Anda di halaman 1dari 35

KERANGKA ACUAN KERJA

PERENCANAAN TEKNIK PRESERVASI JALAN WILAYAH UTARA PROVINSI


MALUKU UTARA

URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR Salah satu amanat dalam Undang-undang nomor 38 tahun 2004


BELAKANG tentang Jalan, pasal 30 ayat (1).b “Penyelenggara Jalan wajib
memprioritaskan pemeliharaan, perawatan, dan pemeliharaan
secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan
sesuai dengan standard pelayanan minimal yang ditetapkan”.
Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Bina Marga
terus mengembangkan dan menyempurnakan Sistem
Pemeliharaan/Preservasi Jalan Nasional untuk merealisasikan
amanat tersebut.
Dari berbagai pengalaman Sistem Preservasi Jalan yang selama ini
diterapkan Direktorat Jenderal Bina Marga, maka sejak tahun
2015, Direktorat Jenderal Bina Marga telah menerapkan Sistem
Preservasi Jalan Secara Long Segment, yaitu penanganan
preservasi jalan dan jembatan dalam batasan satu panjang
segmen yang menerus (dapat lebih dari satu ruas), yang
dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi jalan
yang seragam, yaitu mantap dan memenuhi indikator kinerja yang
dipersyaratkan meliputi seluruh bagian-bagian jalan (perkerasan,
bahu, bangunan pelengkap khususnya saluran , dan perlengkapan
jalan).
Sejak Tanggal Mulai Kerja hingga Serah Terima Pertama Pekerjaan
(PHO), Penyedia Pekerjaan Konstruksi bertanggung jawab atas
semua pemenuhan Tingkat Layanan Jalan dan berkewajiban
memelihara jalan dan memperbaiki kerusakan jalan pada seluruh
ruas jalan yang termasuk dalam kontrak. Preservasi Jalan Skema
Long Segment ini meliputi lingkup pekerjaan:
a. Pelebaran Jalan Menuju Standard;
b. Rekonstruksi Jalan;
c. Rehabilitasi Jalan;
d. Pemeliharaan Preventif Jalan;
e. Pemeliharaan Rutin Jalan;
f. Rehabilitasi Jembatan;
g. Pemeliharaan Berkala Jembatan, dan;
h. Pemeliharaan Rutin Jembatan.
Program long segment juga bisa menyesuaikan program dan dana
dengan menyesuaikan lokasi kegiatan efektif sesuai dengan
kondisi lapangan dan holding untuk segmen yang rusak tetapi
belum dapat ditangani sesuai kebutuhan. Penyedia Pekerjaan
Konstruksi juga akan dibayar berdasarkan “Volume Based”
dengan harga satuan pekerjaan untuk berbagai mata pembayaran
sebagaimana harga penawaran dalam kontrak.
Preservasi Jalan terdapat empat komponen yang hrus dilakukan
penanganan yaitu preservasi perkerasan jalan, preservasi
jembatan, preservasi bangunan pelengkap khususnya saluran dan
preservasi bahu jalan. Mengingat pentingnya program preservasi
jalan dan banyaknya output yang harus dilakukan penanganan,
dibutuhkan perencanaan untuk program preservasi jalan supaya
terarah, penggunaan dana sesuai dengan kebutuhan dilapangan.
Sejalan dengan itu melalui program DIPA tahun 2023, terdapat
Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Wilayah Utara Provinsi
Maluku Utara dengan sumber dana APBN.

2. MAKSUD DAN Maksud dari perencanaan teknik preservasi jalan ini adalah
TUJUAN menjaga kemantapan jalan nasional yang ada di Provinsi Maluku
Utara.
Tujuan dari perencanaan teknik preservasi jalan ini adalah
mendapatkan dokumen perencanaan teknis pekerjaan Preservasi
Jalan yang matang, detail, akurat, serta dapat dipertanggung-
jawabkan, yang berwawasan lingkungan dan memperhitungkan
aspek keselamatan dan kenyamanan, untuk mewujudkan kondisi
Jalan Nasional yang mantap.

3. SASARAN a. Mendukung terselenggaranya program penanganan preservasi


jalan sesuai kebutuhan lapangan dan anggaran;
b. Tersedianya dokumen perencanaan teknik preservasi jalan di
Provinsi Maluku Utara sesuai dengan NSPM yang berlaku;
c. Tersedianya dokumen perencanaan teknik preservasi jalan di
Provinsi Maluku Utara yang matang, detail, dan akurat;

4. LOKASI Kegiatan jasa konsultansi Perencanaan Teknik Preservasi Jalan


PEKERJAAN Wilayah Utara Provinsi Maluku Utara, direncanakan pada Lokasi
pekerjaan seluruh Ruas Jalan Nasional di Provinsi
Maluku Utara pada Wilayah Utara dengan Panjang 634,30 Km
dengan ruas jalan:
Nama Ruas Panjang Lap (KM)
Lap. Terbang – Galela 10,92
Galela – Tobelo 26,74
Tobelo – Dermaga Fery 0,18
Tobelo – Pelabuhan 0,14
Tobelo - Podiwang 48,35
Podiwang – Kao 32,28
Kao – Boso 71,20
Boso – Sidangoli (Dermaga Fery) 22,77
Boso – Simpang Dodinga 1,99
Simpang Dodinga – Bobaneigo 2,91
Bobaneigo – Ekor 38,78
Ekor – Subaim 62,45
Subaim – Buli 50,73
Buli – Maba 43,71
Bts. Kota Daruba Sanggowo 31,90
Jln. Trans Darame (Daruba) 1,67
Jln. KH. Achmad Syukur (Daruba) 1,07
Jln. Tugu Pancasila (Daruba) 0,24
Jln. Merdeka (Daruba) 1,51
Jln. Dermaga Fery (Daruba) 3,43
Jalan Raya Daruba (Daruba) 2,69
Daeo/Sanggowo – Bere Bere 43,65
Bere Bere – Sofi 52,19
Sofi – Wayabula 1 18.83
Sofi – Wayabula 3 16,80
Wayabula – Daruba 47,17
Total 634,30

5. SUMBER Untuk Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan dana:


PENDANAAN Pagu Anggaran sebesar Rp1.728.434.000 (Satu Milyar Tujuh
Ratus Dua Puluh Delapan Juta Empat Ratus Tiga Puluh
Empat Ribu Rupiah); dan
HPS sebesar Rp1.728.434.000 (Satu Milyar Tujuh Ratus Dua
Puluh Delapan Juta Empat Ratus Tiga Puluh Empat Ribu
Rupiah) termasuk PPN, melalui DIPA APBN Satker Perencanaan
dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Maluku Utara Tahun
Anggaran 2023.

