jenuh, Langkah Penanggulangan]

Oh Ada beberapa situs terkait yang muncul. Ternyata bukan hanya aku saja,
tapi gadis-gadis lain di dunia mengkhawatirkan hal yang sama juga. Aku
mengakses judul yang menarik minatku.

[Mengurangi kontak! Panggilan telepon pendek dan acuh! Manual


penanggulangan untuk situasi seperti ini ☆]

Ini dia!

Pertama, jangan mengeluh mengenai interaksimu saat ini——

... Sebelumnya, aku pernah membahas kalau pertemuan tatap muka dan
berbicara melalui telepon itu berbeda. Dikatakan bahwa jika kamu
Kaito Novel | 241
melakukan hal seperti itu, pacamu akan semakin tidak mau berinteraksi
denganmu. Apa begitu…? Aku kira mirip dengan situasi di mana kamu
disuruh belajar oleh ibumu saat kamu sudah mencoba belajar.

——Ketika kami berpacaran, tidak seperti ini. Ini tidak baik. Kamu tidak
boleh mengatakan itu.

Uwaaaah, aku hampir mengatakan itu! Jika Sana-chan tidak menyela


pembicaraan kita, aku mungkin akan mengatakannya!

Selain itu, ada lebih banyak tindakan pencegahan yang patut


dipertimbangkan.

Aku harus mencatatnya.

Baik! Sekarang, yang tersisa adalah mempraktikkannya!

◆ Sudut Pandang Sanada Seiji ◆

Kemarin malam, saat lagi asyik nelpon dengan Hiiragi-chan, Sana memaksa
masuk ke dalam kamarku, jadi aku tak sengaja mematikan telepon. Setelah
itu, aku mengirim pesan sebagai tindak lanjut. Balasan darinya hanya [Tidak
apa-apa, aku tidak keberatan], tetapi mengingat topik pembicaraan kami di
telepon kemarin, aku mengajukan cuti libur dari pekerjaan magangku di
perusahaan HRG sebagai permintaan maaf, membeli kue di pinggir jalan,
dan menuju ke tempat Hiiragi-chan. (TN : Chapter-chapter sebelumnya
mimin pake kata part-time, sekarang saya ganti jadi magang)

Ketika aku membunyikan bel pintu, Hiiragi-chan membukakan pintu dan


menjulurkan wajahnya.

“Selamat datang.”

Hmmm…? Semuanya kelihatan normal. Melalui pesan kemarin, dia bilang


kalau dia tidak keberatan jadi mungkin memang begitu, tetapi itu juga bisa
sebagai kedok untuk menutupi perasaan dia yang sebenarnya.

“Umm. Aku membeli ini, jadi bagaimana kalau kita makan bareng?”
Kaito Novel | 242
“Eh, benarkah? Terima kasih!”

Ekspresi Hiiragi-chan langsung ceria seperti anak kecil.

Namun, ketika aku mencoba masuk, aku disuruh menunggu.

“Tunggu sebentar. Ayo keluar hari ini! Saat ini, Kencan rumah dilarang.”

“Eh? Kenapa?”

“Bukan apa-apa! Makan kuenya nanti saja, oke? Aku akan menyimpannya di
kulkas.”

Hiiragi-chan berbalik dan berjalan ke dalam sambil memegang kotak kue.

Apa dia sedang merencanakan sesuatu ...? Jika memang itu masalahnya, dia
tipe orang yang tidak pandai menyembunyikan sesuatu, jadi seharusnya aku
bisa menyadarinya dengan cepat.

Kali ini, Hiiragi-chan keluar dengan mengenakan pakaian yang lebih


bagus. Dia menggeraikan rambutnya yang tadinya diikat kuncir kuda dan
sekarang memakai kacamata palsu.

“Ini. Kacamata dan topi untuk Seiji-kun juga. ”

Saat aku memakai topi yang dikasih, Hiiragi-chan memakaikan kacamata


untukku.

“Ya, ini terlihat bagus untukmu.”

“Saat kau bilang pergi keluar, emangnya kita mau pergi kemana?”

“Sesuatu yang Seiji-kun suka.”

Sesuatu yang akan aku sukai? Saat aku memiringkan kepalaku karena
bingung, Hiiragi-chan berjalan keluar sambil menarik tanganku.

Kami masuk ke mobil dan pergi meluncur. Dia lalu mengarahkan setir
mobilnya ke arah kota.

Kaito Novel | 243


Aku ingin membicarkan mengenai topik pembicaraan kami tadi malam,
tetapi sulit sekali untuk membahasnya ...... Hiiragi-chan mungkin juga
berpikir begitu, karena kami berdua terus diam di dalam mobil.

Begitu mobil itu diparkir di tempat parkir koin dan aku pun turun, lalu
sebuah toko permainan menarik perhatianku.

“Sesuatu yang aku suka ... Ah. Maksudnya gim ya?”

“Ya! Belakangan ini aku sedikit tertarik pada gim.”

Begitu ya, jadi begitu yang terjadi.

“Seiji-kun, kamu kadang-kadang membicarakan gim, „kan? Jadi, kupikir aku


mungkin mau mencobanya sedikit. ”

“Jika itu masalahnya, serahkan saja padaku! Tapi Haruka-san, kau bahkan
tidak punya konsol gimnya, „kan? ”

“Aku akan membelinya juga sekarang, jadi tidak apa-apa.”

Ayo pergi, ujar Hiiragi-chan saat kami berpegangan tangan dan masuk ke
dalam toko permainan.

“Terakhir kali aku datang ke sini, Haruka-san, kau diam-diam mengawasi


Sana dan aku dari jauh, kan?”

“Ah, seperti yang kuduga, kamu menyadarinya ya?”

“Siapa juga yang ngga sadar, karena kamu mengeluarkan banyak miasma.”

“Miasma?”

Sepertinya orangnya sendiri tidak menyadarinya. Dia mengeluarkan banyak


miasma yang cukup membiarkan vegetasi di sekitarnya menjadi.

Ada banyak anak SMA di toko, tapi pada pandangan sekilas, sepertinya tidak
ada orang yang aku kenal. Kami mengenakan penyamaran, jadi kupikir kami
takkan ketahuan, tetapi aku masih merasa khawatir.

Kaito Novel | 244


“Haruka-san, tipe apa yang ingin kau mainkan?”

“Emangnya ada jenis permainan apa aja?”

Kita mulai dari sana!? Aaah ... yah karena dia wanita dari keluarga berkelas,
jadi mungkin tak ada banyak kesempatan untuk menyentuh sesuatu seperti
ini.

Aku mengambil beberapa gim dan menjelajahi dari bagian ke bagian sambil
menjelaskan masing-masing genre.

“Hmmm. Aku mengikuti rekomendasi Seiji-kun saja. ”

Setelah memikirkannya sebentar, aku mengambil dua gim, dan memintanya


untuk memilih satu. Ketika itu terjadi….

“Kalau begitu, ayo beli saja keduanya!”

“Dewasa sekali!”

“Fuufuun, tentu saja.”

Dengan wajah sombong, Hiiragi-chan mengantri di kasir, dan membeli


konsol gim beserta perangkat lunaknya.

Begitu aku meninggalkan toko dan menunggu, dia pun keluar dengan
memikul kantong kertas.

“Ayo pulang dan langsung memainkannya”

“Dua orang bisa bermain bersama secara kooperatif, jadi aku bisa
membantumu.”

“Dua orang bisa bermain !? Kalau begitu ayo kita main sama-sama ♪ ”

Dia berjalan dengan penuh bsemangat, aku masuk ke mobil dengan Hiiragi-
chan yang sedang gembira.

