Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I. GONDANG


DI KABUPATEN KARANGANYAR DAN SRAGEN (LANJUTAN)
TAHUN ANGGARAN 2023

Uraian Pe ndahuluan

1. Latar Belakang Di dalam kegiatan pembangunan yang semakin pesat pada saat
ini, perlu didukung dengan sumberdaya manusia yang
memadai baik jumlah maupun kualitasnya, sebagai salah satu
modal untuk mencapai kualitas hasil pelaksanaan
pembangunan yang sedang dilaksanakan.

Berdasarkan DIPA Tahun 2023 SNVT Pelaksanaan Jaringan


Pemanfaatan Air Bengawan Solo, mengingat keterbatasan
jumlah personil, sedangkan volume pekerjaan cukup banyak,
maka dipandang perlu pelaksanaan pengawasannya
dipercayakan kepada pihak Penyedia Jasa, dengan harapan
hasil kegiatan konstruksi bisa dicapai secara tepat
administrasi, tepat mutu, tepat waktu dan tepat manfaat.
Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Gondang di
Kab. Karanganyar dan Sragen (lanjutan) TA 2023 meliputi
pekerjaan Persiapan, Rehab Saluran, Rehab Bangunan, dan
Pekerjaan lain-lain dengan output sebesar 8 KM dan outcome
sebesar 800 Ha.

2. Maksud dan Maksud dari Pekerjaan Supervisi ini adalah melaksanakan


pekerjaan jasa konsultansi supervisi pada SNVT PJPA
Tujuan Bengawan Solo. Sedangkan tujuannya adalah terlaksananya
pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara efektif
dan efisien.

3. Sasaran Sedangkan sasarannya adalah tercapainya pelaksanaan


pekerjaan konstruksi yang efektif dan efisien sesuai dokumen
kontrak yang telah disepakati bersama PPK Irigasi dan Rawa I
dengan Penyedia Jasa Konstruksi, secara tepat / tertib
administrasi, tepat waktu, tepat mutu, tepat sasaran dan tepat
manfaat.
4. Lokasi Kegiatan Kabupaten Karanganyar dan Sragen Provinsi Jawa Tengah

5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran


Pendanaan Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang tertuang dalam Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Bengawan Solo Tahun Anggaran 2023.

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen : PPK Irigasi dan Rawa I
Organisasi
Pejabat Pembuat Satuan Kerja : SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Komitmen Bengawan Solo

D ata Pe nunjang

7. Data Dasar -

jdih.pu.go.id
8. Standar Teknis -

9.
Studi–Studi Detail Desain Peningkatan Jaringan irigasi D.I. Gondang di
Kabupaten Karanganyar, Nomor Kontrak : HK 0203-An.02/2017-
Terdahulu 03, Tahun 2017

10. Referensi Hukum


a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33;
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
c. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019
Tentang Sumber Daya Air;
d. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 12/PRT/M/2015 Tentang
Eksploitasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 14/PRT/M/2015 Tentang Kriteria
Dan Penetapan Status Daerah Irigasi;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 30/PRT/M/2015 Tentang
Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Irigasi;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
j. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 21/SE/M/2019 tentang
Standar Susunan Tenaga Ahli Untuk Pengawasan Pekerjaan
Konstruksi Melalui Penyedia Jasa;

Ruang Ling k up

11. Lingkup Pekerjaan Lingkup penugasan Konsultan Pengawas adalah membantu


Pengguna Jasa dalam pelaksanaan pengawasan sebagai berikut :

