BAB I
PENDAHULUAN
Area TPST Bantargebang terletak diatas lahan seluas 110,3 Ha dibawah penguasaan
Pemerintah provinsi DKI Jakarta dan mencakup 3 kelurahan, yaitu Kelurahan
Ciketing Udik, Kelurahan Cikiwul, dan Kelurahan Sumur Batu. Area ini semula
merupakan bekas lahan galian tanah untuk kepentingan pembangunan beberapa
perumahan di Jakarta, seperti Sunter, Podomoro dan Kelapa Gading serta perbaikan
jalan di Narogong. Sebelumnya nama TPST ini adalah TPA (Tempat Pembuangan
Akhir), secara operasional pengelolaan sampah di TPA didasarkan Keputusan Dirjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Pemukiman Departemen Kesehatan
No. 281 tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan Pengelolaan Sampah yaitu, namun
dengan diterbitkannya Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah, dimana diatur mengenai cara dan standar-standar pengelolaan sampah, maka
nama TPA pun berubah dan sesuai dengan fungsinya menjadi TPST (Tempat
Pengolahan Sampah terpadu) Bantargebang.
Jangka
Waktu Pihak-pihak Operator
Bentuk Kerjasama
Kerjasama Yang Terkait Lapangan
(Tahun)
1989-99 Pemkot Bekasi Pemprov DKI Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
– Pemprov DKI Jakarta memberikan kompensasi berupa dana
Jakarta tunai ke Pemkot Bekasi dan Pemprov
DKI Jakarta bertanggung jawab atas
infrastruktur di lingkungan sekitar
(Perbaikan jalan, saran kesehatan dan
lain-lain
2000-2004 Pemkot Bekasi Pemprov DKI Karena terjadi gejolaj politik, bentuk
– Pemprov DKI Jakarta kerjasama pada masa ini dikaji ulang,
Jakarta namun operasional tetap berjalan
2004-2006 Pemkot Bekasi Swasta (PT. Sebesar 20% dari pembayaran
– Pemprov DKI PBB) Tipping Fee setiap ton sampah dari
Jakarta – Swasta Pemprov DKI Jakarta ke PT.PBB
(PT. PBB) dibayarkan ke Pemkot Bekasi
2007-2008 Pemkot Bekasi Pemprov DKI Sebesar 20% dari pembayaran
– Pemprov DKI Jakarta Tipping Fee setiap ton sampah dari
Jakarta Pemprov DKI Jakarta yang masuk ke
TPST dibayarkan ke Pemkot Bekasi
2008-2016 Pemkot Bekasi Swasta (PT. Sebesar 20% dari pembayaran
– Pemprov DKI GTJ Jo. Tipping Fee setiap ton sampah dari
Jakarta – Swasta PT.NOEI) Pemprov DKI Jakarta ke PT.Godang
(PT. GTJ Jo. Tua Jaya dibayarkan ke Pemkot
PT.NOEI) Bekasi
2016- Pemkot Bekasi Pemprov DKI Sebesar 20% dari pembayaran
Sekarang – Pemprov DKI Jakarta Tipping Fee setiap ton sampah dari
Jakarta Pemprov DKI Jakarta yang masuk ke
TPST dibayarkan ke Pemkot Bekasi
Sumber : Analisis Konsultan, 2017
Permasalahan sampah, dirasakan semakin hari semakin berat khusunya di kota kota
besar. Dengan timbulan sampah 0,6 kg/orang/hari, kota besar dengan jumlah
penduduk yang tinggi akan mengakibatkan masalah serius dalam pengelolaan
sampahnya, untuk itu perlu adanya upaya untuk memusanahkan sampah secara cepat
dan signifikan.
Dalam UU no18 tahun 2008, disebutkan bahwa pengelolaan sampah bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan
sampah sebagai sumberdaya. Artinya, sampah masih punya nilai ekonomis yang dapat
dimanfaatkan, sehingga pengelolaan sampah tidak hanya memusnahkan sampah saja,
namun ada nilai tambah yaitu sebagai sumber energi. Menindaklanjuti undang –
undang diatas, presiden mengeluarkan Perpres no 18 tahun 2016 tentang percepatan
pembangunan Pembangkit Listrik berbasis Sampah atau yang dikenal dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Dalam perjalananya, adanya perpres tersebut menimbulkan pro dan kontra dari
berbagai pihak. Salah satu alasan kontranya adalah teknologi PLTSa yang dalam hal
ini menggunakan insinerator, ditengarai tidak ramah lingkungan dari sisi gas buang
yang dihasilkannya, sehingga Perpres tersebut dibatalkan oleh MK.
