Uga bisa saja benar ataupun tidak, namun dalam kisah dahulu pernah ada uga
(prediksi) tentang kondisi Sumedang yang dipimpin sama seseorang yang bukan
berasal dari Sumedang itu sendiri dan uga (prediksi) tentang Bandung yang ramai dan
padat penduduk, dan ternyata prediksi tersebut benar adanya. Jika dilihat dahulu,
Sumedang sebagai pusat peradaban dan Kerajaan Sunda yang akhirnya bisa diambil
alih oleh kolonial Belanda.
Fenomena Rasa
Sunda sudah terkenal sebagai etnis yang kental didominasi rasa, yang berarti
bahwa orang sunda lebih peka terhadap kila-kila, sehingga orang sunda dapat lebih
mudah menangkap dan menerjemahkan simbol yang akan terjadi di waktu yang akan
datang.
Laku tirakat atau disebut jalan ruhani menjadi jalan untuk mencapai sensivitas yang
kuat, maksudnya semakin seseorang menguatkan ruhani nya maka orang tersebut akan
semakin dapat merasakan baik yang ada didalam dirinya sendiri maupun yang datang
dari luar. Seseorang juga harus bisa melawan segala sesuatu sifat yang negatif dan
mengganti/mengisinya dengan sifat positif dan jadikan itu menjadi bagian diri dari
kepribadiannya.
Semakin kuat terhadap ‘rasa’, maka terbuka pula rahasia mengenai alam.
Sehingga, kila-kila yang kerap dibalut dengan simbol pun dapat terjawab dari maksud
kila-kila tersebut. Simbol juga dapat diartikan sebagai “tanda tangan imanensi Tuhan”
yang menggambarkan sesuatu yang universal, realitas dan mendatangkan
transformasi.
Kerusakan Alam
Dalam perspektif Sunda, alam bukan sekedar objek yang mati, namun alamlah
yang menjadi pegangan untuk keberlangsungan hidup manusia, sehingga dengan
begitu kita sebagai manusia bisa bersyukur dan merasakan hadirnya Sang Pencipta.