kondisi Kesehatan yang menyebabkan cepat Lelah adalah penderita anemia, diabetes, sleep
apnea dsb
- beban kerja eksternal berupa (waktu kerja, istirahat, kerja gilir, kerja malam) lingkungan
kerja (fisika, kimia, biologi, ergonomi, dan psikologis)
SUMBER :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58711/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
Sering mengantuk
Umumnya sering mengantuk disebabkan karena kurangnya waktu tidur tapi jika rasa
kantuk terjadi secara berlebihan sehingga menganggu aktifitas sehari-hari maka bisa jadi
disebabkan karena
- Defisiensi zat besi
Zat besi adalah komponen penyusun eritrosit, apabila tubuh kekurangan zat basi makan
produksi eritrosit menurun sehingga glukosa di darah pun menurun, hal tersebut lah yang dapat
menyebabkan kantuk
- Kurangnya olahraga
manfaat olahraga diantarannya adalah melancarkan peredaran darah, mengurangi resiko
darah tinggi dan obesitas, serta membakar lemak dan kalori. Oleh karena itu, apabila seseorang
kurang berolah raga akan timbul hal-hal yang berlawanan, seperti peredaran darah tidak lancer
dan menyebabkan asupan oksigen di jaringan tubuh berkurang dan menyebabkan rasa lemas dan
ngantuk
- Kelelahan
- Diabetes
Orang yang mengidap diabetes memiliki gejala sering buang air kecil , sering berkeringat di
malam hari yang menyebabkan ia susah tidur Ketika malam hari dan menjadi penyebab ia sering
mengantuk di siang harinya
- Sleep apnea
Gangguan pernafasan yang menyebabkan aliran udara ke paru menjadi terhambat. Sumbatan
ini menyebabkan pasien menjadi terbangun saat tidur
Seringnya mengantuk dapat mengakibatkan penurunan aktivitas fisik yang menyebabkan
kelebihan berat badan sehingga berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit degeneratif seperti
penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, obesitas
SUMBER :
Rasmada, sada,dkk. 2012. Asupan Gizi dan Mengantuk pada Mahasiswa. 7(3).
Repository unimus (http://repository.unimus.ac.id/1113/3/BAB%20II.pdf)
http://arsip.jurnalrespirologi.org/jurnal/Jan10/EDITORIAL%20Obstructive%20Sleep
%20Apnea.pdf
Klasifikasi IMT
mengacu pada kriteria
asia pasifik.
Seseorang mengalami obesitas jika BMI-nya berada di atas angka 25.
Saat BMI seseorang menyentuh angka 23–24,9, maka ia dikategorikan mengalami kelebihan
berat badan.
BMI normal berada di kisaran angka 18,5–22,9.
Jika seseorang memiliki BMI di bawah angka 18,5, maka ia memiliki berat badan di bawah
normal.
b. Bentuk tubuh
Bentuk tubuh untuk orang metabolic syndrom memiliki bentuk apel shaped karena orang yang
terkena metabolic syndrom tergolong obesitas sentral, artinya terjadi kelebihan lemak pada
bagian abdomen sehingga memberikan bentuk yang lebih besar pada bagian perut. Obesitas
sentral juga memiliki keterkaitan dengan gangguan insulin karena free fatty acids yang berlebihan
c. Lingkar pinggang
Digunakan sebagai indikator antropometri yang berhubungan dengan lemak viseral dan subkutan.
Seseorang dikatakan obesitas abdominal jika nilai lingkar pinggang pada laki-laki >90 cm dan
pada perempuan >80 cm.
Sumber:
Eprints.undip.ac.id. Overweight. Diakses pada 25 Maret 2021 dari
http://eprints.undip.ac.id/44753/3/Indah_Febriyani_22010110120090_BAB_2_KTI.pdf
Buku Skills lab FK UNS
e. Lingkar perut
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal/sentral.
Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes
melitus, yang akhir-akhir ini juga erat hubungannya dengan kejadian sindroma metabolik.
