Anda di halaman 1dari 20

- 43 -

BAB V. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


Uraian Pendahuluan1

1. Latar Belakang Direktorat Jenderal Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan


Jalan Nasional SULAWESI BARAt Cq Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Barat,
bermaksud untuk melaksanakan Pengawasan Teknis
Pekerjaan Preservasi Jalan Malabo - Mamasa - Bts Sulsel
di Provinsi Sulawesi Barat yang akan dilaksanakan oleh
Penyedia pekerjaan konstruksi.
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai
dengan rencana mutu, biaya,waktu dan pemenuhan
kinerja jalan yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa
konstruksi, maka diperlukan adanya Tim Konsultan yang
bertugas sebagai pengawas pekerjaan konstruksi yang
berperan membantu Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Barat di
dalam melaksanakan pengawasan teknis dan penjaminan
mutu teknis pada lokasi kegiatan yang sedang
berlangsung.
Tim Pengawas Pekerjaan dimaksud, adalah Penyedia Jasa
Konsultansi untuk pekerjaan pengawasan/supervisi
pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan.

2. Maksud dan Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi


Tujuan pengawasan pekerjaan konstruksi ini, adalah untuk :
a. Membantu PPK didalam melakukan pengawasan
pekerjaan terhadap kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi di lapangan oleh Penyedia Pekerjaan
Konstruksi, berhubung adanya keterbatasan tenaga
pada Satuan Kerja yang bersangkutan, baik dari segi
jumlah maupun dari segi kualifikasinya.
b. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering
dihadapi oleh Penyedia pekerjaan konstruksi di
lapangan dalam menerapkan desain yang memenuhi
persyaratan spesifikasinya.
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna
Jasa bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Penyedia Pekerjaan Konstruksi telah memenuhi
persyaratan mutu teknis yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
d. Melakukan inspeksi pemenuhan tingkat layanan
jalan dan jembatan berdasarkan indikator kinerja
jalan dan jembatan yang telah ditetapkan dalam
dokumen kontrak.
e. Membantu PPK dalam pengendalian pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, apabila terdapat perbedaan
interprestasi pasal-pasal dalam dokumen kontrak
dalam penerapan dilapangan.
f. Membantu menyelesaikan revisi desain/variasi
kontrak, bilamana terdapat perbedaan antara desain
yang ada dengan kondisi dilapangan.
g. Melakukan verifikasi data termasuk data kinerja
jalan dan jembatan dilapangan, yang dilaksanakan
Penyedia Pekerjaan Konstruksi.
1
Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 44 -

Tujuan dari pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi


pengawasan pekerjaan konstruksi ini adalah untuk
pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilapangan untuk
mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi
persyaratan yang tercantum di dalam spesifikasi (tepat
mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat
waktu. Dan penjaminan mutu teknis pekerjaan
konstruksi jalan untuk mendapatkan hasil pekerjaan
yang memenuhi kinerja jalan dan jembatan yang
ditetapkan dalam dokumen kontrak, guna menjamin
ketersediaan infrastruktur jalan yang handal dan
berkelanjutan.

3. Sasaran Sasaran pengadaan jasa konsultansi pengawasan


pekerjaan konstruksi jalan ini adalah tercapainya hasil
pekerjaan pembangunan jalan sesuai dengan Spesifikasi
Teknis yang telah ditetapkan, sehingga kinerja jalan dan
jembatan yang ditangani dapat memberikan layanannya
sesuai dengan umur desain yang direncanakan serta
membantu pelaksanaan pekerjaan dalam hal penjaminan
mutu pekerjaan, administrasi teknis, progress keluaran
pekerjaan dan pengendalian pekerjaan dilapangan.

4. Lokasi Pekerjaan Kegiatan Jasa Konsultansi ini dilaksanakan di wilayah


Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II
Provinsi Sulawesi Barat sebagai berikut :
• Preservasi Jalan Malabo - Mamasa - Bts Sulsel –
- Penganganan Jalan=39,61 Km ;
- Penanganan Jembatan & Longsoran = 461,5 M

5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


Pendanaan
APBN Tahun Anggaran 2023
Total Pagu Anggaran :
Rp. 1.986.346.000.- (Satu Miliar Sembilan Ratus Delapan
Puluh Enam Juta Tiga Ratus Empat Puluh Enam Ribu Rupiah).
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) :
Rp. 1.983.846.000.- (Satu Miliar Sembilan Ratus Delapan
Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Empat Puluh Enam Ribu
Rupiah).

6. Nama dan Nama PPK: PPK Pengawasan


Organisasi PPK
Satuan Kerja: Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan
Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Barat

Data Penunjang2

7. Data Dasar

2
Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 45 -

Salinan Laporan Teknis dan Laporan Akhir Perencanaan


Teknis, Gambar rencana.

8. Standar Teknis Standar Teknis yang digunakan adalah Spesifikasi Umum,


dan Spesifikasi Khusus (bila ada) yang digunakan pada
kontrak pekerjaan, SOP, NSPM terkait pekerjaan jalan
dan jembatan.
Kualifikasi Usaha Besar, Klasifikasi Pengawasan Rekayasa,
Subklasifikasi Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik
Sipil Transportasi (RE 202) KBLI 2017 atau Subklasifikasi
Jasa Rekayasa Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi
(RK003) KBLI 2020, Pekerjaan sejenis sesuai lingkup
pekerjaan Supervisi konstruksi infrastruktur sipil
transportasi seperti jembatan, jalan layang, dan jalan
raya.

9. Studi-Studi Bila ada.


Terdahulu

10. Referensi Hukum Undang – undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan


Menteri, Surat Edaran Menteri, Surat Edaran Dirjen Bina
Marga (terkait pekerjaan jalan dan jembatan.)

