Anda di halaman 1dari 12

1) Regio Abdomen

9 regio abdomen, dibagi oleh 2 bidang vertical & horizontal


Bidang vertical dibentuk oleh : planum medio claviculare dexter & sinister (suatu bidang
vertical yg melalui pertengahan clavicula).
Bidang Horizontal dibentuk oleh : planum subcostale (bidang horizontal yg terletak dibawah
arcus costa) & planum interspinale (bidang horizontal yg melewati spina iliaca anterior
superior).
9 Regio abdomen dan Organ-organnya :
1. Hypocondriaca dextra : lobus hepar dextra, empedu, fleksura colli dextra(flexura
hepatica), sebagian ginjal dan suprarenal kanan.
2. Epigastrica : gaster, pankreas dan hepar.
3. Hypocondriaca sinistra : gaster, limpa, kaudal pankreas, fleksura
lienalis kolon, bagian proksimal ginjal dan kelenjar suprarenal sinistra.
4. Lumbalis dextra : kolon ascenden, distal ginjal kanan, sebagian
duodenum dan jejunum.
5. Umbilical : kolon transversum, duodenum, jejunum dan ileum.
6. Lumbalis sinistra : kolon descenden, distal ginjal kiri, sebagian
jejenum dan ileum.
7. Inguinalis dextra : sekum (jalan masuk sebelum masuk ke colon), apendiks, distal ileum,
ureter dextra, ovarium dextra.
8. Hipogastric : ileum, vesica urinaria dan uterus
9. Inguinalis sinistra : kolon sigmoid, ureter sinistra dan ovarium sinistra.
Dermatom Abdomen
Dermatom thorax dan abdomen berasal dari T2-T12. Distribusi dermatomal di wilayah ini
cukup mudah. Di bagian anterior, masing-masing memiliki jarak yang cukup merata, dengan
T2-T9 menjadi garis hampir horizontal, dan T10-T12 memiliki batas bawah yang lebih
rendah. Di posterior, setiap dermatom memiliki jarak yang sama dan berorientasi sebagai
garis miring infero-lateral dari tulang belakang.

T3 - anterior dan posterior setinggi aksila bawah


T4 - anterior setinggi puting
T5 - anterior pada tingkat yang lebih rendah dari puting
T6 - anterior pada tingkat proses xiphoid
T7-T9 - merata di anterior antara dermatom T6 dan T10
T10 - anterior setinggi umbilikus
T11 - merata di anterior antara dermatom T10 dan T12
T12 - anterior tepat di atas lingkar panggul

2) DD NYERI PINGGANG & PERBEDAAN NYERI KOLIK, NON KOLIK


• Penyebab nyeri pinggang non-ginjal, seperti masalah muskuloskeletal • Masalah
parenkim, yang melibatkan jaringan ginjal yang sebenarnya (misalnya, infeksi, peradangan)
• Masalah non-parenkim, yang sering berhubungan dengan gangguan drainase

