Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Paket Pekerjaan

Pengawasan Teknis GORR Segmen I

RUAS JALAN :
Gorontalo Outer Ring Road (GORR)

PROVINSI : GORONTALO

Tahun Anggaran 2021

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL GORONTALO
SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
JALAN NASIONAL PROVINSI GORONTALO

Jl. Tinaloga Desa Permata Kec. Tilong Kabila Kab. Bone Bolango Telp. (0435) 8591330
KERANGKA ACUAN KERJA
1. LATAR BELAKANG 1.1. Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
Gorontalo Cq Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan
Nasional Propinsi Gorontalo, bermaksud untuk melaksanakan
Pengawasan Teknis Paket Pembangunan GORR di Satker PJN Provinsi
Gorontalo di Propinsi Gorontalo yang akan dilaksanakan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi.
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana
mutu, biaya,waktu dan pemenuhan kinerja jalan yang telah ditetapkan di
dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan adanya Tim Konsultan
yang bertugas sebagai pengawas pekerjaan konstruksi yang berperan
membantu Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen Pekerjaan
Pembangunan Jalan GORR di Satker PJN Provinsi Gorontalo didalam
melaksanakan pengawasan teknis dan penjaminan mutu teknis pada
lokasi kegiatan yang sedang berlangsung.
Tim Pengawas Pekerjaan dimaksud, adalah Penyedia Jasa Konsultansi
untuk pekerjaan pengawasan/supervisi pekerjaan Pembangunan Jalan
GORR di Satker PJN Provinsi Gorontalo.
2. MAKSUD DAN TUJUAN 2.1. Maksud :
Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi, pengawasan pekerjaan
konstruksi ini, adalah untuk :
a. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen didalam melakukan
pengawasan pekerjaan terhadap kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi di lapangan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
berhubung adanya keterbatasan tenaga pada Satuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Nasional
Provinsi Gorontalo yang bersangkutan, baik dari segi jumlah maupun
dari segi kualifikasinya.
b. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering dihadapi oleh
Penyedia pekerjaan konstruksi di lapangan dalam menerapkan
desain yang memenuhi persyaratan spesifikasinya.
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi
telah memenuhi persyaratan mutu teknis yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
d. Melakukan inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan berdasarkan
indikator kinerja jalan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
e. Membantu PPK dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, apabila terdapat perbedaan interprestasi pasal-pasal
dalam dokumen kontrak dalam penerapan dilapangan.
f. Membantu menyelesaikan revisi desain/variasi kontrak, bilamana
terdapat perbedaan antara desain yang ada dengan kondisi
dilapangan.
g. Melakukan verifikasi data termasuk data kinerja jalan dilapangan,
yang dilaksanakan Penyedia Pekerjaan Konstruksi.
2.2. Tujuan :
Adalah pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilapangan untuk
mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan
yang tercantum di dalam spesifikasi (tepat mutu), dan dilaksanakan
secara tepat biaya serta tepat waktu.Dan penjaminan mutu teknis
pekerjaan konstruksi jalan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang
memenuhi kinerja jalan yang ditetapkan dalam dokumen kontrak, guna
menjamin ketersediaan infrastruktur jalan yang handal dan berkelanjutan.
3. SASARAN Sasaran pengadaan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi
jalan ini adalah tercapainya hasil pekerjaan preservasi jalan sesuai
dengan Spesifikasi Teknis yang telah ditetapkan,sehingga kinerja jalan
yang ditangani dapat memberikan layanannya sesuai dengan umur
desain yang direncanakan.
Disamping itu, sebagian tugas Pejabat Pembuat Komitmen yang
bersangkutan, khususnya dalam hal menyangkut masalah penjaminan
mutu pekerjaan, administrasi teknis, progress keluaran pekerjaan dan
pengendalian pekerjaan dilapangan dapat dilimpahkan kepada Penyedia
Jasa Konsultansi ini.
4. NAMA DAN Nama dan Organisasi Pengguna jasa adalah Pejabat Pembuat
ORGANISASI DAN Komitmen Pengawasan Jalan dan Jembatan Nasional Satuan Kerja
PEJABAT PEMBUAT Perencanaan dan Pengawasan jalan dan Jembatan Nasional Provinsi
KOMITMEN Gorontalo sebagai pengendali kontrak Pengawasan Teknis Pekerjaan
Konstruksi.
Kedudukan Pejabat Pembuat Komitmen Pengawasan Jalan dan
Jembatan Nasional berada di dalam struktur organisasi Satuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan jalan dan Jembatan Nasional Provinsi
Gorontalo
5. SUMBER PENDANAAN Sumber pendanaan, dibiayai oleh APBN Tahun Anggaran 2021, dengan
pagu anggaran sebesar Rp. 2.024.126.000,00 (Dua Milyar Dua Puluh
Empat Juta Seratus Dua Puluh Enam Ribu Rupiah) termasuk PPN.

