Kaito Novel | 2
Kaito Novel | 3
Kaito Novel | 4
Kaito Novel | 5
The Results From When I Time Leaped to My
Second Year of High School and Confessed to
the Teacher I Liked at the Time Volume 03
Kaito Novel
Kaito Novel | 6
Situasi Keluarga Hiiragi Bagian 1
Kami masih menjaga komunikasi melalui SMS dan telepon seperti biasa, tapi
pada hari itu, ada panggilan telepon yang bukan dari Hiiragi-chan.
―Halo? Dorobo-kun?‖
―Itu karena aku tidak tahu nomor ponselmu, jadi aku meminjam ponsel
Haru-chan. Yang lebih penting lagi, ini gawat sekali! ‖
“Haaaaaaaaaaaah!?”
Apa-apaan ituuuuuuuu !?
Kaito Novel | 7
“Eh ..... Apa?”
―Jika kamu tidak tahu, itu berarti ini bukanlah sesuatu yang harus aku
katakan jadi aku takkan memberitahumu ... Bagaimanapun juga, ini sudah
diputuskan kalau nanti akan ada wawancara pernikahan."
―Tentu saja, karena dia sudah berpacaran denganmu, jadi dia menolak
terus-terusan. Namun, dia terpaksa menerimanya. ‖
― Saat ini, dia jadi tahanan rumah ... kurasa dia tak ingin kamu
mengetahui hal ini.‖
Tahanan rumah? Apa yang sedang terjadi, sih? Dia seperti gadis yang penuh
kepedihan.
Suara Natsumi-chan di sisi lain telepon tampak lebih panik dari biasanya,
ketika dia mengulangi kalimat, ―Apa yang harus aku lakukan !?‖ .
―Besok!‖
Apa itu akan berubah dari pertemuan pernikahan paksa menjadi pernikahan
yang sebenarnya? Jika aku menunggu, Hiiragi-chan pasti akan kembali —
Tidak, jika dia terus menolak, bukannya nantinya dia akan dimasukkan
dalam tahanan rumah oleh keluarganya lagi?
―Y-Ya. Aku mendengar info ini dari pembantu yang bermulut ember. "
Kaito Novel | 8
Mungkinkah keluarga Hiiragi-chan benar-benar orang tajir? Natsumi sendiri
pergi ke sekolah bonafid khusus perempuan. Dia barusan bilang pembantu
tanpa ragu sama sekali.
Youto Hotel adalah hotel mewah yang bertempat di prefektur sebelah. Dari
sini, perlu sekitar 2 jam dengan naik kereta api.
Meski aku bilang aku akan pergi, tapi apa yang bisa kulakukan nanti di sana.
Kabur bersama Hiiragi-chan? Layaknya pangeran dalam sebuah dongeng?
Pada wawancara pernikahan, orang tua dari kedua belah pihak mungkin
akan hadir satu sama lain. Jika aku bertindak seperti orang jahat dan kabur
dengan Hiiragi-chan. Bagaimana setelah itu — bagaimana dengan masa
depan kami nanti?
Jika diriku yang sekarang cuma datang untuk mengatakan salamku kepada
Hiiragi-chan ... Mana mungkin kesan mereka akan baik padaku. Masih ada
faktor negatif diriku yang berstatus murid SMA dan Hiiragi-chan yang
menjadi guruku.
Tetap saja, aku tidak bisa duduk dan berdiam diri terus. Mereka adalah
orang tua Hiiragi-chan, yang bahkan pada masa ini, bersikeras untuk
melakukan wawancara pernikahan, dan memaksa jika Hiiragi-chan
menolak. Jika aku membiarkannya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi
pada Hiiragi-chan.
Kaito Novel | 9
[Dorobo-kun, kamu bilang akan menghentikan wawancara pernikahan, tapi
bagaimana caranya?]
Jika aku berhenti di sini, pada akhirnya, hal yang sama mungkin akan
terulang kembali.
Setelah naik kereta dan tiba di stasiun terdekat, aku segera menemukan hotel
yang akan menjadi tempat pertemuan.
Itu adalah gedung tinggi yang bisa dilihat sampai harus mendongakkan
kepala, dan begitu aku masuk, aku melihat panduan hotel. Di lantai paling
atas ke-32 adalah restoran kelas atas. Pemandangan kota dari sana mungkin
terlihat sangat bagus.
Untung saja aku tidak datang dengan seragam sekolah. Aku tahu kalau
tempat pertemuannya di hotel, jadi hari ini, aku diam-diam meminjam
setelan dari ayahku. Jika kau melihanya secara seklias, rasanya tidak terasa
aneh. Tapi jika kau melihat wajahku, aku langsung bisa dikenali sebagai
terlalu muda.
Kaito Novel | 10
Sementara aku menunggu dewi pujaanku di lobi, meski waktunya semakin
dekat, aku masih belum melihatnya sama sekali.
Aku mungkin terlalu parno, tapi mungkin ada beberapa jalur khusus atau lift
untuk VIP …... Misalnya, lift yang memungkinkanmu untuk pergi dari
tempat parkir bawah tanah ke lantai paling atas.
Karena panik, aku langsung naik lift dan menuju ke lantai 32.
Setelah keluar dari lift, aku cepat-cepat memasuki restoran dan meminta
pelayan membawaku ke tempat duduk.
Hari ini, dia mengenakan gaun malam yang dewasa, area bahu, dan bagian
dadanya sedikit terbuka. Gaun itu terlihat seksi dan cocok untuknya, tapi aku
merasa itu bukan sesuatu yang cocok dengan selera Hiiragi-chan.
Saat ini, Dia sedang tersenyum canggung. Di sebelahnya ada orang yang
tampak seperti Papa dan Mama Hiiragi-chan. Di seberangnya ada kandidat
wawancara pernikahan hari ini dan orang tuanya.
Kaito Novel | 11
“Dimengerti.”
Karena merek yang murah takkan mempan, aku memesan merek anggur
yang sedikit mahal.
Mungkin karena aku terlihat seperti sudah terbiasa memesan, atau mungkin
karena setelan yang aku kenakan, atau mungkin juga karena kesan yang aku
miliki seperti kesan seorang pria dewasa, si pelayan tidak keberatan dengan
usiaku dan membawa sebotol anggur merah yang aku pesan. Tanpa
disangka-sangka, menjadi sedikit berani kelihatannya membuat lebih sulit
untuk diperhatikan.
Untuk menjalankan ideku, aku pergi ke kamar kecil dan mengatur pakaianku
agar terlihat seperti pelayan. Aku juga mengubah gaya rambutku agar serasi.
Bingo, mereka sedang sesi makan malam seperti yang aku kira. Apalagi
menunya daging, waktu yang pas untuk munculnya anggur merah.
Dengan ekspresi serius, aku memegang sebotol anggur yang aku beli dan
berkata, "Sebotol anggur merah Bordeaux tahun 1996," atau sesuatu seperti
itu. Aku tidak pernah menyangka kalau pengetahuan yang aku pelajari
selama bekerja part-time waktu kuliah dulu akan berguna di sini.
Tring, aku mengetuk gelas dengan botol. Dan pada volume yang mudah
didengar, aku segera meminta maaf.
Kaito Novel | 12
“Ah.”
“Ketimbang anggur, apa bir lebih sesuai dengan selera anda, nyonya?”
“Ya…”
Baik. Sebelum aku ketahuan, aku membungkuk ringan dan menjauhkan diri
dari meja.
Hiiragi-chan berdiri dari kursinya, dan menuju ke kamar kecil. Aku buru-
buru mengikuti dan mengejarnya.
“Seiji-kun.”
Kaito Novel | 13
Hiiragi-chan bertanya sambil masih memelukku.
“Tentu saja tidak. Aku datang ke sini karena mendengar kabar dari Natsumi-
chan ... Apa kau baik-baik saja? Rasanya pasti berat, ya? ”
“Terima kasih sudah datang. Dan juga, aku minta maaf sudah membuatmu
khawatir, aku baik-baik saja sekarang. Aku dipaksa mengikuti wawancara
pernikahan kali ini. Tentu saja, aku merasa tidak enak untuk pihak lain, tapi
aku menolaknya. ”
Tetap saja, bukannya ini terlalu memaksa? Kesampingkan diriku, jika itu
Hiiragi-chan, mungkin masih ada banyak yang bersedia meminang Hiiragi-
chan sebagai pengantin bahkan tanpa wawancara pernikahan.
Itu adalah senyum yang aku kenal dengan baik. Kali ini, kepalaku yang
dibelai.
“Aku baik-baik saja. Jika aku sudah tidak tahan, aku akan langsung pulang
dari tempat ini, dan itu akan sangat super membosankan, tapi aku akan
berhasil dengan senyum palsu.”
Kaito Novel | 14
Situasi Keluarga Hiiragi Bagian 2
Jadwal acara yang Hiiragi-chan katakan padaku adalah mereka akan pergi ke
taman terkenal di atas hotel yang pernah kudengar. Seolah-olah para orang
tua memberitahu, "Sisanya terserah pada kaum muda," karena mereka
dibiarkan berjalan-jalan berdua.
Walau aku tidak menyukainya, aku harus tetap mengikuti mereka sampai
akhir.
Demi membuntuti Hiiragi-chan dan lelaki paruh baya itu, aku juga
memasuki taman. Taman ini tampaknya dibuat oleh tukang kebun yang
terkenal. Tamannya dipenuhi dengan air, tanaman hijau yang cerah, serta
bunga berwarna-warni. Seakan-akan aku memasuki dunia fantasi.
“Ah, ya ...”
“Hari ini terima kasih banyak. Aku terkejut karena kau begitu cantik.”
Namun, Hiiragi-chan memang terlihat sangat cantik hari ini, seperti yang
dikatakan lelaki paruh baya itu. Hanya saja, jika si lelaki itu melakukan hal
Kaito Novel | 15
yang aneh-aneh pada Hiiragi-chan, kuharap Ia membiarkanku melakukan
itu?
“Aah, jangan khawatir. Lelaki sepertiku ... Aku mengerti kalau aku tidak bisa
menjadi popular. Hanya dengan melihat reaksi seorang wanita, aku bisa
menebaknya ...”
“Itu tidak benar, kok. Aku pikir Sanjou-san adalah orang yang luar biasa ... ”
Jadi, rumor kau akan menjadi populer asalkan punya uang banyak adalah
bohong ... !? Aku terkejut karena hal yang aneh.
Hei, hei, Ossan. Itu cuma sanjungan biasa. Jangan menganggapnya terlalu
serius. Orang Jepang tulen pasti akan mengatakan sesuatu seperti “Yah,
kurasa Kau kelihatannya bukan tipe yang populer,” dengan timing itu,
benar-benar tidak ada.
Kaito Novel | 16
Dari apa yang aku dengar sebelumnya, Sanjou-bocchan adalah garis
keturunan keempat di sebuah perusahaan terkenal dan mapan. Itu artinya
wawancara pernikahan kali ini, bukanlah sesuatu yang benar-benar
diinginkan keluarga Hiiragi. Itu sebabnya, apa dia menyukainya atau tidak,
dia ingin masalah ini diselesaikan dengan damai.
“…”
Kaito Novel | 17
Kaito Novel | 18
“Hei ... bagian mana? Bagian mana dari diriku yang kau suka? ”
Aku adalah tipe orang yang menyelesaikan masalah dengan damai, jadi aku
tak pernah berkelahi dengan orang lain. Jika suatu masalah diselesaikan
kurang lancar, walau dalam kasus terburuk, aku hanya perlu menundukkan
kepala dan meminta maaf karena aku adalah orang yang lemah.
“Jika kau menikah denganku, kau bisa main-main sedikit, loh? Apa
maksudmu tadi saat bilang, "Tolong hentikan" ?”
“... Aku, ummm ... punya seseorang yang aku suka ... seorang kekasih yang
belum kukenalkan pada orangtuaku ... itu sebabnya ... maaf ... aku tidak
bermaksud mengatakan hal luar biasa dalam artian lain ...”
Puchin, aku yang sudah tidak bisa menahan diri lagi, menuju ke bangku
mereka berdua. Bahkan untukku, aku belum secara resmi menyentuh paha
itu !!
“Ka-Kalau begitu — se-sekali saja enggak masalah, „kan! Aku sudah pesan
kamar di hotel ini, jadi ayo pergi. Jika kau membiarkanku melakukannya,
aku akan memaafkan tindakan kasarmu hari ini sepenuhnya, oke? Ayo
pergi."
Gyuu, dengan suara mencicit yang terdengar seperti katak memekik, Ia jatuh
tersungkur di belakang bangku.
Kaito Novel | 19
“Aku hanya seorang lelaki yang kebetulan lewat di tengah lompatan
waktu. Memangnya punya masalah? ”
“Ka-Kau sama sekali tidak punya urusan dengan masalah kami — ini
penyerangan! Polisi! Aku akan memanggil polisi.”
“Bufu ...”
Saat aku mulai menenangkan diri, tiba-tiba aku mendapat inspirasi. Jika aku
bertingkah seperti orang asing yang kebetulan lewat, maka ini takkan
menyebabkan masalah bagi Hiiragi-chan.
Aku terus mengoceh kata-kata yang kejam. Tapi, aku tidak peduli tentang
itu. Ia sendiri yang salah.
Kaito Novel | 20
Ini saran dari seorang lelaki paruh baya yang matang.
“Sialan ... Gufuu ... Aku hanya, aku hanya menginginkan cinta ...”
Aku tidak bisa mempercayai orang ini. Yang dia pikirkan hanya
selangkangannya saja.
“Ak-aku akan memberitahu orang tuaku, dan bahkan orang tua Sanjou-san
juga. Ka-Kalau kamu mencoba melakukan pelecehan padaku! ”
“Melakukan sesuatu yang mesum seperti itu cuma bisa dilakukan sama PSK,
atau dengan pacarmu!”
Supashiiin!
Kaito Novel | 21
Situasi Keluarga Hiiragi Bagian 3
Di lounge hotel, pesta teh akhir untuk hari ini baru saja dimulai.
Seperti yang aku lakukan di restoran tadi, aku berjalan ke meja terdekat
untuk mengawasi mereka. Orang tua dari kedua keluarga memulai
percakapan, bertanya kepada keduanya tentang bagaimana saat di kebun
tadi.
“... Orang ini, dia sudah punya pacar atau semacamnya. Dia sama sekali tidak
tertarik padaku.”
Kaito Novel | 22
Kau tinggal bilang kalau semua itu bohong. Katakan saja pada mereka
kalau itu adalah kebohongan yang dibuat untuk menghentikan pelecehan
seksualnya. Jika kau mengungkapkan bagian pelecehan seksual, maka
dialah yang akan bermasalah, Hiiragi-chan.
“Aku minta maaf. Sebenarnya,aku tidak ingin berbohong ... Aku tidak ingin
bilang kalau aku tidak punya pacar ...! “
Saat dalam kumpul-kumpul rekan kerja dan ditanya tentang ada atau
tidaknya pacar itu adalah masalah yang sama sekali berbeda ketika
melibatkan orang tua dalam wawancara pernikahan. Bobotnya benar-benar
berbeda.
Bahkan aku merasakan kalau perutku agak sembelit. Jika kau bermimpi
untuk menikah, ini adalah gerbang yang harus dilewati.
“Itu karena kalian tidak ingin mendengarkannya, „kan ... !? Kalian selalu
egois memutuskan hal-hal seperti ini! Jadi aku pikir setidaknya akan
bertahan untuk hari ini! "
Kaito Novel | 23
—Kamu tahu kalau Haru-chan benar-benar tidak ingin pulang ke rumah,
‗kan? ‖
Terakhir kali aku melompati waktu dan kembali ke jamanku sendiri, aku
tidak bisa mendapatkan persetujuan untuk menikahinya. Mungkin karena
Hiiragi-chan membawaku kembali ke rumahnya karena keadaan saat ini.
Karena aku bukan orang yang dipilih oleh orang tuanya, karena aku tidak
disetujui oleh mereka, aku tidak bisa menikahinya—
Hal yang sama juga berlaku untuk pendapatan tahunan lebih dari 10
juta. Papa Hiiragi-chan mungkin melebih-lebihkan saat itu. Hiiragi-chan
menghiburku dengan mengatakan kalau itu hanya ayahnya yang terkejut.
Karena merasa khawatir keadaan Hiiragi-chan, aku juga berdiri dari tempat
dudukku. Di tengah jalan, aku meletakkan tanganku di punggung Sanjou-
bocchan saat dia duduk-duduk dengan kedua kaki diangkat. Aku dengan
mudah mendorongnya untuk jatuh, dan menyebabkan Ia mengeluarkan
suara aneh.
“Maaf, permisi.”
“Haruka-san.”
Kaito Novel | 24
“Seiji-kun ... Maafkan aku ... Jika aku berbohong, aku mungkin akan dipaksa
untuk menerimanya ...”
Sehubungan dengan dia ditanya lebih lanjut, dia melakukan apa yang dia
bisa untuk menyembunyikan atau mengalihkankannya. Namun, Hiiragi-
chan tidak pernah mengatakan apapun yang akan merusak kebenaran
hubungan kami.
Sambil menarik tangannya, aku berjalan menuju tangga di mana jarang ada
orang.
“Aku ingin pergi ke suatu tempat yang jauh dimana cuma ada kita berdua ...”
Mungkin tidak ada tempat bagi kita untuk lari. Jika kita tidak memiliki
teman atau keluarga, maka tidak ada masalah. Namun, pada kenyataannya,
masih ada orang tua Hiiragi-chan dan adik perempuannya. Aku juga masih
punya keluarga dan tempat untuk kembali. Dia sendiri punya pekerjaan. Aku
juga ada sekolah. Kehidupan nyata memang begitu, semuanya penuh dengan
berbagai kewajiban.
Jika aku benar-benar seorang siswa SMA yang belum matang, aku akan
menghiburnya dengan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja jika
kita kawin lari. Karena aku sangat mencintainya.
Tapi aku ingin membuat gadis ini bahagia. Aku takkan puas kecuali masa
depan kita cerah. Orang-orang yang terlibat dengan kita ikut bahagia, dan
kita semua memiliki akhir bahagia yang sangat manis.
“... Jangan lari, dan cobalah bertahan sedikit lebih lama lagi, oke?”
Kaito Novel | 25
Sanjou-bocchan dan Papa Hiiragi-chan datang mengejar.
“Aku ... Nama saya Sanada ... Sebelumnya di taman tadi, orang itu mencoba
melecehkan gadis ini, jadi aku akhirnya ikut campur untuk
menghentikannya.”
“Tidak apa-apa…”
“Dan kau ... Sanada-kun, kau muncul di depan putriku yang menangis dan
menghiburnya. Kau bukan sekedar pahlawan atau semacamnya, „kan? ”
“Iya.”
Kaito Novel | 26
Aku mencoba mengatakan itu, tapi berhenti di tengah kalimat.
Bahkan aku harus memiliki tekad yang sama. Aku akan bersembunyi dan
mengalihkannya. Tapi, aku tidak ingin mengubah apapun. Kami belum
melakukan sesuatu yang memalukan—
Papa Hiiragi-chan bertanya padaku dengan tatapan tulus. Kau ini siapa?
Aku menatap lurus ke tatapan mata itu dan membusungkan dadaku. Demi
mendukungku, Hiiragi-chan memegang tanganku.
“Saya— Nama saya adalah Sanada Seiji. Saya saat ini sedang menjalin
hubungan serius dengan Haruka-san.”
Kaito Novel | 27
Situasi Keluarga Hiiragi Bagian 4
“… Ini benar. Bukannya sudah kubilang kalau aku punya pacar, „kan? Orang
itu adalah dia, Sanada Seiji-kun.”
Haru-chan? Jadi itu panggilan Papa Hiiragi-chan untuk anaknya ...? rasanya
agak mengagetkan.
“……”
"Aaaah ...?"
Kaito Novel | 28
Tidak memahami apa yang sedang terjadi, aku menengok ke arah Hiiragi-
chan yang matanya terpejam dengan ekspresi pahit di wajahnya.
“Bahkan bagiku! Wawancara pernikahan kali ini adalah sesuatu yang tidak
aku sukai! Dan kali ini pasanganmu anak SMA !? ”
“Ah…”
“Aku sangat berterima kasih karena kau sudah menolong Haru-chan. Untung
saja dia tidak dikibuli oleh orang bodoh yang vulgar. Selain itu, bisa kubilang
kalau kau punya penampilan yang lebih baik. "
“Itu benar ♪”
“Sejujurnya, aku harus mengakui kalau kau punya keberanian untuk dapat
mendeklarasikan hubunganmu ...!”
“Terima kasih…”
Kaito Novel | 29
“Saat makan siang tadi, pelayan yang menuangkan anggur merah adalah
Sanada-kun, „kan? Kau terlihat sangat ahli, dan gerakanmu juga cukup halus
...! ”
“Terima kasih…”
“Tapi, masalah berpacaran adalah hal yang berbeda! Bukannya kau yang
menjadi masalah, tapi tak peduli siapa orangnya, aku takkan memaafkan
mereka! ”
Aku kira Papa Hiiragi adalah orang tua yang terlalu protektif?
“Ya.”
“Tak peduli apakah kau orang kaya atau anak SMA, aku takkan memberikan
Haru-chan!"
“Bahkan tanpa izin Otou-san, kami berdua masih baik-baik saja! Kami tidak
membutuhkan persetujuanmu! "
“Ya.”
Kaito Novel | 30
“Mou, Seiji-kun, kamu ada di pihak siapa sih?”
Saat aku menyeringai, Hiiragi Papa juga menyeringai. Ah ... kita mungkin
bisa benar-benar akrab.
Orang ini ... aku merasa seperti aku pernah melihatnya sebelumnya ...? Apa
cuma imajinasiku saja?
“Kalau begitu ngga usah ditanyakan lagi. Otou-san sudah menyetujui 70%
darinya.”
“Tuh, „kan. Tak perlu dikatakan lagi. Otou-san sudah menyetujui 90%.”
Kaito Novel | 31
“Haru-chan, diam dulu! Penghasilan tahunan sebesar 10 juta yen. Jika Ia
bisa mendapatkan uang sebanyak itu, Ia boleh muncul di hadapanku
lagi! Jika setidaknya Ia mampu, tak peduli apakah dia anak SMA, atau
kappa, aku akan mengakuinya. Aku pikir hubunganmu takkan bertahan
sampai saat itu! ”
Usai mengatakan itu, Papa Hiiragi langsung berbalik badan dan pergi.
“Aku akan menunggu. Hubungan kita akan terus berlanjut selamanya! Meski
kamu tak bisa punya pendapatan 10 juta, aku sudah benar-benar bahagia,
oke? ”
“Apa?”
“Beliau bilang, kita baru bisa menghadapnya lagi setelah aku dapat
penghasilan 10 juta, „kan? ... Bukankah itu artinya hubungan kita saat ini,
pada dasarnya diakui? Ini mirip seperti persetujuan diam-diam ...”
“Kamu benar!”
Jika kita bertanya pada orangnya sendiri, beliau mungkin akan bersikeras
belum mengakuiku. Tetapi beliau bilang padaku tak masalah muncul di
hadapannya lagi di masa depan. Aku tak tahu apakah itu cuma kiasan, atau
spontanitas, tapi beliau sudah mengatakannya.
“Ya, baik atau buruk, aku takkan bahagia sampai benar-benar direstui.”
“Tentu saja hal yang baik! Otou-san hanya mengatakan apa yang ada di
pikirannya. ”
Ini benar-benar kebalikan dari apa yang beliau rasakan, tapi Ia mungkin
mengerti kalau suatu hari Hiiragi-chan akan terpisah darinya. Bahkan
sekarang, dia sudah meninggalkan rumah dan hidup mandiri.
“Karena berbagai keadaan, aku kehilangan kesempatan untuk itu, tapi ada
banyak hal yang ingin kutanyakan mengenai dirimu dan keluargamu.”
Kaito Novel | 32
“... Itu benar ... Bagiku, ada bagian yang sulit aku katakan, jadi aku tidak
mengatakan apa-apa ... tapi aku akan memberitahumu.”
“Muuu ... Seiji-kun yang bersikap lebih dewasa daripada diriku, jadi agak
merepotkan ...”
“Tapi punya sisi yang bisa diandalkan juga bagus. Masih muda tapi bisa
diandalkan. Kesenjangan itu, selalu membuat jantungku berdetak. ”
[Ditolak mentah-mentah. Tak peduli apakah aku anak SMA atau bukan.]
