Anda di halaman 1dari 12

Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

BAB IV
METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.

2.

3.

4.

4.1. RENCANA KERJA

Berdasarkan pengalaman konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan


sejenis, secara umum pelaksanaan pekerjaan ini dibuat berdasarkan
program kerja yang sistematis sehingga pelaksanaannya dapat seefektif
dan seefisien mungkin serta hasil pekerjaan sesuai dengan sasaran
pekerjaan. Program pelaksanaan pekerjaan tersebut melalui beberapa
tahapan pekerjaan yang berurutan. Guna mendukung pelaksanaan dari
program kerja yang telah dibuat maka dalam pelaksanaannya juga
diperlukan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan yang mantap,
disertai pula dengan penempatan personil tenaga ahli yang berkualitas
sesuai dengan spesialisasi masing-masing. Untuk mencapai target
pekerjaan yang optimal, diperlukan pula pengaturan jadwal penugasan
personil.

1.

2.

3.

4.

4.1.

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 1
Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

4.1.1. Uraian Tahapan Pekerjaan

A. Pekerjaan A : Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan meliputi :


1. Persiapan personil, administrasi dan peralatan
2. Koordinasi awal dan proses perijinan
3. Survey lapangan pendahuluan untuk mengetahui gambaran meliputi
kegiatan :
4. secara global lokasi pekerjaan.
5. Pengumpulan data sekunder, meliputi :
 Gambar-gambar Peta wilayah, Peta Jalan dan peta penunjang
lainnya
 Peta RBI Skala 1:25.000
 Deskripsi Tugu Orde 1 (BIG) terdekat dengan lokasi
 Deskripsi Tugu TTG (Titik Tinggi Geodesi) di sekitar lokasi
 Gambar bangunan prasarana sungai

B. Kegiatan B: Survey dan Pengukuran Topografi

Kegiatan survey dan pengukuran topografi bertujuan untuk mengetahui


profil sungai. Pengukuran topografi dilakukan minimal sepanjang 7 km,
diutamakan pada ruas utama Afvour Banter di Kabupaten Lumajang.
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan yang penting dilakukan pada tahap ini adalah koordinasi


dengan pihak terkait, terutama dengan pemberi kerja, baik direksi,
kantor UPT PSDA WS Kepulauan Madura di Kabupaten Pamekasan,
serta instansi terkait dan perangkat desa di lokasi pekerjaan. Koordinasi
ini dilakukan untuk menentukan posisi awal dan akhir pengukuran,
batas-batas lokasi pekerjaan yang perlu diukur, penentuan titik
referensi kegiatan pengukuran dan kebutuhan data sekunder. Selain itu
pihak Pemberi Jasa juga perlu melakukan persiapan terkait
administrasi, peralatan yang dibutuhkan, personil yang terlibat berikut
tugas yang dilakukan.

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 2
Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

2. Pemasangan Bench Mark

a. Benchmark yang harus dipasang ada 2 macam, yaitu :


- Bench mark besar yang disingkat BM.
Titik awal sta 0+000 adalah BM 00 berada di awal pengukuran,
selanjutnya tiap patok BM dipasang dengan sebanyak 3 buah.
- Bench mark kecil yang disebut Control Point (CP) untuk penanda
Azimut (Az).
Patok CP dipasang diantara patok BM dengan jarak antar CP
sejauh 500 m. Di antara patok CP dibuat patok pembatu (patok
kayu) dengan jarak 100 m.
- Jumlah patok yang dipasang yaitu patok BM 3 buah, patok CP 10
buah dan patok kayu 40 buah.
b. Deskripsi BM dan CP harus dibuat sketsa lokasinya dan difoto dua
kali (close up dan jauh). Pengambilan foto juga dilakukan baik
sebelum dan sesudah pemasangan patok BM dan CP (kondisi 0%,
50% dan 100%) dengan background foto yang sama.
c. Pemasangan BM baru mengacu pada Persyaratan Teknis (PT)-02
Topografi Bagian Lampiran (Gambar 1).
3. Pengukuran Kerangka Horisontal

a) Pengukuran GPS Metode Statik Diferensial

Pengukuran posisi BM (Bench Mark) dilakukan dengan menentukan


posisi metode satelit menggunakan GPS (Global Positioning System).
Metode yang digunakan adalah pengamatan GPS Statik diferensial.
Faktor yang harus diperhitungkan, yaitu :
 Pengamatan differential positioning menggunakan data fase (statik
survei)
 Pengamatan dilakukan baseline per baseline hingga membentuk
jaringan titik
 Jaringan titik tersebut harus terikat kepada beberapa titik ikat yang
koordinatnya telah diketahui dengan ketelitian yang relative lebih
tinggi ataupun sama

