Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PORTOFOLIO

KASUS BEDAH
DOKTER INTERNSIP

ORCITIS

Disusun oleh:
dr. Vivi Novita Rachmawati
Wahana : RS PKU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Periode : IGD 6 Februari 2017 – 5 Juni 2017

Dokter pendamping:
dr. Nia Tri Mulyani

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU


2017
BAB I
PENDAHULUAN

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis sekunder terhadap infeksi.  Sebagian
besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun virus lain dan bakteri dapat
menyebabkan orchitis.
Insidensi orchitis umumnya ditemukan pada pria prepubertas terutama pasien yang
mengalami penyakit gondong. Bakteri yang dapat menyebabkan orchitis antara lain Neisseria
gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae , Pseudomonas
aeruginosa , Staphylococcus, Streptococcus, bakteri tersebut biasanya menyebar dari
epididimitis terkait dalam seksual pria aktif atau laki-laki dengan BPH
Untuk menegakkan diagnosis orchitis diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
baik. Pemeriksaan penunjang tidak terlalu membantu untuk menegakkan diagnosis orchitis. USG
dapat membantu menyingkirkan diagnosis lain nya seperti torsio testis.
Penatalaksanaan dari orchitis terutama bersifat suportif karena biasanya sebagian besar
pasien orchitis akan sembuh spontan dalam 3- 10 hari, kecuali bila penyebabnya bakteri, perlu
diberikan antibiotik.
Borang Portofolio Kasus Orcitis
Nama Peserta : dr. Vivi Novita Rachmawati
Nama Wahana : RS PKU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Topik : Orkitis
Tanggal (Kasus) : 23 Februari 2017
Nama Pasien : Tn. R Nomor RM: 193520
Tanggal Persentasi : Nama Pendamping : dr. Nia Tri Mulyani
Tempat Persentasi : RS PKU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Obyektif Persentasi:
1. Bidang: Keilmuan, Tinjauan Pustaka, Diagnostik, Manajemen
2. Siklus hidup pasien: Dewasa
3. Deskripsi: seorang pria datang berobat ke IGD RS PKU Muhammadiyah Bumiayu
dengan keluhan nyeri pada bagian skrotum-testis
4. Tujuan: Mendiagnosis orkitis serta managemennya pada dewasa
□ Keilmuan □ Ketrampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Bahan □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Tambahan
Cara Membahas □ Diskusi □ Persentasi dan Diskusi □ Email □ Pos

Data Utama Untuk Bahan Diskusi

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis :


Diagnosis : Orkitis Dextra
Keluhan : nyeri buah pelir sebelah kanan, menjalar hingga selakangan ke belakang dan
paha kanan sejak 4 hari SMRS, skrotum bengkak dan memerah.
RPD : pernah keluhan serupa di skrotum sekitar 1 tahun yll
Pemeriksaan Fisik 
 KU: tampak sakit sedang, Kes : compos mentis
 VS: TD: 120/80 S/N: 37,90C / 88 x/m
 Head Ear Nose Throat: konjungtiva anemis -/- ikterik -/-
 Regio Thoraks:
 Inspeksi: simetris
 Papasi : hemitorak kiri dan kanan simetris
 Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
 Auscultasi : Rh: -/- Wh -/-
 Regio Abdomen:
 Inspeksi: datar
 Papasi & Perkusi: nyeri tekan (-), teraba spleen Schuffner II, hepar tidak
teraba membesar
 Auscultasi : BU + normal
 Regio Ekstremitas  acral hangat, sianosis (-)
 Regio Genitalia :
 Testis : Skrotum edema +/-, hiperemis +/-, hangat +/-, nyeri tekan +/-
 Penis : dalam batas normal
 KGB inguinal tak teraba
2. Riwayat Pengobatan: -
3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit: Pasien pernah keluhan dan keadaan serupa sekitar 1
tahun yang lalu.
4. Riwayat Keluarga: disangkal
5. Riwayat Pekerjaan: pasien bekerja sebagai sopir dan buruh bangunan
6. Riwayat Imunisasi: tidak diketahui
7. Lain-lain : -
Tinjauan Pustaka
1. R. Sjamsuhidajat. Jong, W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.
2. Mark, B. 2010. Orchitis- Department of Emergency Medicine.
http://emedicine.medscape.com/article/777456. Diakses tanggal 2 December 2015
3. Snell, R. A. 2000. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta : EGC.
4. Benninghoff. 2003. Testis Gross Anatomy. http://www.urology-textbook.com/testis-
anatomy.html. 2 December 2010
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Orkitis dan Diferantial Diagnosisnya.
2. Pemeriksaan Fisik dan penunjang Orkitis
3. Mempelajari Komplikasi orkitis dan pencegahannya.
4. Management dari orkitis

1. Subjektif

Pasien datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu dengan keluhan
skrotum membengkak sejak 4 hari yang lalu. Nyeri di skrotum saat ditekan. Nyeri lipat
paha kanan bawah hingga ke paha, tembus ke belakang.

