Anda di halaman 1dari 11

NAMA : AYU MUNANDAR ALAM

NIM :19320031

GLOKALISASI PASOLA KEBUDAYAAN SUMBA ,NTT

Daftar isi

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar belakang masalah.....................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................................2
BAB II Landasan Teori...............................................................................................................................3
2.1 Konsep dan Pengertian Globlisasi.....................................................................................................3
2.2 Konsep dan Pengertian Glokalisasi....................................................................................................4
BAB III Pembahasan...................................................................................................................................5
3.1 Mengenal upacara adat pasola...........................................................................................................5
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................................8
4.1. KESIMPULAN................................................................................................................................8

1
NAMA : AYU MUNANDAR ALAM
NIM :19320031

GLOKALISASI PASOLA KEBUDAYAAN SUMBA ,NTT

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencakup lebih dari 17.000 pulau yang dihuni oleh
sekitar 255 juta penduduk, sebuah angka yang membuat Indonesia menjadi negara di urutan
keempat dalam hal negara dengan jumlah populasi yang terbesar di dunia. Angka ini juga
mengimplikasikan bahwa banyak keanekaragaman budaya, etnis, agama maupun linguistik yang
dapat ditemukan di dalam negara ini.Salah satunya adalah pulau Sumba yang berada di provinsi
NTT. Pulau Sumba adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luas
wilayahnya 10.710 km

Pulau Sumba di diami oleh Suku Sumba dan terbagi atas empat kabupaten, Sumba Barat
Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur adalah bagian dari Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Masyarakat Sumba secara rasial adalah campuran Ras
Melanesia, Ras Melayu, Ras Austronesia, Ras Mongoloid yang cukup mampu mempertahankan
kebudayaan aslinya di tengah-tengah arus pengaruh asing yang telah singgah di kepulauan Nusa
Tenggara Timur sejak dahulu kala. Kepercayaan khas daerah Marapu, setengah leluhur, setengah
dewa, masih amat hidup di tengah-tengah masyarakat Sumba. Marapu menjadi falsafah dasar
bagi berbagai ungkapan budaya Sumba mulai dari upacara-upacara adat,contohnya upacara adat
Pasola

Pada saat sekarang masuknya globalisasi banyak menuai pertimbangan ,Banyak yang menolak
globalisasi karena berdampak negatif , bahkan merusak budaya-budaya lokal. Ada pula yang
menginginkannya karena memberikan keuntungan. Karena globalisasi tidak dapat dihindari
maka kita harus membangun sikap positif yaitu menerima globalisasi dengan menolak sisi
negatifnya dan memaksimalkan sisi positipnya. Salah satu caranya ialah dengan melakukan
glokalisasi yaitu, membangun warisan budaya yang memperhatikan keseimbangan harmonis

2
NAMA : AYU MUNANDAR ALAM
NIM :19320031

GLOKALISASI PASOLA KEBUDAYAAN SUMBA ,NTT


antara yang global dan lokal. Proses glokalisasi ini menghasilkan inkulturalisme atau
interkulturalisme.

Sebagai alternatif penyelesaian masalah diajukan teori glokalisasi budaya – budaya Indonesia.
Dimana Glokalisasi adalah konsep kompleks yang terdiri atas global dan lokal dalam batas
Indonesia dan dunia. Inti paper adalah membahas proses glokalisasi dengan studi
kasusm“kebudayaan lokal sumba pasola” yaitu membangun keharmonisan antara yang global
dan lokal, universal dan partikular, persamaan dan perbedaan.

1.2 Tujuan

Paper ini bertujuan agar dapat memahami glokalisasi kebudayaan lokal daerah yang dapat
bertahan dan berbaur dengan arus globalisasi

3
NAMA : AYU MUNANDAR ALAM
NIM :19320031

GLOKALISASI PASOLA KEBUDAYAAN SUMBA ,NTT

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep dan Pengertian Globlisasi

Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang memiliki pengaruh terhadap


munculnya berbagai kemungkinan perubahan dunia. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan
berbagai hambatan yang membuat dunia semakin terbuka dan saling membutuhkan antara satu
sama lain. Dapat dikatakan bahwa globalisasi membawa perspektif baru tentang konsep "Dunia
Tanpa Batas"

globalisasi dapat juga didefinisikan sebagai intensifikasi hubungan sosial di seluruh dunia yang
menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan berbagai cara, dimana kejadian-kejadian lokal
terbentuk oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di tempat lain dan sebaliknya. Dibawah ini
tercantum beberapa definisi globalisasi menurut para ahli.