a) Persiapan
1. memroses perizinan, memobilisasi personel dan
kelengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pengawasan;
2. memeriksa, mengevaluasi dan mempelajari dokumen
Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Pengawasan dan
dokumen penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK);
3. menyusun Program Mutu Pengawasan; dan
4. memberikan penjelasan dan rekomendasi terkait
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam Rapat Persiapan
Pelaksanaan Pekerjaan
b) Tahap Pelaksanaan
1. melakukan pengawasan mobilisasi personel, peralatan,
material dan pemenuhan persyaratan perizinan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
2. melakukan reviu terhadap gambar kerja dan spesifikasinya;
3. memberikan rekomendasi kepada PPK terhadap perubahan-
perubahan pelaksanaan pekerjaan;
4. melakukan pengawasan penggunaan tenaga kerja, material,
dan peralatan serta penerapan metode pelaksanaan pekerjaan
konstruksi;
5. melakukan pengawasan ketepatan waktu, biaya, pemenuhan
jdih.pu.go.id
persyaratan mutu dan volume serta penerapan keselamatan
konstruksi;
6. mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk
memberikan rekomendasi teknis tentang alternatif pemecahan
masalah yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;
7. membantu PPK dalam mempersiapkan penyelenggaraan rapat
lapangan secara berkala dan merekomendasikan rapat
insidental;
8. membantu PPK dalam menyusunan berita acara persetujuan
kemajuan pekerjaan; dan
9. membuat catatan harian, menyusun laporan mingguan dan
bulanan pelaksanaan pekerjaan pengawasan
c) Tahap Serah Terima (PHO)
1. menyusun daftar cacat mutu dan mengawasi perbaikannya
sebelum serah terima pertama (provisional hand over);
2. memeriksa dan melakukan evaluasi terhadap kelengkapan
dokumen dan gambar as built sesuai dengan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan sebelum serah terima pertama
(provisional hand over);
3. melakukan pengawasan demobilisasi personel dan
peralatan sesuai jadwal penugasan dan jadwal mobilisasi;
4. membantu penyusunan Berita Acara Pekerjaan 100%
(serratus persen) sebelum serah terima pertama
(provisional hand over);
5. membantu PPK dalam menyusunan Berita Acara Serah
Terima Pertama (Provisional Hand Over); dan
6. menyusun laporan akhir kegiatan pekerjaan pengawasan
d) Tahap Serah Terima Akhir (Final Hand Over) hanya dapat
dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas apabila dinyatakan pada
kontrak.
1.Melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan
pemeliharaan; dan
2.Memberikan rekomendasi kepada PPK terkait penerbitan Berita
Acara Serah Terima Akhir (Final Hand Over).
12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
pengawasan pekerjaan konstruksi yang tepat / tertib administrasi,
tepat waktu, tepat mutu, tepat sasaran dan tepat manfaat serta hasil
akhir yang dicapai sesuai dengan dokumen

13. Peralatan, a) Buku Kontrak Jasa Pemborongan serta Spesifikasi Teknis


Material, Personel pekerjaan fisik yang bersangkutan;
dan Fasilitas dari
Pejabat Pembuat b) Laporan Program Mutu);
Komitmen c) Pengguna Jasa Akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
bertindak sebagai Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis

14. Peralatan dan Penyediaan fasilitas dan peralatan oleh penyedia jasa. Penyedia jasa
Material dari konsultansi harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
Penyedia Jasa
Konsultansi peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Untuk keperluan pengawasan Konsultan harus
menyiapkan sekurang-kurangnya fasilitas dan peralatan pendukung
sebagai berikut:

a. Kantor lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk


pelaksanaan pekerjaan, seperti : peralatan gambar, peralatan tulis
dan barang barang habis pakai lainnya;
b. Kantor lapangan yang berdomisili berdekatan dengan lokasi
pekerjaan;
c. Komputer lengkap dengan Printer.
d. Kendaraan Roda 4 dan Kendaraan Roda 2 untuk keperluan
transportasi operasional pengawas lapangan;
e. Peralatan Komunikasi (Telepon, Faximile);
f. Kamera foto;
g. Perlengkapan Survey antara lain GPS;
h. Rollmeter 100 m dan 5 m;
i. Alat Pelindung Diri (APD) dan Bahan-bahan
jdih.pu.go.id
habis pakai,dll

15. Lingkup
Kewenangan Pada hakekatnya tugas Penyedia Jasa Pekerjaan Supervisi adalah
Penyedia Jasa membantu Pengguna Jasa dalam pengendalian/ pengawasan
kualitas, kuantitas maupun waktu pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi/Pemborongan sesuai
dengan Surat Perjanjian Pemborongan pekerjaan yang
bersangkutan, namun bertanggung jawab atas kualitas dan
kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi /Pemborongan. Penyedia Jasa Pekerjaan Supervisi
bertugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan layanan
jasa secara “task concept” yaitu bertanggung jawab penuh atas
terlaksananya semua kegiatan sesuai spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan.

16. Jangka Waktu


Penyelesaian Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Konsultansi Pengawasan
Pekerjaan Konstruksi ini yaitu selama 9 (sembilan) bulan / 270 (Dua ratus
tujuh puluh) hari kalender.

17. Personel
A. TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
I. Tenaga Ahli / Staf Profesional (bobot = 30)
a. Team Leader 1 (satu) orang
Bertugas selama 9 (sembilan) bulan kerja

Team Leader yang ditugaskan sekurang-kurangnya


adalah seorang lulusan Sarjana Teknik Sipil/Pengairan
dari perguruan tinggi yang mempunyai pengalaman di
bidang sumber daya air sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun dilengkapi dengan referensi kerja dari Pengguna
Jasa serta mempunyai SKA Ahli Madya Teknik Sumber
Daya Air.

