Anda di halaman 1dari 14

Mengapa bertambah gemuk?

Karena penumpukan sel lemak yang berlebih, gangguan metabolism,


karena jarang beraktivitas, genetic GEN APA YANG TERKENA, pola
makan yang tidak sehat, kelebihan nutrisi saat kecil
Pada penderita obesitas makanan masuk kedalam tubuh dengan jumlah
makanan yang lebih besar daripada yang dipakai oleh tubuh untuk energi.
Makanan berlebihan baik lemak, karbohidrat atau protein, kemudian
disimpan sebagai lemak dalam jaringan adipose yang kemudian akan
dipakai sebagai energi. Jumlah energi (dalam bentuk makanan) yang
memasuki tubuh lebih besar daripada jumlah energi yang keluar, maka
berat badan akan meningkat.(Anwar:2005) Apa bahaya yang timbul akibat
kegemukan dan obesitas ini? Kegemukan dan obesitas diyakini berkaitan
dengan berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit payah jantung
kongestif (Congestif heart failure), hipertensi, kencing manis (Diabetes
melitus) tipe 2 dan penyakit radang persendian (Osteoartritis). Beberapa
pasien anak-anak yang menderita kegemukan dan obesitas juga dilaporkan
mengalami periode tidak-bernafas waktu tidur (Sleep apnea) yang dapat
menurunkan mempengaruhi daya fikirnya di kemudian hari.
http://kedokterandasar.blogspot.com/2009/04/patofisiologi-obesitas.html

jarungan lemak bukanlah sekedar tempat penimbunan trigliserida tetapi


merupakan jaringan “endokrin” aktif yang dapat “berdialog dengan otot
dan hati ( dua jaringan sasaran insulin yang penting). Efek adiposit jarak
– jauh ini terjadi melalui zat perantara ynag dikeluarkan oleh sel lemak.
Molekul ini meliputi TNF (tumor nekrosis faktor), asam lemak, leptin
dan suatu faktor baru yang disebut resitin. TNF, yang lebnih dikenal
karena efeknya pada peradangan dan imunitas, disintesis di adiposit dan
mengalami ekspersi berlebihan dalam sel lemak orang yang kegemukan.
TNF menyebabbkan resistensi insulin dengan mempengaruhi jalur –
jalur sinyal pascareseptor. Pada kegemukan, kadar asam lemak bebas
lebih tinggi daripada normal, dan asam lemak ini meningkatkan resistensi
insulin melalui mekanisme yang belum sepenuhnya diketahui.

Leptin adalah suatu hormon adiposit yang menyebabkan obesitas hebat


dan resistensi insulin. Pengembalian leptin mengurangi obesitas, dan
secara independen, resistensi insulin; karena itu, tidak seperti TNF, leptin
memperbaiki resistensi insulin.

Zat yang terakhir adalah resitin, yang diberi nama demikian karena
meningkatkan resistensi insulin. Resitin dihaasilkan oleh sel lemak, dan
kadarnya meningkat pada obesitas. Penurunan kadar resitinin
meningkatkan kerja insulin dan sebaliknya pemberian resitin
rekombinan meningkatkan resistensi insulin.

Yang cukup menarik, efek terapetik obat antidiabetes oral tertentu yang
digunakan dalam DM tipe 2 pada manusia juga mungkin berkaitan
dengan kemampuan obat tersebut memodulasi produksi resistin. Obat
antidiabetes golongan tiazolidinedion berikatan dengan reseptr yang
disbut peroxisome proliferator-activated receptor-γ (PPAR- γ), yang
diekspresikan di nukleus sel lemak. Dengak mengikat reseptor di
adiposit, obat golongan tiazolidinedion mengendalikan transkripsi resitin
atau gen sel adiposa lainnya yang mempengaruhi insulin. Diperkirakan
sinyal PPAR- γ dalam mengendalikan resistensii insulin ditunjang oleh
penelititan terhadap p[pasien yang mengalami loss-of-function di gen
PPAR- γ. Oleh karen itu, pengaktifan reseptor PPAR- γ oleh obat
menurunkan resistensi insulin, ddan mutasi yang mengganggu
pembentuka sinyal PPAR- γ meningkatkan resistensi insulin.