Kaito Novel | 33
“Aku minta maaf karena sudha membuatmu cemas. Dan juga terima
kasih. Aku senang kamu datang. Terima kasih juga sudah menyelamatkanku
ketika hal-hal buruk akan terjadi padaku.”
“Saat ini, keluargaku hanya mengelola sebuah perusahaan ... apa kamu
pernah mendengar tentang perusahaan HRG? Anak SMA mungkin tak
terlalu tahu.”
HRG adalah tempat aku bekerja sebelum melompati waktu. Itu adalah
perusahaan besar di bidang internet dan telekomunikasi.
“Jika kamu sudah tahu, maka obrolan kita bisa cepat. Otou-san adalah
presiden perusahaan itu. Dan Ia sangat-sangat menghargaiku, sampai-
sampai aku direncanakan akan diberi tempat untuk bekerja di sana setelah
lulus. Aku mulai membencinya ... dan akhirnya aku menjadi guru karena itu
adalah impianku sejak dulu.”
Papa Hiiragi, adalah presiden perusahaanku ... Tidak heran kalau aku
merasa sudah pernah melihatnya sebelumnya.
Kaito Novel | 34
“Tunggu— Hentikan dong. Sebenarnya, aku dipanggil begitu di rumah!”
Bagian tentang dia yang bodoh, dan jumlah orang yang dia kencani sampai
sekarang adalah nol, aku bisa menerimanya sekarang.
Menundukkan kepala kami sedikit, mata kami bertemu. Kami berdua lalu
mengeluarkan kata puu, dan tertawa lepas.
“Seiji-kun ♪”
Kaito Novel | 35
Kunjungan Rumah Selama Liburan Musim Panas -
Bagian 1
“Sebagai pembimbing klub, aku ingin lebih memahami situasi rumah Seiji-
kun, atau sesuatu seperti itu?”
“Uuuu ...”
Kaito Novel | 36
Bukannya aku tidak mengerti minatnya pada kamarku. Kalau dipikir-pikir
lagi, aku memang belum pernah mengundang Hiiragi-chan.
“Ah. Ummm ... ya, itu benar. Setelah pulang sekolah. Namun, sepertinya kau
sedang tidur, jadi aku langsung pergi lagi.”
Kenapa dia tidak mengatakan itu sambil menatap mataku? Apa dia
menyembunyikan sesuatu?
Yah, terserahlah.
“Meski kau datang ke sana, dirumahku masih ada Sana dan orangtuaku, apa
yang akan kau lakukan nanti? Kau cuma bisa ke sana sebagai Pembimbing
klub, loh.”
“Jika itu yang terjadi, maka aku, Hiiragi Haruka, akan melakukan yang
terbaik dalam menyapa Okaa-sama dan Otou-sama Seiji-kun! Tentu saja,
sebagai pembimbing klub.”
“Kalau begitu ... Gimana kalau mampir hari ini? Kebetulan, di rumah lagi
enggak ada orang.”
“Aku mau!”
Kedua orangtuaku pergi kerja semua. Tou-san biasanya pulang agak malam,
dan hari ini juga hari di mana Kaa-san pulang malam. Sana pergi main
dengan Kanata hari ini, dan dia mungkin juga pulang malam.
Kaito Novel | 37
Saat aku membawanya ke kamarku, Hiiragi-chan melihat-lihat sekeliling
ruangan.
“Manga dimasukkan ke dalam kotak berwarna, ada juga beberapa game ...
Meja belajarmu juga tertata rapi ...”
“Ini ngga seberapa. Sebagian cukup acak, kok. Silahkan duduk di tempat
tidur atau sofa. Aku akan pergi membuat teh.”
Meski dia bilang begitu, dia selalu membuatkan untukku. Jadi hari ini,
giliranku untuk membuatkannya teh.
Bukannya sudah kubilang kalau kamu boleh punya hal yang begituan
setelah berusia 20 tahun !? Dia pasti akan mengatakan itu.
Atau mungkin, ini yang kamu sukai...? Sembari menatapku dengan ekspresi
benci.
Kaito Novel | 38
“Aaah. Ini, aaah. Benar, tentu saja. Ini punya Fujimoto! Tuh anak lupa
membawanya dan ketinggalan di sini!”
Layaknya penampilan pegulat pro, aku melempar malajah mesum itu ke tong
sampah.
“Jika itu milik Seiji-kun, aku tidak tahu apa yang akan kulakukan.”
Terima kasih atas perhatianmu, maaf …... Aku diam-diam meminta maaf
untuk semua yang ada di dalam tempat sampah.
“Jika itu tentang Onee-san yang tinggal di sebelah, atau tentang seorang
guru, maka itu aman."
Ini buruk ... Masih ada dua tempat lain ... dengan kartu tersembunyi ...
Memang itu adalah keputusan yang tepat untuk membagi risiko demi
menghadapi skenario terburuk ketika Sana atau Kaa-san menemukannya.
Dikemas ke bagian belakang kotak berwarna yang disamari manga
lain, "manga berbeda". Juga, di dalam paket permainan ada "disk yang
berbeda" di dalamnya.
Kaito Novel | 39
Jika semuanya ditemukan, tamat sudah riwayatku ...
Lalu, kenapa kamu tidak sekalian saja berpacaran dengan gadis SMA? Ada
kemungkinan besar dia akan menatapku dengan tatapan sinis seperti itu!
“Ah. Manga itu. Kau pernah bilang kalau ceritanya menarik, kan !? ”
“Kamu tidak boleh! Jelas tidak bioleh! Lagipula, ceritanya tidak menarik
sama sekali! Maaf!”
Jika dia mengeluarkan satu volume saja, dia pasti akan menyadari di balik
manga itu ...!
“Eh? Tetapi ketika aku melihatnya di toko buku kemarin, sesuatu yang
terjual lebih dari 20 juta kopi ditulis di obi. ” [TN: Obi yang dimaksud
adalah pita kertas yang biasanya melilit di sampul buku di Jepang. Ini
sering digunakan sebagai cara untuk mengiklankan seri atau karya lain
oleh penulis.]
Kaito Novel | 40
“I-itu sih….mungkin kau salah baca?”
“Hmmm ... Tapi ... aku agak tertarik dengan apa yang dibaca Seiji-kun ...”
Maafkan aku! Aku tidak membaca manga yang ditampilkan di depan, tapi
membaca manga yang ada di balik dengan penuh semangat! Kalau dihitung-
hitung, aku mungkin sudah membacanya setidaknya 3 kali!
“Entah bagaimana matamu tampak sedikit merah, apa kamu baik-baik saja?”
Aku menarik volume dari rak yang terpisah, dan entah bagaimana bisa
menundukkan rasa ingin tahu Hiiragi-chan. Tentu saja, aku mengambilnya
dari rak di mana tidak ada apapun di belakangnya.
“Eng-Enggak kok?”
Hiiragi-chan memberiku bagian kanan dari manga. Jika aku menolak untuk
membaca manga pada saat ini, itu akan menimbulkan masalah. Karena itu,
aku menuruti permintaannya.
Kaito Novel | 41
Sekarang apa yang harus kita lakukan?
“Ti-Tidak, ini sebenarnya punya Sana, bukan punyaku. Sampai sekarang, aku
belum pernah bermain game sekali pun. ”
Saat mataku terpaku pada pantat bohai yang menghadap ke arahku, dan
paha mulusnya yang mencuat dari roknya, “Mana yang seru, ya ...?” Dia
mengambil permainan dan melihat bagian belakang bungkus.
Ah. Itu——!
Aku segera mengambilnya. Dari semua permainan yang ada, kenapa dia
harus memilih yang benar ... fiuh, hampir saja.
“Apa itu seru? Lalu, dimana mesinnya? Aku akan menghidupkan saklar.”
Fiuh, ketika aku mengelus dadaku dengan lega. aku membuka bungkus itu
dan memeriksa isinya. Hmmm…? Isinya sama dengan gambar yang ada di
bungkusnya? Lalu, di mana "cakram lain" !? Aku membuat kesalahan
dengan sampulnya!
Semua gim yang disimpan enggak ada yang salah, namun konsol gim
tersebut masih membaca sesuatu. Jadi ada di dalam situuuuuuuuuuuu!
Sudah diatur untuk melanjutkan di tempat itu berhenti, jadi jika itu yang
terjadi——!
Gambar seorang gadis SMA yang cantik dengan ekspresi mesum muncul——!
Bergerak kebih cepat dari seorang ninja, aku mencabut semua colokan.
Aku tidak tahu yang mana, jadi benar bagi aku untuk menarik mereka
semua.
“Apa kabelnya sudah dicabut ...? Ah, ada permainan di belakangnya ... "
“……”
““…….””
Kaito Novel | 43
Nada bicaranya jadi siniiiiiiiiiiiis.
“Dokumenter…?"
Aaah— mampus dah ... Gambar seorang gadis SMA yang menunjukkan
ekspresi ahegao ditunjukkan di beberapa bagian.
“Seiji-kun no bakaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!”
“Aduh!?”
Prak, prak, prak, dia mulai melempar semua yang ada di sekelilingnya ke
arahku sekeras yang dia bisa. Benda-benda yang ada di sekitarnya akhirnya
berasal dari tumpukan manga, dan pada akhirnya, dua koleksi yang aku
sembunyikan terlihat olehnya.
Kaito Novel | 45
Kunjungan Rumah Selama Liburan Musim Panas -
Bagian Kedua
Aku senang dia bisa membaca manga yang menurutku menarik. Namun,
sekarang kami sangat fokus untuk main di rumah, aku tidak tahu harus
berbuat apa lagi.
“Haruka-san ...”
“Apaa?”
Rambutnya yang halus terasa geli. Samponya juga beraroma harum. Ini bau
yang aku tahu, tapi aku tak pernah terbiasa dengannya dan itu selalu
membuat jantungku berdetak lebih cepat.
Setiap bagian dari Hiiragi-chan yang aku sentuh terasa lembut. Aku heran
kenapa wanita selalu terasa begitu lembut.
“Atau apa?”
Aku akan menyentuh payudaramu. Atau begitulah yang aku pikirkan, tapi
aku tak punya keberanian untuk melakukannya. Sebaliknya, aku mencium
leher dan tengkuknya.
“Eh. Bukannya kamu bilang kalau dia akan keluar sampai malam?”
“Tidak, yah ... Aku memang punya urusan, dan cepat kembali setelah
urusanku sudah selesai.”
“…”
Kaito Novel | 47
“Oiya. Kami berencana main game di kamarku. Nii-san mungkin lagi gabut,
„kan? Apa boleh buat, Sana akan mengizinkanmu bergabung dengan kami. ”
“Muu. Apa-apaan dengan cara bicaramu itu !? Kamu pasti lagi banyak waktu
luang, „kan.”
“Berisik - ”
Saat mereka melepas sepatunya, aku berjalan menjauh dari pintu masuk dan
menaiki tangga. Lalu pada saat itu, Aku mendengar percakapan mereka di
pintu masuk.
“Jika Kana-chan sampai segitunya, gimana kalau kita konfirmasi saja? Mu-
mungkin tidak ada ...”
Kaito Novel | 48
“Eh? kalau aku ada di sini? ”
“Kamu ngga boleh masuk, tidak. Tentu saja tidak! Kamarku sangat
berantakan sekarang.”
Kaito Novel | 49
Mana mungkin kedua gadis lemah ini bisa menghancurkan barikade
kamarku. Jika aku tidak memberi mereka kesempatan untuk melihat hal
yang sebenarnya, aku bisa melewati kesulitan ini ...!
Saat aku melirik ke tempat tidur, aku melihat Hiiragi-chan yang sedang
terbungkus selimut.
“Selimut ini ... aromanya seperti Seiji-kun ... aku ingin membawanya pulang
bersamaku ...”
Baik di dalam kamar ataupun di luar kamar, semuanya sangat serius, namun
dewiku benar-benar bebas.
“Nii-san? Apa mungkin ... di dalam ... jika ada seseorang di sana yang tidak
bisa Sana ajak bicara, maka Sana ingin kamu memberitahu dia ... jika tidak,
Sana ingin kamu mengatakannya dengan jelas.”
Mana mungkin aku bisa mengatakannya, „kan? Jika aku mengakuinya, lalu
dia akan bertanya, orang seperti apa pacarmu? Aku ingin bertemu
dengannya, biarkan aku masuk dan memperkenalkan diriku —— tentu saja
akan menjadi seperti itu.
Jika aku bisa bertahan dan terus mengatakan tidak ada, pintu ini takkan
terbuka. Aku harus mempertahankan ini dengan hidupku.
“Di sini ngga ada siapa-siapa kok. Aku cuma lagi beres-beres barang
sekarang, jadi semuanya sedang berantakan dan kamu tidak bisa masuk. ”
“... Jika Ia begitu keras kepala, ada kemungkinan besar pacarnya kalau
adalah seseorang yang tidak bisa dikenalkan dengan kita."
Kaito Novel | 50
Giku.
“... Seiji-kun, secara tidak langsung berbicara, pada liburan musim panas ini
sebagai kesempatan untuk membawa gadis-gadis SD ke kamarnya——”
“Itu benar, Kana-chan. Tak peduli seberapa besar Nii-san menyukai dada
rata, itu berbeda dengan loli.”
“Hei. Jangan seenaknya memanggilku sebagai bagian dari faksi dada datar.”
“... Terlepas dari ada tidaknya gadis SD, selama kamu tidak membuka pintu,
kita takkan pernah tahu.”
Sialan. Ini sofisme, tapi memang masuk akal. Aku tahu itu salah karena aku
terus mengunci di dalam.
“... Selama kamu tidak membuka pintu, ada dua kemungkinan yang ada pada
saat yang sama ... Seiji-kun yang lolicon dan Seiji-kun yang tidak ...”
“Ummm, kalau aku tidak salah ingat ... itu Kucing Sugar.”
“... Seseorang yang tidak bisa dikenalkan kepada kita, sudah diputuskan ...
Jika bukan gadis SD, kemungkinan lain ...”
“... Seorang cowok yang tidak bisa dikenalkan kepada kita, itu berarti—— Di
dalam ruangan itu, bunga mawar sedang bermekaran.”
Itu tidak mekar sama sekali. Terus, jangan gunakan kata yang mudah
dibayangkan.
“Itu berarti…!? —Pacar Nii-san adalah ... cowok? Karena itu Ia tidak bisa
memperkenalkannya pada Kana-chan dan Sana? ”
“Kumohon, keluarlah…”
Sana, maafkan aku, tapi aku tidak bisa melakukan itu. Bahkan aku punya
sesuatu yang perlu aku lindungi.
Karena aku tidak menaruh perhatian padanya, saat aku sadar, Hiiragi-chan
sudah tertidur pulas. Wajah tidurnya terlihat imut.
“... Sa-chan. Dengan asumsi kemungkinan terburuk ... Bisa jadi itu keduanya.
”
Kaito Novel | 52
“Keduanya?”
“... Kemungkinan kalau di dalam ruangan itu, ada anak laki-laki SD..."
“Hoeh?”
Kaito Novel | 53
“Eh, eeeeehhh !? Ak-Aku turun dari sini !? Aku tidak bisa, tidak bisa, tidak
bisa. ”
Pada saat yang sama, gubraaak, barikade hancur beratakan ditendang Sana
dan Kanata saat mereka masuk.
“Ah. Apa…?”
Haah, aku menghela nafas lega. Mereka berdua mungkin juga melihat
ekspresi legaku.
“Bukannya dari tadi sudah kubilang kalau orang semacam itu tidak ada,
„kan?”
“Lihat „kan? bukannya sudah kubilang. Nii-san mana mungkin punya pacar.
”
Dengan alasan yang masuk akal, entah bagaimana aku bisa berhasil
melarikan diri.
“Kana-chan, ayo pergi? Ayo main game yang baru saja kita beli? ”
“………Ya.”
Kanata, yang sedari tadi duduk di tempat tidur, berdiri, dan akan mengikuti
Sana keluar dari kamar. Namun sebelum membuka pintu, dia berhenti
sejenak.
“… Di tempat tidur itu. Ada bau gadis lain selain Sa-chan. Seprainya juga
agak hangat.”
Giku.
“Itu bau badanku. Baunya harum, „kan? Aku sempat tidur siang, sih.”
“... Jika , kamu memang punya pacar, tolong beri tahu Sa-chan, oke? ...
Lagipula Sa-chan benar-benar menyukai Onii-chan.”
Kanata tampaknya curiga bahwa aku memang sudah punya pacar. Walau dia
mungkin tidak tahu siapa orangnya.
Kaito Novel | 55
“Entah bagaimana semuanya berhasil.”
“Tidak masalah. Seharusnya tidak ada orang di rumah, jadi jangan khawatir.
”
Suun suun, ketika aku mengendusnya, bau Hiiragi-chan bisa tercium dari
seprai.
Aku sekarang agak mengerti perasaan Hiiragi-chan ketika dia bilang kalau
dia ingin membawa selimutku ke rumahnya.
Kaito Novel | 56
Pertandingan Penentuan! Kolam umum
“Buuheeyaaaa...”
“Enggak mauuuuuuu ... Seiji-kun yang galak sama sekali tidak baik ...”
―Aku sih oke-oke aja, tapi Haruka-san, kau ‗kan tidak bisa berenang?‖
―Tidak apa-apa jika aku tidak bisa berenang. Selama aku punya ban
pelampung dan kacamata renang, aku akan bisa mengaturnya.‖
―Kau sih enak aja bilang begitu, tapi bukannya terakhir kali di kolam kau
hampir tenggelam setelah terseret ombak buatan?‖
Kaito Novel | 57
―It-Itu mah kecelakaan ...‖
―Aku cuman tinggal mengambang dengan ban pelampung ini, jadi takkan
ada masalah!‖
Oleh sebab itu, aku memutuskan untuk mengajarinya cara berenang dan
itulah alasan mengapa kami berdua berada di kolam renang umum hari ini.
Setelah flashback berakhir, aku menyadari kalau aku tidak mendengar suara
percikan air lagi. Hiiragi-chan, yang mengenakan pakaian renang tengah
mengambang di sana.
Aku segera membawa sang dewi ke tepi kolam renang. Sambil bernapas
terengah-engah, Hiiragi-chan melepas kacamata dan berbicara.
“Seperti yang kuduga, ini mustahil ... Apakah tidak apa-apa jika aku tidak
bisa berenang ...?”
Pemilihan lokasinya sempurna. Jika memang benar begitu, maka tidak ada
masalah. Aku sendiri tidak keberatan untuk pergi ke pantai. Namun, tentu
lebih baik untuk mengetahui cara berenang demi mencegah kecelakaan. Itu
sebabnya, aku memutuskan untuk memberi sedikit pelatihan khusus dengan
waktu yang kami miliki selama liburan musim panas.
“Kita bisa pergi setelah kau bisa berenang. Jika tidak, aku tidak mau
pergi. Bagaimana jadinya Jika kakiku kram dan aku mulai tenggelam, apa
yang akan kau lakukan nanti, Haruka-san? ”
“Uuuuu ...”
Jika aku terlalu galak dan dia kehilangan motivasinya, itu bakal
buruk. Setelah memutuskan itu, aku pergi ke mesin penjual otomatis dan
membeli minuman sebelum kembali.
“Oi, bocah. Apa kau memerlukan sesuatu dari pacarku?” (Sanada Seiji)
“Eeeh !? Orang ini, kau pacar pak tua ini? ” (Bocah sableng A)
Pak tua ... !? Padahal aku seharusnya masih berusia kelas 2 SMA ...
“Jika itu memang benar, itu artinya Onee-san sudah ditipu olehnya!” (Bocah
pekok C)
“O-Oi ... asal kalian tahu saja, aku ini masih kelas 2 SMA, dan sama sekali
bukan pak tua. Lagipula, aku tidak menipunya sama sekali.” (Sanada Seiji)
Kaito Novel | 60
“Bikin sakit mata!” (Bocah sableng B)
“Onee-san, jika kau benar-benar berpacaran dengan pak tua ini, sebaiknya
kau harus cepat putus dengannya.” (Bocah pekok C)
Tetap tenang, Sanada Seiji. Mereka cuma anak-anak. Seorang pria yang
mudah marah pada mereka sama sekali tidak dewasa.
“Pak tua itu ngga pandai mengajar, jadi biar kami yang akan mengajarimu.”
(Bocah sableng A)
“Jika kau bisa berenang lebih baik dari kami, maka kurasa tidak apa-apa?”
(Bocah sableng B)
“““……….”””
Kaito Novel | 61
Tiga bocah itu mengambil papan seluncur mereka dan mulai menyerangku.
“Siapa yang kalian paggil pak tua? Hei! Baiklah kalau begitu ... biar kuladeni
kalian!”
Itu artinya, aku akan berenang 300 meter sendirian ...? Oke,
baiklah. Keadilan yang mengalahkan keadaan curang memang keren.
“Jangan mengeluh jika aku mengambil pacar yang kau ngaku-ngaku itu, pak
tua.”
Kaito Novel | 62
Apa tidak ada metafora lain yang bisa kau pilih? Sembari memikirkan itu,
aku terus bergerak maju didalam air.
… Ah. Ini buruk. Aku berusaha terlalu keras di awal. Saat asam laktat mulai
menumpuk, lengan dan kakiku menjadi lebih berat.
Ketika aku melakukan giliranku 200 meter, “Sedikit lagi! Kita bisa
menyusulnya! ”Aku mendengar seseorang mengatakan itu.
Ketika aku melihat ke belakang sejenak, aku bisa melihat jarak antara diriku
dengan si bocah sableng hampir dekat.
“Kerja bagus ♪”
“Apa kau tidak bisa menahan diri sedikit, pak tua.” (Bocah sableng B)
Kaito Novel | 63
“Tapi bukannya kalian juga cepat?” (Sanada Seiji)
Nishishi, sembari tertawa seperti itu, para bocah ingusan itu pergi, “Sampai
jumpa, Onii-san,” dan meninggalkan kolam.
“Terkadang, aku memikirkan masa depan kita. Jika kita punya anak, Seiji-
kun mungkin akan menjadi ayah yang baik. ”
“Entahlah.”
Giku.
Apa yang kau lakukan, mencoba membuat suasana yang bagus dan berusaha
kabur?
Kaito Novel | 64
Kekuatan Perubahan Penampilan!
Saat liburan musim panas yang paling menyenangkan dan paling menarik
berakhir, aku menyambut semester kedua sekolah. Sambil melihat orang-
orang yang kukenal datang ke ruang kelas, seorang cowok playboy yang tidak
dikenal tiba-tiba berjalan memasuki kelas.
“Hei, hei, sobatku yang budiman, bisa-bisanya lupa sama wajahku. Apa-
apaan maksudmu heih— ”
Usai membalas seperti itu, cowok playboy tersebut duduk di kursi Fujimoto.
Oi, oi, Ucapnya sembari beberapa kali menepak bahuku. Ia terlihat sangat
bersemangat.
“Siapa yang kau panggil cowok perjaka yang membosankan? Ini bukan
gagal. Malah sebaliknya, ini cukup sukses. Aku menyadarinya, kalau ... …“
Kaito Novel | 65
Singkatnya, si bego Fujimoto memutuskan untuk melakukan debut kelas 2
SMA-nya di semester kedua. Kalau ini sih bukan debut kelas 2 atau debut
semester kedua, melainkan telat debut setelah setengah dari kehidupan
SMA-nya hampir berakhir.
Aku lalu membawa topik itu dengan tiga orang yang berkumpul di klub tata
boga selama istirahat makan siang.
“Eh? Aku ... entahlah ... aku merasa kalau aku selalu seperti ini.”
Aaah. Bisa ketebak sih. Sana dan Kanata juga bisa menerimanya karena
mereka mengangguk berulang kali.
“Kenapa Nii-san juga tidak mencobanya? Kamu mungkin masih akan tetap
membosankan. ”
Kaito Novel | 66
Kembali ke garis waktu di mana masa lalu tidak diubah, debutku mungkin
selama masa kuliah. Itu bukan pada tingkat perubahan penampilan atau
karakter, tetapi aku lebih memerhatikan gaya rambut dan pakaianku.
“…… Jika seseorang itu keren, maka orang yang berada didekat mereka bisa
merasa bangga.”
“Be-Begitu ya ... Karena Nii-san selalu berantakan seperti ini, sulit bagi
Sanna untuk memanggilnya kakakku."
“Aku tidak bilang kamu memalukan! Ta-Tapi, Nii-san ... atau, bukan itu. Jika
Sana ingin punya anggota keluarga yang keren maka Sana akan sangat
senang ... jadi Sana cuma memikirkan hal itu. Itu saja.”
Hiiragi-chan yang sedari tadi diam, melirikku, dan setelah berpikir sebentar,
dia lalu mengangguk.