1. Pyelonephritis atau pielonefritis adalah penyakit infeksi pada saluran kemih bagian
atas, khususnya pada bagian parenkim dan pelvis ginjal. Etiologi utama penyebab
pyelonephritis adalah Escherichia coli. ketidaknyamanan biasanya digambarkan
sebagai gejala yang relatif ringan nyeri tumpul daripada kolik ginjal yang khas..
Pasien dengan pielonefritis sering berusaha menghindari gerakan, sedangkan
mereka yang mengalami kolik ginjal sering bergerak terus-menerus dalam upaya
menemukan posisi yang nyaman. Terdapat nyeri tekan pada panggul dan sudut
costovertebral dan dapat dikonfirmasi dengan perkusi. 
2. Abses ginjal muncul mirip dengan pielonefritis, tetapi seringkali gejalanya lebih
parah. Pembentukan abses ginjal diduga akibat dari pielonefritis yang tidak diobati
dengan baik atau penyebaran infeksi secara hematogen. Pasien dengan diabetes
berada pada peningkatan risiko pengembangan abses ginjal. Nyeri akibat abses ginjal
diperkirakan tidak hanya disebabkan oleh peradangan jaringan lokal, tetapi juga
edema parenkim yang menyebabkan kapsul ginjal meregang. 
3. Infark ginjal Infark ginjal dianggap jarang, yang dapat menyebabkan kesalahan
diagnosis pada presentasi awal sebagai penyakit ginjal akut kolik, pielonefritis,. Nyeri
akibat infark, menghasilkan ketidaknyamanan panggul dari ginjal. Serangkaian kasus
telah menunjukkan infark ginjal lebih sering terjadi pada individu yang lebih tua dan
mereka dengan kondisi yang dapat meningkatkan perkembangan trombus, terutama
fibrilasi atrium. Tanda dan gejala yang paling umum adalah nyeri pinggang dan
hematuria. Manifestasi umum lainnya antara lain demam, mual, dan muntah.
4. tumor ginjal Tumor ginjal dapat menyebabkan nyeri pinggang karena ekspansi cepat
dan peregangan kapsul ginjal. Atau, mungkin mengganggu aliran darah ginjal melalui
trombus tumor dalam vena ginjal. Tumor urothelial di pelvis ginjal dapat
menyebabkan nyeri sekunder akibat obstruksi ureter. Presentasi tumor ginjal dengan
nyeri sebagai gejala awal adalah tanda prognostik yang buruk, karena menunjukkan
penyakit lanjut. Pemeriksaan dapat mengungkapkan tanda dan gejala kanker,
termasuk penurunan berat badan, malaise, dan kelelahan. 
5. Nefrolitiasis atau keadaan dimana ditemukannya batu pada ginjal. Nyeri pinggang
adalah gejala k dari batu saluran kemih serta peradangan lokal dan kemungkinan
iskemia. Dalam beberapa pengaturan, nyeri kolik ginjal jarang, jika pernah, terjadi
tanpa obstruksi. Kolik ginjal klasik digambarkan sebagai nyeri pinggang kram yang
menjalar ke bawah ke selangkangan dan sering disertai oleh mual dan muntah. Pada
pemeriksaan, palpasi panggul dan perkusi sering mengkonfirmasi nyeri.
6. Uretral stricture kondisi ketika uretra menyempit, sehingga aliran urine menjadi
terhambat.  Striktur ureter ditandai dengan penyempitan lumen ureter,
menyebabkan obstruksi fungsional. triktur dapat terjadi akibat masalah bawaan
(misalnya, stenosis infundibular, obstruksi ureteropelvic junction, katup uretra
posterior) atau diinduksi secara iatrogenik (misalnya, prosedur endoskopi berulang,
kerusakan laser, elektrokauter yang tidak disengaja). Pasien dengan obstruksi pada
keadaan ini akan datang dengan kolik ginjal yang dapat memburuk setelah asupan
cairan. Rasa sakit dapat dikonfirmasi pada pemeriksaan dengan palpasi panggul atau
perkusi,
7. Ruptur ginjal adalah kondisi ketika ginjal mengalami masalah akibat cedera dari luar.
Ruptur ginjal merupakan kondisi yang menyumbang sekitar 1 – 5% dari pasien
trauma. Sebagian besar kasus disebabkan oleh trauma tumpul. elain ciri-ciri yang
sudah disebutkan, dokter biasanya mencurigai adanya cedera ginjal bila Anda
mengalami hal seperti:
 adanya benjolan ketika diraba, nyeri punggung bagian bawah,
 perut tampak memar, bengkak, dan terasa nyeri
 tanda-tanda perdarahan dalam, seperti pusing dan kelelahan,
Nyeri Kolik merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga dan
biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus,
batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminar). Nyeri ini timbul
karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi ini
berjeda, kolik dirasakan hilang timbul. penyebab nyeri kolik biasanya cepat diketahui
misalnya, makan terlalu kenyang, makanan yang terlalu banyak asam, pedas, dan
kebanyakan minum minuman beralkohol. Nyeri kolik juga dapat terjadi karena diare
atau sembelit

Non kolik renal disebabkan oleh karena distensi dari kapsul renal. Nyeri non kolik
terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada
ginjal (Purnomo, 2012) sehingga menyebabkan nyeri hebat dengan peningkatan
produksi prostaglandin. Rasa nyeri akan bertambah berat apabila batu bergerak
turun dan menyebabkan obstruksi. Pada ureter bagian distal (bawah) akan
menyebabkan rasa nyeri di sekitar testis pada pria dan labia mayora pada wanita.
Nyeri kostovertebral menjadi ciri khas dari urolithiasis