Robbins, Kumar, Cotran. Buku Ajar Patologi. Edisi 7.Vol.2.EGC.

Menurut hukum termodinamik obesitas terjadi karena ketidak


seimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi (energy
expendicture) sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya
disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Kelebihan energi tersebut dapat
disebabkan oleh asupan energi yang tinggi atau keluaran energi yang
rendah. Asupan energi yang tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan
yang berlebihan sedangkan keluaran energi yang rendah disebabkan
oleh rendahnya metabolisme tubuh, aktifitas fisik, dan efek
termogenesis makanan.
Efek termogenesis makanan ditentukan oleh komposisi makanan.
Lemak memberikan efek termogenesis lebih rendah (3% dari energi
total yang dihasilkan lemak) dibandingkan dengan karbohidrat (6-7%
dari energi total yang dihasilkan karbohidrat) dan protein (25% dari
energi total yang dihasilkan protein).
Pemasukan kalori berasal dari makanan sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial, kultural, ekonomi, emosional dll. Faktor di dalam
tubuh yang mempengaruhi
antara lain: leptin dan insulin menghambat masuknya makanan, sinyal
lapar (vagal, neural, cholesistokinin) lewat nucleus tractus solitarius,
ghrelin produksi lambung
penghambat leptin dan agonist GH serta faktor syaraf hipotalamus yang
amat kompleks.
Masuknya insulin dan leptin ke dalam otak menyebabkan dose-
dependent reduction asupan makanan, peningkatan pemakaian energi
dan penurunan berat badan. Sebaliknya
penurunan aktifitas insulin maupun leptin di dalam otak menyebabkan
peningkatan asupan makanan, penurunan pemakaian energi dan
peningkatan berat badan.
Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. EGC
Criteria gemuk:
Obesitas menurut IMT
1. Preobesitas  25-29,9
2. Obesitas 1  30-34,9
3. Obesitas 2  35-39,9
4. Obesitas 3  >40

Mengapa payudara sedikit membesar?

Hormone estrogen, berlebih


Akumulasi lemak berlebih pada jaringan lemak di payudara.

Mengapa banyak lipatan kulit bertambah tebal bagian perut?

Insulin  merangsang lipogenesis ( di jar. Arterial dan adipose), insulin


menekan perombakan lemak
Obesitas tipe apel  pada laki-laki
Obesitas tipe pear  pada perempuan

TIPE APEL

Pada pria obesitas umumnya menyimpan lemak di bawah kulit dinding perut dan
di rongga perut sehingga gemuk diperut dan mempunyai bentuk tubuh seperti
buah apel (apple type). Karena lemak banyak berkumpul dirongga perut, obesitas
tipe buah apel disebut juga obesitas sentral, karena banyak terdapat pada laki-laki
dan wanita yang sudah mengalami menopause disebut juga sebagai obesitas tipe
android.

Lemak yang menumpuk di rongga perut ternyata lebih berbahaya daripada lemak
di bagian bokong atau paha. Pasalnya, lemak di perut memiliki sel-sel lemak yang
lebih besar dan jenuh, sehingga terjadi penumpukan lemak yang berlebihan di
jaringan adiposa, dan akhirnya menghasilkan protein berbahaya. Dengan lemak
berkumpul di sekitar pinggang, obesitas tipe “apel” berisiko lebih tinggi terkena
penyakit yang berhubungan dengan metabolisme lemak dan glukosa seperti
hipertensi, diabetes, jantung koroner, dan stroke. Hal ini dimungkinkan karena
lemak di rongga perut lebih mudah diuraikan, sehingga menumpuk di arteri.