Tugas dan kewajiban Team Leader mencakup hal-hal


sebagai berikut :

1. Mengoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan


konstruksi untuk setiap pelaksanaan pengukuran atau
rekayasa lapangan yang dilakukan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi dan menyampaikan laporan
kepada PPK sehingga dapat segera diambil keputusan
yang diperlukan, termasuk untuk pekerjaan
pengembalian kondisi, pekerjaan minor yang
mendahului pekerjaan utama dan rekayasa terperinci
lainnya;

2. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan


konstruksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan
pada semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan
konstruksi sedang dilaksanakan serta memberi
penjelasan tertulis kepada pelaksana mengenai apa
yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut,
bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum;

3. Memastikan bahwa Penyedia Jasa Pekerjaan


Konstruksi memahami Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi secara benar, melaksanakan pekerjaannya
sesuai dengan spesifikasi serta gambar-gambar, dan
menerapkan metode konstruksi yang tepat dengan

jdih.pu.go.id
kondisi lapangan untuk setiap pelaksanaan pekerjaan;

4. Memeriksa dengan teliti setiap gambar-gambar kerja


dan analisa/perhitungan konstruksi dan kuantitasnya,
yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
sebelum pelaksanaan pekerjaan;

5. Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa


pekerjaan pada semua lokasi pekerjaan dalam kontrak
serta membuat laporan kepada PPK terhadap hasil
inspeksi lapangan;

6. Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima


atau menolak hasil pekerjaan, material dan peralatan
konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi;

7. Mengoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan yang


dicapai Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi setiap hari
pada lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule)
yang telah disetujui;

8. Memonitor dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan


segera melaporkan kepada PPK jika terdapat kemajuan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak
Pekerjaan Konstruksi dan dapat berpengaruh terhadap
jadwal penyelesaian pekerjaan yang direncanakan.
Dalam kondisi tersebut, maka Team Leader membuat
rekomendasi kepada PPK secara tertulis untuk
mengatasi keterlambatan;

9. Memeriksa semua kuantitas dan volume hasil


pengukuran setiap pekerjaan yang telah selesai yang
disampaikan oleh Quantity Engineer;

10. Menjamin bahwa sebelum Penyedia Jasa Pekerjaan


Konstruksi diizinkan untuk melaksanakan pekerjaan
berikutnya, maka pekerjaanpekerjaan sebelumnya yang
akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah
diperiksa/diuji dan sudah memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;

11. Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu,


volume dan jumlah pekerjaan yang telah selesai dan
memeriksa kebenaran dari setiap bukti pembayaran
bulanan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi);

12. Mengoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa


yang benar kepada PPK di setiap lokasi pekerjaan untuk
bahan pertimbangan dalam pengampilan
keputusan/persetujuan;

13. Memberi rekomendasi kepada PPK terhadap


pencapaian mutu dan hasil pekerjaan yang sesuai
dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi atas
usulan pembayaran yang diajukan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi.

14. Mengoordinasikan penyusunan laporan mengenai


kemajuan fisik dan keuangan pekerjaan konstruksi
yang menjadi kewenangannya dan menyerahkannya
kepada PPK;

jdih.pu.go.id
15. Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar
Terbangun/Terpasang (as-built drawings) dan
mengupayakan agar semua gambar tersebut dapat
diselesaikan sebelum serah terima pertama (provisional
hand over); dan

16. Menyimpan arsip gambar desain dan menyusun


korespondensi kegiatan, laporan harian, laporan
mingguan, laporan kemajuan pekerjaan dan
pengukuran pembayaran.

b. TA Supervision Engineer / Structure Engineer, 1 (satu)


orang (bobot 20)
Bertugas selama 8 (delapan) bulan kerja.

TA Supervision Enginer / Structure Engineer yang


ditugaskan sekurang-kurangnya adalah seorang lulusan
Sarjana Teknik Sipil/Pengairan dari perguruan tinggi
yang mempunyai pengalaman di bidang sumber daya air
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dilengkapi dengan
referensi kerja dari Pengguna Jasa serta mempunyai SKA
Ahli Muda Teknik Sumber Daya Air.

Tugas dan kewajiban tenaga ahli Supervision Enginer /


Structure Engineer antara lain sebagai berikut :
1. Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaaan
dengan pelaksanaan di lapangan;

2. Memastikan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi


menerapkan ketentuan keselamatan konstruksi;

3. Memastikan bahwa seluruh tenaga kerja konstruksi


yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi memiliki
Sertifikat Kerja Konstruksi (SKK);

4. Memastikan bahwa seluruh peralatan yang digunakan


telah memiliki Surat Izin Laik Operasi (SILO);

5. Memastikan bahwa operator alat berat memiliki Surat


Izin Operator (SIO)

6. Memeriksa kesesuaian penggunaan material/bahan


produksi dalam negeri dan barang impor sesuai dengan
formulir Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan
daftar barang yang diimpor sebagaimana tercantum
dalam kontrak pekerjaan konstruksi;

7. Memastikan metode konstruksi dan hasil pekerjaan yang


dihasilkan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sesuai
dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;

8. Memberikan instruksi secara tertulis kepada Penyedia


Jasa Pekerjaan Konstruksi, apabila metode konstruksi
dinilai tidak benar atau membahayakan dan dicatat
dalam buku harian (log book) serta segera
melaporkannya kepada Team Leader;

9. Membuat justifikasi teknis terhadap usulan perubahan


yang diajukan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;

10. Mencatat seluruh pelaksanaan pekerjaan serta seluruh


perubahan dan ketidaksesuaian pelaksanaan pekerjaan

jdih.pu.go.id
dari perencanaan serta melaporkannya kepada Team
Leader; dan

11. Memeriksa dan menyetujui laporan teknis yang dibuat


oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.

c. TA. Quality Engineer, 1 (satu) orang (bobot = 20)


Bertugas selama 6 (enam) bulan kerja.

