Anda di halaman 1dari 15

MA’RIFATULLAH

(Mangenal Allah)
SULUK NUSANTARA

SESI KE-2 (PENGANTAR)

MENJADI MANUSIA
YANG SESUNGGUHNYA (2)
Mari kita kembali sejenak pada pelajaran minggu lalu.
Ada perbedaan pokok antara manusia dan hewan, yaitu
aksi untuk:

1. Berzikir
2. Berpikir
3. Bertafakur

Ketiganya adalah alat yang dianugerahkan oleh Tuhan


kepada manusia untuk mempertahankan eksistensinya
di bumi ini. Bila ketiganya belum diwujudkan dalam
bentuk perilaku, maka praktis manusia hanyalah sosok
tubuh yang bisa menjadi lebih rendah derajatnya
daripada binatang ternak.

2
25:43. Tiadakah engkau melihat tentang orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka
apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?

25:44. Atau, apakah kamu mengira bahwa kebanyakan


mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu
tiada lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya.

Manusia bukanlah robot, sehingga semua alat harus


difungsikan untuk berperilaku seperti perilaku Tuhan.
Dengan kata lain, manusia harus menjalankan keba-
jikan dalam kehidupan di bumi ini.
3
Laku kebajikan yang utama dalam hidup:
1. Perwujudan Hak Hidup.
2. Kemandirian dalam hidup.
3. Mengaktualisasikan kodrat hidup.

Mewujudkan hak hidup merupakan salah satu inti ajar-


an SSJ. Hak hidup adalah manifestasi kasih, dan inilah
sifat Tuhan yang bersifat azali, seperti pada Q. 6:12,54.
Tanpa didahului sifat ini, tak ada apa-apa di alam.

12. Katakanlah: “Kepunyaan siapakah apa yang ada di


langit dan di bumi?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah.”
Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang.
4
Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada
hari kebangkitan yang tiada keraguan terhadapnya.
Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak
beriman.

54. Jika orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu


datang kepada engkau, maka katakanlah: “Salaamun-
alaikum.” Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya
kasih sayang, bahwa barangsiapa yang berbuat keja-
hatan di antara kamu lantaran kejahilan, lalu ia kembali
setelah itu dan berbuat baik, maka sesungguhnya Allah
maha pengampun lagi maha penyayang.
5
Hak hidup datangnya dari generasi tetuanya. Tanpa
ada upaya memberikan keadaan yang kondusif, yang
menguntungkan bagi generasi berikutnya, maka hak
hidup tak pernah ada. Oleh karena itu, dalam Alquran
disebutkan bahwa Tuhan telah menetapkan atas Diri-
Nya rahmat. Dan, wujud dari rahmat yang pertama kali
adalah kehidupan.

Sebelum manusia diciptakan, semua prasarana dan


sarana untuk hidup diadakan terlebih dahulu. Semua
tumbuh dari makhluk hidup meski yang paling seder-
hana. Jadi, hak hidup harus diwujudkan dulu dalam
membangun rumah-tangga, masyarakat, maupun nega-
ra. Bila kita melupakan terwujudnya hak hidup, maka
kita tinggal tunggu kemusnahannya. Kita tak akan bisa
menyempurnakan diri tanpa mengkondusifkan diri.
6
negara
Tribal/desa

Famili/RT

Masyarakat dgn pembagian kerja

Ekosistem

Sistem Gaia

Bintang dan planet

Galaksi

7
Hanya dengan mewujudkan hak hidup yang sebenar-
benarnya kita dapat menjadi manusia yang beradab.
Dengan kata lain: rumah-tangga, masyarakat, atau
negara yang tidak mewujudkan hak hidup pada
anggota atau warganya, maka rumahtangga, masyara-
kat dan negara itu akan senantiasa berada dalam
keadaan “hidup segan mati tak hendak”.

Sebenarnya, hak hiduplah yang menjadi akar persoa-


lan utama dalam masyarakat. Oleh karena individu-
individu elite telah terpeleset pada kehidupan yang
egoistik, maka hak hidup tidak dapat berkembang. Hal
ini akan menciptakan suasana kehidupan yang saling
menumbangkan. Sejarah kerajaan-kerajaan di Nusan-
tara: contoh konkret tidak adanya hak hidup yang jelas.
Akahirnya hilang ditelan masa.
8
Inti ajaran beikutnya adalah “kemandirian”. Hidup man-
diri tak akan terwujud bila tidak didahului oleh perwu-
judan hak hidup.