Nilai normal pengukuran lingkar perut di Indonesia
N O
or be
m sit
al as
Laki 9 >
-laki 0 90
c c
m m
Pere 8 >
mpu 0 80
an c c
m m
Kondisi hipertrigliseridemia, penurunan kolesterol HDL, DMT2, dan hipertensi yang timbul
akibat peningkatan FFA tersebut akan menyebabkan penyakit kardiovaskular
SUMBER;
Spesialis1.ika.fk.unair.ac.id jurnal fk unair IDA Indonesia 2014
2. Ras
Metabolic syndrome umumnya lebih banyak terdapat pada pasien berkulit hitam dan
Mexican-americans
3. Obesitas
Meningkatnya resiko menderita metabolic syndrome umumnya terdapat pada pasien yang
memiliki nilai BMI diatas 25 dan pasien yang memiliki perut buncit (abdominal obesity /
sentral obesity)
4. Diabetes
Mempunyai keluarga yang terjangkit diabetes tipe 2 atau ibu menderita diabetes pada saat
hamil juga meningkatkan resiko menderita metabolic syndrome pada anak atau
keturunannya
Pengertian
Protein hormon yang dibentuk dari asam amino tirosin di sel-sel pancreas yang terkumpul sebagai
pancreatic islet / islet of Langerhans
Terdiri atas dua rantai yaitu alpha&beta chain yang masing-masing diikat dengan ikatan sulfida
Bersifat hidrofilik (hormon yang dapat larut dalam air) dan selektif pada reseptornya
Berfungsi mengontrol kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh, menginisiasi enzim-enzim lain
seperti enzim-enzim pada glikolisis (glukokinase, piruvat kinase, phospofruktokinase)
Prinsip kerja insulin sama dengan hormon seperti biasanya yaitu up dan down regulasi. Artinya
jika insulin banyak diproduksi maka kadar reseptor akan berkurang begitu juga sebaliknya jika
kadar insulin dalam tubuh kurang, maka tubuh akan mengirim sinyal untuk memperbanyak
reseptor. Hal ini untuk menjaga homeostasis tubuh.
Sintesis Insulin
Proses
terbentuk
insulin
secara garis
besar sama
dengan
hormon
1. Mes
seng
er
RN
A
dari
Metabolisme Insulin dalam tubuh
Metabolisme lipid
a. Insulin menurunkan sekresi Free fatty acids dengan menghambat akivitas hormon-sensitive lipase
di adipose tissie sehingga terjadi degredasi trigliseraldehid
b. Insulin juga meningkatkan transport dan metabolisme glukosa ke sel adiposa dan meningkatkan
aktifitas lipoprotein lipase di adipose tissue sehingga terjadilah sintesis trigliseraldehid
Regulasi Insulin
Untuk yang gambar A (dalam keadaan sel beta rest / glukosa rendah)
Glukosa rendah metabolisme slow ATP sedikit ATP merangsang Kalium chanel untuk terbuka
Kalium keluar dari sel Sel dalam keadaan resting membran potensial voltage-gated channel Ca+
tertutup Insulin tidak dihasilkan
Glukosa darah meningkat Terbuka GLUT 2 Transporter Glukosa masuk ke sel Terjadi
Glikolisis, Oksidasi glukosa di mitokondria Hasilkan ATP ATP menutup kalium channel
Kalium dalam sel menjadi sedikit terjadi depolarisasi dinding sel voltage-gated channel Ca2+
terbuka Ca2+ masuk ke sel Ca2+ (calsium) akan mendorong vesikel-vesikel berisi insulin untuk
eksitosis keluar sel untuk menangkap glukosa
Resistensi Insulin
- Hipoinsulinemia relatif
- Peningkatan aktivitas hormon sensitif lipase
- Lipolisis trigliserida berlebihan dari adiposit, terutama yang berasal dari lemak abdominal dengan
pelepasan asam lemak bebas/free fatty acids (FFA) berlebihan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk pasien sindrom metabolik sebaiknya mencakup pemeriksaan :
Gula darah dan HbA1C
Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, asam urat
Kadar trigliserida
Kadar kolesterol HDL
Fungsi tiroid : thyroid stimulating hormone (TSH)
Pemeriksaan di atas berfungsi untuk menilai apakah kadar parameter yang diukur
memenuhi kriteria diagnosis sindrom metabolik. Fungsi tiroid juga perlu dinilai apabila gejala
klinis mengindikasikan diagnosis banding ke arah gangguan tiroid.
