"Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup." (QS. Al
Anbiya : 30).Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan
bahwa tanpa air semua akan mati kehausan.
1
The Hidden Message in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan
bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik
atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan,
semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan
tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa
menjelaskan, kenapa air putih yang dido'akan bisa
menyembuhkan si sakit.
Dulu, hal tersebut kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita
anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itu
menangkap pesan do'a kesembuhan, menyimpannya, lalu
vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh
si sakit.Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5%
air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22%
air. Air putih galon di rumah, bisa setiap hari dido'akan dengan
khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya shaleh,
sehat, dan cerdas, dan agar suami yang meminum tetap setia.
Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepada air
di otak dan pembuluh darah.Dengan izin Allah, pesan tadi akan
dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari. Bila air minum di suatu
kota dido'akan dengan serius untuk keshalehan, insya Allah
semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan
tidak beringas.
2
air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya
rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang
menunggu disingkap manusia. Islam adalah agama yang paling
melekat dengan air.Shalat wajib perlu air wudhu 5 kali sehari.
Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun wajib
dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh
memandikan jenazah, malahan ada yang dibakar.Tetapi kita
belum melakukan dzikir air. Kita masih perlakukan air tanpa
respek. Kita buang secara mubazir, bahkan kita cemari.
Astaghfirullah.Seorang ilmuwan Jepang telah merintis. Ilmuwan
muslim harus melanjutkan kajian kehidupan ini berdasarkan Al-
Qur'an dan hadits. Wallahu a'lam.
"Tebing Curam"
3
Itulah kehidupan pertamamu di dunia. Maka janganlah kamu
datang kepada-Ku dengan membawa sesuatu yang dapat Aku
singkapkan amalmu..
4
Selain Allah Ta’ala, ketika engkau datang padanya, engkau bisa
tetap benar, baik raja, sultan, penguasa, maka kedatangan
kalian, tubuhmu adalah bukit, tetesannya adalah lautan,
tintanya adalah rembulan, rembulannya adalah matahari,
sedikitnya adalah banyak, terhapusnya adalah tetapnya,
fana’nya adalah kekal’nya, geraknya adalah tetapnya. Pohonnya
menjulang hingga menyentuh Arasy, dan akarnya membubung
sampai ke bintang Tsurayya, dan dahan-dahannya melindungi
dunia dan akhirat. Pohon apakah ini?
Orang yang zuhud dari dunia, diuji dengan akhirat. Orang yang
zuhud dari dunia dan akhirat, diuji oleh Pencipta dunia dan
5
akhirat. Kalau semua telah alpa, seakan-akan kalian tidak
pernah bakal mati, seakan-akan kalian tidak akan dihamparkan
di padang mahsyar, tidak di hisab di sana, dan tidak melewati
jembatan Shirathal Mustaqim?
Ini sifat-sifat, padahal kalian mengajak Islam dan Iman. Ini Al-
Quran dan Ilmu sebagai argumentasi bagi kalian. Jika kalian
hadir dalam majelis Ulama, dan menolak apa yang dikatakan
mereka, maka kehadiran kalian sebagai hujjah yang membuat
dosa.
Sebagaimana kalian semua bertemu Rasulullah SAW, di hari
kiamat nanti, sementara kalian tidak menerima Beliau SAW,
ketika seluruh makhluk dalam ketakutan atas kebesaran,
keagungan dan keadilan serta kesombonganNya, maka ketika
itu seluruh kerajaan dunia musnah, dan hanya kerajaan Ilahi
yang abadi, semuanya di kembali kepadaNya.
6
INGAT (BERDZIKIR) KEPADA ALLAH
TAALA
7
Mempelajari dan paham terhadap ilmu tauhid sendiri,
berhukum fardhu ‘ain kepada setiap kaum muslimin mukallaf
sepanjang akalnya mampu. Mempunyai keyakinan dengan
mengemukakan dalil2nya secara ijmali (Garis Besar) maupun
tafsili (Terperinci). Berdasar hukum aqli maupun naqli. Dapat
memiliki iman secara ma’rifat atau tidak sekedar hanya taklid
saja. Kaum muslimin yang taqlid dalam tauhid, imannya sangat
disangsikan.
8
Kemudian bila tak juga memperoleh pertolongan dari Allah,
maka dipasrahkannya dirinya kepada Allah, dan terus demikian,
mengemis, berdo'a merendah diri, memuji, memohon dengan
harap-harap cemas. Namun, Allah Yang Maha Besar dan Maha
Kuasa membiarkan ia letih dalam berdo'a dan tak
mengabulkannya, hingga ia sedemikian kecewa terhadap
segala sarana duniawi. Maka kehendak-Nya mewujud
melaluinya, dan hamba Allah ini berlalu dari segala sarana
duniawi, segala aktiviti dan upaya duniawi, dan bertumpu pada
rohaninya.
9
mengetahui lewat ilmu-Nya. Maka dikaruniailah dia dengan
karunia-Nya, dan beruntung lewat kedekatan dengan-Nya, dan
melalui kedekatan ini, ia menjadi mulia, ridha, bahagia, dan
puas dengan janji-Nya, dan bertumpu pada firman-Nya.
Ia merasa enggan dan menolak segala sesuatu selain Allah, ia
rindu dan senantiasa mengingat-Nya; makin mantaplah
keyakinannya pada-Nya, Yang Maha Besar lagi Maha Kuasa. Ia
bertumpu pada-Nya, memperoleh petunjuk dari-Nya,
berbusana nur ilmu-Nya, dan termuliakan oleh ilmu-Nya. Yang
didengar dan diingatnya adalah dari-Nya. Maka segala syukur,
puji, dan sembah tertuju kepada-Nya.
(Risalah 3, Mutiara karya Syeikh Abdul Qadir Jailani)
10
Tawon dan lebah memang makan dan minum dari sumber
yang sama; namun yang satu hanya menghasilkan sengat yang
tajam, sedang yang lain membuahkan madu yang lezat.
Semua jenis rusa sama makan rumput dan minum air; namun
rusa yang satu hanya melahirkan kotoran, sedangkan rusa yang
lain membuahkan wangi kesturi.
Tumbuhan jenis buluh minum air dari sumber air yang sama;
namun batang bambu tidak mengandung apa-apa, sedangkan
batang tebu berisi gula.