Tapi, kenapa dia tiba-tiba tertarik pada gim? Aku memang pernah berbicara
tentang permainan beberapa kali sebelumnya, tapi kenapa baru sekarang ...?
Kaito Novel | 245
Saat pertanyaan-pertanyaan itu masih terngiang-ngiang di dalam diriku,
kami tiba di apartemennya, dan memasuki kamarnya.

Sementara Hiiragi-chan sibuk menyiapkan kue yang aku beli dengan teh, aku
menyiapkan mesin gim. Pada saat itu, aku melihat selembar kertas kecil yang
tersangkut di bawah laptop yang terletak di atas meja.

“….?”

Aku mencoba menariknya keluar, dan menyadari kalau itu adalah catatan
yang ditulis dalam tulisan tangan Hiiragi-chan.

[Cara memulihkan hubungan jenuh dengan pacarmu!]

Aku mengembalikan catatan ke bawah laptop, seolah-olah aku tidak


melihatnya.

Perasaan aneh yang membayangiku hari ini, mungkin adalah ini. Anggap
saja seolah-olah aku tidak pernah melihat catatan itu. Walau aku ingin lebih
dekat dengan Hiiragi-chan. Aku ingin menikmati kehidupan setiap hari
bersamanya. Aku akan merenungkan kalau sikapku sedikit dingin padanya di
telepon tadi malam.

“Seiji-kun? Untuk kue, yang mana yang kamu inginkan?”

“Kamu boleh memilih duluan, Haruka-san.”

“Benarkah!? Lalu, aku takkan menahan diri ... “

Setelah menikmati kue dan teh, kami mulai memainkan gimnya. Hiiragi-
chan, yang baru pertama kali main, berterik gembira seperti, ―Yaah! Hooh,
haah! ‖ Sembari memiringkan dan menggerakkan tubuhnya saat dia
memegang konsol gim.

Melihat gambaran noob tulen, aku menggodanya dan tertawa.

“Ini pertama kalinya aku bermain gim seperti ini, jadi apa boleh buat, „kan?”

Sambil menggembungkan pipinya dan cemberut, dia sekarang mulai duduk


di depan pangkuanku sambil tetap asyik memainkan gim.
Kaito Novel | 246
“Haruka-san, terima kasih banyak.”

"Eh? Apa yang kamu katakan? Fuwaa !? Ini buruk, ini buruk! ”

“Kau sangat payah.”

“Diam!”

Geplak geplak, Hiiragi-chan memukul pangkuanku.

“Kenapa kamu tidak membantuku?”

“Oke, oke.”

“Jika kamu tidak bisa menyelesaikannya, aku akan menciummu.”

“Dan jika aku bisa menyelesaikanya?”

“Akumasih akan menciummu.”

Pada akhirnya, kami akan tetap melakukannya.

Kami terus bermain selama dua jam, tetapi Hiiragi-chan, yang tidak
memiliki akal sehat, tampaknya tidak banyak membuat kemajuan, dan dia
tidak dapat menyelesaikan permainan tanpa bantuanku.

Kaito Novel | 247


Ibu Hiiragi - Bagian 1

Ketika aku bangun, entah bagaimana aku merasa kalau aku kembali ke masa
depan. Kupikir mau bersih-bersih dulu, jadi aku melihat sekeliling
ruangan. Seperti yang kuduga, aku memang kembali ke masa
depan. Smartphone-ku tergeletak di samping tempat tidur, dan aku
sendirian di ranjang yang agak besar.

Terakhir kali, diriku di masa sekarang menulis sebuah catatan, jadi aku bisa
langsung memahami situasinya, tapi kali ini sepertinya tidak ada
catatan. Setelah menemukan tas bisnis yang sering kugunakan, aku
mengeluarkan dudukan kartu nama dan memeriksanya.

“Seiji-kun? Jika kamu tidak cepat bangun, kamu akan terlambat, tahu? ”

Aku mendengar suara Hiiragi-chan dari luar ruangan.

Hiiragi-chan sepertinya terbiasa melakukan ini sebagai kehidupan sehari-


harinya ... perasaan hidup bersama dengannya benar-benar menyenangkan.

Di kartu namaku tercetak nama perusahaan yang tidak aku kenal. Apa aku
tidak masuk perusahaan HRG? Atau jangan-jangan, aku tidak bisa masuk ke
perusahaan HRG?

Ngomong-ngomong, yang terpenting adalah diriku yang sebelum melompati


waktu, memiliki jabatan sebagai karyawan di sebuah perusahaan
besar. Sebuah perusahaan yang biasa dijuluki perusahaan gelap. Tugas kerja
yang menumpuk dan gaji kecil, sangat tidak setimpal dengan standar UMR
yang ada, namun punya jabatan resmi rasanya tidak terlalu buruk juga.
Kalau kupikir-pikir lagi, rasanya sungguh mengherankan kenapa perusahaan
HRG tidak mempekerjakanku.

Terserahlah. Aku keluar kamar sambil masih memakai piama, dan menuju
ke ruang makan, lalu menyapa Hiiragi-chan yang sedang menyiapkan
sarapan.

“Selamat pagi, Haruka-san.”

Kaito Novel | 248


“Ya, selamat pagi.”

Dia mencium pipiku. Bangun, sarapan bersama, saling menyapa dengan


ciuman ... jadi begini kebahagiaan hidup bersama? Namun, sepertinya kami
masih belum bertunangan karena Hiiragi-chan tidak memakai cincin di jari
manisnya.

Kali ini, Natsumi-chan sepertinya tidak tinggal bersama kami.

Begitu aku duduk, aku mulai menyantap sarapan yang


disediakan. Itadakimasu, sembari mengunyah sarapan, aku bertanya pada
Hiiragi-chan.

“Tentang ditambahkan ke dalam keluarga ... jika itu akan resmi, aku harus
menyapa keluargamu.”

“Ah ... Ya ... tapi, tunggu sebentar lagi ya. Situasi rumaku agak berantakan
sekarang, jadi kita bisa melakukannya setelah semuanya beres, oke? ”

Tanpa mengatakan lebih dari itu, Hiiragi-chan mengatakan kepadaku kalau


sudah tidak ada banyak waktu dan menyuruhku untuk bergegas.

Seperti yang diharapkan, kinerja perusahaan HRG sudah menurun drastis.

“ Apa Ayahmu baik-baik saja?”

“Ummm ... kurasa ayah sedang berusaha semaksimal mungkin. Natsumi juga
bekerja keras di perusahaan kami, tetapi tampaknya masih belum membaik.

Dia adalah putri dari CEO perusahaan, jadi kupikir rasanya tidak masalah
meski dia tidak bekerja. Meski begitu, dia benar-benar memiliki segalanya
bersama.

Dari informasi tadi, tampaknya perusahaan HRG belum bangkrut.

Saat kami sedang makan, Hiiragi-chan diam-diam menurunkan sumpitnya.

“Apa ada yang salah?”

Kaito Novel | 249


“Ini mungkin sesuatu yang seharusnya tidak kita bicarakan di pagi hari
begini ... tapi, aku sedang bertengkar dengan ibuku ...”

Dia mungkin bertengkar mengenai masa depan kita.

“Kita mungkin belum mendapatkan restu mereka, tapi kita sudah


menyampaikan keinginan kita kepada kedua orangtuaku ... Seharusnya tidak
apa-apa tanpa menyapa mereka sekarang.”

“Apa maksudmu?”

“Artinya, pembicaraan mungkin takkan berhasil tanpa restu dari mereka.”

“Terus, apa yang akan kita lakukan tentang resepsi pernikahan?”

“Tidak mengadakan resepsi pun tidak masalah. Ini sudah menjadi impianku
untuk bisa bersama Seiji-kun sejak aku mulai berkencan denganmu.”

