Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KOTA AMBON

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Kegiatan : PENGAWASAN PEMBANGUNAN JEMBATAN
Jl. Jan Paays No. 30 – Ambon

KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)

1. Latar Belakang Pemerintah Kota Ambon cq Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang bermaksud untuk melaksanakan
pengawasan terhadap Pekerjaan Jembatan Pulau
Ambon yang akan dilaksanakan oleh Penyedia jasa
konstruksi.
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai
dengan rencana mutu, biaya, volume dan waktu yang
telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi,
maka diperlukan adanya suatu team yang akan bertugas
sebagai pengawas yang berperan membantu Dinas
Pekerjaan dan Penataan Ruang Kota Ambon di dalam
melaksanakan pengawasan teknis pada lokasi kegiatan
yang sedang berlangsung.
Team pengawas dimaksud, adalah Penyedia jasa
konsultansi pekerjaan pengawasan teknis/supervisi.

2. Maksud dan Tujuan Maksud pengadaan Penyedia pekerjaan Konstruksi ini,


adalah untuk :
a. Membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang di dalam melakukan pengawasan teknis
terhadap kegiatan pekerjaan konstruksi di lapangan
yang dilaksanakan oleh Penyedia Pekerjaan
Konstruksi, berhubung adanya keterbatasan tenaga
Dinas PUPR yang bersangkutan, baik dari segi jumlah
maupun dari segi kualifikasinya.
b. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering
dihadapi oleh Penyedia Pekerjaan konstruksi di
lapangan dalam menerapkan desain yang memenuhi
persyaratan spesifikasinya.
c. Memberi kepastian dan Jaminan kepada Pengguna
Jasa bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Penyedia Pekerjaan konstruksi sesuai dengan
spesifikasi dan persyaratan teknis yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
d. Membantu menyelesaikan revisi desain, bilamana
terdapat perbedaan antara desain yang ada dengan
kondisi di lapangan.
Adapun tujuannya adalah pengendalian pelaksanaan
pekerjaan di lapangan untuk mendapatkan hasil
pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan yang
tercantum di dalam spesifikasi (tepat mutu), dan
dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu.

3. Sasaran Sasaran pengadaan jasa konsultansi pengawasan


pembangunan jembatan ini, adalah tercapainya hasil
pekerjaan pembangunan jembatan tersebut di atas
sesuai dengan isi dokumen kontrak, sehingga kinerja
jembatan yang ditangani diharapkan dapat memberikan
layanannya sampai akhir umur rencana.

4. Lokasi Kegiatan Kegiatan pengawasan ini dilaksanakan di Kota Ambon.

5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan DIPA APBD
Dinas PUPR Tahun 2022.

6. Nama dan Organisasi Nama Pejabat Pembuat Komitmen :


Pejabat Pembuat W. Sahusilawane, ST.,MT
Komitmen Kegiatan : Pengawasan Pembangunan Jembatan

7. Lingkup, Data dan a. Lingkup Kegiatan


Fasilitas Penunjang Serta Lingkup Kegiatan ini adalah :
Alih Pengetahuan 1. Persiapan:
a) Tujuan
Tujuan pengawasan teknis jembatan adalah
mengawasi pekerjaan pembangunan jembatan
agar berjalan efisien dan efektif serta sesuai
dengan desain dan spesifikasi yang digunakan
sebagai dasar pelaksanaan.
b) Lingkup
 Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen
kontrak pekerjaan konstruksi, termasuk
pengendalian manajemen dan keselamatan
lalu lintas serta SMK3K, dan Dokumen
Lingkungan.
 Membantu PPK dalam pelaksanaan dan
mutual check.
 Menjelaskan struktur organisasi dan personil
Direksi Teknis yang sudah dimobilisasi dan
rencana personil lainnya yang akan
dimobilisasi.
 Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi
Teknis dan tugas dari masing-masing personil
Direksi Teknis
 Memberikan usulan teknik pelaksanaan yang
lebih efisien
 Menjelaskan rencana kerja (bila ada)
 Melakukan pengawasan, pengujian,
pengecekan, kuantitas dan kualitas serta
kelayakan peralatan, fasilitas dan
perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia Jasa
 Mengecek Daftar Peralatan, fasilitas dan
perlengkapan yang disampaikan Penyedia
Jasa
 Menyampaikan rekomedasi kepada Direksi
Pekerjaan tentang jumlah, mutu dan
kelaikan peralatan, fasilitas dan
perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia Jasa
 Menandatangani Berita Acara mobilisasi
 Melakukan pemeriksaan dan pembahasan
konsep gambar kerja
 Memberikan rekomendasi terhadap konsep
gambar kerja kepada Direksi Pekerjaan dan
Penyedia Jasa
 Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan
metode kerja diajukan oleh penyedia jasa
dan control terhadap kuantitas pekerjaan
 Melaporkan progress pekerjaan yang telah
diselesaikan Penyedia Jasa
 Membuat daftar kekurangan (Defect &
Deficiencies) berdasarkan hasil pemeriksaan
lapangan
 Membantu PPK dalam pengecekan data
administrasi dan teknis pekerjaan

