Anda di halaman 1dari 24

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PAKET PEKERJAAN:

PW 16-2020,
PENGAWASAN TEKNIS PENGGANTIAN JEMBATAN
CIPATUJAH

TAHUN ANGGARAN 2020

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL VI
SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
JALAN NASIONAL PROVINSI JAWA BARAT
Jl. A.H Nasution No. 308A Ujungberung, Bandung
Telp. (022) 7802714, 7802715
KERANGKA ACUAN KERJA

1. LATAR 1.1. Umum


BELAKANG Direktorat Jenderal Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional VI Cq Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Jawa Barat,
bermaksud untuk melaksanakan PENGAWASAN TEKNIS
PENGGANTIAN JEMBATAN CIPATUJAH di Provinsi
Jawa Barat yang akan dilaksanakan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi.
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai
dengan rencana mutu, biaya, waktu dan pemenuhan kinerja
jalan yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa
konstruksi, maka diperlukan adanya Tim Pengawas
Pekerjaan yang bertugas sebagai pengawas pekerjaan
konstruksi yang berperan membantu Satuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Jawa Barat Cq. Pejabat Pembuat Komitmen Pengawasan
di dalam melaksanakan pengawasan teknis dan
penjaminan mutu teknis pada lokasi kegiatan yang sedang
berlangsung.
Tim Pengawas Pekerjaan dimaksud, adalah Penyedia Jasa
Konsultansi untuk pekerjaan pengawasan/supervisi
pekerjaan konstruksi jalan pada Ruas Jalan Wilayah
Provinsi Jawa Barat.

2. MAKSUD DAN 2.1. Maksud


TUJUAN Maksud pekerjaan layanan Jasa Konsultansi
Pengawasan pekerjaan konstruksi ini adalah untuk
membantu mengawasi, memantau dan
mengevaluasi penerapan manajemen mutu pada
pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan/jembatan
oleh Penyedia Jasa (Kontraktor).
2.2. Tujuan
Tujuan layanan jasa ini adalah agar seluruh
pekerjaan Pengawasan Teknis Penggantian
Jembatan Cipatujah dapat diselesaikan dengan
tepat biaya, tepat waktu dan tepat mutu, melalui
pengawasan terhadap penerapan Manajemen
Mutu.
3. SASARAN Sasaran yang ingin dicapai dari layanan Jasa
Konsultansi Pengawasan Pekerjaan Konstruksi pada
Pengawasan Teknis Penggantian Jembatan Cipatujah
ini adalah:
a. Terlaksananya semua pekerjaan mulai dari tahap
pelaksanaan konstruksi sampai pada pemeliharaan

2
dan penjaminan atas cacat mutu selama periode
kontrak sesuai dengan standar, kriteria, dan
persyaratan kontrak yang ditetapkan, dan
memberikan rekomendasi komprehensif dalam
pelaksanaannya.

b. Memberikan saran dan masukan kepada Penyedia


Jasa (Kontraktor) dalam menerapkan manajemen
mutu pelaksanaan konstruksi dalam lingkup
sebagaimana diatur didalam pelimpahan tugas oleh
PPK pekerjaan konstruksi.
4. NAMA DAN Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan
ORGANISASI Nasional Provinsi Jawa Barat dan Pejabat Pembuat
PEJABAT Komitmen Pengawasan dalam hal pengadaan jasa
PEMBUAT konsultansi dan selaku pengguna layanan jasa konsultansi.
KOMITMEN
5. SUMBER Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang
PENDANAAN lebih Rp. 1.220.000.000,00 (Satu Miliar Dua Ratus Dua
Puluh Juta Rupiah) termasuk PPN, sumber dana APBN
Tahun Anggaran 2020 (Single Years).
6. LINGKUP, LOKASI 6.1. Lingkup Kegiatan
KEGIATAN, DATA Lingkup Pengawasan Manajemen Mutu
DAN FASILITAS sebagaimana harus dituangkan di dalam Rencana
PENUNJANG Mutu Kegiatan (RMK) Pekerjaan Pengawasan
SERTA ALIH Teknis Penggantian Jembatan Cipatujah adalah
PENGETAHUAN sebagai berikut:
1) Persiapan:
a) Penyedia Jasa berkewajiban menyusun
Laporan Pendahuluan dan Rencana Mutu
Kontrak (RMK) Pengawasan Pekerjaan.
RMK merupakan bagian dari Laporan
Pendahuluan yang berisi tentang tata cara
pencapaian mutu kontrak dan sebagainya
sesuai dengan persyaratan dan standar
dokumen yang telah ditetapkan dan tidak
ada pembayaran terpisah untuk RMK.
b) Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen
kontrak pekerjaan konstruksi berbasis
kinerja, termasuk pengendalian manajemen
dan keselamatan lalu-lintas serta SMK3
Konstruksi, dan Dokumen Lingkungan.
c) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam
pelaksanaan Rapat Persiapan
Pelaksanaan/Pre Construction Meeting
(PCM) dan memeriksa RMK Penyedia
Pekerjaan Konstruksi.