Hiiragi-chan tersenyum bak bidadari dari khayangan. Mendengar dia bilang


begitu membuatku bahagia, tetapi apa itu benar baik-baik saja? Pada saat dia
berusia 27 tahun, dia mungkin sudah pernah menghadiri pernikahan
temannya. Penampilan mempelai wanita dalam balutan gaun yang indah,
Hiiragi-chan pasti pernah bermimpi berada di posisi itu. Aku bahkan
mendengar kalau upacara pernikahan dilakukan hanya untuk sang mempelai
wanita.

“Mengapa kita tidak mengikuti urutan yang benar dulu? Melompati langkah
seperti itu, ini tidak seperti dirimu, Haruka-san.”

Ya. Sama sekali bukan seperti dirinya. Pemikirannya terlalu negatif.

“Sungguh…?”

Mungkin karena dia bertengkar dengan ibunya untuk masa depan kita.

Tujuan akhir kami adalah untuk menikah dan bisa bersama satu sama lain,
tetapi aku juga ingin pernikahan kami diberkati oleh semua orang yang
terlibat dengan diriku dan Hiiragi-chan.

Kaito Novel | 250


Pernikahan juga merupakan ajang untuk pamer ... Sebaliknya, aku ingin
melihat Hiiragi-chan sebagai pengantin wanita.

Fuwaah, sensasi akan melompati waktu menyelimuti seluruh tubuhku.

Sesaat berikutnya ketika aku membuka mata, aku melihat langit-langit


kamarku yang biasa. Aku langsung mengambil ponsel, lalu memeriksa
tanggal dan waktu sekarang. Aku segera menyadari kalau waktunya masih
sama ketika aku kembali ke masa depan. Tapi, satu jam sudah berlalu.

Sebelum keyakinanku mereda, aku menelepon Hiiragi-chan.

Setelah nada dering terulang untuk sementara, Hiiragi-chan menjawab


dengan suara mengantuk.

―... Ha-halo ...‖

“Haruka-san, selamat pagi.”

―… Selamat pagi…‖

Dia mungkin terbangun karena panggilan teleponku. Nada suaranya agak


kabur.

“Aku akan membuat semua orang menerima pernikahan kita, oke?”

―... Kedelainya ... ada di kulkas ...‖

Dia masih ngelindur ...

“Maaf. Aku akan menikahi seseorang.”

―…… Eh !? Apa!?!? Dengan siapa!?!?‖

Ah, sekarang dia sudah melek sepenuhnya.

“Suatu saat di masa depan.”

―Jadi, itu yang kamu maksud ... kamu bikin kaget saja.‖

Kaito Novel | 251


“Seperti yang kubilang, aku ingin memastikan kita mendapat restu dari
kedua orangtuamu.”

―‘'Kami akan menikah, jadi tolong beri aku Haruka-san.' Sesuatu seperti
itu?‖

“Tidak, itu sedikit ... Fakta kalau kita sedang berpacaran sudah ketahuan
oleh ayahmu, jadi aku pikir untuk membiarkan ibumu juga tahu, dan
membiarkan beliau mengenalku sebagai pribadi.”

Ini sama dengan kasusnya Natsumi-chan. Jika seseorang yang tidak kau
kenal, atau tidak tahu nama mereka, sikapmu terhadap mereka mungkin
akan waspada. Namun, begitu dia mengenalku lebih baik, sikapnya
terhadapku pasti bisa melunak sampai batasan tertentu.

“Jadi, aku ingin kamu juga memberi tahu Natsumi-chan ...”

―Natsumi? Bangun. Ini Seiji-kun.‖

―Uuuu ... Itu tidak mungkin. Aku tidak bisa bangun ...‖

“Dia ada di tempatmu?”

―Dia datang untuk bermain, dan akhirnya menginap.‖

“Kalau begitu, aku akan ke sana.”

―Eh? Tunggu tunggu, aku masih belum siap, jadi tunggu dulu—— ‖

Piii, aku mengakhiri panggilan, dan setelah ganti baju, aku menuju ke tempat
Hiiragi-chan dengan sepedaku.

“... Dorobo-kun ... apa yang kamu pikirkan sih tiba-tiba datang ke tempat
orang pagi-pagi buta begini ... bahkan jika kamu pacarnya, harusnya kamu
menjaga yang namanya sopan santun, tahu?”

Natsumi-chan yang biasanya energik, tampak lesu di pagi hari, sambil


mengucek matanya.

“Seiji-kun? Jika kamu belum sarapan, gimana kalau sarapan di sini saja?”
Kaito Novel | 252
Di sisi lain, Hiiragi-chan sudah berpakaian seperti biasa dan mengajak
sarapan.

“Haru-chan ... untung saja kamu bergegas dan membuatkanmu sarapan, tau
...?”

“Diam.”

Ketika Hiiragi-chan pergi ke dapur, Natsumi-chan dan aku duduk di kursi di


meja makan. Di sana, aku mengutarakan pikiranku pada Natsumi-chan.

“Lalu apa itu berarti, kamu ikut datang juga?”

“Untuk masalah itu, aku akan mengandalkanmu.”

“Haru-chan juga akan kembali ...?”

“Yah ... jika Seiji-kun pergi ...”

Hiiragi-chan memberikan jawaban yang enggan, tapi setelah selesai sarapan,


kami bertiga akhirnya menuju ke kediaman keluarga Hiiragi.

Kaito Novel | 253


Ibu Hiiragi - Bagian 2

Seperti yang diharapkan dari cewek tajir, saat Natsumi-chan menelpon


seseorang untuk menjemput kami, sebuah mobil hitam mewah tiba di
jalanan yang kasar.

“Padahal pakai mobilku juga bisa.”

“Haru-chan, jika kamu yang nyetir, Mama akan marah, tau?”

“Aku tidak mau mendengar apapun yang dikatakan ibu.”

“Aaah, Haru-chan benar-benar menjadi lebih buruk.”

Melihat Hiiragi-chan yang merajuk, Natsumi-chan hanya bisa


tertawa. Sekarang dia mengungkitnya, Hiiragi-chan memang tidak menuruti
perintah orang tuanya.

Seorang lelaki setengah baya yang mengenakan setelan pengemudi


membuka pintu ke kursi belakang.

“Haruka-ojousama, lama tidak bertemu.”

“Yoshinaga-san. Anda tampak sehat-sehat saja.”

Setelah menunjukkan senyumannya, Hiiragi-chan naik ke mobil. Bahkan


seorang amatiran sepertiku bisa tahu kalau senyum yang ditunjukkan
Natsumi-chan dan Hiiragi-chan sama-sama hanya formalitas belaka.

Di sisi lain, si pengemudi, Yoshinaga-san, melirikku, dan kemudian


mendekatkan wajahnya.

“Jadi, kau yang namanya Sanada Seiji.”

“Haaah ... Itu benar.”

Kaito Novel | 254


“Aku sudah mendengarnya dari Tuan. Aku sudah lama menjadi sopir,
mengantar Haruka-ojousama sejak dia masih kecil. ”

Ia menunjukkan ukuran dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.

... Seberapa kecilnya Hiiragi-chan? Apa dia semacam cebol atau kurcaci?

“Aku menyaksikan pertumbuhannya lebih dari orang lain. Bocah tengil


sepertimu tiba-tiba berpacaran dengan Haruka-ojousama, aku takkan
menerimanya. ”

Sebelum aku bisa mengatakan sesuatu, aku ditarik dari belakang dengan
Hiiragi-chan yang menyeruduk.

“Seiji-san adalah kekasihku. Ia sudah dikenali oleh Natsumi. Ini bukan


sesuatu yang kamu, Yoshinaga-san, ikut campuri.”

“Tapi….”

“Tapi, tapi apa? Menghina seseorang yang kuakui, sama saja menghina
diriku. Apa pekerjaanmu? Memelototi kekasihku? Aku mengerti. Jadi,
mundurlah. ”

Ooooh ... Hiiragi-chan, dia sangat keren. Namun, nadanya benar-benar


berbeda dari biasanya.