6. LINGKUP, LOKASI 1.1. Lingkup Kegiatan


KEGIATAN, DATA DAN Lingkup kegiatan ini meliputi :
FASILITAS 1. Persiapan:
PENUNJANG SERTA a) Menyusun Rencana Mutu Kontrak (RMK) Pengawasan
ALIH PENGETAHUAN Pekerjaan.
b) Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak pekerjaan
konstruksi berbasis kinerja, termasuk pengendalian manajemen
dan keselamatan lalu-lintas serta SMK3 Konstruksi, dan
Dokumen Lingkungan.
c) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam pelaksanaan Rapat
Persiapan Pelaksanaan / Pre Construction Meeting (PCM) dan
memeriksa RMK Penyedia Pekerjaan Konstruksi.
d) Mencatat seluruh kesepakatan dalam PCM dan dituangkan
dalam Berita Acara sebagai Dokumen Kegiatan.
e) Mempersiapkan formulir-formulir isian, antara lain:
i. Laporan Harian
ii. Laporan Mingguan
iii. Laporan Bulanan.
iv. Laporan Teknis (jika diperlukan).
v. Pengecekan kesesuaian desain dengan kondisi lapangan.
vi. Laporan inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan.
vii. Rencana monitoring pelaksanaan pekerjaan dan verifikasi
laporan kegiatan yang disiapkan oleh Penyedia pekerjaan
konstruksi.
viii. Penjaminan mutu pekerjaan termasuk kriteria pengujian dan
penerimaan hasil pekerjaan.
ix. Bentuk perhitungan perhitungan volume data dan Sertifikat
Pembayaran.
x. Bentuk Request Penyedia untuk memulai pekerjaan dan
pengujian bahan.
f) Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi Teknis dan tugas dari
masing-masing personil Direksi Teknis kepada PPK Pekerjaan
Konstruksi.
g) Menjelaskan rencana kerja pengawasan Pekerjaan Konstruksi
kepada PPK Pekerjaan Konstruksi:
h) Menyampaikan dan mempresentasikan RMK kepada
PPKPekerjaan Konstruksi pada saat PCM.
i) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam mengkaji rencana
mutu kontrak (RMK) penyedia jasa konstruksi.
j) Menyampaikan pemahaman pasal-pasal utama dalam kontrak
terkait pelaksanaan pekerjaan.
k) Menandatangani berita acara mobilisasi dan melaporkan
pelaksanaan mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan.
l) Melakukan pengawasan, pengujian, pengecekan kuantitas dan
kualitas serta kelayakan peralatan, fasilitas dan perlengkapan
yang dimobilisasi Penyedia Jasa.
m) Mengecek Daftar peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang
disampaikan Penyedia Jasa.
n) Mengecek masa laku kalibrasi peralatan yang akan digunakan
oleh Penyedia Jasa.
o) Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan tentang
jumlah, mutu dan kelaikan peralatan, fasilitas dan perlengkapan
yang dimobilisasi Penyedia Jasa.
p) Menyampaikan ketentuan tentang pemenuhan tingkat layanan
jalan berdasarkan indikator kinerja jalan yang ditetapkan dalam
dokumen kontrak.
q) Memberikan rekomendasi terhadap konsep gambar kerja
kepada Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa.
r) Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan metode kerja
diajukan oleh Penyedia Jasa dan kontrol terhadap kuantitas
pekerjaan.
s) Melaporkan progres pekerjaan yang telah diselesaikan Penyedia
Jasa.
t) Membuat daftar kekurangan (Defect & Dificiencies) berdasarkan
hasil pemeriksaan lapangan.
u) Membantu PPK dalam pengecekan data adminstrasi dan teknis
pekerjaan.
2. Pelaksanaan Pengawasan:
a) Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa lapangan dan
membantu memeriksa shopdrawing yang disiapkan oleh
Penyedia Jasa.
b) Melaksanakan pengawasan teknis pekerjaan konstruksi jalan
secara professional, efektif dan efisien sesuai dengan
spesifikasi sehingga terhindar dari resiko kegagalan konstruksi.
c) Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan laporan
mingguan pekerjaan konstruksi.
d) Mengevaluasi dan menyetujui monthly sertificate (MC).
e) Membuat laporan bulanan terkait progress pekerjaan
dilapangan dan membuat rekomendasi setiap permasalahan
yang timbul dilapangan kepada Pengguna Jasa.
f) Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya
perubahan kinerja pekerjaan.
g) Melakukan verifikasi dan validasi hasil pengukuran topografi
yang dilakukan Penyedia.
h) Melakukan inspeksi dan membuat laporan hasil inspeksi
pemenuhan tingkat layanan jalan.
i) Verifikasi hasil inspeksi pekerjaan yang dilakukan oleh
Penyedia pekerjaan konstruksi.
j) Penjaminan mutu pekerjaan dilapangan dengan menerapkan
prosedur kerja dan uji mutu pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
k) Melakukan verifikasi pemenuhan tingkat layanan jalan yang
dilakukan Penyedia Jasa Konstruksi.
l) Melaksanakan koordinasi dengan Core Team Consultant P2JN
dan Regional Project Management Consultant (RPMC) Balai
terkait (bila ada).
3. Pengendalian Pekerjaan Fisik
1). Proses dan Pelaksanaan Kegiatan
Setiap kegiatan pekerjaan selalu memerlukan perencanaan,
proses, metode kerja, dan pelaksanaan kegiatan yang akan
diperlukan hingga hasil suatu kegiatan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan. Untuk setiap unit kerja/unit
pelaksana kegiatan harus merencanakan dan melaksanakan
proses dan pelaksanaan kegiatan secara terkendali yang
meliputi :
a. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam rencana mutu unit
kerja dan/atau rencana mutu pelaksanaan kegiatan dan/atau
Rencana Mutu Kontrak (RMK).
b. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan informasi yang
menggambarkan karakteristik kegiatan dan ketersediaan
dokumen kegiatan.
c. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan sumber
daya yang diperlukan dalam proses kegiatan.
d. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran
pelaksanaan pekerjaan serta mekanisme proses penyerahan
dan pasca penyerahan hasil pekerjaan.
Setiap jenis kegiatan harus mempunyai petunjuk pelaksanaan
yang merupakan dokumen standar kerja yang diperlukan guna
memastikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses
dilakukan secara efektif dan efisien. Adapun Petunjuk
Pelaksanaan sekurang-kurangnya :
a. Halaman Muka berisi :
- Judul dan nomor identifikasi petunjuk pelaksanaan
- Status validasi dan status perubahan.
- Kolom sahkan petunjuk pelaksanaan.
b. Riwayat Perubahan;
c. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan;
d. Ruang Lingkup penerapan;
e. Referensi atau acuan yang digunakan;
f. Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika diperlukan;
g. Tahapan proses atau kegiatan (dengan bagan alir jika perlu);
h. Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan
proses);
i. Tanggung jawab dan wewenang;
j. Kondisi khusus (penyimpangan dsb.);
k. Rekaman/Bukti kerja (yang menjadi persyaratan)
l. Lampiran berupa contoh format rekaman/bukti kerja.