Teknologi PLTSa ini, termasuk teknologi yang sudah terbukti handal dan banyak
digunakan oleh negara negara maju, namun di Indonesia sendiri masih belum
diterapkan. Sebagai Upaya untuk memberikan pemahaman kepada pihak yang
keberatan terhadap penerapan teknologi ini dan sekaligus sebagai pembuktian kepada
masyarakat, maka perlu dibuat percontohan di Indonesia dalam bentuk Pilot Project
PLTSa.
BPPT sebagai lembaga pemeritah non kementerian, tugas dan fungsinya adalah
melaksanakan pengkajian dan penerapan dalam bidang teknologi untuk mendukung
kemandirian dan daya saing bangsa. Dalam hubunganya dengan penanganan
permasalahan sampah kota, BPPT diberikan tugas oleh pemerintah untuk
mewujudkan Pilot Project PLTSa dimaksud. Pilot Project ini nantinya juga akan
dimanfaatkan sebagai sarana kajian dan referensi bagi kota – kota besar dalam skala
penuh (full Scale).
Pilot Proyek ini akan dibangun oleh BPPT dengan dana dari pemerintah pusat
melalui APBN di lahan milik Pemprov DKI Jakarta tepatnya di TPST Bantargebang.
Selanjutnya, setelah Pilot Project terbangun, akan dihibahkan ke Pemprov DKI
Jakarta untuk dioperasikan dan dikelola secara berkelanjutan.
Untuk membangun Pilot Project tersebut, perlu dilakukan kajian, baik kajian teknis
maupun kajian lingkungan. Berkenaan dengan kajian lingkungan, TPST
Bantargebang telah memiliki dokumen lingkungan dalam bentuk ANDAL, RKL –
RPL dengan nomor Kelayakan Lingkungan 660.1/206.BPLH.AMDAL/III/2010 yang
dikeluarkan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi tanggal 11
Maret 2010. Selanjutnya mengacu kepada surat dari Dinas Lingkungan Hidup Kota
Bekasi No. 660.1/2217/Dinas LH.Taling tanggal 16 November 2017, maka
pembangunan Pilot Project PLTSa diwajibkan untuk menyusun dokumen Addendum
ANDAL, RKL- RPL. Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 32 tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah RI No. 27
tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang kegiatan yang wajib menyusun AMDAL.
Kegiatan studi Addendum Andal RKL - RPL Pengembangan TPST Bantargebang
(Pembangunan Pilot Project PLTSa Kapasitas 50 ton/hari) mengacu pada pendekatan
kegiatan kawasan. Pada prinsipnya penyusunan Addendum Andal RKL - RPL ini
merujuk pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2012, tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup,
yang diharapkan dapat diketahui batasan studi dan lingkup analisa sehingga dapat
memberikan rekomendasi yang diharapkan. Sedangkan kewenangan penilaiannya
dilakukan di Komisi Penilai AMDAL Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi.
Pilot Project ini pada prinsipnya adalah kegiatan BPPT yang akan dibangun di lahan
milik Pemprov DKI Jakarta. Oleh karena itu terkait dengan penyusunan dokumen
lingkungan, Pemprov DKI berlaku sebagai pemrakarsa, sedangkan BPPT selaku
inisiator Proyek yang bertanggungjawab atas disain dan konstruksi PLTSa.
1.3. Manfaat/Kegunaan
Kegunaan studi Addendum ANDAL RKL RPL TPST Bantargebang adalah :
1. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan.
2. Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis.
3. Memberi masukan untuk menyusun rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan.
4. Memberi informasi bagi masyarakat untuk memanfaatkan dampak positif dan
menghindari dampak negatif yang akan ditimbulkan.
1.4. Sasaran
Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah berupa Addendum ANDAL RKL
RPL TPST Bantargebang (Pembangunan Pilot Project PLTSa) yang disahkan/
disetujui oleh instansi yang berwenang, selanjutnya dokumen tersebut akan digunakan
sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
sehingga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta cq. Dinas Lingkungan Hidup Prov. DKI
Jakarta dapat mewujudkan program TPST yang berwawasan lingkungan,
mengintegrasikan pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan yang merupakan visi
dan misi keberadaan TPST Bantargebang.