Radiologi
Gangguan metabolik dan klinik yang ditemukan pada SM memberikan risiko yang lebih
besar terhadap penyakit kardiovaskular dibandingkan risiko penyakit jantung koroner lainnya
bila berdiri sendiri. Sangatlah beralasan jika berbagai aspek dari SM berperan penting
menyebabkan gangguan kardiovaskular.Pemeriksaan radiologi tidak memiliki nilai diagnostik
untuk sindrom metabolik. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan untuk mendeteksi adanya
kemungkinan komplikasi, terutama kompilasi kardiovaskular, misalnya penyakit jantung koroner
dan kardiomegali. Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan sesuai indikasi antara lain stres
elektrokardiografi, ekokardiografi, dan cardiac positron emission tomography.
Pemeriksaan Lain
Pemeriksaan lain yang bersifat khusus yakni pemeriksaan polysomnography untuk
mendiagnosis obstructive sleep apnea, suatu kondisi yang banyak dialami pasien dengan
obesitas
Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan medis yang dilakukan
oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan setelah
pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau riwayat penyakit pada pasien
1. Tes gula darah sewaktu
Tes gula darah ini dapat dilakukan kapan saja tanpa perlu berpuasa dan tanpa
memerhatikan kapan terakhir Anda makan. Tes ini dapat dilakukan untuk memantau kadar gula
darah penderita diabetes, atau untuk menilai tinggi-rendahnya kadar gula darah orang yang lemas
atau pingsan.
2. Tes gula darah puasa
Ini merupakan tes gula darah yang mengharuskan Anda untuk berpuasa (biasanya 8 jam)
sebelum melakukan tes, agar hasilnya tidak dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Tes
gula darah puasa ini umumnya digunakan sebagai tes pertama untuk mendiagnosa penyakit
diabetes.
3. Tes gula darah 2 jam setelah makan (post prandial)
Sepuluh menit setelah makan, kadar gula darah akan mulai mengalami kenaikan dan
mencapai puncaknya setelah 2 jam. Setelah 2-3 jam, gula darah akan turun kembali ke kondisi
normal. Tes gula darah post prandial dilakukan 2 jam setelah pasien makan, dan biasanya
dikerjakan setelah tes gula darah puasa. Tes ini dapat menggambarkan kemampuan tubuh dalam
mengontrol kadar gula dalam darah, yang terkait dengan jumlah serta sensitivitas insulin di
dalam tubuh.
1. Pemeriksaan kadar gula darah puasa menunjukkan kadar gula darah sesaat, atau
waktu itu, yang terukur dalam darah setelah puasa 8 jam. Sedangkan HbA1c
menunjukkan kadar gula darah rata-rata dalam 2-3 bulan. Jadi, memang pemeriksaan
HbA1c ini lebih baik, lebih akurat karena menggambarkan kadar gula darah
dalam waktu yang cukup lama, 2-3 bulan. Semakin baik kadar HbA1c ini maka
semakin kecil pula risiko komplikasi diabetes melitus yang sering mengancam penderita
diabetes melitus.
Pengukuran kadar gula darah biasanya menggunakan alat glucometer. Alat ini bekerja
dengan cara membaca elektron yang dihasilkan dari peoses pemecahan glukosa menjadi
glukagon. Proses pemecahan ini dilakukan oleh enzim glukosa oksidase yang terdapat
dalam strip glucometer dengan cara oksidasi. Semakin banyak glukosa dalam darah yang
teroksidasi menjadi glukagon, maka semakin banyak elektron yang dihasilkan sehingga
semakin tinggi nilai yang terbaca di alat.
2. Salah satu tes untuk mengukur fungsi ginjal yang biasa dilakukan oleh dokter adalah
pemeriksaan kreatinin. Kreatinin adalah produk limbah dalam darah Anda yang berasal
dari aktivitas otot. Hal ini biasanya dikeluarkan dari darah oleh ginjal Anda.