“Aku mengerti apa yang ingin Sana-chan coba katakan. Aku tak berpikir
Sanada-kun itu aneh, tapi menjadi istimewa mengenai dirimu sendiri dan
memoles diri, benar-benar menambah sedikit daya tarikmu. ”
“Oke, aku mengerti. Aku akan melakukannya. Aku juga akan memulai debut
kelas 2 SMA di semester kedua ini.”
Perawatan yang aku lakukan saat masa kuliah dulu, aku akan
menampilkannya kembali untukmu. Hal tersebut sepertinya membuat
Hiiragi-chan lebih bahagia.
Sepulang sekolah, aku tidak pergi ke salon yang biasa aku kunjungi,
melainkan ke salon yang lebih modis yang terletak di dalam kota. Salon yang
aku kunjungi adalah tempat dengan jendela kaca yang memungkinkanmu
Kaito Novel | 67
untuk melihat ke dalam, dan tampaknya sedikit lebih mahal daripada salon
biasa.
Setelah melihat-lihat isi majalah untuk menemukan gaya yang bagus, aku
memberi tahu penata rambut "Sesuatu seperti ini," dan meminta potongan
yang sama.
Ini akan menjadi yang kedua kalinya aku memoles diriku sendiri, jadi aku
tidak merasa malu. Aku tahu apa yang cocok untukku.
Saat aku kembali ke rumah, ibuku adalah orang pertama yang berkomentar
dengan tatapan curiga, “Apa yang terjadi padamu?”
“Si-Siapa ...?”
“Jika itu Nii-san ... Ia seharusnya lebih tidak modis, kamu, orang yang tidak
Sana kenal...”
Tetap saja, jika Sana bereaksi seperti ini, debutku besok pasti akan sukses.
Kaito Novel | 68
Keesokan harinya, dalam perjalanan menuju ke sekolah, ada beberapa
tatapan yang tertuju padaku.
“Aku tidak merasakan adanya tatapan cewek, setidaknya sampai pada titik
yang kau bicarakan.”
“Ke-Kenapa memangnya?”
Sambil kebingungan akan reaksi Sana, aku memasuki ruang kelas dan
reaksinya luar biasa. Terutama dari para cewek.
Bahkan ketika aku membagikan lembaran wali kelas ke cewek yang ada di
belakangku, dia menjawab dengan “Te-Terima kasih ...” wajahnya memerah
sambil memandang ke bawah. Sampai kemarin, dia bahkan tak pernah
mengucapkan sepatah katapun terima kasih.
Kaito Novel | 69
Begitu istirahat dimulai, cewek-cewek dari kelas sebelah datang mengintip
melalui pintu. Rasanya seperti seorang gadis cantik yang pindah sekolah
sebagai karakter utama.
Begitu tiba waktunya untuk jam pelajaran pertama, guru yang bertugas
datang.
Hiiragi-chan, yang menatapku, mulai tersipu. Efek pemolesan ini tak bisa
diremehkan. Hiiragi-chan adalah orang yang bahkan menganjurkannya.
Tampaknya debut semester keduaku telah melampaui harapannya.
“Be-Begitu ya ...?”
“Maksudku, ada sekitar 20-an cewek yang datang untuk melihatnya tadi pagi
...”
Kaito Novel | 70
“Orang yang bergerak cepat mungkin mencoba untuk PDKT sepulang
sekolah.”
“Ha-Hari ini adalah belajar sendiri ... Se-Sensei akan melakukan berbagai hal
di ruang referensi.”
Pergi ke ruang referensi ….. apa itu berarti dia ingin aku pergi juga ...
“Siapa yang kau panggil cowok playboy !? Perutku akan sakit! Kau
membuatku terlihat seperti badut.”
“Karaktermu sangat luar biasa. Jangan mengeluh padaku hanya karena kau
tidak terlalu menonjol di hari kedua. ”
Kaito Novel | 71
“Ya. Aku Sanada yang Haruka-san kenal dengan baik. Sebaliknya, aku
seharusnya tidak terlalu banyak berubah, „kan?”
“Ka-Kamu berubah 180 derajat! Kamu menjadi sangat keren! Bukankah para
cewek dari kelas juga mengatakannya !? ”
“Kenapa!?”
“Aku setuju jika Seiji-kun menjadi lebih keren, tapi aku sangat menentang
kalau kamu semakin populer dengan cewek-cewek di sekolah !!”
Itu adalah suara nyaring yang sepertinya bisa kau dengar di seluruh dunia.
“Memang aku kemarin bilang kalau kamu bisa lebih menawan, tapi ada
batasnya juga, tau. Bukankah kamu menjadi lebih keren daripada murid
SMA lainnya? ”
“Walau kamu membuat klaim itu ... ini cuma sedikit perubahan dalam gaya
rambut. Kau terlalu melebih-lebihkan.”
“Be-Benarkah ...?”
“Betul. Ini tidak adil ... Bagiku, bahkan sekarang, melihat matamu langsung
saja sedikit memalukan ...”
Ya. Dari tadi dia tidak melihat mataku langsung sama sekali.
Kaito Novel | 72
Wajahnya langsung berubah merah padam.
“Aku biasanya selalu khawatir ... jadi sekarang lebih mengkhawatirkan ...
segerombolan cewek mungkin akan menyukai Seiji-kun ...”
Ah, begitu. Karena aku memiliki Hiiragi-chan, tidak masalah untuk tidak
menjadi populer. Aku mencoba mengikuti saran Hiiragi-chan dan Sana
dengan mengubah gaya rambutku, tetapi karena mereka sekarang tahu
bagaimana keadaannya sekarang, seharusnya bisa dibilang kalau mereka
sudah merasa puas.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa mengenai rambut yang sudah dipotong, tapi
jika aku hanya mencuci minyak rambut yang ada di rambutku, kesan itu
harus kembali ke aslinya.
“Ya. Maaf, aku menarik kembali perkataanku meski aku menyuruhmu untuk
melakukannya. ”
“Aku selalu, selalu mengerti ini dari dulu. Seiji-kun itu memang keren. ”
Kaito Novel | 73
Yukiko-san
“Iya….tunggu sebentar~.”
“Ummm, apa Hiiragi Haruka-san sedang tidak ada ... di sini ...?”
“Eh? ……Ah~”
“Eh. Tapi jika dia tidak ada di sini, aku akan pulang saja… ”
Kaito Novel | 74
Demi bisa mendapatkan sekutu lain, aku harus menunjukkan padanya. Aku
serius dan tulus, dalam berpacaran dengan Hiiiragi-chan. Yah, meski kita
sering berciuman, sih.
“Kenapa kamu tidak duduk dulu? Kupikir Hiiragi-chan pasti segera kembali.
”
Aku sudah memberi tahu Natsumi-chan, jadi seharusnya tidak ada masalah
untuk memberi tahu dia.
“Iya. Namaku Sanada Seiji. Aku adalah murid SMA, dan juga murid dari
sekolah Haruka-san, tetapi kami saat ini sedang serius berpacaran. ”
Aku mulai dengan menjawab dengan cara yang sama seperti aku akan
wawancara kerja. Salam yang seperti ini mungkin tidak cocok dari murid
SMA biasa.
“Aku punya sedikit pertanyaan. Kamu „kan masih murid SMA, jadi
bagaimana bisa kamu menyukai Haruka-chan? ”
“Itu ... hal tersebut tidak ada hubungannya dengan dia menjadi guru atau
sesuatu seperti itu ... Aku pikir penampilan dan kepribadiannya cukup
imut—”
Kaito Novel | 75
“Karena dia lebih tua dariku dan berprofesi seorang guru, aku pikir kalau dia
punya pemahaman yang baik tentang banyak hal, tapi kadang-kadang dia
agak labil, dan sedikit bego.”
Sepertinya dia tidak bisa menerima itu. Aku tak tahu bagaimana sikap
Hiiragi-chan sebagai adik perempuan, tapi dari sudut pandang Yukiko-san,
evaluasiku mungkin kelihatan tidak bagus.
“Guffuuu ...”
“... dia cenderung bertindak sebagai orang yang dewasa, dan suka
memanjakanku, dia juga pandai mengerjakan urusan rumah dan memasak,
kulitnya juga cukup lembut dan cantik ...”
Berdiri dari sofa, Yukiko-san berkata, “Aku akan pergi mencari Haruka-
chan!”, Dan meninggalkan ruang tamu.
Hmmm ... Aku kira aku terlalu membanggakan. Namun, dia harus tahu kalau
aku benar-benar mencintai Hiiragi-chan sekarang. Sekitar lima menit
kemudian, Hiiragi-chan datang ke ruang tamu.
Kaito Novel | 76
Hiiragi-chan sedang mengipasi wajahnya dengan tangannya.
“Kakak perempuanmu barusan ada di sini, dia bilang kalau dia pergi
mencarimu. Kurasa kalian tidak saling berpapasan. ”
Setelah mengatakan itu, dia duduk di sebelaaku, lalu memeluk leherku dan
masuk ke mode manja.
“Tu-tu-tunggu dulu...”
“Ah, mungkin—?”
Kaito Novel | 77
“Bukan itu masalahnya sama sekali! … Onee-chan mungkin akan segera
kembali. ”
“Benarkah?”
Pada saat itu, aku menyadari ada sesuatu yang aneh pada bokong Hiiragi-
chan.
“Apa yang harus aku tanyakan sekarang? ... Bagaimana dengan ... ada yang
tidak kamu sukai darinya? Kamu sudah berpacaran cukup lama, „kan ?”
“Bagian yang aku tidak suka ... Ketika dia membalik sakelar, dia akan
kehilangan pandangan sekelilingnya dan terus lari.”
“Dan…”
Kaito Novel | 78
“Ma-Masih ada lagi ...!?”
Meski dia sendiri yang bertanya, Yukiko-san entah kenapa sepertinya tidak
menyukainya. Mata di balik kacamatanya tampak cemas ketika mulutnya
terus cemberut.
“Itu karena reaksimu yang malu-malu terlihat imut, jadi aku kadang-kadang
akhirnya melakukannya …... atau begitulah yang kudengar dari Haruka-
chan.”
“……”
Kaito Novel | 79
Aku memeluk Yukiko-san yang mencoba melarikan diri, dari belakang dan
menangkapnya.
“Maaf. Aku baru saja membeli beberapa alat penyamaran baru, jadi aku ingin
mencobanya ... Pada awalnya, aku hanya ingin membuka pintu dan
mengejutkanmu. Tapi kemudian, Seiji-kun, kamu sama sekali tidak
menyadarinya, jadi aku keterusan.”
Melihat ke dalam kamar mandi, aku bisa melihat kaos yang barusan Hiiragi-
chan lepas.
“Muuu ~ Apa maksudmu mirip guru? Aku memang seorang guru tulen,
tahu.”
“Bukannya aku tidak menyukainya ... Melainkan reaksi yang menyusahkan ...
fakta kalau mereka menyentuh adalah sesuatu ...... yang aku suka ...”
“Ini adalah hubungan yang saling menguntungkan, jadi bukannya ini baik-
baik saja? Seiji-kun yang merasa senang karena menyentuhnya, dan aku
ingin melihat reaksi imutmu. Tuh, bukannya ini bagus? ”
Ketika dia mengenakan kacamatanya, dia terlihat seperti itu, tetapi sifat
jahatnya tampaknya meningkat.
Kaito Novel | 81
W Seiji
……………..
……..
…..
Setelah melihat Hiiragi-chan yang panik dari sudut mataku, aku kembali
menonton televisi lagi
Anjing yang dia rawat tampaknya memiliki nama, Seiji, dan demi bisa akrab,
dia menambahkan sebutan „–kun‟. Karena rasanya benar-benar
membingungkan, aku ingin dia berhenti memanggilnya Seiji-kun ...
Saat aku mampir di akhir pekan, anjing itu sudah duduk di sofa yang
biasanya aku duduki. Hiiragi-chan berjuang sendirian dengan itu.
“Kami memang punya hewan peliharaan, tapi semuanya diurus oleh para
pembantu ... Yang aku lakukan cuma membawanya jalan-jalan sesekali.”
“Apa?”
“Ini membingungkan.”
Di sisi lain, Seiji tampak dalam suasana hati yang girang, itu terlihat dari
ekornya yang bergoyang-goyang sambil memakan makanannya. Melihat
pemandangan ini saja, sudah membuat hadi menjadi damai. Namun, itu
berbeda untuk pihak penjaga. Bagi Hiiragi-chan, ini baru Sabtu pagi, tapi dia
sudah benar-benar kehabisan tenaga.
“Rasanya bikin bingung, jadi apa kau bisa berhenti menambahkan -kun?”
... Hiiragi-chan, mungkin dia lebih condong ke tipe orang pecinta kucing?
Aku suka keduanya, tapi jika disuruh memilih, aku lebih menyukai anjing.
“Lalu, kalau kita punya hewan peliharaan di masa depan, kau mau pilih yang
mana?”
“Ah. Ketika aku disuruh mengurusnya, aku juga diberi banyak mainan. Ini.”
“Ei!”
Setelah melemparnya, suara dering bisa terdengar, dan Seiji bereaksi dengan
melompat untuk mengejar bola tersebut. Dia kemudian kembali ke hadapan
Hiiragi-chan dengan bola.
“Terima kasih.”
“Uuu ... A-jika kamu menggunakan mainan kucing, kamu juga bisa bermain
dengan mereka.”
“Tapi, jika mereka tidak tertarik, mereka akan kesal dan pergi begitu saja.”
Kaito Novel | 84
Aku belum pernah memiliki kucing, tapi aku punya gambaran seperti
itu. Aku sering mendengar kalau mereka seperti tsundere. Di sisi lain, anjing
memiliki sifat deredere.
“…”
“Seiji-kun?”
Aku mengambil bola dan bermain dengan Seiji sebentar. Sepertinya dia agak
mulai nurut karena aku bisa menyuruhnya berjabat tangan, duduk, dan
berbaring. Demi Hiiragi-chan dan diriku, aku ingin membuatnya berpikir
kalau anjing juga bagus untuk dipelihara.
Saat aku mengenakan kerah pada Seiji, Hiiragi-chan berkata, "tolong tunggu
sebentar," sebelum kembali berpakaian seperti Yukiko-san.
“Lihat. Memang butuh banyak perawatan, tapi dia terlihat lucu, kan? ”
Kaito Novel | 85
“Mungkin?”
"Guk guk!"
―Guk!‖
Sepertinya Sana baru saja akan membeli minuman dari mesin tersebut.
“Seperti yang bisa kamu lihat, aku sedang mengajak anjing berjalan-jalan.”
“Anjing siapa?”
“Ah ... Ummm ... Ini anjing Yukiko-san. Aku baru saja mengenalnya.”
“Siapa dia…?”
Hah hah hah, dengan napas kasar, Seiji bergerak menuju kaki Sana dan
mulai menggoyangkan pinggulnya ke samping.
Kaito Novel | 86
“Tu-tunggu! Nii-san, apa yang dilakukannya ~ !? ”
―Grrrrrrrrrrrrr.‖
Dia memelototiku.
“Diam! Nii-san mesum yang menyukai wanita paruh baya! Kamu bener-
bener terburuk! Selamat atas kelulusanmu dari status perjaka! ”
Minuman kaleng yang baru saja dia beli langsung melayang dan mendarat
indah diwajahku.
“Aduh!? Apa yang kau lakukan, dengarkan dulu apa yang ingin aku
katakan— "
“Kamu melakukan hal mesum dengan wanita itu sejak pagi ini, „kan !? Aku
tidak ingin tahu lagi!”
“Se-Setengah baya ... Ap-Apa aku benar-benar terlihat jauh lebih tua dengan
penyamaran ini ...”
Di mata anak SMA, seorang wanita berusia dua puluhan mungkin akan
dianggap setengah baya. Jika aku bilang begitu, dia mungkin akan menerima
lebih banyak kejutan.
“Jika usiamu terlihat lebih tua dari Hiiragi Haruka saat mengenakan
penyamaran, maka itu artinya penyaranmu sukses besar!"
Kemudian, aku ingat apa yang kita bicarakan sebelumnya. Aku menyerahkan
tali pengikat pada Hiiragi-chan dan menyuruhnya mengajak anjing itu
berjalan.
“Jadi?”
“... Kurasa, aku bisa mengerti apa yang ingin Seiji-kun katakan ...?”
“Y-ya ...”
“Yah, jika aku harus memilih, aku lebih memilih anjing. Tapi aku juga
menyukai kucing, jadi aku tak masalah hewan peliharaan apa yang kita
pelihara nanti.”
Kaito Novel | 88
Sambil menunduk ke bawah dan gelisah, dia mengatakan sesuatu dengan
volume yang tidak bisa kudengar.
“Eh, apa?”
“Ummm ... Memelihara anjing atau kucing ... …kurasa, kita baru bisa
mendiskusikan itu setelah kita menikah atau mulai hidup bersama.”
―Guk‖
“... Berjalan-jalan bersama, kami bisa lebih dekat, dan kupikir itu sangat
bagus. Aku juga mengerti daya tarik anjing. ”
Melihatnya mengatakan itu dengan wajah yang merah padam, bahkan aku
pun langsung menyerah. Sekali lagi aku dibuat percaya bahwa Hiiragi-chan
adalah gadis yang paling lucu.
Kaito Novel | 89
Hilang Ingatan - Bagian Pertama
Minggu malam, begitu aku kembali ke rumah, Sana muncul di kamarku. Dia
mungkin ingin bertanya tentang Yukiko-san, yang dia temui siang tadi.
“Dia adalah orang yang kebetulan aku temui. Anjingnya bernama Seiji, dan
akhirnya kami saling mengenal lebih jauh.”
Aku sekali lagi menceritakan kisah yang sudah aku karang sebelumnya.
“Begitu ya ... kalau begitu tidak apa-apa, tapi ... se-sejak kapan kamu begitu
dekat ... cukup dekat sampai melakukan hal cabul ...?”
“... Be-Benarkah?”
“Beneran, sumpah. Kau ini kenapa sih? setelah aku kembali, kau hanya
menanyakan hal yang sama berulang kali ... ”
―Puhah!?‖
Kaito Novel | 90
◆Sanada Seiji◆
“Nii-san ...? Ap-Apa kamu baik-baik saja? I-itu suara benturan yang cukup
keras… ”
“Apa yang kamu katakan? Hentikan itu. Kamu hanya bercanda, „kan? Sana
tidak akan meladeni candaan itu.”
“…… Nii-san?”
Karena dia menatapku dan memanggilku Nii-san, kurasa gadis ini adalah
adik perempuanku.
Sanada Seiji ... Sanada Seiji ... Aku merasa seperti pernah mendengarnya,
atau mungkin tidak ...
“Da-Dan juga. Bagian ini yang paling penting. Nii-san adalah kakak siscon
akut yang mencintai Sana. ”
"Eeeh. Yang benar? Apa yang sudah aku lakukan? Kau memang cantik, sih. ”
“M-moouuuuu, jangan panggil Sana cantik terusssss! Aku nanti bakal jadi
gila. "
Meski dia bilang begitu, tapi aku hanya mengatakan apa yang ada di
pikiranku.
“Te-Terus ... Ini rahasia, tapi kita adalah saudara kandung ... dan juga
sepasang kekasih ...”
“Be-Beneran.”
Aku menyukai adik perempuanku sendiri ... !? Kurasa itu tak bisa dipungkiri
karena aku dipanggil kakak siscon.
Kaito Novel | 92
“I-ini adalah sesuatu yang rahasia, dan tentu saja bahkan Tou-san atau Kaa-
san tidak tahu. Tidak ada orang lain selain kita yang mengetahui ini. Itu
sebabnya kamu tidak boleh memberi tahu orang lain, oke? Apa kamu
mengerti?"
“Y-ya. Yah tentu saja, jika ketahuan nanti bakal mengerikan ...”
Kelihatannya, aku bersekolah di SMA Hasumori terdekat, dan saat ini aku
duduk di kelas 2. Jadi keesokan paginya, aku dibangunkan oleh seseorang
yang sepertinya adalah ibuku, dan pergi ke sekolah bersama Sana. Seperti
yang diberitahukan kepadaku, aku duduk di tempat yang tampaknya
merupakan kursiku di kelas 2-B. Setelah melihat buku catatanku, aku
melihat berbagai catatan yang ditulis.
Kaito Novel | 93
Sambil memegang penghapus baru di tangan, Hiiragi-chan-sensei tampak
kelagapan.
Aku tidak ingat punya penghapus itu. Apa itu benar-benar milikku? Aku
menerima penghapus sambil memiringkan kepalaku. Sensei tampak lega
ketika dia menepuk dadanya.
Ada sesuatu didalam bungkusnya ...? Ada catatan yang terselip dengan
sesuatu tertulis di atasnya.
[Untuk istirahat makan siang hari ini, aku akan menunggu di ruang
referensi sejarah dunia ♪]
Apa..
Apa-apaan iniiiiiiiiiiiiiiiiiii !?
Ruang referensi, apa aku harus membantu mempersiapkan kelas ...? Tidak,
tapi, jika itu yang terjadi, dia bisa bertanya padaku dengan normal. Cara
rumit yang dia lakukan, ruang referensi di mana tidak ada siapa-siapa, dan
memanggilku saat istirahat makan siang ...
Kaito Novel | 94
Hmmm? Fujimoto ...? Aku masih ingat Fujimoto. Aku melupakan semua hal
yang penting, tapi aku kira sesuatu atau orang yang tidak penting, aku masih
ingat. [TN: Absurd banget njirrrr, bukannya kebalik ya:v]
Apa yang akan aku lakukan jika aku benar-benar dapat pengakuan? Ti-
Tidak, jika dipikir baik-baik, mana mungkin ... Mana mungkin guru akan
menyukai muridnya sendiri. Rasanya seperti sesuatu yang terjadi dalam
manga.
Kon kon, begitu aku mengetuk pintu ruang referensi, pintu itu terbuka.
“Ah. Tentang itu, maaf ... Aku tidak tahu kalau itu adalah pesan dari Sensei
...”
"Mou. Saat cuma ada kita berdua, jangan panggil Sensei, tapi Haruka-san,
„kan? ”
“Eh ... Tapi ... Bagaimana dengan ingatan Seiji-kun dan aku yang berpacaran
selama beberapa bulan terakhir?”
“Dilarang bicara dengan nada formal! Itu membuatku merasa jadi orang
asing ... jadi, apa kamu bisa hentikan itu ... "
Melihat Sensei menatapku dengan ekspresi sedih dan tersakiti, dadaku juga
mulai sakit. Kenapa?
“Uuu, cara bicara formal lagi ... Jika itu masalahnya ..."
“Umumu ... Sepertinya masih belum cukup. Ah, benar juga. Apa kamu ingin
melihat celana dalamku !?”
Kaito Novel | 96
“Aku tidak ingin melihatnya! Apa anda orang cabul, Sensei !? Apa yang
hendak anda lakukan ...? "
“Seiji-kun, kamu pernah bilang kalau kamu ingin melihat celana dalamku,
jadi kupikir kamu mungkin ingat jika kamu melihatnya.”
Aku kepingin melihatnya !? Celana dalam sensei !? Berarti, Aku sendiri yang
cabul!
Glek.
“An-Anda salah.”
Fuaaaaaaaaaah !? Aku tak pernah berpikir kalau aku akan menyesali ini
karena tidak memiliki ingatanku!
“Tidak, bukan apa-apa. Aku tidak bisa ... aku tidak mengingatnya sama sekali
...”
“Tapi, jika aku tidak membuatmu ingat, aku tidak menyukainya... Kita benar-
benar pasangan yang saling mencintai ... Itu membuatku jadi sedih.”
Kaito Novel | 97
Melihat wajah sedih Sensei, aku sekali lagi merasakan rasa sakit yang
menjalari diriku. Sebelum aku kehilangan ingatan, aku menyukai Sensei,
„kan? Aku tidak merasakan sesuatu yang istimewa ketika aku bersama Sana-
san sama seperti ketika aku bersama Sensei. Aku tidak ingin melihat wajah
sedih Sensei. Tapi, alasannya adalah karena aku ...
“Ayo ke sini? Atau mungkin karena kamu tidak memiliki ingatanmu, kamu
tidak akan mau ...? ”
“… Permisi.”
Aku mengerti setelah kepalaku dielus saat diberi makan siang. Kami
mungkin berpacaran, tak perlu diragukan lagi.