Perhatikan ratusan ribu hal seperti itu dan lihat betapa antara
keduanya terdapat jarak sejauh tujuh puluh tahun perjalanan.
Yang satu ini makan dan darinya tidak lahir apa-apa kecuali
kebakhilan dan kecemburuan; yang lain juga makan, namun
dari dirinya tidak terbit apa pun selain cinta kepada Tuhan.
Yang satu lahan subur dan yang lain tanah payau dan buruk;
yang satu seorang malaikat molek dan yang lain setan dan
serigala liar.
11
Orang yang cenderung menyamakan sihir dan mukjizat nabi,
telah berkhayal dan mengira bahwa keduanya sama-sama tipu
daya.
Apa saja yang dilakukan orang, setiap kali akan ditiru oleh
seekor kera apabila ia melihat orang melakukannya.
Dia mengira, "Aku meniru perbuatannya!" Bagaimana mungkin
pandangan yang picik dapat membedakan kedua perbuatan
itu?
12
Segala sesuatu di alam semesta beserta ciri-ciri yang ada pada
ciptaan ini menunjukkan Ilmu dan Kekuasaan Allah, Sang
Pencipta yang Maha Agung.
Salah satu ciri khas onta adalah struktur tubuh yang sangat kuat
dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang paling ganas
sekalipun. Onta mampu bertahan hidup berhari-hari tanpa
makan dan minum. Mamalia ini dapat melakukan perjalanan
jauh dengan beban ratusan kilogram di punggungnya selama
berhari-hari.
13
Bagi onta, ia telah diciptakan dengan penampakan fisik yang
luar biasa untuk kepentingan manusia. Sedangkan bagi
manusia sendiri, selain mendapatkan manfaat dari onta,
mereka diperintahkan oleh Allah untuk memperhatikan dan
memikirkan segala keajaiban ciptaan yang ada di alam semesta,
termasuk onta. Sehingga manusia akan takjub, tunduk dan
patuh pada Al-Khaaliq, Pencipta segala sesuatu, Dialah Allah.
14
Wahai kaum Sufi….Jika engkau menghadiri suatu majelis,
ternyata engkau menghadirinya agar masalahmu terpecahkan.
Engkau malah kontra dengan nasehat kebajikan, lalu engkau
pelihara kesalahan dan ketergelinciran, bahkan engkau tertawa
dan main-main. Engkau benar-benar mengkawatirkan, padahal
engkau bersama Allah Azza wa Jalla.
Karena itu bertobatlah kalian dari situasi itu, jangan sampai ini
seperti para musuh Allah Azza wa Jalla. Raihlah manfaat dari
apa yang disimak. Engkau sudah terikat dengan ibadah, dan
Allah mengikat dengan AnugerahNya. Hendaknya berpijaklah
pada Sang Penyebab, bukan pada akibat, dan bertawakallah
padaNya. Hendaknya kalian tidak mengabaikan amaliyah,
hendaknya pula ikhlas dalam beramal.
Allah SWT berfirman: “Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia
kecuali untuk beribadah.”
15
kalian, tubuhmu adalah bukit, tetesannya adalah lautan,
tintanya adalah rembulan, rembulannya adalah matahari,
sedikitnya adalah banyak, terhapusnya adalah tetapnya,
fana’nya adalah kekal’nya, geraknya adalah tetapnya. Pohonnya
menjulang hingga menyentuh Arasy, dan akarnya membubung
sampai ke bintang Tsurayya, dan dahan-dahannya melindungi
dunia dan akhirat. Pohon apakah ini?
Orang yang zuhud dari dunia, diuji dengan akhirat. Orang yang
zuhud dari dunia dan akhirat, diuji oleh Pencipta dunia dan
akhirat. Kalau semua telah alpa, seakan-akan kalian tidak
pernah bakal mati, seakan-akan kalian tidak akan dihamparkan
16
di padang mahsyar, tidak di hisab di sana, dan tidak melewati
jembatan Shirathal Mustaqim?
Ini sifat-sifat, padahal kalian mengajak Islam dan Iman. Ini Al-
Quran dan Ilmu sebagai argumentasi bagi kalian. Jika kalian
hadir dalam majelis Ulama, dan menolak apa yang dikatakan
mereka, maka kehadiran kalian sebagai hujjah yang membuat
dosa. Sebagaimana kalian semua bertemu Rasulullah SAW, di
hari kiamat nanti, sementara kalian tidak menerima Beliau SAW,
ketika seluruh makhluk dalam ketakutan atas kebesaran,
keagungan dan keadilan serta kesombonganNya, maka ketika
itu seluruh kerajaan dunia musnah, dan hanya kerajaan Ilahi
yang abadi, semuanya di kembali kepadaNya.
17
- Karena Tasawuf timbul dalam Islam sesudah ummat
Islam mempunyai kontak dengan penganut agama
Kristen (Nasrani), filsafat Yunani, ajaran Hindu dan
Buddha, muncullah anggapan bahwa aliran tasawuf
lahir dalam Islam atas pengaruh dari luar.
- Ada yang mengatakan bahwa pengaruhnya datang
dari rahib-rahib Kristen yang mengasingkan diri untuk
beribadat dan mendekatkan diri kepada Tuhan di
gurun pasir Arabia.
18
Yang Maha Suci, roh yang telah kotor itu dibersihkan dulu
melalui ibadah.
19
Kita perlu mencatat, agama Hindu dan Buddha, filsafat Yunani
dan agama Kristen datang lama sebelum Islam. Bahwa yang
kemudian datang dipengaruhi oleh yang datang terdahulu
adalah suatu kemungkinan. Tapi pendapat serupa ini
memerlukan bukti-bukti historis.
20
ada di lehernya (QS. Qaf 16). Ayat ini menggambarkan Tuhan
berada bukan diluar diri manusia, tetapi di dalam diri manusia
sendiri. Karena itu dikatakan, "Siapa yang mengetahui dirinya
mengetahui Tuhannya."
Untuk mencari Tuhan, sufi tak perlu pergi jauh; cukup ia masuk
kedalam dirinya dan Tuhan yang dicarinya akan ia jumpai
dalam dirinya sendiri. Dalam konteks inilah ayat berikut
dipahami kaum sufi, "Bukanlah kamu yang membunuh mereka,
tapi Allah-lah yang membunuh dan bukanlah engkau yang
melontarkan ketika engkau lontarkan (pasir) tapi Allah-lah yang
melontarkannya (QS. al-Anfal 17).