3
d) Mencatat seluruh kesepakatan dalam PCM
dan dituangkan dalam Berita Acara sebagai
Dokumen Kegiatan.
e) Mempersiapkan formulir-formulir isian,
antara lain:
i. Laporan Harian
ii. Laporan Mingguan
iii. Laporan Bulanan.
iv. Laporan Teknis (jika diperlukan).
v. Pengecekan kesesuaian desain
dengan kondisi lapangan.
vi. Laporan inspeksi pemenuhan tingkat
layanan jalan.
vii. Rencana monitoring pelaksanaan
pekerjaan dan verifikasi laporan
kegiatan yang disiapkan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi.
viii. Penjaminan mutu pekerjaan termasuk
kriteria pengujian dan penerimaan hasil
pekerjaan.
ix. Bentuk perhitungan volume data dan
Sertifikat Pembayaran.
x. Bentuk request Penyedia untuk
memulai pekerjaan dan pengujian
bahan.
f) Menjelaskan Struktur Organisasi Pengawas
Pekerjaan dan tugas dari masing-masing
personil kepada PPK Pekerjaan Konstruksi.
g) Menjelaskan rencana kerja pengawasan
pekerjaan konstruksi kepada PPK Pekerjaan
Konstruksi:
h) Menyampaikan dan mempresentasikan
RMK kepada PPK Pekerjaan Konstruksi
pada saat PCM.
i) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam
mengkaji rencana mutu kontrak (RMK)
Penyedia Jasa Konstruksi.
j) Menyampaikan pemahaman pasal-pasal
utama dalam kontrak terkait pelaksanaan
pekerjaan.
k) Menandatangani berita acara mobilisasi dan
melaporkan pelaksanaan mobilisasi kepada
Direksi Pekerjaan.
l) Melakukan pengawasan, pengujian,
pengecekan kuantitas dan kualitas serta
kelayakan peralatan, fasilitas dan
perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia
Jasa.

4
m) Mengecek Daftar peralatan, fasilitas dan
perlengkapan yang disampaikan Penyedia
Jasa.
n) Mengecek masa laku kalibrasi peralatan
yang akan digunakan oleh Penyedia Jasa.
o) Menyampaikan rekomendasi kepada
Pengawas Pekerjaan tentang jumlah, mutu
dan kelaikan peralatan, fasilitas dan
perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia
Jasa.
p) Menyampaikan ketentuan tentang
pemenuhan tingkat layanan jalan
berdasarkan indikator kinerja jalan yang
ditetapkan dalam dokumen kontrak.
q) Memberikan rekomendasi terhadap konsep
gambar kerja kepada Pengawas Pekerjaan
dan Penyedia Jasa.
r) Memeriksa gambar kerja yang terkait
dengan metode kerja diajukan oleh
Penyedia Jasa dan kontrol terhadap
kuantitas pekerjaan.
s) Melaporkan progres pekerjaan yang telah
diselesaikan Penyedia Jasa.
t) Membuat daftar kekurangan (Defect &
Dificiencies) berdasarkan hasil pemeriksaan
lapangan.
u) Membantu PPK dalam pengecekan data
adminstrasi dan teknis pekerjaan.

2) Penyusunan Rencana Mutu (Quality Planning)


meliputi:
a) Pemahaman terhadap dokumen-dokumen:
 Desain (DED),
 Spesifikasi Umum, dan
 Dokumen Lingkungan
untuk memberikan gambaran matrik antara
setiap Holding Points, syarat mutu dan daftar
pemeriksaan hasil pekerjaan sesuai lingkup
kontrak konstruksi.
b) Rekomendasi terhadap penyusunan RMK
Kontraktor yang terkait dengan Quality
Management Plan dan Process Improvement
Plan.
c) Sinkronisasi dan integrasi Rencana Mutu
yang terdiri dari komponen tanggung jawab
Direksi Pekerjaan dengan komponen
tanggung jawab Kontraktor.

5
3) Pelaksanaan Pengawasan:
a) Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa
lapangan dan membantu memeriksa shop
drawing yang disiapkan oleh Penyedia Jasa.
b) Melaksanakan pengawasan teknis pekerjaan
konstruksi jalan secara profesional, efektif
dan efisien sesuai dengan spesifikasi
sehingga terhindar dari resiko kegagalan
konstruksi.
c) Memeriksa dan menyetujui laporan harian
dan laporan mingguan pekerjaan konstruksi.
d) Mengevaluasi dan menyetujui Monthly
Certificate (MC).
e) Membuat laporan bulanan terkait progress
pekerjaan dilapangan dan membuat
rekomendasi setiap permasalahan yang
timbul dilapangan kepada Pengguna Jasa.
f) Membuat laporan teknis (bila diperlukan)
pada setiap terjadinya perubahan kinerja
pekerjaan.
g) Melakukan verifikasi dan validasi hasil
pengukuran topografi yang dilakukan
Penyedia.
h) Melakukan inspeksi dan membuat laporan
hasil inspeksi pemenuhan tingkat layanan
jalan.
i) Verifikasi hasil inspeksi pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia pekerjaan
konstruksi.
j) Penjaminan mutu pekerjaan dilapangan
dengan menerapkan prosedur kerja dan uji
mutu pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
k) Melakukan verifikasi pemenuhan tingkat
layanan jalan yang dilakukan Penyedia Jasa
Konstruksi.
l) Melaksanakan koordinasi dengan Core
Team Consultant P2JN dan Regional Project
Management Consultant (RPMC) Balai
terkait (bila ada).

4) Pelaksanaan Penjaminan Mutu (Quality


Assurance) meliputi:
a) Kajian terhadap Laporan Hasil Pelaksanaan
dari Unit Pelaksana Kontraktor yang
mencakup lmplementasi Perintah
Perubahan, Tindak Perbaikan, lmplementasi
Perbaikan Cacat, lmplementasi Tindak
Pencegahan, dan Laporan Pemenuhan
Kinerja.