Waters mendefinisikan globalisasi dari sudut pandang yang berbeda. Dia mengatakan bahwa
globalisasi merupakan sebuah proses sosial, dimana batas geografis tidak penting terhadap
kondisi sosial budaya, yang akhirnya menjelma ke dalam kesadaran seseorang.1 Definisi ini
hampir sama dengan apa yang dimaksudkan oleh Giddens. Dimana, globalisasi adalah adanya
saling ketergantungan antara satu bangsa dengan bangsa lain, antara satu manusia dengan
manusia lain melalui perdagangan, perjalanaan, pariwisata, budaya, informasi, dan interaksi yang
luas sehingga batas-batas negara menjadi semakin sempit. Pengertian globalisasi seperti ini juga
telah disampaikan oleh beberapa ahli yang mengatakan bahwa globalisasi adalah proses individu,
kelompok, masyarakat dan negara yang saling berinteraksi, terkait, tergantung, dan saling

4
NAMA : AYU MUNANDAR ALAM
NIM :19320031

GLOKALISASI PASOLA KEBUDAYAAN SUMBA ,NTT


mempengaruhi antara satu sama lain, yang melintasi batas negara.3 Tomlinson mendefinisikan
globalisasi sebagai suatu penyusutan jarak yang ditempuh dan pengurangan waktu yang diambil
dalam menjalankan berbagai aktifitas sehari-hari, baik secara fisik (seperti perjalanan melalui
udara) atau secara perwakilan (seperti penghataran informasi dan gambar menggunakan media
elektronik), untuk menyebrangi mereka.

2.2 Konsep dan Pengertian Glokalisasi

Istilah ini pertama muncul pada akhir 1980-an di tulisan para ekonom Jepang di Harvard
Business Review. Menurut sosiolog Roland Robertson, yang memopulerkan kata ini, glokalisasi
mendeskripsikan hasil penyesuaian lokal baru terhadap tekanan global. Di konferensi
"Globalization and Indigenous Culture" tahun 1997, Robertson mengatakan bahwa glokalisasi
"berarti munculnya tendensi universal dan terpusat secara bersamaan

Glokalisasi, merupakan gabungan dari globalisasi dan budaya lokal setempat, konsep ini
diperkenalkan oleh Roland Robertson. (2001) (dalam Chaubet, 2013). Kata tersebut diadopsi dari
istilah jepang yaitu dochakuka yang sebenarnya memiliki arti teknik bertani yang dimodifikasi
dan dipadukan dengan keadaaan setempat. Dengan kata lain merupakan strategi pemasaran
dengan memasarkan produk sesuai dengan selera dan keinginan di lingkungan sekitar.

Istilah ini jadi sering digunakan setelah dipopulerkan oleh Roland Robertson sekitar tahun 1990-
an. Sederhananya, glokalisasi merupakan proses interpretasi sesuatu yang global dengan nilai
lokal, dimana nilai-nilai lokal disini masuk ke dalam dimensi global, sehingga tidak lagi berdiri
sendiri-sendiri namun kini menjadi berjalan beriringan.

Glokalisasi dapat dilihat sebagai dampak dari globalisasi dengan tujuan budaya global yang
masuk dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat. Sehingga, terjadi pencampuran
kebudayaan lokal dan global. Globalisasi pada dasarnya memiliki nilai yang berbeda dengan
nilai lokal, sehingga ketika kedua nilai disatukan akan muncul satu kebudayaan yang berbeda.
Selanjutnya adalah situasi bagaimana budaya global dan lokal itu saling berinteraksi, sehingga
situasi yang timbul pun juga bermacam-macam, mulai dari budaya global yang menolong

5
NAMA : AYU MUNANDAR ALAM
NIM :19320031

GLOKALISASI PASOLA KEBUDAYAAN SUMBA ,NTT


budaya lokal, budaya global yang masuk ke lokal atau lokal yang masuk ke global, atau justru
adanya benturan antara lokal dan global. Sebagai contoh, yang pertama adalah budaya global
menolong budaya lokal, sebuah fenomena pariwisata global seperti petra di yordania, yang mulai
menjadi terkenal setelah pada tahun 2007 masuk sebagai keajaiban dunia sehingga banyak
wisatawan asing yang datang ke yordania setiap tahunnya.

