Disusun Oleh
Kerenhapukh L.S
(E041231062)
Dalam buku ini terdapat bab yang membahas mengenai kepribadian, tepatnya pada bab III.
Dalam bab kepribadian ini memiliki penjelasan mengenai definisi kepribadian, unsur –
unsur kepribadian, materi dari unsur – unsur kepribadian, aneka warna kepribadian,
serta bacaan untuk memperdalam kepribadian, dari point – point tersebut kita akan
mereview agar mengetahui lebih dalam mengenai pemahaman kepribadian.
1.Definisi Kepribadian
Dalam point definisi kepribadian, buku ini memulai dari penjelasan mengenai Para
ahli biologi yang mempelajari dan membuat suatu des- kripsi mengenai sistem organisma
dari suatu jenis atau species binatang, biasanya juga sekaligus mempelajari kelakuan bina-
tang-binatang itu; dan deskripsi mengenai pola-pola kelakuan binatang-binatang itu, yaitu
pola kelakuan mencari makan, menghindari ancaman bahaya, menyerang musuh, beristirahat,
mencari betina pada masa birahi, bersetubuh, mencari tempat untuk melahirkan, memelihara
dan melindungi keturunannya dan sebagainya, biasanya berlaku untuk seluruh species yang
menjadi obyek perhatiannya.
Berbeda halnya dengan makhluk manusia; kalau para ahli biologi, anatomi, fisiologi,
patologi, dan para dokter mempela- jari secara intensif organisma manusia hingga ke detail
yang sekecil-kecilnya, mereka belum banyak mengetahui tentang pola-pola kelakuan
manusia. Pola-pola kelakuan yang berlaku untuk seluruh jenis Homo Sapiens hampir tidak
ada, bahkan untuk semua individu manusia yang termasuk satu ras pun, seperti misalnya ras
Mongoid, ras Kaukasoid, ras Negroid, atau ras Australoid, tidak ada suatu sistem pola
kelakuan yang se- ragam. Ini disebabkan karena kelakuan manusia Homo Sapiens tidak
hanya timbul dari dan ditentukan oleh sistem organik bio- loginya saja, melainkan sangat
dipengaruhi dan ditentukan oleh akal dan jiwanya, sedemikian rupa sehingga variasi pola
kelakuan antara seorang individu Homo Sapiens dengan in- dividu Homo Sapiens lainnya,
dapat sangat besar. Malahan, pola kelakuan tiap manusia secara individual sebenarnya unik
dan berbeda dengan manusia-manusia lain. Karena itu para ahli antropologi, sosiologi, dan
psikologi yang mempelajari pola-pola kelakuan manusia ini juga tidak lagi bicara mengenai
pola-pola kelakuan atau patterns of behavior dari manusia, melainkan mengenai pola-pola
tingkah-laku, atau pola-pola tindakan (patterns of action) dari individu manusia. Apabila
seorang ahli antropologi, sosiologi, atau psikologi berbicara mengenai “pola kelakuan
manusia,” maka yang diamaksudnya adalah kelakuan dalam arti yang sangat khusus, yaitu
kelakuan organisma manusia yang ditentukan oleh naluri, dorongan- dorongan, refleks-
refleks, atau kelakuan manusia yang tidak lagi dipengaruhi dan ditentukan oleh akalnya dan
jiwanya, yaitu
Kelakuan manusia yang membabi-buta. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang
menentukan per. Bedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu,
adalah apa yang disebut “kepribadian” atau personality.
Definisi mengenai kepribadian tersebut sangat kasar sifat- nya, dan tidak banyak berbeda
dengan arti yang diberikan ke- pada konsep itu dalam bahasa sehari-hari. Dalam bahasa
populer, istilah “kepribadian” juga berarti ciri-ciri watak se- seorang individu yang konsisten,
yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus. Kalau dalam
baha- sa sehari-hari kita anggap bahwa seorang tertentu mempunyai kepribadian, memang
yang biasanya kita maksudkan ialah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak
yang di- perlihatkannya secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah-lakunya
sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari
individu-individu lainnya.
Konsep yang dapat dipakai sebagai landasan untuk me- ngembangkan konsep
lain itu menurut Hsu adalah konsep jen dalam kebudayaan Cina. Jen adalah manusia
yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian.” Dengan demikian usul Hsu
adalah menyatakan agar para ahli psikologi tidak hanya memakai konsep Barat
mengenai kepribadian itu, tetapi juga memperhatikan unsur hubungan mesra dan bakti
itu.
Keterangan psikologi dari Hsu, yang mencoba melihat perbedaan antara
manusia yang hidup dalam lingkungan Kebu- dayaan Timur dan manusia yang hidup
dalam lingkungan Ke- budayaan Barat itu, memang mencoba menyelami sumber-
sumber inti dari perbedaan itu. Semua perbedaan lahiriah an- tara kedua tipe manusia
itu hanyalah akibat dari perbedaan inti itu.
Kelebihan
Setelah kita melihat penjelasan – penjelasan mengenai bab kepribadian ini kita dapat
melihat kelebihan pada bab ini, di mana bab ini menjelaskan dengan jelas dan juga
menggunakan pendekatan dari psikologi, karena untuk membahas kepribadian tidak jauh dari
ilmu psikologi. Pada bab ini juga menjelaskan perbedaan pandangan dari ilmu antropologi
dan ilmu psikologi dalam membahas atau melihat kepribadian. Pada bab ini juga disetiap
point – point yang tertera selalu di sertai dengan pendapat/ pandangan, hasil penelitian, dari
beberapa tokoh. Dalam bab ini juga tertera di akhir point ada bacaan untuk memperdalam
yang di mana pada point itu berisikan sumber dari penjelasan yang telah di berikan pada buku
ini, dan hal itu sangat membantu untuk menguatkan penjelasan pada materi ini. Pada bab ini
juga urutan penulisan point – pointnya rapih, dimulai dari penjelasan kepribadian, di lanjut
unsur – unsur kepribadian, dan lain sebagainya.
Kekurangan
Di balik kelebihan pada bab ini terdapat juga beberapa kekurangan, di mana pemilihan kata
pada materi ini agak kurang jelas, seringkali menggunakan kata imbuan, dan sambung yang
kurang pas, juga pada bab ini sedikit bertele – tele dalam menjelaskan materi. Kurangnya
gambar yang ada juga membuat pembaca kurang berminat/ kurang antusias untuk membaca.