21
Dengan khusuk dan beribadah ia akan merasakan kedekatan
Tuhan, lalu melihat Tuhan dengan penglihatannya dan akhirnya
mengalami persatuan rohnya dengan roh Tuhan dan inilah
hakikat Tasawuf.
22
Bahwa Dia diberi sifat dengan segala gelar, yang dengan itu Dia
telah memberi sifat pada diri-Nya sendiri; dan Dia diberi nama
yang dengan itu pula Dia telah memberi nama pada diri-Nya
sendiri; bahwa karena sifat-Nya yang kekal maka demikian pula
nama-nama dan sifat-sifat-Nya sama sekali tak sama dengan
makhluk-makhluk-Nya. Esensi-Nya tidak sama dengan esensi-
esensi lain, tak pula sifat-Nya sama dengan sifat-sifat lain; tak
satu pun dari istilah-istilah yang diterapkan pada makhluk-
makhluk ciptaan-Nya dan yang mengacu pada penciptaan
mereka dari waktu ke waktu, membawa pengaruh atas-Nya;
bahwa Dia tak henti-hentinya menjadi Pemimpin, Terkemuka di
hadapan segala yang dilahirkan dari waktu ke waktu, Ada
sebelum segala yang ada; dan bahwa tiada sesuatu pun yang
kekal kecuali Dia, dan tiada Tuhan di samping Dia; bahwa Dia
bukan badan, potongan, bentuk, tubuh, unsur atau aksiden;
bahwa dengan Dia tidak ada penyimpangan maupun
pemisahan, tidak ada gerakan maupun kediaman, tidak ada
tambahan maupun pengurangan;
23
tidak menyangga Dia, sebaliknya tidak menghadapinya,
dengan tidak menekan Dia, di balik tidak mengikat Dia, di
depan tidak membatasi Dia, terdahulu tidak memameri Dia, di
belakang tidak membuat Dia luruh, semua tidak menyatukan
Dia, ada tidak memunculkan Dia, tidak ada tidak membuat Dia
lenyap. Penyembunyian tidak menyelubungi Dia, pra-
eksistensi-Nya mendahului waktu, adanya Dia mendahului
yang belum ada, kekekalan-Nya mendahului adanya batas.
Jika engkau berkata Kala, maka eksistensi-Nya telah melampaui
waktu; jika engkau berkata sebelum, maka sebelum itu sesudah
Dia, jika engkau berkata Dia, maka D, i dan a adalah ciptaan-
Nya; jika engkau berkata bagaimana, maka esensi-Nya
terselubung dari pemberian; jika engkau berkata di mana, maka
adanya Dia mendahului ruang; jika engkau berkata tentang ke-
Dia-an, maka ke-Diaan-Nya terpisah dari segala sesuatu. Selain
Dia, tidak ada yang bisa diberi sifat dengan dua sifat (yang
berlawanan) sekaligus, dan toh dengan-Nya kedua sifat itu
tidak menciptakan keberlawanan. Dia tersembunyi dalam
penjelmaan-Nya menjelma dalam persembunyian-Nya. Dia ada
di luar dan di dalam, dekat dan jauh; dan dalam hal itu Dia tidak
sama dengan makhluk-makhluk. Dia bertindak tanpa
menyentuh, memerintah tanpa bertemu, memberi petunjuk
tanpa menunjuk. Kehendak tidak bertentangan dengan-Nya,
pikiran tidak menyatu dengan-Nya; esensi-Nya tanpa kualitas
(ta'yif), tindakan-Nya tanpa upaya (ta'lif).
Bahwa Dia tidak bisa dilihat oleh mata, atau dibantah oleh
pikiran; bahwa sifat-sifat-Nya tidak berubah dan nama-nama-
Nya tidak berganti; bahwa Dia tidak pernah lenyap dan tidak
akan pernah lenyap; Dia yang Pertama dan Terakhir, Dzahir dan
Batin; bahwa Dia mengenal segala sesuatu, bahwa tidak ada
yang seperti Dia dan bahwa Dia Melihat dan Mendengar.
24
AL-HAQ, AL MUTLAQ.. TIDAK TERHIJAB OLEH SESUATU
APA PUN, SEBALIKNYA KAMULAH YANG TERHIJAB DARI
MELIHAT KEPADA-NYA. JIKA ALLAH S.W.T DIHIJAB OLEH
SESUATU TENTU SESUATU ITU DAPAT MENUTUP ALLAH
S.W.T. JIKA ADA SESUATU YANG MENUTUP ALLAH S.W.T
BERARTI WUJUDNYA DAPAT DIKURUNG OLEH SESUATU.
SESUATU YANG MENGURUNG ADALAH LEBIH BERKUASA
DARI YANG DIKURUNG, SEDANGKAN ALLAH S.W.T
BERKUASA ATAS SEGALA SESUATU.
Oleh sebab Allah s.w.t tidak serupa dengan sesuatu maka Dia
tidak bisa dibahasakan, diibaratkan, disifatkan, dikhayalkan dan
lain-lain. Apa saja yang selain Allah s.w.t adalah hijab yang
menutup pandangan (kesaksian) dari Allah s.w.t, walaupun
Allah s.w.t tidak tertutup sama sekali. Nama-nama, sifat-sifat
dan perbuatan adalah juga hijab.
25
Ilmu pengetahuan juga tidak sanggup mencapai Yang Maha
Esa karena ilmu masih terikat kepada menyaksikan dan
disaksikan yaitu suasana serba dua. Ilmu tidak mampu sampai
kepada Yang Maha Tunggal, yang sama menyaksikan dan
disaksikan.
Nama-nama juga hijab karena tidak mampu men-dzahirkan
Yang Mempunyai Nama. Sifat-sifat juga tidak mampu men-
dzahirkan Dzat. Sifat hanyalah sekedar menggerakkan
pemahaman, sedangkan Dia Maha Suci lagi Maha Tinggi dari
apa yang disifatkan. Setelah gagal mencari dalam semua itu
seseorang akan sampai ke puncak pencarian yaitu kejahilan
tentang Dzat Ilahiyyah dan inilah yang dinamakan Ma'rifah
(Pengenalan). Yang sampai di sini yang mengenal Allah s.w.t.