Ruang Lingkup

11. Lingkup Pekerjaan Lingkup kegiatan ini meliputi :


1. Persiapan:
a) Menyusun Program Mutu Pengawasan
Pekerjaan.
b) Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen
kontrak pekerjaan konstruksi berbasis kinerja,
termasuk pengendalian manajemen dan
keselamatan lalu-lintas serta SMK3 Konstruksi,
dan Dokumen Lingkungan.
c) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam
pelaksanaan Rapat Persiapan Pelaksanaan / Pre
Construction Meeting (PCM) dan memeriksa
RMK Penyedia Pekerjaan Konstruksi.
d) Mencatat seluruh kesepakatan dalam PCM dan
dituangkan dalam Berita Acara sebagai Dokumen
Kegiatan.
e) Mempersiapkan formulir-formulir isian, antara
lain:
1) Laporan Harian
2) Laporan Mingguan
3) Laporan Bulanan.
4) Laporan Teknis (jika diperlukan).
5) Pengecekan kesesuaian desain dengan kondisi
lapangan.
6) Laporan inspeksi pemenuhan tingkat layanan
jalan dan jembatan.
7) Rencana monitoring pelaksanaan pekerjaan
dan verifikasi laporan kegiatan yang
disiapkan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi.
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 46 -

8) Penjaminan mutu pekerjaan termasuk


kriteria pengujian dan penerimaan hasil
pekerjaan.
9) Bentuk perhitungan perhitungan volume data
dan Sertifikat Pembayaran.
10) Bentuk Request Penyedia untuk memulai
pekerjaan dan pengujian bahan.
f) Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi Teknis
dan tugas dari masing-masing personil Direksi
Teknis kepada PPK Pekerjaan Konstruksi.
g) Menjelaskan rencana kerja pengawasan
Pekerjaan Konstruksi kepada PPK Pekerjaan
Konstruksi:
h) Menyampaikan dan mempresentasikan RMK
kepada PPK Pekerjaan Konstruksi pada saat PCM.
i) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam
mengkaji Program Mutu penyedia jasa
konstruksi.
j) Menyampaikan pemahaman pasal-pasal utama
dalam kontrak terkait pelaksanaan pekerjaan.
k) Menandatangani berita acara mobilisasi dan
melaporkan pelaksanaan mobilisasi kepada
Direksi Pekerjaan.
l) Melakukan pengawasan, pengujian, pengecekan
kuantitas dan kualitas serta kelayakan peralatan,
fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi
Penyedia Jasa.
m) Mengecek Daftar peralatan, fasilitas dan
perlengkapan yang disampaikan Penyedia Jasa.
n) Mengecek masa laku kalibrasi peralatan yang
akan digunakan oleh Penyedia Jasa.
o) Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi
Pekerjaan tentang jumlah, mutu dan kelaikan
peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang
dimobilisasi Penyedia Jasa.
p) Menyampaikan ketentuan tentang pemenuhan
tingkat layanan jalan dan jembatan berdasarkan
indikator kinerja jalan dan jembatan yang
ditetapkan dalam dokumen kontrak.
q) Memberikan rekomendasi terhadap konsep
gambar kerja kepada Direksi Pekerjaan dan
Penyedia Jasa.
r) Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan
metode kerja diajukan oleh Penyedia Jasa dan
kontrol terhadap kuantitas pekerjaan.
s) Melaporkan progres pekerjaan yang telah
diselesaikan Penyedia Jasa.
t) Membuat daftar kekurangan (Defect &
Dificiencies) berdasarkan hasil pemeriksaan
lapangan.
u) Membantu PPK dalam pengecekan data
adminstrasi dan teknis pekerjaan.

2. Pelaksanaan Pengawasan:
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 47 -

a) Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa


lapangan dan membantu memeriksa
shopdrawing yang disiapkan oleh Penyedia Jasa.
b) Melaksanakan pengawasan teknis pekerjaan
konstruksi jalan secara professional, efektif dan
efisien sesuai dengan spesifikasi sehingga
terhindar dari resiko kegagalan konstruksi.
c) Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan
laporan mingguan pekerjaan konstruksi.
d) Mengevaluasi dan menyetujui monthly sertificate
(MC).
e) Membuat laporan bulanan terkait progress
pekerjaan dilapangan dan membuat rekomendasi
setiap permasalahan yang timbul dilapangan
kepada Pengguna Jasa.
f) Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada
setiap terjadinya perubahan kinerja pekerjaan.
g) Melakukan verifikasi dan validasi hasil
pengukuran topografi yang dilakukan Penyedia.
h) Melakukan inspeksi dan membuat laporan hasil
inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan dan
jembatan.
i) Verifikasi hasil inspeksi pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi.
j) Penjaminan mutu pekerjaan dilapangan dengan
menerapkan prosedur kerja dan uji mutu
pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
k) Melakukan verifikasi pemenuhan tingkat
layanan jalan dan jembatan yang dilakukan
Penyedia Jasa Konstruksi.
l) Melaksanakan koordinasi dengan Core Team
Consultant P2JN dan Bantuan Teknik (Bantek)
Balai terkait (bila ada).