Sebenarnya, pemeriksaan fungsi ginjal sebaiknya dilakukan oleh siapa saja, baik yang
merasa sehat maupun menunjukkan gejala. Dilansir dari National Institute of Diabetes
and Digestive and Kidney Disease, ada beberapa kelompok yang dianjurkan memeriksa
ginjal mereka secara teratur, yaitu:
- penyandang diabetes
- memiliki riwayat hipertensi
- menderita penyakit jantung
- mempunyai anggota keluarga dengan penyakit ginjal
3. Tes kolesterol atau disebut juga pemeriksaan profil lipid adalah pemeriksaan medis
berupa tes darah untuk mengukur jumlah total zat lemak (kolesterol dan trigliserida)
dalam darah
5. Polisomnografi (disebut juga oksimetri nokturnal) adalah pemeriksaan yang digunakan untuk
mendiagnosis gangguan tidur. Polisomnografi akan merekam gelombang otak, kadar oksigen
dalam darah, denyut jantung dan frekuensi pernapasan, begitu juga dengan pergerakan kaki dan
mata selama pemeriksaan ini dilakukan.
SUMBER :
http://repository.unimus.ac.id/1958/3/BAB%20II.pdf
https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Konsensus-Diagnosis-dan-Tata-
Laksana-Sindrom-Metabolik-Pada-Anak-dan-Remaja.pdf
8. Diagnosa banding sindrom metabolic
- Obesitas
Obesitas terjadi karena ketidak seimbangan energi yang masuk dengan energi yang keluar.
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan
jaringan lemak tubuh secara berlebihan.
- Hipertensi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak
pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan
darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam Ardiansyah M., 2012).
- Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau
penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar
kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL (Sunita,
2004)
- Hypertrigliseridemia
Hipertrigliseridemia merupakan salah satu jenis dislipidemia yang umumnya terjadi
bersamaan dengan hiperkolesterolemia, kadar kolesterol LDL tinggi, atau kadar kolesterol HDL
rendah
- Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar glukosa dalam tubuh
seseorang yang melebihi batas normal. Hiperglikemia yang tidak dikontrol terus menerus akan
berkembang menjadi penyakit diabetes melitus dan merupakn resiko bagi penyakit metabolik
lainnya.
Meskipun Sindrom Metabolik bukanlah suatu penyakit tapi merupakan kumpulan gejala
(ICD 10 tidak ada definisi), namun deteksi dini pada seseorang akan memberikan arti yang
sangat besar untuk segera diatasi. Hal ini disebabkan kumpulan gejala klinis yang terjadi
bersamaan berperan menimbulkan penyakit kardiovaskular.
Kriteria yang sering digunakan untuk menilai pasien Sindrom Metabolik adalah National
Cholesterol Education Project, Adult Treatment Panel (NCEP–ATP III), yaitu apabila seseorang
memenuhi 3 dari 5 kriteria yang disepakati, antara lain:
Lingkar perut pria >102 cm atau wanita >88 cm;
Hipertrigliseridemia (kadar serum trigliserida >150 mg/dL),
Kadar HDL–C pria <40 mg/dl untuk wanita <50 mg/dl
Kadar glukosa darah puasa >110 mg/dL.
Tekanan darah lebih dari 130/85 mmHg
SUMBER
Driyah, Srilaning, dkk. 2019. Prediktor Sindrom Metabolik : Studi Kohor Prospektif Selama
Enam Tahun di Bogor, Indonesia. 29 (3). 215 – 224.
Rini, Sandra. 2015. Sindrom Metabolik. 4(4).
Dewi, Mirna Candra. 2015. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Obesitas pada Anak. 4 (8).
Pramono, Laurentius A. Dan Harbuwono, Dante S. 2015. Managing Hypertriglyceridemia in
Daily Practice. 47 (3).
Khayana, Poppy Bincar,dkk.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/120/jtptunimus-gdl-ulfahrizia-5956-2-babii.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3657/4/Chapter2.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/803/4/Chapter2.pdf
Sindrom metabolik memiliki 3 kategori etiologi yang potensial dalam perjalannya, yaitu
obesitas dan gangguan jaringan adiposa, resistensi insulin, dan konstelasi faktor
independen lainnya (misal: pembuluh darah, imunologi) yang memediasi komponen lain
dari sindrom metabolik.
Menurut Mega dkk (2013) menyatakan bahwa ada hubungan antara sindrom metabolik
dengan gejala komplikasi mikrovaskuler pada pasien DM. Diperjelas lagi oleh Lingga (2012)
yang mengatakan bahwa peningkatan tekanan darah, penumpukan lemak perut, keseimbangan
lemak darah terganggu merupakan deretan gejala akibat resistensi insulin. Sindrom metabolik
yang terjadi ketika resistensi insulin berkolaborasi dengan level lemak darah (kolesterol dan
trigliserid) yang tinggi, kelebihan lemak tubuh, dan tekanan darah tinggi. Kolaborasi ini dapat
menyebabkan komplikasi pada Diabetes Mellitus.