“Kau tahu? Tadi malam, aku membuat bumbu khusus dan merendam
dagingnya. Aku sangat bersemangat memikirkan betapa bahagianya dirimu,
Seiji-kun. ”
Sensei, benar-benar mencintaiku. Dan, aku tidak punya bukti, tapi Sanada
Seiji mungkin juga menyukai Hiiragi Haruka-san.
“Tidak semuanya.”
Kaito Novel | 98
“Mouuu! Sampai kamu ingat, aku akan terus menciummu! ”
Kaito Novel | 99
Hilang Ingatan - Bagian Kedua
Tampaknya, aku adalah anggota dari klub tata boga yang mirip dengan klub
langsung pulang ke rumah. Jadi sepulang sekolah, seperti yang kudengar
dari Sana-san, aku pergi ke ruangan klub tata boga dan menunggu. Diriku
sebelum hilangan ingatan, seharusnya memiliki hubungan rahasia dengan
adik perempuanku.
Seperti yang kuduga, ada orang yang aku ingat, dan beberapa yang tidak
kuingat. Tempat dudukku di kelas, lokasi loker sepatuku, dan lokasi kelas
biologi, aku tiba-tiba mengingat semua itu. Keluarga atau pacarku, semakin
penting mereka, apa pun tentang hubungan kami, atau kenangan yang aku
miliki dengan mereka semuanya hilang.
“... Sejak makan siang, suasana hati Sa-chan lagi bagus. Itu tidak biasa ... “
“Eh? Benarkah?”
“... Aku tidak tertarik dengan yang begituan, jadi ... maaf.”
“…… Bukan apa-apa ... Seperti yang sudah pernah aku bilang, jika dia benar-
benar menyukaimu sebagai lawan jenis, pastikan kamu harus menolaknya
dengan benar. Menggilingnya sampai berkeping-keping adalah apa yang aku
yakini sebagai kebaikan kakak laki-laki. ”
Setelah melirik padaku, dia sekali lagi mengembalikan matanya ke layar yang
ada di tangannya.
"Ah, Sana-san."
“… Sana-san?”
“Ayo kita pulang. Ayo main game di kamar Sana hari ini! ”
“Tidak, aku masih ada sesuatu yang harus dilakukan, jadi ..."
Sana-san menarik lenganku supaya aku berdiri. Dan pada saat yang sama,
Kanata menarik dari sisi yang berlawanan.
“Kana-chan?”
“... Seiji-kun, bertingkah aneh. Apa itu ada hubungannya dengan suasana
hati Sa-chan yang lagi bagus?”
―Giku.‖
“…Jadi begitu yang terjadi. Lalu, cara bicara formal dan Sana-san …… Apa
kamu mengindoktrinasi Seiji-kun yang hilang ingatan dengan sesuatu yang
aneh?”
“Ak-Aku tidak mengindoktrinasi dia dengan apa pun! Ya-Yang lebih penting
lagi, apa maksudmu dengan sesuatu yang aneh?”
―Gikuun!‖
“... Sa-chan, kamu tidak boleh berbohong ... Aku sedikit mengerti
perasaanmu yang ingin bermesraan dengan kakakmu tercinta.”
“Aku tidak ingin bermesraan dengan Nii-san! Kenapa Sana ingin bersama
Nii-san ... “
Sana-san lari dan meninggalkan ruang tata boga. Aku bisa melihat pipinya
yang basah. Mungkin — dia benar-benar menyukaiku—
“... Kamu tidak boleh, Seiji-kun. kamu jangan mengejar dan menghiburnya. ”
“... Kamu tidak bisa. Jika Seiji-kun punya seseorang yang disukainya ... jika
kamu punya pacar, maka lebih dari itu kau tidak perlu mengejarnya. "
“... Kamu terlalu terguncang ... Aku tidak tahu detailnya, tapi aku setidaknya
mengerti kalau kamu sudah punya pacar.”
Itu berarti dia tidak tahu kalau itu Sensei. Sungguh melegakan…
“... Sa-chan selalu bertingkah kasar. Meski dia murni hanya menyukaimu. ”
"Jika aku punya seseorang yang aku suka, aku ... Sanada Seiji takkan bisa
menganggapnya seperti itu."
“... Ya. Benar-benar seperti itu. Namun, Sa-chan juga salah ... Kemungkinan
besar, Sa-chan sudah mengerti, tapi dia terus menyukaimu saat kamu tidak
dan tidak bisa mengakuinya, dan luka-lukanya terus bertambah besar ...
yang penting, serahkan masalah Sa- chan padaku. "
Kalau dipikir-pikir lagi, ponselku penuh dengan pesan dari Hiiragi Haruka,
bahkan pesan terkirim pun mengirim ke dirinya. Aku pikir mungkin karena
kami tinggal di rumah yang sama, jadi kami tidak perlu menghubungi satu
sama lain, tapi kami tidak berkencan juga bukan kami pecinta. Aku bisa
menerimanya.
“Ada banyak hal yang terjadi, dan sepertinya mereka pulang duluan.”
“Begitu ya, begitu. Aku hampir menyelesaikan pekerjaanku, jadi apa kamu
mau makan malam bersama?”
“Ya.”
Aku ingin tahu apakah diriku yang hilang ingatan bisa diterima Sensei.
Di mobil, aku memikirkan beberapa hal saat hujan terus menghantam kaca
depan.
“Sensei, kita sebenarnya berpacaran, „kan? Situasi ini, bukannya kamu tidak
menyukainya? ”
“Hmmmm, jika kamu bertanya apakah kamu berbeda, maka aku akan
mengatakan kalau kamu sangat berbeda dari yang kukenal. Tapi, meski
“Caramu tsukkomi.”
“Bagian itu!?”
“Iya itu, ufufu, tapi sisanya adalah rahasia. Ini mengingatkanku mengenai
sebelum kita mulai berkencan. ”
Pada saat kami tiba di sebuah apartemen kecil yang bagus, hujan sudah reda.
“Baik.”
“Fugyah!?”
◆ Sanada Seiji ◆
“Oww ...”
“Aku baik-baik saja, tapi ... Haruka-san, apa yang sedang kau lakukan ...?”
“Apa yang aku lakukan, yah ... Ah, barusan kamu memanggilku Haruka-san
bukannya Sensei!”
“Ya, karena Cuma ada kita berdua. Ah, maaf itu kesalahanku. Sensei. ”
“Tidak perlu memperbaikinya. Itu tidak salah! Kamu benar! Mou, kamu
sengaja melakukannya, kan? ”
Aku masih ingat sampai pada titik di mana Sana memukulku dengan bantal,
tapi setelah itu, aku tidak ingat apa-apa sama sekali. Aku memakai
seragamku, dan aku ada di apartemen Hiiragi-chan. Aku tidak tahu apa yang
sedang terjadi. Setelah melihat ponselku, waktu sudah berlalu satu hari dari
saat aku terakhir ingat. Aku pikir mungkin ini lompatan waktu, tetapi
sepertinya bukan begitu.
“Apa kau tidak khawatir? Aku mungkin tidak bisa kembali ke keadaan
semula. ”
“Kalian menanyakan hal yang sama. Seiji-kun adalah Seiji-kun. Aku punya
keyakinan kalau aku akan sekali lagi jatuh cinta.”
Mengatakan sesuatu yang begitu mudah seperti itu, cukup memalukan ...
“Ya. Tidak sama sekali ... Tapi, meski aku kehilangan ingatanku, aku yakin
sekali lagi aku akan jatuh cinta padamu, Haruka-san. ”
Kedua lengannya berada di leher aku, jarak antara kami menjadi cukup
dekat sampai aku bisa merasakan napasnya, dan kami saling bertatapan. Aku
merasakan perasaan hangat dan lembut dari bibir Hiiragi-chan saat kami
berciuman.
“Mana yang lebih baik? Aku yang dengan ingatan atau tanpa ingatan?”
Tanpa menyadari bahwa hujan sekali lagi mulai turun, kami berdua
bermesra-mesraan sekali lagi.
Ketika aku kembali ke rumah, Sana mengambil sikap yang tidak ramah
karena suatu alasan, tapi secara keseluruhan, kehidupanku telah kembali
seperti semula.
Karena aku kalah hompimpa, pada awal Oktober, aku menjadi anggota
panitia penyelenggara festival olahraga.
Terakhir kali aku mengikuti festival olahraga pada kelas 2 SMA, tidak ada
sesuatu yang istimewa. Aku tidak punya sisi bagus yang ditonjolkan, dan juga
tidak menunjukkan sisi yang memalukan ketika melewati tanpa
masalah. Lalu, bagaimana dengan kali ini?
Tidak, maaf, tapi aku terpaksa ikut karena aku kalah hompimpa.
“—Jadi, setiap kali kamu selesai memasukkan bola, kamu harus menurunkan
bar besar ini di sebelah sini.”
Dari aula olahraga terdekat, tim bola basket dan tim bola voli memulai
latihan mereka dengan suara lantang.
“Itu bukan sesuatu yang sangat susah, jadi terima kasih atas bantuan kalian.”
“Sensei masih memiliki urusan yang perlu dikonfirmasi, jadi kita akan
mengakhirinya sampai di sini saja dulu.”
Para anggota panitia lain pun pergi, dan tinggal menyisakan diriku.
“... Ji-Jika kamu melakukan itu kamu juga bersikap baik kepada gadis-gadis
lain, „kan !? Baru saja, bahkan Sensei jantungnya berdetak kencang! ”
Kaito Novel | 110
Kau ngomong apaan sih? Untung saja pintunya tertutup, jadi aku tidak
khawatir.
“Pada dasarnya aku jarang mengobrol dengan cewek-cewek, jadi tidak apa-
apa. Aku tidak sembarangan membuat semangat yang berdenyut-denyut. ”
Aku melakukan pekerjaan dengan tenang, dan ketika aku selesai memeriksa,
aku menyadarinya. Kalau dipikir-pikir, pintu itu, terus ketutup, „kan
...? Jangan-janga ... mana mungkin, „kan ...?
Brak brak
Di ruang penyimpanan ini, tidak ada peralatan yang digunakan oleh tim bola
basket atau tim bola voli yang sedang berlatih sekarang. Jika ada, tempat ini
lebih merupakan gudang daripada ruang penyimpanan. Jika tetap seperti ini
... kita akan terkunci sementara waktu.
Itu berarti, melihat panitia sudah selesai hari ini, beberapa guru yang
bijaksana memutuskan untuk menutup pintu yang sedikit terbuka ... !? Aku
memeriksa di area gelap, jadi aku bahkan tidak menyadarinya.
Tidak apa-apa kalau kita berdua akan sendirian untuk sementara waktu, tapi
tidak bisa keluar rasanya sedikit mengkhawatirkan.
“Mulai sekarang ... kita bisa menggunakan waktu ini ketika kita sendirian ...!”
“Matrasnya agak pengap, tapi kamu masih bisa berbaring di atas mereka ♪”
Ini adalah situasi tanpa harapan di mana kami bahkan tidak bisa meminta
bantuan. Jendelanya terlalu kecil, dan sepertinya tidak ada yang bisa masuk
atau keluar. Apa yang bisa kita lakukan…?
“Setelah kita keluar, kita harus mengeringkan tikar, dan dengan beberapa
lembar baru—“
“Mungkin akan ada seorang guru yang akan menyadari kalau aku tidak
kembali, jadi mereka akan datang mencariku ... aku ingin tahu kapan itu
akan terjadi.”
“…….”
Mungkin saja guru lain akan datang, berjuang sekarang pun bakal sia-sia ...
Untuk saat ini, aku harus menunggu bantuan sama seperti Hiiragi-chan
sambil dipeluk erat olehnya seperti boneka binatang.
[GAMBAR]
“…..…”
“Ti-tidak ada ... hanya saja, kupikir aku mau pergi ke kamar kecil dulu.”
“Kamar kecil….... mana mungkin ada di sini. Ini „kan ruang penyimpanan.”
Ekspresinya menegang, dan beberapa kali dia berkedip secara tidak wajar.
“Itu mungkin…”
“Itu mungkin?”
Tanpa basa-basi lagi, aku langsung bergegas ke pintu dan mulai menggedor
keras-keras. Aku tidak bisa membiarkan seorang wanita dewasa
mengompol. Terlebih lagi orang tersebut adalah pacarku sendiri.
“Ah, maaf.”
“Ah………”
“Setelah aku ngompol, aku akan membunuh Seiji-kun dan kemudian bunuh
diri!”
Zuuunn ...!
“Sanaaaaa! Kau menyelamatkan kami! Bukan aku ... lebih tepatnya ... ninja. "
Hiiragi-chan takkan bisa cukup berterima kasih padanya. Pesan yang aku
terima dari Hiiragi-chan hanya diisi dengan emoji wajah
tersenyum. Rupanya, dia berhasil tepat waktu.
“Sana, aku akan mentraktirmu minum. Mau minta es krim pun ngga
masalah? ”
Meski Sana menarus curiga padaku, dia tidak menahan sama sekali. Es krim,
minuman, dan makanan ringan, aku akhirnya mentraktirnya dengan total
nilai 500 yen.
Pada hari acara festival olahraga, lapangan sekolah yang biasanya kosong,
sekarang dipenuhi orang. Bagaimanapun juga, acara ini diadakan pada hari
libur, dan banyak penduduk setempat datang untuk melihatnya sebagai
hiburan.
“Heeey, Dorobo-kun!”
Seorang gadis melambai padaku dari kursi penonton. Ternyata, orang yang
memanggilku adalah Natsumi-chan.
“Enggak apa-apa, enggak apa-apa. Lagian, aku pasti bisa lulus karena lewat
jalur undangan. Yang lebih penting lagi, lakukan yang terbaik hari ini!”
Sana datang dengan pakaian olahraga dengan ikat kepala merah melilit
kepalanya.
“Ueh, Nacchan ... Murid dari sekolah lain seharusnya ngga boleh datang ke
sini!”
“Itu bukan bohong! Lihat saja nanti. Sana akan jadi juara pertama di semua
lomba! ”
“Tapi, aku sangat terkejut. Dia memiliki dada yang rata jadi dia terlihat
bagus ketika mengenakan baju renang, tapi baju olahraga dengan ikat kepala
benar-benar cocok untuknya. ”
Bila menggambarkan Sana, karena dia memiliki tubuh yang ramping. Apa
pun yang dia kenakan akan terlihat bagus. Atau setidaknya, itulah yang
dikatakan Fujimoto.
Acara lomba yang aku ikuti adalah perlombaan meminjam barang dan
perlombaan makan roti. Karena menjadi bagian dari panitia, aku mengikuti
lomba lebih sedikit daripada orang lain, yang sejujurnya, itu cukup banyak
membantuku.
―——Kali ini, siaran lomba ini dibawakan oleh Fujimoto dari kelas 2-B.‖
Jadi itu kau! Apa yang sedang kau lakukan? Tak kusangka kau punya suara
yang bagus!
... Apa Ia bagian dari klub penyiaran? Bukannya Ia bagian dari klub lari dan
halang rintang ...?
Sementara aku berpikir ada yang aneh, ―door‖ bunyi pistol sebagai
dimulainya perlombaan mulai terdengar, dan bersama dengan para peserta
lomba yang lain, aku berlari langsung menuju ke lapangan, dan tiba di
tempat dengan kartu yang menghadap ke bawah. Dari kiri ke kanan, ada
kartu normal, kartu normal, kartu berbentuk hati, dan kartu normal,
berjejer. In-Ini mencurigakan ... Seharusnya tidak ada kartu seperti itu yang
termasuk dalam alat perlombaan.
“Mana mungkin orang yang seperti ini ada - Seseorang yang di tengah-
tengah melompati waktu dan mengulang masa mudanya."
Itu…..aku.
Dan giliranku, kartu berbentuk hati yang terpaksa aku ambil ... Aaah, aku
punya firasat buruk tentang ini.
Dalam situasi ini, aku harus memilih guru wanita tua dari ruang kesehatan —
tidak, memilih guru olahraga, Komada, mungkin akan lebih lucu—
―Aku, Fujimoto, adalah sahabatnya! Karena itu, aku juga termasuk dalam
pilihannya! ‖
※ Ia tidak termasuk.
Saat aku masih ragu-ragu, peserta lainnya sudah menemukan apa yang
mereka butuhkan dan kembali.
Kau menemukan seseorang yang berada dalam lompatan waktu !? Baik. Jika
sudah begini—
Bukannya kau sendiri yang menyiapkan ini? Kau bahkan memohon untuk
ini. Dan ketika tiba saatnya, kau malah merasa malu !?
“Tolong, cepatlah.”
“Baiklah ♡”
Apa-apaan dengan kepercayaan diri itu? Yang lebih penting lagi, apa kau
tidak bisa melakukan komentar dengan benar? Suara mic-nya sudah
melengking, tahu? Melengking.
“Yah, tidak masalah. Aku bisa mengedit video-nya nanti, dan kemudian aku
bisa memutarnya mulai dari saat Seiji-kun bermasalah dan tersipu, terus
kamu berlari menuju ke arahku ♡. Aku akan menonton itu sambil ditemani
minuman alkohol.”
Acara perlombaan terus berjalan tanpa hambatan, dan setelah beberapa saat,
lomba cheerleading antara tim merah dan putih pun dimulai.
Dodon, suara taiko drum bisa terdengar ketika Kanata melakukan manuver
yang mirip dengan drummer.
Jelas-jelas, dia tidak cocok untuk peran itu. Siapa yang menyuruhnya
melakukannya? Lebih penting lagi, Kanata ….. Jangan takut buat menolak!
Semua orang punya kecocokan masing-masing, oke?
Lomba cheerleading berakhir dengan aman (?), Dan istirahat makan siang
akhirnya tiba.
Apa itu bisa disebut pertunjukkan yang mencolok ...? Seperti biasa, Kanata
penuh misteri.
“Ini..”
“….…”
“Haaah, rasanya capek banget ... Menjadi guru yang bertanggung jawab atas
festival olahraga benar-benar bukan sesuatu yang bisa aku lakukan ... Mou
...”
“………”
“Ah~syukurlah ♡”
“Nii-san, menunjukkan ekspresi cabul adalah sesuatu yang Sana tidak bisa
tolerir!”
Subooh. Pyuun.
“Aduh!?”
Subooh. Pyuun.
Subooh. Pyuun.
Aku bisa tahu kalau itu jelas-jelas bukan 'ide yang bagus' ...
“Sana-chan, yang tidak bisa menerimanya, VS, Haru-chan, yang baru saja
'kebetulan' dipilih. Kamu cuma perlu menggunakan lomba halang rintang
yang bisa diikuti siapa saja sebagai kompetisi! ”
“Eeeh? Tapi aku sibuk sebagai guru yang bertanggung jawab ...”
Sebagai seorang guru, Hiiragi-chan masih ada kerjaan, jadi kalau bisa, dia
harus menghindari kompetisi ini.
“Bisa meminta Nii-san melakukan satu hal yang aku minta padanya, itu tidak
ada hubungannya dengan ini. Ini bukans seberapa ... Namun, Sana akan
mengerahkan seluruh upayanya untuk mengalahkan Sensei ...! ”
“Siscon dan menjijikkan adalah dua hal yang benar, jadi bukannya itu baik-
baik saja?”
“Hei, Imouto. Jika kamu terus berbohong dan melebih-lebihkan seperti itu,
orang-orang pasti akan mengeluh kepada J*RO.”
Dia terus menuangkan bensin ke dalam api. Orang ini ... dia benar-benar
memiliki kepribadian yang menakjubkan.
“Perlombaan halang rintang akan segera dimulai. Siapa pun yang ingin
berpartisipasi, silakan menuju ke garis start.”
Lomba halang rintang mirip seperti acara sampingan saat makan siang, jadi
sekitar 20 orang akhirnya berpartisipasi. Ketika perlombaan secara bertahap
berlanjut, giliran Hiiragi-chan dan Sana pun tiba.
“Sangat lambat!”
Sana adalah orang pertama yang mencapai garis finish, ketika dia meraih
kemenangan, dia membuat pose yang serius.
“Diam.”
“Lagipula, Sana jago dalam olahraga. Namun, itu mungkin buruk bagi Sensei
... ”
“Aku akan berpikir tentang hal ini nanti…. Nii-san, persiapkan dirimu, oke? ”
Hiiragi-chan tersenyum.
“Ini bukan berarti Sana membenci Sensei atau semacamnya, jadi Sana tidak
keberatan untuk bisa akrab dengan Sensei...”
Sebaliknya, aku yakin sosok bayangan itu adalah Hiiragi-chan. Apa dia
merencanakan sesuatu lagi?
Dengan santai aku mencoba berbisik ke telinga Fujimoto. Tapi dia terus
berkata, terlalu dekat, terlalu dekat, dan menunjukkan wajah cabul.
―Semua peserta memulai awalan yang bagus. Sekarang, mari kita lihat
siapa yang akan lebih dulu menyelesaikan tahap pertama! ‖
“Haah?”
“Ap-Apa-apaan iniiiiiiiiiiiiiiiii!?”
Itu adalah daging ayam yang ditaburi tepung dengan hati-hati. Ini mungkin
daging paha.
―Sajian khusus hari ini! Khusus untuk peserta ke-4 , sajian khusus sudah
disiapkan di tahapan lain! ‖
―Dengan daging ayam yang kamu temukan di tahap pertama, tolong terus
lanjutkan ke tahap kedua!‖
“Yaaah! Sei ... Wajahmu putih ditutupi tepung. Lucu sekali ~!”
Dia nyaris tidak bisa menahan diri untuk tidak memanggil namaku. Hiiragi-
chan melompat-lompat dengan kamera video di tangannya.
Jalur keempat ini, jelas-jelas ada yang aneh! Seperangkat benda yang
disiapkan adalah sesuatu yang sering aku lihat ketika ibuku membuat
makanan goreng di rumah!
Aku menaruh daging ayam ke dalam wajan yang sudah terisi minyak
panas. Pachi pachi, suaranya terdengar renyah.
Kelihatannya bagus…
Melihat ketiga peserta lainnya, mereka masih meminum susu dari sedotan.
―Peserta Sanada, masih ada beberapa sentuhan akhir yang harus kamu
tambahkan, jadi tolong jangan meninggalkan lokasi tahap kedua.‖
“Bukankah ini aneh !? Kalau sudah begini, ini bukan namanya perlombaan
lagi!? Perlombaanku sudah jauh berbeda dari peserta lain!”
―Ummm, sesuai dengan catatan yang aku miliki, kamu tidak harus
bergantung pada matamu. Gunakan termometer untuk memastikan suhu
di sekitaran 65 derajat dan kamu bisa membuat ayam goreng yang enak.‖
Semua peserta selesai meminum susu dan mulai berlari lagi, namun cuma
aku yang menatap ayam yang sedang digoreng.
“…..…”
―Ummm, Peserta Sanada, tolong bawa ayam goreng panas itu bersamamu
dan silahkan melanjutkan ke tahap ketiga."
“Bukannya ini sudah berubah menjadi sesuatu yang sama sekali tidak ada
hubungannya dengan perlombaan makan roti !?”
Diberitahu begitu, aku melihat ke sisi di mana anpan digantung. Di atas meja
yang biasanya ada di dalam kelas, ada roti hotdog dan wadah dengan sendok
di dalamnya.
Kaito Novel | 137
―Peserta Sanada, tolong buat semacam kombinasi antara ayam goreng
dengan roti hotdog!‖
Aku tidak terlalu mengerti. Jadi aku langsung duduk di kursi, dan melihat
roti hotdog yang sudah dipotong jadi dua.
Aku memasukkan ayam goreng ke dalam roti yang sudah dipotong. Roti hot
dog dan ayam goreng ... tapi, ini tidak bisa disebut sandwich ayam goreng
yang enak .
“Sialan! Jika hanya ini, setelah memakan satu potong ini, satu-satunya yang
tersisa cuma bahan pelengkap ...! ”
―Ummm, menurut catatan yang ada di tanganku, hari ini adalah saus
tartar ♪‖
“Yay ☆!”
“Tapi, dibandingkan dengan anpan yang dibeli dari toko, sandwich hangat
yang baru dibuat rasanya lebih enak, „kan? Jika kamu akan memakannya,
aku hanya berpikir kalau yang ini pasti akan lebih baik ♡ "
Aku cukup kagum kalau dia berusaha begitu keras dalam hal ini.
“Sensei, mungkinkah kamu adalah tipe orang yang setia pada satu orang?”
Sama seperti ini, festival olahraga kelas 2 SMA-ku (yang kedua kalinya), aku
tidak punya sesuatu yang dipamerkan, tetapi berakhir dengan akhir yang
bahagia.
