PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
misalnya “ saya menahan diri dari berjalan”. Dalam peristilahan syara’, wakaf
boleh melakukan apa pun terhadap harta yang diwakafkan dan tidak
2
melarangnya,maka hakim berhak memaksanya agar memberikannya
kebijakan(sosial).
Berdasarkan definisi dari Abu Hanifah ini, maka harta tersebut ada dalam
bisa diwariskan kepada ahli warisnya jika ia sudah meninggal baik untuk
dikeluarkan oleh Abu Yusuf dan Muhammad, sahabat Imam Abu Hanifah
itu sendiri
3
kekayaannya yang berupa tanah milik dan melembagakannya untuk
wakaf ialah mengalihkan hak milik pribadi menjadi milik suatu badan atau
mendapatkan kebaikan dan ridha Allah SWT. Wakaf juga dapat diartikan
hartanya di Khaibar. Ali bin Abi Thalib mewakafkan tanah nya yang
4
anshar.kemudian pelaksanaan wakaf disusul oleh Anas bin Malik,Abdullah
menjadi lebih luas lagi,yaitu untuk membangun solidaritas umat dan ekonomi
masyarakat karena selain untuk membantu fakir miskin wakaf juga dilakukan
Hisyam bin Abd.malik dengan hakim mesir adalah Tauban bin Gharal-
Departemen Kehakiman secara baik dan hasil nya disalurkan kepada yang
saat Shalahuddin al- Ayyubi dan Nuruddin Zanki mendapatkan fatwa dari
system pendidikan.
5
2.3 JENIS WAKAF
Berdasarkan Peruntukkan
1. Wakaf ahli (Wakaf dzurri). Yaitu Wakaf yang ditunjukkan kepada orang-
orang tertentu, seseorang atau lebih, keluarga si wakif atau bukan. Wakaf
seperti ini juga disebut Wakaf Dzurri. Apabila ada seseorang yang
mereka yang ditunjuk dalam pernyataan wakaf. Wakaf jenis ini (wakaf
(dzurri) ini baik sekali , karena si wakif akan mendapat dua kebaikan dari
yang diberikan harta wakaf. Akan tetapi, pada sisi lain wakaf ahli ini
sudah tidak ada lagi (punah)? Siapa yang berhak mengambil manfaat
benda (harta wakaf) itu? Sebaliknya, bagaimana jika anak cucu siwakif
negara tertentu seperti : Mesir, Turki, Maroko dan Aljazair, wakaf untuk
tanah-tanah wakaf dalam bentuk ini dinilai tidak produktif. Untuk itu,
6
dalam pandangan KH.Ahmad Azhar Basyir,MA. Bahwa keberadaan jenis
jembatan, rumah sakit, panti asuhan anak yatim dan lain sebagainya.
secara umum. Dalam jenis ini juga, si wakif dapat mengambil manfaat
dari harta yang diwakafkan itu, seperti wakaf masjid maka si wakif boleh
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan sahabat Ustman bin Affan.
Secara substansinya, wakaf inilah yang merupakan salah satu segi dari
undangan,terdiri dari hak milik atas tanah baik yang sudah atau
7
belum terdaftar, hak atas tanah bersama dari satuan rumah susun
hak guna usaha atau hak pakai yang berada di atas tanah negara
hak guna bangunan atau hak pakai yang berada di atas tanah
pengelolaan atau hak milik pribadi yang harus mendapat izin tertulis
peraturan perundangan-undangan
dan perundang-undangan
undang
persediaannya berkelanjutan
kapal
pesawat terbang
8
logam dadn batu mulia
Hak atas kekayaan intelektual: hak cipta, hak merk, hak paten, hak
jarang ditemukan pada fikih klasik. Wakaf tunai membuka peluang yang
Berdasarkan Waktu
9
1. Mubasyir/dzati yaitu harta wakaf yang menghasilkan pelayanan
rumah sakit.
pewakaf.
Sumber Hukum
1. Al-Qur’an
adalah:
a. Al-Hajj [22]: 77
b. Ali-Imran [3]: 92
10
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
erat dengan kata infaq (memberi). Kata birr ini terletak antara
Sehingga ada 3 kata kunci pada ayat ini sehingga sering kali dijadikan
dalil utama dalam wakaf yang bersumber dari al-Qur’an, (1) kebaikan,
(2) tindakan infak, dan (3) harta yang dimiliki adalah paling dicintai.
yang paling dicintai kepada orang lain demi kebaikan. Salah satu
analisis itulah sehingga kebaikan dalam konteks kata birr sulit untuk
sebagai wakaf, bukan bentuk pemberian yang lain. Surat ali-Imran ayat
92 ini berisi anjuran bagi umat muslim untuk berinfaq atau shadaqah.