Natsumi-chan memandang dengan cemas, tapi karena tidak ada yang terjadi,
dia menepuk dadanya dengan lega.

Yoshinaga-san tetap diam ketika Ia melihat kami duduk di belakang, dan


kemudian menutup pintu.

“Menuju ke kediaman utama.”

Setelah memberi tahu begitu, Ia menginjak pedal gas.

Namun, itu adalah reaksi yang cukup wajar. Melihat supirnya bertindak
seperti itu terhadap pasangannya, hanya itu saja bisa terlihat bahwa Hiiragi-
chan sangat dihargai oleh orang lain.

Kaito Novel | 255


“Haru-chan, tidak menyukai kalau orang rumah bersikap seperti itu.”

Seolah dia tidak mendengar suara Natsumi-chan, Hiiragi-chan terus


memegang tanganku sambil menatap ke luar jendela dengan
melamun. Melihat itu, wajah pengemudi, Yoshinaga, yang ditampilkan lewat
cermin, berubah getir sesaat.

“Karena terlalu berharga, kurasa Haruka-san berubah menjadi lebih buruk.”

“Aku tidak berubah menjadi lebih buruk. Setelah kau menjadi dewasa, kau
menjadi mandiri, bukan? ”

Untuk ukuran rumah tangga biasa, bukanlah hal yang aneh bagi seseorang
untuk mulai hidup sendiri setelah lulus kuliah dan mulai bekerja. Tetapi
untuk rumah tangga yang tidak perlu bekerja seperti keluarga Hiiragi,
mereka takkan cocok dengan kejadian normal itu.

Karena penasaran bagaimana kehidupan sehari-hari Hiiragi-chan, Yoshinaga


mengajukan pertanyaan, yang mana dia hanya memberikan jawaban
seperlunya dengan senyum paksa.

Setelah mengendarai mobil selama sekitar satu jam, kami tiba di tempat
tujuan. Kelihatannya seperti rumah besar yang dibuat setelah memotong
bagian dari gunung, dan karenanya, itu cukup besar. Dari gerbang utama,
masih ada jarak untuk sampai ke pintu depan rumah.

“Bagaimana? Dorobo-kun.”

“Aku tidak bisa bilang kalau rumah ini lebih besar dari apa yang aku
bayangkan.”

Aku melirik Hiiragi-chan, dan menyadari kalau dia terlihat tidak terlalu
sehat. Kalau dipikir baik-baik, sejak dia masuk mobil, dia belum banyak
bicara.

“Apak kau baik-baik saja, Haruka-san?”

“Terakhir kali ... tahanan rumah ...”

Apa kejadian itu menyebabkan trauma !?

Kaito Novel | 256


Ketika kami tiba di pintu masuk, seorang pelayan muda menyambut kami,
“Haruka-ojousama, Natsumi-ojousama, selamat datang di rumah” dan
kemudian membuka pintu besar.

Tentu saja, pelayan tersebut juga melirikku.

Pelayan itu mengulurkan tangannya ketika Natsumi-chan secara alami


menyerahkan tas kecilnya.

“Natsumi-chan, apa orang-orang di rumah ini tahu kalau aku akan datang?”

“Aku hanya memberitahu mereka kalau ada teman yang bakal datang.”

Jika kau bilang seorang teman, dan membawa cowok, kurasa akan
menimbulkan berbagai kesalahpahaman.

“Tidak ada apa-apa di kamar Haru-chan, jadi mari kita pergi ke kamarku
dulu.”

Sambil berjalan di karpet yang meredam langkah kaki kami seperti di hotel
mewah, Natsumi-chan menuntun kami ke kamarnya. Kamarnya jauh lebih
luas ketimbang kamar apartemen Hiiragi-chan, dan tentu saja, kamarku
juga. Dengan sejumlah koleksi boneka binatang yang diletakkan di dekat
jendela, kamar ini benar-benar terasa seperti kamar anak perempuan.

“Ojou-sama, haruskah saya membawakan teh?”

“Tidak usah.”

Dia menyuruh pelayan keluar, dan tinggal kami bertiga.

“Dorobo-kun, jangan terlalu sering lirik-lirik, oke?”

“Aku takkan melakukan sesuatu yang tak sopan begitu.”

Aku duduk di sofa. di sebelahku ada Hiiragi-chan yang tampak lesu dan tak
bersemangat.

“Mama sebentara lagi akan pulang, jadi aku akan mengenalkanmu. Aku pikir
dia ingin aku memperkenalkanmu kepadanya tanpa diminta.”
Kaito Novel | 257
“Orang seperti apa ibumu?”

“Dia agak ketat dalam hal sopan santun, tapi selain itu, dia cukup
normal. Yah, untuk Dorobo-kun mungkin akan terasa seperti wanita kelas
atas yang kuat.”

Aku benar-benar melihatnya pada kejadian di restoran hotel, tapi karena aku
tak berbicara tatap muka, aku merasa cemas. Aku datang dalam penampilan
apa adanya, apa ini baik-baik saja?

Kami memutuskan beberapa hal setelah mendiskusikan rencana


menghadapi Mama Hiiragi. Pertama, aku akan diperkenalkan sebagai teman
Natsumi-chan dan bertukar salam serta basa-basi. Mengenai diriku yang
menjadi temannya, yah, itu tidak bohong sih, jadi tidak masalah. Kemudian,
kami akan melihat bagaimana situasinya, dan mengungkapkan
kebenarannya.

Berdasarkan apa yang dikatakan Natsumi-chan, Hiiragi Papa sudah memberi


tahu Hiiragi Mama mengenai diriku. Aku juga ada di sana pada hari
wawancara pernikahan, jadi ada kemungkinan kalau mereka berbicara
tentangku.

“Haru-chan, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu ikut menemui Mama?”

“Aku…”

Hiiragi-chan sedari tadi diam terus. Level energinya sangat rendah.

“Haru-chan, kamu tidak perlu memaksakan diri untuk bertemu dengannya,


tau?”

Hmm? saat aku kembali ke masa sekarang, Hiiragi-chan mengatakan kalau


dia sedang bertengkar dengan Hiiragi Mama.

Apa itu ... sesuatu yang terus berlanjut dari sekarang?

“Kau bertengkar dengan ibumu?”

“Ya ... begitulah adanya.” Balas Hiiragi-chan dengan lesu.

Kaito Novel | 258


“Terakhir kali, ketika kau kembali, itu benar-benar tidak biasa.”

“Bagiku juga ... Kupikir setelah menjadi dewasa dan belajar lebih banyak akal
sehat, aku bisa berani berbicara dengan ibu, tetapi dia memaksaku ke
wawancara pernikahan itu ...”

Ketika dia akan melanjutkan untuk mengatakan sesuatu, suara ketukan


datang dari pintu. Setelah Natsumi-chan memberi tahu kalau mereka bisa
masuk, ada pelayan masuk.

“Nyonya sudah kembali. Apa yang akan anda lakukan?”

... Berpikir kalau ini sudah waktunya, aku akhirnya menjadi gugup. Namun,
Hiiragi-chan memiliki reaksi yang lebih kuat dariku. Aku tak memiliki kesan
kalau ibunya adalah orang yang menakutkan, tapi mungkin ada sesuatu yang
menimbulkan beberapa trauma dari tahanan rumah, atau mungkin karena
mereka sedang bertengkar.

“Terima kasih. Beritahu Mama kalau dia harus menunggu kita di ruang
tamu.”

“Dimengerti.”

Pelayan tersebut melangkah mundur dan menutup pintu.

Pertama-tama aku akan diperkenalkan sebagai teman Natsumi-chan, dan


jika Hiiragi-chan hadir, mungkin akan ada berbagai komplikasi. Itulah yang
diputuskan Natsumi-chan.

