Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RANGKUMAN

BLOK DIGESTI DAN METABOLISME ENDOKRIN


DEPARTEMEN BIOMEDIK
DIVISI FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
MEI 2022

NAMA : NAJWA AMELIA


NIM : 2110911320010
KELOMPOK : 5
NAMA ASISTEN PRAKTIKUM : MUHAMMAD WIJDAAN NABIL

LEMBAR PENGESAHAN

BANJARMASIN, 12 MEI 2022


ASISTEN PRAKTIKUM PRAKTIKAN

MUHAMMAD WIJDAAN NABIL NAJWA AMELIA


NIM. 1910911110020 NIM. 2110911320010
Sistem pencernaan berperan terhadap homeostasis dengan mentransfer nutrien, air, dan
elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal sel. Sistem pencernaan tidak secara
langsung mengatur konsentrasi setiap konstituen in di dalam lingkungan internal in. Sistem ini
tidak mengatur penyerapan nutrien, air, dan elektrolit berdasarkan kebutuhan tubuh (dengan
beberapa pengecualian); namun, sistem pencernaan mengoptimalkan kondisi bagi pencernaan dan
penyerapan apa yang telah dicerna. Fungi utama sistem pencernaan (gastrointestinal atau GI)
(gastro berarti lambung memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita telan ke
dalam lingkungan internal tubun. Makanan yang dicerna merupakan sumber energi, atau bahan
bakar, yang esensial. Bahan bakar tersebut digunakan oleh sel untuk menghasilkan ATP untuk
melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan energi, misalnya transpor aktif, kontraksi,
sintesis, dan sekresi. Makanan juga merupakan sumber bahan baku untuk memperbarui dan
menambah jaringan tubuh. Terdapat empat proses pencernaan dasar, yaitu : motilitas, sekresi,
digesti, dan absorpsi. Istilah motilitas merujuk kepada kontraksi otot yang mencampur dan
mendorong maju isi saluran cerna. Meskipun otot polos di dinding saluran cerna merupakan otot
polos fasik yang memperlihatkan lonjakan kontraksi yang terinduksi oleh potensial aksi otot ini
juga mempertahankan kontraksi berkadar rendah dan konstan yang dikenal sebagai tonus. onus
penting untuk mempertahankan tekanan tetap pada isi saluran cerna serta untuk mencegah
dindingnya teregang permanen setelah mengalami distensi. Sekresi Sistem pencernaan
menghasilkan sekresi endokrin dan eksokrin. Sel kelenjar eksokrin pencernaan adalah sel epitel
khusus yang ditemukan pada permukaan saluran cerna dan di dalam organ pencernaan tambahan
seperti kelenjar eksokrin pankreas yang menyekresikan getah pencernaan ke dalam lumen saluran
cerna melalui stimulasi hormonal atau neural yang sesuai. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari
air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan, misalnya
enzim, garam empedu, atau mukus. Digesti manusia mengonsumsi tiga kategori utama bahan
makanan kaya energi: karbohidrat, protein, dan lemak . Molekul-molekul besar ini tidak dapat
melewati membran plasma secara utuh untuk diserap dari lumen saluran cerna ke dalam darah atau
limfe. Oleh sebab itu, tujuan digesti adalah untuk menguraikan struktur kompleks makanan secara
kimiawi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil dan dapat diserap. Selanjutnya adalah refleks
muntah, muntah, atau emesis, ekspulsi paksa isi lambung keluar melalui mulut, tidak terjadi karena
peristalsis terbalik di lambung, seperti yang mungkin telah diperkirakan. Tindakan kompleks
muntah dikoordinasikan oleh pusat muntah di medula batang otak. Muntah dimulai dengan
inspirasi dalam dan penutupan glotis. Kontraksi diafragma menekan ke bawah ke lambung
sementara secara bersamaan kontraksi otot-otot perut menekan rongga abdomen, meningkatkan
tekanan intra-abdomen dan memaksa visera abdomen bergerak ke atas. Sewaktu lambung yang
melemas terperas antara diafragma di atas dan rongga abdomen yang mengecil di bawah, isi
lambung terdorong ke atas melalui sfingter-sfingter dan esofagus yang melemas serta keluar
melalui mulut. Glotis tertutup sehingga bahan muntah tidak masuk ke saluran napas. Uvula juga
terangkat untuk menutup saluran hidung. Siklus muntah dapat berulang beberapa kali hingga
lambung kosong. Penyebab muntah dapat dipicu oleh sinyal aferen ke pusat muntah dari sejumlah
reseptor di seluruh tubuh. Motilitas lambung rumit dan berada di bawah banyak sinyal regulatorik.
Empat aspek motilitas lambung adalah (1) pengisian, (2) penyimpanan, (3)pencampuran, dan (4)
pengosongan. Ketika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 mL, tetapi volume lambung
dapat bertambah hingga sekitar 1 liter (1000 mL.) saat makan. Lambung dapat menampung
peningkatan volume 20 kali lipat tersebut melalui mekanisme berikut. Bagian interior lambung