Apabila dana dalam dokumen anggaran beserta revisi nya


yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia dalam DIPA Tahun Anggaran 2023, maka
Pengadaan Pekerjaan Jasa Konsultansi Konstruksi dapat
dibatalkan dan Penyedia Jasa tidak dapat menuntut ganti
rugi dalam bentuk apapun.

Pekerjaan ini terbuka bagi Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi


yang memenuhi persyaratan Izin Usaha dengan Klasifikasi sebagai
berikut:
Badan Usaha: Badan Usaha Menengah
Klasifikasi Bidang: Perencanaan Rekayasa
Sub Bidang: RE 104 Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan
Teknik Sipil Transportasi atau RK003 Jasa Rekayasa Pekerjaan
Teknik Sipil Transportasi (KBLI 2020) 71102 yang masih berlaku.

6. NAMA DAN Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Suhartini Abas, S.T., M.Sc.
ORGANISASI Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
PEJABAT Provinsi Maluku Utara, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Maluku
PEMBUAT Utara Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaaan Umum dan
KOMITMEN Perumahan Rakyat

DATA PENUNJANG

7. DATA DASAR Untuk melaksanakan Perencanaan Teknik Preservasi Jalan


diperlukan data-data sebagai berikut:
a. Data kondisi jalan dan jembatan;
b. Data struktur perkerasan jalan;
c. Data lalu lintas;
d. Data historis penanganan jalan;
e. Harga Satuan Dasar dan Harga Satuan Pekerjaan sesuai pasar
dan kontrak-kontrak berjalan;
f. DIPA APBN Satuan Kerja P2JN, Provinsi Maluku Utara, BPJN
Maluku Utara;
g. Data lain yang dibutuhkan untuk penyusunan dokumen
perencanaan.

8. STANDAR a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010


TEKNIS tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 13/PRT/M/2011
tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 19/PRT/M/2011
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan
Teknis Jalan;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan
Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
e. Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Rev 2;
f. Manual Desain Perkerasan sesuai Surat Edaran Direktorat
Jenderal Bina Marga nomor 04/SE/Db/2017;
g. Pedoman Pemeliharaan Rutin Jembatan No. 005-02/P/BM/2011
h. Pedoman Pemeliharaan Berkala Jembatan No. 005-
03/P/BM/2011
i. Petunjuk Teknis Rehabilitasi Jembatan No. 20 / BM / 2009
j. Bridge Management System 1992;
k. Norma, Standar, Pedoman, Manual, dan Kriteria lain yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga serta Instansi
lain yang terkait dengan Perencanaan Preservasi Jalan;

9. STUDI – STUDI -
TERDAHULU

10. REFERENSI a. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun


HUKUM 2004 tentang Jalan;
b. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
c. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi beserta perubahannya;
d. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja;
e. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 20/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian PUPR;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 10/PRT/M/2021 Tahun 2021 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan
Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
i. Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2022 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pemenuhan Setifikat Standar Jasa
Konstruksi Dalam Mendukung Kemudahan Perizinan
Berusaha Bagi Pelaku Usaha Jasa Konstruksi;
j. Peraturan lembaga LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pedoman Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah melalui
Penyedia;
k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 524/KPTS/M/2022 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang
Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
l. Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 18/SE/M/2021 tentang
Pedoman Operasional Tertib Penyelenggaraan Persiapan
Pemilihan untuk Pengadaan Jasa Konstruksi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
m. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
01/SE/Dd/2013, tanggal 27 Februari 2013, tentang
Pedoman Penyusunan Kerangka Acuan Kerja untuk
Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan;
n. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor
12.1/KPTS/Dk/2022 tentang Penentapan Jabatan Kerja dan
Konversi Jabatan Kerja Eksisting serta Jenjang Kualifikasi
Bidang Jasa Konstruksi;
o. Pedoman Standar Minimal (INKINDO) Tahun 2023; dan
p. Peraturan – Peraturan Lain yang berkaitan dengan
Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan.

RUANG LINGKUP

11. LINGKUP a. Persiapan


PEKERJAAN 1. Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan ini adalah untuk
mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi topografi,
geologi, tata guna lahan, lalu lintas, serta lingkungan pada
koridor lokasi pekerjaan.
2. Lingkup
Lingkup kegiatan pada pengumpulan data sekunder
meliputi:
a) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala
minimum 1 : 50.000
b) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base
jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
c) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal
1 : 250.000, daerah rawan bencana, dokumen tanah
terdahulu, dan koridor trase
d) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
e) Peta tata guna lahan
f) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di sekitar
lokasi pekerjaan
b. Survei Pendahuluan
1. Tujuan
Tujuan Survei Pendahuluan ini adalah untuk
mengumpulkan data-data awal berdasarkan aspek-aspek
yang diperlukan yang akan digunakan sebagai
dasar/referensi survei Detail/survei berikutnya dan harus
dilakukan oleh seorang ahli utama.
2. Lingkup kegiatan Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dilakukan mengacu pada hasil survei
jalan dan jembatan yang telah dilakukan oleh Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional
a) Survei Pendahuluan kondisi perkerasan
• Inventarisasi terhadap data history penanganan jalan;
• Identifikasi jenis pavement;
• Identifikasi kerusakan bahu jalan;
• Identifikasi kerusakan pavement.
b) Survei Pendahuluan Jembatan
• Melakukan pengecekan kerusakan pada jembatan
• Menentukan nilai kondisi jembatan
c) Survei Bangunan Pelengkap Jalan
• Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data
lokasi/ Sta..............., perkiraan lokasinya apa sudah
sesuai dengan geometrik serta rencana jenis
konstruksi, dimensi yang diperlukan.
• Untuk lokasi yang sudah ada, axisting perlu dibuatkan
iventarisasinya dengan lengkap antara lain Sta
.........., jenis konstruksi, dimensi, kondisi serta
mengusulkan penanganan yang diperlukan (lihat
format survei inventarisasi jembatan).
• Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi
muka air normal, muka air banjir tertinggi pernah
terjadi serta adanya tandan – tanda / gejala – gejala
erosi yang dilengkapi dengan sket lokasi, morfologi
serta karakter aliran sungai dan dilengkapi foto – foto
jika diperlukan.
• Mendiskusikan dengan team geometrik geologi, amdal
dan hidrologi apakah data – data usul penempatan
lokasi serta usul perencanaan / penanganan sudah
sesuai secara teknis.
• Membuat sket dan kalau perlu foto – foto beserta
catatan – catatan khusus serta saran – saran yang
sangat berguna dijadikan panduan dalam
pengambilan data untuk perencanaan pada waktu
melakukan survei detail nanti dan pengaruhnya
terhadap keamanan / kestabilan.