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 3
Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

 Baseline yang digunakan adalah baseline bebas


 Waktu dan lama pengamatan :
- Lama pengamatan 1 s/d 2 jam
- Epoch pengamatan 10 detik
b) Pengukuran GPS Metode RTK (Real Time Kinematik)

Untuk pengukuran CP dan Patok Acuan (setiap jarak 100 m atau 50 m)


dan perapatan jaringan kerangka horisontal menggunakan metode
pengukuran GPS RTK (Real Time Kinematik) dikombinasikan dengan
metode poligon.
Pada metode ini satu GPS difungsikan sebagai base station dan GPS
yang lain sebagai rover. Koordinat base station sudah harus diketahui,
sehingga koordinat rover dapat ditentukan melalui koreksi real time.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
- Posisi CP/ patok acuan yang diukur harus terbuka sehingga dapat
mengamati minimal 4 satelit, dan
- Sinyal koreksi radio dari base ke rover dapat terjangkau.
Pada gambar berikut, Base Station memancarkan sinyal koreksi
terhadap rover sehingga koordinat rover dapat ditentukan saat itu juga.
4. Pengukuran Poligon

adalah sebagai berikut :

 Pengukuran Sudut
- Alat ukur sudut yang digunakan adalah total station atau alat lain
yang sejenis ketelitiannya
- Sudut yang diamati adalah sudut horizontal dan dibaca satu seri
ganda (B-LB-LB-B)
- Ketelitian bacaan sudut antara B – LB ≤ 2‟
- Pengukuran sudut dilakuakan pada setiap titik polygon yang
dipasang
- Untuk control sudut dilakukan pengamatan azimuth matahari pada
setiap BM atau pada setiap titik simpul

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 4
Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

- Pengamatan matahari dilakukan dengan menggunakan prisma roelof


dan dilakukan pada pagi serta sore
- Jaringan polygon berbentuk loop (kring)
- Kesalahan penutup sudut polygon utama ( 10”√ n ¿dimana n = jumlah
titik, sedangkan untuk polygon cabang ( 20”√ n ¿

 Pengukuran Jarak
- Jarak yang diukur adalah jarak titik-titik polygon dengan titik nol yang
berbeda
- Jarak diukur dua kali stand dengan perbedaan antara bacaan ke I
dan II ≤ 3 cm, dan dikontrol dengan jarak optis.
5. Pengukuran Kerangka Vertikal (Z)

Pengukuran Kerangka Vertikal dilakukan dengan metode leveling


menggunakan alat Automatic Level untuk menentukan elevasi dari
setiap patok acuan. Sebagai titik referensi adalah tugu TTG (Titik Tinggi
Geodesi) yang berada disekitar lokasi.
6. Pengukuran Situasi

Penentuan posisi (x,y,z) titik detail dilakukan pengukuran situasi


dengan metoda pengukuran Tachymetri. Adapun spesifikasi teknis
pengukuran situasi detail adalah sebagai berikut :
- Alat yang digunakan Total Station
- Metode yang digunakan adalah pengukuran polar, sehingga yang
diukur adalah sudut dan jarak dari titik detil.
- Titik detail terikat terhadap BM dan patok yang sudah memiliki nilai
koordinat dan elevasi.
- Pengambilan data detil menyebar ke seluruh areal yang dipetakan
dengan kerapatan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan skala
peta 1 : 1.000.
7. Pengukuran Profil Melintang

Pengukuran cross section dilakukan untuk menentukan bentuk


penampang melintang sungai pada jarak 100 m atau 50 m
menggunakan alat ukur Total Station.