2. Pelaksanaan Pengawasan:
a) Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa lapangan
dan membantu memeriksa shopdrawing yang
disiapkan oleh Penyedia Jasa
b) Melaksanakan Pengawasan teknis pada jembatan
secara profesional, efektif dan efiesien sesuai
dengan spesifikasi sehingga terhindar dari resiko
kegagalan konstruksi
c) Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan
laporan mingguan pekerjaan konstruksi
d) Mengevaluasi dan menyetujui monthly sertificate
(MC)
e) Pengendalian mutu pekerjaan dilapangan dengan
menerapkan prosedur kerja dan uji mutu pada
setiap tahapan kegiatan pekerjaan sesuai
dokumen kontrak
f) Membuat laporan bulanan terkait progres
pekerjaan dilapangan dan membuat rekomendasi
setiap permasalahan yang timbul dilapangan
kepada Pengguna Jasa
g) Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada
setiap terjadinya perubahan kinerja pekerjaan

3. Pengendalian Pekerjaan Fisik


1) Proses dan Pelaksanaan Kegiatan
Setiap kegiatan pekerjaan selalu memerlukan
perencanaan, proses, metode kerja dan pelaksanaan
kegiatan yang akan diperlukan hingga hasil suatu
kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan. Untuk setiap unit kerja/unit pelaksana
kegiatan harus merencanakan dan melaksanakan proses
dan pelaksanaan kegiatan secara terkendali yang
meliputi:
a. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam rencana
mutu unit kerja atau rencana mutu pelaksanaan
kegiatan atau rencana mutu kontrak
b. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan
informasi yang menggambar karateristik kegiatan
dan ketersediaan dokumen kegiatan
c. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan
ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam
proses kegiatan
d. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran
pelaksanaan pekerjaan serta mekanisme proses
penyerahan dan pasca penyerahan hasil pekerjaan

Sedangkan untuk melaksanakan validasi terhadap


proses pelaksanan dengan hasil pekerjaan kesesuaian
antara pelaksanaan kegiatan dan dengan hasil kegiatan
setelah selesai dilaksanakan harus dapat dilakukan pada
setius tahap kegiatan, jika verifikasi tidak dapat
dilakukan secara langsung melalui monitoring atau
pengukuran secara berurutan. Validasi pada
pelaksanaan kegiatan harus mempertimbangkan
ketentuan berikut:
 Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk
peninjauan dan persetujuan proses
 Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila hasilnya
tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan,
setelah dilakukan perbaikan atau penyempurnaan.

Disamping itu setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan


harus mampu mengidentifikasi hasil setiap tahapan
kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan dan
mengidentifikasi status hasil kegiatan tersebut. Tujuan
identifikasi untuk memastikan pada hasil kegiatan
dapat dilakukan analisis apabila terjadi ketidaksesuaian
pada proses dan dan hasil kegiatan. Rekaman hasil
identifikasi harus selalu terpelihara dalam pengendalian
rekaman/bukti kerja. Untuk memastikan bahwa
pemeliharaan hasil pekerjaan pada saat penyerahan
tetap sesuai sebagaimana pada saat produksi maka
harus dilakukan pemeliharaan hingga sampai waktu
penyerahan. Pada Proses penyerahan hasil pekerjaan,
setiap unit kerja harus mensyaratkan dan menerapkan
proses pemeliharaan hasil pekerjaan dan yang menjadi
bagian hasil pekerjaan agar mutu tetap terjaga.

