Anda di halaman 1dari 11

MODUL 3

Skenario 3: Badan Besar Nn. Bilar


Nn. Bilar, usia 28 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan badan yang dirasakan semakin besar dalam 1
tahun terakhir. Nn. Bilar juga mengeluhkan menstruasi yang tidak teratur. Ayah Nn. Bilar menderita hipertensi,
sementara Ibunya menderita diabetes melitus tipe 2.

Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 135/90 mmHg meningkat normal 130/85,berat badan 88 kg, tinggi
badan 159 cm, di dapat IMT nya : 34,8 dimana itu obesitas tingkkat 2 dan obesitas sentral dengan lingkar perut
120 cm tidak normal nya itu pada cewek di bawah 80cm . Pada leher, lipatan ketiak dan lipat paha didapatkan
acanthosis nigricans.
Acanthosis nigricans merupakan kelaian kulit yang ditandai dengan adanya bagian kulit yang terlihat lebih tebal
dan lebih hitam dari kulit di sekitarnya. Kadang kondisi kulit dianggap terlihat berdaki, sehingga sebagian
penderita berusaha menggosok-gosok kulitnya. Namun tindakan itu tidak menyebabkan acanthosis nigricans
menghilang.
canthosis nigricans umumnya berkaitan dengan gangguan insulin. Oleh karena itu, orang yang mengalami
acanthosis nigricans sebaiknya menjalani pemeriksaan untuk mengetahui kadar insulin dan gula darah.

Penyebab Akantosis Nigrikans

Penyebab akantosis nigrikans belum diketahui secara pasti. Namun, gangguan ini sering terjadi akibat
peningkatan kadar insulin dan resistensi insulin. Ada beberapa kondisi yang diduga memicu terjadinya akantosis
nigrikans, yaitu:

Resistensi insulin

Sebagian besar penderita akantosis nigrikans mengalami resistensi insulin. Pada kondisi ini, insulin tidak bisa
bekerja dengan efektif sehingga kadar gula darah meningkat. Akibatnya, penderita akantosis nigrikans bisa
terkena diabetes tipe 2.

Peningkatan jumlah insulin juga menyebabkan sel-sel kulit di beberapa bagian tubuh berganti lebih cepat.
Kondisi ini membuat bagian kulit tertentu berwarna lebih gelap dibandingkan warna kulit di sekitarnya.

Gangguan hormonal
Akantosis nigrikans sering terjadi pada penderita penyakit yang memengaruhi hormon di dalam tubuh, seperti
penyakit Addison, sindrom Cushing, sindrom polikistik ovarium (PCOS), atau hipotiroid.

Obat-obatan dan suplemen tertentu. Niacin, pil KB, hormon pertumbuhan, obat-obatan tiroid,
suplemen pembentuk tubuh, prednisone, dan kortikosteroid lain dalam dosis tinggi dapat menyebabkan
perubahan warna kulit ini.

Pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar gula darah puasa 108 mg/dL normal ,tdk normal jika di atas 110/
100, gula darah 2 jam postprandial 155 mg/dL normal ,tidak normal,normal nya di bawah 140 , trigliserida 174
mg/dL tidak normal jika di atas 150 dan HDL 32 mg/dL tidak normal jika kurang dari 50

Dokter menyarankan Nn. Bilar untuk melakukan modifikasi gaya hidup dengan target berat badan yang menurun.
Nn. Bilar menceritakan saudaranya yang memiliki IMT 42 kg/m2 dan dirujuk tahun lalu ke rumah sakit untuk
menjalani operasi bariatrik. Dokter kemudian menjelaskan rencana terapi dan kemungkinan komplikasi yang bisa
timbul.

Bagaimana Anda menjelaskan kondisi Nn. Bilar dan saudaranya?

terminologi

1.Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi karena luruhnya dinding rahim bagian dalam yang
mengandung banyak pembuluh darah dan sel telur yang tidak di buahi.

Menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina karena siklus alami bulanan. Siklus ini merupakan bagian dari proses normal
organ reproduksi wanita untuk mempersiapkan kehamilan.

2.Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di angka 130/80 mmHg atau lebih.

3. Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang membuat kadar gula darah meningkat akibat kelainan pada kemampuan tubuh untuk
menggunakan hormon insulin

4.Obesitas sentral atau abdominal obesity adalah penumpukan lemak yang berpusat di bagian perut.
Pemilik obesitas sentral biasanya diikuti dengan ciri-ciri perut buncit, bentuk tubuh menyerupai apel, dan memiliki lingkar
pinggang yang lebar.