Vital Sign
Defenisi : ukuran statistik berbagai fisiologis yang digunakan untuk membantu menentukan
status kesehatan seseorang, terutama pada pasien yang secara medis tidak stabil atau memiliki
faktor-faktor resiko komplikasi kardiopulmonal dan untuk menilai respon terhadap intervensi.
1. Tekanan darah.
Adalah pengukuran Tekanan yang di alami darah pada pembuluh arteri ketika
darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh.
Tujuan dari pemeriksaan tekanan darah adalah untuk menentukan adanya
normotensi, hipertensi atau hipotensi. Tekanan darah diukur dengan pemeriksaan indirek
pada ekstremitas atas dengan maset tekanan darah dan stetoskop. Maset harus memiliki
lebar yang tepat untuk mendapatkan pengukuran yang akurat. Idealnya, kantong dalam
manset harus mencakup 80% dari keliling lengan, dengan pusat kantong diatas arteri
brakialis.
Standar lebar manset untuk rata-rata lengan dewasa yaitu 12-14 cm. manset yang terlalu
kecil memberikan hasil lebih tinggi,sedangkan manset yang terlalu besar menghasilkan
nilai yang lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Untuk alternatif pasien obesitas, manset
ukuran standar dapat diletakkan pada lengan bawah dibawah fossa antecubital, dan arteri
radialis dapat dipalpasisehingga hanya hanya nilai sistolik rata-rata yang dapat terukur.
Pada dewasa normal sehat, tekanan sistolik normal berkisar 90-120 mmHg dan umumnya
meningkat seiring usia. Nilai normal tekanan diastole berkisar 60-80 mmHg.
2. Denyut Nadi/Pulsus
Rata-rata pulsus orang dewasa normal adalah 60-80 kali permenit. Jika pulsus
lebih dari 100 kali permenit disebut takikardia, sedangkan juka pulsus kurang dari 60
kali permenit disebut bradikardia. Nilai pulsus abnormal dapat menjadi tanda dari
kelainan kardiovaskulat namun dapat dipengaruhi oleh latihan fisik, keadaan pasien,
kecemasan, obat, atau demam. Pulsus normal merupakan serial dari ritme detak jantung
yang terjadi pada interval yang regular. Ketika detak terjadi pada interval yang ireguler,
pulsus disebut ireguler, disritmia atau aritmia.
Prosedur standar untuk memeriksa pulsus adalah
- Palpasi arteri karotis pada tepi trakea atau arteri radial pada sisi ibu jari lengan.
Penggunakaan arteri karotis untuk pengukuran pulsus memiliki beberapa keuntungan.
Pertama, arteri karotis cukup familiar. Kedua, arteri ini cukup menggambarkan
karena merupakan arteri utama yang mensuplai otak; terlebih pada situasi
kegawatdaruratan, arteri ini dapat dipalpasi ketika arteri perifer lainnya tidak dapat
dipalpasi. Terakhir, arteri ini letaknya mudah ditemukan dan mudah dipalpasi karena
ukurannya. Untuk pemeriksaan terbaik sebaiknya dilakukan selama satu menit penuh
untuk mendeteksi adanya ritme irregular.
- Meraba dengan tiga jari tangan (digiti Ii, ii, iv manus) tepat di atas arteri radialis.
Digiti II dan IV digunakan untuk fiksasi dan digiti II untuk deteksi denyutan. Setelah
denyut nadi teraba jari-jari dipertahankan pada posisinya kemudian dilakukan
pengukuran frekuensi dan irama nadi.
Pulsus harus dipalpasi selama 1 menit sehingga ritme abnormal dapat terdeteksi.
Sebagai alternative, dapat dipalpasi selama 30 detik dan dikalikan 2. Untuk denyut
teratur hitung frekuensi nadi selama 15 detik dikalikan 4 (atau Alecs count hitung
cepat selama 6 detik dikalikan 10).
- Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
1. TATALAKSANA FARMAKOLOGI
Tujuan utama penanganan Sindrom Metabolik adalah menurunkan risiko penyakit jantung
koroner dengan cara menurunkan LDL dan tekanan darah tinggi serta penanganan diabetes.
1. konsentrasi kolesterol LDL darah tetap > 190 mg/dL setelah dilakukan terapi diet pada
subjek yang tidak mempunyai faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK)
2. Konsentrasi kolesterol LDL darah tetap > 160mg/dL setelah dilakukan terapi diet pada
subjek yang mempunyai faktor risiko lain, seperti obesitas, hipertensi, merokok, atau
mempunyai riwayat keluarga dengan PJK dini
3. Konsentrasi kolesterol LDL darah ≥ 130 mg/dL pada anak dengan diabetes melitus.
Obat diuretik, penghambat beta, atau obat ACE inhibitor untuk mengatasi tekanan darah
tinggi.
Obat golongan statin, misalnya atorvastatin, untuk mengatasi kolesterol tinggi.
Obat diabetes, seperti metformin.
1. Diuretik adalah obat yang digunakan untuk membuang kelebihan garam dan air dari
dalam tubuh melalui urine. Obat ini memiliki beberapa jenis, yaitu loop diuretic, diuretik
hemat kalium, dan thiazide. Diuretik atau diuretic tersedia dalam bentuk obat minum
atau suntik.
Diuretik bekerja dengan mencegah penyerapan garam, termasuk natrium dan
klorida, di ginjal. Kadar garam juga mempengaruhi kadar air yang diserap atau
dikeluarkan oleh ginjal. Dengan cara kerja ini, garam dan air akan dibuang dari tubuh
melalui pengeluaran urine. Obat ini akan mengurangi jumlah cairan di pembuluh darah
Anda dan ini membantu menurunkan tekanan darah Anda.
Contoh : Indapamide
Indapamide adalah obat untuk menurunkan tekanan darah pada kondisi
hipertensi. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi edema pada pasien gagal
jantung. Perlu diketahui bahwa indapamide tidak dapat menyembuhkan hipertensi.
Indapamide harus digunakan sesuai dengan resep dokter.
Indapamide termasuk dalam golongan obat diuretik thiazide. Obat ini bekerja
dengan cara meningkatkan pengeluaran cairan dan garam melalui urine, sehingga tekanan
darah dan penumpukan cairan (edema) bisa berkurang. Indapamide harus digunakan
sesuai dengan resep dokter. Berikut adalah dosis indapamide berdasarkan kondisi yang
ingin diatasi:
Kondisi: Hipertensi
1,25–2,5 mg 1 kali sehari
Kondisi: Edema
2,5 mg 1 kali sehari
Selalu ikuti instruksi yang telah diberikan oleh dokter dan baca aturan pemakaian yang
terdapat pada kemasan obat sebelum mengonsumsi indapamide. Indapamide dapat dikonsumsi
sebelum atau sesudah makan. Telan tablet indapamide dengan menggunakan bantuan air putih.
Karena obat ini bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil, dianjurkan mengonsumsi obat ini 4
jam sebelum tidur atau di pagi hari. Konsumsi indapamide pada waktu yang sama setiap harinya.
Tetap konsumsi indapamide meski Anda telah merasa lebih baik. Jika Anda menggunakan obat
untuk menurunkan kolesterol, gunakan obat tersebut dengan memberikan jeda waktu 4 jam
sebelum atau setelah mengonsumsi indapamide. Jika Anda lupa mengonsumsi indapamide,
segera minum obat ini jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika
sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis. Simpan indapamide pada suhu ruangan,
di tempat yang kering, dan terhindar dari sinar matahari secara langsung. Jauhkan dari jangkauan
anak-anak.
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan indapamide:
Diare
Pusing
Sakit kepala
Nafsu makan menurun
Gangguan tidur
Sakit perut
Kontraindikasi penggunaan indapamide pada pasien anuria, gangguan hati atau ginjal parah,
ensefalopati, hipokalemia, atau stroke yang baru saja terjadi.
2. Beta blocker adalah obat yang digunakan untuk membantu mengurangi kecepatan dan kekuatan
detak jantung sekaligus menurunkan tekanan darah. Obat ini bekerja dengan memblokir efek
hormon adrenalin yang berlebih.