6
b) Kajian terhadap Data Hasil Pengendalian
Mutu oleh Unit Pengendali Mutu Kontraktor.
c) Penilaian atas Pengukuran Hasil
Pelaksanaan dan Pengendalian Mutu
berdasarkan bukti data pekerjaan, terhadap
persyaratan yang ditetapkan di dalam
Rencana Mutu (Quality Planning).
d) Pelaksanaan uji acak terhadap Hasil
Pelaksanaan, bila dipandang perlu.
e) Rekomendasi manajemen dan teknis
kepada PPK/KASATKER.

5) Pengendalian Pekerjaan Fisik


1) Proses dan Pelaksanaan Kegiatan
Setiap kegiatan pekerjaan selalu
memerlukan perencanaan, proses, metode
kerja, dan pelaksanaan kegiatan yang akan
diperlukan hingga hasil suatu kegiatan
sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan. Untuk setiap unit kerja/unit
pelaksana kegiatan harus merencanakan
dan melaksanakan proses dan pelaksanaan
kegiatan secara terkendali yang meliputi:
a. Memastikan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam rencana mutu unit
kerja dan/atau rencana mutu
pelaksanaan kegiatan dan/atau
Rencana Mutu Kontrak (RMK).
b. Setiap kegiatan dapat diketahui
ketersediaan informasi yang
menggambarkan karakteristik kegiatan
dan ketersediaan dokumen kegiatan.
c. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan
ketersediaan sumber daya yang
diperlukan dalam proses kegiatan.
d. Ketersediaan peralatan monitoring dan
pengukuran pelaksanaan pekerjaan
serta mekanisme proses penyerahan
dan pasca penyerahan hasil pekerjaan.
Setiap jenis kegiatan harus mempunyai
petunjuk pelaksanaan yang merupakan
dokumen standar kerja yang diperlukan guna
memastikan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian proses dilakukan secara efektif
dan efisien. Adapun Petunjuk Pelaksanaan
sekurang-kurangnya:
a. Halaman muka berisi:
- Judul dan nomor identifikasi petunjuk
pelaksanaan

7
- Status validasi dan status
perubahan.
- Kolom pengesahan petunjuk
pelaksanaan.
b. Riwayat Perubahan;
c. Maksud dan Tujuan Petunjuk
Pelaksanaan;
d. Ruang Lingkup penerapan;
e. Referensi atau acuan yang digunakan;
f. Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika
diperlukan;
g. Tahapan proses atau kegiatan (dengan
bagan alir jika perlu);
h. Ketentuan Umum (penjelasan tentang
persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi dalam melaksanakan proses);
i. Tanggung jawab dan wewenang;
j. Kondisi khusus (penyimpangan dsb.);
k. Rekaman/Bukti kerja (yang menjadi
persyaratan)
l. Lampiran berupa contoh format
rekaman/bukti kerja.
Untuk melaksanakan validasi terhadap
proses pelaksanaan pekerjaan dalam
kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dan
dengan hasil kegiatan setelah selesai
dilaksanakan harus dapat dilakukan pada
setiap tahap kegiatan, jika verifikasi tidak
dapat dilakukan secara langsung melalui
monitoring atau pengukuran secara
berurutan. Validasi pada pelaksanaan
kegiatan harus mempertimbangkan
ketentuan berikut:
- Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
untuk peninjauan dan persetujuan
proses.
- Validasi ulang pelaksanaan kegiatan
bila hasilnya tidak sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan, setelah
dilakukan perbaikan atau
penyempurnaan.
- Verifikasi kinerja hasil pekerjaan dan
pemenuhan tingkat layanan jalan.
- Kriteria pengujian dan penerimaan hasil
pekerjaan.
Di samping itu setiap unit kerja/unit
pelaksana kegiatan harus mampu
mengidentifikasi hasil setiap tahapan
kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan dan
mengidentifikasi status hasil kegiatan
8
tersebut. Tujuan identifikasi untuk
memastikan pada hasil kegiatan dapat
dilakukan analisis apabila terjadi ketidak-
sesuaian pada proses dan hasil keluaran
pekerjaan. Rekaman hasil identifikasi harus
selalu terpelihara dalam pengendalian
rekaman/bukti kerja. Untuk memastikan
bahwa bagian hasil pekerjaan yang telah
diterima harus tetap terpelihara sampai
waktu penyerahan menyeluruh. Pada proses
penyerahan hasil pekerjaan, setiap segmen
pekerjaan harus mensyaratkan dan
menerapkan proses pemeliharaan hasil
pekerjaan dan yang menjadi bagian hasil
pekerjaan agar kinerjanya tetap terjaga.