TA Quality Engineer yang ditugaskan sekurang-


kurangnya adalah seorang lulusan Sarjana Teknik
Sipil/Pengairan dari perguruan tinggi yang mempunyai
pengalaman di bidang sumber daya air sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun dilengkapi dengan referensi
kerja dari Pengguna Jasa serta mempunyai SKA Ahli
Muda Teknik Sumber Daya Air.

Tugas dan Kewajiban tenaga ahli Quality Engineer antara


lain sebagai berikut :

1. Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian


terhadap mutu proses dan hasil pekerjaan, material
dan peralatan sesuai dengan gambar, spesifikasi dan
dokumen perubahannya;

2. Melakukan pengawasan atas pemasangan,


pengaturan dan penempatan alat ukur dan alat uji
sebelum dan saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi;

3. Melaksanakan pengawasan atas semua pengujian


yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dalam rangka pengendalian mutu material
serta hasil pekerjaannya, dan segera melaporkan
kepada Team Leader jika terdapat ketidaksesuaian dan
cacat mutu baik dalam prosedur maupun hasil
pengujiannya;

4. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu


pekerjaan dan memberikan laporan secara tertulis
kepada Team Leader atas persetujuan dan penolakan
penggunaan material dan hasil pekerjaan;

5. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan


yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi dan dokumen perubahannya;

6. Menyerahkan laporan bulanan yang di antaranya


berisikan laporan hasil pengendalian mutu, data
laboratorium serta pengujian dilapangan beserta
risalah/ kesimpulan dari data yang ada kepada Team
Leader untuk selanjutnya dilaporkan kepada PPK;

7. Menyiapkan format laporan pengendalian mutu


pekerjaan, pengujian hasil pekerjaan dan kriteria
penerimaan pekerjaan;

8. Menyampaikan laporan hasil uji data mutu material,


jumlah benda uji mutu dan mutu keluaran pekerjaan
kepada Team Leader;

9. Membuat rekomendasi kepada Team Leader terhadap


ketidaksesuaian mutu pekerjaan dan tindak lanjut
jdih.pu.go.id
penanganannya, guna pencegahan ketidaksesuaian;
dan

10. Memberikan panduan di lapangan bagi personel


Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi mengenai
metodologi pengujian mutu bahan dan pekerjaan.

d. TA. Quantity Engineer, 1 (satu) orang (bobot = 20)


Bertugas selama 9 (sembilan) bulan kerja.

TA Quantity Engineer yang ditugaskan sekurang-


kurangnya adalah seorang lulusan Sarjana Teknik
Sipil/Pengairan dari perguruan tinggi yang mempunyai
pengalaman di bidang sumber daya air sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun dilengkapi dengan referensi
kerja dari Pengguna Jasa serta mempunyai SKA Ahli Muda
Manajemen Konstruksi.

Tugas dan kewajiban tenaga ahli Quantity Enginer antara


lain sebagai berikut :

1. Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa


pekerjaan dan volume atau kuantitas pekerjaan
sebelum dan saat pelaksanaan pekerjaan;

2. Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan


pekerjaan di lapangan, serta selalu memberikan
informasi tentang rincian pekerjaan kepada Team
Leader;

3. Menghitung kembali volume atau kuantitas pekerjaan


yang dilaksanakan sebagai dasar perhitungan prestasi
pekerjaan;

4. Bekerjasama dengan Quality Engineer untuk


menyesuaikan metode pelaksanaan di lapangan
dengan di laboratorium sehingga perhitungan volume
atau kuantitas pekerjaan dapat dilaksanakan;

5. Melakukan pengawasan di lapangan selama


pekerjaan berlangsung dan melaporkan segera
kepada Team Leader jika terdapat volume atau
kuantitas pekerjaan yang tidak sesuai dengan
Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;

6. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, dan mencatat


semua hasil pengukuran, perhitungan volume atau
kuantitas pekerjaan dan bukti pembayaran terhadap
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi;

7. Membuat ringkasan dengan memperhatikan laporan


Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi tentang
pengadaan material, jumlah pekerjaan yang telah
diselesaikan dan pengukuran di lapangan untuk
dilaporkan kepada Team Leader setiap hari setelah
selesai kerja;

8. Mengevaluasi prosedur perhitungan hasil


pelaksanaan pekerjaan yang diajukan oleh Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi;

9. Melakukan inspeksi dan monitoring lapangan terkait


keluaran hasil pekerjaan serta melaporkannya secara
jdih.pu.go.id
tertulis kepada Team Leader;dan

10. Membantu Team Leader dalam pengukuran akhir


secara keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah
diselesaikan dan memenuhi persyaratan mutu
pekerjaan.

e. TA. Health Safety Environment (HSE) Engineer, 1 (satu)


orang (bobot = 10)
Bertugas selama 9 (sembilan) bulan kerja.

