Anda di halaman 1dari 2

CIPTA, RASA, KARSA menurut pendapat kami Burnett menjelaskan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks .

Kesenian, moral, adat istiadat, hukum, pengetahuan, kepercayaan dan kemampuan atau hasil olah pikir dalam bentuk lain yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Burnett menerimanya sebagai definisi kebudayaan. Pikiran Burnett ini menjadi acuan bagi para sosiolog dan budayawan kita seperti Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi. Keduanya memberi definisi bahwa kebudayaan adalah sarana karya cipta, rasa, dan karsa sebuah masyarakat. Menurut pendapat kami, cipta adalah suatu usaha untuk mewujudkan sesuatu yang belum ada menjadi nyata. Cipta berasal dalam otak manusia, dan media pewujudnya adalah sensor motorik yang meliputi: mata, telinga, hidung dan mulut. Ketika kita berangan angan, itulah awal dari proses cipta itu sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh proses berpikir, dan pada akhirmya menjadi proses penciptaan yang baik maupun buruk. Rasa, berbeda dengan cipta, rasa bersemayam di dalam dada. Sebagian mengatakan asalnya di dalam hati manusia,. Rasa juga bersifat kasat mata dan tidak bisa kita kendalikan. Rasa secara arti kata merupakan hasil atau tanggapan dari sistem sensorik yang dapat merasakan sebuah kondisikondisi tertentu baik secara fisik maupun non-fisik. Hasil tanggapan bisa dinyatakan secara visual, ucapan, perbuatan dan lain sebagainya. Sebagai contoh, pada saat manusia merasakan hawa dingin pegunungan disaat berkemah, karena tidak biasanya sedingin ditempat tinggalnya, setelah merasakan akan menghasilkan sebuah tata-nilai secara empirik baik secara visual, ucapan ataupun perbuatan. Demikian pula bila merasakan sedapnya makanan, maka akan timbul sebuah reaksi yang merupakan rasa dengan nilai empirik yang berbeda antara manusia-manusia lainnya, walaupun merasakan resep makanan yang sama. Muncullah keberagaman pendapat yang juga merupakan rasa sebagai reaksi atau tanggapan dari masakan yang dirasakan, muncullah suka, biasa, amat suka, favorit. Disinilah letak keberagaman manusia, sehingga muncullah yang namanya rasa secara nisbi atau relatif dan rasa secara hakiki.

Karsa adalah kehendak yang ada pada diri manusia dan merupakan kekuatan yang diberikan Tuhan YME berikan sehingga membuat manusia berbeda, dan istimewa dari mahluk lainnya. Karsa sangat lekat sekali dengan kaitan proses untuk bergerak, beraktifitas atau bereaksi untuk berupaya mewujudkannya. Contohnya bila perut kita terasa lapar, yang merupakan hasil dari merasakan dari sensor-sensor motorik, maka akan bisa berlanjut menjadi Karsa secara langsung tanpa didahului oleh Cipta. Apabila kita keidnginan tentu kita akan memakai jaket. Atau bisa diambil kesimpulan. Karsa bermakna keinginan atau kemauan yang kuat. Apabila dalam tahap cipta dan rasa, keinginan-keinginan itu masih tak kasat mata, maka dalam tahap selanjutnya keinginan itu harus diupayakan maujud sehingga dapat dilihat, disentuh dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Karsa berarti kekuatan untuk mewujudkan keinginan tersebut menjadi nyata.

Agar lebih mudah dipahami tentang wujud keberadaan Cipta Rasa dan Karsa secara umum, digambarkan wujud manusia dimana bagianbagiannya merupakan perlambang keberadaan Cipta Rasa Karsa itu sendiri. Dalam gambar wujud fisik manusia dapat dibagi menjadi 3 bagian secara umum yaitu: 1. 2. 3. Kepala Dada Tangan dan Kaki.

Bagian-bagian ini merupakan lambang secara fisik dari keberadaan Cipta Rasa dan Karsa tersebut. Cipta, rasa , karsa merupakan sesatu yang kasat mata dan bersemayam dalam bagian bagian tersebut. Mnausia hanya merasakan gejala yang perwujudannya akan dialkukan oleh manusia itu sendiri. Artinya keberadaan cipta rasa karsa itu keberadaannya terbalut atau terbungkus oleh badan kasar kita. Untuk mengetahui keberadaannya, tentunya kita harus melakukan tindakan. Agar keberadaan dari cipta rasa dan karsa tersebut sesuai dengan kenyataan sesungguhnya. Bapak Pendiri Bangsa Indonesia yang juga soko guru bangsa pernah diucapkan bahwa untuk menjadi manusia indonesia seutuhnya haruslah Selaras, Serasi dan Seimbang antara Cipta, Rasa dan Karsa, sehingga dapat mewujudkan kekuatan yang sangat dahyat guna Memayu Hayuning Buwana.

Anda mungkin juga menyukai