BAB III PEMBAHSAN

3.1 Mengenal upacara adat pasola

Masyarakat Sumba yang masih menganut agama Marapu, agama asli setempat, sejak turun
temurun lah yang menjaga tradisi Pasola ini. Pasola berasal dari kata "Pa" yang artinya
permainan dan "Sola" atau "Hola" yang berarti tongkat lembing kayu. Artinya, permainan

6
NAMA : AYU MUNANDAR ALAM
NIM :19320031

GLOKALISASI PASOLA KEBUDAYAAN SUMBA ,NTT


dengan menggunakan tongkat kayu lembing. Meski disebut permainan, namun Pasola bukan
sekadar ajang bersenang-senang. Sebab ada makna yang terkandung dalam permainan yang
dimainkan oleh ratusan pemuda ini. Makna yang ada dalam permainan ini adalah sebagai
permohonan restu kepada Sang Dewa. Dalam kepercayaan Marapu, tradisi Pasola dianggap akan
mampu menjaga keharmonisan antara arwah leluhur nenek moyang dengan manusia. Dari
keharmonisan antara manusia dengan leluhur ini diharapkan nantinya Sang Dewa akan
memberikan keberkahan dan kemakmuran bagi masyarakat Sumba.

"Pelaksanaan Pasola harus didahului dengan tradisi adat 'Nyale' di mana tradisi ini dilakukan
untuk mengetahui tahun ini panen di daerah ini melimpah atau tidak. Jika melimpah, maka bisa
dilihat dari 'nyale' yang melimpah di pesisir pantai," kata Rato Waigali dari Mawu Hapu
Wanokaka. Nyale adalah cacing laut yang berwarna warni. Biasanya Nyale ditangkap oleh
masyarakat kemudian dimasak dan dijadikan makanan yang dicampur dengan kelapa.
Pelaksanaan Nyale juga kata dia berkaitan dengan apakah pelaksanaan Pasola berjalan lancar
atau tidak.

Saat dilaksanakannya tradisi Nyale dua orang Rato berjalan menuju ke pesisir pantai memanggil
dan nyale agar muncul. Bersamaan dengan dilakukan pemanggilan Nyale, beberapa Rato juga
memantau situasi di sekitar acara adat pemanggilan nyale. "Bila para Rato menemukan banyak
nyale yang sehat, gemuk, dan berwarna-warni, itu tandanya Dewa merestui dan Pasola akan
dilakukan," ujar dia. Namun bila nyale yang ditemukan kurus dan tidak sehat maka Pasola tidak
bisa dilaksanakan. Bersyukurlah karena pelaksanaan adat Nyale menghasilkan banyak Nyale,
masyarakat kemudian dipersilakan untuk turun ke pesisir pantai untuk menangkap nyale. Ada
yang hanya membawa botol aqua, ada pula yang membawa ember untuk menangkap nyale itu.
Pelaksanaan Pasola juga kata dia masih berkaitan dengan melimpahnya hasil panenan di wilayah
Wanokaka. "Biasanya dalam Pasola akan ada yang meninggal, agar menjadi tumbal sehingga
panenan melimpah, tetapi tradisi dan kepercayaan itu perlahan-lahan mulai ditinggalkan," ujar
Rato Waigal (kepala adat).

Ketika kemudian Pasola digelar, maka semua warga akan tumpah ruah di sebuah padang rumput
yang luas termasuk dengan wisatawan yang berdatangan dari berbagai daerah untuk
menyaksikan tradisi itu. Setelah dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari 100 pemuda

7
NAMA : AYU MUNANDAR ALAM
NIM :19320031

GLOKALISASI PASOLA KEBUDAYAAN SUMBA ,NTT


lebih pada masing-masing kelompok, maka Pasola pun dimainkan. Dengan bersenjatakan
tombak atau lembing kayu yang tumpul dan juga kuda sebagai sarananya, kedua kelompok tadi
akan saling serang dengan melemparkan lembing ke arah lawan. Meski tumpul, namun lembing
kayu tadi bisa jadi melukai dan membawa jatuh korban. Sejumlah wisatawan asing mengaku
sangat menikmati dan kagum terhadap tradisi menangkap Nyale dilakukan menyambut Pasola di
daerah itu, ,

tradisi Pasola dianggap akan mampu menjaga keharmonisan antara arwah leluhur nenek moyang
dengan manusia. Dari keharmonisan antara manusia dengan leluhur ini diharapkan nantinya
Sang Dewa akan memberikan keberkahan dan kemakmuran bagi masyarakat Sumba.