TA Health Safety Environment (HSE) Engineer yang


ditugaskan sekurang-kurangnya adalah seorang lulusan
Sarjana Teknik Sipil/Pengairan dari perguruan tinggi yang
mempunyai pengalaman di bidang sumber daya air
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dilengkapi dengan
referensi kerja dari Pengguna Jasa serta mempunyai SKA
Ahli Muda K3 Konstruksi.

Tugas dan Kewajiban tenaga ahli Health Safety


Environment (HSE Engineer) antara lain sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan terhadap pemenuhan
persyaratan aspek keselamatan konstruksi dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, untuk mendukung
terwujudnya tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

2. Melakukan pengawasan terhadap penerapan


Dokumen SMKK;

3. Memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap


penyusunan dan pemutakhiran dokumen penerapan
Keselamatan Konstruksi;

4. Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa


Pekerjaan Konstruksi dalam mengidentifikasi dan
memetakan potensi bahaya yang mungkin terjadi di
lingkungan kerja, termasuk membuat tingkatan
dampak dari bahaya (impact) dan kemungkinan
terjadinya bahaya tersebut (probability);

5. Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa


Pekerjaan Konstruksi dalam menyusun rencana
program keselamatan dan kesehatan kerja yang
meliputi upaya preventif dan upaya korektif, untuk
mengurangi terjadinya bahaya/kecelakaan dan
menanggulangi kecelakaan yang terjadi di lingkungan
kerja;

6. Memonitoring implementasi pengelolaan dan


pemantauan lingkungan dengan berkoordinasi
bersama HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dalam memastikan dampak lingkungan
akibat pembangunan proyek dapat diminimalisir;

7. Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa


Pekerjaan Konstruksi atau pejabat lain dalam
penyiapan pengendalian dan keselamatan lalu lintas
yang terlibat di area proyek atau proyek lain yang
berkaitan;

8. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan


dan keselamatan kerja, termasuk merancang prosedur
baku dan memelihara borang atau catatan terkait

jdih.pu.go.id
kesehatan dan keselamatan kerja; dan

9. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin


terjadi, serta menganalisis akar masalah termasuk
tindakan preventif dan korektif yang diambil.

f. Surveyor/Juru Ukur, 2 (dua) orang


- Selama 7 (tujuh) bulan kerja, setiap personil
- Berpendidikan S1 /D3 Teknik Geodesi/Sipil sederajat.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pengukuran dan
pemetaan pekerjaan irigasi/SDA, sekurang-kurangnya
2 (dua) tahun.
- Tugas dan tanggung jawab Juru ukur adalah membantu
Supervision Enginer dalam mengukur pekerjaan yang
di kerjakan Penyedia Jasa Konstruksi terutama dalam
kaitannya dengan pengukuran volume pekerjaan
untuk berita acara pembayaran/termin.

g. Juru Gambar / Auto CAD Operator, 1 (satu) orang


- Selama 8 (delapan) bulan kerja.
- Berpendidikan minimal D III Teknik atau Sederajat.
- Berpengalaman dalam pembuatan gambar-gambar
desain pekerjaan irigasi/SDA sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun.
- Tugas Auto CAD Operator adalah membantu
Supervision Enginer dalam menyusun pelaporan sesuai
dengan tahapannya, dan membuat gambar
pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan
perubahan desain teknis yang telah dilaksanakan.

h. Tenaga Pengawas Sipil (Inspector), 4 (empat) orang


- Selama 9 (sembilan) bulan kerja setiap personil,
- Berpendidikan minimal D3 Sederajat.
- Berpengalaman dalam pengawasan pekerjaan jaringan
irigasi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
- Tugas Pengawas Lapangan/Inspector mencakup tetapi
tidak terbatas dengan hal-hal sebagai berikut :
1) Bertanggungjawab mengawasi setiap hari (day by
day) pelaksanaan kegiatan agar memenuhi
spesifikasi teknik yang telah ditetapkan.
2) Memastikan dan mendokumentasikan setiap
tahapan pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat
diketahui secara pasti kemajuan (progress) secara
kuantitatif maupun kualitatif.
3) Berkewajiban memberikan informasi teknis kepada
Penyedia Jasa Konstruksi setiap perubahan teknis
kegiatan yang telah disepakati oleh Konsultan
Supervisi dan PPK Irigasi dan Rawa I.
4) Melaporkan secara berkala kepada tenaga Ahli
maupun Supervision Enginer setiap perkembangan
kegiatan yang berlangsung.