Namun, penderita kegemukan tipe ini masih memiliki segi yang menguntungkan,
yaitu lebih mudah menurunkan berat tubuh dibanding tipe gynoid. Proses
penurunan tersebut dapat terlihat nyata bila diikuti dengan diet dan olahraga yang
tepat.

TIPE PEAR

Kelebihan lemak pada wanita disimpan dibawah kulit bagian daerah pinggul dan
paha, sehingga tubuh berbentuk seperti buah pear (pear type). Karena lemak
berkumpul dipinggir tubuh yaitu dipinggul dan paha, obesitas tipe buah pear
disebut juga sebagai obesitas perifer dan karena banyak terdapat pada wanita
disebut juga sebagai obesitas tipe perempuan atau obesitas tipe gynoid.

Sebahagian besar tipe Gynoid berupa sel lemak yang kecil dan tidak jenuh.
Lemak dinyatakan tidak jenuh bila rantai karbon penyusun lemak tersebut
mempunyai ikatan rangkap.

Dari segi kesehatan tipe ini lebih aman bila dibandingkan dengan tipe android
karena risiko kemungkinan terkena penyakit degeneratif lebih kecil. Akan tetapi,
lebih sukar menurunkan kelebihan berat tubuh pada tipe ini karena lemak-lemak
tersebut lebih sukar mengalami proses metabolisme.

Mengapa mudah sesak nafas bila beraktivitas berat?

Di jaringan arterial terjadi penimbunan lemak, sehingga terjadi


penyempitan pada pembuluh darah, dan kurang oksigen  PJK
Karena banyak lemak, maka paru-paru akan terdesak jika respirasi
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam
dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan
pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan
aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur
apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk
www.
Metabolism lipid

Eksogen

Makanan mengandung lemak (trigliserid dan kolesterol) di bawa oleh lipoprotein


yang disebut kilomikron  dipecah oleh enzim LPL  menjadi kilomikron
remnant dan asam lemak

Yang kilomikron remnant  mengalami esterifikasi kolesterol menjadi kolesterol


ester kemudian menjadi kolesterol bebas

Endogen

Sel lemak hati  VLDL, IDL, LDL, HDL  kembali ke sirkulasi awal

Lipogenesis

Merupakan proses deposisi lemak dan meliputi proses sintesis asam lemak dan
kemudian sintesis trigliserida yang terjadi di hati pada daerah sitoplasma dan
mitokondria dan jaringan adiposa. Energi yang berasal dari lemak dan melebihi
kebutuhan tubuh akan disimpan di dalam jaringan lemak. Asam lemak, dalam
bentuk trigliserida dan asam lemak yang terikat pada albumin didapat dari asupan
makanan dan atau hasil sintesis lemak di hati. Trigliserida yang terbentuk dari
kilomikron atau lipoprotein akan dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak
bebas oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) yang dibentuk oleh adiposit dan
disekresi dalam sel endotelial yang berdekatan dengannya (adjacent). Aktivasi
LPL dilakukan oleh apoprotein C-II yang dikandung oleh kilomikron dan
lipoprotein (VLDL). Kemudian asam lemak bebas akan diambil oleh sel adiposit
sesuai dengan derajat konsentrasinya oleh suatu protein transpor transmembran.
Bila asam lemak bebas sudah ke dalam adiposit maka akan membentuk pool asam
lemak. Pool ini akan mengandung asam lemak yang berasal baik maupun dari
yang masuk maupun yang akan keluar.

IPD. HAL 1920

Lipolisis (perombakkan)
Merupakan suatu proses dimana terjadi dekomposisi kimiawi dan penglepasan
lemak dari jaringan lemak. Bilamana diperlukan energi tambahan maka lipolisis
merupakan proses predominan terhadap proses lipogenesis. Enzin Hormone
Sensitive Lipase (HSL) akan menyebabkan terjadinya hidrolisis trigliserida
menjadi asam lemak bebas dan gliserol.