Untuk melaksanakan validasi terhadap proses pelaksanaan


pekerjaan dalam kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dan
dengan hasil kegiatan setelah selesai dilaksanakan harus dapat
dilakukan pada setiap tahap kegiatan, jika verifikasi tidak dapat
dilakukan secara langsung melalui monitoring atau pengukuran
secara berurutan. Validasi pada pelaksanaan kegiatan harus
mempertimbangkan ketentuan berikut:
- Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk peninjauan dan
persetujuan proses.
- Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila hasilnya tidak sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan, setelah dilakukan perbaikan
atau penyempurnaan.
- Verifikasi kinerja hasil pekerjaan danpemenuhan tingkat layanan
jalan.
- Kriteria pengujian dan penerimaan hasil pekerjaan.

Disamping itu setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan harus


mampu mengidentifikasi hasil setiap tahapan kegiatan dari awal
hingga akhir kegiatan dan mengidentifikasi status hasil kegiatan
tersebut. Tujuan identifikasi untuk memastikan pada hasil kegiatan
dapat dilakukan analisis apabila terjadi ketidak-sesuaian pada
proses dan hasil keluaran pekerjaan. Rekaman hasil identifikasi
harus selalu terpelihara dalam pengendalian rekaman/bukti kerja.
Untuk memastikan bahwa bagian hasil pekerjaan yang telah
diterima harus tetap terpelihara sampai waktu penyerahan
menyeluruh. Pada proses penyerahan hasil pekerjaan, setiap
segmen pekerjaan harus mensyaratkan dan menerapkan proses
pemeliharaan hasil pekerjaan dan yang menjadi bagian hasil
pekerjaan agar kinerjanya tetap terjaga.
2) Monitoring dan Pengendalian Kegiatan
Monitoring dan pengendalian Kegiatan merupakan suatu proses
evaluasi yang harus dilaksanakan untuk mengetahui kinerja hasil
pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat dilakukan pengukuran atau
penilaian hasil dari produk penyedia jasa. Monitoring merupakan
bagian dari pengendalian mutu hasil pekerjaan, agar semua hasil
kegiatan yang diserahkan dapat memenuhi persyaratan kriteria
penerimaan pekerjaan. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan monitoring antara lain :
a. Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan harus
menetapkan metode yang tepat untuk monitoring dan
pengukuran hasil pekerjaan dari setiap tahapan pekerjaan.
b. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara
memverifikasi bahwa persyaratan telah dipenuhi.
c. Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan pada
tahapan yang sesuai berdasarkan pengaturan yang telah
direncanakan.
d. Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil kegiatan
harus dipelihara kedalam pengendalian rekaman/bukti kerja.

Disamping itu setiap unit kerja harus menentukan, mengumpulkan


dan menganalisis data yang sesuai dan memadai untuk
memperagakan kesesuaian dan keefektifan. Analisis data
bertujuan untuk mengevaluasi dimana dapat dilaksanakan
perbaikan berkesinambungan dan analisis harus didasarkan pada
data yang dihasilkan dari kegiatan monitoring dan pengukuran
atau dari sumber terkait lainnya. Hasil analisis harus berkaitan
dengan manfaat hasil pekerjaan, kesesuaian terhadap persyaratan
hasil pekerjaan dan karakteristik dari proses-proses kegiatan
termasuk peluang untuk tindakan pencegahan. Sedangkan
pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak
memenuhi persyaratan harus di-identifikasi dan dipisahkan dari
hasil pekerjaan yang sesuai untuk mencegah penggunaanyang
tidak terkendali. Tindakan yang harus dilaksanakan pada
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan antara lain :

a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan


bahwa hasil dari setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi
persyaratan diidentifikasi dan dikendalikan untuk tindak lanjut
tahapan kegiatan yang berhubungan dengan tahapan
sebelumnya.
b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai
harus diatur dalam prosedur pengendalian hasil pekerjaan
tidak sesuai yang merupakan bagian dari prosedur mutu.
c. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan
dengan mengesahkan penggunaan dan penerimaannya
berdasarkan konsesi oleh Pengguna atau pemanfaatan hasil
pekerjaan.
d. Tindakan korektif yang diambil dalam upaya menghilangkan
penyebab ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya
ketidaksesuaian.
e. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus
mencakup :
- Penetapan personil yang kompeten dan memiliki
kewenangan untuk menetapkan ketidaksesuaian hasil
pekerjaan untuk setiap tahapan.
- Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai
termasuk tatacara pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai.
- Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian
dengan persyaratan yang ditetapkan.
Dalam upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan
mencegah terulangnya hasil pekerjaan yang tidak sesuai,
diperlukan tindakan korektif dan tindakan pencegahan yang diatur
dalam prosedur mutu. Prosedur tindakan korektif minimal harus
mencakup kegiatan antara lain :
a. Menguraikan ketidaksesuaian,
b. Menentukan/melakukan kajian terhadap penyebab
ketidaksesuaian
c. Menetapkan rencana penanganan untuk memastikan,
bahwa ketidaksesuaian tidak akan terulang dan jadwal
waktu penanganan.
d. Menetapkan petugas yang melaksanakan tindak perbaikan.
e. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
f. Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
Tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya meminimalkan
potensi ketidaksesuaian yang akan terjadi termasuk
penyebabnya. Tindakan pencegahan harus mempertimbangkan
dampak potensialnya dan efek dari tindakan pencegahan
kegiatan yang lainnya. Untuk itu perlu mengidentifikasi potensi
ketidaksesuaian dan merencanakan kebutuhan tindakan untuk
mencegah terjadinya ketidaksesuaian serta melakukan verifikasi
tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan.
6.2.Lokasi Kegiatan
Kegiatan Jasa Konsultansi ini dilaksanakan di wilayahSatuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Nasional
Provinsi Gorontalo khususnya :
Jenis Kegiatan Target Ket
- Penurunan Grade dan 1,20 Km/m, atau
pengaspalan sesuai target
kontrak paket
fisik