3) PERBEDAAN HEMATURIA GLOMERULUS & NON GLOMERULUS PADA NYERI


PINGGANG DAN DD HEMATURIA GLOMERULUS
Hematuria glomerular
- hematuria yang berasal dari glomerulus
- biasa disertai dengan proteinuria
Non glomerular
- hematuria yang berasal dari non glomerulus seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan
urethra.
Diagnosis Banding Hematuria Glomerular
1. Alport Syndrome
2. Thin Basement Membrane Disease
3. Post-streptococcal glomerulonephritis 4. IgA nephropathy
5. Pauci immune glomerulonephritis 6. Lupus nephritis
7. Membranoproliferative glomerulonephritis
8. Goodpasture syndrome
9. Nephrotic syndrome
10. Polycystic kidney disease
4) FISIOLOGI PEMBENTUKAN BATU GINJAL
Proses pembentukan batu :
Merupakan agregat dari polycrystalline yang terbentuk dari berbagai jenis kristaloid dan
matriks organik. Pembentukan batu dipengaruhi oleh saturasi urin. Saturasi urin
bergantung pada pH urin, ion-ion, konsentrasi zat terlarut, dan lain-lain.
Pengaruh konsentrasi zat terlarut pada pembentukan batu sangat jelas. Semakin tinggi
konsentrasi dari suatu ion, maka kemungkinan ion tersebut untuk mengendap semakin
tinggi. Ketika konsentrasi ion meningkat, ion akan mencapai suatu titik spesifik yang
disebut dengan solubility product (Ksp). Konsentrasi ion yang meningkat melebihi titik ini
akan menyebabkan dimulainya proses perkembangan kristal dan nukleasi.

Teori Nukleasi : batu terbentuk dari kristal-kristal atau benda asing yang terkandung
dalam urin yang jenuh.
Solusi jenuh mengacu pada larutan yang mengandung lebih banyak bahan terlarut
daripada bahan yang bisa dilarutkan oleh pelarut, karena tidak dapat dilarutkan akibat
jumlah yang berlebihan akan membentuk endapan dalam urin yang mengarah pada
nukleasi kemudian menjadi kristal. Kristalisasi terjadi ketika konsentrasi dua ion sudah
melebihi titik jenuh.

1. Nukleasi
Nukleasi mengawali proses pembentukan batu. Nukleasi dipengaruhi oleh berbagai
substansi seperti matriks proteinaceous, benda asing, dan partikel lain.
Sebuah tipe kristal akan menjadi nidus atau sarang untuk nukleasi kristal lain (contoh
: kristal asam urat akan menjadi sarang untuk nukleasi kalsium oksalat)
2. Growth
Proses Growth atau pertumbuhan kristal dimulai dengan pembentukan gugus-gugus
oleh kristal-kristal nukleasi. Pertumbuhan kristal ditentukan oleh ukuran molekul dan
bentuk molekul, sifat fisik material, pH, dan cacat yang mungkin terbentuk dalam
struktur kristal.
3. Agregasi
Pada proses ini, kristal-kristal bergabung menjadi sebuah partikel yang lebih besar.
Jarak antar partikel yang dekat akan meningkatkan gaya tarik dan menyebabkan
agregasi partikel yang lebih lanjut. Pembentukan kristal setelah nukleasi akan
menyebabkan peningkatan produksi ROS dan menyebabkan kerusakan epitel ginjal.
4. Retensi
Merupakan penempelan kristal tumbuh dengan lapisan tubulus ginjal sel epitel.

5) DEFINISI, ETIOLOGI, DAN FAKTOR RISK URETEROLITIASIS


Batu ureter adalah proses terbentuknya kristal-kristal batu pada saluran perkemihan

Urolithiasis merupakan masalah kesehatan yang umum sekarang ditemukan.


Diperkirakan 10% dari semua individu dapat menderita urolitiasis selama hidupnya,
meskipun beberapa individu tidak menunjukkan gejala atau keluhan. Setiap tahunnya
berkisar 1 dari 1000 populasi yang dirawat di rumah sakit karena menderita urolitiasis.
Laki-laki lebih sering menderita urolitiasis dibandingkan perempuan, dengan rasio 3:1.
Dan setiap tahun rasio ini semakin menurun. Dari segi umur, yang memiliki risiko tinggi
menderita urolitiasis adalah umur diantara 20 dan 40 tahun.
- ETIOLOGI

Obat-obatan tertentu seperti efedrin, guaifenesin, thiazide, indinavir, dan allopurinol


dapat menyebabkan perkembangan batu.
Faktor intrinsik
1) Hereditair (keturunan): penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya. 
2) Umur: penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30 – 50 tahun. 
3) Jenis kelamin: jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
pasien perempuan. 
Faktor ekstrinsik
1) Geografi: pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih
yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt
(sabuk batu), sedangkan daerah di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit
batu saluran kemih. 
2) Iklim dan temperatur. 
3) Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air
yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih. 
4) Diet: diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit
batu saluran kemih. 
5) Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.