Asam lemak yang dihasilkan akan masuk ke dalam pool asam lemak dimana akan
terjadi proses re-esterifikasi, beta-oksidasi atau asam lemak tersebut akan dilepas
masuk ke dalam sirkulasi darah untuk menjadi substrat bagi otot skelet, otot
jantung dan hati. Asam lemak akan dibentuk menjadi ATP dalam proses beta-
oksidasi dan asam lemak akan dibawa ke luar jaringan lemak melalui sirkulasi
darah dan untuk kemudian menjadi sumber energi bagi jaringan yang
membutuhkan.

Obesitas

Komplikasi penyakit-penyakit obesitas

1. PJK
2. Dislipidemia
3. Aterosklerosis
4. Hyper tension
5. DM
6. Stroke
7. Hiper fibrinogenemia
8. Hiperurisemia
9. Sleep apneu
Sleep Apnea merupakan gangguan atau kelainan yang ditandai dengan
reduksi bahkan penghentian napas selama tidur.

Periode apnea selama serangan terjadi penurunan atau perhentian pernapasan


secara tiba-tiba, selama 10 detik atau lebih. Jika penghentian bernapas sepenuhnya
atau waktu kurang dari 25% dari napas normal dalam jangka waktu yang
berlangsung selama 10 detik atau lebih. Hal ini meliputi penghentian aliran udara
yang berdampak penurunan sekitar 4% oksigen dalam darah, sehingga secara
langsung menyebabkan pengurangan transfer oksigen ke dalam darah.

Gangguan ini biasanya terjadi selama tidur. Ketika Sleep apnea ini terjadi, orang
tersebut akan mengalami gangguan tidur karena gangguan pernapasan dan
berkurangnya kadar oksigen dalam darah.

Dalam ilmu kedokteran, gangguan pernapasan dan keparahan gangguan tidur ini,
diukur berdasarkan Apnea-Hypopnea Indeks (AHI) yaitu suatu indeks keparahan
yang menggabungkan apneas dan hypopneas. Gambaran tingkat keparahan dari
keseluruhan sleep apnea ini, termasuk gangguan tidur dan desaturations (tingkat
rendahnya oksigen dalam darah). Indeks lain yang digunakan untuk mengukur
sleep apnea adalah gangguan pernapasan indeks (Respiratory Defect Index).

Beberapa Kondisi Yang Dapat Mengakibatkan Sleep Apnea

Sleep Apnea ini berdasarkan kejadiannya atau etiologinya dibagi atas tiga tipe :

1. Central sleep apnea (CSA), kejadiannya dimulai dari pusat kontrol


pernapasan di otak.

Central sleep apnea (CSA) ini terjadi ketika otak tidak mengirimkan sinyal yang
memadai ke otot-otot pernapasan, sehingga otot-otot pernapasan mengalami
paralisis atau kelumpuhan. Ini biasanya terjadi pada bayi atau pada orang dewasa
dengan penyakit jantung, penyakit serebrovaskular, atau penyakit
herediter/kelainan bawaan, juga dapat disebabkan oleh keracunan obat.

2. Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau penyumbatan aliran pernapasan.

Hambatan saluran pernapasan selama tidur, diperkirakan sekitar 4% dari pria dan
2% perempuan dari seluruh kasus Sleep Apnea ini. Dalam sebuah penelitian,
orang dewasa diatas 18 tahun, yang mengalami hambatan pernapasan selama tidur
diperkirakan 1,5% dari semua angka kejadian per tahun. Hal ini dikarenakan
populasi orang gemuk atau obesitas akan memperburuk serangan. Yang lebih
mengkhawatirkan adalah lebih 10% dari orang-orang yang mengalami serangan
ini membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit.

3. Gabungan dari penyebab di atas, yaitu gangguan di pusat persyarafan


pernapasan di otak dan hambatan pernapasan atau obstuksi pernapasan.