II. Tenaga Pendukung


a. Tenaga Administrasi dan keuangan,1 (satu) orang
- Selama 9 (sembilan) bulan kerja.
- Berpendidikan minimal D3 Ekonomi
Manajemen/Sederajat.

jdih.pu.go.id
- Berpengalaman dalam menyusun administrasi dan
pertanggungjawaban keuangan kegiatan/Proyek
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
- Tugas dan tanggung jawab seorang Administrasi
adalah membantu Team Leader dalam mengatur
pelaksanaan kegiatan di kantor Tim Konsultan dalam
urusan administrasi dan keuangan.

Pelaksanaan kegiatan dimulai sejak terbitnya SPMK dan


18. Jadwal Tahapan diharapkan bisa mengikuti pelaksanaan jasa konstruksi.
Pelaksanaan
Pekerjaan

jdih.pu.go.id
Laporan**)

19. Program Mutu


Konstultansi Program Mutu Konsultansi Konstruksi harus sudah selesai paling
Konstruksi lama 7 hari setelah SPMK, dan harus mengacu pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi. Laporan Program Mutu
Konsultansi Konstruksi. Laporan harus diserahkan selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima)
buku laporan.

20. Laporan
Pendahuluan Laporan Pendahuluan memuat laporan pekerjaan persiapan yang
dilakukan oleh konsultan dan rencana/ pola kerja yang akan
dilakukan dengan detail. Laporan harus diserahkan selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima)
buku laporan

21. Laporan Bulanan


Laporan Bulanan memuat :

a. laporan pelaksanaan kegiatan konsultan, yang memuat


antara lain:
• /Kegiatan yang dilakukan bulan sebelumnya
• Kegiatan yang dilakukan bulan ini
• Permasalahan dan penanggulangannya
• Rencana pelaksanaan kegiatan bulan berikutnya
• Daftar hadir personil
• Progress pelaksanaan kegiatan konsultan(Kurva S)
• Jadual penugasan personil (studio dan lapangan)

b. laporan pelaksanaan kegiatan konstruksi yang memuat


antaralain:
Mobilisasi, kemajuan fisik, penjelasan dan laporan pelaksanaan
pekerjaan dari tiap paket pekerjaan konstruksi yang diawasi.

c. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada awal


bulan berikutnya diterbitkan sebanyak 5 (lima) rangkap selama
9 (Sembilan) bulan

22. Laporan Laporan Penunjang berupa :


Penunjang
- Gambar berupa skema pelaksanaan pekerjaan dan hasil review
desain. Ukuran A3 dalam rangkap 5 (lima).
- Nota perhitungan Review Desain dan perhitungan pengukuran,
dibuat daloam ukuran A4 rangkap 5 (lima)
- Laporan Manual Operasi dan Pemeliharaan
- Leaflet sebanyak 50 lembar
- Booklet sebanyak 25 buku
- Laporan Lingkunagn sebanyak 5 buku

23. Laporan Akhir Laporan Akhir memuat :

- Pemeliharaan yang akan datang, segala permasalahan teknis


yang muncul selama pelaksanaan, lampiran data lapangan,
dokumentasi berupa foto.
- Laporan Akhir harus disetujui oleh direksi teknik terdiri dari :
a. Draft Laporan Akhir
b. Laporan Akhir Utama
c. Flashdisk berisikan semua file laporan, lampiran, foto
dokumentasi pelaksanaan supervisi pelaksanaan dengan
kapasitas flashdisk menyesuaikan sesuai kebutuhan.
- Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir masa
kontrak sebanyak 5 (lima) buku laporan
- Penyedia wajib menyerahkan flashdisk dan Hard disk eksternal
yang berisi copy semua laporan dan gambar dengan jumlah
secukupnya, dan diserahkan selambat – lambatnya pada akhir
kontrak.

24. Laporan RKK Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor : 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi, Penerapan SMKK dilakukan
dengan melaksanakan RKK yang dilaporkan secara berkala kepada
Pengguna Jasa.
Laporan tersebut berupa laporan harian, mingguan, bulanan dan
akhir yang dievaluasi setiap bulannya.
Format RKK pada Konsultan Konstruksi Pengawasan sudah harus
mengikuti persyaratan dalam SMKK, yaitu sebagai informasi
terdokumentasi.
Identifikasi bahaya untuk masing-masing pekerjaan adalah sebagai
berikut :
Uraian Identifikasi Bahaya
No. Pekerjaan

Pekerjaan
1 Pekerja terkena molen & Concreate Vibrator
Beton

Laporan Bulanan RKK dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap selama 9


(sembilan) bulan.
Hal-Hal Lain

25. Produksi Dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

26. Pe rsyaratan Kerja Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
sama untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus memenuhi persyaratan yang berlaku

27. Pe doman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi


Pengumpulan persyaratan berikut:
Data Lapangan
I. METODOLOGI
Metode pelaksanaan Pengawasan diperlukan agar
pelaksanaan Konstruksi dapat diselesaikan dengan tepat
waktu,tepat mutu dan tepat administrasi, dan tepat manfaat.
Metode pelaksanaan Pengawasan yang akan dilakukan oleh
Konsultan Pengawas dibagi menjadi metode pelaksanaan
kualitas, metode pengawasan kuantitas dan metode
pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan.

