URAIAN PENDAHULUAN
2. MAKSUD DAN Maksud dari perencanaan teknik preservasi jalan ini adalah
TUJUAN menjaga kemantapan jalan nasional yang ada di Provinsi Maluku
Utara.
Tujuan dari perencanaan teknik preservasi jalan ini adalah
mendapatkan dokumen perencanaan teknis pekerjaan Preservasi
Jalan yang matang, detail, akurat, serta dapat dipertanggung-
jawabkan, yang berwawasan lingkungan dan memperhitungkan
aspek keselamatan dan kenyamanan, untuk mewujudkan kondisi
Jalan Nasional yang mantap.
6. NAMA DAN Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Suhartini Abas, S.T., M.Sc.
ORGANISASI Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
PEJABAT Provinsi Maluku Utara, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Maluku
PEMBUAT Utara Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaaan Umum dan
KOMITMEN Perumahan Rakyat
DATA PENUNJANG
9. STUDI – STUDI -
TERDAHULU
RUANG LINGKUP
d. Survei Topografi
1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dengan ketinggian permukaan
tanah sepanjang rencana trase jalan dengan jembatan di
dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi
dengan skala 1 : 1000yang akan digunakan untuk
perencanaan geometrik jalan.
2. Lingkup Pekerjaan
(a) Pemasangan patok – patok
Patok – patok BM harus dibuat dari beton denganukuran
10 x 10 x 75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi
dengan adukan beton dan diatasnya nut dari baut dengan
ujung kepala baut (nut) diberi tanda alur silang (cross
grooving), ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada
setiap lokasi rencana jembatan serta pada awal dan akhir
proyek minimal 2 dan ditempatkan pada daerah yang
aman terhadap kemungkinan tercabut atau berubah posisi
dan mudah terlihat masing – masing 1 (satu) pasang di
setiap sisi sungai/alur.
• Patok BM dipasang /ditaman dengan kuat, bagian yang
tampak diatas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning,
diberi lambang Bina Marga, notasi dan nomor BM dengan
warna hitam.
• Patok BM yang sudah terpasang kemudian difoto sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta
elevasi.
• Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan
patok kayu yang cukup keras, lurus dengan diameter
sekitar 5 cm, panjang sekurang – kurangnya 50 cm,
bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan cat warna kuning. Dalam
keadaaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
• Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada
daerah sekitar patok diberi tanda – tanda khusus.
• Pada lokasi – lokasi khusus dimana tidak mungkin
dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan
beraspal atau di atas permukaan berbatu, maka titik – titik
poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng
dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
(b) Pegukuran titik kontrol horizontal
• Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan
sistim poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan
sebagai titik poligon.
• Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100
meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur
secara optis ataupun elektronis.
• Sudut – sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit
dengan ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk
menggunakan Electronik Distance Meter/Theodolit jenis
T2 atau yang setingkat.
(c) Pengukuran titik kontrol vertikal
• Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali
berdiri/pembacaan pergi – pulang.
• Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik
pengukuran (poligon, sifat dasar, dan potongan
melintang) dan titik BM.
• Rambu – rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan
baik, berskala benar, jelas dan sama.
• Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan
pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA),
Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam
satuan milimeter pada setiap pembacaan harus dipenuhi
: 2 BT = BA + BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran ) harus dalam
jumlah slag (pengamatan) yang genap.
(d) Pengukuran situasi
• Pengukuran situasi dilakukan dengan sistim tachimetri,
yang mencakup semua objek yang dibentuk dalam alam
maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran
seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan
sebagainya
• Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga
dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi – lokasi
khusus ( misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan
yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan
tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
• Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat total
Station.
(e) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus dilakukan
dengan persyaratan :
i. Perencanaan Teknis
1. Tujuan
Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari
gambar desain, spesifikasi, engineering estimate.