Abdullah bin Abi Thalhah. Dia mendengar Anas bin Malik berkata,
”Abu Thalhah adalah orang Anshar yang paling banyak hartanya, dan
yang paling dicintainya adalah kebun Bairuha.” maka ketika turun ayat
11
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan
2. Hadits
12
Di samping ayat-ayat Al-Qur’an di atas, terdapat pula hadist yang
kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak
pernah saya peroleh harta yang lebih baik bagiku melebihi tanah tersebut;
(hasil)-nya”.
(dengan mensyaratkan) bahwa tanah itu tidak dijual, tidak dihibahkan dan
riqab (hamba sahaya, orang tertindas), sabilillah, ibnu sabil, dan tamu.
Tidak berdosa atas orang yang mengelolanya untuk memakan dari (hasil)
tanah itu secara ma’ruf (wajar) dan memberi makan (kepada orang lain)
13
“Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra, ia berkata Umar ra. berkata kepada
Khaibar, belum pernah saya mendapatkan harta yang lebih saya kagumi
(HR. al-Nasa’i).
3. Ulama
tunai. Fatwa komisi fatwa MUI itu dikeluarkan pada tanggal 11 Mei 2002.
disebutkan di atas). Pada saat itu, komisi fatwa MUI juga merumuskan
disalurkan (hasilnya) pada sesuatu yang mubah (tidak haram) yang ada”
ada pihak yang memiliki peranan penting walaupun di luar rukun wakaf
disebut nazhir
14
2. Barang atau harta yang diwakafkan (mauquf bih)
dan peruntukan)
Pewakaf
a. Merdeka, wakaf yang dilakukan oleh seorang budak tidak sah karena
tidak memiliki hak pribadi, sedankan wakaf adalah pengguguran hak milik
b. Berakal sehat, wakaf yang dilakukan oleh seorang gila, lemah mental
atau berubah akal karena masalah usia, sakit atau kecelakaan tidak sah
hukumnya, sebab ia tidak mampu dan tida cakap melakukan akad serta
tindakan lainnya.
c. Dewasa (baligh), wakaf yang dilakukan oleh anak yang belum dewasa
untuk menjaga harta supaya tidak habis dibelanjakan untuk sesuatu yang
tidak benar, dan untuk menjaga dirinya agar tidak menjadi beban orang
15
tidak sah. Wakaf juga harus didasarkan kemauan sendiri, bukan atas
orang lain. Ada beberapa hukum wakaf yang berkaitan degan masalah ini:
selama dia masih hidup. Hal ini karena penyakitnya tidak bisa dipastikan
16
a. Jika dia meninggal sebagai debitor, maka hukum wakafnya seperti
b. Jika dia meninggal tidak sebagai debitor, maka hukum wakaf yang
terjadi ketika dia sedang sakit keras seperti wasiat. Yaitu jika yang
diberi wakaf bukan ahli warisnya dan harta yang diwakafkan tidak
lebih dari 1/3 hartanya, maka wakaf terlaksana hanya sebatas 1/3
hartanya saja, jika harta yang diwakafkan lebih dari 1/3, maka
1. Muslim
2. Berakal
3. Dewasa
4. Adil
5. Cakap hukum
relevan bahwa pembatasan wakaf adalah 1/3 dari jumlah harta yang
17
Syarat sahnya harta wakaf, adalah :
keadaan darurat) dan memiliki nilai (harga). Contoh barang yang tidak
sebagainya.
menimbulkan persengketaan.
hidup. Wakaf ini tidak syah karena syarat kepemilikan pada wasiat ialah
4. Harta tersebut bukan milik bersama (musya’) dan terpisah. Para ulama
sepakat bahwa harta wakaf tidak boleh berupa harta yang bercampur,
pemakama n maka ini tidak sah dan tidak menimbulkan akibat hukum,
ditetapkan batas-batasnya.
18
hukum syariah/wakaf ataupun menghambat pemanfaatan barang yang
diwakafkan.
Syarat Mauquf’alaih
syariat Islam. Ada perbedaan pendapat dari para ahli fikih terkait dengan
ibadah dan syiar Islam menurut pandangan Islam dan menurut keyakinan
pewakaf.
keyakinan pewakaf.
Sedangkan wakaf kepada kafir harbi dan orang murtad dari muslim tidak
sah hukumnya.