Untuk mengkonfirmas sekali lagi, aku memeriksa tanggal hari ini, dan itu
benar-benar sepuluh tahun mendatang. Setelah melihat sekeliling ruangan,
aku menyadari kalau ini adalah ruangan yang sama dari saat aku tinggal
bersama Hiiragi-chan sebelumnya, tapi sekarang aku sendirian.
“Di-mana Haruka-san?”
“Aah ... Terima kasih banyak sudah membantu kami selama waktu itu.”
Sepertinya masih belum ada banyak kemajuan dari situasi yang aku
tahu. Menikah dan memiliki anak — Itulah masa depan yang kuharapkan,
tapi tampaknya berbagai kejadian tidak berjalan dengan baik.
Pekerjaan part-time!? ... Dia satu tahun lebih tua dariku, jadi umurnya
sekarang adalah 28 tahun. Berdasarkan apa yang dikatakan sebelum
sarapan, dia mungkin tinggal bersama kami di bawah atap yang sama.
“Tidak. Aku tidak berpikir begitu. Perusahaan kami sedang berada di situasi
genting sekarang, „kan? ”
“Maaf, sepertinya aku agak lupa ... Ketika kau mengatakan perusahaan
'kami', maksudmu HRG ? Dalam situasi genting?”
“Eh!?”
“Itu berita besar, loh? Dan kemudian, hal yang melibatkan uang menjadi
sedikit masalah ... Kamu bilang kamu ingin membiarkan Natsumi tinggal di
rumah ini, ingat?”
Aah, itu benar, atau itu yang aku katakan, tapi aku sendiri tidak tahu.
“Natsumi mungkin percaya kalau dia mengganggu di antara kita, jadi dia
bekerja keras untuk menjadi stabil secara finansial dan meninggalkan tempat
ini secepat mungkin, tapi ... Natsumi memang sudah bekerja keras, tapi dia
adalah gadis dari keluarga kaya, dia pasti sering tersandung masalah. Dan
sepertinya tidak berjalan dengan baik.”
Dia memiliki kesan berada di atas segalanya, tapi sebenarnya, dia hanya
seorang wanita yang murni dan polos. Seorang gadis SMA, seorang
mahasiswi, dan bahkan untuk jalur kariernya, dia berjalan di rute untuk
tetap menjadi wanita muda yang dimanjakan oleh keluarganya.
“Ya.”
Aku tidak ingat pernah mengatakan itu di masa lalu, jadi mungkin kalimat
itu diucapkan oleh diriku di masa sekarang. Namun, aku yakin diriku juga
memiliki perasaan yang sama.
“Ahahah. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu. Perusahaan
baru mulai memburuk sekitar empat tahun lalu.”
Diriku, mantan karyawan HRG ... kinerja yang memburuk ... pekerjaan part-
time...
“Karen aku tahu masa depan ini, apa aku harus sekali lagi bergabung dengan
perusahaan ...?”
Jika ini diriku, aku mungkin bisa melakukan sesuatu tentang masalah ini
...! Baiklah, ayo, waktunya melompat. Aku akan kembali ke masa lalu dan
menggulingkan bendera kebangkrutan perusahaan ini, dan mengubah masa
depan menjadi bahagia!
……………………….
……………………..
Mirip dengan situasi seperti waktu sebelumnya, kami masih hidup bersama
di masa sekarang, jadi aku mungkin masih melakukan berbagai hal untuk
membantunya.
Meski dia bilang begitu, dia sepertinya tidak membencinya sama sekali.
[GAMBAR]
※ Disensor ※
Pada akhirnya, ketika aku mengedipkan mata beberapa kali, aku sudah
kembali ke kamar di rumah orang tuaku. Mengingat kalau sekarang kami
mengadakan pesta di tempat Hiiragi-chan untuk merayakan kerja keras yang
kami lakukan di festival olahraga, aku ganti baju dan menuju ke tempatnya.
Bahkan setelah liburan musim panas, aku masih bekerja part-time selama
tiga hari seminggu.
“Aku sedang berpikir untuk berhenti dari tempat itu dan melakukan
pekerjaan part-time yang berbeda.”
“Eeeh? Kamu mau berhenti? Padahal, kamu terlihat kece dalam seragam itu.
”
“Benarkah? Kesampingkan hal itu, aku berpikir untuk berhenti dan bekerja
part-time di HRG.”
“Pe-Perusahaan kami?”
“Tidak apa-apa, jangan khawatirkan masalah itu ... Tapi, kamu sedang tidak
merencanakan sesuatu, „kan?”
“Enggak kok.”
Di masa lalu, diriku di kelas 2 SMA tidak tahu perusahaan bernama HRG,
jadi mana mungkin aku bekerja part-time di sana. Keberadaanku di sana
mungkin tidak cukup untuk mencegah perusahaan bangkrut. Namun, jika
masa lalu berubah, masa masa depan pun bisa berubah karena butterfly
effect.
Aku ingin membuat orang yang aku cintai bahagia. Kepada Hiiragi-chan
yang membuat ekspresi bingung, aku menciumnya seolah menjanjikan itu.
“Ah. Ciuman dari Seiji-kun, itu membuatku bahagia ... Lalu, dari aku juga,
timbal balik ♡ ”
Dengan enggan aku berpisah dari pekerjaan part-time di kafe, dan dengan
kata pengantar dari Hiiragi-chan, aku direkrut untuk bekerja part-time
sebagai karyawan departemen komunikasi HRG Company.
Saat aku mengingat kembali mengenai bagaimana diriku pergi ke sini setiap
hari sebelum melompati waktu, aku mendapat semacam perasaan nostalgia
yang aneh.
“Nyonya Haruka?”
“Ukyah!?”
“Ti-Tidak, bukan itu. Hari ini, sedikit ... umm, ahaha ...”
“Ah, jadi kau Sanada-kun? Kau bekerja part-time mulai hari ini, „kan? ”
“Uwah, Muramatsu-san!”
Ah, benar juga. Karena ini masa lalu, ini adalah pertama kalinya kami
bertemu. Karena dia berusia sekitar 40-an saat aku bekerja di HRG, sekarang
ia berusia 30-an. Wajahnya terlihat lebih muda, dan sebagian besar
rambutnya belum botak di bagian atas. Muramatsu-san awalnya adalah
atasan yang mengurusku, tapi mungkin sekarang beliau hanyalah karyawan
biasa tanpa jabatan.
“Dorobo-kun?”
Merasa ada yang menyolek pundakku, aku melihat ke kursi sebelah dan
menemukan Natsumi-chan. Dia memakai headset di kepalanya saat dia
mengotak-atik mikrofon yang menggantung di mulutnya.
“Seperti yang bisa kamu lihat, aku sedang bekerja, oke? Kerja. Aku punya
banyak waktu luang selama liburan musim panas, jadi aku
melakukannya. Ini sudah 3 bulan sejak aku mulai, loh? Shi shi shi. Jika kamu
punya sesuatu yang tidak kamu pahami, jangan ragu untuk bertanya padaku.
”
Meski dia cuma cewek manja, dia masih bertingkah sombong seperti itu ...
“Tapi tetap saja, cuma tiga bulan. Natsumi-chan juga sama, kalau kau ada
sesuatu yang tidak kau ketahui, jangan ragu untuk bertanya padaku. ”
“Aku sudah mendengarnya dari Haru-chan, tapi kamu beneran bekerja part-
time di sini. Kamu tahu kalau aku juga bekerja di sini, bukan? Sepertinya
Haru-chan tidak cukup memuaskanmu, jadi kamu memutuskan untuk
memperluas nafsu birahimu ke arah adik perempuannya juga... ”
“Yah begitulah.”
Sepuluh tahun kemudian, ketika aku melakukan ini dengan pekerja part-
time, tidak ada yang bisa melakukannya.
“ “Eeeeehhh?” ”
“Jika kamu terus bertingkah seperti itu, nanti itu akan menggigitmu, loh?”
Aku sama sekali tidak bohong, aku sebenarnya memang sudah terbiasa.
“Aku yakin ada banyak hal yang tidak kau ketahui, jadi jika kau tidak tahu
bagaimana menjawabnya, segera tunda, mengerti?”
“Dimengerti.”
“Terima kasih atas panggilan anda. Ini adalah Sanada dari pusat layanan
pelanggan yang menerima panggilan.”
Sudah lama sejak aku mengatakannya, tapi aku masih mengingatnya, jadi
seharusnya aku bisa berbicara dengan lancar tanpa manual.
Pada saat itu, aku melakukannya walaup tidak terlalu menyukainya, tapi kali
ini berbeda. Pada saat itu, aku hanya melakukannya tanpa tujuan. Tapi kali
ini, ada situasi dengan Hiiragi-chan. Bagi Hiiragi-chan, menghabiskan waktu
bersamaku adalah alasannya untuk hidup, tapi hal itu berlaku sama untukku
juga. Meski rasanya memalukan untuk mengatakannya, bagaimanapun,
sekarang dan di masa depan nanti, aku ingin terus bersamanya, selamanya.
“ “ “Ooooh ~ !!” ” ”
Aaah, jadi itu sebabnya keriuhan tadi. Memang benar bahwa dalam sistem,
kau dapat mendengarkan panggilan orang lain.
“Kamu sangat bagus ... itu membuatku kesal ... aku bahkan tiga bulan lebih
dulu darimu ...”
“Yah, jika kau memiliki sesuatu yang tidak kamu mengerti, jangan ragu
untuk bertanya padaku, Senpai.”
“Sialan ...!”
Aku juga menunggu panggilan, tetapi tidak ada banyak panggilan masuk.
“Ummm, jika anda membuat panggilan semacam ini, itu ... sedikit
mengganggu ...”
Aku pikir itu mungkin masalah klaim, tapi si pelanggan sepertinya tidak
sabaran ... Aku penasaran masalah apa itu?
Ada banyak wanita yang akan menjawab nomor bebas pulsa, jadi kadang-
kadang ada orang mesum yang memanggil mereka hanya untuk
menggoda. Bertanya apa mereka punya pacar, memuji mereka karena punya
suara imut, atau bahkan menanyakan warna pakaian dalam mereka.
“Terima kasih sudah memanggil kami. Ini adalah Sanada dari pusat layanan
pelanggan yang menerima panggilan. ”
“Terima kasih…? Kalau boleh tahu, apa alasan panggilan anda hari ini? ”
―Ummm ... menu untuk makan malam hari ini... Aku sedang berpikir untuk
membuat hamburger ..‖
Sambil berpikir kalau dia adalah pelanggan yang aneh, aku sekali lagi
meminta niatnya.
―Aku bilang kalau aku berpikir untuk membuat hamburger untuk makan
malam hari ini ... Tapi, aku ingin tahu apa kamu memiliki sesuatu yang
ingin kamu makan.‖
“Karena kau menebak …... panggilan yang Natsumi-chan angkat tadi ...”
“Ya, dari Haru-chan. Dia ingin tahu tentang apa yang Dorobo lakukan di
tempat kerja. ”
“Tadi juga, dia berkeliaran di lantai ini jadi aku mengusirnya. Karena putri
sulung dari keluarga yang biasanya jarang berkunjung mendadak muncul,
semua orang jadi gugup. Jadi dia cuma menghalangi pekerjaan. "
“Tepat sekali.”
“Meski melalui telepon, suara kerjanya berbeda dari suara yang Ia gunakan
secara pribadi!”
Begitu mereka berdua meninggalkan lantai, aku dihentikan oleh orang lain
karena kesuksesan instanku sebagai pemula.
“Berkat dirimu, pekerjaan jadi sedikit dan jauh lebih mudah! Terima kasih
banyak.”
Dua karyawan yang memanggilku adalah orang yang aku kenal, dan aku
sering merepoti mereka sebelum melompati. Di timeline ini, mereka belum
melakukan apapun untukku, jadi mereka membuat ekspresi bingung.
“Ya!”
'Terima kasih atas kerja keras anda', setelah memberi kata perpisahan
kepada orang-orang yang masih bekerja, aku meninggalkan lantai 5.
Apa bekerja memang menyenangkan seperti ini? Itu adalah waktu beberapa
jam yang memuaskan. Saat aku tenggelam dalam pemikiranku sendiri, aku
berjalan menuju lift ketika aku mendengar Hiiragi-chan berbicara dengan
Natsumi-chan.
“——Jika Natsumi punya pacar, kamu pasti akan mengerti juga! Seiji-kun itu
keren, jadi aku merasa khawatir! ”
“Be-Berisik ah!”
“Mou, kamu adalah adik nakal yang menjahili kakakmu sendiri ...!”
“Muuuuu.”
Para saudari tersebut sedang menunggu lift sambil meributkan sesuatu yang
misterius.
“Baru-baru ini, jumlah waktu yang kita habiskan untuk bersantai di rumah
telah meningkat, „kan?”
“Bukan apa-apa sih... Aku cuma penasaran apa kau enggak merasa bosan.”
“Aku cukup menyukainya, tahu? Waktu santai yang kita miliki. Memang
pada awalnya aku ingin pergi ke berbagai tempat dan bersenang-senang, tapi
setelah terbiasa, yang begini pun terasa bagus dengan caranya sendiri. ”
Dia mengatakan hal yang cukup dewasa. Jika dia memiliki tempat yang ingin
dia kunjungi, dia pasti akan menyebutkannya, jadi sepertinya dia lumayan
puas.
“Minggu depan, bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat yang mewah
untuk perubahan suasana?”
“Ba-Baiklah, apa boleh buat kalau kau sudah punya rencana ...”
“Ma-Maaf!”
Bahkan saat aku bertanya sekali lagi, dia hanya berkata, “Ini cuma sesuatu
yang sepele, kok ...” (TN: Waspadalah para bujang, kalo cewek udah kayak
gini, ini adalah tanda-tanda dia selingkuh :v)
“Tapi, meski aku sudah bertanya, dia tidak mau memberitahuku sama
sekali.”
“Aku penasaran apa itu akan seperti perselingkuhan atau semacamnya ...
Jika kau tidak punya sesuatu untuk merasa bersalah, maka kau tidak perlu
menyembunyikannya, „kan?”
Kaito Novel | 159
―Kamu ada benarnya juga. Tetapi, jika kamu benar-benar khawatir,
kenapa tidak diam-diam mengikutinya saja? Jika Haru-chan berada di
posisi yang sama, dia pasti akan melakukan itu, ‗kan? Lagipula dia itu
penguntit. ‖
Tampaknya hal seperti itu sering disebut gap moe. Aku bisa memahaminya
sendiri, tapi aku sendiri bingung dan merasa tidak yakin apakah aku benar-
benar seperti itu.
“Natsumi-chan, apa kau menyukai Sensei yang menyukai celah seperti itu?”
Walau dia menghiburku kalau itu baik-baik saja, aku masih merasa gelisah.
Hari Minggu, aku memulai pengintaian pagi-pagi buta dari posisi di mana
aku bisa melihat apartemen Hiiragi-chan. Aku mengamati selama sekitar
satu jam, tetapi tidak ada pergerakan sama sekali. Mobilnya masih berdiam
di tempat parkir, jadi aku pikir dia belum pergi.
“Halo!”
“Masih belum.”
Di tempat kerja kemarin, aku bilang kepadanya kalau aku akan melakukan
pengintaian, jadi dia mungkin ikutan karena penasaran.
Dia tampak dalam suasana hati yang baik ketika dia memainkan kunci
dengan jarinya dan kemudian masuk ke mobil.
Menelepon?
“... Halo? Ini Saya. Apa kamu bisa membawa mobilnya? Ya, di sekitar
apartemen Onee-sama ... Ya, ya. Ini mendesak, tolong cepat.”
“Berbicara seperti itu terlalu kaku, jadi aku tidak terlalu menyukainya. Tapi
jika aku tidak melakukannya, semua orang di rumah akan memperlakukanku
seperti berandalan.”
Tak lama kemudian, sebuah mobil mewah hitam yang Natsumi-chan panggil
datang. Kami berdua lalu melanjutkan.
“Apa?”
“Tidak, aku hanya berpikir kalau ini juga semacam gap. Rasanya sangat
menyegarkan.”
“Bo-Bodoh ...”
Merasa was-was apakah dia akan bertemu cowok lain, aku menjadi khawatir
ketika mobil Hiiragi-chan memasuki tempat parkir berbayar. Dengan penuh
semangat, dia keluar dari mobil dan berjalan pergi. Kami juga keluar dari
mobil, dan mengikuti di belakangnya.
“Apa kamu ingin bertaruh? Aku yakin dia tidak bertemu dengan cowok
lain. Jika dia ingin merahasiakannya dari Dorobo-kun ... mungkin ada
hubungannya dengan minatnya.”
Melihat papan para penyewa, ada sebuah toko di lantai pertama, dan dari
lantai dua ke atas, ada kantor dan kafe internet. Itu adalah deretan toko
tanpa tujuan terpadu.
[Aula Utama Pijat] ——Mataku terpaku pada tanda berwarna merah muda
ini, sepertinya Natsumi-chan juga tertarik padanya.
“Pijat…? Empat puluh menit seharga 10.000 yen, bukannya itu mahal? ” (TN
: Sekitaran 1,4 jutaan)
“Warna merah muda dan tanda yang dirancang murah —— itu adalah toko
untuk pijat plus-plus.”
“Eeeeeeeeeeeeeeehh!?”
Tidak ada orang lain yang masuk ke lift selain Hiiragi-chan ... Yang artinya ...
apa ini? Toko pijat biasanya untuk pria. Jika Hiiragi-chan memasukinya, apa
dia diam-diam bekerja di sana ...? Sensasi kejutannya begitu hebat sampai-
sampai Natsumi-chan dan diriku hanya bisa berdiri terpana.
Di depan mata kita, seseorang dengan mata yang disembunyikan oleh topi
cepat berlalu. Dia menekan tombol dan menunggu lift.
“Hmmm, Haru-chan?”
“Haaah ~ kurasa sudah ketahuan ya….... ada yang harus aku lakukan di
lantai tujuh gedung ini.”
“Ini adalah toko estetika yang rumornya sulit didapat. Aku akhirnya bisa
melakukan pemesanan untuk hari ini.”
“Aku hanya ingin Seiji-kun berkata, " Hmm? Haruka-san, apa kau menjadi
lebih cantik? ‖ Makanya aku tidak mau memberitahumu.”
“Ufufu. Sudah hampir waktunya untuk waktu pemesananku, jadi aku akan
bertemu nanti.”
Aku dan Nastumi-chan telah mencapai tujuan, jadi kami berdua segera pergi
dari gedung.
“... Ya, rasanya kulitmu sedikit lebih bersinar. Sangat cantik sekali.”
“Syukurlah.”
“Tidak, aku yakin aku tidak salah menghitung. Selain itu, bukannya sudah
jelas siapa yang menang jika kita melihat papan?”
Aku melirik papan dengan takjub, bidak hitamku benar-benar kalah jumlah
dengan bidak putihnya.
Namun, aku masih belum puas dengan ini. Aku bertaruh dengan tekad dan
harga diriku, apa pun yang terjadi, aku ingin menang setidaknya sekali ...!
“Se-Sekali lagi.”
Benar, aku frustrasi. Dengan harga diri sebagai cowok, aku setidaknya ingin
menang sekali.
“Baiklah sudah diputuskan. Bagaimana kalau kita melakukan ini, yang kalah
harus mengatakan sepuluh hal yang kamu sukai mengenai orang yang
menang! Astaga ... ini hebat!”
Maaf saja kalau kau mulai bersemangat tentang hal tersebut, tetapi orang
yang akan mendominasi papan berikutnya adalah diriku. Aku tahu sedikit
trik.
“Sepuluh hal yang kamu sukai dari orang lain. Bukannya itu kebanyakan?”
“Tidak terlalu banyak kok. Bagiku jumlah hal yang aku sukai tentang Seiji-
kun, mungkin sama dengan jumlah sel di dalam tubuhmu.”
“Pernyataan itu, sedikit menakutkan ...” (TN : Waduh yandere nih :v)
... Ah, uhhh. Su-Sudutnya sudah diambil tanpa aku sadari. Bidak hitamku
masih kalah jumlah.
Hiiragi-chan berdiri dari kursinya dan menuju ke arah dapur. Ketika dia
berbelok, aku sedikit mengotak-atik papan.
“Seiji-kun, kamu benar-benar menyukai kopi ya. Aku sih tipe orang suka teh
hitam, aku tidak mengerti apa enaknya kopi — Ini kopimu. ”
Pasti akan menjadi seperti itu, jadi aku tidak bisa menunjukkannya.
Kapan itu terjadi…? Dia terlalu cepat, sampai aku tidak menyadarinya.
“Ah maaf. Aku berpikir kalau kamu biasanya menginginkan kopi hitam.”
Hiiragi-chan sekali lagi berdiri dari kursinya. Menunggu momen saat dia
berbalik, aku memindahkan bidak-bidak othelo di papan untuk
keuntunganku.Dengan begini, aku bisa membuat comeback dengan langkah
selanjutnya.
Nah, sekarang saatnya epic comeback ... tunggu ...? A-apa !? Sudah terbalik
!? Aku tidak ingat lupa melihatnya ...!
Saat aku melirik Hiiragi-chan, dia tersenyum. Namun, rasanya aneh. Jika dia
memang menyadarinya, kenapa dia tidak menunjukkan kalau aku
curang. Dia biasanya membeberkannya.
Seharusnya tidak ada masalah, kenapa aku harus menahan diri? Apa karena
kita berada di tengah-tengah permainan?
Sambil gelisah, aku mengulurkan tangan, dan meletakkan bidakku. Pada saat
itu, aku membalikkan bidak putih di bawah telapak tanganku dan
memutarnya menjadi hitam.
“!?”
“Fufun ... karena ini 3 kali hukuman, 10 kali 10 kali 10, hasilnya jadi 1000 hal
yang kamu sukai tentangku”
Apa kau benar-benar ingin aku mengatakan 1000 hal yang aku sukai tentang
dirimu?
“Seiji-kun, apa kamu punya hak buat ngeluh? Kamu sendiri yang lakuin
kecurangan. ”
“Ku…”
“Yang kedua adalah empat bidak di kiri atas, dan yang ketiga adalah ketika
kamu meletakkan bagianmu sendiri, kamu membalik bagian bidak putih.”
“…”
Meski dia biasanya agak bego dan terkadang tidak berdaya, berhentilah jadi
pintar di bidang yang sepele ...
“Juga…”
“Sudah cukup.”
Aku tidak dibuat mengatakan seribu hal, tapi aku tidak diberi hak untuk
menolak ciumannya. Dalam hatiku, aku bersumpah kalau aku takkan pernah
lagi curang dalam bermain Othello.
“Apa ini…?”
Ketika aku sampai di sekolah pagi ini, aku menemukan benda yang tak
terduga di dalam loker sepatuku. Benda itu adalah amplop lucu dengan tepi
berwarna merah muda dan gambar kucing.
“……?”
“……”
Seharusnya tidak ada orang yang akan menulis surat cinta kepadaku ...
Kepada Sanada-kun,
Maaf untuk surat yang mendadak ini. Itu karena aku tidak
mengetahui informasi kontakmu. Kita berdua masuk di kelas yang
sama saat kelas satu dulu, dan berbicara denganmu rasanya
benar-benar menyenangkan. Penampilanmu juga tipeku. Kamu
mungkin tidak terlalu mengingatku dengan baik, tapi aku punya
sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu. Sepulang sekolah
hari ini, aku akan menunggu di belakang gedung sekolah. Jika
kamu memutuskan untuk datang, itu akan membuatku benar-
benar bahagia.
Kaito Novel | 174
2-E Hamana Yui
——Ini pasti surat cinta !? Seratus dari seratus orang akan setuju kalau ini
adalah surat cinta!
Hamana-san dari kelas E ...? Sebagian besar ingatanku saat kelas satu SMA
menjadi sangat kabur, tapi aku masih mengingat Hamana-san. Kalau tidak
salah, dia anggota klub band konser. Dia adalah gadis berjiwa bebas yang
berbicara terus terang dengan semua orang, dan senyumnya memberi kesan
seorang gadis imut.
Jika dilihat baik-baik, ada tanda kalau tulisan di surat ini dihapus berulang-
ulang. Sepertinya sambil memikirkan bagaimana dia bisa menyampaikan
perasaannya, dia sudah menulis ulang beberapa kali. Karena aku tidak punya
teman cewek, meski dia bertanya kepada cewek-cewek lain, dia tak mungkin
bisa mendapatkan alamat email-ku.
Ini adalah pertama kalinya aku menerima sesuatu seperti ini sejak aku
lahir. Ap-Apa yang harus aku lakukan? Biasanya, aku merasa senang tentang
ini ...