RPD : pernah dengan keluhan serupa sekitar 1tahun lalu.

2. Objektif

Identitas:
• Nama : Tn. R
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Umur : 52 tahun
• Tanggal periksa : 23 Februari 2017 ( IGD )

 KU: tampak sakit sedang, Kes : compos mentis


 VS: TD: 120/80 mmHg S/N: 37,90C / 88 x/m
 Head Ear Nose Throat: konjungtiva anemis -/- ikterik -/-
 Regio Thoraks:
 Inspeksi: simetris
 Papasi : hemitorak kiri dan kanan simetris
 Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
 Auscultasi : Rh: -/- Wh -/-
 Regio Abdomen:
 Inspeksi: datar
 Papasi & Perkusi: supel, nyeri tekan perut bawah kanan, teraba spleen
Schuffner II, tidak teraba hepar
 Auscultasi : BU + normal
 Regio Ekstremitas  acral hangat (+), sianosis (-)
 Regio Genitalia :
 Testis : Skrotum edema +/-, hiperemis +/-, hangat +/-, nyeri tekan +/-
 Penis : dalam batas normal
 KGB inguinal tak teraba

3. Assesment

Pengertian dan Epidemiologi

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi.  Sebagian besar
kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat
menyebabkan orchitis.

Kejadian diperkirakan 1 diantara 1.000 laki-laki. Dalam orchitis akibat gondong, 4 dari 5
kasus terjadi pada laki-laki prepubertal (lebih muda dari 10 tahun). Dalam orchitis
bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis (epididymo-orchitis), dan
mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih tua dari 15 tahun atau pada
pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).
Etiologi

 Virus: orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi Coxsackievirus tipe A,


varicella, dan echoviral jarang terjadi.
 Infeksi bakteri dan pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus, dan
Streptococcus
 Granulomatous: T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae,
Actinomycetes
 Trauma sekitar testis
 Bakteri penyebab biasanya menyebar dari epididimitis terkait dalam seksual pria aktif
atau laki-laki dengan BPH; bakteri termasuk Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia
trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae , Pseudomonas aeruginosa ,
Staphylococcus, Streptococcus
 Idiopatik

Diagnosis
Anamnesis

 Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan.


 Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat.
 Kelelahan / mialgia
 Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan
 Demam dan menggigil
 Mual
 Sakit kepala
Pemeriksaan Fisik

o  Pembesaran testis dan skrotum


o  Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.
o  Pembengkakan KGB inguinal
o  Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis

Pemeriksaan Penunjang

 Diagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan


fisik.
 Pemeriksaan darah tidak dapat membantu menegakkan diagnosis orchitis.
 USG dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan torsio testis.
Diferensial Diagnosis

 Epididimitis
 Hernia scrotalis
 Torsio testis: kemungkinan besar jika nyeri memiliki onset tiba-tiba dan
parah. Lebih umum pada pria di bawah 20 tahun (tetapi bisa terjadi pada usia
berapapun). Membedakan torsi testikular ini dalam diagnosis sangat penting
dari segi bedah.
 Tumor testis
 Hydrocele

Penatalaksanaan
Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah
membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada
obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus.
Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual,
dapat diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan
ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan  Fluoroquinolon tidak lagi
direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk
pengobatan gonorrhea karena sudah resisten.   

Contoh antibiotik:

1.Ceftriaxone
Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gram-negatif; efikasi lebih
rendah terhadap organisme gram-positif.  Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara
mengikat satu atau lebih penicillin-binding proteins. Dewasa
 IM 125-250 mg sekali, anak : 25-50 mg / kg / hari IV; tidak melebihi 125 mg / d

2. Doxycycline
 Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat 30S dan
kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri.
 Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriaxone untuk pengobatan gonore.
 Dewasa cap 100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg / hari PO dalam 1-2 dosis terbagi,
tidak melebihi 200 mg / hari

3.Azitromisin
Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain rentan
mikroorganisme.
Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal pada saluran kelamin. Dewasa 1 g
sekali untuk infeksi klamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10
mg / kg PO sekali, tidak melebihi 250 mg / hari

