Anda di halaman 1dari 3

FENOMENA TERATAI: SALAH SATU SARANA MENGENAL ALLAH

Oleh: Nauratun Nahdhah

Dulu sekali, ketika saya masih duduk dibangku TK hingga MI, saya menggambarkan
“Tuhan” dalam pikiran saya dengan membayangkan Tuhan itu berupa cahaya bulat besar yang

memancarkan sinar terang dan di tengahnya bertuliskan ‫اهلل‬, sebagaimana yang digambarkan

komik-komik Nabi pada saat itu. Kadang kala, gambaran Tuhan itu menyerupai bentuk kaligrafi
orang yang tengah shalat, yang duduk mengawasi saya ketika shalat, hal itu membuat saya takut
untuk bermain-main ketika shalat. Tetapi itu dulu, dulu sekali. Ketika otak kecil saya belum
mampu sepenuhnya menerima dan memahami, bagaimana mungkin kita bisa menyembah
sesuatu yang tidak pernah kita lihat secara langsung? Atau, kenapa kita harus takut pada sesuatu
yang tidak ada wujudnya? Maka wajar ketika dulu saya menciptakan bayangan imajiner
mengenai Tuhan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pemahaman mengenai wujud, keesaan
dan kekuasaan Tuhan mulai menghampiri saya.
Keyakinan saya bahwa alam raya ini tidak mungkin tercipta dengan sendirinya, ataupun
diciptakan oleh manusia, dengan mengambil contoh terdekat adalah lingkungan sekitar saya,
tempat dimana saya tumbuh dan menyadari ke-Maha Besaran Allah. Tumbuhan dan bunga-
bunga kecil biasa seringkali dianggap remeh oleh orang-orang, meski sempurna sepenuhnya.
Orang-orang tidak menyadari keajaiban penciptaan bunga-bunga ini karena terlihat ada di mana-
mana setiap hari. Karena itu, bunga-bunga yang tumbuh di tempat yang sangat berbeda, dalam
keadaan yang sangat lain, dan dalam ukuran yang sangat berbeda akan ditaksir tanpa 'kacamata
biasa' dan dengan demikian membantu kita menyadari keberadaan Allah, Salah satu tumbuhan
yang berbeda tetapi familiar dalam lingkungan saya adalah tumbuhan teratai.

Tanaman-tanaman ini mulai tumbuh di lumpur dasar danau, dan kemudian menjangkau
permukaan danau. Tujuannya adalah mencapai sinar matahari yang sangat penting untuk
keberadaan mereka. Tatkala akhirnya mencapai permukaan air, mereka berhenti tumbuh dan
mengembangkan pucuk bundar berduri.. Dengan 'mengetahui' bahwa semakin banyak menutupi
permukaan danau dengan daun-daun yang berhamparan, semakin mampu mereka memanfaatkan
sinar matahari, teratai-teratai ini banyak menggunakan siang hari untuk melakukan fotosintesis.
Mereka 'tahu' bahwa kalau tidak, mereka tidak akan dapat bertahan hidup di dasar sungai karena

1
langkanya cahaya. Tentu saja, menjalankan taktik 'cerdik' seperti ini jelas merupakan ilham bagi
tanaman. Akan tetapi, sinar matahari saja tidak memadai bagi teratai. Mereka juga membutuhkan
oksigen. Sekalipun demikian, tentu saja oksigen ini tidak ada di tanah berlumpur tempat akar-
akar mereka. Karena inilah teratai membentangkan tangkai yang berkembang dari akar ke atas
menuju permukaan air yang mengambangkan daun-daun mereka. Tangkai berkaitan dengan
daun-daun dan berfungsi sebagai pengangkut oksigen antara daun dan akar. setelah mereka
mencapai sinar dan oksigen di permukaan air, mereka menggulung daun-daun raksasa mereka ke
atas supaya tidak tenggelam.

Mereka dapat melangsungkan kehidupan dengan semua pencegahan ini. Sekalipun


demikian, mereka tahu bahwa ini tidak cukup untuk perkembangbiakan. Mereka membutuhkan
makhluk hidup yang akan membawa serbuk-sari mereka ke teratai lain, dan makhluk hidup ini
ialah kumbang yang tercipta dengan ketertarikannya pada warna putih. Hewan ini lebih suka
teratai putih ini daripada bunga-bunga menarik lainnya. Ketika teratai dikunjungi oleh hewan ini
yang akan melestarikan spesies mereka, mereka menutup semua daun mereka, membelenggu
mereka, dan menawari mereka serbuk-sari yang cukup banyak. Mereka membiarkan mereka
bebas setelah menyekap mereka selama satu malam, dan kemudian mengubah warna mereka
supaya mereka tidak membawa kembali serbuk-sari yang sama kepada mereka. Segera setelah
putih murni, teratai meriah lalu menghiasi danau dengan warna merah-muda.