2) Monitoring dan Pengendalian Kegiatan


Monitoring dan pengendalian Kegiatan
merupakan suatu proses evaluasi yang
harus dilaksanakan untuk mengetahui kinerja
hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat
dilakukan pengukuran atau penilaian hasil
dari produk penyedia jasa. Monitoring
merupakan bagian dari pengendalian mutu
hasil pekerjaan, agar semua hasil kegiatan
yang diserahkan dapat memenuhi
persyaratan kriteria penerimaan pekerjaan.
Hal–hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan monitoring antara lain:
a. Penanggung jawab untuk tiap-tiap
tahapan kegiatan harus menetapkan
metode yang tepat untuk monitoring dan
pengukuran hasil pekerjaan dari setiap
tahapan pekerjaan.
b. Monitoring dan pengukuran dilakukan
dengan cara memverifikasi bahwa
persyaratan telah dipenuhi.
c. Setiap monitoring dan pengukuran
dilaksanakan pada tahapan yang sesuai
berdasarkan pengaturan yang telah
direncanakan.
d. Rekaman bukti monitoring dan
pengukuran hasil kegiatan harus
dipelihara kedalam pengendalian
rekaman/bukti kerja.
Di samping itu setiap unit kerja harus
menentukan, mengumpulkan dan
menganalisis data yang sesuai dan
memadai untuk memperagakan kesesuaian
dan keefektifan. Analisis data bertujuan
9
untuk mengevaluasi dimana dapat
dilaksanakan perbaikan berkesinambungan
dan analisis harus didasarkan pada data
yang dihasilkan dari kegiatan monitoring dan
pengukuran atau dari sumber terkait lainnya.
Hasil analisis harus berkaitan dengan
manfaat hasil pekerjaan, kesesuaian
terhadap persyaratan hasil pekerjaan dan
karakteristik dari proses-proses kegiatan
termasuk peluang untuk tindakan
pencegahan. Sedangkan pengendalian hasil
pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak
memenuhi persyaratan harus di-identifikasi
dan dipisahkan dari hasil pekerjaan yang
sesuai untuk mencegah penggunaan yang
tidak terkendali. Tindakan yang harus
dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan antara lain:
a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan
harus memastikan bahwa hasil dari
setiap tahapan kegiatan yang tidak
memenuhi persyaratan diidentifikasi dan
dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan
kegiatan yang berhubungan dengan
tahapan sebelumnya.
b. Pelaksanaan pengendalian hasil
pekerjaan yang tidak sesuai harus diatur
dalam prosedur pengendalian hasil
pekerjaan tidak sesuai yang merupakan
bagian dari prosedur mutu.
c. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai
harus dilaksanakan dengan
mengesahkan penggunaan dan
penerimaannya berdasarkan konsesi
oleh Pengguna atau pemanfaatan hasil
pekerjaan.
d. Tindakan korektif yang diambil dalam
upaya menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian dan mencegah
terulangnya ketidaksesuaian.
e. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak
sesuai minimal harus mencakup:
- Penetapan personil yang kompeten
dan memiliki kewenangan untuk
menetapkan ketidaksesuaian hasil
pekerjaan untuk setiap tahapan.
- Mekanisme penanganan hasil
kegiatan tidak sesuai termasuk
tatacara pelepasan hasil kegiatan
tidak sesuai.

10
- Mekanisme verifikasi ulang untuk
menunjukkan kesesuaian dengan
persyaratan yang ditetapkan.
Dalam upaya menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya
hasil pekerjaan yang tidak sesuai,
diperlukan tindakan korektif dan tindakan
pencegahan yang diatur dalam prosedur
mutu. Prosedur tindakan korektif minimal
harus mencakup kegiatan antara lain:
a. Menguraikan ketidaksesuaian,
b. Menentukan/melakukan kajian
terhadap penyebab ketidaksesuaian
c. Menetapkan rencana penanganan
untuk memastikan, bahwa
ketidaksesuaian tidak akan terulang
dan jadwal waktu penanganan.
d. Menetapkan petugas yang
melaksanakan tindak perbaikan.
e. Mencatat hasil tindakan yang
dilakukan.
f. Memverifikasi tindakan perbaikan
yang telah dilakukan.
Tindakan pencegahan ditetapkan dalam
upaya meminimalkan potensi
ketidaksesuaian yang akan terjadi termasuk
penyebabnya. Tindakan pencegahan harus
mempertimbangkan dampak potensialnya
dan efek dari tindakan pencegahan kegiatan
yang lainnya. Untuk itu perlu mengidentifikasi
potensi ketidaksesuaian dan merencanakan
kebutuhan tindakan untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian serta melakukan
verifikasi tindakan pencegahan yang telah
dilaksanakan.

6) Bantuan teknis dan manajemen kepada PPK


untuk hal-hal yang tidak berpotensi terjadinya
konflik kepentingan terhadap fungsi Penjaminan
Mutu, antara lain:
a) Membantu PPK dalam pengendalian waktu
pelaksanaan kontrak konstruksi, termasuk:
penyelenggaraan Rapat Pra Pelaksanaan
(PCM), kajian proyek kritis (SCM), dan
persiapan Serah Terima Pekerjaan
(PHO/FHO).
b) Membantu PPK dalam pengendalian biaya
pelaksanaan kontrak konstruksi, termasuk:
pemeriksaan berkas tagihan Kontraktor

11
(MC/Backup Data), penyusunan Addendum
Kontrak, penyusunan status keuangan
kontrak konstruksi.
c) Membantu PPK dalam evaluasi kewajaran
jumlah dan mutu personil, peralatan, dan
bahan yang tersedia untuk pelaksanaan
kontrak konstruksi.

6.2. Lokasi Kegiatan


Kegiatan Jasa Konsultansi ini dilaksanakan di
wilayah Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional
Wilayah III Provinsi Jawa Barat.

6.3. Data dan Fasilitas Penunjang


1) Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Pengawasan
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Pengawasan dapat
digunakan dan harus dipelihara oleh Penyedia
Jasa:
a) Data dan Laporan
 Salinan Laporan Teknis dan Laporan
Akhir Perencanaan Teknis Penggantian
Jembatan Cipatujah,
 Salinan Gambar-Gambar Rencana,
Spesifikasi Umum, dan Spesifikasi
Khusus (bila ada) yang digunakan pada
kontrak pekerjaan Pengawasan Teknis
Penggantian Jembatan Cipatujah, dan
 Dokumen lainnya (bila ada).
b) Akomodasi dan Ruangan Kantor
Akomodasi berupa tunjangan tempat tinggal di
lapangan dan kendaraan roda 4 dan roda 2
yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Konsultansi sendiri dengan cara sewa.
Kendaraan sewa minimal pembuatan/
keluaran tahun 2014.
c) Staf Pengawas/Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen
Pengawasan akan mengusulkan
petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping/
counterpart atau Pelaksana Teknik/Project
Officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa
konsultansi yang akan diangkat oleh Kepala
Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan
Jalan Nasional.