d) Survei Pendahuluan Drainase / Hidrologi


• Melakukan pengumpulan data mengenai curah hujan,
luas daerah tangkapan, drainase eksisting, serta
karakterisitik aliran sungai (apabila disekitar terdapat
aliran sungai);
• Mengamati kondisi lokasi berkaitan dengan
kemiringan tanah dan pola aliran serta tata guna
lahan;
• Mengamati Muka Air Banjir maksimum yang pernah
terjadi.
e) Studi literatur
Pada tahapan ini Tim harus mengumpulkan data
pendukung perencanaan baik data sekunder maupun data
laporan Studi Kelayakan (FS), laporan Studi Amdal (bila
ada).
f) Koordinasi dengan instansi terkait
Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan
instansi/ unsur-unsur terkait di daerah sehubungan
dengan dilaksanakannya survei pendahuluan.
g) Diskusi perencanaan di lapangan
Tim bersama-sama melaksanakan survei dan
mendiskusikannya dan membuat usul perencanaan di
lapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang
keahliannya masing-masing serta membuat sketsa
dilengkapi catatan-catatan dan kalau perlu membuat
tanda di lapangan berupa patok serta dilengkapi foto-foto
penting dan identitasnya masing-masing yang akan
difinalkan di kantor sebagai bahan penyusunan laporan
setelah kembali.
h) Survei pendahuluan upah, harga satuan dan peralatan
Tim melaksanakan pengumpulan data upah, harga
satuan, dan data peralatan yang akan digunakan.

c. Melakukan verifikasi dan validasi data hasil survei


pendahuluan
1. Verifikasi dan validasi hasil survei dengan data PPK masing
– masing ruas dan data BPJN.

d. Survei Topografi
1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dengan ketinggian permukaan
tanah sepanjang rencana trase jalan dengan jembatan di
dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi
dengan skala 1 : 1000yang akan digunakan untuk
perencanaan geometrik jalan.
2. Lingkup Pekerjaan
(a) Pemasangan patok – patok
Patok – patok BM harus dibuat dari beton denganukuran
10 x 10 x 75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi
dengan adukan beton dan diatasnya nut dari baut dengan
ujung kepala baut (nut) diberi tanda alur silang (cross
grooving), ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada
setiap lokasi rencana jembatan serta pada awal dan akhir
proyek minimal 2 dan ditempatkan pada daerah yang
aman terhadap kemungkinan tercabut atau berubah posisi
dan mudah terlihat masing – masing 1 (satu) pasang di
setiap sisi sungai/alur.
• Patok BM dipasang /ditaman dengan kuat, bagian yang
tampak diatas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning,
diberi lambang Bina Marga, notasi dan nomor BM dengan
warna hitam.
• Patok BM yang sudah terpasang kemudian difoto sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta
elevasi.
• Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan
patok kayu yang cukup keras, lurus dengan diameter
sekitar 5 cm, panjang sekurang – kurangnya 50 cm,
bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan cat warna kuning. Dalam
keadaaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
• Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada
daerah sekitar patok diberi tanda – tanda khusus.
• Pada lokasi – lokasi khusus dimana tidak mungkin
dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan
beraspal atau di atas permukaan berbatu, maka titik – titik
poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng
dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
(b) Pegukuran titik kontrol horizontal
• Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan
sistim poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan
sebagai titik poligon.
• Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100
meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur
secara optis ataupun elektronis.
• Sudut – sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit
dengan ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk
menggunakan Electronik Distance Meter/Theodolit jenis
T2 atau yang setingkat.
(c) Pengukuran titik kontrol vertikal
• Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali
berdiri/pembacaan pergi – pulang.
• Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik
pengukuran (poligon, sifat dasar, dan potongan
melintang) dan titik BM.
• Rambu – rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan
baik, berskala benar, jelas dan sama.
• Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan
pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA),
Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam
satuan milimeter pada setiap pembacaan harus dipenuhi
: 2 BT = BA + BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran ) harus dalam
jumlah slag (pengamatan) yang genap.
(d) Pengukuran situasi
• Pengukuran situasi dilakukan dengan sistim tachimetri,
yang mencakup semua objek yang dibentuk dalam alam
maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran
seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan
sebagainya
• Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga
dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi – lokasi
khusus ( misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan
yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan
tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
• Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat total
Station.
(e) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus dilakukan
dengan persyaratan :

Untuk pengukuran penampang melintang harus


digunakan alat total station.

(f) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan


dengan sungai atau jalan
• Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing –
masing minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan
atau daerah sekitar sungai (hulu/hilir) yang masih
berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan
interval pengukuran penampang melintang sungai
sebesar 25 meter.
• Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan
masing – masing minimum 100 meter dari garis tepi
sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara
oprit jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran
penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25
meter.
• Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran
penmapang melintang dan memanjang baik terhadap
sungai maupun jalan sebesar 10m. 15m, 25m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala objek
yang dibentuk alarm maupun manusia disekitar
persilangan tersebut.
3. Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang
akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi. Hasil
pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan
dilampirkan dalam laporan.
(b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai
berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10’’n )n
adalah jumlah titik poligon dari pangamatan matahari
pertama ke pangamatan matahari selanjutnya atau dari
pengukuran Global Position System (GPS) geodetic yang
mempunyai presisi tinggi pertama ke pengukuran GPS
berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5’’.
(c) Perhitungan
• Perhitungan koordinat.
Perhitungan kordimat poligon dibuat setiap seksi. Koreksi
sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata – rata,
tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut ( kaki
sudut yang lebih pendek mendaptkan koreksi yang lebih
besar ) dan harus dilakukan dilokasi pekerjaan.
• Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal
(ketelitian 0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol
perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan
menjumlahkan beda tingginya.
• Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok
ukur yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan
dihitung secara tachimetris.
• Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim
komputerisasi.
(d) Penggambaran
• Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 :
1.000
• Garis – garis grid dibuat setiap 10 Cm.
• Koordinat garis terluar (dari gambar) harus dicantumkan
harga abis (x) dan koordinat (y)nya.
• Pada setiap lembar gambar dan/ atau 1 meter panjang
gambar harus dicantumkan petunjuk arah utara.
• Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil
perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
• Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan
diberi tanda khusus.
(e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan
metode penentuan posisi Global Positioning System (GPS)
secara diferensial. GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR
GPS merupakan singkatan dari Navigation Satilite Timing
and Ranging Global Positionig System Metode yang
digunakan adalah metode diferensial dengan
menggunakan lebih dari satu receiver GPS dimana
minimal satu titik digunakan sebagai referensi (base
station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang
akan diukur titik referensi yang digunakan adalah
referensi Bakosurtanal ataupun Badan Pertahan Nasional.
Untuk merapatkan titik kontrol horisontal dapat dilakukan
pengukuran menggunakan metode poligon dengan
menggunakan alat Total Station;
(f) Sistim koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai
sistem koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator
(UTM)
Ketentuan proyeksi UTM :
• Proyeksi adalah Transverse Mercator
• Lebar zona adalah 60
• Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian
tengah dan ekuator.
• Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
• Timur (T) didefenisikan dengan penambahan 500.000
meter kepada nilai x yang dihitung dari meridian tengah
• Utara (U) didefenisikan dengan penambahan 10.000.000
meter kepada nilai y yang dihitung dari ekuator selatan.
• Zona 1 dimulai dari bujur 1800barat sampai dengan bujur
1740 barat dan seterusnya ke arah timur sampai zona 60
untuk bujur 1740 timur sampai dengan 1800 timur.
• Satuan dalam meter
• Batas lintang 840 utara dan lintang 800 selatan.
• Notasi koordinat UTM, timur (T) diletakkan didepan Utara
(U)
• Datium DGN-95

Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia


Zona Batas Zona Meridian Tengah
46 90-96 93
47 96-102 99
48 102-108 105
49 108-114 111
50 114-120 117
51 120-126 123
52 126-132 129
53 132-138 135
54 138-144 141

(g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan setiap


interval 5000 m (setiap 5 Km)
(h) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal harus menggunakan
Jenis Total station (TS) dengan ketelitian 10n unutk
sudut serta 10’’D untuk jarak;
(i) Pengukuran untuk titik Kontrol Vertikal harus
menggunakan peralatan Waterpass jenis auto level
dengan ketelitian 2 mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi,
dan penampanag melintang harus digambarkan polygon,
sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.
Proses pengambilan Topografi mengacu pada Pedoman
Pengukuran Topografi NO.010/PW/2004, atau Pedoman
yang dipersyaratkan.

e. Survei Drainase / Hidrologi


1. Tujuan
Tujuan dari survei drainase yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah unutk mengumpulkan data hidrologi dan
karakter/perilaku aliran air pada bangunan air yang ada
(sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis
hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air
banjir), perencanaan teknis drainase dan bangunan
pengaman terhadap gerusan, river training (pengaruh arus)
yang diperlukan.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan survei hidrologi dan hidrolika ini meleputi :
(a) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum
(mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada daerah
tangkapan (catchment area ) atau pada daerah yang
berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa
diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/ atau
instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
(b) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang meliputi :
lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
(c) Menganalisis data curah hujan dan menetukan curah hujan
rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan
periode ulang 10 tahun untuk jalan arteri, 7 tahun untuk
jalan kolektor, 5 tahun untuk jalan lokal dan 50 tahun
jembatan dengan metode yang sesuai.
(d) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk
memberikan masukan dalam proses perencanaan yang
aman.
(e) Merencakan saluran / drainase jalan
(f) Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang
diperlukan.
(g) Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/jembatan
termasuk pengaruhnya akibat adanya bangunan air (aflux).
(h) Merencanakan bangunan pengaman jalan/jembatan
terhadap gerusan samping atau horisontal dan vertikal.
3. Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) No : 03-3424-1994 atau Standar
Nasional Indonesia (SNI) No : 03-1724-1989 SKBI-
1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika
untuk Bangunan di Sungai ), Pedoman Perencanaan Drainase
Jalan Pd. T.02.2006-B, Manual Hidrolika unutk Jalan dan
Jembatan No. 01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.

f. Survei Lalu Lintas


1. Tujuan
Survei lalu lintas bertujuan unutk mengetahui kondisi lalu
lintas, kecepatan kemdaraan rata – rata menginventarisasi
jumalah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan
tertentu dalamsatuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu
lintas harian rata – rata sebagai dasar perencanaan
peningkatan jalan.
2. Lingkup
(a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setalah mengatahui
koridor trase lokasi perencanaan yang akan dilakukan, yang
merupakan hasil keluaran dari pengumpulan data awal berupa
titik – titik survei.
(b) Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis
sehingga mendapatkan data yang siap dipakai berupa kondisi
LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari dan smp/hari
serta kecepatan perjalanan pada kondisi tata guna lahan
tertentu dalam km/jam.
3. Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu
pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
036/T/BM/1997, Pedoman Survei Pencatatan Lalu Lintas
dengan cara manual Pd/T.19-2004/B, atau Pedoman yang
diisyaratkan.

g. Survei Kondisi Perkerasan


1. Tujuan
Survei kondisi perkerasan bertujuan untuk mengetahui
kondisi perkerasan jalan eksisting, jenis perkerasan, serta
permasalahan yang sering terjadi pada jalan tersebut. Hal
ini digunakan sebagai dasar perencanaan peningkatan
jalan.
2. Lingkup
a) Menganalisa data lapangan, desain, dan gambar yang
diperoleh dari survei pendahuluan
b) Menentukan variabel-variabel rencana seperti nilai CBR
(dengan alat DCP), nilai lendutan (dengan alat LWD),
dan tebal perkerasan (dengan alat core drill).
c) Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe
perkerasan.
d) Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik unutk perkerasan jalan,
struktur jembatan, maupun unutk bahan timbunan
(borrow pit) diutamakan yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat
dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan
karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi
pekerjaan, serta kesulitan – kesulitan yang mungkin
timbul dalam proses penambangannya, dilengkapi
dengan foto – foto.

h. Survei Kondisi Jembatan


1. Menentukan dan memperkirakan total panjang, lebar, kelas
pembebanan jembatan, tipe konstruksi, dengan
pertimbangan terkait dengan LHR, estetika, lebar sungai,
kedalaman dasar sungai, profil sungai/ada tidaknya palung,
kondisi arus dan arah aliran, sifat-sifat sungai, scouring
vertikal/horisontal, jenis penanganan.
2. Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan
mempertimbangkan MAB (banjir), MAN (normal), MAR
(rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi;
3. Melakukan pengujian kuat tekan jembatan dengan alat
hammer test.

i. Perencanaan Teknis
1. Tujuan
Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari
gambar desain, spesifikasi, engineering estimate.
2. Lingkup
a) Dari hasil verifikasi dan validasi data ditentukan jenis
penanganan preservasi jalan;
b) Melakukan perencanaan preservasi perkerasan jalan;
c) Melakukan perencanaan preservasi bangunan
pelengkap jalan (saluran) dan bahu jalan
d) Melakukan perencanaan preservasi jembatan;
e) Membuat Strip Map Penanganan;
f) Rancangan Konseptual Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi pada paket perencanaan;
g) Melakukan manajemen resiko yang harus dituangkan
dalam laporan yang di dalamnya memuat:
• Identifikasi resiko
• Analisis resiko
• Penilaian resiko
• Mitigasi resiko
• Alokasi resiko
• Dan rencana pengendalian
3. Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada Standar, Pedoman
yang berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada
acuan normatif atau referensi lain yang tertuang dalam
Kerangka Acuan Kerja.
4. Penggambaran
a. Penggambaran Desain Jalan :
- Alinyemen Horizontal dengan Skala 1: 1000
- Alinyemen Vertikal dengan Skala 1: 100
- Potongan Melintang Skala Horizontal: 1:200, Skala
Vertikal: 1:100
- Potongan Memanjang dan Situasi Skala Horisontal 1:1000
dan Skal Vertikal 1 : 100
- Gambar Super Elevasi

j. Pengendalian Survei
Pengendalian survei bertujuan sebagai kendali mutu
pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya :
1. Setiap akan kegiatan survei baik pendahuluan maupun
survei detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal
kegiatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat ijin
melakukan survei baik pendahuluan maupun detail yang
dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
2. Proses survei baik pendahuluan maupun survei detail wajib
diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai pada
proses oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja
atau Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Data hasil pengambilan pada survei detail wajib diperiksa
kebenarannya sebelum dilakukan proses desain. Proses
desain dapat dilakukan apabila data hasil survei detail
sudah dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja atau
Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survei
pendahuluan maupun survei detail yang dikeluarkan oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.