3. Pengendalian Pekerjaan konstruksi


a) Proses dan Pelaksanaan Kegiatan
Setiap kegiatan pekerjaan selalu memerlukan
perencanaan, proses, metode kerja, dan
pelaksanaan kegiatan yang akan diperlukan
hingga hasil suatu kegiatan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan. Untuk setiap
unit kerja/unit pelaksana kegiatan harus
merencanakan dan melaksanakan proses dan
pelaksanaan kegiatan secara terkendali yang
meliputi :
1) Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan
dalam rencana mutu unit kerja dan/atau
rencana mutu pelaksanaan kegiatan
dan/atau Program Mutu.
2) Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan
informasi yang menggambarkan karakteristik
kegiatan dan ketersediaan dokumen kegiatan.
3) Setiap kegiatan memenuhi persyaratan
ketersediaan sumber daya yang diperlukan
dalam proses kegiatan.
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 48 -

4) Ketersediaan peralatan monitoring dan


pengukuran pelaksanaan pekerjaan serta
mekanisme proses penyerahan dan pasca
penyerahan hasil pekerjaan.
Setiap jenis kegiatan harus mempunyai petunjuk
pelaksanaan yang merupakan dokumen standar
kerja yang diperlukan guna memastikan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
proses dilakukan secara efektif dan efisien.
Adapun Petunjuk Pelaksanaan sekurang-
kurangnya :
1) Halaman Muka berisi :
- Judul dan nomor identifikasi petunjuk
pelaksanaan
- Status validasi dan status perubahan.
- Kolom sahkan petunjuk pelaksanaan.
2) Riwayat Perubahan;
3) Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan;
4) Ruang Lingkup penerapan;
5) Referensi atau acuan yang digunakan;
6) Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika
diperlukan;
7) Tahapan proses atau kegiatan (dengan bagan
alir jika perlu);
8) Ketentuan Umum (penjelasan tentang
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi
dalam melaksanakan proses);
9) Tanggung jawab dan wewenang;
10) Kondisi khusus (penyimpangan dsb.);
11) Rekaman/Bukti kerja (yang menjadi
persyaratan)
12) Lampiran berupa contoh format
rekaman/bukti kerja.
Untuk melaksanakan validasi terhadap proses
pelaksanaan pekerjaan dalam kesesuaian antara
pelaksanaan kegiatan dan dengan hasil kegiatan
setelah selesai dilaksanakan harus dapat
dilakukan pada setiap tahap kegiatan, jika
verifikasi tidak dapat dilakukan secara langsung
melalui monitoring atau pengukuran secara
berurutan. Validasi pada pelaksanaan kegiatan
harus mempertimbangkan ketentuan berikut:
1) Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk
peninjauan dan persetujuan proses.
2) Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila
hasilnya tidak sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan, setelah dilakukan perbaikan atau
penyempurnaan.
3) Verifikasi kinerja hasil pekerjaan dan
pemenuhan tingkat layanan jalan dan
jembatan.
4) Kriteria pengujian dan penerimaan hasil
pekerjaan.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


- 49 -

Disamping itu setiap unit kerja/unit pelaksana


kegiatan harus mampu mengidentifikasi hasil
setiap tahapan kegiatan dari awal hingga akhir
kegiatan dan mengidentifikasi status hasil
kegiatan tersebut. Tujuan identifikasi untuk
memastikan pada hasil kegiatan dapat dilakukan
analisis apabila terjadi ketidak-sesuaian pada
proses dan hasil keluaran pekerjaan. Rekaman
hasil identifikasi harus selalu terpelihara dalam
pengendalian rekaman/bukti kerja. Untuk
memastikan bahwa bagian hasil pekerjaan yang
telah diterima harus tetap terpelihara sampai
waktu penyerahan menyeluruh. Pada proses
penyerahan hasil pekerjaan, setiap segmen
pekerjaan harus mensyaratkan dan menerapkan
proses pemeliharaan hasil pekerjaan dan yang
menjadi bagian hasil pekerjaan agar kinerjanya
tetap terjaga.

b) Monitoring dan Pengendalian Kegiatan


Monitoring dan pengendalian Kegiatan
merupakan suatu proses evaluasi yang harus
dilaksanakan untuk mengetahui kinerja hasil
pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat dilakukan
pengukuran atau penilaian hasil dari produk
penyedia jasa. Monitoring merupakan bagian
dari pengendalian mutu hasil pekerjaan, agar
semua hasil kegiatan yang diserahkan dapat
memenuhi persyaratan kriteria penerimaan
pekerjaan. Hal – hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan monitoring antara lain :
1) Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan
kegiatan harus menetapkan metode yang
tepat untuk monitoring dan pengukuran hasil
pekerjaan dari setiap tahapan pekerjaan.
2) Monitoring dan pengukuran dilakukan
dengan cara memverifikasi bahwa
persyaratan telah dipenuhi.
3) Setiap monitoring dan pengukuran
dilaksanakan pada tahapan yang sesuai
berdasarkan pengaturan yang telah
direncanakan.
4) Setiap monitoring dan pengukuran
dilaksanakan pada tahapan yang sesuai
berdasarkan pengaturan yang telah
direncanakan.
Disamping itu setiap unit kerja harus
menentukan, mengumpulkan dan menganalisis
data yang sesuai dan memadai untuk
memperagakan kesesuaian dan keefektifan.
Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi
dimana dapat dilaksanakan perbaikan
berkesinambungan dan analisis harus didasarkan
pada data yang dihasilkan dari kegiatan
monitoring dan pengukuran atau dari sumber
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 50 -