2. Lingkup
a) Dari hasil verifikasi dan validasi data ditentukan jenis
penanganan preservasi jalan;
b) Melakukan perencanaan preservasi perkerasan jalan;
c) Melakukan perencanaan preservasi bangunan
pelengkap jalan (saluran) dan bahu jalan
d) Melakukan perencanaan preservasi jembatan;
e) Membuat Strip Map Penanganan;
f) Rancangan Konseptual Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi pada paket perencanaan;
g) Melakukan manajemen resiko yang harus dituangkan
dalam laporan yang di dalamnya memuat:
• Identifikasi resiko
• Analisis resiko
• Penilaian resiko
• Mitigasi resiko
• Alokasi resiko
• Dan rencana pengendalian
3. Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada Standar, Pedoman
yang berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada
acuan normatif atau referensi lain yang tertuang dalam
Kerangka Acuan Kerja.
4. Penggambaran
a. Penggambaran Desain Jalan :
- Alinyemen Horizontal dengan Skala 1: 1000
- Alinyemen Vertikal dengan Skala 1: 100
- Potongan Melintang Skala Horizontal: 1:200, Skala
Vertikal: 1:100
- Potongan Memanjang dan Situasi Skala Horisontal 1:1000
dan Skal Vertikal 1 : 100
- Gambar Super Elevasi
j. Pengendalian Survei
Pengendalian survei bertujuan sebagai kendali mutu
pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya :
1. Setiap akan kegiatan survei baik pendahuluan maupun
survei detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal
kegiatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat ijin
melakukan survei baik pendahuluan maupun detail yang
dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
2. Proses survei baik pendahuluan maupun survei detail wajib
diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai pada
proses oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja
atau Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Data hasil pengambilan pada survei detail wajib diperiksa
kebenarannya sebelum dilakukan proses desain. Proses
desain dapat dilakukan apabila data hasil survei detail
sudah dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja atau
Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survei
pendahuluan maupun survei detail yang dikeluarkan oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
13. PERALATAN, Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
MATERIAL, Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
PERSONIL DAN penyedian jasa Staf Pengawas/Pendamping, Pejabat Pembuat
Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
FASILITAS
bertindak sebagai Project Officer (PO) dalam rangka pelaksanaan
DARI PEJABAT jasa konsultansi ini.
PEMBUAT
KOMITMEN
14. PERALATAN Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas
DAN MATERIAL dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
DARI PENYEDIA pekerjaan, diantaranya:
JASA a. Peralatan Survei;
KONSULTANSI b. Peralatan Dokumentasi;
c. Kendaraan Survei.
16. JANGKA WAKTU Jangka waktu penyelesaian pekerjaan ini diperkirakan 6 (enam)
PENYELESAIAN bulan/ 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.
PEKERJAAN
2. Surveyor/Teknisi
Pengalaman yang dibutuhkan bagi seorang surveyor /
teknisi sekurang-kurangnya sebagai berikut :
Lama
Jenjang
Pengalaman Keterangan
Pendidikan
(Tahun)
Setelah lulus dalam
D3 3
pelaksanaan
pekerjaan yang sesuai
dengan
bidang/tugasnya
SMK 5 terutama untuk
pekerjaan sipil*)
khususnya
perencanaan dan
pengawasan
kontruksi jalan,
(*) Pengalaman pekerjaan sipil khususnya meliputi :
a. Pengukuran Topografi
b. Pengukuran Drainase / Hidrologi.
c. Survei Jalan,
d. Survei Jembatan,
e. Pengujian LWD, DCP dan Test pit
f. Dan pekerjaan lain yang relevan dengan posisi
tugasnya.
3. Buruh
Tugas buruh untuk menunjang masing - masing
surveyor/teknisi dalam melaksanakan tugasnya.
4. Tenaga Penunjang Administrasi
Diantaranya adalah (Sekretaris, Operator Komputer dan
Operator CAD dan 3D Modelling).
LAPORAN
23. LAPORAN Laporan Akhir berisi kompilasi seluruh hasil kegiatan Penyedia Jasa
AKHIR selama masa kontrak, dan jenis penanganan yang digunakan dalam
perencanaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya selambat-
lambatnya 6 (Enam) bulan sejak SPMK yang diserahkan
sebanyak 5 (lima) rangkap laporan / buku.