2. Monitoring dan Pengendalian Kegiatan


Monitoring dan Pengendalian kegiatan merupakan suatu
proses evaluasi yang harus dilaksanakan untuk
mengetahui kinerja hasil pelaksanaan kegiatan,
sehingga dapat dilakukan pengukuran atau penilaian
hasil dari produk penyedia jasa. Monitoring merupakan
bagian dari pengendalian mutu hasil pekerjaan, agar
semua hasil kegiatan yang diserahkan dapat memenuhi
persyaratan kriteria penerimaan pekerjaan. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
monitoring antara lain:
a. Penanggung jawab untuk untuk tiap-tiap tahapan
kegiatan harus menetapkan metode yang tepat
untuk monitoring dan pengukuran hasil pekerjaan
dari setiap tahapan pekerjaan.
b. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara
memverifikasi bahwa persyaratan telah dipenuhi.
c. Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan
pada tahapan yang sesuai berdasarkan pengaturan
yang telah direncanakan.
d. Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil
kegiatan harus dipelihara kedalam penegendalian
rekaman/bukti kerja.

Disamping itu setiap unit kerja harus menentukan,


mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dan
memadai untik memperagakan kesesuaian dan
keefektifan. Analisis data bertujuan untuk
mengevaluasi dimana dapat dilaksanakan perbaikan
berkesinambungan dan analisis harus didasarkan pada
data yang dihasilkan dari kegiatan monitoring dan
pengukuran atau dari sumber terkait lainnya. Hasil
analisis harus berkaitan dengan manfaat hasil
pekerjaan, kesesuaian terhadap persyaratan hasil
pekerjaan dan karateristik dari proses-proses kegiatan
termasuk peluang untuk tindakan pencegahan.
Sedangkan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak
sesuai atau tidak memenuhi persyaratan
harus diidentifikasi dan dipisahkan dari hasil pekerjaan
yang sesuai untuk mencegah penggunaan yang tidak
terkendali. Tindakan yang harus dilaksanakan pada
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan antara lain
:
a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus
memastikan bahwa hasil dari setiap tahapan
kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan
diidentifikasikan dan di kendalikan untuk tindak
lanjut tahapan kegiatan yang berhubungan dengan
tahapan sebelumnya.
b. Pelaksanaan penegendalian hasil pekerjaan yang
tidak sesuai harus diatur dalam prosedur
penegendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang
merupakan bagian dari prosedur mutu.
c. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal
harus mencakup:
 Penetapan personil yang kompeten dan memiliki
kewenangan untuk menetapkan ketidaksesuaian
hasil pekerjaan untuk setiap tahapan.
 Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak
sesuai termasuk tata cara pelepasan hasil
kegiatan tidak sesuai.
 Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukan
kesesuaian dengan persyaratan yang di
tetapkan.
d. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus
dilaksanakan dengan mengesahkan penggunaan dan
penerimaannya berdasarkan konsensi oleh
pengguna atau pemanfaat hasil pekerjaan.

Dalam upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian


dan mencegah terulangnya hasil pekerjaan yang tidak
sesuai, yang diatur diatur dalam prosedur mutu.
Prosedur tindakan korektif minimal harus mencakup
kegiatan antara lain:
a. Menguraikan ketidaksesuaian,
b. Menentukan/menganalisa penyebab
ketidaksesuaian
c. Menetapkan rencana penanganan untuk
memastikan, bahea ketidaksesuaian tidak akan
terulang dan menetapkan jadwal waktu
penanganan.
d. Menetapkan petugas yang melaksanakan tindak
perbaikan.
e. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
f. Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah
dilakukan.

Sedangkan tindakan pencegahan ditetapkan dalam


upaya meminimalkan potensi ketidaksesuaian yang akan
terjadi termasuk penyebabnya. Tindakan pencegahan
harus mempertimbangkan dampak potensialnya dan
efek dari tindakan pencegahan kegiatan yang lainnya.
Untuk itu perlu mengidentifikasi potensi
ketidaksesuaian dan merencanakan kebutuhan tindakan
untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian serta
melakukan verifikasi tindakan pencegahan yang telah
dilaksanakan.
8. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah
berupa laporan yang berisi kegitan pengawasan teknis
yaitu :
 Laporan Pendahuluan
 Laporan Bulanan
 Laporan Akhir
9. Peralatan Material, Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat
Personil dan Fasilitas dari Pembuat Komitmen yang dapat digunakan dan harus
Pejabat Pembuat dipelihara oleh Penyedia Jasa:
Komitmen a. Laporan dan Data (bila ada)
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil audit studi
terdahulu serta fotografi (bila ada).
b. Staf Pengawas/Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat
petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi

10. Peralatan dan Material Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara
dari Penyedia Jasa semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk
Konsultansi kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

11. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 3 (tiga)
Penyelesaian Kegiatan bulan dapat berubah disesuaikan dengan pekerjaan fisik
selesai (PHO).

12. Personil Tenaga Ahli yang diperlukanuntuk melaksanakan


pekerjaan ini adalah yang terdiri dari sebagai berikut:

a. Koordinator/Site Engineer (Ahli Muda)


Koordinator/Site Engineer disyaratkan seorang sarjana
S1 yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi internasional yang diakui, untuk
perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus
telah lulus ujian Negara. Mempunyai Sertifikat Keahlian
(SKA) Ahli Muda (pengalaman profesi 1 tahun)
Pengawasan Jalan dan Jembatan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin
dan mengkoordinir seluruh kegitan anggota tim kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
Tugas-tugas Site Engineer akan meliputi, namun tidak
terbatas pada hal-hal yang tersebut di bawah ini :
1. Mengawasi dan meneliti ketepatan dari semua
pengukuran/rekayasa lapangan yang dilakukan
kontraktor sehingga dapat memudahkanSatuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Provinsi Maluku mengambil keputusan-keputusan
yang diperlukan, termasuk untuk pekerjaan
pengembalian kondisi dan pekerjaan minor
mendahului pekerjaan utama serta rekayasa
terperinci lainnya.
2. Melakukan pengawasan secara teratur dan
memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di lapangan
dimana pekerjaan konstruksi sedang dilaksanakan
serta memberi penjelasan tertulis kepada kontraktor
mengenai apa yang sebenarnya dituntut dalam
pekerjaan tersebut, bila dalam kontrak hanya
dinyatakan secara umum.
3. Mengupayakan bahwa kontraktor memahami
dokumen kontrak secara benar, melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta
gambar-gambar, dan kontraktor menerapkan teknik
pelaksanaan konstruksi yang tepat/cocok dengan
keadaan lapangan untuk berbagai macam kegiatan
pekerjaan.
4. Membuat rekomendasi kepada Dinas untuk
menerima atau menolak pekerjaan dan material.
5. Mencatat kemajuan setiap hari yang dicapai
kontraktor pada lembar kemajuan pekerjaan
(progress schedule) yang telah disetujui.
6. Memonitor secara seksama kemajuan dari semua
pekerjaan dan melaporkannya segera/tepat waktu
bila kemajuan pekerjaan terlambat sebagaimana
tercantum pada buku Spesifikasi Umum dan hal itu
benar-benar berpengaruh terhadap jadwal
penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal
demikian, maka Site Engineer juga membuat
rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya
untuk mengejar keterlambatan tersebut.
7. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil
pengukuran setiap pekerjaan yang telah selesai yang
disampaikan oleh Quantity Engineer/Chief Inspector.
8. Menjamin bahwa sebelum kontraktor diijinkan untuk
melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka
pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup
atau menjadi tidak tampak harus sudah
diperiksa/diuji dan sudah memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Kontrak.
9. Memberi rekomendasi kepada Dinas PUPR Kota
Ambon menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan
yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari
setiap sertifikat pembayaran bulanan kontraktor.
10. Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar
untuk bahan Dinas PUPR pada setiap akan
memerintahkan perubahan pekerjaan.
11. Mengawasi dan memeriksa pembuatan gambar
sebenarnya terbangun/terpasang (as built drawing)
dan mengupayakan agar semua gambar tersebut
dapat diselesaikan sebelum Penyerahan Pertama
Pekerjaan (PHO).
12. Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-
gambar kerja dan analisa/perhitungan-perhitungan
konstruksinya dan kuantitasnya, yang di buat oleh
kontraktor sebelum pelaksanaan.
13. Menyusun/memelihara arsip korespondensi proyek,
laporan harian, laporan mingguan, bagan kemajuan
pekerjaan, pengukuran, gambar-gambar dan
lainnya.
14. Membuat laporan-laporan seperti tersebut pada
bagian 11 Kerangka Acuan Kerja ini, mengenai
kemajuan fisik dan keuangan proyek yang ada
dibawah wewenangnya dan menyerahkan kepada
Dinas PUPR serta instansi lain yang terkait tepat
pada waktunya.
b. Tenaga Ahli Inspection Engineer
Tenaga Ahli Inspection Engineer disyaratkan
seorang sarjana S1 yang telah lulus dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta
yang telah disamakan atau perguruan tinggi
internasional yang diakui, untuk perguruan
tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah
lulus ujian Negara. Mempunyai Sertifikat
Keahlian (SKA) Ahli Muda (pengalaman profesi 1
tahun) Jembatan yang dikeluarkan oleh Asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga Ahli tersebut tugas utamanya :
a. Memeriksa kesesuaian antara gambar
perencanaan dengan pelaksanaan di
lapangan;
b. Mengharuskan Pelaksana untuk
melaksanakan peraturan tentang keamanan
dan keselamatan kerja;
c. Memantau hasil pekerjaan serta cara
pelaksanaan yang dijalankan Pelaksana;
d. Memberi instruksi kepada Pelaksana,
bila cara pelaksanaan dinilai tidak benar
atau membahayakan. Dalam segala hal,
semua instruksi harus dicatat dalam buku
harian (log book) serta segera memberi tahu
kepada Supervision Engineer;
e. Mencatat keadaan pekerjaan serta
semua perubahan dan penyimpangan dari
perencanaan (pada lembar gambar
Kemajuan Pekerjaan); dan
f. Memeriksa dan menyetujui laporan
harian yang dibuat oleh Pelaksana.