6) MANIFESTASI KLINIS URETEROLITIASIS


keluhan bervarisi dari tanpa keluhan hingga nyeri pinggang yang dapat menjalar ke lipat
paha ipsilateral,kolik,disuria,hematuria,frekuensi/urgensi,retensio urine,dan
anuria,dapat disertai demam , mual, muntah, dan tanda tanda gagal ginjal. pemeriksaan
fisis umum dapat ditemukan hipertensi,febris,anemia,dan syok. pemeriksaan urologi
ditemukan :
sudut kostovertobrata : nyeri tekan,nyeri ketok,pembesaran ginjal
supra simpisis : nyeri tekan,teraba batu,buli buli penuh
genitalia eksterna : teraba batu pada uretra
colok dubur : palpasi bimanual teraba batu pada buli

7) PATOFISIOLOGI URETEROLITIASIS

Patofisiologi ureterolitiasis :
1. Tingginya asupan natrium → penurunan reabsorbsi natrium di ginjal → kebanyakan
reabsorbsi kalsium di ginjal terjadi secara pasif → penurunan reabsorbsi kalsium di
ginjal → hiperkalsiuria
2. Tingginya asupan protein → asam dihasilkan selama metabolisme protein →
penurunan serum pH (merujuk ke kondisi asidosis metabolik jika disebabkan oleh
penurunan kemampuan untuk mensekresi hidrogen, peningkatan produksi asam
atau kehilangan bikarbonat → tingginya pelepasan kalsium fosfat dari tulang →
tingginya serum kalsium → tingginya kadar kalsium yang di filtrasi di tubulus ginjal →
hiperkalsiuria
3. Peningkatan produksi oksalat secara endogen (penyakit diwariskan) → tingginya
asupan oksalat → hiperoksaluria
4. Rendahnya penyerapan lemak secara enterik → kalsium yang berlebih berikatan
secara bebas dengan asam lemak di kolon → penurunan kalsium untuk berikatan
dengan oksalat → tingginya absorbsi oksalat yang tidak terikat secara enterik →
hiperoksaluria
5. Rendahnya asupan cairan
Keadaan-keadaan ini dapat menyebabkan urin jenuh dengan konstituen batu yang berujung
pada pembentukan plak Randall di papila ginjal (nidus kristalisasi).
Ada juga beberapa jalur (pathway) lain terbentuknya batu :
1. Tingginya reabsorbsi dan metabolisme sitrat di ginjal → hipositraturia → sitrat
menginhibisi batu melalui pengikatan dengan kalsium (kompleks yang larut), yang
menimbulkan 2 kondisi : penurunan interaksi antara sitrat dan inhibitor batu lainnya
(misal magnesium, uromodulin) atau tingginya ketersediaan kalsium untuk
membentuk batu → kandungan kimia pada urin mendukung proses kristalisasi
2. Pada keadaan-keadaan tingginya asam urat pada urin (hiperurikosuria) → tingginya
pengendapan sodium urat, rendahnya pH urin → kandungan kimia pada urin
mendukung proses kristalisasi
3. Pada penyakit GGK → penurunan LFG → urine stasis → konstituen batu dapat
menempel pada urothelium → kandungan kimia pada urin mendukung proses
kristalisasi
Keadaan-keadaan ini berujung pada pembentukan plak Randall di papila ginjal (nidus
kristalisasi)

Patofisiologi gejala yang timbul pada ureterolithiasis :