terkait lainnya. Hasil analisis harus berkaitan


dengan manfaat hasil pekerjaan, kesesuaian
terhadap persyaratan hasil pekerjaan dan
karakteristik dari proses-proses kegiatan
termasuk peluang untuk tindakan pencegahan.
Sedangkan pengendalian hasil pekerjaan yang
tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan
harus di-identifikasi dan dipisahkan dari hasil
pekerjaan yang sesuai untuk mencegah
penggunaan yang tidak terkendali. Tindakan
yang harus dilaksanakan pada pekerjaan yang
tidak memenuhi persyaratan antara lain :
1) Penanggung jawab pada setiap kegiatan
harus memastikan bahwa hasil dari setiap
tahapan kegiatan yang tidak memenuhi
persyaratan diidentifikasi dan dikendalikan
untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang
berhubungan dengan tahapan sebelumnya.
2) Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan
yang tidak sesuai harus diatur dalam
prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak
sesuai yang merupakan bagian dari prosedur
mutu.
3) Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus
dilaksanakan dengan mengesahkan
penggunaan dan penerimaannya
berdasarkan konsesi oleh Pengguna atau
pemanfaatan hasil pekerjaan.
4) Tindakan korektif yang diambil dalam upaya
menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
dan mencegah terulangnya ketidaksesuaian.
5) Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai
minimal harus mencakup :
- Penetapan personil yang kompeten dan
memiliki kewenangan untuk menetapkan
ketidaksesuaian hasil pekerjaan untuk
setiap tahapan.
- Mekanisme penanganan hasil kegiatan
tidak sesuai termasuk tatacara pelepasan
hasil kegiatan tidak sesuai.
- Mekanisme verifikasi ulang untuk
menunjukkan kesesuaian dengan
persyaratan yang ditetapkan.
Dalam upaya menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya hasil
pekerjaan yang tidak sesuai, diperlukan tindakan
korektif dan tindakan pencegahan yang diatur
dalam prosedur mutu. Prosedur tindakan korektif
minimal harus mencakup kegiatan antara lain :
1) Menguraikan ketidaksesuaian,
2) Menentukan / melakukan kajian terhadap
penyebab ketidaksesuaian
3) Menetapkan rencana penanganan untuk
memastikan, bahwa ketidaksesuaian tidak
akan terulang dan jadwal waktu penanganan.
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 51 -

4) Menetapkan petugas yang melaksanakan


tindak perbaikan.
5) Mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
6) Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah
dilakukan.
Tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya
meminimalkan potensi ketidaksesuaian yang
akan terjadi termasuk penyebabnya. Tindakan
pencegahan harus mempertimbangkan dampak
potensialnya dan efek dari tindakan pencegahan
kegiatan yang lainnya. Untuk itu perlu
mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian dan
merencanakan kebutuhan tindakan untuk
mencegah terjadinya ketidaksesuaian serta
melakukan verifikasi tindakan pencegahan yang
telah dilaksanakan.
Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam
pekerjaan ini meliputi:
1) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan oleh penyedia
pekerjaan konstruksi agar hasil pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi
pekerjaan yang ada.
2) Mengukur kuantitas pekerjaan yang telah
selesai dilaksanakan dan melakukan
pemeriksaan untuk pembayaran akhir
pekerjaan.
3) Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan
yang digunakan dan mutu hasil
pekerjaannya.
4) Menjamin bahwa konstruksi yang sudah
selesai telah memenuhi syarat.
5) Memberikan saran-saran mengenai
perubahan pekerjaan dan tuntutan (claims).
6) Memberikan rekomendasi atas
pengoperasian dan pemeliharaan peralatan
yang digunakan.
7) Peninjauan kembali desain, dan
melaksanakan pemeriksaan gambar
terlaksana.
8) Melaksanakan pemeriksaan gambar
terpasang / terbangun secara bertahap sesuai
progres mutual check dan MC yang dicapai
sampai dengan 100%.
9) Melakukan penjaminan mutu pekerjaan
konstruksi jalan yang dilaksanakan oleh
penyedia pekerjaan konstruksi agar hasil
pekerjaan dapat memenuhi tingkat layanan
jalan yang ditetapkan.
10) Melakukan inspeksi secara berkala terkait
dengan pemenuhan tingkat layanan jalan dan
jembatan berdasarkan indikator kinerja jalan
dan jembatan yang ditetapkan dalam kontrak.
11) Memberikan rekomendasi dalam inovasi
pekerjaan konstruksi yang diajukan oleh
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 52 -

kontraktor untuk mencapai kinerja yang


ditetapkan.
12) Menyiapkan metode monitoring dan
pengukuran terhadap keluaran pekerjaan
konstruksi, bahwa persyaratan kinerja telah
dipenuhi.
13) Menyiapkan daftar kriteria penerimaan
setiap lingkup pekerjaan berdasarkan
ketentuan teknis yang dipersyaratkan.
14) Memberikan rekomendasi terkait potensi
konflik terhadap pemahaman kontrak
berbasis kinerja, yang dapat menimbulkan
tuntutan klaim.
15) Memberikan rekomendasi tentang tindakan
pencegahan dalam upaya meminimalkan
potensi ketidaksesuaian mutu pekerjaan dan
tindakan korektif yang harus dilakukan.
16) Melaporkan secara berkala kepada PPK
terhadap hasil keluaran pekerjaan, hasil
verifikasi mutu pekerjaan dan pemenuhan
tingkat layanan jalan.

12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa
Laporan yang berisi kegiatan pengawasan pekerjaan
konstruksi berbasis kinerja antara lain:
• Laporan Program Mutu
• Laporan RKK
• Laporan Pendahuluan
• Laporan Bulanan.
• Laporan Akhir.
• Laporan Teknis (jika diperlukan).