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 5
Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran melintang


adalah sebagai berikut :
- Setiap pengambilan penampang melintang selalu diikatkan pada titik
polygon dan dibuat sket dengan jelas serta arah aliran sungai.
- Pengukuran profil dilakukan tegak lurus terhadap arah aliran
- Lebar profil melintang adalah 100 m kekanan dan 100 m kekiri dari
kaki tanggul sungai terluar (disesuaikan dengan kondisi lapangan
yang ada)

Penampang yang akan diukur adalah :


- Dasar as, kanan dan kiri sungai serta setiap perubahan elevasi
penampang sungai
- Penampang atas kanan dan kiri sungai
- Batas tanggul kanan dan kiri
- Dasar kaki tanggul terluar

C. Kegiatan C : Inventarisasi Sungai dan Prasarana Sungai

Inventory dan penilaian kondisi fisik prasarana sungai dilakukan di


sepanjang Afvour Banter dan pada lokasi yang dilakukan kegiatan
pengukuran topografi.
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
- Survey kondisi eksisting prasarana sungai / afvour
- Pencatatan koordinat dan pembuatan sket ruas sungai / afvour
Pada bangunan-bangunan prasarana sungai yang belum ada
nomenklatur, perlu dibuatkan nomenklatur dan diberi koordinat GPS.
- Penggambaran kondisi eksisting dan pengisian blangko / formulir isian
inventarisasi
Minimal berisi :
a. Perkiraan jumlah bangunan dan jenis bangunan dipinggir sungai
utama.
b. Kondisi vegetasi yang ada di riparian zone.
c. Kondisi prasarana dan sarana utama seperti bendung, cek dam,
jembatan dan jalan inspeksi di sepanjang sungai utama.

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 6
Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

d. Kondisi bangunan/kerusakan sarana dan prasarana sungai yang


dilaporkan dalam bentuk daftar inventarisasi sarana prasarana
sungai.
e. Crossing sarana dan prasarana sungai yang mengalami kerusakan;
f. Kewenangan bangunan sarana dan prasarana
- Setiap infrastruktur yang terdapat di sepanjang sungai
didokumentasikan dan ditampilkan dalam gambar penampang
memanjang
- Dibuat skema bangunan prasarana sungai dengan menampilkan jarak
(km) dan bangunan utama termasuk bendung dan luasan irigasi yang
dilayani, serta pemanfaatan air dari sungai oleh pihak lain. Jika sungai
yang distudi merupakan sungai orde 2 atau orde dibawahnya, maka
pembuatan skema dimulai dari orde 1, dengan menyebutkan nama
sungai dan arah alirannya.
- Dokumentasi :
a. Foto lokasi hasil inventarisasi
b. Video, dengan ketentuan :

D. Kegiatan D : Plotting Hasil Inventarisasi ke dalam Aplikasi Arc GIS


dan Google Earth

Plotting hasil inventarisasi ke dalam aplikasi Arc GIS dilengkapi dengan


hasil digitasi sungai dan DAS (Daerah Aliran Sungai).
E. Kegiatan E : Analisis Data

Tahapan analisis data yang harus dilakukan meliputi :


1. Analisis Hasil Pengukuran Topografi
a. Pengolahan Data Ukur
b. Penggambaran

2. Penilaian Kinerja Prasarana Sungai

Dalam menentukan penilaian kinerja bangunan prasarana sungai,


perlu diperhatikan hal-hal berikut:

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 7
Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

a) Format inventori mengacu kepada Surat Edaran dari Direktur


Jenderal Sumber Daya Air No. 05/SE/D/2016, tanggal 9 Juni
2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai
(sesuai arahan direksi pekerjaan).
b) Penilaian kinerja dilakukan tehadap kinerja fisik bangunan dan
fungsinya dengan pembobotan yang sama (masing-masing
50%).
c) Kriteria fisik dari masing – masing bangunan prasarana sungai
terdiri dari beberapa sub kriteria yang berbeda antar bangunan.
d) Skor kinerja dari suatu bangunan adalah jumlah total dari
perkalian bobot dengan penilaian lapangan dari masing – masing
kriteria.
e) Penilaian lapangan dilakukan secara visual.
f) Pembuatan matriks skala prioritas penanganan berdasarkan
kondisi kerentanan/kekritisan sungai/prasarana sungai, risiko
yang ditimbulkan, kondisi sempadan sungai di ruas sungai
tersebut.

F. Kegiatan F : Perencanaan Kegiatan Rehabilitasi Sungai dan


Prasarana Sungai

Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:


1. Perencanaan dan atau rehabilitasi prasarana sungai (perkuatan tebing,
groundsill, parapet, krib, dll ) sesuai dengan kondisi lapangan dan
analisa skala prioritas
2. Penggambaran desain rehabilitasi
3. Pembuatan Dokumen RAB sarana dan prasarana yang mengalami
kerusakan prioritas/kritis

G. Kegiatan G : LAPORAN DAN DISKUSI

 Konsultan akan menyerahkan laporan hasil pekerjaan yang telah


didiskusikan kepada pihak direksi.