Obesitas sentral atau abdominal obesity adalah obesitas yang lemak berpusat di daerah perut. Berbeda dengan obesitas
perifer, di mana lemak terdistribusi di paha dan bokong.

Kadar gula darah saat puasa atau setelah tidak makan selama 8 jam: kurang dari 100 mg/dL;

kolesterol baik atau High Density Lipoprotein (HDL) berfungsi untuk membersihkan kolesterol-kolesterol dari berbagai
organ termasuk pada pembuluh darah dan membawanya kembali menuju hati.

Trigliserida memiliki fungsi sebagai energi cadangan yang akan digunakan oleh tubuh jika sumber energi yang utama, yaitu
glukosa di dalam tubuh telah habis, trigliserida disimpan di dalam sel-sel lemak yang disebut sel adipose.

kolesterol HDL adalah jenis kolesterol yang bermanfaat untuk menyerap kelebihan kolesterol dalam darah dan membawanya
kembali ke hati.
Operasi bariatrik adalah pembedahan yang dilakukan untuk membantu menurunkan berat badan. Prosedur ini biasanya
dilakukan pada penderita obesitas yang sulit diatasi hanya dengan diet dan olahraga.

Operasi bariatrik adalah pembedahan yang dilakukan untuk membantu menurunkan berat badan. Prosedur ini biasanya
dilakukan pada penderita obesitas yang sulit diatasi hanya dengan diet dan olahraga.

Operasi bariatrik adalah prosedur medis yang dilakukan untuk menurunkan berat badan. Operasi ini dilakukan dengan
memperkecil lambung sehingga akan membatasi jumlah asupan makanan dan mengurangi serapan nutrisi makanan.

RM :

1. Penyebab badan yang di rasakan makin besar

Tidak Menjaga Pola Makan

Penyebab badan makin besar bisa karena tidak menjaga pola makan yang seimbang. Biasanya mengonsumsi
sejumlah makanan yang berkalori tinggi secara berlebihan. Ditambah lagi jika jjarang mengonsumsi makanan
sehat seperti sayur dan buah-buahan.Secara otomatis, pola makan yang tidak seimbang akan membuat tubuh
gemuk secara perlahan tanpa disadari

Mengalami Stres Berat

Respons setiap orang dalam menghadapi stres bisa berbeda-beda, misalnya ada yang menjadikan makanan
sebagai pelarian dari tekanan yang ia rasakan (emotional eating).Semakin ia tertekan, semakin sering pula ia
makan tanpa bisa mengendalikannya.Hal ini akan menyebabkan tidak menyadari sebanyak apa asupan
kalorinya dalam sehari.

Efek pengobatan dengan steroid

Steroid merupakan obat untuk mengatasi berbagai masalah pada tubuh, seperti radang sendi, asma, dan alergi.

teroid juga berpengaruh terhadap metabolisme sampai meningkatkan penyimpanan lemak tubuh.

Oleh karena itu, pengobatan dengan steroid menjadi penyebab berat badan naik mendadak.

Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

PCOS merupakan kelainan hormon yang memengaruhi fungsi ovarium wanita.

Banyak wanita dengan PCOS juga mengalami resistensi insulin, yakni kondisi ketika sel tubuh tidak dapat
menyerap glukosa dengan baik dan mengubahnya menjadi energi sehingga terjadi Resistensi insulin merupakan
salah satu penyebab berat badan naik mendadak yang akhirnya berujung menjadi obesitas.

Pertambahan berat badan ini biasanya bisa terlihat dari bagian pinggul dan pinggang yang membesar.
Efek pengobatan diabetes melitus

Ketika Anda menggunakan insulin, glukosa akan terserap dengan baik ke dalam sel tubuh sehingga gula darah
menurun.Namun, bila asupan makan melebihi kebutuhan sehari-hari, sel tubuh Anda akan kelebihan
glukosa.Insulin akan mengubah glukosa yang tidak terpakai menjadi jaringan lemak sehingga berat badan Anda
bertambah.