k. Pengendalian proses perencanaan


Pengendalian proses perencanaan
Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar
desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis,
proses pengendalian dilakukan terhadap:
1. Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus
mendapat persetujuan dari Kepala satuan kerja atau
pejabat pembuat komitmen.
2. Konsep desain berdasarkan data survei pendahuluan dan
survei detail yang merupakan review terhadap desain
awal harus diperiksa dan diasistensikan kepada Kepala
satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen.
3. Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap
wajib dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada
Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi
standar harus mendapat persetujuan dari pejabat
setingkat eselon I.
5. Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila
diterima oleh Tim yang dibentuk oleh pejabat Eselon II
dan mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Bina
Marga.

12. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari Paket ini yaitu:


(OUTPUT) a. Laporan Program Mutu, sebagai penjaminan mutu
pelaksanaan pekerjaan yang minimal berisi:
1. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
2. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
3. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
4. Prosedur instruksi kerja dan ;
5. Pelaksana kerja.
b. Laporan Pendahuluan, berisi tentang:
1. Pemahaman terhadap KAK;
2. Metodologi dan Rencana Kerja;
3. Menyampaian Kriteria Desain Secara Detail;
4. Pengenalan Lokasi Awal;
5. Struktur organisasi dan mobilisasi personil;
6. Laporan Survei Pendahuluan (data sekunder, dan data
hasil survei pendahuluan).
c. Laporan Antara, Laporan Antara yang berisikan: Hasil
pengumpulan data primer, Hasil kajian terhadap data
survei, Konsep perencanaan, Progres kegiatan dan rencana
selanjutnya.
d. Laporan Teknis, berisi tentang:
1. Laporan Topografi (hasil survei dan analisa) berisi
tentang:
• Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi
yang telah diterima.
• Data koordinat dan elevaasi Bench Mark.
• Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark.

2. Laporan Draianse / Hidrologi (hasil survei dan analisa)


berisi tentang;
• Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan
– lintasan drainase
• Daerah – daerah tangkapan berdasarkan peta – peta
topografi
• Informasi histori banjir yang tersedia
• Lokasi – lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir
• Acuan banjir/sumber informasi drainase
• Kapasitas aliran air dan debit aliran permukaan yang
akan diterima oleh drainase yang akan direncanakan
• Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase
• Dimensi saluran dan gorong – gorong
• Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar
sungai/saluran baik erosi umum maupun lokal.
• Foto Dokumentasi

3. Laporan Kondisi Jalan dan Jembatan (hasil survei dan


analisa) berisi tentang;
• Data CBR eksisting
• Data lendutan
• Data keteblalan lapis permukaan jalan
• Data LWD
• Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan
perhitungan perkerasan jalan
• Data hasil hammer test jembatan
• Data Nilai Kondisi jembatan
• Data spektrum beban unutk perhitungan perkerasan
jalan
• Data perhitungan tebal perkerasan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
• Foto dokumentasi

4. Strip Map Penanganan Preservasi Jalan;


5. Rancangan Konseptual Sistem Manajemen dan
Keselamatan Konstruksi dari hasil perencanaan.
Rancangan Konseptual Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi pada paket perencanaan memuat lingkup dan
tanggungjawab perencanaan, informasi awal terhadap
kelaikan paling sedikit meliputi lokasi, lingkungan, sosio –
ekonomi, dan / atau dampak lingkungan.
e. Laporan Akhir, berisi kompilasi seluruh hasil kegiatan
Penyedia Jasa selama masa kontrak, dan jenis penanganan
yang digunakan dalam perencanaan;
f. Laporan Ringkasan memuat ringkasan pelaksanaan
kegiatan;
g. Dokumen Lelang berisi tentang spesifikasi teknik terbaru,
Gambar rencana dan RAB / EE serta dokumen lelang
standar;
h. Dokumentasi seluruh kegiatan Teknik Perencanaan yang
disimpan dalam harddisk.

13. PERALATAN, Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
MATERIAL, Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
PERSONIL DAN penyedian jasa Staf Pengawas/Pendamping, Pejabat Pembuat
Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
FASILITAS
bertindak sebagai Project Officer (PO) dalam rangka pelaksanaan
DARI PEJABAT jasa konsultansi ini.
PEMBUAT
KOMITMEN
14. PERALATAN Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas
DAN MATERIAL dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
DARI PENYEDIA pekerjaan, diantaranya:
JASA a. Peralatan Survei;
KONSULTANSI b. Peralatan Dokumentasi;
c. Kendaraan Survei.

15. LINGKUP a. Penyedia Pekerjaan Perencanaan bertanggung Jawab terhadap


KEWENANGAN hasil desain sekurang-kurangnya sampai produk desain
PENYEDIA JASA tersebut selesai dilaksanakan pembangunannya, sepanjang
lingkup dan/atau kondisi lingkungan masih sesuai dengan
kriteria desain awal;
b. Penyedia Pekerjaan Perencanaan yang tidak cermat sehingga
hasil desain tidak dapat dilaksanakan, dikenakan sanksi berupa
keharusan menyusun kembali perencanaan dengan beban biaya
dari Penyedia yang bersangkutan, apabila tidak bersedia
dikenakan sanksi masuk dalam daftar hitam atau sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Penyedia Jasa bertanggung Jawab terhadap hasil desain
sekurang-kurangnya sampai produk desain tersebut selesai
dilaksanakan pembangunannya dan bersedia melakukan review
desain, sepanjang lingkup dan/atau kondisi lingkungan masih
sesuai kondisi awal. Apabila tidak bersedia dikenakan sanksi
masuk dalam daftar hitam atau sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

16. JANGKA WAKTU Jangka waktu penyelesaian pekerjaan ini diperkirakan 6 (enam)
PENYELESAIAN bulan/ 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.
PEKERJAAN