Yang sampai kepada perhentian ini tidak ada jalan lagi baginya
untuk sampai kepada Allah s.w.t melainkan menyerahkan
dirinya kepada Allah s.w.t dengan menanggalkan apa saja yang
dianggapnya bisa menyampaikannya kepada Allah s.w.t.
Maka keluarlah dia dari apa saja yang selain Allah s.w.t.
26
ke Hadhirat-Nya dan dia masuk dengan kekuatan Nurun, yaitu
tarikan yang langsung dari Allah s.w.t.
Dan Allah yang memiliki timur dan barat, maka ke mana saja
kamu arahkan diri (ke kiblat untuk menghadap Allah) maka di
situlah arah yang diridhai Allah; sesungguhnya Allah Maha Luas
(rahmat dan limpahan karunia-Nya), lagi sentiasa Mengetahui.
( Ayat 115 : Surah al-Baqarah )
27
ASAL USUL
28
AL-HAQQ...tidak datang dari sesuatu atau di dalam sesuatu,
atau di atasnya, atau di bawahnya. Jika Ia datang dari sesuatu
berarti la diciptakan dan dibatasi sesuai dengan jangka waktu
hidupnya. Kalau la berada di atas sesuatu maka la akan
bersemayam di atasnya, dan jika la ada dalam sesuatu maka la
berarti terkurung di dalamnya, dan jika la ada di bawah sesuatu
maka la ada di bawah kekuasaannya.
29
Katanya, "Apa gerangan yang merundung kalian?" Mereka
menjawab, "Keinginan akan surga telah membuat kami semua
begini."
Catatan Kisah :
Kisah Sufi ini sering mengejutkan mereka yang percaya bahwa
kemajuan ruhaniah hanya tergantung pada pengolahan
masalah ganjaran dan siksa.
30
Konon, ada seorang tokoh sufi yang berangkat mengadakan
perjalanan melalui laut. Ketika penumpang-penumpang lain
memasuki perahu satu demi satu, mereka melihatnya dan
sebagai lazimnya, merekapun meminta nasehat kepadanya.
Apa yang dilakukan semua sufi tentu sama saja, yakni memberi
tahu orang-orang itu hal yang itu-itu juga: sufi itu tampaknya
mengulangi saja salah satu rumusan yang menjadi perhatian
manusia sepanjang masa.
"Oh, tentu," jawab sufi itu. "Saya tahu, di laut selamanya begitu.
Tetapi saya juga menyadari bahwa, kalau saya berada di darat
dan merenungkannya, dalam peristiwa sehari-hari seperti
biasa, pemisah antara kita dan maut itu lebih rapuh lagi."
31
ORANG – ORANG YANG SAMPAI
32
ditempat ini sebagai peringatan kepada siapapun yang akan
mencoba mempermainkan Penguasa."
33
Menteri Pertama menjawab, "Panggang dia hidup-hidup,
sebagai peringatan."
34
Ketika orang-orang itu memperhatikannya, orang tua yang
bijaksana itupun lenyap begitu saja. Akhirnya Sang Penguasa
memberikan belanja teratur kepada lelaki miskin itu.
Menteri Pertama dan kedua dipecat, dan seribu keping uang
emas itu dikembalikan ke kas kerajaan oleh lelaki miskin dan
istrinya.
Catatan
Konon, lelaki miskin itu adalah seorang Sufi bijaksana yang
hidupnya sangat sederhana dan tak dikenal orang di Khurasan,
sampai peristiwa yang ada dalam kisah itu terjadi. Kisah ini,
dikatakan juga terjadi atas sejumlah besar Syekh Sufi lain, yang
menggambarkan pengertian tentang terjalinnya keinginan
manusia dengan hamba Allah yang lain. Khidr merupakan
penghubung antara keduanya.
35
mengaitkan Nur Muhammad dengan martabat tujuh (tanazzul
Dzat). Tujuh martabat dalam tanazzul Dzat meliputi ahadiyah,
wahdah, wahidiyah, alam arwah, alam mitsal, alam ajsam dan
alam insan. Ulama besar dari Banjarmasin itu menempatkan
Nur Muhammad pada martabat wahdah yaitu martabat kedua
dari tujuh martabat yang diistilahkan tanazzul Dzat.
· Martabat Ahadiyah
Segala sifat dan asma lahir pada martabat ahadiyah. Namun
sifat dan asma menjadi binasa di dalam Dzat wajibul wujud.
Martabat ahadiyah juga disebut martabat kunhi Dzatullah. Ia
merupakan puncak segala martabat. Tak ada martabat di
atasnya setelah martabat ahadiyah.
· Martabat Wahdah
Pada martabat wahdah, lahir segala sifat dan asma secara ijmal
atau terhimpun utuh. Martabat ini disebut sebagai hakikat
Muhammad dan menjadi asal dari segala yang hidup dan
maujud.
36
Ada pula hadits yang menjelaskan,
“Bahwasanya Allah Ta’ala telah menjadikan Ruh Nabi
Muhammad SAW dari Dzat-Nya dan menjadikan sekalian alam
dari Nurun Muhammad.”
“Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi.” (An Nur: 35).
37
· Martabat Wahidiyah
Martabat wahdiyah merupakan tempat lahir segala sifat dan
asma dengan tafsil bahwa sesuatu yang ada pada martabat
wahdah terurai sifat dan asma yang masih mujmal pada
martabat wahdah. Pada martabat ini terjadi prosesi khitab dari
kalam qadim kepada alam sifat dan asma.
38
Martabat ini juga disebut martabat alam ajsad sehingga segala
sesuatu apapun dapat disaksikan dengan mata lahiriah karena
telah menjadi fisik materi.
39
BAYI YANG LAHIR DALAM KA’BAH
Ketika dia sedang asyik berdoa dekat pintu Ka’bah, tiba-tiba dia
terkejut melihat dinding Ka’bah retak dan terbuka lebar.
Dinding itu terus terbuka dan semakin melebar sehingga
Fathimah binti Asad pun tergerak memasuki Ka’bah melalui
celah tersebut. Setelah dia berada di dalam Ka’bah, celah itu
pun secara ajaib tertutup kembali sehingga kembali normal
seperti semula dan Fathimah tertinggal di dalam Ka’bah.