Agar mandiri, setiap orang harus diberi pendidikan dan


pelatihan sesuai dengan bakat, minat, dan kemam-
puan. Hal ini dimaksudkan agar orang dapat bekerja
sesuai dengan bakat dan minatnya.

Jika hak hidup dipenuhi dan orang dapat bekerja


sesuai dengan bakat dan minatnya, maka akan tercipta
kehidupan pribadi-pribadi yang mandiri. Namun, pada
zaman kekuasaan Demak, kemandirian tampaknya
tidak/belum diperlukan. Dengan demikian, iklim untuk
kejayaan bangsa/negara pada masa peralihan Maja-
pahit – Demak telah sirna.
9
Ketika suatu masyarakat/negara telah mandiri, maka
setiap orang bisa mendapatkan kesempatan untuk
mengaktualisasikan bakat dan talentanya. Dari sinilah
negara dapat berjaya.
10
Teori motivasi kebutuhan manusia
oleh Abraham Maslow (1908-1970)
dalam psikologi humanistiknya.

11
Bila kita bandingkan antara Maslow dan SSJ, maka kita
dapat melihat dengan jelas bahwa SSJ lebih huma-
nistik daripada psikologi humanistiknya Maslow. SSJ
memiliki perhatian yang utuh hubungan antara pribadi
dan masyarakat/negara.

Dengan memberikan hak hidup secara benar, maka


kebutuhan akan motivasi manusia yang dirumuskan
oleh Maslow sudah tercakup di dalamnya.

Sudah waktunya kita memperhatikan ajaran-ajaran


SSJ, khususnya ajaran intinya dalam membangun
kehidupan bersama bila kita ingin jaya, baik jaya
sebagai individu maupun negara. Berdasarkan ajaran
pokok SSJ tersebut, praktis campur tangan penguasa
terhadap individu minimal.
12
Dengan ketiga karakter hidup itu, manusia sejati
menjadi manifestasi Tuhan di bumi:
1. Baka. Secara lahiriah ia lahir dan mati seperti
manusia pada umumnya. Tetapi, secara batiniah ia
tak merasa tertimpa kesusahan, dan tak terjerat
kesenangan duniawi. Q. 10:62.
2. Keprihatinan terhadap sesama sangat tinggi, sehing-
ga interaksinya dengan orang lain lebih bersifat
menolong. Ia sebagai rahmat. Q. 21:107.
3. Tidak terjebak oleh pandangan yang berupa anca-
man neraka dan iming-iming yang berupa surga.
Sifat mandiri melenyapkan ketergantungan pada
makhluk.
4. Berbuat kesalehan secara murni sbg wujud kodrat.
5. Hidup bukan untuk dirinya, tetapi karena peranannya
sebagai khalifah Allah.
13
6. Manusia sejati berkehendak dan berbudi luhur. Siapa
yang menjalankan kebaikan pasti menemukan kebai-
kan. Pupuh XII:7: “Syapa kari tan temung hayu masa-
dhana sarwa hayu?” (Siapa pula yang tidak menemu-
kan kebaikan dengan menjalani kebaikan?). Ingat Q.
31:12.

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada


Luqman: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan, barang-
siapa bersyukur, sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barangsiapa ingkar, maka sesung-
guhnya Allah mahakaya dan maha terpuji.”
14
7. Manusia sejati merupakan Eksistensi-Nya di bumi.
Dengan demikian, bumi menjadi milik manusia sejati.
Q. 21:105.

Dan sungguh telah Kami tetapkan di dalam Zabur


sesudah al-dzikru, bahwasanya bumi ini dipusakai
hamba-hamba-Ku yang saleh.

Yang dimaksud zabur dalam ayat ini bukanlah kitab


Zabur, tetapi semacam Kitab Mubin, sedangkan al-
Dzikru adalah Buku Induk alam semesta. Berdasarkan
informasi tersebut, memang bumi ini akan dipusakai
oleh orang-orang saleh setelah nuansa bumi telah ber-
ganti dengan suasana yang lain. Baca 14:48.
15

Anda mungkin juga menyukai