12
d) Fasilitas yang disediakan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Pengawasan
sepenuhnya sudah diatur di dalam dokumen
kontrak jasa konsultansi.
2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa Konsultansi
Penyedia Jasa konsultansi harus menyediakan
dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan yang sudah diatur di
dalam dokumen kontrak jasa konsultansi.

6.4. Alih Pengetahuan


Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, maka penyedia jasa dapat mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar
terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan
dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di
lingkungan organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.

7. PENDEKATAN DAN Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan ini


METODOLOGI meliputi:
a. Melaksanakan peninjauan kembali terhadap desain
dan perhitungan-perhitungan teknis yang dihasilkan
dari pekerjaan perencanaan teknis, termasuk
kesesuaian dengan kondisi yang ditemukan pada
periode pelaksanaan konstruksi.
b. Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai telah
memenuhi syarat, melalui proses pengawasan
terhadap pengukuran/pengujian setiap "Holding
Points", meliputi kuantitas, mutu bahan dan
pekerjaan, dan uji acak bila diperlukan.
c. Memberikan saran-saran mengenai perubahan
pekerjaan dan tuntutan (claims).
d. Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan yang digunakan.
e. Melaksanakan pemeriksaan gambar terlaksana.
f. Melaksanakan pemeriksaan gambar terpasang/
terbangun secara bertahap sesuai kemajuan
pelaksanaan pekerjaan.
g. Melaksanakan pemeriksaan berkas tagihan
Kontraktor (MC dan data pendukungnya) selama
periode kontrak.
h. Melaporkan secara berkala tentang kemajuan
pekerjaan dan permasalahannya, mutu pekerjaan
serta status keuangan proyek, berikut kondisi lainnya
yang dapat diantisipasi.

13
8. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegiatan selama 270 (dua ratus
PELAKSANAAN tujuh puluh) hari kalender tahun anggaran 2020.

9. TENAGA AHLI Tenaga ahli yang dibutuhkan, dibuktikan dengan sertifikat


keahlian dari Asosiasi Profesi yang diregistrasi oleh
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Adapun
tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
ini adalah:
a. Ketua Tim/Supervision Engineer

Ketua Tim disyaratkan minimal Strata Satu (S-1)


Teknik Sipil yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi
negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan
atau perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk
perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus
telah lulus Ujian Negara.

Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan


Madya dengan pengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan pengawasan jembatan sekurang-kurangnya
selama 5 (lima) tahun. SKA yang dikeluarkan oleh
asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh lembaga
Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).

Sebagai Ketua Tim, tugas utamanya adalah


memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan
anggota tim kerja/Field Team dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.

Tugas-tugas dan tanggung jawab Ketua Tim akan


meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang
tersebut di bawah ini:
1. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan
konstruksi untuk setiap pelaksanaan
pengukuran/rekayasa lapangan yang dilakukan
Pelaksana dan menyampaikan laporan kepada PPK
sehingga dapat dilakukan dengan cepat keputusan-
keputusan yang diperlukan, termasuk untuk
pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan
minor mendahului pekerjaan utama serta rekayasa
terperinci lainnya;
2. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan
konstruksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan
pada semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan
konstruksi sedang dilaksanakan serta memberi
penjelasan tertulis kepada Pelaksana mengenai apa
yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut,
bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum;

14
3. Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen
Kontrak secara benar, melaksanakan pekerjaannya
sesuai dengan spesifikasi serta gambar-gambar, dan
pelaksana menerapkan teknik pelaksanaan
konstruksi yang tepat/cocok dengan keadaan
lapangan untuk berbagai macam kegiatan
pekerjaan;
4. Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima
atau menolak pekerjaan dan material;
5. Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan
setiap hari yang dicapai Pelaksana pada lembar
kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah
disetujui;
6. Memonitor dan mengevaluasi secara seksama
kemajuan dari semua pekerjaan dan melaporkannya
segera/tepat waktu kepada PPK bila kemajuan
pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum pada
buku Spesikasi Umum dan hal itu benar-benar
berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian yang
direncanakan. Dalam hal demikian, maka
Supervision Engineer juga membuat rekomendasi
secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar
keterlambatan tersebut;
7. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil
pengukuran setiap pekerjaan yang telah selesai
yang disampaikan oleh Quantity Engineer;
8. Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk
melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka
pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup
atau menjadi tidak tampak harus sudah
diperiksa/diuji dan sudah memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Kontrak;
9. Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut
mutu dan jumlah pekerjaan yang telah selesai dan
memeriksa kebenaran dari setiap bukti pembayaran
bulanan Pelaksana;
10. Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan
sketsa-sketsa yang benar untuk bahan PPK pada
setiap lokasi pekerjaan;
11. Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar
Sebenarnya Terbangun/Terpasang (as-built
drawings) dan megupayakan agar semua gambar
tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO);
12. Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-
gambar kerja dan analisa/perhitungan konstruksi dan
kuantitasnya, yang dibuat oleh Pelaksana sebelum
pelaksanaan;
13. Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa
pekerjaan pada semua lokasi pekerjaan dalam