g. Melakukan survei yang diperlukan untuk


memeriksa pekerjaan dan volume pekerjaan
yang telah dilaksanakan;

h. Membuat catatan/laporan harian tentang


kemajuan pekerjaan di lapangan, serta
selalu memberikan informasi tentang rincian
pekerjaan kepada Supervision Engineer;
i. Menghitung kembali kuantitas pekerjaan
yang dilaksanakan;

j. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis


dan nasihat dari Supervision Engineer
dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk
menyesuaikan metoda pelaksanaan di
lapangan dengan di laboratorium.;

k. Melakukan pengawasan di lapangan secara


terus menerus pada semua lokasi
pekerjaan konstruksi yang sedang
dilaksanakan, dan memberitahu dengan
segera kepada Supervision Engineer tentang
semua pekerjaan yang tidak
memenuhi/sesuai Dokumen Kontrak;

l. Menghitung kembali kuantitas pekerjaan


yang dilaksanakan

m. Memeriksa, mengawasi dan melakukan


pengujian terhadap pekerjaan, material
dan peralatan yang ditempatkan di lapangan
apakah sesuai dengan gambar dan
spesifikasi;

n. Melakukan pengawasan yang seksama


atas pemasangan, pengaturan dan
penempatan peralatan laboratorium
lapangan pelaksana serta memantau alat-
alat pengujian sebelum pekerjaan konstruksi
dimulai, peralatan laboratorium yang ada
sudah siap dioperasikan;

o. Melaksanakan pengawasan dari hari ke


hari atas semua pekerjaan pengujian yang
dikerjakan oleh pelaksana dan tenaga-
tenaganya dalam rangka pengendalian mutu
material serta hasil pekerjaannya, dan
memberitahukan dengan segera secara
tertulis kepada Supervision Engineer tentang
kekurangan-kekurangan yang dijumpai baik
dalam prosedur pengujian yang dipakai
maupun setiap cacat yang terdapat pada
material atau mutu pekerjaannya;

p. Menganalisa semua data hasil pengujian


mutu pekerjaan serta menyerahkannya
kepada Supervision Engineer
rekomendasi secara tertulis tentang
disetujui atau ditolaknya material dan
hasil pekerjaan yang bersangkutan;
q. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian
di lapangan yang dilakukan oleh Pelaksana
tidak kurang dari syarat minimum yang
ditetapkan spesifikasi;

r. Memeriksa semua material/bahan yang


didatangkan kelokasi proyek sehingga
sebelum material tersebut digunakan sudah
sesuai dengan spesifikasi;

