PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagi mahluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal,
memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, serta berusaha
untuk memecahmasalah yang di hadapi. Dari dorongan rasa
ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan
masalah
menyebabkan
manusia
dapat
engumoulkan
pemikirannya.
Setelah
manusia
mampu
memadukan
mantap.Jadi,
perkembangan
ala
pikiran
penalaran,
tahap
pengamalan
dari
percobaan,
dan
Penulisan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Ilmu alamiah Dasar, sebagai tugas akhir semester, makalah ini juga bertujuan agar
penulis dan pembaca dapat mengerti dan memahami Apa bagaimana Manusia
Sebagai Pusat Kosmos?
BAB II
PEMBAHASAN
Drs. Abu Ahmadi (1991) Ilmu Social Dasar, Rineka Cipta : Jakarta hal 44
daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang
selalu cenderung mencari air yang nampak berlangsung sepanjang zaman. Hewan
tingkat tinggi pun memberikan reaksi tehadap lingkungan dengan mengadakan
penjelajahan, ingin tahu daerah lain, misalnya harimau atau burung ingin tahu
tempat lain untuk memperoleh makanan dan sebagainya. Rasa igin tahu atau
kuriositas pada hewan itu didorong oleh naluri (instinct) dan oleh Asimov (1972)
disebut idle curiosity. Naluri itu bertitik pusat pada mempertahankan kelestarian
hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman.
Manusia mempunyai naluri seperti tunbuhan dan hewan, tetapi juga
mempunyai akal- budi sehingga rasa ingin tahu itu tidak tetap sepanjang zaman.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Rasa tahu manusia tidak
pernah dapat dipuaskan. Manusia bertanya terus setelah tahu apa, maka ingin tahu
bagaimana dan mengapa. Misalnya, manusia purba hidup dalam gua-gua, tetapi
berkat pengetahuan yang bertambah terus, menusia modern bertempat tinggal
dalam gedung-gedung yang kokoh dan indah seperti saat ini. Kecuali untuk
memenuhi kepuasan manusia, ilmu pengetahuan juga berkembang untuk
keperluan praktis agar hidupnya lebih mudah dan menyenangkan. 2
B. Perkembangan Alam Pemikiran Manusia
1. Mitos
Perkembangan selanjutnya adalah untuk memenuhi
kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, jadi tidak semata-mata
untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak
dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk
memuaskan alam pikirannya, manusia mereka-reka sendiri jawabanya,
sebagai contoh: Apakah pelangi itu? karena tak dapat dijawab, mereka
mereka-reka dengan jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi
2
Drs. H. Ahmad Mustofa, (1999) Ilmu Budaya Dasar, CV. Pustaka Se4tia :
Bandung, Hal;25
Drs. Abu Ahmadi (1991) Ilmu Social Dasar, Rineka Cipta : Jakarta hal 44
indera kita maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah
pemikiran.
2. Coba-coba
Selanjutnya karena pengetahuan dan rasa ingin tahu manusia terus
berkembang, keinginan manusia tidak hanya cukup dengan jawaban yang
menerka-nerka namun terus melakukan percobaan untuk memenuhi keinginan
atau naluri hidup. 4
3. Zaman Mesir Kuno
Puncak pemikiran pada zaman Mesir Kuno adalah pada zaman
Babylonia yaitu kira-kira 700-600 SM. Pendapat orang-orang Babylonia
tentang alam semesta antara lain adalah bahwa alam semesta itu seperti suatu
ruangan atau selungkup. Bumi tiu datar sebagai lantainya sedangkan langitlangit dengan bintang merupakan atapnya. Disitu ada semacam jendela
sehingga air hujan dapat sampai kebumi.
Namun, yang menakjubkan adalah bahwa mereka telah mengenal
ekliptika atau bidang edar matahari, dan telah menetapkan perhitungan satu
tahun yaitu satu kali matahari beredar kembali ke tempat semula, sama
dengan 365,25 hari.
Horoskop atau ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan juga
berasal dari zaman Babylonia ini. Masyarakat waktu itu, bahkan mungkin
masih ada juga pada masa kini, dapat menerimanya karena pengetahuan yang
mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan pengamalan tidak dapat
digunakan untuk memecahkan masalah hidup sehari-hari yang mereka hadapi.