17. PERSONEL Jumlah orang-bulan layanan jasa perencanaan ini dengan


perincian sebagai berikut :
Jumlah
Kualifikasi Orang -
Bulan
Posisi
Tingkat
Jenis dan Penga
Pendidik- Jurusan
Keahlian laman
an
Tenaga Ahli:
Ahli Teknik Jalan
- Madya 202 atau
Ketua Tim SIP.03.002.8 dan
1 org – 6
(Team S1 Tek. Sipil Ahli Teknik 6 th
bln
Leader) Jembatan -
Madya 203 atau
SIP.04.002.8
Ahli Teknik Jalan
Ahli Teknik 1 org – 6
S1 Tek. Sipil - Madya 202 atau 4 th
Jalan bln
SIP.03.002.8
Ahli Teknik Ahli Teknik
Jembatan Jembatan - 1 org – 6
S1 Teknik.Sipil 4 th
(Bridge Madya 203 atau bln
Engineer) SIP.04.002.8
Ahli
Pengukuran Tek.Sipil / Ahli Geodesi -
1 org – 3
/ Geodesi S1 Tek. Madya 217 atau 4 th
bln
(Geodetic Geodesi SIP.16.002.8
Engineer)
Ahli
Ahli Hidrologi -
Hidrologi 1 org – 2
S1 Tek.Sipil Madya 211 atau 4 th
(Hidrology bln
SIP.10.002.8
Engineer)
Ahli
Kuantitas Ahli Teknik Jalan
1 org – 2
dan Biaya S1 Tek.Sipil - Madya 202 atau 4 th
bln
(Cost SIP.03.002.8
Estimator)
Ahli K3
Ahli K3 Konstruksi - 1 org – 2
S1 Tek.Sipil 4 th
Konstruksi Madya 603 atau bln
MPK.01.002.8
Tenaga Teknis Pendukung / Penunjang:
Asisten 1 org – 6
SI Tek. Sipil
Tenaga Ahli bln
Surveyor 1 org – 3
D3/ SMK
Jalan bln
Surveyor D3/ SMK 1 org – 3
Jembatan bln
Surveyor D3/ SMK 1 org – 3
Topografi bln
Surveyor D3/ SMK 1 org – 2
Hidrologi bln
Buruh Lokal 90 Hari x
– Jalan 3 Orang
= 270
Hari
Buruh Lokal 90 Hari x
- Jembatan 3 Orang
= 270
Hari
Buruh Lokal 90 Hari x
- Topografi 3 Orang
= 270
Hari
Buruh Lokal 60 Hari x
- Survei 1 orang
Hidrologi = 60 Hari
Tenaga Pendukung:
CAD D3/ SMK 2 org – 2
operator bln
Administrasi D3/ SMK 1 org – 6
/Sekretaris sederajat bln

Penyedia wajib menyediakan jasanya semaksimal mungkin untuk


menyelenggarakan pekerjaan, sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang baik dan memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan dan
dapat dipertanggung-jawabkan, serta mengusahakan sesedikit
mungkin adanya perubahan atau perencanaan tambahan lainnya
di kemudian hari.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, Penyedia terikat pada metode
dan standar yang berlaku dalam lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Marga secara khusus dan secara umum metode dan standard
yang diakui di Indonesia
Penyedia harus bekerja secara penuh dan mempunyai kualifikasi
sebagai berikut:

a. Ketua Tim (Team Leader) – (Kode SKA: 202 atau


SIP.03.002.8 dan 203 atau SIP.04.002.8)
Ketua Tim adalah seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S1)
atau yang lebih tinggi, lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi, dengan
pengalaman kerja dibidang Perencanaan Teknis Jalan dan
Jembatan, minimal 6 (enam) tahun. Mempunyai Sertifikat
Keahlian Ahli Teknik Jalan dan Ahli Teknik Jembatan
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terkait dengan
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
(LPJK), dengan kualifikasi MADYA.
Tugas Ketua Tim meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :
a). Mengendalikan dan mengatur akivitas seluruh anggota
team secara terpadu dan terarah agar didapat hasil
pekerjaan sesuai dengan yang ditargetkan dan selalu
berupaya untuk meningkatkan efisiensi kerja
b). Mempersiapkan seluruh kegiatan dan kelengkapannya
yang dibutuhkan oleh anggota team, dan berusaha
menghilangkan segala hambatan yang timbul yang dapat
memperlambat proses penyelesaian suatu tahapan
pekerjaan
c). Dengan bantuan anggota-anggota tim menyiapkan
laporan laporan sesuai kontrak maupun atas petunjuk
Koordinator Pengawas.
d). Dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Direktur
Utama/Direktur Penyedia harus dapat mengambil
keputusan sehubungan dengan perubahan pelaksanaan
kerja.
e). Mengontrol kegiatan perencanaan teknis preservasi jalan
f). Menganalisa kerusakan jembatan
g). Merencanakan preservasi pada jembatan
h). Menyiapkan dokumen Pemilihan paket pelaksanaan fisik
atas perencanaan yang telah dibuatnya, termasuk
mempersiapkan DED dan EE.

b. Ahli Teknik Jalan – (Kode SKA: 202 atau SIP.03.002.8)


Ahli Jalan dan Jembatan adalah seorang Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S-1) atau lebih tinggi, lulusan Perguruan Tinggi Negeri
atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi,
pengalaman kerja dibidang Perencanaan Teknis Jalan
berpengalaman minimal 4 (empat) tahun setelah lulus.
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terkait dengan dilegalisasi
oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), dengan
kualifikasi Madya.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Jalan akan mencakup, tetapi
tidak terbatas hal-hal sebagai berikut:
a). Menganalisa kerusakan perkerasan jalan dan bangunan
pelengkap jalan.
b). Merencanakan perkerasan jalan dan bangunan pelengkap
jalan.
c). Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang
tercantum dalam dokumen kontrak.
d). Bertanggung jawab atas kebenaran hasil perhitungan
perkerasan jalan.