40
Fathimah binti Asad menyodorkan bayinya kepada
Muhammad, dan Muhammad pun menggendong bayi kecil
tersebut. Ketika berada di dalam gendongannya, sang bayi
membuka matanya. Matanya yang jernih dan berkilat-kilat itu
menatap wajah Muhammadi. Wajah Muhammad-lah yang
pertama kali dilihatnya ketika pertama-tama dia membuka
matanya. Dan bayi inilah yang kelak senantiasa membela
Muhammad pada masa kenabian. Ibu sang bayi, Fathimah
binti Asad, menamai bayinya Haydar (Singa), sementara
Muhammad menamai bayi tersebut dengan nama ‘Ali
(salah satu dari Asma al-Husna: Al A'la "Yang Maha
Tinggi") Imam Ali bin Abi Thalib adalah satu-satunya orang
yang lahir di dalam Ka’bah. Di dalam syair-syairnya, Imam Ali
sering menyebut dirinya dengan sebutan putra Ka’bah!
41
ciptakanlah makhluk, sehingga melalui-Ku mereka
mengenal-Ku”
42
saja bukan berarti Tuhan berhasrat untuk menjadi
terkenal (famous) Yang paling bisa dipahami dari
tujuan Dia mencipta adalah karena sifat-sifat-Nya
seperti Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Bijak,
Maha Kuasa serta sifat-sifat lainnya membutuhkan
obyek untuk merealisasikan sifat-sifat Ketuhanan-Nya
itu.
Tanpa obyek untuk dikasihi dan disayangi, Dia tidak
dapat disebut sebagai Maha Pengasih dan Maha
Penyayang (al-Rahman dan al-Rahim). Tanpa obyek
untuk diberikan rezeki, Dia pun tak dapat disebut
sebagai Maha Pemberi Rezeki, begitu juga Sifat al-
Waduud-nya, Tanpa obyek cinta, Dia tidak bisa disebut
sebagai Maha Mencinta dan Mengasihi (al-Waduud).
Oleh karena itulah Ibn ‘Arabi mengatakan bahwa
nama-nama-Nya yang indah itu tidak lain daripada
hubungan-hubungan. (Al-Futuhat al-Makkiyyah 4 :
294) Yaitu yang menghubungkan al-Haqq (Sang
Pencipta) dan al-khalq (ciptaan-Nya), atau dengan kata
yang lebih tepat : Yang Mencinta dan Yang Dicinta.
Inilah hakikat dan tujuan dari penciptaan, yaitu bahwa
Dia ingin menyatakan semua kesempurnaan sifat-sifat-
Nya, dan yang terutama adalah Cinta-Nya. Cinta dan
Kasih, keduanya membutuhkan hubungan, yakni
kebutuhan kepada “sesuatu yang lain”
43
manusia mendapatkan “manfaat” dari pengalamannya
mencintai Tuhan. Dengan demikian, akhir “manfaat”
dari penciptaan, hakikatnya, tidak kembali kepada
Tuhan, melainkan kembali kepada manusia itu sendiri.
“Wahai manusia! Kamulah yang butuh (faqir) kepada
Allah. Dan (sebaliknya) Allah Dia-lah Yang Maha Kaya
dan Maha Terpuji” (Al-Quran Surah Fathir [35] : 15)
Rumi bersyair :
Tuhan tidak bertambah dengan mewujudkan alam
semesta, Dia tidak berubah karena itu,Hanya akibat-
akibat yang bertambah ketika Dia menjadikan wujud :
di antara dua tambahan terjadi
perbedaan.Bertambahnya akibat-akibat, menjadikan
Nya terjewantah, Sehingga sifat-sifat dan perbuatan-
perbuatan-Nya terpahami. (Matsnawi IV 1666-69) Allah
SwT berfirman di dalam sebuah Hadits Qudsi, ”Wahai
anak Adam! Semua orang memerlukan kamu untuk
kepentingan mereka sendiri, tetapi Aku memerlukan
kamu untuk kepentingan kamu sendiri. Namun
mengapa kamu menjauhi-Ku?”
44
dengan satu bentara, sekali pun seluruh atom adalah
bentara-Nya, takkan juga memadai-Nya.
Seluruh ciptaan menjadikan Tuhan dikenal siang dan
malam, ada yang mengetahui, tapi banyak pula yang
tiada memahami, tapi Dia menyatakan Diri, itu pasti.
Seperti seorang pangeran yang memerintahkan
menjatuhkan hukuman bagi seeorang, manakala telah
terdengar teriakan dan jeritan orang-orang, ketika itu
perintahnya menjadi nyata! (Rumi, Fihi Ma Fihi 176-
177/184-185)
Laa hawla wa laa quwwata illa billah
TEBING CURAM
Setelah itu, kamu akan diberi ‘hidup’ yang tidak ada ‘mati’ lagi.
Kamu akan dilebihkan dan tidak akan pernah dikurangi. Kamu
akan diberkati dan tidak akan dimurkai. Kamu akan diberi ilmu,
sehingga kamu tidak akan bodoh. Kamu akan diberi
45
ketentraman dan kamu tidak akan merasa ketakutan. Kamu
akan maju dan tidak akan pernah mundur. Kamu akan baik,
tidak pernah buruk. Kamu akan dimuliakan dan tidak akan
dihinakan. Kamu akan didekati oleh Allah dan tidak akan dijauhi
oleh-Nya. Martabat kamu akan menjadi tinggi dan tidak akan
pernah rendah. Kamu akan dibersihkan, sehingga kamu tidak
merasa kotor. Ringkasnya, jadilah kamu seorang yang tinggi
dan memiliki kepribadian yang mandiri.
Dengan demikian, kamu baru boleh dikatakan sebagai
manusia.
Jadilah kamu ahli waris para Rasul, para Nabi dan orang-orang
yang shiddiq. Dengan demikian,kamu menjadi manikam bagi
segala kewalian, dan wali-wali yang sebenarnya hidup akan
datang menemui kamu. Melalui kamu, segala kesulitan dapat
diselesaikan, dan melalui ibadahmu, tanaman-tanaman dapat
ditumbuhkan, hujan dapat diturunkan, dan malapetaka yang
akan menimpa umat manusia dari seluruh tingkatan dan
lapisan dapat dihindarkan.