Pengetahuan ajaran orang orang Babylonia itu setengahnya memang berasal
dari hasil pengamatan maupun pengamalan namun setengahnya berupa
dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos. Pengetahuan semacam ini dapat
kita sebut sebagai pseudo science, artinya mirip sains tapi bukan sains. 5
4
Drs. H. Ahmad Mustofa, (1999) Ilmu Budaya Dasar, CV. Pustaka Se4tia :
Bandung, Hal;25
5
Drs. Abu Ahmadi (1991) Ilmu Social Dasar, Rineka Cipta : Jakarta hal16
4. Rasional (Yunani)
Suatu pola berpikir yang satu langkah lebih maju daripada mitos
ataupun pseudo science tersebut di atas ialah penggabungan antara
pengamatan, pengamalan dan akal sehat atau rasional. Sebagai contoh adalah
ajaran orang-orang Yunani pada 600-200 SM. Sebagai tonggak sejarah dapat
disebutkan di sini seorang ahli piker bangsa Yunani bernama Thales (624-546
SM), seorang astronom yang juga ahli di bidang matematika dan teknik. Ialah
yang pertama berpendapat bahwa bintang-bintang mengeluarkan sinarnya
sendiri sedangkan bulan hanya sekedar memantulkan cahayanya dari
matahari. Ia juga perpendapat bahwa bumi merupaka suatu piring yang datar
yang terapung di atas air. Dialah orang pertama yang mempertanyakan asalusul dari semua benda yang kita lihat di alam raya ini. Ia berpendapat bahwa
adanya beraneka ragam benda-benda di ala mini sebenarnya merupakan gejala
alam saja bahan dasarnya amat sederhana dan sama. Unsure dasar tersebut
membentuk benda-benda beraneka ragam itu melalaui suatu proses, jadi tidak
terbentuk begitu saja. Unsure dasar tersebut menurut Thales adalah air.
Karena kemampuan berpikira manusia makin maju dan disertai pula
oleh perlengkapan pengamatan, misalnya berupa teropong bintang yang
makin sempurna, maka mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan
orang. Mereka cenderung menggunakan akal sehatnya atau rasionya. Orangorang Yunani lainnya yang patut dicatat sebagai pemberi iuran kepada
perubahan pola berpikir masa itu ialah:
a. Anaximander (610-546 SM) seorang pemikir yang sezaman dengan
Thales berpendapat bahwa alam semesta yang kita lihat itu berbentuk
seperti bola dan bumi sebagai pusatnya. Langit dengan segala isinya itu
beredar mengelilingi bumi, pendapat ini bertahan hingga dua abad
lamanya. Ia juga mengajarkan membuat jam jam matahari atau
penunjuk waktu yaitu dengan sebuah tongkat yang tegak di atas bumi
yang horizontal maka bayangan tongkat menjadi petunjuk waktu, dan juga
menentukan titik balik matahari.
b. Anixemenes (560-520 SM) berpendapat bahwa unsure-unsur dasar
pembentukan semua benda itu adalah air. Namun, air merupakan salah
satu bentuk saja. Ia dapat merenggang menjadi api (gas) atau memadat
menjadi tanah (pada). Inilah yang merupakan teori pertama tentang
transmutasi unsure-unsur. Namun Herakleitos (560-470 SM) member
koreksi terhadap pendapat itu, Ia berpendapat bahwa justru apilah yang
menjadi penyebab adanya transmutasi itu, tanpa api benda-benda akan
tetap seperti apa adanya.
c. Pythagoras (kurang lebih 500 sM) berpendapat bahwa sebenarnya unsure
dasar ada empat, bukan sat yang dapat berubah ke dalam tiga bentuk
unsure lainnya seperti yang diungkapkan oleh orang-orang sebelumnya.