1. Batu kalsium oksalat yang terbentuk terlepas dari plak Randall dan masuk ke pelvis
ginjal atau ureter proksimal → batu terjepit di saluran kemih (umumnya di tempat-
tempat penyempitan ureter, misal ureteropelvic junction) → iritasi trigonum (bagian
sensitif di kandung kemih) yang bisa memicu urinasi → peningkatan frekuensi
berkemih, disuria, dan urgensi.
2. Batu terjepit di saluran kemih (umumnya di tempat-tempat penyempitan ureter,
misal ureteropelvic junction) → trauma dan iritasi pada epitel saluran kemih →
hematuria
3. Trauma dan iritasi pada epitel saluran kemih → distensi (pelebaran) dan spasm
ureter → kolik renal (menjalar dari pinggang ke selangkangan), mual, muntah
4. Batu terjepit di saluran kemih (umumnya di tempat-tempat penyempitan ureter,
misal ureteropelvic junction) → pengeluaran urin terhambat → distensi proximal
saluran kemih → tingginya tegangan pada kapsul ginjal dan dinding saluran kemih →
pelepasan prostaglandin dan vasodilatasi → kolik renal (menjalar dari pinggang ke
selangkangan), mual, muntah
5. Tingginya tegangan pada kapsul ginjal dan dinding saluran kemih → reseptor nyeri di
kapsul ginjal aktif → nyeri pinggang, nyeri ketok pada sudut kostovertebra
6. Pengeluaran urin terhambat → stagnan urin meningkatkan risiko kolonisasi bakteri
→ infeksi saluran kemih
7. Kalsium menyerap sinar x dan memiliki redaman tinggi pada CT scan → gambaran
radioopaque pada X-ray dan CT scan

8) PENEGAKAN DIAGNOSIS URETEROLITIASIS

ANAMNESIS : Keluhan pasien mengenai batu saluran kemih dapat bervariasi, mulai dari
tanpa keluhan, sakit pinggang ringan hingga berat (kolik), disuria, hematuria, retensi urine,
dan anuria. Keluha-keluhan ini dapat disertai dengan penyulit seperti demam dan tanda
gagal ginjal. perlu ditanyakan mengenai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan
penyakit batu saluran kemih seperti obesitas, hiperparatiroid primer dsb. 
Riwayat pola makan juga ditanyakan sebagai predisposisi batu pada pasien, misalnya asupan
kalsium, cairan yang sedikit, garam yang tinggi, buah dan sayur kurang, serta makanan tinggi
purin yang berlebihan, jenis minuman yang dikonsumsi, jumlah dan jenis protein yang
dikonsumsi. 

PEMERIKSAAN FISIK —> LIAT SLIDE

PEMERIKSAAN PENUNJANG : Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan


laboratorium dan pencitraan.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan darah ( hemoglobin,
hematokrit, leukosit, trombosit, dan hitung jenis darah, apabila pasien akan direncanakan
untuk diintervensi, maka perlu dilakukan pemeriksaan darah berupa, ureum, kreatinin, uji
koagulasi seperti aPTT (activated partial thromboplastin time) dan INR( international
normalised ratio), natrium, dan kalium. Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan
kalsium dan atau C-reactive protein (CRP). Pemeriksaan urinalisa untuk mendeteksi
eritrosuria, leukosuria, bakteriuria, nitrit, pH urine, dan atau kultur urine

Pencitraan dilakukan untuk membedakan yang dicurigai batu ginjal atau batu ureter. Pasien
dengan batu ureter biasanya mengeluh adanya nyeri, muntah, kadang demam, namun
dapat pula tidak memiliki gejala.  Pencitraan rutin yang dilakukan adalah foto polos
abdomen (kidney-ureter-bladder/KUB radiography). Pemeriksaan foto polos dapat
membedakan batu radiolusen dan radioopak serta berguna untuk membandingkan saat
follow-up
Radiopak atau bayangan putih menandakan kepadatan tulang yang tinggi. Radiolusen
atau bayangan hitam menandakan bahwa sinar-X dapat menembus objek tersebut

9) INTERPRETASI PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan tanda vital, 
 tekanan darah sebenarnya masih tergolong normal namun mengikuti referensi JNC 8
mengenai hipertensi, maka pasien tergolong pre hipertensi
 frekuensi nadi, nafas dan pengukuran suhu tubuh semuanya tergolong normal