46
- Fathul Ghaib - Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani Al
Baghdadi
47
Beruntunglah dia, karena dekat dengan Allah, dia akan di hiasi
dan akan di muliakan. Ridhalah ia kepada Allah. Dekatlah dia
kepada Tuhannya, bertambah cintalah dia kepada Allah.
Bersemayamlah dia di dalam Allah, Allah akan memimpinnya
dan menghiasinya, dengan kekayaan cahaya Ilahi, maka
terbukalah tabir yang menghalanginya dari rahasia Allah yang
maha Agung,
HAKIKAT PASRAH
Wejangan Spiritual Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani
48
perkara itu sejauh kemampuan yang kamu miliki dengan
keadaan ruhani yang telah diberikan kepadamu.
Dengan cara inilah kamu dinaikkan dari satu peringkat ke
peringkat lainnya yang lebih tinggi dalam perjalanan menuju
Allah, supaya kamu dapat mencapai Dia.
49
Mohonlah ampunan-Nya dan memintalah dengan penuh
merendahkan diri kepada-Nya. Mungkin saja kamu tidak
sanggup melaksanakan perintah itu lantaran kejahatan syak
wasangka yang tedapat di dalam pikiranmu, atau kamu kurang
bersopan santun di dalam mematuhi-Nya, atau kamu terlalu
sombong dan bangga, atau kamu terlalu menggantungkan diri
kepada daya dan upayamu sendiri, dan atau kamu
menyekutukan Allah dengan dirimu atau mahluk. Akibat semua
itu, kamu berada terlalu jauh dari Dia, membuatmu lupa untuk
mematuhi Dia, kamu dijauhkan dari pertolongan-Nya, Dia
murka kepadamu dan membiarkanmu asyik terlena dengan
hal-hal keduniaan dan menuruti nafsu angkara murka. Tahukah
kamu, bahwa semua itu menyebabkan kamu lupa kepada Allah
dan menjauhkan kamu dari Dia yang menjadikan dan
mengasuhmu serta memberimu rizki yang tiada terkira.
50
Kasihanilah diri kamu itu. Gunakanlah segala daya dan
upayamu untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT.
Gunakanlah apa saja yang telah diberikan Allah kepadamu,
berupa ilmu, akal, kepercayaan dan cahaya kerohanian kamu
untuk mengabdikan diri kepada Allah, agar kamu diliputi
cahaya yang terang benderang dan tidak lagi berada di dalam
kegelapan.
Berpegang teguhlah kepada Allah dan hukum-hukum-Nya, dan
mengembaralah kamu menuju Allah menurut aturan-aturan
yang telah ditentukan oleh Allah. Dia-lah yang telah
menciptakan dan memelihara kamu seta menjadikan kamu
seorang manusia yang sempurna. Janganlah kamu mencari
apa-apa yang tidak diperintahkan-Nya dan janganlah kamu
mengatakan bahwa sesuatu itu buruk sebelum Dia
mengharamkannya. Apabila telah terdapat keserasian antara
kamu dengan Allah dan perintah-Nya, maka seluruh alam ini
akan menghambakan diri kepada kamu. Dan apabila kamu
menghindarkan apa-apa yang diharamkan oleh Allah, maka
semua perkara yang tidak diinginkan itu akan lari dari kamu di
manapun juga kamu berada.
51
berkehendak dan bernafsu, bebas dari dunia kebendaan, lepas
dari nafsu-nafsu kebinatangan; atau bagaikan halaman rumah
yang gelap gulita; dan atau seperti bangunan yang hendak
roboh yang tidak berpenghuni.
52
dengan cara-cara duniawi untuk mendapatkan suatu
keuntungan dan menghindarkan bahaya. Janganlah kamu
bergerak untuk kepentinganmu sendiri. Janganlah kamu
bergantung kepada dirimu sendiri di dalam hal-hal yang
bersangkutan dengan dirimu. Janganlah kamu melindungi dan
menolong dirimu dengan dirimu sendiri. Serahkanlah
segalanya kepada Allah, karena Dia-lah yang memelihara dan
menjaga segalanya, sejak dari awalnya hingga kekal selamanya.
Dia-lah yang menjaga dirimu di dalam rahim ibumu sebelum
kamu dilahirkan dan Dia pulalah yang memelihara kamu
semasa kamu masih bayi.
53
kemanusiaan dan dari keadaan tidak menerima suatu kehendak
selain kehendak Allah. Pada peringkat ini, kamu akan dikaruniai
keramat-keramat dan perkara-perkara yang luar biasa. Pada
zhahirnya, perkara-perkara itu datang darimu, tapi yang
sebenarnya adalah perbuatan dan kehendak Allah semata.
54
Inilah maksud firman Tuhan, “Sesungguhnya Aku bersama
mereka yang telah luluh hatinya karena Aku.” Kamu akan
mendapatkan dirimu ‘kosong’, yang sebenarnya ada hanyalah
Allah. Di dalam hadits Qudsi, Allah berfirman, “Hamba-Ku yang
ta’at senantiasa memohon untuk dekat dengan-Ku melalui
shalat-shalat sunatnya. Sehingga aku menjadikannya sebagai
rekan-Ku, dan apabila Aku menjadikan dia sebagai rekan-Ku,
maka aku menjadi telinganya yang dengan itu ia mendengar,
menjadi matanya yang dengannya dia melihat, menjadi
tangannya yang dengannya ia memegang dan menjadi kakinya
yang dengannya ia berjalan, yakni ia mendengar melalui Aku,
memegang melalui Aku, dan mengetahui melalui Aku.”
55
kehendak atau kemauan Allah. Mereka semuanya
menggantikan kemauan atau kehendak mereka dengan
kemauan atau kehendak Allah. Pendek kata, mereka itu mem-
fana-kan diri mereka dan me-wujud-kan Allah. Karena itu
mereka dijuluki ‘Abdal’ (perkataan yang diambil dari kata
‘Badal’ yang berarti ‘pertukaran’).