c. Ahli Teknik Jembatan– (Kode SKA: 203 atau


SIP.04.002.8)
Ahli Jembatan adalah seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S-
1) atau lebih tinggi, lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi, pengalaman
kerja dibidang Perencanaan Teknis Jembatan berpengalaman
minimal 4 (empat) tahun setelah lulus. Mempunyai sertifikat
keahlian Ahli Teknik Jembatan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), dengan kualifikasi
Madya.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Jembatan akan mencakup,
tetapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut:
a). Menganalisa dan Menentukan Nilai kondisi jembatan
b). Merencanakan Desain penanganan Jembatan dengan
pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan standar
teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.;
c). Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang
tercantum dalam dokumen kontrak;
d). Bertanggung jawab atas kebenaran hasil perhitungan
perkerasan jalan.
d. Ahli Pengukuran/Geodesi (Geodetic Engineer) – (Kode
SKA: 217 atau SIP.16.002.8)
Ahli Geodesi (Geodetic Engineer) adalah seorang Sarjana
Teknik Sipil/Teknik Geodesi Strata 1 (S-1) atau yang lebih
tinggi, lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi, berpengalaman dalam
pengukuran pada perencanaan jalan dan atau jembatan dan
minimal 4 (empat) tahun setelah lulus. Mempunyai sertifikat
keahlian Ahli Teknik Geodesi dengan keahliannya yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terkait dengan dilegalisasi
oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), dengan
kualifikasi Madya.Tugas-tugasnya meliputi tetapi tidak terbatas
pada hal-hal sebagai berikut :
a). Menguasai bidang pengukuran topografi
b). Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan
gambar hasil pengukuran topografi
c). Turut menyusun pembuatan laporan dan mampu
mempresentasikannya

e. Ahli Hidrologi (Hidrology Engineer) - (Kode SKA: 211


atau SIP.10.002.8)
Ahli Hidrologi adalah seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S-
1) atau lebih tinggi, lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi, pengalaman
kerja dibidang perencanaan Jalan dan atau jembatan dan
berpengalaman minimal 4 (empat) tahun setelah lulus.
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Sumber Daya Air
/ Ahli Drainase yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi (LPJK), dengan kualifikasi Madya.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Jalan Raya akan mencakup,
tetapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut:
a). Merencanakan dan menganalisa peta hidrologi di daerah
rencana.
b). Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang
tercantum dalam dokumen kontrak.
c). Bertanggung jawab atas kebenaran hasil perhitungan
hidrologi.
f. Ahli Kuantitas dan Biaya (Cost Estimator) – (Kode SKA:
202 atau SIP.03.002.8)
Ahli Kuantitas dan Biaya adalah seorang Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S-1) atau yang lebih tinggi, lulusan Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi,
mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan atau yang
setara yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terkait dengan
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
(LPJK), dengan kualifikasi Madya.
Tenaga ahli Kuantitas dan Biaya berpengalaman melaksanakan
pekerjaan sejenis minimal 4 (empat) tahun dalam bidang
perencanaan jalan.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Kuantitas/Biaya mencakup
tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a). Menetapkan jenis-jenis kegiatan sesuai mata pembayaran
dalam Spesifikasi yang berlaku.
b). Menyiapkan Engineer’s Estimate (termasuk kebutuhan
peralatan minimal dan kebutuhan jangka waktu
pelaksanaan).

g. Tenaga Ahli K3 Konstruksi – (Kode SKA: 603 atau


MPK.01.002.8)
Mempunyai sertifikat keahlian K3 Konstruksi yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh
Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK) atau Lembaga
lain yang diakui Pemerintah dan dengan kualifikasi Madya.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil
Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan
pekerjaan perencanaan SMKK atau sejenis K3 bidang Jalan
dan Jembatan minimal 4 (Empat) Tahun.
Tugas dan tanggung jawab Ahli K3 Konstruksi mencakup
tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
1. Membantu Team Leader/Ketua Tim;
2. Menyiapkan Rancangan Konseptual SMKK;
3. Menganalisa dan mengidentifikasi Resiko yang akan timbul
dalam pelaksanaan kerja;
4. Menerapkan ketentuan peraturan perundang – undangan
tentang dan terkait K3 Konstruksi.

h. Tenaga Penunjang dan Tenaga Pendukung


Untuk membantu kelancaran pekerjaan maka Tenaga Ahli
tersebut diatas dibantu oleh Tenaga Pendukung sebagai
berikut :

1. Asisten Tenaga Ahli


Asisten Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang
Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi.
Tugasnya yaitu:
• Membantu menghitung nilai sisa umur perkerasan,
tebal lapis perkerasan dan beban lalu lintas;
• Membantu menentukan Nilai Kondisi Jembatan dan
jenis penanganannnya;
• Membantu Team Leader dalam asistensi
Perencanaan Preservasi;
• Membantu para tenaga ahli dalam menyelesaikan
tugasnya.

2. Surveyor/Teknisi
Pengalaman yang dibutuhkan bagi seorang surveyor /
teknisi sekurang-kurangnya sebagai berikut :
Lama
Jenjang
Pengalaman Keterangan
Pendidikan
(Tahun)
Setelah lulus dalam
D3 3
pelaksanaan
pekerjaan yang sesuai
dengan
bidang/tugasnya
SMK 5 terutama untuk
pekerjaan sipil*)
khususnya
perencanaan dan
pengawasan
kontruksi jalan,
(*) Pengalaman pekerjaan sipil khususnya meliputi :
a. Pengukuran Topografi
b. Pengukuran Drainase / Hidrologi.
c. Survei Jalan,
d. Survei Jembatan,
e. Pengujian LWD, DCP dan Test pit
f. Dan pekerjaan lain yang relevan dengan posisi
tugasnya.
3. Buruh
Tugas buruh untuk menunjang masing - masing
surveyor/teknisi dalam melaksanakan tugasnya.
4. Tenaga Penunjang Administrasi
Diantaranya adalah (Sekretaris, Operator Komputer dan
Operator CAD dan 3D Modelling).

Tugas Operator Komputer dan Adminstratif :


• Mengarsipkan Surat – Menyurat;
• Menyiapkan dan melakukan pelaksanaan penarikan
termin dari segi admintrasi;
• Mengumpulkan laporan hasil survei pada pengguna
jasa;
• Menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan untuk
melaukan pengetikan meliputi komputer, kertas,
korektor, tinta dan lainya untuk pelaksanaan tugasnya.

Tugas Operator CAD dan 3D Modelling :


• Melakukan Site Survei untuk mengumpulkan data yang
akan dipakai sebagai dasar dalam menggambar design
teknis.
• Memproduksi dan mem-verifikasi gambar design teknis
sesuai dengan standard yang diinginkan oleh customer.
• Memproduksi gambar teknis untuk disertakan dalam
instruksi kerja design dan instalasi, paket kerja, paket
design & dokumentasi teknik lain yang diperlukan
dalam project.
• Memproduksi gambar teknik sesuai dengan target
schedule project.
• Memproduksi gambar Shop Drawing sesuai dengan
hasil perhitungan kestabilan struktur.
• Membuat 3D modelling sesuai dari hasil pengukuran
yang ada
• Memastikan bahwa semua gambar CAD sesuai dengan
semua peraturan yang berkaitan.
• Memastikan semua design gambar CAD mempunyai
judul, nomor gambar, nomor issue, nomor halaman
dan detail lainnya sesuai dengan registrasi gambar CAD
untuk project.
• Memastikan semua gambar CAD tersimpan dalam hard
copy dan soft copy di tempat yang benar.
18. JADWAL Jadwal Penugasan Personil untuk paket perencanaan ini adalah
TAHAPAN sebagai berikut :
PELAKSANAAN
PEKERJAAN

Pelaksanaan Kegaiatan dapat mempedomani jadwal sebagaimana


dibawah ini :