Metode pengawasan kualitas dimaksudkan agar dalam


pelaksanaan Pengawasan semaksimal mungkin dapat
mengendalikan kualitas bahan / material yang dipakai dan
hasil pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknis.

Metode pengawasan kuantitas dimaksudkan agar volume


pekerjaan yang dilaksananakan dapat dikendalikan sesuai
dengan daftar kuantitas pekerjaan (Bill Of Quantity). Sedangkan
pengendalian waktu pelaksanaan dimaksudkan agar
pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai waktu yang
disediakan.

A. Metodologi Pelaksanaan Pengawasan Kualitas


Untuk mencapai kualitas pekerjaan yang baik tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor pelaksanaan dilapangan saja
akan tetapi juga sangat dipengaruhi oleh persiapan sebelum
pelaksanaan, adapun dalam pengawasan kualitas ini perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengujian / tes pendahuluan mencakup kesiapan lokasi
yang perlu dipersiapkan dilokasi pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai, ketersediaan dan cara menyimpan
material konstruksi sumur dengan baik dan benar.
2. Pengujian / test terhadap hasil Pelaksanaan Untuk
mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan
dilapangan telah sesuai dengan kualitas yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknis yang ditetapkan
maka perlu adanya pengujian / test terhadap hasil
– hasil pelaksanaan pekerjaan, baik langsung di
lapangan maupun di Laboratorium sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

B. Metode Pengawasan Kuantitas


Agar pekerjaan dapat diketahui dengan pasti berapa volume
yang dihasilkan maka diperlukan data/ kondisi existing lokasi
pekerjaan dan kondisi akhir dari pekerjaan tersebut,
disamping itu pada saat–saat pelaksanaan konstruksi juga
diperlukan pengawasan yang baik agar dimensi–dimensi
konstruki dilaksanakan sesuai dengan gambar perencanaan
(desain sumur).

Beberapa metode pengawasan kuantitas yang perlu


dilaksanakan selama Pekerjaan Pengawasan berlangsung
adalah sebagai berikut:
1. Survey Pendahuluan.
Survey pendahuluan dilakukan pada lokasi pekerjaan
untuk mendapatkan gambaran secara detail sebelum
dilaksanakan konstruksi, hal ini diperlukan untuk
keperluan pembuatan profil disain dan penyesuaian
dengan volume dalam kontrak, hal semacam ini
diistilahkan dengan Mutual Check Awal (MC O).
2. Pengawasan Harian.
Pelaksanaan pengawasan harian dilakukan oleh Pengawas
Lapangan dan petugas lainnya berdasarkan Rencana
Mutu Kontrak dan gambar desain shop drawing yang
yang telah disahkan.

3. Pengawasan lain.
Bila dipandang perlu untuk memastikan jaminan mutu
yang dihasilkan pabrikan maka Konsultan Supervisi bisa
melakukan kunjungan ke pabrikan untuk memastikan
material dan produk sesuai spesifikasi.

Secara periodik (Mingguan dan Bulanan) dilakukan opname


bersama dengan Konsultan Pengawas, Direksi Teknik dan
Penyedia Jasa Konstruksi untuk keperluan penyusunan
progress pekerjaan dan rekomendasi apakah pekerjaan yang
dilaksanakan sudah sesuai dengan gambar desain dan
spesifikasi teknis yang di syaratkan atau diperlukan perbaikan
sebelum dimasukan dalam progress kemajuan fisik yang
selanjutnya dapat diajukan pembayaranya dalam bentuk
laporan bulanan.

C. Metode Pengendalian Waktu Pelaksanaan


Agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai
dengan jangka waktu yang ditetapkan, diperlukan
pemantauan dan evaluasi terhadap progress baik secara
mingguan maupun bulanan. Monitoring dilakukan
berdasarkan grafik kurva S yang dibuat oleh Penyedia Jasa
dan Konsultan Pengawas maupun dengan menggunakan
Network Planning bila diperlukan.
Dari grafik Kurva S dapat dipantau seberapa besar deviasi
antara rencana dan realisasi, bila grafik realisasi pekerjaan
berada diatas garis rencana maka terdapat deviasi positif
sehingga proses pelaksanaan dapat tepat waktu bahkan dapat
lebih cepat, sedangkan bila berada dibawah garis rencana
atau deviasi negative maka perlu diambil beberapa tindakan
antisipasi.

Setiap keterlambatan harus segera dicari unsur penyebabnya


apakah keterlambatan yang terjadi akan mengakibatkan
keterlambatan pekerjaan lainnya atau hal yang wajar dan
dapat dinaikkan prestasinyapada minggu selanjutnya.