Pemeriksaan darah
 hb dan LED untuk wanita normal
 leukosit mengalami kenaikan yg menjadi penanda adanya inflamasi diikuti juga
dengan hitung jenis leukosit, dimana basofil mengalami kenaikan dan adanya
penurunan limfosit
Pemeriksaan Urin/ urinalasis : pemeriksaan terhadap bahan yang berasal dari cairan tubuh
manusia berupa air kencing atau urine secara fisik, kimia, dan mikroskopis
 pH masih dalam skala normal
 Protein positif 1→ ditemukan adanya protein pada urin. Protein urin dikatakan
patologis bila kadarnya melebihi 200 mg/hari pada beberapa kali pemeriksaan dalam
waktu yang berbeda.
1) Negatif: tidak ada kekeruhan 2) Positif+:kekeruhan ringan tanpa Butiran 3) Positif
++ : kekeruhan mudah didapat dan dilihat dan nampak butir-butir dalam kekeruhan
itu. 4) Positif +++ : urin jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping. 5) Positif +++
+ :urin sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping besar oleh gumpalan-
gumpalan ataupun memadat
 Reduksi, bilirubin, nitrit dan cast negatif → normal
 Ditemukan adanya sedimen eritrosit, leukosit, dan epitel diatas normal →
menunjukkan adanya infeksi yang terjadi. Kemungkinan batu yang menumpuk di
saluran ureter mengikis dinding saluran kemih menyebabkan terjadinya inflamasi
akibat iritasi batu pada dinding epitel sehingga pada saat berkemih, ditemukan
adanya eritrosit, leukosit dan epitel2 yg terkikis
 Ditemukan kristal kalsium oksalat dimana normalnya seharusnya tidak ditemukan.
Ini menjadi penanda bahwa adanya terjadinya pembentukan batu akibat adanya
agregasi kristal dari beberapa faktor pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan
agregasi pembentukan batu kemudian menjadi cukup besar sehingga tertinggal dan
biasanya ditimbun pada duktus kolektikus akhir Selanjutnya secara perlahan
timbunan akan membesar

Pemeriksaan fungsi ginjal 


 Ureum sedikit meningkat
 Kreatinin dan asam urat masih normal
Kesimpulan : fungsi ginjal masih tergolong normal

USG : tampak pelebaran sistem pelviokalises ginjal kanan hingga ke ureter distal kanan,
tidak  tampak gambaran batu pada kedua ginjal → terjadi pelebaran karena adanya
obstruksi akibat batu yang menghambat saluran ureter sehingga urine sulit untuk diterukan
ke vesika urinaria. Sehingga terjadinya ditalasi pelviokalises pada ginjal. Pelviokalises  adalah
area diginjal yang berfungsi menampung urin sebelum dialirkan menuju kandung kemih

BNO adalah suatu pemeriksaan didaerah abdomen / pelvis untuk mengetahui kelainan-
kelainan pada daerah tersebut khususnya pada sistem urinaria
BNO : tidak tampak bayangan radio opaq → bisa terlihat bayangan radio opaq jika
melakukan pencitraan menggunakan zat kontras (IVP)

Ureteroskopi adalah prosedur "invasif minimal" dengan memasukkan alat seperti


tabung dengan lampu dan lensa ((ureteroskop) untuk melihat melalui uretra.. Ahli urologi
menggunakan prosedur ini untuk mengobati batu ginjal serta batu yang terletak di ureter.
Ahli urologi memasukkan ureteroscope tipis melalui uretra tanpa adanya sayatan.
Ureteroscope membantu memberikan gelombang kejut ke batu jika perlu. Setelah ahli
urologi mengidentifikasi batu, mereka memecahnya dan mengeluarkannya.
Ini biasanya merupakan prosedur rawat jalan yang berarti Anda pulang pada hari yang
sama.
Sebelum melakukan tindakan ini, pasien biasanya dihimbau untu
Tidak minum produk susu apa pun setelah jam 12 pagi (tengah malam). Anda hanya boleh
minum air putih dan obat rutin apa pun hingga 4 jam sebelum operasi.
Kenakan pakaian yang longgar dan sederhana yang mudah diganti. Tinggalkan semua
perhiasan dan barang berharga di rumah.

Indikasi
- Ukuran batu cukup besar, mencapai > 4 mm sampai 15 mm sehingga sulit diatasi
dengan obat-obatan maupun tindakan ESWL.
- Lokasi batu yang terletak di bagian bawah ginjal.
- Morbid obesity atau kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat
banyak sehingga operasi terbuka lebih sukar dilakukan.
- Memiliki masalah pembekuan darah yang tidak dapat diatasi.
- Wanita yang sedang hamil.
Kontraindikasi
- Ukuran sangat besar atau berbentuk yang tidak wajar karena dapat meningkatkan
risiko pecahan batu tertinggal. Kondisi ini mungkin lebih disarankan untuk tindakan
operasi terbuka.
- Memiliki riwayat obstruksi saluran kemih. Hal ini ureterscope dapat sulit untuk
masuk ke saluran kemih.