13. Peralatan, Data dan fasilitas yang disediakan oleh PPK yang dapat
Material, Personel digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa :
dan Fasilitas dari • Laporan dan Data
PPK
• Dokumen Kontrak Penyedia Jasa Konstruksi.
• Staf Pengawas/Pendamping
• PPK akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
bertindak sebagai pengawas atau pendamping /
counterpart atau project officer (PO) dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi)
• Tidak ada fasilitas yang disediakan oleh PPK yang
dapat digunakan oleh penyedia jasa konsultansi.
(tidak ada fasilitas yang disediakan)

14. Peralatan dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua
Material dari fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk
Penyedia Jasa kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari :
Konsultansi - Sewa Kantor 1 (satu) (dengan luas bangunan minimal
48 m2) tidak termasuk biaya operasional kantor
lapangan,);
- Sewa Rumah 1 (satu) (termasuk kebutuhan sandang
pangan dan papan);

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


- 53 -

- Sewa Kendaraan Double Gardan 1 (satu) unit;


- Sewa Kendaraan Roda Dua 7 (tujuh) unit (kapasitas
mesin minimal 110 cc);
- Sewa Laptop 1 (satu) unit;
- Sewa Printer A4 1 (satu) unit;
- Sewa Meja dan Kursi Rapat 1 (satu) set;
- Perlengkapan Lapangan yang terdiri atas :
1. Meteran 6 unit;
2. Sigma 5 unit;
3. Termometer 0˚-300˚ C 2 unit;
4. Digipass 2 unit.
- Alat Pelindung Diri untuk Personil dan Tamu yang
terdiri dari :
1. Sepatu Safety SNI 8 unit;
2. Helm Safety SNI 10 unit;
3. Rompi Safety SNI 10 unit;
4. Masker 14 box;
5. Sarung Tangan 7 lusin;
- Alat Pelindung Kerja yang terdiri dari :
1. Kotak P3K beserta isinya 1 unit;
2. Termogun badan 1 unit; dan
3. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 1 unit.
- Fasilitas Komunikasi Kantor dan Lapangan yang
terdiri dari :
1. Biaya Paket Data dan Komunikasi Personil;

15. Lingkup Kewenangan penyedia jasa terkait dengan pekerjaan


Kewenangan pengawasan jalan dan jembatan, mengacu kepada aturan
Penyedia Jasa yang berlaku.

16. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 345 (Tiga
Penyelesaian Ratus Empat Puluh Lima) hari kalender, atau
Pekerjaan menyesuaikan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.

Kualifikasi
Jumlah
Posisi Tingkat Jurusan Keah- Penga- Status Orang
Pendidi- lian laman Tenaga Bulan
kan Ahli
Tenaga Ahli:
Ahli
Team Teknik Madya
S1 6 thn ____ 11,5
Leader Sipil Teknik
Jalan
Supervision Ahli
Engineer + Teknik Madya
S1 5 thn ____ 9,5
Quantity Sipil Teknik
Engineer Jalan
Quality Ahli
Engineer Teknik Madya
S1 4 thn ____ 10
Sipil Teknik
Jalan
Ahli
Teknik Muda
HSE
S1 Sipil / K3 3 thn ____ 4,4
Engineer
Lingkungan Konstr
uksi
Tenaga Ahli Subprofesional:
Teknik
Inspektur -1 D3 ___ 3 thn ____ 11,5
Sipil
Teknik
Inspektur -2 D3 ___ 3 thn ____ 8
Sipil
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 54 -

Material Teknik
D3 ___ 3 thn ____ 7
Teknisi Sipil
Teknik
Surveyor D3 Sipil / ___ 3 thn ____ 6
Geodesi
Tenaga Pendukung (jika ada):
S1/D3/
Operator
SMA/ ___ ___ ____ ____ 11,5
Komputer
SMK
Pesuruh
___ ___ ____ ____ 11,5
Kantor

1. Team Leader
Team Leader disyaratkan seorang Sarjana S1 yang
telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk
perguruan tinggi swasta yang belum disamakan,
harus telah lulus ujian Negara.
Team Leader disyaratkan memiliki kualifikasi keahlian
Ahli Madya Teknik Jalan Jembatan serta
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan jalan/jembatan sekurang-kurangnya
selama 6 (enam) tahun. Sebagai Team Leader, tugas
utamanya adalah memimpin, mengarahkan dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja
dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Tugas-tugas Team Leader akan meliputi, namun tidak
terbatas pada hal-hal yang tersebut di bawah ini :
a. Melakukan pengawasan secara teratur dan
memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di
lapangan dimana pekerjaan konstruksi sedang
dilaksanakan serta memberi penjelasan tertulis
kepada Kontraktor mengenai apa yang sebenarnya
dituntut dalam pekerjaan tersebut, bila dalam
kontrak hanya dinyatakan secara umum;
b. Melakukan pengawasan secara teratur dan
memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di
lapangan dimana pekerjaan konstruksi sedang
dilaksanakan serta memberi penjelasan tertulis
kepada Kontraktor mengenai apa yang sebenarnya
dituntut dalam pekerjaan tersebut, bila dalam
kontrak hanya dinyatakan secara umum;
c. Mengupayakan bahwa kontraktor memahami
dokumen Kontrak secara benar, melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta
gambar-gambar, dan kontraktor menerapkan
teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat/cocok
dengan keadaan lapangan untuk berbagai macam
kegiatan pekerjaan;
d. Memeriksa dengan teliti setiap gambar-gambar
kerja dan analisa/perhitungan konstruksi dan
kuantitasnya, yang dibuat oleh Kontraktor
sebelum pelaksanaan pekerjaan;
e. Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa
pekerjaan pada semua lokasi pekerjaan dalam
kontrak serta membuat laporan kepada PPK
terhadap hasil inspeksi lapangan;
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 55 -