Masalah hormon
contohnya Leptin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel lemak. Tugasnya yaitu mengendalikan nafsu makan
serta rasa lapar. Leptin ini akan memberi sinyal pada otak ketika perut sudah merasa kenyang.

pada orang yang mengalami sindrom metabolik yang mana salah satunya itu terjadi obesitas central,yang mana
terjadi penumpukan lemak di bagian abdomen,yang mengakibatkan banyak nya terbentuk hormon leptin
sehingga kadar hormon leptin mengingkat di tubuh
leptin yang berlebihan ini dampak mengakibatkan terjadi resistensi leptin
sinyal leptin ini tidak berfungsi. Ada banyak leptin tapi otak Anda tidak bisa endeteksinya. Kondisi inilah yang
disebut dengan resistensi leptin

Ketika otak tidak menerima sinyal leptin, otak akan berpikir bahwa tubuh Anda sedang kelaparan dan
membutuhkan makanan,makan nafsu makan akan menjadi meningkat meskipun Anda sebetulnya memiliki
simpanan kalori yang sudah lebih dari cukup dan kenyang

2. Penyebab menstruasi yang tidak teratur

Menstruasi adalah proses luruhnya dinding rahim yang disertai keluarnya darah dari vagina. Siklus menstruasi
biasanya berlangsung antara 28–36 hari, sedangkan menstruasi itu sendiri umumnya terjadi selama 3–7 hari.

Alat konstrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi, seperti IUD (spiral) atau pil KB, memang bisa menyebabkan perubahan pada
siklus menstruasi. IUD bisa menyebabkan darah yang keluar lebih banyak dari biasanya atau nyeri perut pada
saat menstruasi.

Sementara itu, penggunaan pil KB bisa menyebabkan sedikitnya darah menstruasi yang keluar, terutama di awal
masa penggunaan, atau bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali hingga 6 bulan

Menstruasi tidak lancar dapat disebabkan oleh aktivitas olahraga yang berlebihan, penurunan berat badan
secara drastis karena diet, atau berat badan berlebih (obesitas). Hal-hal tersebut dapat menyebabkan
hipogonadisme atau berkurangnya hormon reproduksi yang bertugas untuk mengatur siklus menstruasi. Selain
itu, stres juga bisa memengaruhi siklus menstruasi Anda.

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kelainan hormonal yang terjadi pada wanita. Wanita dengan PCOS
dapat mengalami periode menstruasi yang sangat jarang atau justru berkepanjangan.

Ketidaknormalan juga terjadi kepada proses pelepasan sel telur yang menyebabkan wanita penderita PCOS
tidak mengalami menstruasi atau mengalami menstruasi, tetapi darah yang keluar hanya sedikit.

Masalah pada tiroid

Kelenjar tiroid terdapat di bagian leher dan berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur metabolisme
tubuh. Jika kelenjar tiroid bermasalah, menstruasi pun juga akan terpengaruh
Stres

Stres yang parah juga bisa merusak keseimbangan hormon di dalam tubuh.

Ketika stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol. Jika kadarnya berlebihan, bisa memengaruhi bagian otak
yang berperan mengatur mens.

Akibatnya, siklus Anda bisa jadi lebih cepat, lambat, atau tidak haid sama sekali.

Menjelang masa menopause, kelancaran menstruasi wanita juga bisa terganggu. Ia bisa saja jadi lebih sering
haid atau justru sangat jarang.

Hal ini karena hormon-hormon kewanitaan mengalami penurunan secara drastis menjelang masa ini

Sindrom polikistik ovarium (PCOS)

PCOS alias sindrom polikistik ovarium adalah penyakit yang disebabkan karena kelebihan hormon laki-laki pada
wanita.

Kondisi ini memicu munculnya kista di ovarium yang membuat wanita menjadi tidak bisa melepaskan sel telurnya
setiap bulan.

Wanita dengan PCOS biasanya memiliki pertumbuhan rambut berlebih di wajah, jerawat yang sulit hilang, hingga
siklus haid yang tidak teratur.

Fibroid Rahim

Masalah lain yang dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur adalah fibroid rahim. Fibroid adalah tumor otot
yang berkembang di dinding rahim. Sebagian besar fibroid sebenarnya tidak bersifat ganas. Namun, ukurannya
dapat berkisar dari sekecil biji apel hingga seukuran jeruk bali. Alhasil, kondisi ini bisa menimbulkan nyeri
panggul, punggung bawah dan nyeri saat berhubungan intim.

4. Endometriosis

Penyakit yang satu ini terjadi ketika jaringan yang biasanya melapisi rahim malah tumbuh di luar rahim.
Endometriosis dapat menyebabkan kram menstruasi yang sangat menyakitkan, perdarahan hebat, menstruasi
tidak teratur dan pendarahan hebat saat menstruasi.