membentuk lipatan-lipatan dalam. Sewaktu makan, lipatan menjadi lebih kecil dan nyaris mendatar
sewaktu lambung sedikit melemas setiap kali makanan masuk, seperti ekspansi bertahap kantong
es yang sedang disi. Respons yang diperantarai oleh vagus ini, disebut relaksasi reseptif.
Penyimpanan makanan terjadi di korpus lambung, karena di fundus dan korpus sebagian
mencampur berlangsung lemah, makanan yang disalurkan ke lambung dari esofagus disimpan di
bagian korpus yang sebagian tenang tapa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak
menyimpan makanan tetapi hanya mengandung kantong gas. Makanan secara bertahap disalurkan
dari korpus ke antrum, tempat berlangsungnya pencampuran. Pencampuran makanan berlangsung
di antrum lambung. Kontraksi sebagian antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi
lambung untuk menghasilkan kimus. Pengosongan lambung umumnya dikontrol oleh faktor di
duodenum. Selain mencampur isi lambung, kontraksi sebagian antrum adalah gaya pendorong
untuk mengosongkan isi lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang
kontraksi sebelum sfingter pilorus menutup erat terutama bergantung pada kekuatan peristalsis
antrum. Intensitas peristaltis antrum dan kecepatan pengosongan lambung dapat sangat bervariasi
di bawah pengaruh berbagi sinyal dari lambung dan duodenum. Hormon gastrointestinal adalah
polipeptida yang dihasilkan oleh sel-sel mukosa endokrin lambung dan usus halus. Secara
fisiologis, fungsi GI meliputi interaksi kompleks dan terkoordinasi antara sistem neurologis dan
endokrin yang menghasilkan pencernaan, penyerapan, dan peristaltik.[3] Mekanisme kerja hormon
gastrointestinal pada umumnya melalui pengaktifan cAMP yang bertujuan dalam meningkatkan
sintesis DNA dan RNA di nukleus, serta produk akhirnya adalah protein yang terlibat dalam
aktivitas gastrointestinal termasuk enzim-enzim pencernaan (amilase, pepsin dan lipase).[2]
Hormon tiroid (THs) terlibat dalam beberapa proses, seperti pertumbuhan, perkembangan,
reproduksi, dan metabolisme. TH termasuk 3,5,3’,5’-tetraido-L-thyronine (T4) dan 3,5,3’-triiodo-
L-thyronine (T3); kedua hormon tersebut disintesis dan disekresikan dari kelanjar tiroid. TH yang
disekresikan dari tiroid dirangsang oleh thyroid-stimulating hormone (TSH).[4] Pada proses sekresi
sebagian tiroid, sel folikel “menggigit putus” sepotong koloid, menguraikan molekul tiroglobulin
menjadibagian-bagiannya, dan “meludahkan” T3 dan T4, yang telah dibebaskan ke dalam darah.[1]
Pada stimulasi yang sesuai untuk sekresi sebagian tiroid, sel-sel folikel menginternalisasi sebagian
kompleks hormon-tiroglobulindengan memfagosit sepotong koloid. Secara fisiologis, kelenjar
hipofisis dapat dibagi menjadi dua bagian yang berbeda: hipofisis anterior yang juga dikenal
sebagai adenohipofisis, dan hipofisis posterior yang juga dikenal sebagai neurohipofisis. Hormon
yang disekresikan oleh hipofisis anterior berperan penting dalam pengaturan fungsi sebagian di
seluruh tubuh, Growth hormone meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh dengan cara
memengaruhi pembentukan protein, pembelahan sel dan diferensiasi sel. Adrenokortikotropin
(kortikotropin) mengatur sekresi beberapa sebagian adrenokortikal, yang memengaruhi
metabolisme glukosa, protein, dan lemak. Thyroid-stimulating hormone (tirotropin) mengatur
kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid, dan sebagian ini mengatur
kecepatan sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh. Prolaktin meningkatkan pertumbuhan kelenjar
payudara dan produksi air susu. Dua jenis sebagian gonadotropin, follicle-stimulating hormone dan
luteinizing hormone, mengatur pertumbuhan ovarium dan testis, serta aktivitas hormonal dan
reproduksinya. Sekresi kelenjar hipofisis posterior diatur oleh sinyal saraf yang berasal dan
hipotalamus dan berakhir dihipofisis posterior. Hipotalamus menerima sinyal dari banyak sumber
dalam sistem saraf. Jadi, bila seseorang mendapat rangsangan nyeri, sebagian sinyal nyeri itu akan
dijalarkan ke hipotalamus.[2]
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 9. Jakarta: EGC; 2018
2. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Singapore: Elsevier
Saunders. 2014
3. Martinez EE, Fasano A, Mehta NM. Gastrointestinal function in critical illness—a complex
interplay between the nervous and Enteroendocrine Systems. Pediatric Medicine. 2020;3:23–
.
4. Chen C, Xie Z, Shen Y, Xia SF. The roles of thyroid and thyroid hormone in pancreas:
Physiology and pathology. International Journal of Endocrinology. 2018;2018:1–14.

Anda mungkin juga menyukai