- Jumlah hormon adrenalin yang terlalu banyak bisa menyebabkan jantung berdetak
cepat, tekanan darah tinggi, keringat berlebih, kecemasan, dan jantung berdebar.
Hal tersebut membuat jantung bekerja lebih keras hingga bisa memicu berbagai masalah
kesehatan. Beta blocker berfungsi untuk menghalangi pelepasan hormon tersebut
sehingga dapat mengurangi stres pada jantung. Obat ini juga bisa menghalangi produksi
angiotensin II untuk memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lebih
lancar.
Contoh : bisoprolol
Bisoprolol adalah obat untuk mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi,
angina pektoris, aritmia, dan gagal jantung. Bisoprolol termasuk ke dalam golongan obat
penghambat beta (beta blockers).
Bisoprolol bekerja dengan cara memperlambat detak jantung dan tekanan otot
jantung saat berkontraksi, sehingga beban jantung dalam memompa darah ke seluruh
tubuh dapat berkurang. Dengan turunnya tekanan darah, maka stroke , serangan jantung,
dan gangguan ginjal, juga dapat dicegah. Untuk pasien dewasa, dosis awal bisoprolol
berkisar antara 1,25–10 mg, sekali sehari. Dokter dapat memberikan dosis maksimum
hingga 20 mg per hari jika diperlukan.
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan bisoprolol
sebelum mulai mengonsumsinya. Obat ini ini dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah
makan, dan sebaiknya diminum pada pagi hari. Pastikan ada jarak waktu yang cukup
antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi bisoprolol pada
jam yang sama setiap hari untuk memaksimalkan efeknya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi bisoprolol, disarankan untuk segera
melakukannya begitu teringat jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu
dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis. Agar efek pengobatan
maksimal, sangat penting untuk mengikuti saran dokter mengenai gaya hidup sehat,
seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok.
Pengobatan dengan bisoprolol biasanya berlangsung dalam jangka panjang.
Jangan menghentikan penggunaan obat ini tanpa berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu
untuk menghindari kambuhnya gejala penyakit. Simpan obat ini pada suhu ruangan,
serta terhindar dari udara lembap dan sinar matahari langsung. Jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
Sama seperti obat-obat lain, bisoprolol juga berpotensi menyebabkan efek
samping. Beberapa efek samping yang paling sering terjadi setelah mengonsumsi obat
ini adalah:
Pusing
Mual
Muntah
Kelelahan
Denyut jantung lambat
Konstipasi
Diare
Jari tangan dan kaki terasa dingin
Bersin-bersin
Pilek
Sakit tenggorokan
Mual
Sembelit
Kontraindikasi metformin adalah pada: Penyakit ginjal berat. Kondisi metabolik asidosis akut,
maupun kronik. Termasuk status Diabetik Ketoasidosis, dengan atau tanpa koma.
2. TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI
Tata laksana non farmakologi melali psikoterapi. Bertujuan memotivasi diri dalam melakukan
perubahan perilaku hidup sehat seperti pola makan dan olahraga.
Hal pertama bisa kita lakukan adalah dengan
-Mengubah pola makan
-Kurangi asupan kalori yang masuk kedalam tubuh (wanita ; 1400 kalori , pria ; 1900
kalori)
- Mengurangi kadar garam < 2300 mg/hari.
- Kita juga harus rajin melakukan olahraga setidaknya 150 menit tiap minggu. Jenis
olahraga yang dapat dilakukan antara lain jalan cepat, jogging, berlari, bersepeda, atau berenang.
Bisa juga dengan berjalan kaki ketika akan pergi ke tempat yang tidak terlalu jauh. - Berhenti
merokok dan minum alkohol.
SUMBER :
https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Konsensus-Diagnosis-dan-Tata-
Laksana-Sindrom-Metabolik-Pada-Anak-dan-Remaja.pdf
Sindrom metabolik dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat sehari-hari.
Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
Selain itu dapat dilakukan pelatihan untuk edukasi gizi sekaligus demonstrasi cara
melakukan penilaian status gizi pada remaja maupun org dewasa . Edukasi gizi terbukti dapat
diandalkan untuk memperbaiki faktor risiko Sindrom metabolik.
SUMBER:
journal.Unhas.ac.id