Don don, aku menendang pintu. Membacanya lagi dan lagi, aku bisa melihat
kalau dia mungkin sudah memendam perasaannya sejak kelas satu. Itu
artinya Hamana-san memang menyukaiku.
Tentu saja, saat masa SMA sebelum melompati waktu, aku tak punya event
menerima surat cinta, yang merupakan representasi sempurna dari masa
remaja. Aku kira ini adalah fenomena di mana seekor domba yang biasanya
terlihat tidak menarik, tetapi ketika seekor serigala membidiknya, pesonanya
tiba-tiba meroket naik.
Walau aku pernah ditolak sebelumnya, aku tak pernah menyangka kalau aku
akan menolak orang lain.
Kaito Novel | 175
Jika membandingkan kedua orang tersebut, Hiiragi-chan jelas-jelas berada
diposisi yang lebih kuat ketimbang Hamana-san.
Pada jam istirahat makan siang, saat kami berempat berkumpul di ruang
klub tata boga dan memakan bekal makan siang, Hiiragi-chan menatapku
dengan cemas.
Jika aku memberitahunya tentang surat itu, Hiiragi-chan pasti akan merasa
cemas dan mulai khawatir.
Selama jam pelajaran sore, penjelasan guru cuma masuk telinga kanan dan
keluar telinga kiri. Tidak ada sedikit pun materi pelajaran yang masuk ke
dalam otakku. Ketika jam sekolah berakhir, aku mulai gugup. Namun, rasa
gugup Hamana-san mungkin jauh lebih tinggi ketimbang diriku.
Saat aku pertama kali menyatakan cinta pada Hiiragi-chan, aku tidak tahu
kapan aku akan kembali ke masa dewasaku, jadi itu sebagian karena terbawa
suasana pada saat itu dan sebagian diriku yang tahu tidak ada ruginya. Aku
malu dan gugup.
Namun, ketika waktu dan tempat sudah ditentukan, perasaan gugup yang
berbeda mengalahkanmu. Dia menyiapkan surat itu, memasukkannya ke
loker sepatuku dan kemudian menunggu jam sekolah berakhir. Rasanya
sungguh menakjubkan.
Bel yang menunjukkan jam pelajaran berakhir berdering, dan semua orang
meninggalkan ruang kelas.
“Umm. Mengenai surat yang kau kirimkan tadi pagi, terima kasih …... Aku
sangat menghargainya.”
“Ya. Maaf karena memanggilmu ke sini, ... Ji-Jika kamu punya rencana, ki-
kita bisa menyelesaikan ini dengan cepat.”
Suara dan cara bicaranya lebih kecil dan lebih cepat daripada yang aku
ingat. Nada suaranya menyampaikan kegugupannya.
“Tidak apa-apa. Aku tak keberatan karena aku tidak punya rencana apapun. ”
“A-ahh ... Ya, itu tidak terlalu sukses kok ... Ada banyak hal yang terjadi.”
Hahaha, saat aku tertawa kering, aku bingung harus melihat ke mana dan
pada akhirnya melihat ke bawah. Aku perhatikan Hamana-san memegang
erat tangannya.
Itu adalah jawaban yang sudah aku persiapkan sebelumnya jika ada orang
yang menanyakan pertanyaan itu. Pada kenyataannya, aku ditanya hal
serupa oleh cewek-cewek dikelasku setelah itu.
Apa karena dia menganggapnya sebagai lelucon, atau karena sesuatu yang
lain, ekspresi Hamana-san sedikit melembut.
“Itu benar ... Ap-Apa kamu punya orang lain yang kamu suka?”
Kenapa kau menanyakan itu —— Aku takkan mengatakan sesuatu yang tolol
seperti itu. Jika aku tidak menerima surat itu, aku bakal berpikir rasanya
akan aneh jika ditanya begitu.
“Tidak ada.”
Selain Hiiragi-chan, tidak ada orang lain yang aku suka. Itu bukan
kebohongan.
“... Umm….”
“Ummm ...”
“Ya?”
“Sejak sebelum ….. sejak kita kelas satu, aku selalu menyukaimu.” (TN: Gue
kapan bisa ditembak cewek kayak gini ya ampunnnnnnn :v)
“Terima kasih.”
Kaito Novel | 178
Pengakuan ini, jika kita masih kelas, aku akan langsung menjawabnya dan
berpacaran dengannya.
Mustahil.
Itu adalah sesuatu yang semua orang tahu sebagai akal sehat. Tak peduli
seberapa dalam atau dangkal perasaan itu, kemungkinan itu bisa terjadi
adalah nol.
Jika cewek di depanku menyukaiku, dan orang itu juga adalah seorang cewek
yang kurasa aku bisa sukai ... tak ada alasan bagiku untuk menolak ——
Mungkin akan ada sedikit rasa iri dari Fujimoto.
Bahkan jika itu adalah sesuatu yang mungkin terjadi, itu tetap saja masih
sebuah kemungkinan.
Kali ini, aku tidak mengerti bagaimana hal ini bisa terjadi, tapi kejadian
“misalnya” yang seharusnya mustahil , kini beneran terjadi.
“Namun, aku minta maaf. Aku sangat senang menerima perasaanmu, tapi
aku tidak bisa membalasnya… ”
“Be ... Begitu ya ... Al-Alasanmu, apa aku boleh mendengar alasanmu ...? Apa
kamu tidak tertarik pada percintaan ...?”
Sepertinya dia bisa menangis kapan saja, tapi, dia masih sanggup bertanya
padaku.
“.... Maaf. Sebelumnya, saat aku bilang 'Semua orang menyukai Hiiragi-
sensei, kan?' sedikit nyeleneh, tapi ... aku serius. Aku serius
menyukai Hiiragi-sensei.”
“... Ya ... Aku pikir itu mungkin ... Saat kita melakukan perjalanan sekolah ...
kamu tampaknya benar-benar menikmatinya.”
Haaah ... saat aku menghela nafas, aku langsung duduk terkulai. Ini sudah
bagus. Namun, dadaku entah kenapa terasa sakit. Jika aku menyembunyikan
fakta kalau itu Hiiragi-chan dan mengumumkan kalau aku punya pacar, ini
mungkin takkan terjadi, kan?
“…… Sanada-kun. ”
“Begitu ya ... Minggu lalu, aku ditanyai oleh Hamana-san. Apa anda
menyukai Sanada-kun? Dia memegang tekad seorang gadis yang sedang
jatuh cinta. ”
“Bagaimana tanggapanmu?”
“Matamu secara alami akan mengikuti orang yang kamu sukai, dan akhirnya
kamu akan mengetaui banyak hal tentang dirinya. Jadi, dia mungkin
penasaran apa yang aku pikirkan tentangmu, itulah pendapatku. ”
“Berpacaran di sekolah berarti hal seperti ini akan terjadi kembali ….... Kamu
akan membuat setiap gadis selain diriku menangis.”
“Setiap gadis? Itu terlalu berlebihan. Mungkin enggak bakal ada yang seperti
ini lagi mulai sekarang. ”
“Apa kamu yakin? Aku bisa memikirkan setidaknya satu orang lagi.”
Memangnya siapa?
“Kalau kamu akan berubah menyukai seseorang yang lebih muda dariku.”
Hari itu, untuk makan malam, aku dipanggil oleh Hiiragi-chan. Jumlah
pembicaraan di antara kami sangatalah sedikit. Namun, jumlah bertukar
kecupan kami malah meningkat.
Ketika aku kebetulan melewati ruang AV, aku mendengar suara Hiiragi-
chan. Tampaknya dia sedang berbicara dengan orang lain. Dan lawan
bicaranya adalah anak cewek.
“Jika itu Sensei, anda mungkin memiliki banyak pengalaman romantis, jadi
aku ingin bertanya pada anda.”
“Aku dan pacarku belum melakukan seks baru-baru ini. Aku penasaran apa
Ia sudah bosan denganku? ”
“……”
“…”
“Jika itu Sensei, rasanya anda punya banyak pengalaman, jadi aku ingin
tahu, apa yang harus kulakukan ... Sensei?”
“Y-ya ... benang sari dan putik, kombinasikan ... dan seterusnya ...”
... Mana mungkin Hiiragi-chan tahu. Bagi kami berdua, masing-masing baru
pertama kali punya pacar. Dan, hubungan kami belum berkembang melebihi
dari berciuman. Dengan kata lain, topik semacam ini adalah zona dimana
Hiiragi-chan tidak punya pengalaman. Mana mungkin kamu bisa
menceritakan kepadanya tentang hal ini.
“Lalu, apa yang harus aku lakukan agar membuatnya tertarik padaku lagi
...?”
“……”
Apa yang bisa dia katakan tanpa mengetahui apa-apa? Saat dia membual dan
menyerahkan masalah kepadanya, urusan ini sudah pada titik yang tidak
bisa kembali.
Hidung!?
“Eh .... Umm ... Ah. Maaf, ini, ini mungkin agak terlalu cepat untuk anak
SMA. ”
Kesampingkan anak SMA, itu bahkan terlalu cepat untuk umat manusia. Ayo
jujur saja kepadanya kalau kau tidak punya pengalaman nyata.
“Maaf.”
Teheepero, dia mencoba mengelabuinya dengan cara yang lucu. Pada saat
ini, solusi belum ditemukan, apa semuanya akan baik-baik saja ...?
“Lalu, Sensei, apa yang akan anda lakukan jika berada di dalam posisiku?”
“Tidak, aku tidak berbicara tentang kapan anda melakukannya, tapi saat
anda berhenti berhubungan seks.”
“Aku tidak bertanya tentang perasaan adna, aku ingin bertanya tentang
langkah-langkah atau cara untuk mencegahnya ...”
Dia menyatakan kalau dia memiliki banyak pengalaman, tetapi sejauh yang
aku tahu, semua itu hanya pengalamannya denganku. Guru di depan
matamu itu masih perawan, tahu.
“Ah, kalau begitu, kau harus mengkonfirmasi perasaanmu satu sama lain
dengan benar!”
Meski dia mulai tenang, wajah Hiiragi-chan sekali lagi berubah merah. Ini
tidak bisa jalan terus.
Aku enggak kepikiran tentang itu! Jangan seenak udel bilang begitu!
“Ini rencana untuk menarik pacarmu, kan !? Sensei, anda memang sangat
pintar! ”
“Sensei, menurut anda sampai seberapa jauh dibilang aman, dan seberapa
jauh sampai baru dinamakan selingkuh?”
“Bagiku ... mungkin saat kamu sedang berbicara dengan orang yang berbeda
jenis kelamin?”
Sangat ketat !? Aku pasti sudah melewati garis itu beberapa kali.
“Sensei, bukannya itu terlalu ketat? Aku bisa mengerti jika berada di kelas
yang sama, tetapi jika anda berada di kelas yang berbeda, atau bahkan pergi
ke sekolah yang berbeda, Anda takkan pernah tahu, „kan? ”
“Itu benar, itu benar. Jadi kamu cuma perlu menempatkan alat pendengar di
saku seragam mereka.”
Alat pendengar!?
Ayo kita lihat, di dalam saku seragamku ... Ah, tidak ada apa-apa. Rasanya
melegakan.
“Ada alat pendengar bertenaga baterai yang bisa mengirim langsung apa
yang direkam ke komputer pribadimu.”
“Kurasa aku enggak bakal sejauh itu ... aku kesepian dan aku curiga kalau Ia
selingkuh, tapi ... pada akhirnya, aku masih mempercayainya.”
“……!?”
Cewek itu berjalan menuju pintu masuk, jadi aku langsung pergi dari situ.
Setelah kejadian hari itu, jajaran kancut Hiiragi-chan meningkat jadi lebih
erotis dan berenda tipis. (Hiiragi-chan menunjukkannya kepadaku dengan
gembira.) Jika dia mendekatiku saat memakai kancut itu, akal sehatku pasti
akan runtuh, atau begitulah pikirku.
Ketika lepas dari lompatan waktu, aku mencoba untuk memeriksa tanggal
dan melihat catatan yang terjepit di sampul smartphone jenis notepad. Saat
mengumpulkan kesadaranku, aku mendapati diriku tengah berbaring di
tempat tidur, dan Hiiragi-chan sedang tidur nyenyak di sebelahku. Aku
kembali dari sepuluh tahun yang lalu ke masa sekarang sekali lagi. Dan
catatan ini sepertinya pesan dari diriku di masa sekarang untuk diriku di
masa SMA.
Waktu masih pagi dan aku langsung berekspresi serius saat bangun dari
tempat tidur.
Tampaknya setelah melakukan yang aku bisa sebagai pekerja part-time, aku
hanya bisa menunda kebangkrutan, dan tidak menghentikannya.
Aku berbicara tentang melakukan yang terbaik, tapi mungkin masih belum
ada banyak kemajuan mengenai perusahaan yang mulai bangkrut.
Saat aku kelas 2 SMA, aku memulai pekerjaan part-time. Kupikir dengan
pengetahuan dan pengalamanku di perusahaan HRG, aku bisa mencegah
kebangkrutannya, tetapi tampaknya sulit bagi karyawan biasa untuk
mencegahnya. Namun, terakhir kali aku kembali ke masa sekarang,
perusahaan HRG sudah bangkrut, dan Natsumi-chan menumpang tinggal
bersama kami.
Itu sebabnya, bisa dibilang situasi yang terburuk bisa dihindari, dan ada
hasilnya.
[Dengan begitu, sebagai suami dari putri CEO HRG Company, aku
seharusnya bisa mendapat semacam otoritas dalam perusahaan.]
[Aku perlu diakui secara resmi oleh keluarga sebagai tunangan pada saat
aku lulus SMA. Jika itu tidak terjadi, sekarang, saat aku berusia dua puluh
tujuh tahun, perusahaan sudah mulai bangkrut, dan masalah pernikahan
masih sebatas angan-angan.]
Kali ini dan terakhir kali, perusahaan berakhir dengan kinerja yang buruk,
tapi sebelum semua ini, bahkan sebelum aku melompati ke masa kelas 2
SMA, hal ini tidak pernah terjadi. Saat aku tinggal bersama Sana, dan tidak
menjalin hubungan dengan Hiiragi-chan, tempat kerjaku tidak berubah
sama sekali. Saat aku menjadi seorang guru, aku penasaran apakah
perusahaan HRG sudah mulai menunjukkan kebangkrutannya.
“Tidak, tapi ... mana mungkin Hiiragi-chan dan aku yang berpacaran akan
menjadi pemicu bangkrutnya perusahaan HRG ...”
“... Seiji-kun ... ada apa, membuat wajahmu kelihatan menakutkan ...?”
Waktu pagi yang santai untuk kami berdua. Entah bagaimana, hal begini saja
sudah cukup untuk membuatku bahagia.
“Aku bilang tak masalah jika kamu menggunakan kekuatan lebih ...”
“Tak perlu memikirkan sesuatu yang merepotkan seperti itu. Itu akan baik-
baik saja.”
“Ya. Terima kasih. Namun, jika aku memiliki sesuatu yang bisa aku lakukan,
aku akan melakukan yang terbaik. ”
“Aku sudah benar memilihmu. Kamu selalu luar biasa, tapi sekarang, kamu
menjadi pria yang lebih luar biasa. ”
―Kekuatan cinta‖ yang sering disebut Hiiragi-chan, pada saat ini adalah
sesuatu yang aku ingin percayai.
…..................................................
…………………………………..
………………………..
“Aku akan melakukan yang terbaik untuk bisa menjadi tunangan Haruka-
san."
“Semuanya akan baik-baik saja meski kamu tidak berusaha terlalu keras,
tahu?”
“... Seiji-kun, itu ... pada dasarnya itu sudah termasuk lamaran, loh? Apa
kamu mengerti? Kurasa, kamu juga pernah mengatakan sesuatu yang mirip
dengan itu sebelumnya. ”
Tentu saja aku tahu. Hanya ada Hiiragi-chan untukku, tidak ada orang lain
yang bisa kupikirkan.
“Haruka-san.”
“Iya.”
“Aku masih anak SMA dan bukanlah siapa-siapa ... tapi aku masih
mencintaimu, Haruka-san.”
Dia mengucapkan itu dengan bibir bergetar, air mata membendung di mata
Hiiragi-chan.
“… Iya.”
Itu benar. Aku bahkan tidak memikirkannya, tapi pada saat seperti ini, kamu
seharusnya memberikan cincin, tapi aku bahkan tidak menyiapkan itu.
Kami sedang dalam perjalanan pulang dari toko buku. Saat aku
memberitahunya kalau aku mau pergi membeli volume baru manga dari toko
buku, Hiiragi-chan bersikeras untuk ikut.
Hmm? Padahal, aku melihat dia mengantri di kasir, apa dia tidak jadi
membelinya ...?
…Rasanya mencurigakan.
Ketika aku diam-diam mengintip, aku melihat kalau dia sedang membaca
buku memasak. Apa-apaan itu? Seharusnya dia tak perlu menyembunyikan
sesuatu seperti itu.
“Ah. Udah jam segini? Aku akan memasak makan malam, oke? Apa kamu
punya permintaan?”
“Roger ♪”
Patan, ketika menutup buku, aku melihat sesuatu yang aneh. Buku masak itu
sedikit melebar. ... Seolah-olah ada sesuatu yang terjepit di dalamnya ...
Ah. Dia menggunakan buku masak untuk menyembunyikan apa yang
sebenarnya dia baca ...?
Buku tersebut bersampul cokelat yang bisa didapatkan dari toko buku, jadi
aku tidak bisa melihat sampulnya. Yah, tidak masalah. Aku tinggal
membacanya saja, pasti nanti akan tahu.
Ketika aku membuka dan melihat isinya, aku menyadari kalau itu adalah
volume kelima dari manga shouj. Ini bukan sesuatu yang membuatnya malu
... lalu kenapa ...?
Meski ini manga shoujo, kurasa target pembacanya ditujukan kepada remaja
akhir? Ada beberapa adegan cabul. Jadi begitu ya. Haruka-ojousama adalah
wanita yang seharusnya tidak membaca manga cabul seperti ini.
Tapi tunggu? Di kamarnya, bukannya ada beberapa buku lain dengan sampul
yang sama? Apa mungkin…
Aku berpikir kalau ini mungkin semacam novel, tetapi tak kusangka di
dalamnya ada manga shoujo yang ditujukan untuk mereka yang berusia awal
20-an. Ketika aku membolak-baliknya, buku ini sama seperti yang aku
temukan tadi. Tapi, ada beberapa penanda di dalamnya.
“Ah. Jadi, dia menandai adegan yang dia suka, dan kemudian menuliskan
pendapatnya tentang itu? ”
…Apa ini yang itu? Apa yang kau sebut kabedon di zaman modern?
Aku memeriksa halaman yang ditandai dalam volume lain, semuanya ada
adegan yang sangat erotis.
Dia benar-benar tertarik! Dia mirip seperti anak SMP yang akan mencari
kata seks di kamus dan menandainya!
“Adegan ini, apa-apaan dengan 'Kyuun ♡' ini? Heeeh, jadi ini yang kau suka,
Haruka-san? ”
“Dia berkata, Haru-chan juga harus mempelajarinya! Itu sebabnya ... tanda
... “
“Tepat sekali! Aku tertarik! Tapi, karena melakukan hal seperti itu dilarang
dalam kenyataan, jadi aku membaca manga untuk belajar! ”
“Sambil memikirkan bagaimana aku akan mati jika Seiji-kun melakukan ini
padaku, aku menyeringai sambil menyembunyikan diriku di dalam
selimut! Aku tahu itu tidak pantas! ”
“Hoeeeh?”
“Bufufu, bufu, gufu ... ap-apa yang harus aku lakukan? Adegan mana yang
harus kita lakukan ... “
“Baiklah, aku sudah memutuskannya! Aku akan ganti baju dulu, jadi Seiji-
kun harus keluar.”
Sambil menunjuk adegan yang ingin dia lakukan, dia menyerahkan manga
itu padaku.
Dia serius ... Padahal aku cuma iseng untuk sedikit meniru itu.
Adegan ini adalah si cowok bergegas menuju protagonis utama yang depresi,
memeluknya dari belakang dan membisikkan kata cinta ke telinganya.
Dia melirikku, dan karena dia sudah tahu bagaimana adegan ini akan
terungkap, dia menyeringai lebar. Hei, adegan ini seharusnya dimana kau
mengalami depresi.
“... Jadi kau berada di tempat seperti ini? Aku dari tadi mencarimu. ”
“Kenapa kamu datang mencariku? Tidak perlu bagimu untuk peduli padaku.
”
"Haaah ... Tentu saja, aku akan mencarimu. Apalagi jika kau melarikan diri
dengan wajah seperti itu. "
Buu!?
“Aku tahu tentang itu ... fakta kalau Seiji dan Sana-chan sudah berhubungan
seks.”
Buhah !? Secara teknis itu sudah benar, tapi tolong jangan masukkan nama
asli!
“Haruka, bukannya kau salah paham tentang sesuatu? Itu cuma sesuatu yang
Sana katakan dengan egois. Itu tidak benar sama sekali.”
“Ha-Haruka ...”
“Benarkah.”
“I ... itu benar ... Ohon .... Aku masih tidak bisa percaya itu ... Aku ingin
percaya, tapi aku tidak bisa dibuat untuk mempercayainya.”
“Fuguu ... bu-bukan begitu, tapi ... aku ingin Seiji-kun mengatakan sesuatu
seperti, 'Kamu adalah milikku, Haruka' .”
Aku tak tahu apakah itu karena dia memerankan peran atau sesuatu, tapi
limiter Hiiragi-chan langsung lepas kendali. Tanpa menyalakan lampu, kami
pun bermesra-mesraan dalam gelap.
Tak perlu ditanya lagi, makan malam yang seharusnya makanan cina, malah
jadi makanan asal buat.
Biasanya, ada guru kaligrafi khusus yang mengajar, tetapi hari ini agak
berbeda.
“Iguchi-sensei sedang tidak enak badan, jadi hari ini, aku, Hiiragi Haruka,
akan bertanggung jawab di kelas. Senang bertemu kalian.”
“Meski aku terlihat begini, aku sangat mahir dalam kaligrafi, tahu? Lagipula,
aku sampai di level lima dalam kaligrafi!”
Entah bagaimana itu terdengar luar biasa ... Sekitar dua puluh siswa di ruang
kaligrafi semuanya memiliki reaksi yang sama denganku. Kedengarannya
luar biasa, tapi tidak ada yang tahu sebelah mananya yang luar biasa.
“Jika kamu bertanya seberapa menakjubkannya itu, yah, itu cukup bagus
untuk membuka kelas kaligrafiku sendiri!”
“Kurasa rasanya akan membosankan jika kita melakukan seperti yang apa
dikatakan buku teks. Sebaliknya, Iguchi-sensei menyuruhku untuk bebas
membuat kalian menulis sesuatu. Jadi Sensei sudah memutuskan bahwa
topik yang akan kalian tulis adalah 'sesuatu yang kamu sukai'. ”
Karena aku membawa Hiiragi-chan sebagai "orang yang aku sukai" dalam
perlombaan meminjam barang, aku terus-terusan digoda oleh berbagai
orang yang telah menyaksikannya. Itu cuma sekedar candaan, tak ada yang
pernah percaya kalau aku benar-benar menyukai Hiiragi-chan.
... Hanya aku yang satu-satunya tahu kalau dia benar-benar sedih dibalik
senyumannya itu ...
Oooh ... seperti yang diharapkan dari Hiiragi-chan yang sudah dilevel
lima. Usulan yang sangat elegan.
Saat dia memegang kuasku, dia mencelupkannya ke dalam batu tinta, dan
mengelap kelebihan tinta. Mungkin karena postur tubuhnya yang indah,
gerakan Hiiragi-chan terasa berkelas. Matanya menggambarkan definisi
keseriusan. Poninya sepertinya menghalangi, jadi dia mengusapnya ke
belakang telinganya.
[I ♡ Seiji]
“Ah. Padahal itu juga sangat bagus, apa yang kamu lakukan?”
“Okaaay.”
Sambil cemberut dia menjawab seperti anak kecil dan bergumam, "Tidak
apa-apa selama aku melakukannya, kan?" Dan sekali lagi mencelupkan
kuas ke dalam batu tinta.
Hei, bukannya kau sendiri yang bilang kalau kau akan menulisnya? Kenapa
rasanya jadi aku yang memaksamu melakukannya?
Dengan lancar, dia menulis dengan tulisan tangan yang indah, [Aroma
musim semi, kehidupan yang membangkitkan nafas April].
Jika aku bilang iya, nanti bakal berubah menjadi keributan besar lagi, jadi
aku tidak mengatakan apa-apa.