4.Trimetoprim-sulfametoksazol
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam dihydrofolic. 
Umumnya digunakan pada pasien > 35 tahun dengan orchitis.
Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari, berdasarkan TMP, PO tid
/ qid selama 14 hari

Komplikasi

 Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi
testis.
  Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
 Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.
  Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk
mengurangi tekanan dari tunika.
 Abscess scrotalis
 Infark testis
 Rekurensi
 Epididymitis kronis

4. Planning
Tatalaksana untuk pasien ini :
 Asam mefenamat p.o 3x500mg
 Sanmol Forte p.o 3x500mg
 Konsul Sp. B di Poli Bedah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI DAN FISIOLOGI TESTIS


Testis merupakan organ kelamin pria, terletak dalam scrotum. Testis akan turun sekitar
umur janin 7 bulan menuju scrotum melalui canalis inguinalis dibawah pengaruh hormon
testosterone dari testis. Testis sinistra biasanya terletak lebih rendah daripada testis dextra.
Masing-masing testis dikelilingi capsula fibrosa yang kuat, disebut tunica albuginea. Dari
permukaan dalam capsula terbentang banyak septa fibrosa yang membagi bagian dalam testis
menjadi lobulus-lobulus testis. Di dalam setiap lobulus terdapat 1-3 tubuli seminiferi yang
berkelok-kelok. Tubuli seminiferi bermuara ke rete testis, ductuli efferentes, dan epididimis
Pengaturan suhu testis di dalam scrotum dilakukan oleh kontraksi musculus dartos dan
cremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis
akan diturunkan, otot cremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Temperatur
testis dalam scrotum selalu dipertahankan dibawah temperatur suhu tubuh 2-3 oC untuk
kelangsungan spermatogenesis. Molekul besar tidak dapat menembus ke lumen (bagian dalam
tubulus) melalui darah, karena adanya ikatan yang kuat antar sel Sertoli yang disebut sawar
darah testis. Fungsi dari sawar darah testis adalah untuk mencegah reaksi auto-imun. Tubuh
dapat membuat antibodi melawan spermanya sendiri, maka hal ini dicegah dengan sawar.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis..Testis berperan
pada sistem reproduksi dan sistem endokrin.
Fungsi testis:
 Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus, diatur FSH
 Sekresi testosterone oleh sel Leydig, diatur oleh LH.
Dinding scrotum terdiri dari :
1. Cutis
2. Fascia superficialis
3. Musculus dartos
4. Fascia spermatica externa
5. Fascia cremasterica
6. Fascia spermatica interna
7. Tunica vaginalis

ORCHITIS

DEFINISI
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi.  Sebagian besar kasus
berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat menyebabkan
orchitis.

ETIOLOGI
 Virus: orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi Coxsackievirus tipe A, varicella,
dan echoviral jarang terjadi.
 Infeksi bakteri dan pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus, dan
Streptococcus
 Granulomatous: T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae,
Actinomycetes
 Trauma sekitar testis
 Virus lain meliputi coxsackievirus , varicella , dan echovirus .
 Beberapa laporan kasus telah dijelaskan imunisasi gondong, campak, dan rubella (MMR)
dapat ,enyebabkan orchitis
 Bakteri penyebab biasanya menyebar dari epididimitis terkait dalam seksual pria aktif
atau laki-laki dengan BPH; bakteri termasuk Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia
trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae , Pseudomonas aeruginosa ,
Staphylococcus, Streptococcus
 Idiopatik

EPIDEMIOLOGI
 Kejadian diperkirakan 1 diantara 1.000 laki-laki
 Dalam orchitis gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki prepubertal (lebih muda dari
10 tahun).
 Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis
(epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih tua
dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).
 Di Amerika Serikat sekitar 20% dari pasien prepubertal dengan gondong berkembang
orchitis.  Kondisi ini jarang terjadi pada laki-laki postpubertal dengan gondong. 

FAKTOR RISIKO
 Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan faktor risiko yang umum untuk
epididymis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi faktor risiko.
 Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatik ke epididymis melalui saluran sperma dan
vas deferens bisa dipicu melalaui Valsalva atau pendesakan kuat.

 PATOFISIOLOGI
 Hippocrates pertama kali melaporkan orchitis pada abad ke-5 SM. Radang pada testis
dapat disebabkan oleh berbagai virus ataupun bakteri. Hal ini akan menimbulkan proses
inflamasi pada testis yang meliputi kalor, rubor, dolor, tumor, dan function laesa.