f. Membuat rekomendasi kepada PPK untuk


menerima atau menolak hasil pekerjaan, material
dan peralatan konstruksi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan dalam Dokumen
Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
g. Melakukan pencatatan kemajuan pekerjaan yang
dicapai Kontraktor setiap hari pada lembar
kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang
telah disetujui;
h. Memonitor kemajuan pekerjaan dan segera
melaporkan kepada PPK jika terdapat kemajuan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan Dokumen
Kontrak Pekerjaan Konstruksi dan dapat
berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian
pekerjaan yang direncanakan. Dalam kondisi
tersebut, maka Team Leader membuat
rekomendasi kepada PPK secara tertulis untuk
mengatasi keterlambatan;
i. Memeriksa semua kuantitas dan volume hasil
pengukuran setiap pekerjaan yang telah selesai
yang disampaikan oleh Quantity Engineer;
j. Menjamin bahwa sebelum Kontraktor diizinkan
untuk melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka
pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan
tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah
diperiksa/diuji dan sudah memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
k. Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut
mutu, volume dan jumlah pekerjaan yang telah
selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap
sertifikat pembayaran bulanan Kontraktor;
l. Membuat perhitungan dan sketsa yang benar
kepada PPK di setiap lokasi pekerjaan untuk bahan
pertimbangan dalam pengampilan
keputusan/persetujuan;
m. Memberi rekomendasi kepada PPK terhadap
pencapaian mutu dan hasil pekerjaan yang sesuai
dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi
atas usulan pembayaran yang diajukan
Kontraktor;
n. Membuat laporan mengenai kemajuan fisik dan
keuangan pekerjaan konstruksi yang menjadi
kewenangannya dan menyerahkannya kepada
PPK;
o. Melakukan pengawasasn dan memeriksa
pembuatan Gambar Terbangun/Terpasang (as-
built drawings) dan mengupayakan agar semua
gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum serah
terima pertama (provisional hand over); dan
p. Menyimpan arsip gambar desain dan menyusun
korespondensi kegiatan, laporan harian, laporan
mingguan, laporan kemajuan pekerjaan dan
pengukuran pembayaran.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


- 56 -

2. Supervision Engineer + Quantity Engineer


Supervision Engineer + Quantity Engineer disyaratkan
seorang Sarjana S1 yang telah lulus dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta
yang telah disamakan atau perguruan tinggi
internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi
swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian
Negara.
Supervision Engineer disyaratkan memiliki kualifikasi
keahlian Ahli Madya Teknik Jalan serta
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan jalan/jembatan sekurang-kurangnya
selama 5 (lima) tahun.
Supervision Engineer merupakan pihak atau orang
yang bertanggung jawab kepada Team Leader dan
berkedudukan di lokasi pekerjaan konstruksi.
Supervision Engineer + Quantity Engineer merupakan
pihak atau orang yang melakukan pengawasan dan
pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan
aspek desain dan persyaratan dalam spesifikasi teknis
sebagai dasar pencapaian prestasi pekerjaan.
Tugas-tugas Supervision Engineer + Quantity
Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada
hal-hal yang tersebut di bawah ini :
a. Memeriksa kesesuaian antara gambar
perencanaan dengan gambar pelaksanaan
pekerjaan dengan memperhatikan kondisi di
lapangan;
b. Memastikan Kontraktor menerapkan ketentuan
keselamatan konstruksi;
c. Memastikan bahwa seluruh tenaga kerja
konstruksi yang terlibat dalam pekerjaan
konstruksi memiliki Sertifikat Kerja Konstruksi
(SKK);
d. Memastikan bahwa seluruh peralatan yang
digunakan telah memiliki Surat Izin Laik Operasi
(SILO);
e. Memastikan bahwa operator alat berat memiliki
Surat Izin Operator (SIO);
f. Memeriksa kesesuaian penggunaan
material/bahan produksi dalam negeri dan
barang impor sesuai dengan formulir Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan daftar
barang yang diimpor sebagaimana tercantum
dalam kontrak pekerjaan konstruksi;
g. Memastikan metode konstruksi dan hasil
pekerjaan yang dihasilkan Kontraktor sesuai
dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
h. Memberikan instruksi secara tertulis kepada
Kontraktor, apabila metode konstruksi dinilai
tidak benar atau membahayakan dan dicatat
dalam buku harian (log book) serta segera
melaporkannya kepada Team Leader;
i. Membuat justifikasi teknis terhadap usulan
perubahan yang diajukan oleh Kontraktor;

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


- 57 -

j. Mencatat seluruh pelaksanaan pekerjaan serta


seluruh perubahan dan ketidaksesuaian
pelaksanaan pekerjaan dari perencanaan serta
melaporkannya kepada Team Leader; dan
k. Memeriksa dan menyetujui laporan teknis yang
dibuat oleh Kontraktor.
l. Melakukan survei yang diperlukan untuk
memeriksa pekerjaan dan volume atau kuantitas
pekerjaan sebelum dan saat pelaksanaan
pekerjaan;
m. Membuat catatan/laporan harian tentang
kemajuan pekerjaan di lapangan, serta selalu
memberikan informasi tentang rincian pekerjaan
kepada Team Leader;
n. Menghitung kembali volume atau kuantitas
pekerjaan yang dilaksanakan sebagai dasar
perhitungan prestasi pekerjaan;
o. Bekerjasama dengan Quality Engineer untuk
menyesuaikan metode pelaksanaan di lapangan
dengan di laboratorium sehingga perhitungan
volume atau kuantitas pekerjaan dapat
dilaksanakan;
p. Melakukan pengawasan di lapangan selama
pekerjaan berlangsung dan melaporkan segera
kepada Team Leader jika terdapat volume atau
kuantitas pekerjaan yang tidak sesuai dengan
Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
q. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, dan
mencatat semua hasil pengukuran, perhitungan
volume atau kuantitas pekerjaan dan bukti
pembayaran terhadap Kontraktor sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi;
r. Membuat ringkasan dengan memperhatikan
laporan Kontraktor tentang pengadaan material,
jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan dan
pengukuran di lapangan untuk dilaporkan
kepada Team Leader setiap hari setelah selesai
kerja;
s. Mengevaluasi prosedur perhitungan hasil
pelaksanaan pekerjaan yang diajukan oleh
Kontraktor;
t. Melakukan inspeksi dan monitoring lapangan
terkait keluaran hasil pekerjaan serta
melaporkannya secara tertulis kepada Team
Leader; dan
u. Membantu Team Leader dalam pengukuran akhir
secara keseluruhan dari bagian pekerjaan yang
telah diselesaikan dan memenuhi persyaratan
mutu pekerjaan.