s. Menyerahkan kepada Supervision


Engineer laporan bulanan mengenai semua
hasil pengujian yang diperoleh selama bulan
sebelumnya, untuk diserahkan oleh
Supervision Engineer kepada PPK, Laporan
tersebut berisikan semua data laboratorium
serta pengujian dilapangan berikut
risalah/kesimpulan dari data yang ada;

t. Menyiapkan format laporan


penjaminan mutu pekerjaan, pengujian
hasil pekerjaan dan kriteria penerimaan
pekerjaan;

u. Melakukan monitoring pekerjaan


dilapangan terkait dengan pemenuhan
mutu pekerjaan;

v. Verifikasi dan validasi data mutu bahan,


jumlah benda uji mutu dan mutu keluaran
pekerjaan telah memenuhi persyaratan
teknis;

w. Membuat rekomendasi terhadap


ketidaksesuaian mutu pekerjaan (jika ada)
dan tindak lanjut penanganannya, guna
pencegahan ketidaksesuaian; dan

Memberikan panduan dilapangan bagi personil


pelaksana mengenai metodologi pengujian mutu bahan
dan pekerjaan (jika diperlukan).
c. Tenaga Ahli Healt Safety Environment
Engineer (HSE)
Tenaga Ahli Healt Safety Environment Engineer
(HSE) disyaratkan seorang sarjana S1 yang telah
lulus dari suatu perguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan
atau perguruan tinggi internasional yang diakui,
untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian Negara.
Mempunyai Sertifikat keahlian kualifikasi Muda
(pengalaman profesi 1 tahun) Ahli K3
Konstruksi Ahli yang dikeluarkan oleh Asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga Ahli tersebut tugas utamanya :
a. Mengidentifikasi dan memetakan potensi
bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan
kerja. Hal ini termasuk membuat tingkatan
dampak dari bahaya (impact) dan
kemungkinan terjadinya bahaya tersebut
(probability);
b. Menyusun rencana program keselamatan
dan kesehatan kerja yang meliputi upaya
preventif dan upaya korektif. Upaya
preventif bertujuan untuk mengurangi
terjadinya bahaya atau kecelakaan di
lingkungan kerja. Upaya korektif bertujuan
untuk menanggulangi kecelakaan yang
terjadi di lingkungan kerja;
c. Membuat dan memelihara dokumen
terkait kesehatan dan keselamatan kerja.
Dokumentasi yang baik termasuk faktor
penting dalam mencegah dan menanggulangi
bahaya. Hal ini termasuk merancang
prosedur baku dan memelihara borang atau
catatan terkait kesehatan dan keselamatan
kerja; dan
Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin
terjadi, serta menganalisis akar masalah termasuk
tindakan preventif dan korektif yang diambil.
d. Tenaga Ahli Quality Engineer
Tenaga Ahli Quality Engineer disyaratkan seorang
sarjana S1 yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi
negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan
atau perguruan tinggi internasional yang diakui, untuk
perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus
telah lulus ujian Negara. Mempunyai pengalaman
profesi dalam pekerjaan Pengawasan Jalan dan
Jembatan.
Tenaga Ahli tersebut tugas utamanya :
1. Bila dalam dokumen kontrak, Penyedia Pekerjaan
konstruksi yang bersangkutan harus mengadakan
peralatan laboratorium, maka Quality Engineer
harus melakukan pengawasan yang seksama atas
pemasangan, pengaturan, dan penempatan
peralatan laboratorium lapangan kontraktor serta
memantau alat-alat pengujian sebelum pekerjaan
konstruksi dimulai, peralatan laboratorium yang ada
sudah siap dioperasikan.
2. Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas
semua pekerjaan pengujian yang dikerjakan oleh
kontraktor dan tenaga-tenaganya dalam rangka
pengendalian mutu material serta hasil
pekerjaannya, dan memberitahukan dengan segera
secara tertulis kepada Site Engineer tentang
kekurangan-kekurangan yang dijumpai baik dalam
prosedur pengujian yang dipakai maupun setiap
cacat yang terdapat pada material atau mutu
pekerjaannya.
3. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu
pekerjaan serta menyerahkannya kepada Site
Engineer rekomendasi secara tertulis tentang
disetujui atau ditolaknya material dan hasil
pekerjaan yang bersangkutan.
4. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian dilapangan
yang dilakukan oleh kontraktor, dan dapat
memastikan bahwa jumlah core yang diambil itu
atau lubang uji yang dibuat tidak kurang dari syarat
minimumyang ditetapkan spesifikasi, sehingga cukup
memungkinkan melakukan suatu evaluasi statistic
untuk mengukur/menghitung ketebalan lapisan
perkerasan yang telah dilaksanakan.
5. Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan
ke lokasi proyek sehingga sebelum material tersebut
digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi.
6. Menyerahkan kepada Site Engineer sebelum tanggal
14 setiap bulan, suatu risalah bulanan mengenai
semua hasil pengujian yang diperoleh selama bulan
sebelumnya, untuk diserahkan oleh Site Engineer
kepada Dinas, Laporan tersebut berisikan semua
data laboratorium serta pengujian dilapangan
berikut risalah/kesimpulan dari data yang ada.
Memberikan panduan dilapangan bagi personil teknisi
kontraktor dan teknisi konsultan mengenai metodologi
pengujian yang terkait/diperlukan.
Staf Sub Profesional
Staf sub profesional terdiri atas 3 Orang
Inspector,Surveyor dan Lab. Tecnician yang
mempunyai tugas sebagai berikut :
Inspector
Bertanggung jawab untuk pengawasan pelaksanaan
sehari-hari dari pekerjaan pembangunan dan
pemeriksaan kuantitas.Inspector diisyaratkan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan kurang lebih 2
tahun dengan pendidikan minimal D3.