Hiiragi-chan yang tidak bersemangat menunggu sebentar di sini, kami


berdua meninggalkan ruangan.

“Apa mereka benar-benar dalam kondisi yang mengerikan?”

“Bagi Haru-chan, bukan seburuk itu. Hanya saja Mama selalu menentang
segala yang dilakukan Haru-chan. Diam-diam mendapatkan lisensi guru
untuk bisa mandiri, mengajar di sekolah, hidup sendiri ... itu saja yang aku
tahu. ”

Kaito Novel | 259


Sebagai hasilnya, Hiiragi-chan akhirnya bisa memenuhi keinginannya
sendiri. Karena tak ada alasan baginya untuk bekerja, bukan berarti aku
tidak mengerti alasan penolakannya. Tapi tetap saja, kupikir itu tidak benar
untuk terus bertengkar seperti ini.

Jika ini terus dibiarkan, Hiiragi-chan akan terus memikul beban ini di masa
depan dan akhirnya menikah tanpa persetujuan orang tuanya. Dan itu sama
saja dengan kawin lari.

Begitu kami tiba di ruang tamu, aku duduk di sebelah Nastumi-


chan. Rasanya benar-benar terasa seperti ruang tamu orang tajir. Sofa yang
kududuki terasa nyaman, dan dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan
yang tak ternilai harganya.

Seorang pelayan segera membuka pintu, dan kemudian Hiiragi Mama


masuk.

Aku berdiri dan membungkuk sedikit.

“Terima kasih telah mengizinkan saya untuk berkunjung ke sini. Nama saya
adalah Sanada Seiji.”

Keterampilan bisnisku berfungsi dalam kecepatan penuh. Ini adalah sesuatu


yang tidak bisa dilakukan oleh anak SMA biasa.

“Terima kasih sudah bersikap sopan. Apa kamu teman yang dibicarakan
Natsumi?”

“Iya. Kami bertemu secara kebetulan, dan hari ini, aku diundang untuk
berkunjung. ”

“Betul sekali.”

Dia terlihat seperti orang yang ramah, dan wajahnya memiliki nuansa yang
mirip dengan Natsumi-chan, dicampur dengan perasaan lembut dari Hiiragi-
chan.

Ya. Dia benar-benar tampak seperti ibu dari dua saudari perempuan. Dia
tampak berusia pertengahan 40-an dan dari ujung kepala sampai ujung kaki
dibaluti dengan pakaian elegan.

Kaito Novel | 260


Hiiragi Mama, mengenakan pakaian Jepang, duduk di seberang
kami. Karena didesak untuk duduk, aku juga menurut untuk duduk.

“Pasti bukan teman dari sekolah, kan?”

“Iya. Seorang teman dari luar sekolah.”

“Pacar?”

Ketika dia bertanya dengan nada menggoda, Natsumi-chan menggelengkan


kepalanya.

“Bu-Bukan itu! Sanada-san hanya memiliki hubungan pertemanan


denganku, makan bersama atau minum teh.”

“Oh? Benarkah?”

Percakapannya berbalik ke arahku, jadi aku dengan tegas menganggukkan


kepala.

“Iya. Saya kebetulan bertemu Natsumi-san beberapa kali di luar, dan jadi hal
itu menjadi seperti ini. "

Natsumi-chan mengangguk dengan pipi yang memerah saat aku


memberikan komentar pendukung.

“Apa Nastumi-chan sering merepotkanmu?”

“Mama!?.”

“Tidak, tidak. Bukan seperti itu. Dia orang yang cukup bertanggung jawab ..”

Sama seperti ini, Hiiragi Mama bertanya tentang bagaimana Natsumi-chan


ketika berada di luar rumah.

Sungguh. Jika kau mengesampingkan fakta kalau dia orang kaya, ini seperti
yang Natsumi-chan katakan, dia adalah ibu normal. Entah bagaimana, Agak
mengecewakan.

Kaito Novel | 261


Tapi, jika memang begitu, aku ingin tahu apakah Hiiragi-chan bisa berbaikan
dengannya.

“Natsumi yang bertanggung jawab, rasanya tak disangka sekali.”

“Karena Onee-sama begitu dungu, wajar saja kalau aku menjadi seperti ini,
„kan?”

Meski beliau tampak tenang, tapi saat mengungkit nama Hiiragi-chan,


tatapannya tiba-tiba berubah menjadi dingin.

Natsumi-chan mengalihkan pandangannya ke arahku. Dia mungkin akan


mengatakannya.

“Mama, Sanada-san ... kamu salah paham dan menganggapnya sebagai


pacarku, tapi dia sebenarnya sudah memiliki kekasih.”

“Oh? Sayang sekali ya, Natsumi.”

“Se-Seperti yang sudah kubilang, itu bukan alasanku menemaninya ... Aaaah,
alasan aku bersamanya di sini adalah murni sebagai teman ... ummm ....”

Hiiragi Mama mulai tertawa setelah melihat keraguan Natsumi-


chan. Sepertinya, meski dia tahu kalau Hiiragi-chan punya kekasih, dia
mungkin tidak ingat namaku.

Demi membantu Natsumi-chan, aku mulai berbicara mengenai tujuan kami


yang sebenarnya.

“Gadis yang aku kencani adalah ... Kakak Natsumi-san, Haruka-san.”

“Ah, begitu ya. Jadi, itu kamu ...”

Yang beliau lakukan hanyalah mengeluarkan suara terkejut. Tak ada reaksi
khusus seperti yang terjadi dengan Hiiragi Papa. Ketika aku melihat
matanya, ketertarikan yang dia punya ketika membahas pacar Natsumi-chan
sudah tidak ada lagi.

Kaito Novel | 262


“... Memang ada sedikit perbedaan umur, tapi kami serius berpacaran satu
sama lain. Su-Suatu hari nanti, kami akan mempertimbangkan untuk
menikah satu sama lain. ”

“Eeeeeeeeeeh!? Yang beneeeeeeeeeeeeeeeeeeeeerrrrr!?”

Natsumi-chan berbalik ke arahku karena terkejut.

“Ka-Kalian sudah di tingkat itu—”

“Natsumi. Jangan berteriak seperti itu. Sangat memalukan. Juga, jaga kata-
katamu baik-baik.”

Baik, balas Natsumi-chan dan kemudian duduk di sofa lagi.

Ketika aku menatap Hiiragi Mama dengan takut-takut, dia mengangguk


beberapa kali.

“Sanada-san, aku sudah mendengar jelas mengenai tekadmu. Silahkan


lakukan apa yang kamu mau.”

Eh?

Eeeeeeeeeeehhhh !?

Kita dapat restuuuuuuuuuuuuuuuu!?

Kaito Novel | 263


Ibu Hiiragi - Bagian 3

“Eeeeeeeehhh !? Mama benar-benar merestui mereka !?”

Dikarenakan mendengar informasi yang tak terduga, Natsumi-chan akhirnya


berteriak lagi.

“Natsumi. Sudah berapa kali aku harus memberitahumu untuk tidak


berteriak memalukan seperti itu?”

“Ah, ya ... ta-tapi, Mah, apa Mama beneran merestui hubungan mereka ...?”

"Dia itu temanmu, „kan? Bukannya wajar kalau aku mempercayaimu?”

“Memang benar sih, tapi ….”

Selama dua atau tiga kali sebelumnya saat kembali ke masa depan, Natsumi-
chan di masa depan adalah orang yang meyakinkan Hiiragi Papa untuk
membiarkan kami hidup bersama. Saat itu, Hiiragi Mama masih menentang
kami. Dia menggunakan alasan klise kalau hubungan romnatis antara guru
dan murid merupakan hal yang tidak pantas atau fakta kalau aku bukanlah
seseorang yang dipilih olehnya.