Keempat unsurdasar itu adalah tanah, api, udara, dan air. Pythagoras juga
terkenal di bidang matematika. Salah-satu penemuannya yang terpakai
sampai sekarang adalah yang kita kenal sebagai dalil Pythagoras tentang
segitiga siku-siku.
d. Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan ajaran Pythagoras tentang
empat
unsua
dasar
tanah,
air,
udara,
dan
api
yaitu
dengan
Drs. Abu Ahmadi (1991) Ilmu Social Dasar, Rineka Cipta : Jakarta hal16
10
1. Ilmu kedokteran
2. Ilmu pertanian
3. Ilmu perikanan. Dll.
Itu adalah sebagian contoh ilmu pengetahuan yang di
ciptakan oleh manusia kalau saya sebutkan satu persatu maka
akan banyak sekali.
Manusia di sebut sebagai pusat kosmos karena manusia
adalah pemimpin di dunia ini kalau bukan manusia siapa lagi
masa kita mau di pimpin oleh hewan. Ada juga hak dan
kewajiban yang harus di lakukan oleh manusia diantaranya:
1. Hak kepada tuhan
Hak kepada tuhan itu urusannya langsung dengan yang maha
kuasa jadi apapun yang di perintahkan oleh tuhan kita mau
tidak mau harus mematuhinya.
`
Makan
Minum
Tidur , dsb.
11
Drs. Abu Ahmadi (1991) Ilmu Social Dasar, Rineka Cipta : Jakarta hal16
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mitos adalah cerita yang di ceritakan secara turun temurun yang
masih belum terbukti kebenarannya.
Coba-coba ialah melakukan sesua merekatu tanpa di dasari oleh
pemikiran yang logis. Pemikiran coba-coba ini terjadi pada saat
jaman primitive.
Zaman mesir kuno ialah zaman dimana pemikiran manusia
sudah sedikit lebih maju. Pada zaman ini manusia sudah bisa
berfikir secara rasional dan mulai membangun sesuatu. Contohnya:
piramida yang ada di mesir.
Zaman pemikiran yang rasional ialah zaman dimana manusia
sudah mulai mengeluarkan pernytaan untuk kehidupan mereka.
Pada zaman ini mulailah bermunculan para filsafat yang berasal
dari yunani.
13
Wahyu,filsafat,dan
ilmu
pengetahuan
yaitu
zaman
dimana
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis sadar masih jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam materinya, bahasa yang tidak baku
maupun penyampaian isi makalah. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan dan
menghargai kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kholiq, Drs. " Ilmu Alamiah Dasar " (Wonosobo, 2003, LP3M Unsiq).
M. Habib Mustopo, Drs. "Ilmu Budaya Dasar, Kumpulan Essay Manusia dan
Budaya" (Bandung, 1998, Pustaka Setia).
Drs. Abu Ahmadi (1991) Ilmu Social Dasar, Rineka Cipta : Jakarta
Drs. H. Ahmad Mustofa, (1999) Ilmu Budaya Dasar, CV. Pustaka Se4tia : Bandung,
Aly, Abdullah, Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, Bumi Aksara, Jakarta: 1994.
14
Bainar, Hajjah, dkk, Ilmu Sosial, Budaya dan Kealaman Dasar, Jenki Satria, Jakarta:
2006
15
DAFTAR ISI
DAFATR ISI.....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan
......................................................................................1
C. Rumusan Masalah.................................................................................
16
BAB II PEMBAHASAN
A. Manusia yang Bersifat Unik...........................................................
12
12
iii
KATA PENGATAR
Syukur Alhamdulillah Penyusun Panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena
dengan Rahmat dan Karunia-NyaiiPenyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Manusia Sebagai Pusat Kosmos
Salawat beserta salam penyusun sampaikan kepada Reformator dunia yaitu
Baginda Rasulullah SAW yang telah menghijrahkan umatnya minal kufri ilal iman,
kecintaannya kepada umat melebihi cintanya pada dirinya sendiri..
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penyusun mengakui masih banyak
terdapat kejanggalan- kejanggalan dan kekurangan dalam makalah ini. Hal ini
disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penyusun miliki, oleh
17
karena itu, kritik dan saran yang konsruktif sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.
Penyusun juga berharap makalah ini mudah-mudahan berguna dan
bermamfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alami
Bengkulu,
Penyusun
18
2014
MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASAR
Manusia Sebagai Pusat Kosmos
DISUSUN OLEH :
Rika Catur W.
Brian Fajar
Okter Linus
DOSEN PEMBIMBING :
Indah Kartika, M.Pd
19