6.3.Data dan Fasilitas Penunjang


1). Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
penyedia jasa:
a). Laporan dan Data
Dokumen Kontrak Penyedia Jasa Konstruksi.
b). Akomodasi dan Ruangan Kantor

Sewa Kantor disediakan oleh penyedia jasa dilokasi


pekerjaan yang biayanya terdapat dalam Rencana Anggaran
Biaya paket ini.
c). Staf Pengawas/Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau
wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau
pendamping/counterpart atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi)
d).Tidak adafasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen yang dapat digunakan oleh penyedia jasa
konsultansi.
2). Penyediaan oleh penyedia jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua
fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.

6.4.Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka
penyedia jasa harus mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi
dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi berbasis kinerja dalam rangka alih pengetahuan kepada
staf dilingkungan organisasi Satuan Kerja terkait.

7. PENDEKATAN DAN Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan ini meliputi:
METODOLOGI a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan
oleh penyedia pekerjaan konstruksi agar hasil pekerjaan sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi pekerjaan yang ada.
b. Mengukur kuantitas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan
melakukan pemeriksaan untuk pembayaran akhir pekerjaan.
c. Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan yang digunakan dan
mutu hasil pekerjaannya.
d. Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai telah memenuhi
syarat.
e. Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan dan
tuntutan (claims).
f. Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan pemeliharaan
peralatan yang digunakan.
g. Peninjauan kembali desain, dan melaksanakan pemeriksaan gambar
terlaksana.
h. Melaksanakan pemeriksaan gambar terpasang / terbangun secara
bertahap sesuai progres mutual check dan MC yang dicapai sampai
dengan 100%.
i. Melakukan penjaminan mutu pekerjaankonstruksi jalan yang
dilaksanakan oleh penyedia pekerjaan konstruksi agar hasil
pekerjaan dapat memenuhi tingkat layanan jalan yang ditetapkan.
j. Melakukan inspeksi secara berkala terkait dengan pemenuhan
tingkat layanan jalan berdasarkan indikator kinerja jalan yang
ditetapkan dalam kontrak.
k. Memberikan rekomendasi dalam inovasi pekerjaan konstruksi yang
diajukan oleh kontraktor untuk mencapai kinerja yang ditetapkan.
l. Menyiapkan metode monitoring dan pengukuran terhadap keluaran
pekerjaan konstruksi, bahwa persyaratan kinerja telah dipenuhi.
m. Menyiapkan daftar kriteria penerimaan setiap lingkup pekerjaan
berdasarkan ketentuan teknis yang dipersyaratkan.
n. Memberikan rekomendasi terkait potensi konflik terhadap
pemahaman kontrak berbasis kinerja, yang dapat menimbulkan
tuntutan klaim.
o. Memberikan rekomendasi tentang tindakan pencegahan dalam
upaya meminimalkan potensi ketidaksesuaian mutu pekerjaan dan
tindakan korektif yang harus dilakukan.
p. Melaporkan secara berkala kepada PPK terhadap hasil keluaran
pekerjaan, hasil verifikasi mutu pekerjaan dan pemenuhan tingkat
layanan jalan.

8. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 300 (tiga ratus) hari
PELAKSANAAN kalender.

9. TENAGA AHLI Tenaga ahli yang dibutuhkan dibuktikan dengan sertifikat keahlian dari
Asosiasi Profesi yang diregistrasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi (LPJK). Adapun tenaga ahli yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini adalah:
a. Ketua Tim /Supervision Engineer.
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana S1/D4 yang telah lulus
dari suatu perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan atau perguruan tinggi internasional yang diakui.
Untuk perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah
lulus ujian Negara.
Ketua Tim disyaratkan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan pengawasan jalan/jembatan sekurang-kurangnya selama 5
(lima) tahun S1/D4 Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman
sebagai Ketua Tim atau Supervision Engineer selama 5 (lima) tahun
pada pekerjaan sejenis, dan telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Memilki SKA
Jalan/Jembatan Madya Sebagai Supervision Engineer, tugas
utamanya adalah memimpin, mengarahkan dan mengendalikan
seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi terhadap berjalannya
pelaksanaan pekerjaan.
[