Aku kembali ke masa lalu untuk mengubahnya. Jadi, rasanya tidak aneh
kalau pemikiran Hiiragi Mama bakal berubah.

“Kita berhasil.”

Bisik Natsumi-chan.

Jika semuanya dibilang berjalan lancar dan berhasil, yah, emang berhasil sih,
tapi ... entah bagaimana, ada sesuatu yang janggal. Hiiragi Mama, orang yang
memperingati sesuatu seperti berteriak itu tidak pantas, membiarkan
seorang guru dan murid untuk terus melanjutkan hubungan romantisme
mereka. Bukannya aneh untuk mempercayakan putrinya yang berharga
kepada seseorang yang baru dia temui selama 4-5 menit?

“Umm, apa anda benar-benar merestui hubungan kami?”


Kaito Novel | 264
“Sanada-san, jika kamu tidak membutuhkan sesuatu seperti itu, maka tidak
perlu menerimanya, tahu?”

“Bukan itu masalahnya. Mulai sekarang, saya…ummm ... ingin bersamanya


selamanya ... Dia adalah wanita yang luar biasa.”

Untung orang yang dibilangin tidak ada. Jika dia ada di sini, dia mungkin
akan kegirangan ketika mendengar kalimat yang memalukan ini.

“Waaah ... kamu benar-benar sangat mencintainya ...”

Bahkan Natsumi-chan ikut merasa malu setelah mendengar


perkataanku. Jangan katakan lagi, bikin malu, tau.

“Dicintai juga merupakan bagian dari status seorang wanita. Haruka benar-
benar bertemu orang baik. ”

Senyum Hiiragi Mama adalah senyum yang sangat kukenal. Rasanya sama
persis dengan senyum palsu Hiiragi-chan.

Aku tidak tahu apa arti di balik senyumnya, tapi ayo kita masuk ke topik
sebenarnya

“Saya dengar anda sedang bertengkar dengan Haruka-san ... Apa anda tidak
ingin berbaikan dengannya?”

“Tidak perlu.”

Penolakan langsung. Sepertinya dia tidak ingin membicarakannya lagi.

Mungkin yang ini. Ini adalah perasaan aneh yang aku rasakan.

“Aku tidak ingat membesarkan seorang anak yang tidak mendengarkan


perkataan orang tuanya. Dia bisa pergi ke mana saja. ”

“... Anda tidak perlu sampai segitu—“

Ini bukan karena diriku dia bilang ―oke‖ pada hubungan kami. Perkataannya
mengindikasikan siapapun tak masalah. Dengan kata lain, dia sudah tidak
peduli lagi dengan Hiiragi-chan.
Kaito Novel | 265
“Dorobo-kun ... jangan mengulik terlalu dalam ...”

Natsumi menarik pakaianku dan memperingatiku dengan suara kecil, tapi


aku masih tidak tahu apa-apa tentang bagaimana perasaan Hiiragi Mama
mengenai Hiiragi-chan.

“Dia akan lulus dari perguruan tinggi dan kemudian bergabung dengan
perusahaan HRG untuk belajar tentang masyarakat dan membentuk koneksi
— aneh sekali bagi anak itu untuk melakukan seenaknya.”

“Itu tidak aneh. Apa yang Haruka-san lakukan adalah hal yang normal. ”

“Keluarga Hiiragi bukanlah keluarga normal.”

Sialan. Mengatakan sesuatu dengan begitu elegan.

“Dia akan membuat koneksi dengan keluarga Sanjou, namun, dia tak mau
berhenti dari pekerjaannya saat ini, dia tidak mau masuk ke perusahaan
HRG, dan dia tidak mau menikahi pasangan yang kami pilih — semuanya
tidak berhasil. Keegoisan yang kupikir akan menghilang saat dia menjadi
dewasa malah menjadi-jadi. Keluarga Hiiragi tidak membutuhkan gadis yang
menolak untuk melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. ”

"Tidak butuh"? Jangan perlakukan Hiiragi-chan-ku sebagai objek.

Aku hendak membentak beliau, tetapi meski aku memprotes di sini, itu
takkan membantu mereka untuk berbaikan.

“Saya pikir Haruka-san tidak menyesali keputusan yang sudah dia buat
untuk dirinya sendiri. Namun, mengenai masalah yang kalian katakan dan
dia yang mengabaikannya, setidaknya dia punya semacam rasa
bersalah. Saya percaya kalau dia ingin berbicara baik-baik dengan kalian
mengenai masalah tersebut. ”

“Apa Haruka sendiri yang mengatakan itu? Saat terakhir kali dia kembali,
sepertinya dia tidak bilang begitu? ”

“Tidak, dia ... tidak mengatakannya secara langsung.”

Hiiragi Mama mengangkat dagunya seakan menyuruhku memandangnya.

Kaito Novel | 266


“Ketika kami mengungkit masalah wawancara pernikahan, dia mendadak
berkata kalau dia akan pergi. Itu adalah sikap yang tidak sopan bagi pihak
lain, jadi yang bisa kita lakukan hanyalah "mencegahnya pergi." Bahkan tak
ada setitik kesudian untuk membicarakan perilakunya.”

“Lalu, kenapa dia kembali? Bukanya itu karena dia pikir kalau hubungannya
dengan ibunya saat ini terasa tidak benar? ”

Aku bisa merasakan darahku mendidih karena rasa kesal. Suaraku terdengar
lebih keras dari yang aku kira. Namun, aku tidak bisa menghentikannya.

“Dia mungkin merasa bersalah karena memberontak terhadap orang tuanya


dan menempuh jalannya sendiri, itu sebabnya dia kembali hari ini! Dia pasti
ingin membicarakannya jika diberi kesempatan. Rasanya sangat menakutkan
bila ditolak terus-terusan. Namun, jika anda selalu memiliki sikap seperti itu,
tentu saja, Hiiragi-chan takkan punya keberanian! "

Tepat saat aku akan berdiri, Natsumi-chan menarik pakaianku untuk


menghentikanku.

“Dorobo-kun ... tenanglah sedikit. Ambil napas dalam-dalam, napas dalam-


dalam. Ah, bagaimana kalau nambah teh lagi— ”

“Aku baik-baik saja sekarang. Maaf.”

“Ti-Tidak masalah …”

Fuuu, fuuu, aku bisa mendengar diriku menghembuskan nafas lelah. Tanpa
aku sadari, entah bagaimana aku menjadi marah.

Sambil terkejut, Hiiragi Mama terus menatapku, dan setelah beberapa saat
kemudian, dia mengambil cangkirnya.

“Dia sudah berusia 24 tahun. Seorang wanita yang telah disentuh oleh orang
lain adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Satu-satunya cara
baginya untuk bisa berguna bagi keluarga Hiiragi adalah menjadi seorang
istri. ”

“Berhentilah memperlakukannya seperti benda! Dia itu putri yang anda


besarkan sendiri, „kan !? Berkat anda, hubungan seksual dilarang sampai
menikah ... Ka-Kami masih belum melakukan apa-apa ...”
Kaito Novel | 267
“Bagian terakhir itu sangat tidak meyakinkan …”

Bahkan dalam kejadian serius seperti ini, Natsumi-chan hampir membalas


seperti guyonan biasa.

“Ummm, ini hanya untuk klarifikasi, tapi saya masih berniat untuk punya
hubungan yang murni dan tulus ...”

“Suaramu sangat kecil sekali. Seakan-akan kamu adalah orang yang berbeda
sebelumnya. ”

Diamlah.

Jika aku membiarkannya ini, ketegangan antara mereka di masa depan nanti
akan terus berkelanjutan seperti Perang Dingin, tanpa ada kesempatan bagi
mereka untuk berbicara. Hiiragi Mama sama sekali tidak tahu mengenai
Hiiragi-chan.

Aku akhirnya bisa kembali tenang.