DIAGNOSIS
Anamnesis
 Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan.
 Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat.
 Kelelahan / mialgia
 Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan
 Demam dan menggigil
 Mual
 Sakit kepala

Pemeriksaan Fisik
o  Pembesaran testis dan skrotum
o  Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.
o  Pembengkakan KGB inguinal
o  Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis

Pemeriksaan Penunjang
 Diagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.
 Pemeriksaan darah tidak dapat membantu menegakkan diagnosis orchitis.
 USG dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan torsio testis.
DIAGNOSIS DIFFERENSIAL
 Epididimitis
 Hernia scrotalis
 Torsio testis: kemungkinan besar jika nyeri memiliki onset tiba-tiba dan parah. Lebih
umum pada pria di bawah 20 tahun (tetapi bisa terjadi pada usia berapapun).
Membedakan torsi testikular ini dalam diagnosis sangat penting dari segi bedah.
 Tumor testis
 Hydrocele

PENATALAKSANAAN
Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah
membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat
yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus.
Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat
diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone,
doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan  Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan
oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea karena
sudah resisten.   
Contoh antibiotik:
1.Ceftriaxone
Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gram-negatif; efikasi lebih rendah
terhadap organisme gram-positif.  Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu
atau lebih penicillin-binding proteins. Dewasa
 IM 125-250 mg sekali, anak : 25-50 mg / kg / hari IV; tidak melebihi 125 mg / d

2. Doxycycline
 Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat 30S dan
kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri.
 Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriaxone untuk pengobatan gonore.
 Dewasa cap 100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg / hari PO dalam 1-2 dosis terbagi, tidak
melebihi 200 mg / hari
3.Azitromisin
Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain rentan mikroorganisme.
Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal pada saluran kelamin. Dewasa 1 g sekali
untuk infeksi klamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10 mg / kg PO
sekali, tidak melebihi 250 mg / hari

4.Trimetoprim-sulfametoksazol
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam dihydrofolic.  Umumnya
digunakan pada pasien > 35 tahun dengan orchitis.
Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari, berdasarkan TMP, PO tid / qid
selama 14 hari

5.Ciprofloxacin
Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci, MRSA, S epidermidis,
dan gram negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada aktivitas terhadap anaerob. 
Menghambat sintesis DNA bakteri dan akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat. Dewasa tab
500 mg PO selama 14 hari. Anak tidak dianjurkan

KOMPLIKASI
 Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi testis.
  Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
 Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.
  Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk mengurangi
tekanan dari tunika.
 Abscess scrotalis
 Infark testis
 Rekurensi
 Epididymitis kronis
 Impotensi tidak umum setelah epididymitis akut, walaupun kejadian sebenarnya yang
didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma biasanya hanya sementara.
 Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang disebabkan oleh
gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki penderita epididymitis yang tidak
diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini masih belum diketahui.

PROGNOSIS
•  Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3-10 hari.
•  Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat sembuh
tanpa komplikasi.

BAB III
KESIMPULAN

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi.  Sebagian besar
kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat
menyebabkan orchitis.
Etiologi orchitis Virus: orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi bakteri dan
pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus, dan Streptococcus. Granulomatous:
T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae, Actinomycetes, trauma, virus
lain meliputi coxsackievirus , varicella , dan echovirus .
Insidensi orchitis karena gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki prepubertal (lebih
muda dari 10 tahun). Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan
epididimitis (epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual
lebih tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak
(BPH).
Gejala klinis: nyeri dan pembengkakan testis. Kelelahan, demam dan menggigil , mual,
sakit kepala Pada pemeriksaan fisik tampak pembesaran testis dan skrotum, lebih hangat, kadang
pembesaran KGB inguinal.
Penatalaksanaan meliputi terapi supportif dan antibiotika yang sesuai jika penyebabnya
bakteri.
Komplikasi: sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat
atrofi testis, gangguan kesuburan dilaporkan pada tingkat 7-13%, kemandulan jarang dalam
kasus-kasus orchitis unilateral, abscess scrotal , infark testis, rekurensi
Prognosis sebagian besar baik, jika penyebabnya virus, dapat hilang 3 -10 hari, jika
penyebabnya bakteri dengan pemberian antibiotik dapat sembuh tanpa komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

R. Sjamsuhidajat. Jong, W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Snell, R. A. 2000. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta : EGC.

Benninghoff. 2003. Testis Gross Anatomy. http://www.urology-textbook.com/testis-


anatomy.html. 2 December 2010

Mark, B. 2010. Orchitis- Department of Emergency Medicine.


http://emedicine.medscape.com/article/777456. 2 December 2010

Anda mungkin juga menyukai