Tugas dan kewajiban Ketua Tim/Supervision Engineer mencakup


hal-hal sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi
untuk setiap pelaksanaan pengukuran/rekayasa lapangan yang
dilakukan Pelaksana dan menyampaikan laporan kepada PPK
sehingga dapat dilakukan dengan cepat keputusan-keputusan
yang diperlukan, termasuk untuk pekerjaan pengembalian
kondisi dan pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama serta
rekayasa terperinci lainyya;
2. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan kosntruksi
secara teratur dan memeriksa pekerjaaan pada semua lokasi di
lapangan dimana pekerjaan kosntruksi sedang dilaksanakan
serta memeberi penjelasan tertulis kepada Pelaksana mengenai
apa yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut, bila
dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum;
3. Memastikan bahwa Pelaksana memahami Dokumen Kontrak
secara benar, melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
speksifikasi serta gambar-gambar, dan pelaksana menerapkan
teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat/cocok dengan
keadaan lapangan untuk berbagai macam kegiatan pekerjaan;
4. Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau
menolak pekerjaan dan material;
5. Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari
yang dicapai Pelaksana pada lembar kemajuan pekerjaan
(progress schedule) yang telah disetujui;
6. Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari
semua pekerjaan terlambat sebagaiman tercantum pada buku
Spesifikasi Umum dan hal itu benar-benar berpengaruh terhadap
jadwal penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian,
maka Supervision Engineer juga membuat rekomendasi secara
tertulis bagaimana caranya untuk mengejar keterlambatan
tersebut;
7. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran
setiap pekerjaan yang telah selesai yang disampaikan oleh
Quantity Engineer/Chief Inspector.
8. Menjamin bahwa sebelum kontraktor diijinkan untuk
melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan
sebelumnya yang akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus
sudah diperiksa/diuji dan sudah memenuhi persyaratan dalam
Dokumen Kontrak.
9. Memberi rekomendasi kepada Pejabat Pembuat Komitmen
pekerjaan fisik menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan yang
telah selsesai dan memeriksa kebenaran dari setiap sertifikat
pembayaran bulanan kontraktor.
10. Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa-sketsa
yang benar untuk bahan Pejabat Pembuat Komitmen pekerjaan
fisik pada setiap lokasi akan memerintahkan perubahan
pekerjaan.
11. Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya
Terbangun/Terpasang (as built drawing) dan megupayakan agar
semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO).
12. Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-gambar kerja
dan analisa/perhitungan-perhitungan konstruksinya dan
kuantitasnya, yang dibuat oleh kontraktor sebelum pelaksanaan.
13. Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan
pada semua lokasi ruas jalan dalam kontrak serta memberi
membuat laporan kepada PPK terhadap hasil inspeksi lapangan.
14. Memberi rekomendasi kepada Pejabat Pembuat Komitmenhasil
penjaminan mutu dan keluaran hasil pekerjaan serta pemenuhan
tingkat layanan jalan terkait dengan usulan pembayaran yang
diajukan kontraktor.
15. Membuat laporan-laporan seperti tersebut pada Bagian 11
Kerangka Acuan Kerja ini, mengenai kemajuan fisik dan
keuangan proyek yang ada dibawah wewenangnya dan
menyerahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen pekerjaan
fisik serta instansi lain yang terkait tepat pada waktunya.
16. Menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan
harian, laporan mingguan, bagan kemajuan pekerjaan,
pengukuran pembayaran, gambar desain, laporan hasil inspeksi
lapangan, laporan pemenuhan tingkat layanan jalan dan lainnya.

b. Inspection Engineer.
Mempunyai setifikat keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Strata Satu (S-
1)/Diploma-4 yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau perguruan tinggi
internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian Negara.
Inspection Engineer disyaratkan sekurang-kurangnya berpengalaman
melaksanakan pekerjaan yang sejenis selama 4 (empat) tahun,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK. Memiliki SKA Jalan/Jembatan Madya.
Inspection Engineer bertanggung jawab kepada Supervison Engineer
dan berkedudukan di lokasi pelaksana bekerja, serta bertanggung
jawab melakukan pemerikasaan dan pengendalian kegiatan yang
berhubungan dengan aspek desain, pegukuran volume bahan dan
pekerjaan sebagai dasar pembayaran prestasi pekerjaan.

Tugas dan kewajiban tenaga ahli tersebut mencakup hal-hal sebagai


berikut:
1. Memeriksa kesesuain antra gambar perencanaan dengan
pelaksanaan di lapangan;
2. Mengharuskan pelaksana untuk melakasanakan peraturan
tentang keamanan dan keselamatan kerja;
3. Memantau hasil pekerjaan serta cara pelaksanaan yang
dijalankan Pelaksana;
4. Memberi instruksi kepada Pelaksana, bila cara pelaksanaan
dinilai tidak benar atau membahayakan. Da;a, segala hal, semua
instruksi harus dicatat dalam buku harian (log book) serta segera
memberi tahu kepada Supervision Engineer;
5. Mencatat keadaan pekerjaan serta semua perubahan dan
penyimpangan dari perencanaan (pada lembar gambar
kemajuan pekerjaan); dan
6. Memeriksa dan menyetujui laporan harian yang dibuat oleh
Pelaksana.

c. Quality / Quantity Engineer


Mempunyai setifikat keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Strata Satu (S-
1)/Diploma 4 yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau perguruan tinggi
internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian Negara.
Quality / Quantity Engineer disyaratkan sekurang-kurangnya
berpengalaman melaksanakan pekerjaan yang sejenis selama 4
(empat) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Memiliki SKA Jalan/Jembatan
Madya. Quality / Quantity Engineer bertanggung jawab kepada
Supervision Engineer dan berkedudukan di lokasi Pelaksana bekerja.
Membantu Supervision Engineer dalam penjaminan mutu pekerjaan
yang telah ditentukan oleh Dokumen Kontrak dan memahami benar
terhadap metode pemeriksaan bahan, tes laboratorium yang
disyaratkan, Serta bertanggung jawab terutama untuk melakukan
pemeriksaan kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan dan
pengendalian keluaran hasil pekerjaan yang sesuai dengan yang
telah ditentukan dalam dokumen kontrak.