Menurut mereka, menyekutukan kehendak mereka dengan
kehendak Allah adalah suatu perbuatan dosa. Sekiranya
mereka lupa, sehingga mereka dikuasai oleh emosi dan rasa
takut, maka Allah Yang Maha Kuasa akan menolong dan
menyadarkan mereka. Dengan demikian mereka akan kembali
sadar dan memohon perlindungan kepada Allah. Tidak ada
manusia yang benar-benar bebas dari pengaruh kehendak
egonya (dirinya) sendiri, kecuali malaikat. Para malaikat
dipelihara oleh Allah dalam kesucian kehendak mereka dan
para Nabi dipelihara dari nafsu badaniah mereka. Sedangkan
jin dan manusia telah diberi tanggung jawab untuk berakhlak
baik, tetapi mereka tidak terpelihara dari dipengaruhi oleh dosa
dan maksiat. Para wali dipelihara dari nafsu-nafsu badaniah dan
‘abdal’ dipelihara dari kekotoran kehendak dan niat. Walaupun
demikian, mereka tidak bebas mu tlak, karena merekapun
mungkin mempunyai kelemahan untuk melakukan dosa. Tapi,
dengan kasih sayang-Nya, Allah akan menolong dan
menyadarkan mereka.
56
Tidak lama berselang datanglah orang lain untuk minum, lalu
ia mendapati kantung uang si penunggang kuda itu dan
kemudian membawanya pergi. Berikutnya tibalah seorang
lelaki miskin yang memikul seikat kayu bakar. Ia minum dan
setelah itu ia berbaring untuk melepaskan lelah.
Tiba-tiba datanglah si penunggang kuda untuk mengambil
kantung uangnya yang tertinggal namun ia tidak mendapati
kantung uangnya di situ.
57
Manusia akan selalu bertanya-tanya, “mengapa begini”,
“mengapa begitu”, “bagaimana bisa begini“ dan “bagamana
bisa begitu” ….. sampai saatnya ia ridha kepada apa-apa yang
ditentukan Allah Ta’ala di semesta alam ini. (Imam Al Ghazali
dalam kitabnya Arba’in fii ushuluddiin)
58
Dan mengapa mata harus dipejamkan, karena Allah SWT hanya
dapat disaksikan oleh ruhaniah, dan selain itu jika mata terbuka
maka yang terlihat adalah sosok (jasad) sehingga dapat
menimbulkan penilaian (pengkultusan) yang berasal dari pola
pikir sehingga penilaian inilah yang dapat merusak.
59
Ketika kita sudah menemukan tali energi qalam Allah yang
berasal dari wasilah maka Rasullullah SAW bersabda :
Atas nama Allah, yang tidak memberi mudharat apa apa yang
dibumi dan yang dilangit ialah bagi orang yang beserta dengan
namaNYA (HR. Abu Daud dan Thirmidzi) Artinya kata yang
bertalian tidak akan mencelakakan bagi manusia yang selalu
menyebut namaNYA.
60
Kebingungan awam mengenai silsilah (wasilah) yang bertalian
pada salah satu sahabat Rasul, Rasulullah bersabda : Tidak
sesuatupun yang dicurahkan Allah SWT dalam dadaku,
melainkan aku mencurahkannya kembali kedalam dada Abu
Bakar Bin Abi Quhafah.
61
Nabi S.A.W, bersabda, “Satu saat bertafakkur lebih bernilai
daripada satu tahun beribadah”.
“Satu saat bertafakkur lebih bernilai daripada tujuh puluh tahun
beribadah”.
“Satu saat bertafakkur lebih bernilai daripada seribu tahun
beribadah”.
Tebing Curam
62
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu menjadikan keturunan Bani
Adam dari tulang sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami),
kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami
(manusia) adalah orang-orang yang lalai terhadap ini
(persaksian)". Al A'raaf (QS : 7 : 172)
" Aku adalah tunggal yang ada dibelakang dan kuletakkan itu
dibawah..dan kusebut ia..tapi pemiliknya .. masih
diluar..bersaksilah engkau atas namaKu.....dan kenalilah
sifatKu.....dan Aku akan memberikan..yang artinya engkau Ku
muliakan....dan engkau akan mengeluarkan....dan selama
engkau hidup....telah kutempatkan sebagai penghuni....dan
akan Kutambah engkau maka akan menjadi.....itulah yang
kuletakan dalam Ruh..itulah AKU..
Tebing Curam
“ Keabadian melagukan pujian kepada-Ku dan ia adalah salah
satu sifat-Ku yang wajib melakukan hal itu, dan telah Aku
ciptakan dari pujiannya malam dan siang dan telah Aku buat
keduanya dalam selubung-selubung yang merentang
mengelilingi mata dan pikiran manusia, dan mengelilingi benak
dan kalbu mereka. Malam dan siang adalah dua selubung yang
saling merentangi semua yang telah Aku ciptakan, tetapi
karena Aku telah memilihmu untuk Diri-Ku, telah Aku angkat
kedua selubung itu agar kau bisa melihat Ku dan kau telah
melihat Ku , karenanya berdirilah dihadapan Ku dan teruslah
63
dalam penglihatan Ku, karena kau tidak akan terpisah oleh
sesuatu yang tak mungkin dan serahkanlah hanya kepada Ku
semua yang pernah Aku wujudkan kepadamu.”
64
Yang ada hanya ketakjuban akan pesona keindahan dan
kebesaran Sang segala keindahan
Tebing Curam
65
Hai hamba ! Sesungguhnya engkau telah melihat Aku sebelum
dunia ini terhampar, dan engkau mengenal siapa yang engkau
lihat. Dan hanya kepada-Ku lah engkau akan kembali!
Setelah semua hal itu, Aku pun akan kembali Dzahir, dari balik
semua itu Aku akan memperkenalkan Diri-Ku. Aku katakan
kepadamu, bahwa Aku-lah Sang Khaliq, Aku-lah yang
menciptakan segala sesuatu, dan bahwasanya Aku telah
menjadikan engkau sebagai khalifah atas kesemuanya itu. Dan
ketahuilah, bahwa semua hal itu hanyalah amanah atasmu, dan
diwajibkan atas setiap pengemban amanah untuk
mengembalikannya!
66
ciptakan engkau hanya untuk-Ku, di sisi yang tiada sisi, dan di
mana yang tiada mana!
67
“Aku adalah sebagaimana hambaKu mengenalKu. Bila dia
mencariKu dan ingat kepadaKu, Aku besertanya. Jika dia
mencariKu, Aku mendapatkannya dengan DZatKu”.