"Lebih mudah untuk memahami perasaan hal-hal seperti ini ♡ Aku sudah
mengajarkan ini sebelumnya, kau tahu?"
Jika kita sendirian, jarak segini biasa dia akan mencium pipiku. ―Jarak
antara karakter harus seperti ini,‖ adalah alasan yang akan dia gunakan
untuk menjelaskan.
“Oh… oohh…”
“Tidak boleh ♡”
Karena tidak bisa dihindari, aku terus berlatih berulang-ulang kali, tetapi aku
masih belum bisa menulisnya dengan mudah.
Hanya mendengar itu saja sudah langsung memotivasiku. Aku cowok yang
sederhana. Sambil mencoba mencocokkan perasaan dan gambarannya, aku
menempatkan seluruh perasaanku pada setiap guratan.
“……”
Ya. Yang ini yang terbaik. Karena sudah mendekati akhir jam pelajaran, aku
menyerahkannya.
“Ini ... jika aku scan dan mengeditnya ... mufufu ...”
Aku tiba di ruang guru karena ada tugas kecil, dan kebetulan melihat meja
Hiiragi-chan yang sedang kosong. Kaligrafi yang aku tulis tertempel jauh di
belakang mejanya.
“Sesuatu yang sedikit mengejutkan terjadi ...” Tak perlu dikatakan lagi, nada
suaranya terdengar lesu. Tentu saja, aku tidak memberitahunya apa yang
terjadi.
“Ap-Apa boleh buat „kan ... Juga, panggil aku Haruka-san sekarang."
“Tadi semuanya pada pada piket sampai setengah jalan. Karena mereka
punya kegiatan klub atau urusan lain, jadi tidak ada yang ngerjain sampai
selesai. ”
Setelah membereskan meja dan kursi, menutup jendela dan gorden, tugas
piket pun selesai.
“Tinggal sedikit?”
“Ya, aku akan melakukan yang terbaik ... jadi aku datang untuk mengisi
kembali nutrisi Seiji-kun-ku.”
Tanpa basa-basi lagi, kami melakukan ciuman ringan. Lalu kami mendengar
ada suara yang datang dari lorong.
“Daidou, kenapa harus di ruang kelas sepulang sekolah? Ayo pergi ke tempat
lain. ”
“Baik, itu tidak masalah. Berbicara langsung dan bukan melalui teks bisa
mencegah kesalahpahaman. ”
Karena Hiiragi-chan sudah mengunci pintu itu jadi seharusnya tidak bisa
terbuka ...
Ah. Tapi pintu bagian belakang ... bukannya itu terlihat tidak terkunci
?? Hiiragi-chan, apa kau lupa menguncinya ??
—Ah, terbuka!
Gara, pintu terbuka dan pasangan murid cowok dan cewek masuk.
Ini mengingatkanku pada kejadian saat kita terjebak di dalam lemari selama
perjalanan sekolah, tetapi terlepas dari yang mana, rasanya sungguh
melegakan bahwa kita berhasil bersembunyi di suatu tempat.
Namun, ini sudah menjadi keadaan di mana kami tidak bisa keluar.
Oh?? Arah pembicaraan ini, apa itu bakal jadi pernyataan cinta ...?
Aku penasaran siapa cowok beruntung itu, dan ternyata Ia adalah Fujimoto.
Selamat, Fujimoto.
Heeeh, begitu, begitu. Jadi ini yang namanya masa muda ya...
“Tidak, yah, memang benar aku perlu berbicara denganmu tentang sesuatu,
tapi aku juga punya sesuatu untuk ditanyakan.”
Fujimoto, apa kamu punya seseorang yang kamu sukai? Mungkin itu yang
ingin Daidou-san tanyakan.
“Aku tidak memanggilnya dengan akhiran, jadi Sanada adalah Sanada-kun ...
Jadi, begitulah ...”
“Apa? Jika itu cuma lelucon, apa kau mau menembak Sanada?”
“.. Itu tidak ada hubungannya dengan semua ini, „kan? Selain itu, bukan aku
orang yang ingin mengetahuinya.”
“Itu benar, Sanada dan aku adalah teman, sahabat dari semua teman. Aku
bahkan tahu ada berapa rambut di pantatnya. ”
“Jangan-jangan …...”
“... Cuma itu yang bisa kukatakan ... Jadi, bagaimana? Hiiragi-chan. Aku
melihat bagaimana dia selama perjalanan sekolah, jadi aku hanya berpikir
mungkin itu asli? ”
“——Tentu saja itu hanya lelucon. Itu perasaan yang sama seperti menyukai
artis idol. Jika kau bilang kalau kau menyukai idola yang ada di sisi lain layar
TV, kau pikir bisa berkencan dengannya? Tentu saja tidak.”
“Tapi, Hiiragi-chan tidak terlalu menolak, baik itu selama perjalanan sekolah
atau perlombaan meminjam barang ...”
“Itu ida. Itu karena dia sudah memilih Hiiragi-chan sebagai "orang yang dia
sukai" di tempat umum, dia jadi bertindak serius.”
“Setidaknya, itulah yang terlihat di mataku. Tidak dapat dihindari bahwa ada
orang yang akan melihat itu dan membayangkan hal-hal yang aneh, tapi dari
sudut pandang guru, niat baik yang berasal dari siswa hanya bisa benar-
benar dianggap sebagai "mengidolakan", pikirku.”
Aku ini ahli dalam menganalisis tentang Sanada, kata Fujimoto dengan
senyum kecut.
“Tidak terlalu.”
“Begitu ya. Ayo cepat dan pergi. Guru piket mungkin akan datang untuk
mengunci kelas.”
“Maaf ... Mulai besok, aku akan menjadi cool beauty Haruka-san.”
Jangan sia-siakan usahamu untuk hal semacam itu, Hiiragi-chan. Walau tak
ada masalah kalau menjadi cantik, sih.
Lalu, ayo kita bicara lagi melalui telepon nanti malam, Hiiragi-chan
mengucapakan kata-kata itu sembari dengan cepat meninggalkan ruang
kelas.
“…”
Jarak dari sini ke loker alat bersih-bersih cukup jauh. Seharusnya Fijimoto
tidak bisa mendengar bisikanku dan Hiiragi-chan.
Keesokan harinya, saat aku tiba di tempat duduk, Fujimoto masih bertindak
seperti biasa. Ia tidak bertingkah aneh sama sekali. Jika Ia memang
menyadarinya, Ia pasti diam-diam akan bertanya kepadaku tentang hal itu
sambil menyeringai, tapi nyatanya Ia tidak melakukan hal seperti
itu. Mungkin, aku terlalu parno memikirkannya.
... Apa mungkin, pernyataan cool beauty yang sebelumnya adalah serius ...?
“…..…”
Versi Hiiragi-chan yang cakap berjalan melalui kelas dengan cara yang lebih
tegas, dan dengan cepat mencapai belakang kelas. Cewek-cewek itu akhirnya
memanggil Hiiragi-chan dengan santai, dan ketika mereka bertanya tentang
busananya hari ini, dia berkata, "Sudah waktunya makan siang," berbalik,
dan kemudian berjalan menyusuri lorong.
“Iya, tapi dirinya yang mencoba terbaik seperti itu juga masih terlihat lucu.”
“Ah, aku mengerti maksdumu. Ini cukup mempesona, rasanya kamu ingin
terus mengawasinya. ”
“Permisi.”
“Itu kacamata palsu, „kan? Apa kau memakainya supaya ingin terlihat
keren?”
“Bukannya aku ingin terlihat keren, tapi aku ini dari awal memang
keren,sih.”
Itu dia, kata "sih" muncul lagi. Entah bagaimana, citra keren Hiiragi-chan,
sedikit berbeda dari citra keren orang normal.
“Seiji-san, jika kamu tidak segera makan, kamu akan kehabisan waktu.”
“……..”
“Haruka-san, aaahhn.”
“…Haah.”
“Tanpa kamu melakukan hal seperti itu, aku bisa makan sendiri.”
Sumpit aku berbelok, membawa labu rebus ke mulutku sendiri. Ya. Hari ini
juga terasa sempurna. Rasanya sangat sedap.
Kaito Novel | 219
“…….”
... Kurasa orang yang keren takkan menggembungkan pipinya seperti itu,
tapi aku ingin tahu apa yang dia pikirkan tentang itu.
“Aku tak berpikir orang yang keren akan cemberut hanya karena mereka
tidak disuapi, aku juga tak berpikir kalau kau tidak bisa jujur dengan
perasaanmu sendiri.”
Jika orang itu sifatnya memang begitu, maka aku akan menyukai
mereka. Tapi, jika orang itu memaksakan diri untuk bertindak seperti cool
beauty, dan aku ditanya apa aku menyukainya, lalu jawabanku adalah tidak.
“Be-Begitu ...”
Kaito Novel | 220
Ekspresinya sedikit mengendur pada saat itu.
“Namun, kurasa aku lebih menyukai Hiiragi-chan yang normal? Meski yang
keren juga bagus, sih. ”
“……”
Perkataanku tadi adalah apa yang benar-benar kupikirkan, dan seperti yang
dikatakan cewek-cewek di kelas, ada titik di mana kesan cool beauty-nya
terasa aneh.
Supaya dia kembali ke Hiiragi-chan yang normal, apa yang harus aku
lakukan ...?
“Kau cuma tinggal menghentikan sikap manjamu saat ada pihak ketiga. Tapi
saat kita sendirian, kau boleh bersikap seperti biasa. ”
“…!”
“!?”
Eh, mana mungkin, benarkah !? Sepertinya itu yang ingin dia katakan.
“Lalu, mulai sekarang, Cuma boleh dua detik dan hanya satu ciuman.”
Eh, mana mungkin, benarkah !? Sepertinya itu yang ingin dia katakan.
“Kalau begitu, sudah waktunya aku pergi. Terima kasih untuk bekalnya.”
“Tu-tunggu—”
Aku berbalik setelah ditarik mundur, dan wajah Hiiragi-chan tepat di depan
mataku.
“Iya.”
Bibir kami saling mengecup, dua kali, tiga kali, dalam ciuman.
“Aku ingin melakukannya ... aku tidak bisa menahan diri lagi...”
“Seiji-kun jahat ... jadi aku akhirnya menjadi keras kepala ...”
Bagian dirinya yang cool beauty langsung lenyap ketika aku menanggapi
ciumannya. Kami terlalu asyik satu sama lain sampai-sampai kami tidak
sadar kalau bel masuk sudah berdering .
Suara Kanata yang lembut dan tenang bergema di dalam ruangan klub tata
boga.
Aku juga ikut menutup mata, dan mulai berpikir. Tentu saja, memikirkan
tentang Hiiragi-chan.
Setelah makan siang, karena masih ada waktu, kami mulai melakukan
beberapa tes psikologi dari buku yang dipinjam Kanata dari perpustakaan.
“... Jika kamu bisa menghentikan waktu untuk orang yang kamu suka, tubuh
bagian mana dari mereka yang mau kamu sentuh?”
“Bi-Bibir! Itu cuma acak. Hanya perasaan, tidak ada makna yang mendalam
di balik itu. "
“..................... Ha ha ha ...”
Ah! Aku hampir bisa melihat makhluk seperti jiwa yang keluar dari mulutnya
!?
“Di-Di-Diam! Menurutmu salah siapa ini ... Ah, tunggu, tidak. Nii-san, idiot!
”
“Uuuu ... Kenapa kamu begitu galak di saat-saat seperti ini ...”
“Ada apa, Sensei? Ini seharusnya hanya berdasarkan insting. Jadi anda bebas
dan mengatakan tempat pertama yang terlintas dalam pikiran. ”
““…….…””
Yah, memikirkan untuk menyentuh bagian seksual, dia memikirkan hal yang
sama denganku. Kurasa ini yang dinamakan saling berpikiran sama? Hal itu
saja sudah membuatku sedikit senang.
“Jika kamu menganggap itu sebagai hal pertama, kurasa itu seperti berharap
untuk diberkati anak?” (Sanada Seiji)
“... Untuk orang itu, hubunganmu akan berakhir hanya sebagai hubungan
fisik.” (Kanata)
““!?””
Hiiragi-chan dan aku mendapat pukulan tak terduga dari pernyataan Kanata.
Ta-Ta-Ta-Tapi kita bahkan tidak melewati batas ciuman? Jika memang cuma
hubungan fisik, aku percaya kalau kita sudah melakukan berbagai hal
sekarang.
“Puu Puu Puu. Sensei, jangan khawatir. Itu artinya, anda hanya mengincar
untuk bermain-main tubuh mereka, „kan?”
“!?”
“... Yang terakhir adalah Seiji-kun. Apa yang kamu pikirkan pertama kali? "
Dimana? Yah aku ingin meraba-raba payudara Hiiragi-chan ... Tidak, aku
ingin mendorong mereka dari bawah ... Tidak, aku ingin menyoleknya
dengan jariku, tidak ...
Saat aku mengatakan itu sambil mengibaskan poni, Sana membuat wajah tak
percaya.
“Apa yang kamu katakan, Nii-san? Apa kamu baik-baik saja? Sepertinya aku
baru saja mendengar puisi dari anak SMP atau malahan SD. Aku yakin
hasilnya hanya akan mengatakan sesuatu seperti hubungan berakhir sebagai
teman. "
“... Tidak ada jawaban untuk hati , hal yang paling dekat adalah hati ... Jika
begitu, maka kemungkinan orang yang kamu sukai memiliki cinta yang
penuh gairah untukmu.” (TN : Kata hati yang dicetak miring dalam artian
kiasannya, sedangkan penyebutan hati yang tidak miring merupakan
indikasi organ hati itu sendiri.)
“Bagus!!”
“Lihat tuh?”
Aku tidak tahu apa yang harus dilihat, tapi aku yang sepenuhnya ingin
meraba-raba payudara, sekarang membuat wajah sombong sambil
memandang rendah Sana.
Hiiragi-chan tiba-tiba berdiri, dan berjalan keluar dari ruang tata boga.
Aku ingin tahu apa yang terjadi? Baiklah, tidak ada apa-apa.
“Aku ingin tahu ke mana Sensei pergi? Aku akan periksa sebentar.”
Usai mengucapkan beberapa kata, aku keluar dari ruang tata boga, dan
langsung menemukannya. Dia bersandar pada pilar di luar ruang klub,
menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Aku pikir dia menangis, tapi
sepertinya bukan. Dia mungkin merasa malu karena telinganya benar-benar
merah.
“Kamu sangat mencintaiku, itu ... kamu sangat mencintaiku sehingga kau
tidak bisa menahan ... Wow ... cinta yang penuh gairah ...”
“!?”
Dia bilang pada dirinya sendiri untuk "Tunggu sampai setelah menikah" dan
garis pertahanan terakhir itu tampaknya cukup kuat. Namun, kebalikan
dengan itu, minatnya cukup tinggi.
“Ti-Tidak ada ... Aku tidak memikirkan sesuatu yang aneh ...”
“Apa itu sesuatu yang tidak bisa kau katakan? Sensei, jangan-jangan anda ini
sebenarnya, cukup bejat? ”
“Ka-Kamu salah ... Sanada-kun ... Aku enggak bejat, aku ...aku….”
Asaat aku hendak meminta maaf, dia berbicara sambil meniup hidungnya.
Gufuu ... !? Im-Imut banget... Jika kau mengatakan hal seperti itu dengan
mata berkaca-kaca, aku jadi mau memelukmu dan mendorongmu ke
bawah. Terlepas aku memiliki keberanian untuk melakukannya atau tidak,
itu adalah cerita lain.
“Ah! Kupikir ada apa yang membuatmu lama kembali! Nii-san, kamu
membuat Sensei menangis! ”
“Sensei, apa yang Nii-san lakukan padamu? Apa kamu baik-baik saja?”
Itu membuatnya tampak seperti dia diserang oleh orang cabul atau
semacamnya, jadi bisakah kau tidak bertanya dengan cara begitu.
Aku sekarang mengerti karena garis pertahanan terakhir itu, baik Hiiragi-
chan dan diriku punya keinginan yang tak dapat dipenuhi.
“Baik.”
Sana juga suka tes psikologi dan hal-hal yang berbau meramal, jadi ini
mungkin insting anak cewek buat menyukainya.
“Satu.”
“Eh!? Satu!?”
“H-heh, begitu ya. Hmmm, jadi cuma satu ya.... Mufufu, oke, oke ♪ ”
Jika ada sesuatu yang membuatku tidak puas mengenai kebiasaan barunya,
adalah hal yang barusan tadi. Dia menyeringai, tertawa, dan menikmati
semuanya sendirian.
“Rahasia ♡.”
Lalu, suatu hari di akhir pekan. Demi membalas dendam, aku membeli buku
tes psikologiku sendiri, dan menuju ke apartemen Hiiragi-chan.
“Haruka-san, kau selalu bertanya padaku, tapi kau sendiri tak pernah
ditanya. Bukannya itu tidak adil?”
“Itu bukan tidak adil. Seiji-kun sendiri yang menyuruhku untuk melakukan
apa yang ingin aku lakukan saat membeli buku itu. ”
Aku memang mengakui kalau tes psikologi seperti ini mudah untuk
mendapatkan hasil yang baik, tapi aku benar-benar ingin tahu apa yang
dipikirkan Hiiragi-chan.
Dia mendekatiku saat aku sedang duduk di sofa, dan tangannya langsung
menggandeng tanganku.
“Ayo.”
“Pacarmu sedang ada di depanmu. Dan dia cuma memakai pakaian dalam
saja. ”
Itu adalah salah satu dari jenis pilihan ganda, jadi ada empat pilihan yang
disediakan.
“Tidak ada jenis pengaturan yang seperti itu. Pilih saja berdasarkan
perasaanmu. ”
Dengan ini, aku bisa mengetahui —— level S&M-nya! Apakah dia termasuk
normal, S, atau M ...? (TN : Wahai kalian para fapper, apa mimin harus
menjelaskan apa itu S&M secara detail?)
“Ummm. Celana!”
“Apa, apa, apa, apa!? Apa yang kamu dapatkan dari itu !? ”
“Rahasia~.”
“Eeeeeeh!”
Karena aku sudah merasa puas, aku akhirnya mengatakan arti dari
jawabannya.
Pemikiran seorang masokis adalah sesuatu yang tidak bisa kumengerti sama
sekali.
“Kadang-kadang, kamu mencubit pipiku, „kan? Aku menyukai itu juga ...”
“Ha-haaah ...”
Apa perasaan keibuan yang datang dari Hiiragi-chan, dikarenakan dia adalah
seorang masokis?
“…Ya.”
“Ah, tapi jika itu dilakukan oleh orang lain selain Seiji-kun, aku akan
membencinya, dan membalasnya sepuluh kali lipat, oke.”
"Kau akan mengizinkannya jika itu dilakukan oleh orang yang kau sukai?"
“Ya.”
"Owwww."
“Ini bagus?”
Begitu aku melepaskan pipinya, dia mengusap pipinya dengan tangan sambil
mengangguk malu.
“Lalu, untuk pertanyaan selanjutnya. Beri aku tiga tipe yang kau sukai dari
lawan jenis.”
“Hmmm? Entah?”
“Seiji-kun.”
“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Meski kamu bilang tipe, aku tidak bisa
memikirkan banyak hal, jadi hanya itu saja. ”
Nah, dengan begini, ini sepertinya tipe yang dia sukai. Dan, bagian yang
penting adalah poin yang ketiga.
“Ada apa? Seiji-kun, wajahmu kelihatan merah. Apa yang kamu temukan?”
“Jadi wajahmu memerah karena itu? Kau pasti sangat senang, ya?”
“Bagaimanapun juga, kita berdua memendam cinta yang penuh gairah untuk
satu sama lain. Benar „kan, Haruka-san? ”
“Kufuu ... Jangan bilang itu lagi ... Aku nanti akan meleleh ...”
Aku sedang menyusuri jalan gelap menuju apartemenku. Musim gugur telah
memasuki musim yang membutuhkan cardigan dan stola. Napasku agak
tersengal-sengal karena berbicara sembari mengendarai sepeda. Sambil
mencoba menahannya dan tidak membiarkan Seiji-kun merasakan napasku
yang tidak karuan, aku terus melanjutkan pembicaraan.
“Maksudku ... jumlah waktu yang kita habiskan dalam keheningan telah
meningkat ... Seiji-kun, kamu juga tampaknya tidak begitu tertarik dengan
percakapan kita ...”
―Ini karena kita sering bertemu setiap hari, jadi mau gimana lagi karena
aku tidak bisa memikirkan apa pun untuk dikatakan."
Itu benar, tapi ... Kegiatan nelpon malam-malam sejak kita mulai berkencan
diabaikan begitu saja, enath kenapa membuatku merasa sedikit sedih.
Angin bertiup kencang saat aku mengendarai sepeda. Hari ini cuacanya
sangat dingin.
―Ah, maaf, tunggu - Apa yang kau lakukan? Nyelonong masuk seenaknya
saja. ‖
―Aku sudah mengetuk beberapa kali dan Nii-san bahkan tidak menyahut.‖
Tututtt~.
“Ah.”
Oh Ada beberapa situs terkait yang muncul. Ternyata bukan hanya aku saja,
tapi gadis-gadis lain di dunia mengkhawatirkan hal yang sama juga. Aku
mengakses judul yang menarik minatku.
Ini dia!
... Sebelumnya, aku pernah membahas kalau pertemuan tatap muka dan
berbicara melalui telepon itu berbeda. Dikatakan bahwa jika kamu
Kaito Novel | 241
melakukan hal seperti itu, pacamu akan semakin tidak mau berinteraksi
denganmu. Apa begitu…? Aku kira mirip dengan situasi di mana kamu
disuruh belajar oleh ibumu saat kamu sudah mencoba belajar.
——Ketika kami berpacaran, tidak seperti ini. Ini tidak baik. Kamu tidak
boleh mengatakan itu.
Kemarin malam, saat lagi asyik nelpon dengan Hiiragi-chan, Sana memaksa
masuk ke dalam kamarku, jadi aku tak sengaja mematikan telepon. Setelah
itu, aku mengirim pesan sebagai tindak lanjut. Balasan darinya hanya [Tidak
apa-apa, aku tidak keberatan], tetapi mengingat topik pembicaraan kami di
telepon kemarin, aku mengajukan cuti libur dari pekerjaan magangku di
perusahaan HRG sebagai permintaan maaf, membeli kue di pinggir jalan,
dan menuju ke tempat Hiiragi-chan. (TN : Chapter-chapter sebelumnya
mimin pake kata part-time, sekarang saya ganti jadi magang)
“Selamat datang.”
“Umm. Aku membeli ini, jadi bagaimana kalau kita makan bareng?”
Kaito Novel | 242
“Eh, benarkah? Terima kasih!”
“Tunggu sebentar. Ayo keluar hari ini! Saat ini, Kencan rumah dilarang.”
“Eh? Kenapa?”
“Bukan apa-apa! Makan kuenya nanti saja, oke? Aku akan menyimpannya di
kulkas.”
Apa dia sedang merencanakan sesuatu ...? Jika memang itu masalahnya, dia
tipe orang yang tidak pandai menyembunyikan sesuatu, jadi seharusnya aku
bisa menyadarinya dengan cepat.
“Saat kau bilang pergi keluar, emangnya kita mau pergi kemana?”
Sesuatu yang akan aku sukai? Saat aku memiringkan kepalaku karena
bingung, Hiiragi-chan berjalan keluar sambil menarik tanganku.
Kami masuk ke mobil dan pergi meluncur. Dia lalu mengarahkan setir
mobilnya ke arah kota.
Begitu mobil itu diparkir di tempat parkir koin dan aku pun turun, lalu
sebuah toko permainan menarik perhatianku.
“Jika itu masalahnya, serahkan saja padaku! Tapi Haruka-san, kau bahkan
tidak punya konsol gimnya, „kan? ”
Ayo pergi, ujar Hiiragi-chan saat kami berpegangan tangan dan masuk ke
dalam toko permainan.
“Siapa juga yang ngga sadar, karena kamu mengeluarkan banyak miasma.”
“Miasma?”
Ada banyak anak SMA di toko, tapi pada pandangan sekilas, sepertinya tidak
ada orang yang aku kenal. Kami mengenakan penyamaran, jadi kupikir kami
takkan ketahuan, tetapi aku masih merasa khawatir.
Kita mulai dari sana!? Aaah ... yah karena dia wanita dari keluarga berkelas,
jadi mungkin tak ada banyak kesempatan untuk menyentuh sesuatu seperti
ini.