Bagaimana pucuk itu bisa tahu pada tahap awal kehidupannya di kedalaman danau
bahwa ia membutuhkan oksigen dan sinar matahari untuk mempertahankan hidup, bahwa ia
tidak akan bisa hidup tanpanya, dan bahwa segala sesuatu yang dibutuhkannya ini terdapat di
permukaan air? Makhluk yang baru saja mengenal kehidupan ini tidak menyadari kenyataan
bahwa air ini mempunyai permukaan atau pun keberadaan matahari dan oksigen. Bisakah
rencana-rencana yang diperhitungkan secara baik dan tanpa cacat seperti itu merupakan karya
pucuk yang tidak menyadari segalanya? Tentu tidak. Mereka ialah hasil dari kebijaksanaan
Allah, Yang menciptakan segala sesuatu. Semua seluk-beluk yang diringkas di sini menunjukkan
bahwa tanaman, seperti semua makhluk hidup di alam semesta ini, menjadi ada dengan telah
diperlengkapi dengan sistem yang paling sesuai, dan bersyukurlah kepada Pencipta mereka.

2
MEMAHAMI HAKIKAT MANUSIA

Manusia adalah makhluk yang paling mencengangkan di alam semesta ini. Manusia
dianugerahi akal. Bahkan akal tersebut digunakannya lagi untuk memikirkan hakekat dirinya
sendiri, hakekat eksistensinya yang unik di jagad raya. Berani menjejakkan kaki di permukaan
bumi tanpa mengenal jati diri, itu perbuatan yang sangat riskan. Bisa saja kita survive, tapi kita
akan kehilangan banyak hal. Karena hidup itu memiliki mimpinya sendiri, maka salah satu yang
akan sulit kita raih adalah impian (visi) tersebut. Karena hidup memiliki misi tersendiri, maka
kehidupan yang tidak mengenal jati dirinya, akan melalaikan misi itu. Menurut filosofi Socrates,
cogito ergo sum ( aku berfikir maka aku ada).

Berbagai disiplin ilmu telah ikut andil mempelajari manusia. Mulai dari filsafat,
psikologi, sosiologi, teologi, ekonomi, dsb.Namun, tak satu pun yang utuh menjabarkan manusia
secara sempurna. Andai kata kita mencoba memahami diri kita sendiri menggunakan akal yang
kita miliki, maka keterbatasan yang menjadi sifat mutlak manusia akan membenturkan kita untuk
mendapatkan jawaban yang utuh mengenai teka-teki yang hebat ini. Tapi Allah SWT, yang telah
menciptakan manusia dengan tangan kanan-Nya sendiri – dan semua tangan Allah adalah kanan,
telah memberikan petunjuk mengenai manusia yang tertuang dalam wahyu. Dasar yang tepat
dalam berteori tentang eksistensi manusia.

Manusia memiliki tiga unsur: hati, akal dan jasad. Hati membentuk keputusan yang
bersumber dari keyakinan (Qs 75:14), memiliki kehendak (Qs 18:29) dan kebebasan memilih
(Qs 90:10). Akal Allah berikan, mampu membentuk pengetahuan (Qs. 17:36). Sedangkan jasad
adalah unsur yang melakukan amal (Qs. 9:105). Dengan akal, hati, dan jasad manusia dapat
beribadah.

Berikut ini adalah watak dasar manusia. Manusia memiliki watak yang kebanyakan
buruk. Lalu Islam datang untuk meng-upgrade watak-watak manusia, sehingga meninggalkan
watak yang buruk dan memiliki watak yang baik sebagai identitas seorang mukmin. Sifat dasar
manusia itu antara lain:

Tergesa-gesa (17:11, 21:37), Berkeluh kesah (70:19, 90:4), Gelisah (70:20), Tak mau berbuat
baik (70:21), Pelit (17:100), Kufur (14:34), Pendebat (18:54), Pembantah (100:6), Zalim
(14:34), Jahil (33:72)

Coba periksa adakah sifat-sifat tersebut pada diri kita? Sesungguhnya sifat-sifat tersebut adalah
sifat dasar manusia. Oleh karenanya, seorang mukmin seharusnya telah ter-upgrade wataknya,
tidak lagi memiliki sifat-sifat dasar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai