MAKALAH
Oleh :
Bagus Mukhibin
Laelatul Kharimah
1
yang berpemikiran bahwasanya filsafat berpangkal dari realitas yang
ada dan manusia itu memiliki hubungan dengan keberadaannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam mazhab filsafat?
2. Bagaimana pemikiran para tokoh mazhab tersebut?
3. Bagaimana penerapan mazhab tersebut dalam kehidupan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Mazhab ini berkembang pada abad ke-19. Positivisme
berpendirian bahwa pemikiran filsafat berpangkal dari apa
yang telah diketahui, yang faktual, yang positif, sehingga
sesuatu yang sifatnya metafisik ditolak. Pengetahuan kita tidak
boleh melewati fakta-fakta, dengan demikian ilmu pengetahuan
empiris diangkat menjadi contoh istimewa dalam bidang
pengetahuan. Namun, ada perbedaan dengan empirisme, yaitu
positivisme hanya membatasi pada pengalaman-pengalaman
objektif, yang tampak, tetapi empirisme menerima
pengalaman-pengalaman batiniah atau pengalamanpengalaman
subjektif.
e. Pragmatisme
Mazhab yang muncul pada awal abad ke-20 ini
mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan
dirinya sebagai benar dengan membawa akibat yang
bermanfaat secara praktis. Pedoman pragmatisme adalah logika
pengamatan. Pragmatisme bersedia menerima segala sesuatu,
asal saja membawa akibat yang praktis. Pengalaman-
pengalaman pribadi diterima asalkan bermanfaat, bahkan
kebenaran mistis dipandang sebagai kebenaran yang diterima
asalkan membawa akibat praktis yang bermanfaat. (Harun
Hadiwijono, 1980:130).
f. Fenomenologi
Fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan
fenomena, atau segala sesuatu yang menampakkan diri.
Fenomena bukanlah hal yang nyata, tetapi hal yang semu.
Suatu fenomena tidak perlu harus diamati dengan indera, sebab
fenomena juga dapat dilihat atau ditilik secara rohani, tanpa
melewati indera.
g. Eksistensialisme
4
Eksistensi dalam filsafat eksistensialisme berarti cara
manusia berada di dalam dunia. Cara berada manusia berbeda
dengan beradanya benda-benda. Benda-benda berada dengan
tidak sadar tanpa hubungan. Sedangkan manusia berada di
dunia justru berhubungan dengan sesama manusia dan
berhubungan dengan benda-benda. Benda-benda berarti karena
beradanya manusia. Untuk membedakan dua cara berada dalam
eksistensialisme adalah dengan dua kata yang berbeda, untuk
benda berada, sedang manusia bereksistensi. 1
5
Dascartes, sekurang-kurangnya aku yang menyangsikan
bukanlah hasil tipuan. Semakin kita dapat menyangsikan segala
sesuatu, entah kita sungguh ditipu atau ternyata tidak, termasuk
menyangsikan bahwa kita tidak dapat menyangsikan, kita
semakin mengada (exist). Justru kesangsianlah yang
membuktikan kepada diri kita bahwa kita ini nyata. Selama kita
ini sangsi, kita akan merasa semakin pasti bahwa kita nyata-
nyata ada. Jadi, meski dalam tipuan yang lihai, kepastian
bahwa aku yang menyangsikan itu ada tidak bisa 18 dibantah.
Menyangsikan adalah berpikir, maka kepastian akan
eksistensiku dicapai dengan berpikir. Descartes kemudian
mengatakan Je pense donce je suis atau cogito ergo sum (aku
berpikir, maka aku ada )2
2
F. Budi Hardiman, Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk Dunia Modern, Jakarta,
Erlangga,2010, hal 33-34.
6
George Knight mengemukakan bahwa realitas bagi
idealisme adalah dunia penampakan yang ditangkap dengan
panca indera dan dunia realitas yang ditangkap melalui
kecerdasan akal pikiran (mind). Dunia akal pikir terfokus pada
ide gagasan yang lebih dulu ada dan lebih penting daripada
dunia empiris indrawi.3
3
George R. Knight, Issue and Alternatives in Education Philosophy, Terj. Mahmud Arif,
Filsafat Pendidikan, Isu-Isu Kontemporer dan Solusi Alternatif, (Yogyakarta: Idea Press, 2004)
hal. 48
7
seluruh realitas inklusif di luar keyakinan ilmiah tidak
mendapat tempat.4
BAB III
4
Satya Widya, PRAGMATISME, HUMANISME DAN IMPLIKASINYA BAGI DUNIA
PENDIDIKAN DI INDONESIA. Vol, 28 No, 2, (2018).175
8
PENUTUP
C. Kesimpulan
Terdapat banyak sekali macam-macam mazhab filsafat,
sepertihalnya Mazhab rasionalisme yang mulai muncul pada abad 17.
Rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat
mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio atau akal. Disusul
dengan mazhab empirisme yang muncul sezaman dengan rasionalisme
yaitu pada abad 17. Mazhab ini merupakan kebalikan dari
rasionalisme. Disusul dangan mazhab-mazhab lainnya seperti yang
telah dijelaskan di awal.
Seperi halnya macam-macam mazhab filsafat, pemikiran mazhab
filsafatpun sangat beragam tentunya dengan pola pikir tokohnya
masing-masing yang berlatar belakang berbeda sehingga menghasilkan
pandangan yang berbeda pula, Pada makalah ini kami telah
memaparkan pemikiran beberapa tokoh ahli filsafat salah satunya
yakni dari pemikiran Rene Descartes seorang ahli filsuf dari mazhab
rasionalis yang berpendapat bahwasanya sekurang-kurangnya aku
yang menyangsikan bukanlah hasil tipuan. Semakin kita dapat
menyangsikan segala sesuatu, entah kita sungguh ditipu atau ternyata
tidak, termasuk menyangsikan bahwa kita tidak dapat menyangsikan,
kita semakin mengada (exist). Selain dari pemikiran beliau, masih
terdapat banyak pemikiran lainnya sepertihalnya telah kami jelaskan
diatas.
9
DAFTAR PUSTAKA
Padjajaran.
Modern.Jakarta. Erlangga.
10