Aku mengambil beberapa gim dan menjelajahi dari bagian ke bagian sambil
menjelaskan masing-masing genre.
“Dewasa sekali!”
Begitu aku meninggalkan toko dan menunggu, dia pun keluar dengan
memikul kantong kertas.
“Dua orang bisa bermain bersama secara kooperatif, jadi aku bisa
membantumu.”
“Dua orang bisa bermain !? Kalau begitu ayo kita main sama-sama ♪ ”
Dia berjalan dengan penuh bsemangat, aku masuk ke mobil dengan Hiiragi-
chan yang sedang gembira.
Tapi, kenapa dia tiba-tiba tertarik pada gim? Aku memang pernah berbicara
tentang permainan beberapa kali sebelumnya, tapi kenapa baru sekarang ...?
Kaito Novel | 245
Saat pertanyaan-pertanyaan itu masih terngiang-ngiang di dalam diriku,
kami tiba di apartemennya, dan memasuki kamarnya.
Sementara Hiiragi-chan sibuk menyiapkan kue yang aku beli dengan teh, aku
menyiapkan mesin gim. Pada saat itu, aku melihat selembar kertas kecil yang
tersangkut di bawah laptop yang terletak di atas meja.
“….?”
Aku mencoba menariknya keluar, dan menyadari kalau itu adalah catatan
yang ditulis dalam tulisan tangan Hiiragi-chan.
Perasaan aneh yang membayangiku hari ini, mungkin adalah ini. Anggap
saja seolah-olah aku tidak pernah melihat catatan itu. Walau aku ingin lebih
dekat dengan Hiiragi-chan. Aku ingin menikmati kehidupan setiap hari
bersamanya. Aku akan merenungkan kalau sikapku sedikit dingin padanya di
telepon tadi malam.
Setelah menikmati kue dan teh, kami mulai memainkan gimnya. Hiiragi-
chan, yang baru pertama kali main, berterik gembira seperti, ―Yaah! Hooh,
haah! ‖ Sembari memiringkan dan menggerakkan tubuhnya saat dia
memegang konsol gim.
“Ini pertama kalinya aku bermain gim seperti ini, jadi apa boleh buat, „kan?”
"Eh? Apa yang kamu katakan? Fuwaa !? Ini buruk, ini buruk! ”
“Diam!”
“Oke, oke.”
Kami terus bermain selama dua jam, tetapi Hiiragi-chan, yang tidak
memiliki akal sehat, tampaknya tidak banyak membuat kemajuan, dan dia
tidak dapat menyelesaikan permainan tanpa bantuanku.
Ketika aku bangun, entah bagaimana aku merasa kalau aku kembali ke masa
depan. Kupikir mau bersih-bersih dulu, jadi aku melihat sekeliling
ruangan. Seperti yang kuduga, aku memang kembali ke masa
depan. Smartphone-ku tergeletak di samping tempat tidur, dan aku
sendirian di ranjang yang agak besar.
Terakhir kali, diriku di masa sekarang menulis sebuah catatan, jadi aku bisa
langsung memahami situasinya, tapi kali ini sepertinya tidak ada
catatan. Setelah menemukan tas bisnis yang sering kugunakan, aku
mengeluarkan dudukan kartu nama dan memeriksanya.
“Seiji-kun? Jika kamu tidak cepat bangun, kamu akan terlambat, tahu? ”
Di kartu namaku tercetak nama perusahaan yang tidak aku kenal. Apa aku
tidak masuk perusahaan HRG? Atau jangan-jangan, aku tidak bisa masuk ke
perusahaan HRG?
Terserahlah. Aku keluar kamar sambil masih memakai piama, dan menuju
ke ruang makan, lalu menyapa Hiiragi-chan yang sedang menyiapkan
sarapan.
“Tentang ditambahkan ke dalam keluarga ... jika itu akan resmi, aku harus
menyapa keluargamu.”
“Ah ... Ya ... tapi, tunggu sebentar lagi ya. Situasi rumaku agak berantakan
sekarang, jadi kita bisa melakukannya setelah semuanya beres, oke? ”
“Ummm ... kurasa ayah sedang berusaha semaksimal mungkin. Natsumi juga
bekerja keras di perusahaan kami, tetapi tampaknya masih belum membaik.
”
Dia adalah putri dari CEO perusahaan, jadi kupikir rasanya tidak masalah
meski dia tidak bekerja. Meski begitu, dia benar-benar memiliki segalanya
bersama.
“Apa maksudmu?”
“Tidak mengadakan resepsi pun tidak masalah. Ini sudah menjadi impianku
untuk bisa bersama Seiji-kun sejak aku mulai berkencan denganmu.”
“Mengapa kita tidak mengikuti urutan yang benar dulu? Melompati langkah
seperti itu, ini tidak seperti dirimu, Haruka-san.”
“Sungguh…?”
Mungkin karena dia bertengkar dengan ibunya untuk masa depan kita.
Tujuan akhir kami adalah untuk menikah dan bisa bersama satu sama lain,
tetapi aku juga ingin pernikahan kami diberkati oleh semua orang yang
terlibat dengan diriku dan Hiiragi-chan.
―… Selamat pagi…‖
―Jadi, itu yang kamu maksud ... kamu bikin kaget saja.‖
―‘'Kami akan menikah, jadi tolong beri aku Haruka-san.' Sesuatu seperti
itu?‖
“Tidak, itu sedikit ... Fakta kalau kita sedang berpacaran sudah ketahuan
oleh ayahmu, jadi aku pikir untuk membiarkan ibumu juga tahu, dan
membiarkan beliau mengenalku sebagai pribadi.”
Ini sama dengan kasusnya Natsumi-chan. Jika seseorang yang tidak kau
kenal, atau tidak tahu nama mereka, sikapmu terhadap mereka mungkin
akan waspada. Namun, begitu dia mengenalku lebih baik, sikapnya
terhadapku pasti bisa melunak sampai batasan tertentu.
―Uuuu ... Itu tidak mungkin. Aku tidak bisa bangun ...‖
―Eh? Tunggu tunggu, aku masih belum siap, jadi tunggu dulu—— ‖
Piii, aku mengakhiri panggilan, dan setelah ganti baju, aku menuju ke tempat
Hiiragi-chan dengan sepedaku.
“... Dorobo-kun ... apa yang kamu pikirkan sih tiba-tiba datang ke tempat
orang pagi-pagi buta begini ... bahkan jika kamu pacarnya, harusnya kamu
menjaga yang namanya sopan santun, tahu?”
“Seiji-kun? Jika kamu belum sarapan, gimana kalau sarapan di sini saja?”
Kaito Novel | 252
Di sisi lain, Hiiragi-chan sudah berpakaian seperti biasa dan mengajak
sarapan.
“Haru-chan ... untung saja kamu bergegas dan membuatkanmu sarapan, tau
...?”
“Diam.”
... Seberapa kecilnya Hiiragi-chan? Apa dia semacam cebol atau kurcaci?
Sebelum aku bisa mengatakan sesuatu, aku ditarik dari belakang dengan
Hiiragi-chan yang menyeruduk.
“Tapi….”
“Tapi, tapi apa? Menghina seseorang yang kuakui, sama saja menghina
diriku. Apa pekerjaanmu? Memelototi kekasihku? Aku mengerti. Jadi,
mundurlah. ”
Natsumi-chan memandang dengan cemas, tapi karena tidak ada yang terjadi,
dia menepuk dadanya dengan lega.
Namun, itu adalah reaksi yang cukup wajar. Melihat supirnya bertindak
seperti itu terhadap pasangannya, hanya itu saja bisa terlihat bahwa Hiiragi-
chan sangat dihargai oleh orang lain.
“Aku tidak berubah menjadi lebih buruk. Setelah kau menjadi dewasa, kau
menjadi mandiri, bukan? ”
Untuk ukuran rumah tangga biasa, bukanlah hal yang aneh bagi seseorang
untuk mulai hidup sendiri setelah lulus kuliah dan mulai bekerja. Tetapi
untuk rumah tangga yang tidak perlu bekerja seperti keluarga Hiiragi,
mereka takkan cocok dengan kejadian normal itu.
Setelah mengendarai mobil selama sekitar satu jam, kami tiba di tempat
tujuan. Kelihatannya seperti rumah besar yang dibuat setelah memotong
bagian dari gunung, dan karenanya, itu cukup besar. Dari gerbang utama,
masih ada jarak untuk sampai ke pintu depan rumah.
“Bagaimana? Dorobo-kun.”
“Aku tidak bisa bilang kalau rumah ini lebih besar dari apa yang aku
bayangkan.”
Aku melirik Hiiragi-chan, dan menyadari kalau dia terlihat tidak terlalu
sehat. Kalau dipikir baik-baik, sejak dia masuk mobil, dia belum banyak
bicara.
“Natsumi-chan, apa orang-orang di rumah ini tahu kalau aku akan datang?”
“Aku hanya memberitahu mereka kalau ada teman yang bakal datang.”
Jika kau bilang seorang teman, dan membawa cowok, kurasa akan
menimbulkan berbagai kesalahpahaman.
“Tidak ada apa-apa di kamar Haru-chan, jadi mari kita pergi ke kamarku
dulu.”
Sambil berjalan di karpet yang meredam langkah kaki kami seperti di hotel
mewah, Natsumi-chan menuntun kami ke kamarnya. Kamarnya jauh lebih
luas ketimbang kamar apartemen Hiiragi-chan, dan tentu saja, kamarku
juga. Dengan sejumlah koleksi boneka binatang yang diletakkan di dekat
jendela, kamar ini benar-benar terasa seperti kamar anak perempuan.
“Tidak usah.”
Aku duduk di sofa. di sebelahku ada Hiiragi-chan yang tampak lesu dan tak
bersemangat.
“Mama sebentara lagi akan pulang, jadi aku akan mengenalkanmu. Aku pikir
dia ingin aku memperkenalkanmu kepadanya tanpa diminta.”
Kaito Novel | 257
“Orang seperti apa ibumu?”
“Dia agak ketat dalam hal sopan santun, tapi selain itu, dia cukup
normal. Yah, untuk Dorobo-kun mungkin akan terasa seperti wanita kelas
atas yang kuat.”
Aku benar-benar melihatnya pada kejadian di restoran hotel, tapi karena aku
tak berbicara tatap muka, aku merasa cemas. Aku datang dalam penampilan
apa adanya, apa ini baik-baik saja?
“Haru-chan, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu ikut menemui Mama?”
“Aku…”
“Bagiku juga ... Kupikir setelah menjadi dewasa dan belajar lebih banyak akal
sehat, aku bisa berani berbicara dengan ibu, tetapi dia memaksaku ke
wawancara pernikahan itu ...”
... Berpikir kalau ini sudah waktunya, aku akhirnya menjadi gugup. Namun,
Hiiragi-chan memiliki reaksi yang lebih kuat dariku. Aku tak memiliki kesan
kalau ibunya adalah orang yang menakutkan, tapi mungkin ada sesuatu yang
menimbulkan beberapa trauma dari tahanan rumah, atau mungkin karena
mereka sedang bertengkar.
“Terima kasih. Beritahu Mama kalau dia harus menunggu kita di ruang
tamu.”
“Dimengerti.”
“Bagi Haru-chan, bukan seburuk itu. Hanya saja Mama selalu menentang
segala yang dilakukan Haru-chan. Diam-diam mendapatkan lisensi guru
untuk bisa mandiri, mengajar di sekolah, hidup sendiri ... itu saja yang aku
tahu. ”
Jika ini terus dibiarkan, Hiiragi-chan akan terus memikul beban ini di masa
depan dan akhirnya menikah tanpa persetujuan orang tuanya. Dan itu sama
saja dengan kawin lari.
“Terima kasih telah mengizinkan saya untuk berkunjung ke sini. Nama saya
adalah Sanada Seiji.”
“Terima kasih sudah bersikap sopan. Apa kamu teman yang dibicarakan
Natsumi?”
“Iya. Kami bertemu secara kebetulan, dan hari ini, aku diundang untuk
berkunjung. ”
“Betul sekali.”
Dia terlihat seperti orang yang ramah, dan wajahnya memiliki nuansa yang
mirip dengan Natsumi-chan, dicampur dengan perasaan lembut dari Hiiragi-
chan.
Ya. Dia benar-benar tampak seperti ibu dari dua saudari perempuan. Dia
tampak berusia pertengahan 40-an dan dari ujung kepala sampai ujung kaki
dibaluti dengan pakaian elegan.
“Pacar?”
“Oh? Benarkah?”
“Iya. Saya kebetulan bertemu Natsumi-san beberapa kali di luar, dan jadi hal
itu menjadi seperti ini. "
“Mama!?.”
“Tidak, tidak. Bukan seperti itu. Dia orang yang cukup bertanggung jawab ..”
Sungguh. Jika kau mengesampingkan fakta kalau dia orang kaya, ini seperti
yang Natsumi-chan katakan, dia adalah ibu normal. Entah bagaimana, Agak
mengecewakan.
“Karena Onee-sama begitu dungu, wajar saja kalau aku menjadi seperti ini,
„kan?”
“Se-Seperti yang sudah kubilang, itu bukan alasanku menemaninya ... Aaaah,
alasan aku bersamanya di sini adalah murni sebagai teman ... ummm ....”
Yang beliau lakukan hanyalah mengeluarkan suara terkejut. Tak ada reaksi
khusus seperti yang terjadi dengan Hiiragi Papa. Ketika aku melihat
matanya, ketertarikan yang dia punya ketika membahas pacar Natsumi-chan
sudah tidak ada lagi.
“Natsumi. Jangan berteriak seperti itu. Sangat memalukan. Juga, jaga kata-
katamu baik-baik.”
Eh?
Eeeeeeeeeeehhhh !?
“Ah, ya ... ta-tapi, Mah, apa Mama beneran merestui hubungan mereka ...?”
Selama dua atau tiga kali sebelumnya saat kembali ke masa depan, Natsumi-
chan di masa depan adalah orang yang meyakinkan Hiiragi Papa untuk
membiarkan kami hidup bersama. Saat itu, Hiiragi Mama masih menentang
kami. Dia menggunakan alasan klise kalau hubungan romnatis antara guru
dan murid merupakan hal yang tidak pantas atau fakta kalau aku bukanlah
seseorang yang dipilih olehnya.
Aku kembali ke masa lalu untuk mengubahnya. Jadi, rasanya tidak aneh
kalau pemikiran Hiiragi Mama bakal berubah.
“Kita berhasil.”
Bisik Natsumi-chan.
Jika semuanya dibilang berjalan lancar dan berhasil, yah, emang berhasil sih,
tapi ... entah bagaimana, ada sesuatu yang janggal. Hiiragi Mama, orang yang
memperingati sesuatu seperti berteriak itu tidak pantas, membiarkan
seorang guru dan murid untuk terus melanjutkan hubungan romantisme
mereka. Bukannya aneh untuk mempercayakan putrinya yang berharga
kepada seseorang yang baru dia temui selama 4-5 menit?
Untung orang yang dibilangin tidak ada. Jika dia ada di sini, dia mungkin
akan kegirangan ketika mendengar kalimat yang memalukan ini.
“Dicintai juga merupakan bagian dari status seorang wanita. Haruka benar-
benar bertemu orang baik. ”
Senyum Hiiragi Mama adalah senyum yang sangat kukenal. Rasanya sama
persis dengan senyum palsu Hiiragi-chan.
Aku tidak tahu apa arti di balik senyumnya, tapi ayo kita masuk ke topik
sebenarnya
“Saya dengar anda sedang bertengkar dengan Haruka-san ... Apa anda tidak
ingin berbaikan dengannya?”
“Tidak perlu.”
Mungkin yang ini. Ini adalah perasaan aneh yang aku rasakan.
Ini bukan karena diriku dia bilang ―oke‖ pada hubungan kami. Perkataannya
mengindikasikan siapapun tak masalah. Dengan kata lain, dia sudah tidak
peduli lagi dengan Hiiragi-chan.
Kaito Novel | 265
“Dorobo-kun ... jangan mengulik terlalu dalam ...”
“Dia akan lulus dari perguruan tinggi dan kemudian bergabung dengan
perusahaan HRG untuk belajar tentang masyarakat dan membentuk koneksi
— aneh sekali bagi anak itu untuk melakukan seenaknya.”
“Itu tidak aneh. Apa yang Haruka-san lakukan adalah hal yang normal. ”
“Dia akan membuat koneksi dengan keluarga Sanjou, namun, dia tak mau
berhenti dari pekerjaannya saat ini, dia tidak mau masuk ke perusahaan
HRG, dan dia tidak mau menikahi pasangan yang kami pilih — semuanya
tidak berhasil. Keegoisan yang kupikir akan menghilang saat dia menjadi
dewasa malah menjadi-jadi. Keluarga Hiiragi tidak membutuhkan gadis yang
menolak untuk melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. ”
Aku hendak membentak beliau, tetapi meski aku memprotes di sini, itu
takkan membantu mereka untuk berbaikan.
“Saya pikir Haruka-san tidak menyesali keputusan yang sudah dia buat
untuk dirinya sendiri. Namun, mengenai masalah yang kalian katakan dan
dia yang mengabaikannya, setidaknya dia punya semacam rasa
bersalah. Saya percaya kalau dia ingin berbicara baik-baik dengan kalian
mengenai masalah tersebut. ”
“Apa Haruka sendiri yang mengatakan itu? Saat terakhir kali dia kembali,
sepertinya dia tidak bilang begitu? ”
“Lalu, kenapa dia kembali? Bukanya itu karena dia pikir kalau hubungannya
dengan ibunya saat ini terasa tidak benar? ”
Aku bisa merasakan darahku mendidih karena rasa kesal. Suaraku terdengar
lebih keras dari yang aku kira. Namun, aku tidak bisa menghentikannya.
“Ti-Tidak masalah …”
Fuuu, fuuu, aku bisa mendengar diriku menghembuskan nafas lelah. Tanpa
aku sadari, entah bagaimana aku menjadi marah.
Sambil terkejut, Hiiragi Mama terus menatapku, dan setelah beberapa saat
kemudian, dia mengambil cangkirnya.
“Dia sudah berusia 24 tahun. Seorang wanita yang telah disentuh oleh orang
lain adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Satu-satunya cara
baginya untuk bisa berguna bagi keluarga Hiiragi adalah menjadi seorang
istri. ”
“Ummm, ini hanya untuk klarifikasi, tapi saya masih berniat untuk punya
hubungan yang murni dan tulus ...”
“Suaramu sangat kecil sekali. Seakan-akan kamu adalah orang yang berbeda
sebelumnya. ”
Diamlah.
Jika aku membiarkannya ini, ketegangan antara mereka di masa depan nanti
akan terus berkelanjutan seperti Perang Dingin, tanpa ada kesempatan bagi
mereka untuk berbicara. Hiiragi Mama sama sekali tidak tahu mengenai
Hiiragi-chan.
“Meski aku tidak punya kendali atas dirinya, tampaknya jika Sanada-san
melakukan sesuatu tentang itu, Haruka entah bagaimana akhirnya akan
mendengarkan, ya.”
Bisa jadi begitu, tapi apa yang ingin anda katakan dengan senyum seperti
itu?
“—Jika Mama melakukan itu, aku pasti takkan membiarkannya. Tak masalah
jika dia masih belum berhubungan baik dengan Mama. Tidak apa-apa jika
mereka tidak berbaikan. Selama Haru-chan bahagia, kurasa itu baik-baik
saja. Namun, jika Mama berencana untuk menghalanginya, tidak peduli
siapa orangnya, aku takkan memaafkan mereka.”
“….Iya.”
“Maaf kalau aku membuatmu merasa buruk. Aku hanya berpikir kalau kamu
dianggap cukup baik oleh orang lain. ”
“Tentang Haruka, jika Sanada-san memang serius, maka, tentu saja, aku
tidak menentang hubungan kalian. Ini adalah keputusan yang diambil
setelah pemikiran yang tepat, berbeda dari sebelumnya.”
Ini bukan berarti memiliki dia sebagai pengantin mempunyai arti bagi
keluarga Sanada.
“Mama!”
Seperti ini, tanpa tahu apa ini pantas atau tidak, Hiiragi Mama tampak
sedikit tertarik denganku.
“Jika ini permintaan dari calon menantuku, aku tidak bisa menolaknya.”
“Puhaaa. Aku jadi dag-dig-dug mengenai apa yang akan terjadi, tetapi
untungnya bisa berakhir dengan baik.”
―Aku pikir ada masalah apa sampai ditelepon Natsumi, dan ketika aku
mengangkatnya ...‖
―Seiji-kun?‖
―Terima kasih…. Ah. Ibu sedang memanggilku sekarang, jadi ayo kita
bicara nanti!‖
Tampaknya acara berbaikan canggung antara ibu dan putrinya akan segera
dimulai.
“Bagi keluarga Hiiragi, kelahiran anak laki-laki sangat sulit sekali. Bahkan
Papa diadopsi ke dalam keluarga, tahu? ”
“Aaah ... jadi itu sebabnya masalah ini bisa diputuskan tanpa ayahmu.”
Jika aku masuk ke dalam marga mereka, pernikahanku bakal direstui. Ini
bukanlah sesuatu yang harus dibicarakan tanpa ayahnya, tapi jika kekuatan
dalam keluarga dipegang oleh ibu, maka aku bisa mengerti.
“Dengan kata lain, keluarga kami adalah keluarga matriarkal. Bahkan nenek
dan kakek juga sama, dan ini sudah berlangsung lama dalam
keluarga. Karena Haru-chan tidak mendengarkan apa yang Mama katakan,
dia mungkin pada dasarnya akan ditinggalkan, dan aku harus melakukan
wawancara pernikahan dan menyuruh seseorang menikah ke dalam
keluarga. ”
“Bukannya aku sudah pernah bilang? Bagi gadis, cinta adalah sesuatu yang
ingin mereka capai meski harus mempertaruhkan nyawa . Tentu saja itu
adalah sesuatu yang besar.” Ujar Natsumi-chan dengan tawa.
“Di saat seperti ini, aku bingung bagaimana aku harus menyampaikan rasa
terima kasihku ...”
“Tidak apa-apa, jangan permasalahkan hal itu. Yang aku inginkan hanyalah
ibumu bisa berbaikan dengan Haruka-san. ”
―Kekasihmu ... Sanada Seiji-san ... Ia orang yang sangat menarik, ya? Aku
barusan berbicara dengannya.‖
“Berhenti menggodaku.”
―Ibu ... aku minta maaf karena terlalu menentang banyak hal ... aku tidak
pernah bisa mengatakannya sebelumnya ... tapi, aku tidak menyesali
mengenai yang sudah aku lakukan ... aku juga tidak berniat untuk berubah
...‖
Aku mendengar suara terisak. Aku tidak tahu siapa itu, tapi kupikir itu
mungkin Hiiragi-chan.
―Lihat, jangan cengeng. Bahkan dari sebelumnya ... kamu selalu menjadi
anak yang sering menangis ... ―
―Ya….‖
―Kamu boleh pulang kapan saja ketika kamu punya waktu luang.‖
Mendengar nada suara Hiiragi Mama yang menjadi lebih lembut, Natsumi-
chan dan para pelayan mulai menangis.
“Jangan ribut…”
Kami mendengar suara langkah kaki, jadi kami mundur sedikit dari pintu.
“Haruka-san.”
“Berkat Seiji-kun, aku bisa melakukannya. Aku bisa berbaikan dengan ibu.”
“Tidak. Itu karena kau punya keberanian. Hari ini, bahkan terakhir kali Kau
kembali ke rumah. Jika tidak, bahkan aku takkan tahu apa kau ingin
berbaikan dengannya atau tidak. ”
“Aku hanya punya firasat kalau kau mungkin merasa seperti itu.”
“Sanada-sama. Saya minta maaf atas sikap lancang saya sebelumnya. Dari
apa yang sudah saya dengar, Anda telah direstui oleh
nyonya. Selamat. Yoshinaga ini, sangat mengagumimu.”
Wah terima kasih. Entah bagaimana, ini hampir membuatku ingin lebih
perhatian.
Ketika kami masuk ke mobil, Hiiragi Mama keluar untuk mengantar kami.
“Haruka, Seiji-san?”
“Karena status kalian masih guru dan murid, harap berhati-hati dengan
tindakanmu. Aku tidak ingin ada seorang penjahat dari keluarga Hiiragi. ”
“Itu sama saja kamu bilang kalau aku tidak memiliki kontrol diri.”
“Selama ada Seiji-san, kupikir aku bisa merasa lega. Tapi, kelalaian dilarang
... Jelas, jangan biarkan siapa pun mengetahuinya.”
“ “Iya.” ”