3. Quality Engineer
Quality Engineer disyaratkan seorang Sarjana S1 yang
telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 58 -

perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk


perguruan tinggi swasta yang belum disamakan,
harus telah lulus ujian Negara.
Quality Engineer bidang jalan disyaratkan memiliki
kualifikasi keahlian Ahli Madya Teknik Jalan serta
berpengalaman melaksanakan pekerjaan pengawasan
jalan/jembatan sekurang-kurangnya selama 4
(empat) tahun.
Quality Engineer merupakan pihak atau orang yang
bertanggung jawab kepada Team Leader dan
berkedudukan di lokasi Pelaksana bekerja.
Quality Engineer merupakan pihak atau orang yang
melakukan pemeriksaan dan pengujian mutu
pekerjaan sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen
Kontrak Pekerjaan Konstruksi.
Tugas Quality Engineer akan meliputi, namun tidak
terbatas pada hal- hal yang tersebut di bawah ini :
a. Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian
terhadap pekerjaan, material dan peralatan yang
ditempatkan di lapangan apakah sesuai dengan
gambar dan spesifikasi dan dokumen
perubahannya;
b. Melakukan pengawasan atas pemasangan,
pengaturan dan penempatan alat ukur dan alat uji
sebelum dan saat pelaksanaan pekerjaan
konstruksi;
c. Melaksanakan pengawasan atas semua pengujian
yang dilaksanakan oleh Kontraktor dalam rangka
pengendalian mutu material serta hasil
pekerjaannya, dan segera melaporkan kepada
Team Leader jika terdapat ketidaksesuaian dan
cacat mutu baik dalam prosedur maupun hasil
pengujiannya
d. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu
pekerjaan dan memberikan laporan secara tertulis
kepada Team Leader atas persetujuan dan
penolakan penggunaan material dan hasil
pekerjaan;
e. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di
lapangan yang dilakukan oleh Kontraktor sesuai
dengan persyaratan dalam spesifikasi dan
dokumen perubahannya;
f. Menyerahkan laporan bulanan yang di antaranya
berisikan laporan hasil pengendalian mutu, data
laboratorium serta pengujian di lapangan beserta
risalah/kesimpulan dari data yang ada kepada
Team Leader untuk selanjutnya dilaporkan
kepada PPK;
g. Menyiapkan format laporan pengendalian mutu
pekerjaan, pengujian hasil pekerjaan dan kriteria
penerimaan pekerjaan;
h. Menyampaikan laporan hasil uji data mutu
material, jumlah benda uji mutu dan mutu
keluaran pekerjaan kepada Team Leader;
i. Membuat rekomendasi kepada Team Leader
terhadap ketidaksesuaian mutu pekerjaan dan
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 59 -

tindak lanjut penanganannya, guna pencegahan


ketidaksesuaian; dan
j. Memberikan panduan di lapangan bagi personel
Kontraktor mengenai metodologi pengujian mutu
bahan dan pekerjaan.

4. Health Safety Environment (HSE) Engineer


Health Safety Environment Engineer disyaratkan
seorang Sarjana S1 yang telah lulus dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta
yang telah disamakan atau perguruan tinggi
internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi
swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian
Negara.
Health Safety Environment Engineer disyaratkan
memiliki kualfikasi keahlian Ahli Muda K-3
Konstruksi dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan pengawasan jalan/jembatan sekurang-
kurangnya selama 3 (tiga) tahun.
Health Safety Environment (HSE) Engineer
bertanggung jawab kepada Team Leader dan
berkedudukan di lokasi pekerjaan konstruksi.
Health Safety Environment Engineer merupakan pihak
atau orang yang memastikan pemenuhan persyaratan
aspek keselamatan konstruksi dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, untuk mendukung terwujudnya
tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Tugas Health Safety Environment Engineer akan
meliputi, namun tidak terbatas pada hal- hal yang
tersebut di bawah ini :
a. Melakukan pengawasan terhadap pemenuhan
persyaratan aspek keselamatan konstruksi dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, untuk
mendukung terwujudnya tertib penyelenggaraan
Jasa Konstruksi;
b. Melakukan pengawasan terhadap penerapan
Dokumen SMKK;
c. Memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap
penyusunan dan pemutakhiran dokumen
penerapan Keselamatan Konstruksi;
d. Berkoordinasi dengan HSE Engineer Kontraktor
dalam mengidentifikasi dan memetakan potensi
bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan kerja,
termasuk membuat tingkatan dampak dari bahaya
(impact) dan kemungkinan terjadinya bahaya
tersebut (probability);
e. Berkoordinasi dengan HSE Engineer Kontraktor
dalam menyusun rencana program keselamatan
dan kesehatan kerja yang meliputi upaya preventif
dan upaya korektif, untuk mengurangi terjadinya
bahaya/kecelakaan dan menanggulangi
kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja;
f. Memonitoring implementasi pengelolaan dan
pemantauan lingkungan dengan berkoordinasi
bersama HSE Engineer Kontraktor dalam
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 60 -

