LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Wakaf
sebagian atau keseluruhan harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan ibadah
menahan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa musnah seketika dan untuk
SWT.”2
manfaatnya untuk kebajikan dan kepentingan agama dan umat Islam atau kepada
didalam hukum wakafdari pertama harta itu diwakafkan sampai pada akhirnya
semata-mata karena Allah SWT untuk selama-lamanya dan tidak boleh diambil
Oleh karena itu, perlu kiranya kita kaji, analisis dan terapkan strategi
Rahmat Syafe’I, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 2005), hal. 124.
2
Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal.
51
13
14
dalam sejarah Islam. Berdasarkan hal tersebut kita perlu lebih memikirkan dan
kemanfaatan semua pihak, baik bagi wakif maupun mauquf ‘alaih (masyarakat).
berikut:
حبس مال ميكن االءنتفاع به مع بقاء عينه بقطع التصرف ىف رقبته على مصرف مباح موجود
dibolehkan adanya.”3
2. Imam Taqiy al-Din Abi Bakr bin Muhammad al-Husaeni dalam kitab
adalah:
ممنوع من التصرف ىف عينه وتصرف منا فعه ىف الرب تقربا اىل اهلل تعاىل
Muhammad al-Syarbini al-Khatib, Al-‘Iqna fi Hall al-Alfadz Abi Syuza, (Dar al-Ihya al-
Kutub: Indonesia, t. t.), hal. 81.
15
dimanfaatkannya itu.6
Dari definisi-definisi yang telah dijelaskan oleh para ulama di atas, kiranya
dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan wakaf adalah menahan sesuatu
benda yang kekal zatnya, dan memungkinkan untuk diambil manfaatnya guna
dilakukan untuk suatu tujuan tertentu yang ditetapkan oleh wakif dalam ikrar
Abi Bakr bin Muhammad Taqiy al-Din, Kifayat al-Akhyar, (PT Al-Ma’arif: Bandung, t.
t.), hal. 119.
5
Ahmad Azhar Basyir, Wakaf; Ijarah dan Syirkah, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 2011) hal.
5.
6
Idris Ahmad, Fiqh Al-Syafi’iyah, (Jakarta: Karya Indah, 1986), hal. 156.
16
1. Menurut Imam Abu Hanifah wakaf adalah menahan suatu benda yang
menurut hukum, tetap milik si wakif dalam rangka mempergunakan
manfaatnya untuk kebajikan.
2. Mazhab Hanafi mendefinisikan wakaf adalah: tidak melakukan suatu
tindakan atas suatu benda yang berstatus tetap sebagai hak milik,
dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan
(sosial), baik sekarang maupun akan datang.
3. Menurut Imam Malik berpendapat bahwa sesuatu yang diwakafkan itu
bisa untuk selamanya atau boleh dalam waktu tertentu artinya boleh
tidak melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif
namun wakaf tersebut mencegah wakif melakukan tindakan yang dapat
melepaskan kepemilikannya atas harta tersebut kepada yang lain dan
wakif berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta tidak boleh
menarik kembali wakafnya. Perbuatan menjadikan manfaat hartanya
untuk digunakan oleh mauquf bih (penerima wakaf), walaupun yang
dimilikinya itu berbentuk upah, atau menjadikan hasilnya untuk dapat
digunakan seperti mewakafkan uang.
4. Menurut Imam Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal mendefinisikan wakaf
adalah: tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang
berstatus sebagai milik Allah SWT, dengan menyedekahkan
manfaatnya kepada suatu kebajikan (sosial).
5. Menurut Mazhab Imamiyah mengatakan bahwa mazhab lain sama
dengan mazhab Syafi’I dan Ahmad Ibn Hanbal, namun berbeda dari
segi kepemilikan atas benda yang diwakafkan yaitu menjadi milik
mauquf ‘alaih (yang diberi wakaf), meskipun mauquf ‘alaih tidak
berhak melakukan suatu tindakan atas benda wakaf tersebut, baik
menjual atau menghibahkan.7
diantara pengertian dari wakaf.Suatu hal yang perlu diperhatikan di sini yaitu
kepemilikan benda wakaf sama sekali terlepas dari tangan wakif. Artinya antara
benda wakaf dan manfaatnya harus menjadi satu kesatuan yang utuh yang tidak
diwakafkan kepada orang yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran
syari’ah Islam. Hal ini sesuai dengan fungsi wakaf yang disebutkan dalam pasal 5
potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan
Sedangkan dalam ungkapan para ulama terlihat bahwa benda wakaf tetap
menjadi hak milik wakif dan hanya manfaatnya saja yang diambil untuk
kepentingan kemaslahatan umum. Oleh karena itu, pemilikan harta wakaf tidak
menjualnya. Jika si wakif wafat, harta tersebut menjadi harta warisan untuk ahli
sesuai dengan keinginan pemilik. Dengan kata lain, pemilik harta menahan benda
untuk tujuan kebaikan, yaitu pemberian manfaat benda secara wajar sedangkan
benda itu tetap menjadi milik si wakif. Perwakafan diperbolehkan berlaku untuk
suatu masa tertentu atau untuk selamanya sesuai niat si wakif. Setelah sempurna
prosedur perwakafan wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta yang
kepada yang lain, baik dengan tukaran (tukar menukar) atau tidak.