“Anda sebagai ibunya mungkin tidak terlalu peduli tentang Haruka-


san. Namun, itu tidak benar untuknya. Tolong cobalah untuk memahami dan
berbicara empat mata dengannya.”

Seolah-olah memahami sesuatu, Hiiragi Mama tersenyum tenang.

“Meski aku tidak punya kendali atas dirinya, tampaknya jika Sanada-san
melakukan sesuatu tentang itu, Haruka entah bagaimana akhirnya akan
mendengarkan, ya.”

Bisa jadi begitu, tapi apa yang ingin anda katakan dengan senyum seperti
itu?

Saat aku merasa bergidik, Natsumi-chan menggedor meja.

“—Jika Mama melakukan itu, aku pasti takkan membiarkannya. Tak masalah
jika dia masih belum berhubungan baik dengan Mama. Tidak apa-apa jika
mereka tidak berbaikan. Selama Haru-chan bahagia, kurasa itu baik-baik
saja. Namun, jika Mama berencana untuk menghalanginya, tidak peduli
siapa orangnya, aku takkan memaafkan mereka.”

Kaito Novel | 268


“Itu hanya bercanda. Jaga ucapanmu baik-baik, tatapanmu juga. Tolong
hentikan itu.”

“….Iya.”

Saat Hiiragi Mama berbalik ke arahku, mulutnya mengendur.

“Sepertinya kau benar-benar mengendalikan Natsumi.”

“Ini demi kebahagiaan Haruka-san, kan? Dan juga, ini bukan


mengendalikan, kami hanya berteman. ”

“Maaf kalau aku membuatmu merasa buruk. Aku hanya berpikir kalau kamu
dianggap cukup baik oleh orang lain. ”

Tetap saja, kalimat tersebut terdapat banyak duri di dalamnya.

“Tentang Haruka, jika Sanada-san memang serius, maka, tentu saja, aku
tidak menentang hubungan kalian. Ini adalah keputusan yang diambil
setelah pemikiran yang tepat, berbeda dari sebelumnya.”

“Untuk itu, terima kasih banyak.”

Saat aku menundukkan kepalaku, jari telunjuknya berdiri.

“Tapi dengan satu syarat. Kegigihan, penampilan, kesopanan, karisma — aku


cukup menyukaimu ... Pada titik tertentu, Kamu akan menikah dengan
keluarga Hiiragi. Atau mungkin adopsi. Itulah syarat untuk berpacaran dan
menikahi Haruka. ” (TN : Hmm, intinya Hiiragi Mama kepengen si MC
ngelebur ke keluarga mereka. Jadi. Saat Hiiragi-chan nikah sama MC,
Hiiragi-chan tidak perlu merubah nama keluarganya, tapi si MC lah yang
harus merubah nama keluarganya menjadi ―Hiiragi Seiji‖, karena di
jepang sudah menjadi tradisi kalo si cewek ngerubah nama keluarganya
ngikutin nama keluarga si cowok jika sudah menikah.)

“Wah. Itu sangat tidak masuk akal ...”

Natsumi-chan, dengan mata terbelalak, memandangi Hiiiragi Mama dan aku


secara bergantian.

Kaito Novel | 269


“Ah. Jika hanya itu, maka tidak masalah. ”

“Jawaban yang cepat.”

Ini bukan berarti memiliki dia sebagai pengantin mempunyai arti bagi
keluarga Sanada.

Yah, aku akan menjadi sedikit seperti Masuo-san, dan mungkin


kedudukanku sedikit inferior, tapi jika aku bisa berpacaran dengan Hiiragi-
chan, dan menikahinya, maka itu bayaran yang murah. (TN : Referensi dari
manga The Wonderful World of Sazae-san, Matsuo adalah karakter utama
dalam seri tersebut.)

“Yang menjadi pasanganmu adalah Natsumi juga boleh, loh?”

“Mama!”

Dengan wajah memerah, Natsumi sekali lagi memnggebrak meja dan


menyuarakan protesnya. Suaranya sedikit lebih nyaring dari sebelumnya.

Seperti ini, tanpa tahu apa ini pantas atau tidak, Hiiragi Mama tampak
sedikit tertarik denganku.

Kaito Novel | 270


Ibu Hiiragi - Bagian 4

Ketika aku bertanya kedua kalinya untuk mengkonfirmasi supaya beliau


beneran mau berbicara baik-baik dengan Hiiragi-chan, Dia segera
mengangguk.

“Jika ini permintaan dari calon menantuku, aku tidak bisa menolaknya.”

Dia tersenyum jahil dan mengucapkan kata-kata yang berpengaruh seperti


itu sebelum meninggalkan ruang tamu. Kualitas menggodanya yang
mengatakan sesuatu ironis itu diturunkan ke Natsumi-chan ya.

Alasan mengapa Hiiragi-chan di masa depan ngotot melanjutkan pernikahan


tanpa persetujuan adalah karena pertengkarannya dengan Hiiragi
Mama. Jika Hiiragi Mama menyukaiku, beliau mungkin takkan menjadi
hambatan. Masalah berbaikan dengan Hiiragi-chan mungkin mustahil, tapi
tetap saja, aku ingin mengembalikan hubungan mereka.

Natsumi-chan bersandar ke sofa.

“Puhaaa. Aku jadi dag-dig-dug mengenai apa yang akan terjadi, tetapi
untungnya bisa berakhir dengan baik.”

Dia mengeluarkan ponsel dari kantongnya, dan menekan tombol.

―Aaaahh. Aku takut setengah mati tadi...‖

Dari ujung lain telepon, suara Hiiragi-chan bisa terdengar.

“Umm. Apa ini?”

―Aku pikir ada masalah apa sampai ditelepon Natsumi, dan ketika aku
mengangkatnya ...‖

“Pembicaraan yang baru saja kita lakukan ... Haru-chan sudah


mendengarkannya sejak awal. ”

Kaito Novel | 271


Dia tertawa dan melambaikan teleponnya. Durasi percakapan telah
melampaui dua puluh menit.

―Seiji-kun?‖

“Ya. Ada apa?”

―Terima kasih…. Ah. Ibu sedang memanggilku sekarang, jadi ayo kita
bicara nanti!‖

Tampaknya acara berbaikan canggung antara ibu dan putrinya akan segera
dimulai.

Setelah percakapan berakhir, Natsumi-chan mengembalikan ponsel ke


kantongnya.

“Bagi keluarga Hiiragi, kelahiran anak laki-laki sangat sulit sekali. Bahkan
Papa diadopsi ke dalam keluarga, tahu? ”

“Aaah ... jadi itu sebabnya masalah ini bisa diputuskan tanpa ayahmu.”

Jika aku masuk ke dalam marga mereka, pernikahanku bakal direstui. Ini
bukanlah sesuatu yang harus dibicarakan tanpa ayahnya, tapi jika kekuatan
dalam keluarga dipegang oleh ibu, maka aku bisa mengerti.

“Dengan kata lain, keluarga kami adalah keluarga matriarkal. Bahkan nenek
dan kakek juga sama, dan ini sudah berlangsung lama dalam
keluarga. Karena Haru-chan tidak mendengarkan apa yang Mama katakan,
dia mungkin pada dasarnya akan ditinggalkan, dan aku harus melakukan
wawancara pernikahan dan menyuruh seseorang menikah ke dalam
keluarga. ”

“Kurasa orang kaya punya masalahnya sendiri ...”

Aku mengatakan itu seolah-olah itu masalah orang lain.

“Jadi ... kamu tahu apa yang ingin aku katakan?”

“Apa? Apa Haruka-san akan mendapat tamparan yang bagus?”

Kaito Novel | 272


“Tidak, bukan masalah itu ... Dorobo-kun, itu karena kamu melindungi
kebebasanku. Kebebasan untuk menyukai seseorang, dan kebebasan untuk
menikahi orang yang aku suka. ”

“Aku tidak melakukan sesuatu yang sebesar itu.”