2. Kepada pihak yang tidak tertentu , tujuan wakaf ini untuk memberikan
19
umum atau untuk Syiar Islam dengan tujuan ibadah adalah sah. Seperti
Pengertian shighat adalah segala ucapan, tulisan atau isyarat dari orang
wakaf adalah melepaskan hak milik atas suatu benda dan manfaatnya atau
dari manfaatnya saja, dan mengalihkannya kepada pihak lain. Ijab pewakaf
1. Lafal yang jelas (sharih), dalam lafal ini, tidak ada kata yang mengandung
suatu pengertian lain kecuali wakaf. Ada tiga jenis wakaf yang termasuk
lain. Lafal sedekah atau nazar adalah lafal kiasan jika tidak disertai
abadikan”.
20
Syarat sahnya shighat ijab, baik berupa ucapan maupun tulisan ialah :
ijab diucapkan atau ditulis. Shighat harus singkat dan tidak bertele-tele,
2. Shighat tidak diikuti syarat batil (palsu). Maksudnya ialah syarat yang
wakaf yang sudah dilakukan. Tidak ada syarat yang mengikat, yang bisa
itu terjadi.
Pengelola Wakaf
21
padanya.Meskipun demikian tidak berarti pengelola wakaf mempunyai
Hal-hal yang wajib dilakukan oleh pengelola wakaf (Alkabisi, 2004), yaitu :
fikih). Sumber dana wakaf harus terus dikelola, baik diperoleh dari dana
harus menerima terlebih dahulu saat pembagian hasil, dan dalam hal apa
pewakaf apabila :
syarat tersebut.
diberikan izin untuk melanggar syarat yang telah dibuat oleh pewakaf,
22
5. Menunaikan hak-hak mustahik dari harta wakaf, tanpa menundanya,
atau melunasi utang terkait dengan harta wakaf. Hal ini harus didahulukan
dan tidak ada pihak yang melarangnya, sehingga dari penerimaan itu,
para mustahik.
seperti membangun rumah kediaman, dalam hal ini jika keuntungan yang
didapat dari hasil sewa bangunan lebih besar ketimbang jika digunakan
4. Mengubah kondisi harta wakaf menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi
para fakir miskin dan mustahik. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa
23
kondisi harta wakaf dan kebutuhan penerima wakaf, sehingga dapat
dipadukan antara pelaksanaan syarat dari pewakaf dan tujuan dari wakaf.
1. Tidak melakukan dominasi atas harta wakaf, karena dua pihak yang
tidak boleh menyewakan harta wakaf kepada orang yang tidak diterima
atau diragukan kesaksiannya, baik orang tua, anak atau istrinya, untuk
tindakan.
2. Tidak boleh berutang atas nama wakaf, baik melalui pinjaman ataupun
adanya keuntungan yang dihasilkan dari harta wakaf. Hal ini untuk
menghindari sita atas harta wakaf atau hasil yang didapatkan untuk
dapat melunasi hutangnya, sehingga harta wakaf menjadi hilang dan para
wakaf, dan dapat menghilangkan manfaat dari harta wakaf itu sendiri.
24
yang emnempati rumah tersebut haus membayar ongkos sewa dengan
harga yang pantas, baik rumah dalam kondisi siap pakai maupun tidak.
5. Tidak boleh meminjamkan harta wakaf kepada pihak yang tidak termasuk
yang telah meminjam harat wakaf dan mengambil manfaat darinya harus
Pengelola wakaf tidak wajib memberikan ganti rugi apabila harta atau
sumber wakaf rusak jika penyebabnya adalah kekuatan besar yang sulit
dihindari atau bencana yang tidak bisa dicegah, sementara dia tidak lalai
memakan sebagian dari hasil wakaf itu, sesuai dengan hadis yang
“Dan tidak ada halangan bagi orang yang mengurusinya untuk memakan
kurang mampu khususnya.Hingga saat ini belum ada PSAK yang mengatur
dengan wakaf tidak akan berbeda jauh. Hal ini disebabkan akuntansi untuk
25
zakat, infak/sedekah harus dilakukan pencatatannya secara terpisah atas
benar, baik dari segi rukun dan syarat wakaf, maupun maksud
masa lalu cukup banyak wakaf berupa kebun yang produktif, yang
26
manajemen modern.Untuk mengelola wakaf secara produktif, ada
antara lain Badan Wakaf Mesir, Badan Wakaf Sudan, Badan Wakaf
dipertimbangkan kompetensinya.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
tentunya banyak sekali hal-hal yang belum tercantum dalam makalah ini.
Tidak ada salahnya untuk pembaca yang kebetulan membaca makalah ini,
untuk lebih mencari lagi data-data yang lebih banyak baik dari buku maupun
28