6. Penurunan Berat Badan Ekstrem

Tak sedikit wanita yang melakukan diet ekstrem untuk menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Cara diet
yang tidak sehat ini justru bisa membuat menstruasi tidak teratur bahkan berhenti menstruasi. Pasalnya,
kekurangan kalori dapat mengganggu produksi hormon yang dibutuhkan untuk proses ovulasi.

7. Olahraga Berlebihan

Rutin berolahraga memang dianjurkan untuk menjaga kebugaran tubuh. Namun, olahraga berlebihan justru bisa
mengganggu hormon yang bertanggung jawab untuk menstruasi. Ini karena olahraga berlebih dapat
mengeluarkan lebih banyak kalori daripada kalori yang masuk. Alhasil, tubuh tidak mendapatkan cukup kalori
untuk melakukan proses ovulasi.

8. Stres
Apakah akhir-akhir ini kamu sering stres dan menstruasi tidak teratur? Kalau iya, kedua kondisi tersebut mungkin
saling berkaitan. Stres dapat mengganggu bagian otak yang mengontrol hormon yang mengatur siklus
menstruasi. Oleh sebab itu, coba cari koping stres yang paling efektif supaya menstruasi kamu kembali teratur.

9. Konsumsi Obat-Obatan

Ada beberapa jenis obat yang dapat mengganggu siklus menstruasi. Contohnya seperti terapi penggantian
hormon, pengencer darah, obat tiroid, obat epilepsi, antidepresan, obat kemoterapi aspirin dan ibuprofen.

10. Kanker Serviks dan Endometrium

Salah satu penyakit serius yang harus kamu waspadai adalah kanker serviks atau kanker endometrium.
Pasalnya, kondisi ini juga bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur dan perdarahan berat di luar siklus
menstruasi.

Masalah hormonal salah satunya hormon leptin yang man fungsi dari hormon ini banyak
leptin di hasilkan oleh sel lemak , pada orang yang mengalami obes sentral terjadi peningkatan hormon leptin ->
resistensi leptin -> pada saat orang kenyang karena kalori terpenuhi tetapi dia masih lapar serta nafsu makan
yang tidaak terkontrol

perempuan yang obesitas central memiliki kadar hormon leptin yang lebih tinggi. Hormon ini diproduksi di
jaringan lemak.Kadar hormon leptin yang tinggi mengganggu keseimbangan hormon di dalam tubuh sehingga
juga mengganggu hormon kesuburan. menstruasi menjadi tak teratur dan kesuburan pun menurun.

mencegah obesitas,sangatlah penting untuk melakukan hal-hal penting berikut:

○ Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah sayur minimal 5 porsi per hari.
○ Konsumsi gula, garam dan lemak dengan pedoman G4 G1 L5 (konsumsi Gula maksimal 4 sendok
makan atau 50 gram per hari, konsumsi Garam maksimal 1 sendok teh atau 2 gram per hari,
konsumsi Lemak maksimal 5 sendok makan atau 67 gram per hari)
○ Rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan kaki, membersihkan rumah, dan
berolah raga, upayakan dilakukan secara BBTT (Baik, Benar, Teratur dan Terukur).
○ Jaga berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko dengan mempertahankan Indeks Massa Tubuh
(IMT) di kisaran 18-23 kg/m2

Tata Laksana

a. Pola Makan
Prinsip dasar penatalaksanaan obesitas yang dianjurkan badan dunia adalah diet rendah energi seimbang
dengan pengurangan energi 500-1000 kkal dari kebutuhan sehari dengan cara :

● Mengurangi konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, jagung,
kentang dan sereal
● Menghindari konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat sederhana seperti gula pasir, gula
merah, sirup, kue yang manis dan gurih, madu, selai, dodol, coklat, permen, minuman ringan, dll
● Mengurangi konsumsi bahan makanan sumber lemak dengan tidak mengolah makanan dengan
cara digoreng dan menggunakan santan kental serta mentega dan margarin
● Mengutamakan konsumsi bahan makanan sumber protein rendah lemak, seperti ikan, putih telur,
ayam tanpa kulit, susu dan keju rendah lemak, tempe tahu, dan kacang-kacangan yang diolah
Nn. Bilar menceritakan saudaranya yang memiliki IMT 42 kg/m2 obesitas tingkat dua dan dirujuk tahun lalu ke
rumah sakit untuk menjalani operasi bariatrik.
Operasi bariatrik atau bariatric surgery adalah pembedahan khusus yang bertujuan mengatasi obesitas atau
kegemukan.