“Bukannya aku sudah pernah bilang? Bagi gadis, cinta adalah sesuatu yang
ingin mereka capai meski harus mempertaruhkan nyawa . Tentu saja itu
adalah sesuatu yang besar.” Ujar Natsumi-chan dengan tawa.

“Di saat seperti ini, aku bingung bagaimana aku harus menyampaikan rasa
terima kasihku ...”

“Tidak apa-apa, jangan permasalahkan hal itu. Yang aku inginkan hanyalah
ibumu bisa berbaikan dengan Haruka-san. ”

“Aku sekarang mengerti betul kenapa Haru-chan sangat mencintaimu.”

Melirik ke arahku, Natsumi-chan mengayunkan kakinya bolak-balik seperti


anak kecil.

“Apa dia akan baik-baik saja, Haruka-san?”

“Apa kamu ingin melihat bagaimana keadaannya?”

Setelah aku mengangguk, kami meninggalkan ruang tamu.

Natsumi-chan mengira mereka akan berada di kamar Hiiragi Mama, tapi


ketika kami tiba di kamar Natsumi-chan, kami melihat ada beberapa pelayan
yang berdiri di luar ruangan diam-diam mendengarkan pembicaraan.

“Jika kalian tidak bekerja, kalian akan dimarahi, tau?”

Ssst, 4 atau 5 pelayan semuanya mengangkat jari telunjuk mereka.

“Haruka-ojousama dan nyonya sedang dalam situasi di mana mereka tidak


akur, tapi, mengapa tiba-tiba ...?”

Kaito Novel | 273


Para pelayan yang telah mengungkapkan kebingungan mereka membuka
ruang yang memungkinkan Natsumi-chan dan aku untuk menguping
pembicaraan.

―Kekasihmu ... Sanada Seiji-san ... Ia orang yang sangat menarik, ya? Aku
barusan berbicara dengannya.‖

―Tentu saja, Ia adalah pacar yang aku banggakan. ‖

―Jaga kata-katamu ... Hah, sudahlah, itu takkan mempan padamu.‖

Natsumi-chan menyenggolku dengan sikunya.

“Kamu dipuji, tuh.”

“Berhenti menggodaku.”

Setelah memperingatkan Natsumi-chan yang bercanda, aku menajamkan


pendengaranku pada percakapan di sisi lain pintu.

―Ibu ... aku minta maaf karena terlalu menentang banyak hal ... aku tidak
pernah bisa mengatakannya sebelumnya ... tapi, aku tidak menyesali
mengenai yang sudah aku lakukan ... aku juga tidak berniat untuk berubah
...‖

―Kalau dipikir-pikir kembali, semua yang kulakukan, mungkin hanya


memaksakanmu, Haruka. Sambil mengatakan itu demi keluarga Hiiragi,
aku ... di suatu tempat di hatiku, aku mungkin sedikit cemburu karena
kamu begitu bebas.‖

Aku mendengar suara terisak. Aku tidak tahu siapa itu, tapi kupikir itu
mungkin Hiiragi-chan.

―Lihat, jangan cengeng. Bahkan dari sebelumnya ... kamu selalu menjadi
anak yang sering menangis ... ―

Suara Hiiragi Mama sedikit bergetar, tetapi kemudian, kesunyian berlanjut


sebentar.

Kaito Novel | 274


―Bagaimana kalau lain kali, kita minum teh? Biarkan aku mendengar
tentang pekerjaanmu, dan juga tentang Seiji-san.‖

―Ya….‖

―Kamu boleh pulang kapan saja ketika kamu punya waktu luang.‖

Mendengar nada suara Hiiragi Mama yang menjadi lebih lembut, Natsumi-
chan dan para pelayan mulai menangis.

“Haru-chan, bukannya itu bagus ...”

“Kenapa kalian menangis?”

“Jangan ribut…”

Kami mendengar suara langkah kaki, jadi kami mundur sedikit dari pintu.

Melihat Hiiragi-chan berjalan keluar sambil menyeka air matanya, aku


langsung menyambutnya.

“Haruka-san.”

“... Seiji-kun ...”

Dengan berani, aku memeluk Hiiragi-chan di lorong.

“Berkat Seiji-kun, aku bisa melakukannya. Aku bisa berbaikan dengan ibu.”

“Tidak. Itu karena kau punya keberanian. Hari ini, bahkan terakhir kali Kau
kembali ke rumah. Jika tidak, bahkan aku takkan tahu apa kau ingin
berbaikan dengannya atau tidak. ”

“Biasanya, kamu tidak akan tahu itu."

“Aku hanya punya firasat kalau kau mungkin merasa seperti itu.”

Hiiragi-chan sekali lagi menangis di dadaku.

Kaito Novel | 275


“Terima kasih. Terima kasih…”

Tolong berhenti menatapku dengan mata berkaca-kaca.

Dia segera menutup matanya, dan meminta ciuman.

“Ehemmm. Aku minta maaf karena mengganggu di momen yang penuh


membahagiakan ini, tetapi semua sedang melihat, tahu? ”

Mendengar Natsumi-chan memanggil kami, kami langsung berpisah. Dari


bayangan pilar di sebelahnya, ada beberapa pelayan menatap kami dengan
minat yang mendalam dan tatapan penuh gairah.

“Kohon ... Ayo kita pulang.”

“Ma-mari kita lakukan itu.”

“Ini sebabnya kenapa pasangan bodoh begitu ...”

Natsumi-chan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

Meninggalkan pintu masuk, sebuah mobil segera tiba dengan Yoshinaga


sebagai pengemudinya. Setelah keluar dari kursi pengemudi, Ia
menundukkan kepalanya ke arahku.

“Sanada-sama. Saya minta maaf atas sikap lancang saya sebelumnya. Dari
apa yang sudah saya dengar, Anda telah direstui oleh
nyonya. Selamat. Yoshinaga ini, sangat mengagumimu.”

“Tidak perlu begitu hormat, tidak apa-apa.”

“Mulai sekarang, tolong perintah saya sesuka anda.”

Wah terima kasih. Entah bagaimana, ini hampir membuatku ingin lebih
perhatian.

Ketika kami masuk ke mobil, Hiiragi Mama keluar untuk mengantar kami.

“Haruka, Seiji-san?”

Kaito Novel | 276


“Ada apa, Ibu?”

Aku memiringkan kepalaku saat beliau mengatakan sesuatu yang mungkin


seharusnya dikatakan sedikit lebih awal.

“Karena status kalian masih guru dan murid, harap berhati-hati dengan
tindakanmu. Aku tidak ingin ada seorang penjahat dari keluarga Hiiragi. ”

“Ki-Kita tidak akan melakukan hal aneh seperti itu.”

Aku juga menindaklanjuti perkataan Hiiragi-chan.

“Tidak masalah. Aku akan memastikan untuk mencoba dan menahannya.”

“Itu sama saja kamu bilang kalau aku tidak memiliki kontrol diri.”

“Yah, Haru-chan, tidak peduli bagaimana kamu memikirkannya, kamu


cukup impulsif.”

“Bahkan Natsumi juga...”

Melihat Hiiragi-chan yang cemberut, Hiiragi Mama terkekeh.

“Selama ada Seiji-san, kupikir aku bisa merasa lega. Tapi, kelalaian dilarang
... Jelas, jangan biarkan siapa pun mengetahuinya.”

Hiiragi-chan dan aku saling memandang dan mengangguk pada saat


bersamaan.

“ “Iya.” ”

Setelah menyelesaikan salam perpisahan kami, mobil mulai berjalan dengan


tenang.

Kaito Novel | 277


Kaito Novel | 278

Anda mungkin juga menyukai