24. LAPORAN Laporan Ringkasan (executive summary),Ringkasan dari seluruh
RINGKASAN hasil kegiatan Penyedia Jasa selama masa kontrak. Laporan harus
EKSEKUTIF diserahkan selambat-lambatnya selambat-lambatnya 6 (Enam)
bulan sejak SPMK sebanyak 5 (lima) rangkap laporan /
buku.
25. DOKUMEN Dokumen Lelang memuat:
LELANG a. Gambar Rencana /DED
b. Estimasi Biaya / EE
c. Dokumen Lelang
Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan
Pelelangan standar menurut Permen PU no. 14/2020, dengan
ketentuan:
• Dicetak dengan kertas ukuran A4
• DED dicetak dengan kertas ukuran A3
• Sampul laporan dicetak di atas kertas glossy
Mekanisme Legalisasi Dokumen Produk Perencanaan Teknis
Setiap lembar gambar perencanaan, ditanda tangani oleh
pihak konsultan Perencana. Pada kolom pertama
ditandatangani oleh Tenaga Ahli Perencanaan. Kolom kedua
ditandatangani oleh Tenaga Ahli Perencanaan dan kolom
ketiga ditandatangani oleh Team Leader.
Untuk sampul DED dibelakang cover, sebagai administrasi
proyek ada Berita Acara Pengesahan yang terdiri dari kolom
pertama yang ditandatangani oleh Direktur Utama Konsultan
Perencanaan dan kolom kedua ditandatangani oleh Pejabat
Pembuat Komitmen / Satker dan kolom ketiga ditandatangani
oleh Kepala Balai dengan disetujui oleh Kepala Bidang / Seksi
Perencanaan / Keterpaduan Pembangunan Insfrastruktur
Jalan.
Untuk Jembatan Non Standart dan Khusus disetujui oleh
Direktur Jembatan
Legalisasi DED Kegiatan Outscource / Kontrak Konsultan
Pengesahan setiap lembar gambar
PIHAK KONSULTAN
(Tenaga Ahli
sebagai (Tenaga Ahli
Perencana) sebagai Perencana) (Team Leader)
d. Spesifikasi Teknis
e. Dokumentasi Kegiatan (Dalam bentuk Harddisk)
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya selambat-
lambatnya 6 (Enam) bulan yang diserahkan bersamaan
dengan laporan akhir sebanyak 5 (lima) rangkap laporan
/ buku.
27. PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
DALAM NEGERI dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam KAK dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri.
28. PERSYARATAN Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
KERJA SAMA untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus dipatuhi dengan ketentuan : Maksimal Persahaan
melakukan KSO yaitu 3 Perusahaan
29. PEDOMAN Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:
PENGUMPULAN a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa harus
DATA melakukan konsultasi/asistensi terlebih dahulu dengan Pejabat
LAPANGAN Pembuat Komitmen (PPK), untuk mendapatkan konfimasi
kepastian mengenai titik lokasi / daerah yang akan ditangani.
b. Setiap akan melaksanakan kegiatan survei baik pendahuluan
maupun survei detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan
jadwal kegiatan yang dilengkapi dengan konsep perencanaan
(Desain) yang akan diterapkan termasuk metode survei yang
akan dilakukan dan kemudian ditindaklanjuti dengan surat ijin
melakukan survei baik pendahuluan maupun detail yang
dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
c. Adanya berita acara hasil survei lapangan.
d. Pengumpulan data lapangan, penghitungan dan proses yang
dilaksanakan dalam pekerjaan ini dilakukan dengan
menggunakan cara pengumpulan data lapangan yang telah
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta
NSPM yang berlaku.
30. ALIH Jika dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka
PENGETAHUAN penyedia jasa harus mengadakan seminar terkait dengan
substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan
kepada staf di lingkungan organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.