Gejala atau symptom Sleep Apnea Pasien dengan gangguan tidur ini
memperlihatkan gejala klinis berupa ganguan berkonsentrasi, gangguan berpikir.
Hal ini banyak menyebabkan kecelakaan di tempat kerja dan saat mengemudi.
Dengan demikian, orang-orang dengan sleep apnea obstruktif memiliki tiga kali
lipat risiko lebih besar kecelakaan mobil daripada populasi umum. Demikian pula
kantuk di siang hari, kelelahan, sakit kepala, lekas marah, dan berkurangnya daya
ingat dan perhatian adalah beberapa gejala umum lainnya yang berhubungan
dengan sleep apnea ini.

 Memahami sel lemak dan jar lemak??


Jaringan lemak merupakan jaringan ikat yang memiliki fungsi sebagai
tempat penyimpanan lemak dalam bentuk trigliserida.
 Memahami jar lemak sbg kel. Endokrin???
 Definisi dan klasifikasi obes:
Definisi:
- Merupakan suatu penyakit multifaktor yang terjadi akibat
akumulasi jaringan lemak berlebihan sehingga dapat mengganggu
kesehatan.
IPD jilid 3.,
- Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
- obesitas adalah penimbunan jaringan lemak secara berlebihan
akibat ketidak seimbangan antara asupan energi (energy intake)
dengan pemakaian energi (energy expenditure).
Sumber : WWW.PEDIATRIK.COM

Klasifikasi
Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh

a. Obesitas Tipe Buah Apel


Pada pria obesitas umumnya menyimpan lemak di bawah kulit
dinding perut dan di rongga perut sehingga gemuk diperut dan
mempunyai bentuk tubuh seperti buah apel (apple type). Karena
lemak banyak berkumpul dirongga perut, obesitas tipe buah apel
disebut juga obesitas sentral, karena banyak terdapat pada laki-laki
disebut juga sebagai obesitas tipe android.

b. Obesitas Tipe Buah Pear


Kelebihan lemak pada wanita disimpan dibawah kulit bagian
daerah pinggul dan paha, sehingga tubuh berbentuk seperti buah
pear (pear type). Karena lemak berkumpul dipinggir tubuh yaitu
dipinggul dan paha, obesitas tipe buah pear disebut juga sebagai
obesitas perifer dan karena banyak terdapat pada wanita disebut
juga sebagai obesitas tipe perempuan atau obesitas tipe gynoid.

Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak

a. Obesitas Tipe Hyperplastik


Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak
dibandingkan keadaan normal, tetapi ukuran sel-selnya tidak
bertambah besar. Obesitas ini biasa terjadi pada masa anak-anak.

b. Obesitas Tipe Hypertropik


Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar
dibandingkan keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah
banyak dari normal. Obesitas tipe ini terjadi pada usia dewasa,
Upaya untuk menurunkan berat badan lebih mudah dibandingkan
tipe hyperplastik.

c. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik


Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi
normal. Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat
hypertropi mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal
yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik,
obesitas ini dimulai pada anak-anak dan berlangsung terus sampai
dewasa, upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit dan
resiko tinggi untuk terjadi komplikasi penyakit.

Sumber: http://www.dr-rocky.com/layout-artikel-kesehatan/31-
solusi-mengatasi-overweight-dan-obesitas.

i. Obesitas psikogenik  karena kebiasaan makan 3 x sehari


dan tiap makan harus penuh
ii. Obesitas neurogenik keadaan makan yang berlebihan
dan menjadi gemuk menyebabkan kelebihan produksi
insulin, dimana menyebabkan penyimpanan lemak
iii. Obesitas karena faktor genetik gen dapat mengatur
tingkat makanan dengan berbagai cara, yaitu
i. kelainan genetik pusat makan untuk mengatur tingkat
penyimpanan energi tinggi atau rendah
ii. kelainan faktor psikis secara herediter, baik untuk
meningkatkan nafsu makan atau menyebabkan orang
tersebut makan sebagai mekanisme “pelepasan”.
iv. Obesitas karena kelebihan nutrisi pada masa kanak
kanak
laju pembentukan sel lemak baru terutama cepat pada
beberapa tahun pertama kehidupan, dan semakin lama
besar laju penyimpanan lemak semakin besar pula jumlah
sel lemak.

(Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall, 1997, Hal.


1116 – 1117)

Berdasarkan etiologinya obesitas di bagi menjadi 2 :

 Obesitas primer  disebabkan faktor nutrisi dengn berbagai


faktor yang dapat mempengarui masukan makanan, yaitu
masukan makanan berlebih dibandingkan dengan kebutuhan
energi yang diperlukan tubuh
 Obesitas sekunder  disebabkan oleh adanya penyakit /
kelainan kongenital (mielodisplasia), endokrin(sindrom
Chusing, sindrom Freulich, sindrom Mauriac,
Pseudoparatiroidisme) / kondisi lain ( sindrom Klinefer,
sindrom Turner, Sindrom Down, dll)
Menurut patogenesisnya dibagi menjadi 2 yaitu :

 Regulatory obesity  gangguan primernya berada pada pusat


yang mengatur masukan makanan
 Obesitas metabolik  kelainan pada metabolisme lemak dan
karbohidrat
(Kapita Selekta Kedokteran, Arif Mnsjoer dkk, 2000, Hal 522)

 Etiologi obes
 gaya hidup tidak aktif
Aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa
otot dan mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan aktivitas fisik
yang tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan
penigkatan adipositas.

 perilaku makan yang tidak baik


 Faktor lingkungan, sosial dan psikologis menyebabkan perilaku
makan yang abnormal.
BB ↑ → stress → makan

 Nutrisi yang berlebih pada masa kanak – kanak


Kecepatan pembentukan sel – sel lemak yang baru terutama meningkat
pada tahun – tahun pertama kehidupan, dan makin besar pula jumlah
sel lemak.

 Kelainan Neurogenik
Walaupun kerusakan hipotalamus hampir tidak pernah dijumpai pada
orang obese, susunan fungsional hipotalamus atau pusat makan
neurogenik lainnya pada orang obese dapat berbeda dengan susunan
yang terdapat pada orang normal.

Abnormalitas neurotransmiter atau mekanisme reseptor lain juga dapat


dijumpai di jaras saraf hipotalamus yang mengatur perilaku makan.
Untuk mendukung teori ini, seorang obes yang berat badannya
menjadi normal karena diet ketat biasanya mengalami rasa lapar yang
lebih hebat daripada orang normal. Hal tersebut berarti bahwa “set
point” sistem pengaturan perilaku makan pada orang obese diatur pada
tingkat penyimpanan zat nutrisi yang lebih tinggi daripada tingkat “set-
point” pada orang non obese.

 Faktor genetik
Obesitas jelas menurun dalam keluarga. Namun peran genetikyang
pasti untuk menimbulkan obesitas masih sulit ditentukan, karena
anggota keluarga umumnya memiliki kebiasaan makan dan pola
aktivitas fisik yang sama.

Gen dapat berperan dalam obesitas dengn menyebabkan kelainan (1)


satu atau lebih jaras yang mengatur pusat makan dan (2) pengeluaran
energi dan penyimpanan lemak.
Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. EGC

 Epidemiologi obes
Diperkirakan jumlah orang di seluruh dunia dengan IMT 3 30kg/m2 ada
250juta orang, yakni sekitar 7% dari jumlah total orang dewasa di dunia.
Angka obesitas tertinggi terdapat pada kepulauan pasifik pada populasi
melanesia, polinesia dan micronesia. Misalnya pada tahun 1991, di daerah
urban samoa diperkirakan 75% perempuan dan 60% pria dinyatakan obes.
 Obes sentral kaitannya resistensi insulin dan dislipidemia  DM

Anda mungkin juga menyukai