15
kontrak membuat laporan kepada PPK terhadap
hasil inspeksi lapangan.
14. Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan
mutu dan keluaran hasil pekerjaan serta pemenuhan
tingkat layanan jalan terkait dengan usulan
pembayaran yang diajukan Pelaksana;
15. Mengkoordinasikan pembuatan laporan-laporan
mengenai kemajuan fisik dan keuangan proyek yang
ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan
kepada PPK serta instansi lain yang terkait tepat
pada waktunya; dan
16. Menyusun/memelihara arsip korespondensi
kegiatan, laporan harian, laporan mingguan, bagan
kemajuan pekerjaan, pengukuran pembayaran,
gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan,
laporan pemenuhan tingkat layanan jalan dan
lainnya.

b. Tenaga Ahli Quality Engineer

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Strata


Satu (S-1) Teknik Sipil yang telah lulus dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan atau perguruan tinggi internasional
yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian Negara.

Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan


Madya dengan pengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan pengawasan jembatan sekurang-kurangnya
selama 4 (empat) tahun. SKA yang dikeluarkan oleh
asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh lembaga
Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).

Tugas utama tenaga ahli tersebut adalah membantu


Ketua Tim dalam penjaminan mutu pekerjaan yang
antara lain:
1. Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian
terhadap pekerjaan, material dan peralatan yang
ditempatkan di lapangan apakah sesuai dengan
gambar dan spesifikasi;
2. Melakukan pengawasan yang seksama atas
pemasangan, pengaturan dan penempatan peralatan
laboratorium lapangan pelaksana serta memantau
alat-alat pengujian sebelum pekerjaan konstruksi
dimulai, peralatan laboratorium yang ada sudah siap
dioperasikan;
3. Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas
semua pekerjaan pengujian yang dikerjakan oleh
pelaksana dan tenaga-tenaganya dalam rangka
pengendalian mutu material serta hasil
16
pekerjaannya, dan memberitahukan dengan segera
secara tertulis kepada Supervision Engineer tentang
kekurangan-kekurangan yang dijumpai baik dalam
prosedur pengujian yang dipakai maupun setiap
cacat yang terdapat pada material atau mutu
pekerjaannya;
4. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu
pekerjaan serta menyerahkannya kepada
Supervision Engineer rekomendasi secara tertulis
tentang disetujui atau ditolaknya material dan hasil
pekerjaan yang bersangkutan;
5. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di
lapangan yang dilakukan oleh Pelaksana tidak
kurang dari syarat minimum yang ditetapkan
spesifikasi;
6. Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan
kelokasi proyek sehingga sebelum material tersebut
digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi;
7. Menyerahkan kepada Supervision Engineer laporan
bulanan mengenai semua hasil pengujian yang
diperoleh selama bulan sebelumnya, untuk
diserahkan oleh Supervision Engineer kepada PPK,
Laporan tersebut berisikan semua data laboratorium
serta pengujian dilapangan berikut
risalah/kesimpulan dari data yang ada;
8. Menyiapkan format laporan penjaminan mutu
pekerjaan, pengujian hasil pekerjaan dan kriteria
penerimaan pekerjaan;
9. Melakukan monitoring pekerjaan dilapangan terkait
dengan pemenuhan mutu pekerjaan;
10. Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah
benda uji mutu dan mutu keluaran pekerjaan telah
memenuhi persyaratan teknis;
11. Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian
mutu pekerjaan (jika ada) dan tindak lanjut
penanganannya, guna pencegahan ketidaksesuaian;
dan
12. Memberikan panduan dilapangan bagi personil
pelaksana mengenai metodologi pengujian mutu
bahan dan pekerjaan (jika diperlukan).

c. Tenaga Ahli Quantity Engineer

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Strata


Satu (S-1) Teknik Sipil yang telah lulus dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan atau perguruan tinggi internasional
yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian Negara.

17
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan
Madya dengan pengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan pengawasan jembatan sekurang-kurangnya
selama 3 (tiga) tahun. SKA yang dikeluarkan oleh
asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh lembaga
Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).

Tugas utama tenaga ahli tersebut adalah membantu


Ketua Tim dalam inspeksi pemenuhan tingkat layanan
jalan dan pengendalian keluaran hasil pekerjaan yang
antara lain:
1. Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa
pekerjaan dan volume pekerjaan yang telah
dilaksanakan;
2. Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan
pekerjaan di lapangan, serta selalu memberikan
informasi tentang rincian pekerjaan kepada
Supervision Engineer;
3. Menghitung kembali kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan;
4. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari
Supervision Engineer dalam melaksanakan tugas-
tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer
untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di
lapangan dengan di laboratorium;
5. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus
menerus pada semua lokasi pekerjaan konstruksi
yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan
segera kepada Supervision Engineer tentang semua
pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai Dokumen
Kontrak;
6. Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara
tertulis kepada Supervision Engineer pada hari itu
juga;
7. Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan
dan memeriksa semua hasil pengukuran, perhitungan
kuantitas dan bukti pembayaran serta menjamin
bahwa pembayaran terhadap pelaksana sudah benar
dan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen
Kontrak;
8. Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat
ringkasan/risalah tentang kegiatan konstruksi,
keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan
keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan,
jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan,
pengukuran dilapangan, kejadian-kejadian khusus
dan sebagainya dengan menggunakan formulir
laporan standar (Laporan Harian) yang harus
diserahkan/dikirim kepada Supervision Engineer dan
PPK setiap hari setelah selesai kerja;

18
9. Melakukan pengawasan dilapangan secara terus
menerus terhadap semua pekerjaan harian (day
work), termasuk membuat catatan mengenai
peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang
digunakan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan
harian tersebut;
10. Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh
Pelaksana dan evaluasi hasil pekerjaan (performa
pekerjaan) di lapangan;
11. Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil
pekerjaan;
12. Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut
dilaporkan secara tertulis kepada Supervision
Engineer sebagai bahan masukan yang disampaikan
kepada PPK;
13. Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran
hasil pekerjaan, perhitungan bobot pekerjaan terkait
dengan usulan pembayaran serta menjamin bahwa
pembayaran terhadap Pelaksana sudah benar dan
sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak;
dan
14. Membantu Supervision Engineer mengadakan
pengukuran akhir secara keseluruhan dari bagian
pekerjaan yang telah diselesaikan dan mutunya
memenuhi syarat.