3.2 Glokalisasi dalam upacra adat pasola

jenis budaya nenek moyang pasola yang kini mulai dikenal dunia dan menjadi daya tarik bagi
wisatawan baik domestik dan internasional . Antusias para wisatawan yang datang .

Pada tahun 2016, Anugerah Pesona Indonesia, salah satu event yang dilakukan kementrian
pariwisata Republik Indonesia sebagai salah satu event untuk memajukan pariwisata di
Indonesia, menempatkan Pasola sebagai juara II kategori atraksi budaya terpopuler di Indonesia.
Hal ini semakin meyakinkan, eksistensi Pasola sebagai suatu tradisi budaya yang tetap terjaga
hingga saat ini.

pemerintah daerah juga terus fokus membenahi berbagai aspek berkaitan dengan budaya pasola
ini karena merupakan branding utama pariwisata di Sumba ,NTT

Untuk itu pasola ini terus diupayakan dengan mempromosi, salah satu caranya dengan selalu
mengundang para menteri atau pejabat tinggi lain di pusat untuk datang menyaksikan sehingga
bisa dipromosikan lebih luas hingga tingkat mancanegara,sehingga dapat meningkatkan daya
tarik wisatawan internasional dan menambah devisa negara juga dapat bertahan dengan arus g
lobalisi sehingga membawa dampak positif dari globalisasi

8
NAMA : AYU MUNANDAR ALAM
NIM :19320031

GLOKALISASI PASOLA KEBUDAYAAN SUMBA ,NTT

BAB IV PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Glokalisasi adalah sebuah proses mendialogkan dan menginterasikan berbagai warisan budaya
dunia dalam suatu keseimbangan yang harmonis. Berpikir global dan bertindak lokal. Dalam hal
ini, glokalisasi adalah mempartikularkan yang universal dan menguniversalkan yang
partikula.sedangkan Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang memiliki pengaruh
terhadap munculnya berbagai kemungkinan perubahan dunia. Pengaruh globalisasi dapat
menghilangkan berbagai hambatan yang membuat dunia semakin terbuka dan saling
membutuhkan antara satu sama lain. Dapat dikatakan bahwa globalisasi membawa perspektif
baru tentang konsep "Dunia Tanpa Batas"

9
NAMA : AYU MUNANDAR ALAM
NIM :19320031

GLOKALISASI PASOLA KEBUDAYAAN SUMBA ,NTT


Sehingga globalisasi dapat juga didefinisikan sebagai intensifikasi hubungan sosial di seluruh
dunia yang menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan berbagai cara, dimana kejadian-
kejadian lokal terbentuk oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di tempat lain dan sebaliknya.

Maka dengan adanya acara adat pasola yang merupakan suatu budaya lokal dari daerah terpencil
NTT yaitu sumba, agar semakin dikenal penjuru dunia dan dapat membawa dampak positif dari
arus global dan dapat bertahan dalam perkembangan era globalisasi sehingga budaya tersebut
dapat di pertahankan

Daftar pustaka

Waters, Malcom 2000 [1995] Globalization. London and New York: Routledge.

https://www.antaranews.com/berita/806896/nyale-dan-pasola-sumba-yang-mendunia

Agustin, D. S. Y. (2011). Penurunan Rasa Cinta Budaya dan Nasionalisme Generasi Muda
Akibat Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora, 4(2), 177-185.

Dinas Pariwisata dan Ekonomi KreatifProvinsi NTT Website United Nation (2002) Pesona
Indonesia 2016 www.nttprov.go.id

https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/item8?

Achmad, S. W. (2012). Wisdom van Java: mendedah nilai-nilai kearifan Jawa. Yogyakarta: IN
AzNa Books.

Mawardi dan Hidayati, Nur. 2000. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar.
Bandung : CV Pustaka Setia.

Suneki, S. (2012). Dampak globalisasi terhadap eksistensi budaya daerah. CIVIS, 2(1/Januari).

https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Sumba

10
NAMA : AYU MUNANDAR ALAM
NIM :19320031

GLOKALISASI PASOLA KEBUDAYAAN SUMBA ,NTT

11

Anda mungkin juga menyukai