Persiapan sebelum operasi URS


Hampir tidak ada persiapan khusus bagi pasien yang harus menjalani prosedur ureteroskopi.
Tetapi, biasanya dokter akan meminta melakukan serangkaian tes apabila pasien dicurigai
memiliki infeksi saluran kemih atau masalah terkait.
Beberapa di antaranya adalah:
- Tes urin untuk mendiagnosis kemungkinan infeksi.
- CT scan untuk mendiagnosis batu ginjal dan mengidentifikasi ukuran dan lokasinya.
- MRI untuk memberikan gambaran rinci tentang ginjal, kandung kemih, dan organ
dalam lainnya.
Apabila ditemukan masalah ISK, maka akan dimulai dengan meresepkan antibiotik terlebih
dahulu. Anda juga akan diminta untuk minum lebih sering dan buang air sebelum
pengobatan dimulai. Beberapa anjuran dari dokter juga mungkin akan diberikan sesuai
dengan kondisi pasien.

Prosedur Ureterorenoscopy
1. Diberikan obat bius untuk mematikan saraf sementara sebelum tindakan dimulai.
Ahli urologi melakukannya di ruang operasi dengan anestesi umum (obat untuk
menghilangkan perasaan dan tidur nyenyak) atau anestesi spinal (obat untuk
menghilangkan rasa di bagian tulang belakang)
2. Setelah anestesi mulai bekerja dan Anda tertidur, Dokter Spesialis Urologi akan
memasukkan ujung ureteroscope ke dalam uretra.
Apabila ukuran batu kecil, maka alat ureteroscope akan dilengkapi dengan keranjang kecil
untuk mengambil dan mengeluarkan batu. Sementara jika ukurannya besar, alat dilengkapi
dengan sinar laser (laser Holmium) untuk memecah batu agar lebih mudah dikeluarkan dari
ureter.
Prosedur ini mungkin akan memakan waktu hingga 30 menit untuk mengamati saluran
kemih. Jika prosedur dilakukan untuk mengeluarkan dan memecah batu, atau mengambil
sampel jaringan untuk biopsi, ureteroskopi mungkin memakan waktu sekitar 90 menit atau
lebih lama.
3. Terahkir, ureteroscope dikeluarkan dan mengosongkan cairan di kandung kemih.

Setelah operasi
Jika cairan di kandung kemih sudah dikosongkan, maka Anda akan pulih saat anestesi hilang.
Waktu yang dipulihkan sampa bius hilang sekitar 1 - 4 jam. Saat kondisi tertentu, stent
sementara akan dipasang di ureter. Stent adalah tabung plastik kecil dan kaku yang
membantu menahan ureter terbuka sehingga urin dapat mengalir dari ginjal ke kandung
kemih. Tidak seperti kateter kandung kemih atau tabung drainase ginjal, tabung ini berada
di dalam tubuh dan tidak memerlukan kantong untuk menampung urin.
Pasien juga akan diminta untuk minum 0,5 liter air per jam lalu buang air kecil. URS
merupakan prosedur rawat jalan, yang berarti Anda bisa pulang setelah selesai.

10) TALAK FARMAKO & NON FARMAKO


- FARMAKO -> SLIDE
- NON FARMAKO
A. Shock Wave Lithotripsy (SWL)
Prinsip dari SWL adalah memecah batu saluran kemih dengan menggunakan
gelombang kejut yang dihasilkan oleh mesin dari luar tubuh. Gelombang kejut yang
dihasilkan oleh mesin di luar tubuh dapat difokuskan ke arah batu dengan berbagai
cara. Sesampainya di batu, gelombang kejut tadi akan melepas energinya.
Diperlukan beberapa ribu kali gelombang kejut untuk memecah batu hingga menjadi
pecahan-pecahan kecil, agar supaya bisa keluar bersama kencing tanpa
menimbulkan sakit.
B. Ureteroskopi
memasukkan alat ureteroskopi peruretram guna melihatkeadaan ureter atau sistem
pielo-kaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam
ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan uteroskopi ini.

C. Percutaneous Nephro Lithopalaxy


Prinsip dari PNL adalah membuat akses ke kalik atau pielum secara perkutan.
Kemudian melalui akses tersebut kita masukkan nefroskop rigid atau fleksibel, atau
ureteroskop, untuk selanjutnya batu ureter diambil secara utuh atau dipecah dulu.
Keuntungan dari PNL, bila batu kelihatan, hampir pasti dapat diambil atau
dihancurkan; fragmen dapat diambil semua karena ureter bisa dilihat dengan jelas.
Prosesnya berlangsung cepat dan dengan segera dapat diketahui berhasil atau tidak.
Kelemahannya adalah PNL perlu keterampilan khusus bagi ahli urologi. Sebagian
besar pusat pendidikan lebih banyak menekankan pada URS dan SWL dibanding PNL.