Untuk membantu kelancaran pekerjaan maka Tenaga Ahli


tersebut di atas dibantu oleh Tenaga Sub-Professional Staff
dengan persyaratan Diploma 3 (D3) atau SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan). Adapun jumlah tenaga Sub-
Professional Staff sebagai berikut :
1. Inspector bertugas membantu Quantity Engineer
dalam pengawasan dan keluaran hasil pekerjaan
konstruksi jembatan, dan melakukan inspeksi
pengawasan pekerjaan di lapangan dan verifikasi
pemenuhan tingkat layanan jalan.
2. Laboratorium Technician bertugas membantu
Quality Engineer dalam pengendalian mutu dan
verifikasi data mutu pekerjaan di lapangan.
3. Surveyor bertugas membantu Quantity Engineer
dalam pengawasan dan pengukuran pekerjaan di
lapangan

Selain itu diperlukan tenaga-tenaga pendukung untuk


membantu kelancaran kegiatan yang terdiri dari: 1 (satu)
orang Operator Komputer dan 1 (satu) orang Office Boy.

19
JUMLAH ORANG BULAN

Orang
No Profesi Kriteria Tenaga Ahli -Bulan
A. Professional Staff
Sarjana Teknik Sipil,
Ahli Teknik Jembatan
Ketua Tim/ Madya, Pengalaman
1 9,00
Supervision Engineer Pekerjaan
Pengawasan
Jembatan 5 tahun
Sarjana Teknik Sipil,
Ahli Teknik Jembatan
Tenaga Ahli Madya, Pengalaman
2 8,00
Quantity Engineer Pekerjaan
Pengawasan
Jembatan 3 tahun
Sarjana Teknik Sipil,
Ahli Teknik Jembatan
Tenaga Ahli Madya, Pengalaman
3 7,00
Quality Engineer Pekerjaan
Pengawasan
Jembatan 4 tahun
SUB TOTAL A 24,00
B. Tenaga Surveyor/Teknisi
1 Inspector Diploma-3/SMK 9,00
2 Laboratorium Teknisi Diploma-3/SMK 7,00
3 Surveyor Diploma-3/SMK 7,00
SUB TOTAL C 23,00
B. Tenaga Pendukung
1 Operator Komputer SMA 9,00
2 Office Boy SMP 9,00
SUB TOTAL C 18,00
TOTAL A + B + C 65,00

10. KELUARAN Konsultan Pengawasan Teknik Manajemen Mutu selama


kurun waktu layanannya harus menghasilkan Keluaran-
Keluaran yang disusun berdasarkan keahlian terintegrasi
pada setiap tahapan proses yang mencakup Penyusunan
Rencana Mutu, Penerapan Penjaminan Mutu, dan
Pengolahan data/informasi Pengendalian Mutu. Adapun
Keluaran-keluaran tersebut meliputi tetapi tidak terbatas

20
dari yang disebutkan berikut ini:
 Rencana Mutu ("Holding Points", Daftar Pengujian
Mutu), termasuk pemutakhiran.
 Rekomendasi terhadap penyusunan dan pemutakhiran
RMK Kontraktor.
 Hasil Penilaian Pemenuhan Rencana Mutu yang
dibuat secara berkala.
 Hasil Pelaksanaan Uji Acak.
 Rekaman hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
syarat mutu (Non Conformance Product, NCR).
 Perubahan terhadap proses pelaksanaan pekerjaan
dan/atau pengendalian mutu.
 Rekomendasi untuk tindakan koreksi terhadap hasil
pekerjaan.
 Rekaman tentang masukan untuk pemutakhiran
RMK Kontraktor.
 Hasil pengolahan data/informasi pengendalian mutu.

11. LAPORAN Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta
disusun dalam bahasa Indonesia dengan tata bahasa yang
baik dan benar.
Ukuran kertas masing-masing laporan adalah A4 (210 x 297
mm), jumlah dan pengiriman laporan ditetapkan sebagai
berikut :
a. Laporan Rencana Mutu Kerja (RMK)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:


04/PRT/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu
Departemen Pekerjaan Umum dan Syarat-syarat
Umum Kontrak (SSUK), Konsultan wajib membuat
laporan RMK yang harus dibuat Tidak lebih dari 30 (tiga
puluh) hari setelah dimulainya pekerjaan Jasa
Konsultan, dan harus menyerahkan 10 (sepuluh)
rangkap/buku. Isi dari Laporan RMK mengacu kepada
ketentuan yang ada dalam Peraturan tersebut diatas

Laporan RMK merupakan kewajiban Konsultan


sehingga tidak termasuk dalam RAB yang ada dalam
kontrak.

