PENDAHULUAN
Managemen Dakwah adalah sebuah ilmu yang sangat penting untuk diketahui
bagi setiap individu ataupun kelompok. Dalam kegiatan berdakwah, managemen
menjadi dasar yang cukup penting karena dapat menentukan perencannan awal dalam
berdakwah seperti menetukan materi dakwah, pengorganisasian, pelaksanaan serta
pengawasan demi kelancaran berdakwah.
Dakwah merupakan salah satu bentuk kegiatan atau sarana umat muslim dalam
menyampaikan ajaran islam yang pada dasarnya menyampaikan ajaran Allah SWT dan
Rasul-Nya. Dakwah juga merupakan suatu kegiatan berkomunikasi , beriteraksi dan
bersilahturahmi dengan memuat nilai-nilai ajaran agama kepada sesama manusia.
Keberadaan dan aktivitas dakwah umat Islam tidak dapat dipisahkan dari adanya
bangunan masjid, yang didirikan atas dasar taqwa. Masjid merupakan rumah Allah
SWT yang berfungsi sebagai tempat kegiatan umat Islam terutama sholat lima waktu
maupun sholat shunnah.
PEMBAHASAN
Sedangkan dakwah secara etimologis berasal dari bahasa arab, yaitu da’i, yad’u,
da’wan, du’a yang diartikan sebagai upaya mengajak, menyeru, memanggil, seruan,
permohonan, dan permintaan. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
makna dakwah islam yaitu sebagai kegiatan mengajak, menyeru, mendorong, dan
memotivasi orang lain untuk mengikuti jalan Allah SWT. Dan meninggikan agama
Allah SWT dan Rasul-Nya.
Manfaat Perencanaan
Kelemahan Perencanaan
Pengorganisasian mempunyai arti penting bagi proses dakwah. Hal ini karena
dengan pengorganisasian maka rencana dakwah menjadi mudah pelaksanaanya.
Pembagian tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan dakwah dalam tugas-tugas yang
lebih terperinci serta diserahkan pelaksanaannya kepada beberapa orang mencegah
timbulnya kumulasi.
2.3. Penggerakan dakwah (Actuating)
Penggarekan dakwah merupakan upaya menyadarkan orang lain atau anggota suatu
organisasi untuk dapat bekerjasama dalam mencapai tujuan. Pada fase pernggerakan ini
merupakan inti dari manajemen dakwah. Adapun pengertian dari penggarakan adalah
seluruh proses pemberian motivasi kerja kepada para bawahan sedemikian rupa,
sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efisien dan ekonomis.
Dari ketiga langkah strategis tersebut secara singkat ada tiga poin yang perlu
mendapatkan perhatian yaitu persaudaraan umat (ukhuwah Islamiyah), peningkatan
mutu pelaksana dakwah ( da’i ) dan keikhlasan.
Menurut George R Terry pengendalian adalah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-
kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan. Memberikan saran, tanggapan, evaluasi
terhadap suatu kegiatan organisasi merupakan suatu kebutuhan untuk menjaga
organisasi tetap eksis, sehingga kebutuhan akan evaluasi dan pengawasan sangat
dibutuhkan dalam suatu organisasi.
Penyelenggara dakwah dikatakan dapat berjalan dengan baik dan efektif, bilamana
tugas-tugas yang telah disertakan kepada pelaksana itu benar-benar dilaksanakan serta
pelaksanaannya sesuai dengan rencana dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Di era modern ini, teknologi semakin berkembang pesat. Internet dan media sosial
lainnya seakan sudah menjadi kebutuhan penting bagi generasi milenial. Penggunaan
dan pemanfaatan media sosial sudah menyentuh berbagai lapisan masyarakat, mulai
dari masyarakat perkotaan hingga pedesaan dan pelosok, baik anak-anak, remaja,
hingga orang tua dapat dipastikan pernah mengecap berbagai macam media sosial
seperti facebook, instagram, twitter, you tube, whatsapp, dan lainnya. Sarana media ini
sangatlah baik jika digunakan untuk hal-hal bermanfaat seperti berdakwah. Dakwah
milenial harus memanfaatkan semaksimal mungkin teknologi yang ada. Jika tidak, arus
dakwah kian melambat dan tertinggal.
Peradaban manusia pada zaman milenial merupakan era teknologi informasi yang
canggih. John Naisbitt, mengungkapkan “we are moving toword the capability to
comunicate anything to anyone, anywhere, anyfrom-voice, data textor emage at the
speed of light “
Karena itu, kita perlu di kembangkan sistem dakwah yang menggunakan dan
memilih teknologi informasi yang efisien dan bersih sesuai dengan kodrat umat
manusia. Sudah tiba masanya dimana da’i mendapat tantangan yang sangat kompleks
untuk menberikan problem solving. Para da’i dituntut untuk menerjemahkan pesan
islam sesuai dengan manajemen dakwah modern, efektif, dan efisien kepada masyarakat
luas.
Jika dulu Sunan Kalijaga mengajarkan Islam di Nusantara dengan cara yang unik
melalui kesenian wayang kulit, maka di era mileial metode dakwah beliau harus
dilanjutkan. Khususnya adalah spirit cerdas membaca budaya dan perkembangan.
Sudah pasti cara yang digunakan dalam berdakwah berubah dan berkembang seiring
dengan perubahan masyarakat. Era kemajuan teknologi bukanlah hambatan, akan tetapi
merupakan tantangan. Kegiatan berdakwah zaman milenial amat dibutuhkan
eksistensinya dan memiliki bebrapa manfaat.
Inilah tantangan sekaligus peluang dakwah yang harus dieksekusi. Untuk itu, ada
dua hal yang dapat dilakukan. Pertama, terkait dengan penggunaan media dakwah, pada
era digital saat ini, gadget dan media sosial tidak lepas dari generasi milenial. Maka
gadget dan media sosial harus bisa dijadikan sarana dakwah. Kedua. Pengemasan
pesan-pesan dakwah harus menarik. Sebab, sebaik apapun materi dakwah tanpa
didukung dengan kemasan yang menarik terkadang ditinggalkan orang. Dengan dua
pendekatan tersebut tantangan dakwah pada generasi milenial dapat dilalui dan
diselesaikan dengan baik.
Jadi, berbicara dakwah milenial atau dakwah di era society 5.0 tidak bisa terlepas
kaitannya dengan zaman dahulu. Dahulu para walisongo di jawa, menerapkan strategi
atau metode dakwah pada masa itu melalui dengan seni seperti menyebarkan dakwah
melalui wayang, teater, dan satra. Sekarang zaman milenial ini dengan menggunakan
strategi melalui new media seperti internet dan media sosial lainnya.
KESIMPULAN
Salah satu metode yang dianggap masih efektif untuk digunakan sebagai media
dakwah adalah dengan memanfaatkan new media seperti internet, Facebook, Instagram,
YouTube, Twitter, dan juga WhatsApp. Dengan sarana new media ini akan
memudahkan dakwah milenia. Dibalik label negatif yang melekat pada generasi
milenial, mereka merasa tidak ada masalah dengan kondisi yang ada, generasi milenial
menganggap kemajuan yang terjadi saat ini harus dimanfaatkan secara optimal kepada
hal-hal positif untuk membangun ummat, bangsa dan negara.