memastikan dampak lingkungan akibat


pembangunan proyek dapat diminimalisir;
g. Berkoordinasi dengan HSE Engineer Kontraktor
atau pejabat lain dalam penyiapan pengendalian
dan keselamatan lalu lintas yang terlibat di area
proyek atau proyek lain yang berkaitan;
h. Membuat dan memelihara dokumen terkait
kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk
merancang prosedur baku dan memelihara
borang atau catatan terkait kesehatan dan
keselamatan kerja; dan
i. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin
terjadi, serta menganalisis akar masalah termasuk
tindakan preventif dan korektif yang diambil.
Untuk membantu kelancaran pekerjaan maka Tenaga
Ahli tersebut diatas dibantu oleh Tenaga Sub
Profesional dengan persyaratan Diploma 3 (D3).
Adapun jumlah tenaga Sub-Profesional Staf sebagai
berikut :
• Inspektur bertugas membantu Quantity Engineer
dan Team Leader dalam pengawasan dan
keluaran hasil pekerjaan konstruksi jalan dan
jembatan, serta membantu dalam melakukan
inspeksi pengawasan pekerjaan dilapangan dan
verifikasi pemenuhan tingkat layanan jalan,
sebanyak 2 Orang.
• Surveyor bertugas membantu Quantity Engineer
dalam pengawasan dan pengukuran pekerjaan
dilapangan, sebanyak 1 Orang.
• Material Teknisi bertugas membantu Quality
Engineer dalam pengendalian mutu dan verifikasi
data mutu pekerjaan dilapangan, sebanyak 1
orang

18. Jadwal Tahapan No. Pekerjaan


2023
Bulan
Pelaksanaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pekerjaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Pengawasan Kegiatan Fisik

2 Pengendalian Mutu
Penyerahan Laporan
3
Pendahuluan

4 Penyerahan Laporan Bulanan

5 Kehadiran Personil

6 Penyerahan Laporan Akhir

Laporan**)

19. Laporan Laporan Pendahuluan memuat: tentang pemahaman


Pendahuluan terhadap apa yang diminta di dalam kontrak, dan
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 61 -

rencana kerja/metode kerja untuk mencapai sasaran


yang diharapkan dalam kontrak, program mutu, serta
rencana keselamatan konstruksi.

Laporan harus diserahkan dan didistribusikan kepada


PPK selambat-lambatnya: 1 (satu) bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

20. Laporan Bulanan Laporan Bulanan memuat: laporan kemajuan pekerjaan


(jika secara singkat yang menggambarkan pencapaian kinerja
dipersyaratkan) jalan untuk masing-masing kegiatan pekerjaan. Secara
substansional Laporan Bulanan sekurang- kurangnya
terdiri dari :
1. Surat pengantar;
2. Satu halaman "Progress Summary", rangkuman status
fisik dan keuangan dari proyek dan identifikasi
permasalahan yang berdampak pada kemajuan
keluaran pekerjaan;
3. Organisasi Proyek termasuk organisasi PPK, Penyedia
dan Konsultan.
4. Uraian kegiatan pengawasan pekerjaan pada bulan
terkait dengan kinerja hasil pekerjaan.
5. Uraian hasil inspeksi pemenuhan tingkat layanan
jalan dan jembatan pada bulan terkait.
6. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve.
7. Laporan hasil penjaminan mutu pekerjaan.
8. Laporan progress keluaran hasil pekerjaan dan
keuangan termasuk besarnya denda (jika ada).
9. Evaluasi dan rekomendasi terkait dengan kinerja
pekerjaan.

Laporan harus diserahkan dan didistribusikan kepada


PPK selambat-lambatnya: 5 (hari) hari kerja sejak setiap
akhir bulan diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

21. Laporan Antara Tidak Ada.

22. Laporan Akhir Laporan Akhir memuat: ringkasan pekerjaan konstruksi,


pelaksanaan pengawasan konstruksi, rekomendasi
kebutuhan pemeliharaan di masa yang akan datang,
semua aspek teknis yang muncul selama masa pelayanan
pengawasan konstruksi pekerjaan jalan dan jembatan,
permasalahan potensial untuk konstruksi baru yang
mungkin terjadi dan pemberian solusinya (jika ada)
untuk beberapa variasi perbaikan dalam kegiatan yang
akan datang dengan tampilan yang sama dalam lingkup
tanggung jawab Pengguna Jasa.
Laporan akhir juga melampirkan foto kegiatan dan
tanggapan terhadap Gambar Terlaksana (As Built
Drawing) yang dikerjakan oleh Penyedia.

Draft Laporan akhir harus diserahkan selambat-


lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya layanan
pengawasan sebanyak 1 (satu) draft laporan.
Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3
- 62 -

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: pada saat


berakhirnya masa layanan pengawasan sebanyak 5
(lima) buku laporan dan media penyimpan data (HDD).

Hal-Hal Lain

23. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini
Negeri harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.
24. Persyaratan Kerja Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain
sama diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi
ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi:

25. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi


Pengumpulan persyaratan berikut:
Data Lapangan

26. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban


untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan
dalam rangka alih pengetahuan kepada personel satuan
kerja PPK berikut: Mengadakan pelatihan, kursus singkat,
diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi berbasis kinerja dalam rangka alih
pengetahuan kepada staf dilingkungan organisasi Satuan
Kerja terkait.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3

Anda mungkin juga menyukai