13. Laporan Pendahuluan Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya
jasa, konsultan harus menyerahkan 3 (tiga)
rangkap/buku laporan pendahuluan yang isinya
melaporkan mengenai jadwal rencana kerja dan
tahapan pelaksanaan pekerjaan secara lengkap dan
terperinci termasuk kuantitas masing-masing pekerjaan
serta personil-personil pendukung konsultan telah
disetujui aktif dilapangan.

14. Laporan Bulanan Setiap akhir bulan, Tim Pengawas Lapangan (Ketua
Tim) akan menyerahkan laporan kemajuan secara
singkat yang menggambarkan pencapaian pemenuhan
untuk masing-masing kegiatan-kegiatan proyek, seperti:
1. Cara mengatasi masalah Penyedia Jasa (salah satu,
administrasi/teknis untuk keuangan).
2. Memberikan rekomendasi bagaimana masing-
masing penyelesaian masalah.

Secara substansional Laporan Bulanan terdiri atas 5


format standar yang dilengkapi oleh masing-masing
pengawas, adalah sebagai berikut:
a. Surat pengantar;
b. Satu halaman “Progres Summary”, rangkuman status
fisik dan keuangan dari proyek dan identifikasi
permasalahan yang berdampak pada kemajuan
pekerjaan dan biaya;
c. Foto copy sertifikat Monthly Payment secara lengkap
dan jelas dengan ditandai “For Monitoring Used Only”;
d. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve
e. Satu halaman laporan “Supervision Consultants”.
Masing-masing laporan bulanan, harus lengkap setiap
minggu pertama bulan berikutnya. Laporan beserta
copy dokumen yang dibuat SE harus didistribusikan oleh
PPK.
Tiap bulan, konsultan harus menyerahkan laporan
sebanyak 3 (tiga) rangkap/buku.

15. Laporan Akhir Dengan berakhirnya jasa pelayanan Direksi Teknis


(akhir kegiatan konstruksi), suatu laporan akhir harus
diserahkan.
Laporan terdiri dari suatu ringkasan laporan akhir
pengawasan lapangan dan kegiatan-kegiatan mereka
selama periode pelayanan Direksi Teknis.
Konsultan harus menyerahkan laporan sebanyak 3 (tiga)
rangkap/buku.

16. Produksi Dalam Negeri Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini
harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.

17. Alih Pengetahuan Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat


Komitmen, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait
dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka
alih pengetahuan kepada staf dilingkungan organisasi
Pejabat Pembuat Komitmen.

Ambon, …….2022
PPK Pengawasan Pembangunan Jembatan

W. SAHUSILAWANE, ST.,MT
NIP. 19760331 200604 1 010

Anda mungkin juga menyukai