b. Laporan Pendahuluan

Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya


pekerjaan Jasa Konsultan, dan harus menyerahkan
10 (sepuluh) rangkap/buku, untuk setiap laporan
pendahuluan yang isinya melaporkan mengenai jadwal
rencana kerja, metodologi pengawasan, tahapan
pelaksanaan pengawasan pekerjaan secara lengkap,
jadwal personil pendukung yang telah disetujui aktif di
21
lapangan dan dalam Buku Laporan Rencana Mutu
Kontrak Pengawasan Jasa Konsultansi.

c. Laporan Bulanan

Harus diserahkan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan


berikutnya selama jangka waktu pelaksanaan kegiatan
merupakan laporan kemajuan pekerjaan secara singkat
yang menggambarkan pencapaian kinerja jalan untuk
masing-masing kegiatan pekerjaan. Secara
substansional Laporan Bulanan sekurang- kurangnya
terdiri dari :
i). Surat pengantar;
ii). Satu halaman "Progress Summary", rangkuman
status fisik dan keuangan dari proyek dan
identifikasi permasalahan yang berdampak pada
kemajuan keluaran pekerjaan;
iii). Organisasi Proyek termasuk organisasi PPK,
Penyedia dan Konsultan.
iv). Uraian kegiatan pengawasan pekerjaan pada bulan
terkait dengan kinerja hasil pekerjaan.
v). Uraian hasil inspeksi pemenuhan tingkat layanan
jalan pada bulan terkait.
vi). Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve.
vii). Laporan hasil penjaminan mutu pekerjaan.
viii). Laporan progress keluaran hasil pekerjaan dan
keuangan termasuk besarnya denda (jika ada).
ix). Evaluasi dan rekomendasi terkait dengan kinerja
pekerjaan.
Laporan beserta copy dokumen yang dibuat, harus
didistribusikan kepada PPK.

d. Laporan Triwulan

Laporan ini dibuat secara berkala setiap akhir triwulan


sebanyak 10 (sepuluh) rangkap/buku.
Setiap akhir triwulan tahun anggaran, Ketua Tim akan
menyerahkan laporan Triwulanan, terdiri dari kegiatan
Penyedia Jasa selama tiga bulan yang telah berjalan.

Laporan Triwulan ini termasuk informasi status personil


yang dimobilisasi, kemajuan dari pekerjaan lapangan,
variasi kontrak dan Change Order, status klaim (jika
ada), deskripsi singkat mengenai masalah teknis atau
masalah kontrak yang terjadi termasuk terjadinya
kegagalan pemenuhan tingkat layanan jalan dan
informasi lain yang berkaitan dengan semua jaringan
jalan yang sedang berjalan dibawah pengawasannya
termasuk rekomendasi tindak lanjut penanganannya
.

22
Isi dari masing-masing laporan disajikan dalam 16
format :
a. Judul lembar
b. Surat Pengantar
c. Daftar isi
d. Data Proyek
e. Peta Lokasi
f. Data Mobilisasi
g. Organisasi Proyek
h. Progress keluaran hasil pekerjaan
i. Jadwal pekerjaan
j. Status Change Order atau Addendum
k. Ringkasan pembayaran (keuangan) termasuk denda
(jika ada)
l. Status klaim Penyedia Jasa (jika ada)
m. Ringkasan hasil inspeksi lapangan dan pemenuhan
tingkat layanan jalan
n. Ringkasan hasil penjaminan mutu pekerjaan
o. Rekomendasi dan Tindak lanjut.

e. Laporan Akhir
Dengan berakhirnya jasa pelayanan Direksi Teknis
(akhir kegiatan konstruksi untuk tiap-tiap kontrak), suatu
Laporan Akhir harus diserahkan, ringkasan pekerjaan
konstruksi, pelaksanaan pengawasan konstruksi,
rekomendasi kebutuhan pemeliharaan di masa yang
akan datang, semua aspek teknis yang muncul selama
masa konstruksi pekerjaan jalan dan jembatan,
permasalahan potensial untuk konstruksi baru yang
mungkin terjadi dan pemberian solusinya (jika ada)
untuk beberapa variasi perbaikan dalam kegiatan yang
akan datang dengan tampilan yang sama dalam lingkup
tanggung jawab Pengguna Jasa.

Laporan Akhir juga melampirkan foto kegiatan dan


tanggapan terhadap Gambar Terlaksana (As Built
Drawing) yang dikerjakan oleh Penyedia.
Masing-masing laporan terdiri dari suatu ringkasan
laporan akhir pengawasan lapangan dan kegiatan-
kegiatan mereka selama periode pelayanan Direksi
Teknis. Satu bulan sebelum berakhirnya pelayanan
sebuah draft Iaporan akhir sudah harus diserahkan ke
PPK yang berisi penjelasan sebagai berikut :

- Deskripsi mendetail dari pelaksanaan pelayanan,


dan pemenuhan penyelesaiannya, dalam kerangka
perbaikan kegiatan-kegiatan pengawasan di
lingkungan unit kerjanya.
- Lingkup pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
ringkasan keuangan.

23
- Rekomendasi dalam perubahan kebijakan-
kebijakan, prosedur, dan operasional dengan
maksud memperbaiki kemampuan pengawasan
pada program pekerjaan di lingkungan unit
kerjanya.

Seluruh Laporan harus diserahkan kepada Pejabat


Pembuat Komitmen dalam bentuk hard copy disimpan
pada box container dan soft copy pada Flashdisk.

Bandung, Januari 2019

Pejabat Pembuat Komitmen


Pengawasan

Irwan Chandra Nirwana, ST., MM.


NIP. 19720405 200701 1 005

24

Anda mungkin juga menyukai