1.5 Identitas Pemrakarsa dan Penyusun Adendum ANDAL RKL dan RPL
Pengembangan TPST Bantargebang (Pembangunan Pilot Project PLTSa)
Susunan Tim Penyusun dalam penyusunan dokumen Addendum Andal, RKL dan
RPL ini adalah :
Tabel 1. 3. Tim Penyusun Adendum ANDAL, RKL dan RPL Pengembangan TPST
Bantargebang (Pembangunan Pilot Project PLTSa)
No Nama Pendidikan Posisi
1 Ir. Susanto Kusnadi, S-2, Magister Sains Program Studi Ilmu Ketua Tim
MM. M.Si. Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas
Indonesia
S-2, Magister Manajeman Program Pascasarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “Jakarta”
S-1, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi
Mineral, Universitas Trisakti
Kompetensi Ketua Tim
No. 001523/SKPA-P2/LSK-INTAKINDO/XI/2015
Tanggal 27 November 2015 – 27 November 2018
2 Ir. Zaherunaja, M.Si S1 Ilmu Peternakan, IPB Anggota Tim/ Ahli
S2 Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia Sanitasi
Kompetensi Ketua Tim
No. 001499/SKPA-P2/LSK-INTAKINDO/X/2015
Tanggal 24 Oktpber 2015 – 24 Oktober 2018
3 Zulham Rizanur, ST S1 Teknik Kimia. Universitas Sriwijaya Palembang Anggota Tim/ Ahli
Sumatera Selatan Teknik Kimia
Kompetensi Ketua Tim
No. 001497/SKPA-P2/LSK-INTAKINDO/X/2015
Tanggal 24 Oktober 2015 – 24 Oktober 2018
4 Harsono, ST, M.Si S1 Teknik Lingkungan, Sekolah Tinggi Teknik Anggota Tim/ Ahli
Lingkungan Yogyakarta Lingkungan
S2 Ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Kompotensi Anggota Tim
No. LHK.642.00103 2017
Tanggal 29 Mei 2017 – 29 Mei 2020
5 Reni Ferdiana Soeri, S1 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Anggota Tim/ Ahli
S.Sos Cendana Sosial, Ekonomi
Kompotensi Anggota Tim dan Budaya
No. LHK.642.00065 2017
Tanggal 24 Maret 2017 – 24 Mei 2020
6 Ir. Ristri Widyasworo S1 Teknik Sipil, Universitas Pancasila Anggota Tim/ Ahli
Kompotensi Anggota Tim Hidrologi
No. 001574/SKPA-P2/LSK-INTAKINDO/XII/2015
Tanggal 23 Desember 2015 – 23 Desember 2018
7 Yudha Akhmad S1 Manajemen Sumberdaya Perairan, IPB Anggota Tim/ Ahli
Permana, S.Pi Kompetensi Ketua Tim Kualitas Air
No. 001682/SKPA-P1/LSK-INTAKINDO/XII/2015
Tanggal 24 Desember 2015 – 24 Desember 2018
Tabel 1. 4. Tim Tenaga Ahli Adendum ANDAL, RKL dan RPL Pengembangan TPST
Bantargebang (Pembangunan Pilot Project PLTSa)
No Nama Pendidikan Posisi
1 Astrilia Harjanti, S.Si, S1 Biologi, Universitas Padjajaran Ahli Biologi
M.Si S2 Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia
2 Koderi Hadiwardoyo, S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahli Kesehatan
SKM Indonesia Masyarakat
3 Hendra Fahreza, ST, S1 Teknik Sipil, Universitas Jember Ahli Transportasi
MM.Tr S2 Manajemen Transportasi, Sekolah Tinggi
Manajemen Transportasi Trisakti
4 Ahmad Husni Mubarak, S1 Teknik Sipil dan Lingkungan, IPB Asisten Ahli
ST Hidrologi
5 Sherly Oktarizona, ST S1 Teknik Kimia, Universitas Riau Asisten Ahli
Teknik Kimia
6 Mhd. Naufal Alamsah, ST S1 Teknik Lingkungan, Universitas Satya Asisten Ahli
Negara Indonesia Lingkungan
D3 Teknik dan Manajemen Lingkungan, IPB