NIM : 2107627
RANGKUMAN EKSISTENSIALISME 2
Oleh nya filsafat eksistensialisme menjadi tersebar luas, hal ini karena dia sangat sastrawan,
ia menyajikan filsafatnya dalam bentuk roman dan pentas dalam bahasa yang mampu
dengan konkrit.
Didalam bukunya itu Sarte mulai menganalisa ‘ada’ atau ‘berada’. Menurut dia ada dua
macam berada, yaitu berada dalam diri dan berada untuk diri. Yang dimaksud berada dalam
diri adalah berada dalam dirinya, berada itu sendiri. Filsafat berpangkal pada realitas yang
ada, sebab realitas yang ada itulah yang kita hadapi, kita tangkap, dan kita mengerti. Semua
benda ada dalam diri atau ada dalam dirinya sendiri, tidak ada alasan atau dasar mengapa
benda itu berada begitu. Menurut Sarte, segala yang berada secara ini, segala ‘berada-
sadar dengan dirinya, yaitu cara berada manusia. Manusia mempunyai hubungan dengan
keberadaannya, ia bertanggung jawab atas fakta bahwa ia ada. Benda-benda tidak sadar
bahwa dirinya ada, tetapi manusia sadar bahwa dirinya berada. Didalam kesadaran ini,
yaitu didalam kesadaran yang disebut reflektif, ada yang menyadari da nada yang disadari,
ada subjek dan objek, hal yang demikian tidak terdapat dibenda.
Pada manusia ada kesadaran, yaitu kesadaran refleksif dan prarefleksif. Bentuk kesadaran
refleksif adalah kesadaran yang difikirkan kembali atau kesadaran yang telah kembali
kepada diri sendiri). Menurut Satre, biasanya kesadaran kita bukanlah kesadaran akan
dirinya, melainkan kesadaran diri. Baru jikalau kita secara reflektif menginsafi cara kita
mengarahkam diri kepada objek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akan diri. Didalam
kesadaran akan diri ini selalu ada jarak antara kesadaran dan diri. Jadi didalam kesadaran
reflektif itu manusia sadar bahwa ia ada. Manusia menyadari dirinya sebagai ada. Yang
menyadari ( subjek) tidak sama dengan yang disadari (objeknya). Jadi didalam kesadaran
itu ada yang ditiadakan. Kesadaran meniadakan kepadatan, meniadakan kesatuan dan
sebagainya. Kesadaran ini tidak boleh dipandang sebagai hal berdiri sendiri, seolah-olah
ada sesuatu yang berdiri sendiri, yang disebut kesadaran. Sebab kesadaran hanya ditemukan
sebagai latar belakang suatu kegiatan. Orang yang sadar adalah orang yang berbuat.
Kesadaran sebagai kehadiran pada diri sendiri berarti jarak diantara aku dan diriku, yaitu
ketiadaan, suatu jarak yang tiada ukurannya dan tak terjembatani. Kesadaran bukanlah
berada dalam arti yang sepenuhnya, yang telah ada lobangnya. Sebab seandainya kesadaran
adalah arti yang sepenuhnya, maka kesadaran adalah padat, tertutup, penuh, tidak akan
Yang dimaksud transdensi adalah yang merangkumi segala sesuatu, baik dunia maupun
eksistensi. Akan tetapi transdensi bukanlah sesuatu yang konkrit, sebab hakekatnya
tersembunyi bagi kita, sehingga kita memikirkannya pun tidak dapat. Transdensi tidak
dapat dikatakan bagaimana, tidak dapat dipikirkan. Bagaimana kita dapat mengetahuinya?
Bukan karena berpikir, tetapi karena membaca. Segala yang berada didunia adalah symbol
transendensi, atau tulisan sandi trasendensi, yang mewakili transendensi. Simbul disini
tidak boleh diartikan sebagai lambang, sebab disini apa yang ditunjukan simbul itu
bukanlah sesuatu yang pada prinsipnya langsung dapat dikenal ( tanpa simbul) dan dapat
diobjektivasi, tetapi didalam simbul ini yang dibaca adalah kehadiran yang tidak hadir dan
tidak dapat dikenal sebagai objek. Simbul disini adalah simbul yang dapat. Ini adlaah
tulisan sandi transendensi. Benda benda didunia adalah tembus sinar atau transparan,
sehingga menampakkan transedensi. Didalam simbul atau tulisan sandi itu orang mendapat
diberi interpretasi yang tepat. Orang dapat masih memberikan interpretasi yang bermacam-
macam. Oleh karena itu transendensi tidak dapat dipahami setiap orang. Yang dapat benar-
benar membaca tulisan sandi itu hanya eksistensi yang benar-benar ada. Interpretasi yang
benar adalah hanya terjadi dalam kegiatan kita, yang hanya dapat kita pahami sendiri dan
tidak dapat dijelaskan kepada orang lain. Seperti yang telah dikemukakan, segala sesuatu
merupakan yang dapat dibaca oleh mereka yang cakap membacanya. Menikmati alam yang
indah, atau menikmati hasil seni, mengalami pengalaman keagamaan, dan lain-lain.
Semuanay itu dapat membuka mata kita bagi para transendensi. Chillfree ini terlebih-lebih
tampak dalam situasi perbatasan. Akan tetapi pada akhirnya, chillfree ini juga mengalami
kegagalan, yaitu di dalam kematian inilah puncak dari suatu kegagalan, demikianlah
sesuatu mengalami kegagalan. Dasein dalam cakrawala pertama gagal, eksistensi dengan
kebebasannya dalam cakrawala kedua gagal. Ternyata bahwa segala macam nilai hanya
terbatas saja.
Sepintas lalu seolah-olah filsafat Jaspers sama dengan filsafat Heideger dan Sarte, tetapi
sebenernya tidak, sebab dibelakang segala kegagalan itu masih ada yang transenden, yang
tidak dapat terbatas dan tidak dapat binasa, yang tidak dapat disamakan dengan Allah.
Jaspers berusaha mengatasi segala kegagalan dalam memenuhi dasein serta pengalaman
keruntuhannya dengan mencoba pemisahan antara subjek dengan objek melalui keprcayaan
filsafati . manusia tidak boleh mencari dan mengusahakan berakhirnya segala kegagalan
dan keruntuhan. Sebab hal itu bukanlah hal yang asli. Kegagalan dan keruntuhan itu
mewujudkan tulisan sandi sempurna dari ada . didalam kegagalan dan keruntuhan itu orang