D. Litotripsi
memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat memecah
batu(litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik

E. Sistokopi
Setelah obat bius bekerja, dokter akan memasukkan sistokop (alat khusus
menyerupai selang yang dilengkapi dengan kamera di bagian ujungnya) melalui
lubang kencing ke saluran kemih atau uretra sampai kandung kemih.
Batu di uretra atau kandung kemih kemudian diangkat menggunakan alat yang
sudah terpasang di sistokop.

F. Operasi Terbuka
Operasi atau bedah terbuka adalah teknik operasi batu ginjal yang kini sudah cukup
jarang dilakukan. Akan tetapi, operasi batu ginjal ini mungkin akan dilakukan pada
kondisi batu ginjal dengan ukuran yang besar serta beberapa kondisi berikut:
- Batu ginjal tidak berhasil dibuang atau dikeluarkan dengan metode operasi batu
ginjal lainnya
- Batu ginjal menyumbat saluran ureter atau saluran yang membawa urine dari ginjal
menuju kandung kemih
- Batu ginjal menghambat aliran urine sehingga urine tidak dapat dikeluarkan dengan
lancar
- Terjadi perdarahan atau infeksi
- Nyeri berat akibat batu ginjal (kolik renal)

11) EDUKASI & FOLLOW UP HASIL TERAPI, KOMPLIKASI, PROGNOSIS, INDIKASI RUJUK,
SKDI, PENCEGAHAN, EDUKASI
EDUKASI DAN FOLLOW UP  Baca table nya aja
KOMPLIKASI
- Renal Failure, batu besar mungkin bisa tersangkut di sistem kemih. Hal ini dapat
memblokir aliran urin dan dapat menyebabkan rasa sakit yang kuat. Batu ginjal dapat
menyebabkan kerusakan ginjal permanen. Gangguan fungsi ginjal yang ditandai kenaikan
kadar ureum dan kreatinin darah, dapat bervariasi dari stadium ringan sampai timbulnya
sindroma uremia dan gagal ginjal, bila keadaan sudah stadium lanjut bahkan bisa
mengakibatkan kematian Batu juga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih dan ginjal,
yang dapat menyebabkan kuman menyebar ke dalam aliran darah.
- Uretheral Sticture, Penyempitan saluran ureter disebut striktur ureter. Oleh karena
penyempita saluran tersebut, urine dapat kembali ke ginjal dan menyebabkan sakit
pinggang dan punggung, terkadang infeksi ginjal, batu ginjal atau kerusakan fungsi ginjal.
- Infection, Sepsis Infeksi saluran kemih dapat terjadi ketika bakteri terperangkap
dalam urin yang terkumpul di atas penyumbatan. Ketika batu menyumbat saluran kemih
untuk waktu yang lama, urin kembali ke dalam ginjal, menyebabkan tekanan berlebihan
yang dapat menyebabkan ginjal membengkak (hidronefrosis) dan akhirnya merusaknya.
- Urin Extravasation Ekstravasasi urin mengacu pada kondisi di mana gangguan uretra
menyebabkan pengumpulan urin di rongga lain, seperti skrotum atau penis pada pria.
- Perinephric Abscess, Abses perinefrik mengacu pada akumulasi bahan yang
terinfeksi dan nekrosis jaringan di dalam ruang perinefrik
PROGNOSIS
Prognosis untuk ureterolithiasis umumnya menguntungkan; namun, ada bukti bahwa hal itu
terkait dengan kondisi sistemik lain seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan obesitas.
Seperti disebutkan di atas, tingkat kekambuhan sangat tinggi sekitar 39% pada 15 tahun.
Pada pasien dengan batu berulang, adalah baik untuk melakukan evaluasi penuh dan
mencoba mengidentifikasi etiologi; dengan demikian, perubahan gaya hidup dan
manajemen pengobatan dapat dilakukan untuk mengurangi kekambuhan.

SKDI, INDIKASI RUJUK, PENCEGAHAN DAN EDUKASI BACA YANG DI SLIDE AJA

Anda mungkin juga menyukai