Perlu diinformasikan secara tertulis kepada Pengguna Jasa


disertai alternative penyelesaian masalah, apabila:

• Pada progres 0–70% keterlambatan sudah diatas 10%,


dan
• Pada progres 70–100% keterlambatan mencapai diatas
5%
Maka perlu diambil langkah– langkah peninjauan kembali
dengan pertemuan – pertemuan intensif (show cause
meeting) untuk menyusun re-schedule dan pemantauan
progress dari hari kehari.

Agar pelaksanaan pekerjaan tetap pada garis rencana dan


hasil pekerjaan secara kualitas dan kuantitas memenuhi
gambar dan spesifikasi, antara Penyedia Jasa, Konsultan
Pengawas, Direksi Teknik, Pengguna Jasa mengadakan
pertemuan berkala secara rutin untuk membahas hasil
pekerjaan yang telah dicapai sekaligus rencana kerja yang
akan datang. Dari pertemuan berkala ini maka segala
permasalahan yang muncul dapat diantisipasi lebih awal dan
penyelesaiannya dapat diselesaikan lebih baik.
II. PENDEKATAN TEKNIS
Pendekatan teknis diperlukan untuk Konsultan Pengawas. Dalam
melaksanakan tugas pengawasan pekerjaan dilapangan,
sebagai dasar pendekatan teknis yang akan dilakukan Konsultan
Pengawas akan berpegang pada Spesifikasi Teknis, Rencana
Mutu Kontrak dan rujukan sebagai dasar pelaksanaan masing –
masing pekerjaan. Beberapa rujukan yang dapat digunakan
untuk pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:

- Untuk keperluan rujukan standar pengujian dan bahan/


material yang digunakana dalah Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan atau rujukan lain yang biasa digunakan pada
pekerjaan bangunan.
Pendekatan Teknis Permasalahan pada saat Pelaksanaan Metode
pendekatan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas dalam
menangani masalah pada tahap pelaksanaan secara umum
dapat diindetifikasi dalam beberapa aspek sebagaimana dalam
daftar berikut:

PERMASALAHAN PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN


MASALAH

Waktu Keterlambatan Menganalisa & menarik


Pelaksanaan terhadap Kesimpulan tentang sebab–
jadwal/ sebab keterlambatan
Perencanaan/ Membuat rescheduling
Pelaksanaan Pelaksanaan program kerja
mingguan Mengarahkan
Penyedia Jasa untuk
meningkatkan produktifitas
dengan penambahan
tenaga atau waktu kerja
/lembur Pengendalian
waktu secara lebih ketat
dan instensif

Anggaran Nilai anggaran Perencanaan atau


yang dilampui Pelaksanaan fisik diarahkan
untuk mencapai sasaran –
sasaran yang ditetapkan
Penyedia Jasa terikat (jika
perlu dengan sanksi–
sanksi) secara ketat
terhadap bestek

Teknis Kelengkapan Menginventarisasi


desain kelengkapan memberikan
informasi mengecek
terhadap kelengkapan
Memberi pengarahan
sesuai dengan yang
ditetapkan

Penyimpangan Memberikan pengarahan


terhadap sesuai dengan yang
gambar kerja ditetapkan dan informasi
yang berlaku mengenai lapangan dan
peraturan Memberikan
teguran terhadap hasil
pelaksanaan yang
menyimpang dari bestek

Mutu Rendahnya Memberi pengarahan


Mutu system teknik / metode
Pelaksanaan pelaksanaan

Mengadakan penelitian
penguji-pengujian
laboratorium dan analisa

Lokasi proyek Pekerjaan dilaksanakan


cukup luas malam hari,maka lampu
penerangan diusahakan
cukup terang memenuhi
lokasi pekerjaan yang
dikerjakan Penempatan
material yang efektif dan
optimal diambil yang
termudah dan memenuhi
syarat

Sirkulasi Memberikan pengarahan


adanya Tentang system / metode
kendaraan di sirkulasi kendaraan yang
lapangan keluar masuk proyek
sehingga kegiatan
pembangunan dapat
berjalan dengan lancar
tanpa mengganggu aktifitas
disekitarnya
Terlambatnya Memberi dan membantu
suplai material proses perolehan dan
pengiriman material
Memberikan alternative
material pengganti dengan
kualitas yang setara
Kesalahan persepsi minimal
satu minggu sebelum
pelaksanaan, Penyedia Jasa
harus Membuat shop
drawing atas pekerjaan–
pekerjaan yang
dilaksanakan

28. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka
alih pengetahuan kepada personel satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan serta
penyelenggaraan dana APBN Tahun Anggaran 2023 ini agar dapat berjalan sebagaimana
mestinya.

Sukoharjo, 3 November 2022


Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa I
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Bengawan Solo

DIMAS ARRY PRIYO HAMBODO, S.T., M.T.


NIP. 19821227 201012 1 001

Anda mungkin juga menyukai