Tugas dan kewajiban sebagai berikut:


1. Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap
pekerjaan, material dan peralatan yang ditempatkan di lapangan
apakah sesuai dengan gambar dan speksifikasi;
2. Melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan,
pengaturan dan penempatan peralatan laboratorium lapangan
pelaksana serta memantau alat-alat pengujian sebelum
pekerjaan konstruksi dimulai, peralatan laboratorium yang ada
sudah siap dioperasikan;
3. Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua
pekerjaan pengujian yang dikerjakan oleh pelaksana dan
tenaga-tenaganya dalam rangka pengendalian mutu material
serta hasil pekerjaannya, dan memberitahukan dengan segera
secara tertulis kepada Supervision Engineer tentang
kekurangan-kekurangan yang dijumpai baik dalam prosedur
pengujian yang dipakai maupun setiap cacat yang terdapat pada
material atau mutu pekerjaannya;
4. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta
menyerahkannya kepada Supervision Engineer rekomendasi
secara tertulis tentang disetujui atau ditolaknya material dan hasil
pekerjaan yang bersangkutan;
5. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang
dilakukan oleh Pelaksana tidak kurang dari syarat minimum yang
ditetapkan spesifikasi;
6. Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan kelokasi
proyek sehingga sebelum material tersebut digunakan sudah
sesuai dengan spesifikasi;
7. Menyerahkan kepada Supervision Engineer laporan bulanan
mengenai semua hasil pengujian yang diperoleh selama bulan
sebelumnya, untuk diserahkan oleh Supervision Engineer
kepada PPK, laporan tersebut berisikan semua data
laboratorium serta pengujian dilapangan berikut
risalah/kesimpulan dari data yang ada;
8. Menyiapkan format laporan penjaminan mutu pekerjaan,
pengujian hasil pekerjaan dan kriteria penerimaan pekerjaan;
9. Melakukan monitoring pekerjaan dilapangan terkait dengan
pemenuhan mutu pekerjaan;
10. Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah benda uji mutu
dan mutu keluaran pekerjaan telah memenuhi persyaratan
teknis;
11. Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian mutu
pekerjaan (jika ada) dan tindak lanjut penanganannya guna
pencegahan ketidaksesuaian;
12. Memberikan panduan dilapangan bagi personil pelaksana
mengenai metodologi pengujian mutu bahan dan pekerjaan (jika
diperlukan);
13. Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa pekerjaan
dan volume pekerjaan yang tekah dilaksanakan;
14. Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan pekerjaan di
lapangan, serta selalu memberikan informasi tentang rincian
pekerjaan kepada Supervision Engineer;
15. Menghitung kembali kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
16. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari
Supervision Engineer dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta
bekerjasama menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan
dengan di laboratotrium;
17. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada
semua lokasi pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan,
dan memberitahu dengan segera kepada Supervision Engineer
tentang semua pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai Dokumen
Kontrak;
18. Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis
kepada Supervision Engineer pada hari itu juga;
19. Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan
memeriksa semua hasil pengkuran, perhitungan kuantitas dan
bukti pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran terhadap
pelaksana sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam
Dokumen Kontrak;
20. Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat ringkasan/risalah
tentang kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan
material, jumlah dan keadaan tenaga kerja, peralatan yang
digunakan, jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan,
pengukuran dilapangan, kejadian-kejadian khusus dan
sebagainya dengan menggunakan formulir laporan standar
(laporan harian) yang harus diserahkan/dikirim kepada
Supervision Engineer dan PPK setiap hari setelah selesai kerja;
21. Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus
terhadap semua pekerjaan harian (day work), termasuk
membuat catatan mengenai peralatan, tenaga kerja dan bahan-
bahan yang digunakan pelaksann dalam melaksanakan
pekerjaan harian tersebut;
22. Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Pelaksana dan
evaluasi hasil pekerjaan (performa pekerjaan) di lapangan;
23. Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil pekerjaan;
24. Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut dilaporkan secara
tertulis kepada Supervision Engineer sebagai bahan masukan
yang di sampaikan kepada PPK;
25. Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran hasil pekerjaan,
perhitungan bobot pekerjaan terkait dengan usulan pembayaran
serta menjamin bahwa pembayaran terhadap pelaksana sudah
benar dan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak;
dan
26. Membantu Supervision Engineer mengadakan pengukuran akhir
secara keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah di
selesaikan dan mutunya memenuhi syarat.

d. Health Safety Enviroment (HSE) Engineer


Health Safety Enviroment (HSE) Engineer disyaratkan seorang
Sarjana S1/D4 yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi
negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi
swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian Negara.
Disyaratkan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan yang
berkaitan dengan aspek Keamanan, Kesehatan, Keselamatan dan
Lingkungan pada pekerjaan jalan dan jembatan sekurang-kurangnya
selama 3 (tiga) tahun. Telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Memilki SKA K3
[
Konstruksi Muda.
Tugas dan kewajiban Health Safety Enviroment (HSE) Engineer
terdiri atas :

1. Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin


terjadi di lingkungan kerja. Hal ini termasuk membuat tingkatan
dampak dari bahaya (impact) dan kemungkinan terjadinya
bahaya tersebut (probability);
2. Menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan kerja
yang meliputi upaya preventif dan upaya korektif. Upaya
preventif bertujuan untuk mengurangi terjadinya bahaya atau
kecelakaan dilingkungan kerja. Upaya korekstif bertujuan untuk
menanggulangi kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja;
3. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan
keselamatan kerja. Dokumentasi yang baik termasuk faktor
penting dalam mencegah dan menanggulangi bahaya. Hal ini
termasuk merancang prosedur baku dan memelihara borang
atau catatan terkait kesehatan dan keselamatan kerja; dan
4. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta
menganalisis akar masalah termasuk tindakan preventif dan
korektif yang diambil.