LAPORAN

19. LAPORAN Penyedia berkewajiban untuk mempresentasikan dan


PROGRAM menyerahkan Laporan Program Mutu sebanyak 5 (lima)
MUTU rangkap laporan / buku sebagai penjaminan mutu
pelaksanaan pekerjaan pada rapat persiapan pelaksanaan
Kontrak, kemudian dibahas dan disetujui oleh PPK. Laporan
Program Mutu minimal berisi informasi mengenai pekerjaan yang
akan dilaksanakan, organisasi kerja Penyedia, Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan, jadwal penugasan Personel Inti dan
Personel Pendukung, prosedur pelaksanaan pekerjaan, prosedur
instruksi kerja; dan pelaksana kerja.
Laporan Program Mutu diserahkan saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak

20. LAPORAN Laporan pendahuluan memuat:


PENDAHULUAN a. Laporan Survei Pendahuluan
b. Laporan Pendahuluan
Kecuali Laporan Program Mutu, Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 5 (lima) rangkap laporan / buku. Dan diadakan
Pembahasan Laporan Pendahuluan dihadapan Tim Teknis
maupun petugas subdit Terkait.

21. LAPORAN Laporan antara memuat:


ANTARA Hasil pengumpulan data primer, Hasil kajian terhadap data survei,
Konsep perencanaan, Progres kegiatan dan rencana selanjutnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 5 (Lima)
bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) rangkap
laporan / buku.
Dan diadakan Pembahasan Laporan Antara dihadapan Tim Teknis
maupun petugas subdit Terkait

22. LAPORAN Laporan antara memuat:


TEKNIS a. Laporan Teknis Topografi;
b. Laporan Teknis Drainase/Hidrologi;
c. Laporan Teknis Jalan dan Jembatan;
d. Strip Map Penanganan Preservasi Jalan;
e. Rancangan Konseptual Sistem Manajemen dan Keselamatan
Konstruksi dari hasil perencanaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 6 (Enam)
bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) rangkap
laporan / buku.
Dan diadakan Pembahasan Laporan Akhir dihadapan Tim Teknis
maupun petugas subdit Terkait.

23. LAPORAN Laporan Akhir berisi kompilasi seluruh hasil kegiatan Penyedia Jasa
AKHIR selama masa kontrak, dan jenis penanganan yang digunakan dalam
perencanaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya selambat-
lambatnya 6 (Enam) bulan sejak SPMK yang diserahkan
sebanyak 5 (lima) rangkap laporan / buku.
24. LAPORAN Laporan Ringkasan (executive summary),Ringkasan dari seluruh
RINGKASAN hasil kegiatan Penyedia Jasa selama masa kontrak. Laporan harus
EKSEKUTIF diserahkan selambat-lambatnya selambat-lambatnya 6 (Enam)
bulan sejak SPMK sebanyak 5 (lima) rangkap laporan /
buku.
25. DOKUMEN Dokumen Lelang memuat:
LELANG a. Gambar Rencana /DED
b. Estimasi Biaya / EE
c. Dokumen Lelang
Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan
Pelelangan standar menurut Permen PU no. 14/2020, dengan
ketentuan:
• Dicetak dengan kertas ukuran A4
• DED dicetak dengan kertas ukuran A3
• Sampul laporan dicetak di atas kertas glossy
Mekanisme Legalisasi Dokumen Produk Perencanaan Teknis
Setiap lembar gambar perencanaan, ditanda tangani oleh
pihak konsultan Perencana. Pada kolom pertama
ditandatangani oleh Tenaga Ahli Perencanaan. Kolom kedua
ditandatangani oleh Tenaga Ahli Perencanaan dan kolom
ketiga ditandatangani oleh Team Leader.
Untuk sampul DED dibelakang cover, sebagai administrasi
proyek ada Berita Acara Pengesahan yang terdiri dari kolom
pertama yang ditandatangani oleh Direktur Utama Konsultan
Perencanaan dan kolom kedua ditandatangani oleh Pejabat
Pembuat Komitmen / Satker dan kolom ketiga ditandatangani
oleh Kepala Balai dengan disetujui oleh Kepala Bidang / Seksi
Perencanaan / Keterpaduan Pembangunan Insfrastruktur
Jalan.
Untuk Jembatan Non Standart dan Khusus disetujui oleh
Direktur Jembatan
Legalisasi DED Kegiatan Outscource / Kontrak Konsultan
Pengesahan setiap lembar gambar
PIHAK KONSULTAN

(1) (2) (3)

Diperiksa Oleh Disetujui


Direncanakan Oleh

(Tenaga Ahli
sebagai (Tenaga Ahli
Perencana) sebagai Perencana) (Team Leader)

d. Spesifikasi Teknis
e. Dokumentasi Kegiatan (Dalam bentuk Harddisk)
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya selambat-
lambatnya 6 (Enam) bulan yang diserahkan bersamaan
dengan laporan akhir sebanyak 5 (lima) rangkap laporan
/ buku.

26. DOKUMENTASI Dokumentasi Kegiatan dan softcopy semua laporan disimpan


dalam harddisk dan diserahkan sebanyak 2 (dua) Harddisk.

HAL – HAL LAIN

27. PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
DALAM NEGERI dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam KAK dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri.
28. PERSYARATAN Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
KERJA SAMA untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus dipatuhi dengan ketentuan : Maksimal Persahaan
melakukan KSO yaitu 3 Perusahaan
29. PEDOMAN Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:
PENGUMPULAN a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa harus
DATA melakukan konsultasi/asistensi terlebih dahulu dengan Pejabat
LAPANGAN Pembuat Komitmen (PPK), untuk mendapatkan konfimasi
kepastian mengenai titik lokasi / daerah yang akan ditangani.
b. Setiap akan melaksanakan kegiatan survei baik pendahuluan
maupun survei detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan
jadwal kegiatan yang dilengkapi dengan konsep perencanaan
(Desain) yang akan diterapkan termasuk metode survei yang
akan dilakukan dan kemudian ditindaklanjuti dengan surat ijin
melakukan survei baik pendahuluan maupun detail yang
dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
c. Adanya berita acara hasil survei lapangan.
d. Pengumpulan data lapangan, penghitungan dan proses yang
dilaksanakan dalam pekerjaan ini dilakukan dengan
menggunakan cara pengumpulan data lapangan yang telah
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta
NSPM yang berlaku.
30. ALIH Jika dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka
PENGETAHUAN penyedia jasa harus mengadakan seminar terkait dengan
substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan
kepada staf di lingkungan organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.

Ternate, 07 Maret 2023


PPK Perencanaan
Satker P2JN Provinsi Maluku Utara

SUHARTINI ABAS, ST.,M.Sc


NIP. 19790509 201012 2 001

Anda mungkin juga menyukai