Prosedur medis ini biasanya dianjurkan untuk penyandang obesitas yang sudah menjalani diet dan olahraga,
tetapi tidak membuahkan hasil.

Operasi dengan nama lain bariatric surgery ini dapat membantu Anda memangkas lemak di dalam tubuh.

i bawah ini beberapa jenis operasi bariatrik yang perlu Anda ketahui.

1. Gastric bypass

Gastric bypass atau bypass lambung adalah prosedur yang menjepit lambung dan membuat kantung lambung
lebih kecil.

Kantung ini nantinya menembus bagian lambung dan sebagian dari usus.

Operasi penurun berat badan ini bertujuan mempercepat rasa kenyang dan mengurangi porsi makan.

Selain itu, bypass lambung membantu mengurangi penyerapan kalori pada makanan.

2. Sleeve gastrectomy (SV)

Berbeda dengan bypass, sleeve gastrectomy adalah jenis operasi yang mengangkat beberapa bagian organ
pencernaan.

Metode ini dilakukan untuk membatasi makanan yang masuk dan dicerna.

Alhasil, perut terasa cepat penuh dan rasa kenyang pun bertahan lebih lama.

3. Adjustable gastric banding (AGB)

Adjustable gastric banding adalah operasi menurunkan berat badan yang menggunakan pita untuk mengikat
bagian atas lambung.

Hal ini dilakukan untuk membentuk kantong kecil dengan lubang sempit pada perut bagian bawah.

Pita ini memungkinkan makanan disimpan pada dalam jangka waktu yang lebih lama.

Setelah itu, makanan akan menuju ke perut bagian bawah dan sistem pencernaan berjalan normal.

4. Teknik kombinasi

Teknik kombinasi akan membatasi penyerapan makanan zat gizi makro dan mikro yang masuk ke dalam tubuh.
Contoh prosedur ini yaitu biliopancreatic diversion (BPD) dan BPD dengan duodenal switch (BPD DS).

berbagai manfaat, di antaranya adalah:

1. Penurunan berat dalam jangka waktu lama

Penelitian menunjukkan lebih dari 90% penderita obesitas yang menjalani operasi bariatrik mengalami
penurunan berat badan dan mempertahankan berat badannya setidaknya 1-5 tahun.

2. Meningkatkan potensi harapan hidup

Penderita yang telah menjalani bedah bariatrik memiliki usia harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan
dengan penderita yang tidak menjalani operasi. Hal ini dikarenakan penyakit komplikasi akibat obesitas juga
dapat diminimalisasi.

3. Meningkatkan kualitas hidup

Pada umumnya, seseorang yang telah terbebas dari obesitas akan mengalami peningkatan rasa percaya diri
dan interaksi sosial. Gejala depresi, dan gangguan kecemasan pun semakin menurun.

Hubungan jenis kelamin ama faktor usia denagn keluhan

Trus riwayat ayah dan ibunnya

Apa terapi dan komplikasi


Penatalaksanaan sindrom metabolik terdiri dari perubahan gaya hidup, manajemen dislipidemia aterogenik,
pengontrolan tekanan darah, manajemen hiperglikemia, dan manajemen kondisi protrombotik. Semua langkah
tersebut bertujuan untuk mencegah penyakit kardiovaskular akibat sindrom metabolik.[1-3]

Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup dilakukan untuk mengubah obesitas dan kebiasaan hidup yang sedenter. Hal ini dicapai
dengan restriksi kalori dan pelaksanaan aktivitas fisik rutin.

Restriksi Kalori -> Restriksi kalori merupakan pengurangan asupan makanan tanpa malnutrisi.

Restriksi kalori merupakan metode yang sangat efektif dan harus dilakukan dengan perubahan perilaku jangka
panjang. Restriksi kalori yang sangat ekstrem tanpa diikuti kesadaran dan perubahan perilaku dalam jangka
panjang terbukti hanya menurunkan berat badan sesaat. Oleh karena itu, penurunan berat badan melalui
restriksi kalori dilakukan perlahan, dengan komitmen jangka panjang.