Untuk membantu kelancaran pekerjaan maka Tenaga Ahli tersebut


diatas dibantu oleh Tenaga Sub-Professional Staff dengan persyaratan
Strata – 1 (S1)/Diploma 3 (D3) teknik sipil pengalaman 1 tahun. Adapun
jumlah tenaga Sub-Professional Staff sebagai berikut :
1. Inspector bertugas membantu Inspector Engineer dalam
pengawasan dan keluaran hasil pekerjaan konstruksi jalan serta
bertugas membantu dalam melakukan inspeksi pengawasan
pekerjaan dilapangan dan verifikasi pemenuhan tingkat layanan
jalan, Inspector mengawasi Pekerjaan Rutin Jalan, Rutin kondisi
dan mengawasi rutin jembatan, rehab jembatan dan berkala
jembatan (atau sesuai target fisik karena pekerjaan ini dikerjakan
secara simultan;
2. Surveyor bertugas membantu Quantity Engineer dalam
pengawasan dan pengukuran pekerjaan dilapangan meliputi
Pekerjaan Rutin Jalan, Rutin kondisi dan mengawasi rutin
jembatan, rehab jembatan dan berkala jembatan (atau sesuai
target fisik karena pekerjaan ini dikerjakan secara simultan;
3. Laboratorium Technician bertugas membantu Tenaga Ahli
Quality Engineer dalam pengendalian mutu dan verifikasi data
mutu pekerjaan dilapangan termasuk mengawasi material pada
quary, AMP, pengujian mutu di laboratorium dan pelaksanaan
pekerjaan dan mengawasi Pekerjaan Rutin Jalan, Rutin kondisi
dan mengawasi rutin jembatan, rehab jembatan dan berkala
jembatan (atau sesuai target fisik karena pekerjaan ini dikerjakan
secara simultan.
Selain itu diperlukan tenaga-tenaga pendukung untuk membantu
kelancaran kegiatan yang terdiri dari: 1 (satu) orang Sekretaris/Operator
Komputer dan 1(satu) orang Office Boy.
Setiap TENAGA AHLI harus memiliki medical certificate yang
dikeluarkan oleh intansi pemerintah atau swasta yang berkompoten, dan
setiap PERSONEL KONSULTAN yang akan bertugas masing-masing
harus sudah siap dan memiliki alat pelindung diri (APD), alat-alat ukur
sederhana (meter dan termometer), serta peralatan pendukung lainnya
pada saat melaksanakan pekerjaan.

JUMLAH ORANG BULAN :

Orang-
No. Profesi Kriteria Tenaga Ahli
Bulan
A. Professional Staf :
S1/D4 /SKA
1 Supervision Engineer Jalan/Jembatan Madya/5 1/10
Tahun
S1/D4/SKA
2 Inspection Engineer Jalan/Jembatan Madya/4 1/10
Tahun
1/10
S1/D4/SKA
3 Quality / Quantity Engineer Jalan/Jembatan Madya/4
Tahun
1/10
S1/D4/SKA K3 Kosntruksi
4 HSE
Muda/3 Tahun
SUB TOTAL A 4/50
B. Sub Professional Staf :

1 Inspector S1/Diploma-3 T.Sipil 3/10

2 Surveyor S1/Diploma-3 T.Sipil 2/10

3 Lab. Technician S1/Diploma-3 T.Sipil 2/10

4 Sekretaris/Operator Komputer Diploma-3/SMU 1/10

5 Sopir / Office Boy / Girl SMU /SMP 1/10

SUB TOTAL B 9/90

TOTAL A + B 14/140

Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa Laporan yang
10. KELUARAN berisi kegiatan pengawasan pekerjaan konstruksi berbasis kinerjaantara
lain:
 Laporan Pendahuluan.
 Laporan Bulanan.
 Laporan Mutu..
 Laporan Teknis (jika diperlukan).
 Laporan Akhir.