TAFAKKUR SHUFI
MengingatNya akan membuat senantiasa hadir bersamaNya,
karena bila disebut namaNya maka hadirlah Dia.
Tapi yang luput mengingatNya, Dia akan terselubung dan
terlupakan dalam kehidupan, yang nampak hanyalah makhluk
dan isi alam semesta.
68
Suatu kenikmatan yang diketahui atau dirasa oleh yang
mengalami.
69
Dengan perkataan lain, tafakkur adalah amalan yang
menenggelamkan fikiran dan emosi (nafs=ego) dalam
samudera cinta yang tak terbatas.
Untuk melakukan tafakkur, kedudukan jasad tidak begitu
penting (boleh duduk ataupun berbaring).
TAFAKKUR SHUFI
70
Setiap yang ada, yang kelihatan atau tidak kelihatan, atau
dalam istilah lain, yang nyata dan yang ghaib, adalah berasal
dari Nurun Muhammad.
Nurun Muhammad (dalam bahasa Arab), bermakna cahaya
Muhammad, An Nuur adalah salah satu dari nama-nama Allah.
Nurun Muhammad mempunyai beberapa sebutan, seperti
Hakikat Muhammad, ada pula yang menamakannya Ar Ruh, Al
Qalam Al A’la. Ada pula yang menamai Lauh Al Mahfudz, Al ‘Aql
Al Awwal dan Hakikat bagi segala hakikat. Bahkan berbagai
nama lain yang mengikut fungsi dan kegunaanya.
Maka dari hakikat itulah (Nurun Muhammad) terjadinya alam
semesta ini yang nyata atau pun yang ghaib.
71
diri. Karena Nurun Muhammad di diri itu adalah sebagai rasul,
sebagai pemimpin, sebagai penunjuk jalan agar manusia dapat
kembali kepada Yang Maha Pencipta.
72
Jikalau engkau ada Cahaya
Dapat memandang keseluruhan
Tidak lagi ada perbedaan
Lenyaplah segala perbendaharaan.
(Fitrah : Sheikh Muhammad Yusuf Taj Al Khalwaty - Lakiung -
Kab. Gowa - Tahun 2007)
TAFAKKUR SHUFI
MA'RIFATULLAH : Mengenal Allah SWT, pada Dzat-Nya,
pada Shifat-Nya, pada Asma'-Nya dan pada Af’al-Nya.
73
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH
Pada malam Ghaibul Ghaib dalam keadaan antah berantah
hanya Dzat semata. Belum ada awal dan belum ada akhir,
belum ada bulan dan belum ada matahari, belum ada bintang
belum ada sesuatupun. Belum ada Tuhan, yang dinamakan
Allah, maka dalam keadaan ini, Diri Dzat bertajalli pada diri-Nya
untuk memuji diri-Nya.
74
dinamakan Insan yang bertubuh diri bathin (Ruh) dan diri
bathin itulah diri manusia, atau diri sejati.
Firman Allah dalam hadits Qudsi:
AL-INSAANU SIRRI WA-ANAA SIRRUHU
Artinya : Manusia itu RahasiaKu dan Akulah yang menjadi
Rahasianya.
75
INNA ‘ARATNAL AMATA, ALASSAMAWATI WAL ARDHI WAL
JIBALU FA ABAINA AN-YAH MILNAHA WA AS FAQNA
MINHA,WAHAMA LAHAL INSANU.
Artinya : Sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanah
kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi mereka
enggan memikulnya dan merasa tidak sanggup, hanya manusia
yang sanggup menerimanya.
TAFAKKUR SHUFI
Dia nyata (Dzahir) pada setiap waktu dan pada setiap ketika,
dan di mana saja, tetapi bukan semua yang dapat
memandangNya, hanya yang telah ber-ma'rifatullah, yang
dapat memandangNya.
WajahNya melalui shifatNya, terutama pada shifat diri.
76
Selagi masih di dunia ini, maka sudah pasti banyak yang sudah
ma'rifatullah.
Dia atau WajahNya tampak jelas bila sesuatu itu tidak lagi
berupa alam atau makhluk, tidak lagi bernama, bershifat,
berkelakuan dan tidak lagi dengan dzat makhluk, melainkan
telah binasa atau fana, kembali kepada keadaan asalnya.
Setelah itu, apa yang nyata (dzahir) akan berwajah Dia, dan di
situ jugalah keadaan, yang mana, yang memandang dan yang
dipandang, adalah Dia yang Esa, Dia melihat WajahNya sendiri.
TAFAKUR SHUFI
Puncak tertinggi adalah mengenal Allah… Allah Maha ADA.
Untuk mencari yang ADA, seorang hamba perlu mati… “mati
sebelum dimatikan”… (jangan bunuh diri) … dengan itu tidaklah
nikmat hanya dengan angan-angan dan khayalan saja...dunia
ini …hanya wujud dalam fikiran…. bagaimana pun tiada
hakikatnya… kedua-duanya semata-mata …KOSONG. Sesuatu
yang kosong tidak dapat menyampaikan kepada yang ADA.
Oleh karena itu… mencari yang ADA … dari sesuatu yang tidak
ada.. adalah suatu yang sia-sia… karena yang tidak ada.. tidak
mendzahirkan yang ADA.
77
Sebaliknya …Yang ADA yang mewujudkan segala sesuatu “yang
tidak ada”… KOSONG.. kepada yang ADA.
TAFAKKUR SHUFI
Insan dan Sirr
Mengadakan wujud itu adalah perkara yang syirik, karena Dia
adanya dengan sendiriNya. Jika begitu, bagaimana insan itu
dengan Dia? siapakah insan itu?
Selanjutnya, Wujud itu Ada, maka yang Ada itu adalah Dzat,
dengan itu WujudNya menyatakan DzatNya.
78
Dia berfirman, Insan itu rahasiaKu dan Aku rahasia insan, dan
kataNya, ShifatKu adalah insan.
TAFAKKUR SHUFI
Hening… tanpa gemersik… tenang seperti permukaan… Yang
bening, dalam keadaan begini… segalanya akan berbaur dan
menjadi tunggal… Dari suasana ini... sinar terpancar... cahaya
menyebar.
79
80