Tujuan awal restriksi kalori adalah penurunan 10% berat badan, yang dapat dicapai dengan pemilihan
makanan-makanan rendah kalori. Komposisi makanan juga sangat penting untuk diperhatikan. Makanan rendah
lemak dan tinggi karbohidrat umumnya lebih direkomendasikan. Namun, belakangan ini studi menemukan
bahwa makanan tinggi lemak tidak jenuh dengan karbohidrat yang rendah ternyata lebih baik. Makanan tinggi
lemak jenuh harus dihindari.[1-3]

Aktivitas Rutin

Aktivitas fisik rutin memiliki banyak manfaat dalam penatalaksanaan sindrom metabolik, seperti
menyeimbangkan kalori, menurunkan resistensi insulin, serta meningkatkan kebugaran jasmani pasien.
Keseluruhan hal tersebut berhubungan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular.[1-3]

Penatalaksanaan Dislipidemia Aterogenik,

Penatalaksanaan dislipidemia aterogenik menargetkan apolipoprotein B (ApoB) yang mengandung low density
lipoprotein (LDL) dan very low density lipoprotein (VLDL). LDL dan VLDL biasa disebut kolesterol non-HDL atau
lipoprotein aterogenik.

Penurunan kolesterol non-HDL ditargetkan hingga <100 mg/dL pada pencegahan sekunder dan <130 mg/dL
pada pencegahan primer. Pada pasien risiko tinggi penyakit kardiovaskular, penurunan kolesterol non-HDL
hingga <100 mg/dL lebih dianjurkan.

Penurunan kolesterol non-HDL dapat dilakukan dengan terapi medikamentosa. Obat lini pertama adalah
golongan statin ( menghambat secara kompetitif kerja enzim HMG COa reduktase, enzim pengubah Acetyle coa
menjadi kolestrol ). Regimen yang disarankan adalah statin intensitas tinggi berupa atorvastatin 80 mg atau
rosuvastatin 20–40 mg per hari.

Namun, beberapa pasien mungkin tidak dapat menoleransi penggunaan statin yang intensif, sehingga pasien
tersebut dapat diberikan kombinasi statin dengan intensitas sedang (atorvastatin 10 mg, rosuvastatin 5 mg,
simvastatin 20 mg). Kombinasi tersebut dilaporkan mampu memberikan efek seperti statin intensitas tinggi.[1-3]

Kontrol Tekanan Darah

Kontrol tekanan darah paling efektif dilakukan dengan restriksi kalori karena penurunan kalori berjalan sejajar
dengan penurunan tekanan darah. Selain itu, modifikasi pada komposisi diet juga dapat membantu penurunan
tekanan darah. Jika kontrol tekanan darah tidak tercapai, maka obat antihipertensi bisa digunakan.

Obat antihipertensi lini pertama adalah ACE inhibitor (seperti captopril) dan bloker alfa karena keduanya tidak
menyebabkan resistensi insulin dan faktor risiko metabolik lain. Sebaliknya, penggunaan bloker beta (seperti
atenolol dan metoprolol) menyebabkan resistensi insulin dan memperburuk sindrom metabolik.

Diuretik tiazid juga dapat meningkatkan resistensi insulin. Sementara itu, obat golongan calcium channel-blocker
bersifat netral secara metabolik dan menyebabkan resistensi insulin yang minimal, sehingga masih dapat
digunakan untuk mengontrol tekanan darah pada pasien sindrom metabolik.[1-3]

Kontrol Gula Darah

Sama seperti sebelumnya, metode awal kontrol gula darah adalah penurunan berat badan sekitar 10% dan
peningkatan aktivitas fisik menjadi minimal 150 menit/minggu. Modifikasi gaya hidup ini akan menurunkan
kemungkinan terjadinya diabetes dari kondisi prediabetes sekitar 50%. Terapi medikamentosa seperti
penggunaan metformin memang dapat menurunkan kemungkinan diabetes, tetapi tidak seefektif perubahan
gaya hidup.[1-3]

Penatalaksanaan Kondisi Protrombotik

Kondisi ini digambarkan dengan peningkatan agen-agen proinflamasi. Cara yang paling efektif untuk menangani
kondisi protrombotik adalah restriksi kalori dan penurunan berat badan. Keduanya akan menyebabkan
penurunan faktor-faktor aktivasi koagulasi. Untuk terapi medikamentosa, aspirin diketahui efektif mengatasi
kondisi protrombotik. Aspirin dapat menurunkan >10% risiko penyakit kardiovaskular selama 10 tahun.[1-3]

Anda mungkin juga menyukai