11. LAPORAN Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam
bahasa Indonesia dengan tata bahasa yang baik dan benar
Ukuran kertas masing-masing laporan adalah A4 (210 x 297 mm), jumlah
dan pengiriman laporan ditetapkan sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya pekerjaan
Jasa Konsultan, dan harus menyerahkan 5 (lima) rangkap/buku,
untuk setiap laporan pendahuluanyang isinya melaporkan mengenai
jadwal rencana kerja,metodologi pengawasan, tahapan pelaksanaan
pengawasan pekerjaan secara lengkap, jadwal personil pendukung
yang telah disetujui aktif dilapangan dan Rencana Mutu Kontrak
Pengawasan Jasa Konsultansi.
2. Laporan Bulanan
Harus diserahkan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya sebanyak
5 (lima) rangkap, merupakan laporan kemajuan pekerjaan secara
singkat yang menggambarkan pencapaian kinerja jalan untuk
masing-masing kegiatan pekerjaan. Secara substansional Laporan
Bulanan sekurang- kurangnya terdiri dari :
a. Surat pengantar;
b. Satu halaman "Progress Summary", rangkuman status fisik dan
keuangan dari proyek dan identifikasi permasalahan yang
berdampak pada kemajuan keluaran pekerjaan;
c. Organisasi Proyek termasuk organisasi PPK, Penyedia dan
Konsultan.
d. Uraian kegiatan pengawasan pekerjaan pada bulan terkait
dengan kinerja hasil pekerjaan.
e. Uraian hasil inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan pada
bulan terkait.
f. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve.
g. Laporan hasil penjaminan mutu pekerjaan.
h. Laporan progress keluaran hasil pekerjaan dan keuangan
termasuk besarnya denda (jika ada).
i. Evaluasi dan rekomendasi terkait dengan kinerja pekerjaan.
Laporan beserta copy dokumen yang dibuat, harus didistribusikan
kepada PPK.
3. Laporan Triwulan
Laporan ini dibuat secara berkala setiap akhir triwulan sebanyak 6
(enam) rangkap/buku.
Setiap akhir triwulan tahun anggaran (akhir Bulan Maret, Juni,
September dan Desember) Ketua Tim akan menyerahkan laporan
Triwulanan, terdiri dari kegiatan Penyedia Jasa selama tiga bulan
yang telah berjalan.
Laporan Triwulan ini termasuk informasi status personil yang
dimobilisasi, kemajuan dari pekerjaan lapangan, variasi kontrak dan
Change Order, status klaim (jika ada), deskripsi singkat mengenai
masalah teknis atau masalah kontrak yang terjadi termasuk
terjadinya kegagalan pemenuhan tingkat layanan jalan dan informasi
lain yang berkaitan dengan semua jaringan jalan yang sedang
berjalan dibawah pengawasannya termasuk rekomendasi tindak
lanjut penanganannya.
Isi dari masing-masing laporan disajikan dalam 16 format :
a. Judul lembar
b. Surat Pengantar
c. Daftar isi
d. Data Proyek
e. Peta Lokasi
f. Data Mobilisasi
g. Organisasi Proyek.
h. Progress keluaran hasil pekerjaan.
i. Jadwal pekerjaan.
j. Status Change Order atau Addendum.
k. Ringkasan pembayaran (keuangan) termasuk denda (jika ada).
l. Status klaim Penyedia Jasa (jika ada)
m. Ringkasan hasil inspeksi lapangan dan pemenuhan tingkat
layanan jalan.
n. Ringkasan hasil penjaminan mutu pekerjaan.
o. Rekomendasi dan Tindak lanjut.
4. Laporan Teknis (jika diperlukan)
Laporan Teknis dibuat jika terjadi perubahan lingkup pekerjaan
dan/atau perubahan kinerja jalan. Ketua Tim harus membuat laporan
teknis sesuai keperluan dimaksud yang terjadi selama
berlangsungnya kegiatan. Ketua Tim akan membantu PPK untuk
mempersiapkan suatu laporan justifikasi teknis atau penyebab
perubahan yang terdiri dari :
a. Data Proyek.
b. Peta lokasi pekerjaan.
c. Lingkup pekerjaan awal dan perubahan (jika ada).
d. Alasan perubahan yang didukung dengan data teknis yang
terkait.
e. Penjelasan singkat mengenai asumsi perubahan yang diusulkan,
namun tetap untuk pemenuhan tingkat layanan jalan.
f. Gambar – gambar perubahan (jika ada) termasuk lokasi.
g. Perubahan pasal-pasal dalam dokumen kontrak (jika ada) terkait
dengan perubahan lingkup pekerjaan dan kinerja jalan.
h. Rekomendasi teknis.
5. Laporan Akhir
Dengan berakhirnya jasa pelayanan Direksi Teknis (akhir kegiatan
konstruksi untuk tiap-tiap kontrak), suatu laporan akhir harus
diserahkan, ringkasan pekerjaan konstruksi,pelaksanaan
pengawasan konstruksi, rekomendasi kebutuhan pemeliharaan di
masa yang akan datang, semua aspek teknis yang muncul selama
masa konstruksi pekerjaan jalan dan jembatan, permasalahan
potensial untuk konstruksi baru yang mungkin terjadi dan pemberian
solusinya(jika ada) untuk beberapa variasi perbaikan dalam kegiatan
yang akan datang dengan tampilan yang sama dalam lingkup
tanggung jawab Pengguna Jasa.
Laporan akhir juga melampirkan foto kegiatan dan tanggapan
terhadap Gambar Terlaksana(As Built Drawing yang dikerjakan oleh
Penyedia.
Masing-masing laporan terdiri dari suatu ringkasan laporan akhir
pengawasan lapangan dan kegiatan-kegiatan mereka selama
periode pelayanan Direksi Teknis. Satu bulan sebelum berakhirnya
pelayanan sebuah draft Iaporan akhir sudah harus diserahkan ke
PPK yang berisi penjelasan sebagai berikut :
a. Deskripsi mendetail dari pelaksanaan pelayanan, dan
pemenuhan penyelesaiannya, dalam kerangka perbaikan
kegiatan-kegiatan pengawasan di lingkungan unit kerjanya.
b. Lingkup pekerjaan yang telah dilaksanakan dan ringkasan
keuangan.
c. Rekomendasi dalam perubahan kebijakan-kebijakan, prosedur,
dan operasional dengan maksud memperbaiki kemampuan
pengawasan pada program pekerjaan di lingkungan unit
kerjanya.

Untuk Laporan Akhir (termasuk referensi) harus diserahkan kepada


Pejabat Pembuat Komitmen juga dalam bentuk hard copy dan soft
copy dalam Compact Disc (CD) terdiri dari 5 (lima) hard copy dan
1(satu) Hardisk Eksternal (Soft Copy) untuk laporan akhir.

Pejabat Pembuat Komitmen

RENY KHAIRINA DAMAYANTI, ST


NIP. 19841230 200904 2 004

Anda mungkin juga menyukai