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 8
Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

 Konsultan akan mengadakan diskusi dengan direksi, dan


melaksanakan pemaparan di hadapan direksi dan tim perencanaan.
 Konsultan bersedia hadir jika dipanggil/diundang oleh pihak pengguna.
 Konsultan bertanggung jawab penuh atas mutu data/perencanaan yang
dihasilkan. Apabila data ternyata tidak sah, tidak realistis dan atau
kurang memadai, kurang memuaskan menurut direksi maka konsultan
wajib memperbaikinya.

H. Kegiatan H : Alih Pengetahuan

Penyedia jasa mempunyai kewajiban untuk melakukan transfer


pengetahuan baik dalam bentuk pelatihan/kursus singkat dan diskusi
kepada pemberi jasa terkait proses penyelesaian pekerjaan.

4.1.2. Bagan Alir Pekerjaan

Bagan alir pelaksanaan kegiatan pekerjaan adalah suatu penggambaran


urutan rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang diawali dengan
kata “mulai”, terdiri dari kegiatan proses pekerjaan, pengecekan pekerjaan
serta hasil pekerjaan yang kesemuanya itu akan diakhiri dengan kata
“selesai”. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan akan memudahkan pihak-
pihak yang terlibat dalam suatu pekerjaan baik itu pengguna jasa maupun
penyedia jasa untuk menentukan urutan langkah demi langkah yang akan
dilaksanakan sehingga pola kerja akan benar-benar terarah, terpadu dan
teratur dengan harapan hasil pekerjaan yang didapatkan juga akan
maksimal. Dengan adanya bagan alir pelaksanaan pekerjaan diharapkan
juga akan terjadi sinkronisasi hubungan kerja antar personil dalam

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 9
Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

konsultan sebagai penyedia jasa maupun hubungan antara penyedia jasa


dengan pengguna jasa.
Secara umum kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan ini
meliputi beberapa tahap pelaksanaan sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Gambar 4.1 berikut ini
adalah bagan alir pelaksanaan kegiatan pekerjaan yang menggambarkan
arus kegiatan dari awal sampai akhir pekerjaan.

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 10
Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

MULAI A

PERSIAPAN Survey
Lapangan Draft Laporan
Pendahuluan

Tidak

Survey Survey Kondisi


ADMINISTRASI Pengukuran Sarana dan Cek
Topografi Prasarana Sungai Ya

Final Laporan
Mobilisasi Personil alat, Pendahuluan
Penyusunan Rencana
Penyimpanan Surat
Pelaksanaan Kegiatan Analisis Data dan Hasil
perijinan
Survey

Cek
Draft Laporan Akhir 1. Laporan Survey Topografi
2. Laporan Ringkas
3. Album Gambar
4. Album Foto
Pengumpulan Data Sekunder Antara Lain :
Diskusi 5. Album Drone
1. Peta DAS Survey Draft Laporan Tidak 6. Hardisk
2. As Build drawing Sungai Pendahuluan Akhir
3. Data Harga Bahan dan Upah
4. Data Kegiatan OP yang sudah ada
5. Studi Terdahulu
6. Dan Lain-lain Cek

Ya

A Final Laporan Akhir

Gambar 4. 1. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 11
Inventarisasi Kondisi Sarana dan Prasarana Afvour Banter Kabupaten Lumajang

4.1.3. Pola Kerja

a. Tata Cara Pelaksanaan

"Sistem Analisis Koordinatif" menjadi pilihan konsultan dalam


melaksanakan pekerjaan ini. Seluruh tenaga ahli akan terlibat pada
setiap tahapan kegiatan. Team leader dan tenaga ahli yang terkait
didalam pekerjaan ini senantiasa melakukan koordinasi internal.
Sehingga dengan koordinasi yang intensif, mampu mencapai hasil yang
optimal.
b. Komunikasi

Menjalin komunikasi menjadi suatu keharusan bagi team leader, baik


dalam bentuk komunikasi intern maupun ekstern. Untuk mengetahui
perkembangan yang terjadi di setiap tahapan kegiatan, team leader
juga harus melakukan komunikasi dan koordinasi dari semua tenaga
ahli yang terlibat. Selain itu team leader juga akan berkomunikasi
dengan pihak pemberi jasa, instansi pemerintahan dan semua yang
terlibat dalam kegiatan ini.

LAPORAN PENDAHULUAN

IV - 12

Anda mungkin juga menyukai