Kesimpulan:
Intake sayur serat pengosongan lambung cepat lapar polifagi (banyak makan)
Sumber: SERAT PANGAN (DIETARY FIBER) DAN MANFAATNYABAGI KESEHATAN Oleh :
Ir. Agus Santoso, MP.,halaman 36-39,Magistra No. 75 Th. XXIII Maret 2011 35 ISSN 0215-9511
Pathogenesis obesitas?
5. Apa hubungan pekerjaan dengan keluhan pasien?
Gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai penyebab utama obesitas. Hal ini didasari oleh
aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi
massa lemak tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat menyebabkan
pengurangan massa otot dan peningkatan adipositas. Oleh karena itu pada orang obesitas,
peningkatan aktivitas fisik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran energy melebihi asupan
makanan, yang berimbas penurunan berat badan
Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh. Pengeluaran
energi tergantung dari dua faktor: 1) tingkat aktivitas dan olahraga secara umum; 2)Jangka
metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan
untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua factor tersebut metabolisme basal
memiliki tanggung jawab duapertiga dari pengeluaran energi orang normal. Meski aktivitas fisik
hanya mempengaruhi sepertiga pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi
orang yang memiliki kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting.
Orang yang duduk bekerja seharian akan mengalami penurunn metabolism 13 basal tubuhnya.
Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat,
Guyton, Arthur C. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta,2008
Sumber: Pola Makan dan Obesitas, Toto Sudargo dkk, UGM Press, 2014, halaman 9
Sumber: Studi Deskriptif: Persepsi dan Perilaku Makan Buah dan Sayuran pada Anak Obesitas dan
Orang Tua Yessica Dewi Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya, Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013),halaman 2-3
Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi adalah sbb:
Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg. / TB-100 -10%(TB-100)
Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm, rumus dimodifikasi
menjadi :
*WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and its Treatment.
Sumber: PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
2011, halaman 17
*WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and its Treatment.
Sumber: PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
2011, halaman 17
menurut kondisi sel :
hiperplastik : jumlah sel lebih banayk, ukuran normal. Contoh : obesitas pada anak
hipertrofik : ukuran sel membesar. Obesitas pada orang dewasa
gabungan hiperplastik dan hipertrofik. Bias menimbulkan penyakit degenerative
berdasar bentuk :
apel : distribusi lemak pada bagian atas tubuh
pear : distribusi lemak pada perut, pinggul, paha. Biasanya pada wanita
Golf 180
Berenang 350
Bersepeda 660
Sumber: Satoto, Karjati, S., Darmojo, B., Tjokroprawiro, A., Kodyat, BA. Kegemukan, Obesitas dan
Penyakit Degeneratif: Epidemiologi dan Strategi Penanggulangannya, Dalam: WidyakaryaNasional
Pangan dan Gizi VI tahun 1998. Jakarta: LIPI, hal. 787 – 808.
Factor resiko :
kelompok usia 51-60 tahun (semakin bertambah usia akan berisiko mengalami obesitas, karena
terjadinya akumulasi lemak secara berlebihan di dalam tubuh, yang didukung oleh perubahan pola
makan yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah lemak berubah ke pola makan baru
yang rendah karbohidrat, rendah serat , dan tinggi lemak, sehingga menggeser mutu makanan
kearah yang tidak seimbang.
wanita lebih berisiko obesitas. wanita akan kehilangan 30 hingga 50 persen dari massa otot total
pada usia 45 tahun. Karena proses penuaan, metabolisme tubuh secara alami akan melambat dan
mobilitas yang rendah mempercepat proses penggantian massa otot dengan lemak tubuh.
Penurunan massa otot membantu untuk mengurangi konsumsi kalori dan hampir setiap makanan
diubah menjadi lemak. Sebagai akibatnya, diperkirakan wanita mendapatkan 2 kali ukuran ekstra
dengan setiap 10 tahun usianya.
Pada masa kanak-kanak, wanita memiliki nilai kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan pria.
Pria menunjukkan penurunan kolesterol yang signifikan selama masa remaja, dikarenakan adanya
pengaruh hormon testosterone yang mengalami peningkatan pada masa itu. Laki-laki dewasa di
atas 20 tahun umumnya memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dibandingkan wanita. Setelah
wanita mencapai menopause, mereka memiliki kadar kolesterol lebih tinggi daripada laki-laki.
Hal ini disebabkan berkurangnya aktifitas hormon estrogen setelah wanita mengalami menopause.
Massa otot laki-laki > wanita
Massa lemak laki-laki < wanita
Sumber: HUBUNGAN ANTARA USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KADAR KOLESTEROL
PENDERITA OBESITAS RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Sri Ujiani Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes Tanjungkarang48 Jurnal