18
Jika wakif wafat, harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat diwarisi oleh
mauquf ‘alaih (yang diberi wakaf) sebagai sedekah yang mengikat, dimana wakif
mauquf ‘alaih.
Para ulama mazhab juga sepakat tentang kebolehan wakaf dengan barang-
barang yang tidak bergerak, misalnya tanah, rumah dan kebun.Mereka juga
sepakat, kecuali Hanafi tentang sah wakaf dengan barang-barang bergerak, seperti
kuburan.Sebab kedua benda yang disebut belakangan ini tidak bisa dijadikan
kongsi.8
Pengertian wakaf dirumuskan dalam ketentuan pasal 215 ayat (1) KHI:
“Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan
Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Ciputat, Ciputat Press, 2005), hal. 71.
19
sesuai dengan ajaran Islam.”9Benda milik yang diwakafkan tidak hanya benda
tidak bergerak (benda tetap), tetapi juga dapat benda bergerak asalkan benda yang
bersangkutan memiliki daya tahan yang tidak hanya sekali pakai dan bernilai.
Ketentuan pasal 215 ayat (4): “benda wakaf adalah segala benda baik
benda bergerak atau tidak bergerak yang memiliki daya tahan yang tidak hanya
sekali pakai dan bernilai menurut ajaran Islam.” 10 Karena fungsi wakaf disebutkan
dalam pasal 216 KHI: “Fungsi wakaf adalah mengekalkan manfaat benda wakaf
wakaf.
1. Al-Qur’an
tidak terlepas dari hukum yang telah ditentukan oleh syara’, seperti wajib, haram,
sunnah, makruh dan mubah.Wakaf merupakan kitab Allah SWT yang khairu
mendekatkan diri kepada Allah, mereka yang jahiliyah tidak mengenal arti wakaf,
tetapi wakaf itu diciptakan dan diserukan oleh Rasulullah SAW karena kecintaan
Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal.
65.
10
Ibid, hal.66.
20
Firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 92, yang berbunyi:
) ۹٢ :الرب حىّت تنفقوا ممّا حتبّون وما تنفقوا من شيء فاء ّن اهلل به عليم (ال عمران
ّ لن تنالوا
sebagian harta kamu yang kamu cintai dan apa saja yang kamu
92).12
kecuali tersambung dengan sebab memberikan yang sangat dicintai kepada yang
memperoleh yang lebih baik dari pada sesuatu yang telah diberikan. Berdasarkan
infak karena wakaf mayoritas ulama berpendapat adalah sedekah yang tidak
)۷٧ :يا ايها الذين آمنوا اركعوا واسجدوا واعبدوا ربّكم وافعلوا اخلري لعلّكم تفلحون (احلج
kemenangan.”(Al-Hajj: 77).13
12
Mahmud Yunus, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Al-Ma’arif, 2005), hal. 113.
13
kebutuhannya baik dengan cara menolong dengan tenaga ataupun dengan harta
yang bermanfaat dan pertolongan dengan harta yang memberi faedah buat
Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 262 yang bunyinya:
د رهبم والHHرهم عنHHا وال أذى هلم أجHHّوا منHHا أنفقHHون مHHبيل اهلل مّث ال يتبعHHواهلم يف سHHون أمHHذين ينفقHHال
Ayat ini terkhusus menginfak kepada orang lain atau kepada suatu
lembaga yang dibolehkan pada jalan Allah, karena diturunkan ayat ini pada saat
Usman bin Affan dan Abdurrahman bin ‘Auf menginfak keduanya dijalan Allah.
Adapun Usman bin Affan, menyiapkan tentara pemberani pada peperangan tabuk
beserta seribu unta sekalian pelananya dan membekali tentara tersebut dengan
seribu dinar. Sementara Abdurrahman bin ‘Auf bershadaqah setengah dari pada
keridhaan dan pahala di sisi Allah SWT dengan catatan tidak menyebut-nyebut
14
Dari sejarah dua sahabat Rasulullah tersebut dapat kita pahami bahwa,
dijalan Allah, karena benda yang diberikan oleh Usman bin Affan adalah benda
yang utuh yaitu unta beserta pelananya. Dan juga yang diinfak oleh Abdurrahman
Dalam surat Al-Baqarah ayat 267 Allah SWT juga berfirman yaitu:
وا اخلبيثHا لكم من االرض وال تيممHا أخرجنHّبتم وممHا كسHات مHوا من طيبHوا أنفقHذين آمنHيا أيّها ال
2. Hadits
اذا مات االنسان انقطع عمله اال من: عن ايب هريرة ان رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم قال
) صدقة جارية او علم ينتفع به او ولد صاحل يدع له (رواه مسلم: ثالثة اشياء
15
Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “bila manusia
Berdasarkan hadits di atas maka dapat dijelaskan bahwa amal orang yang
amalannya sewaktu masih hidup. Para ulama berpendapat bahwa sedekah jariyah
yang terdapat dalam hadits dipertanggungkan kepada wakaf dan anak yang shaleh
تH اصاب عمر ارضا خبيرب فاتى النيب صلى اهلل عليه وسلم يس: عن ابن عمر رضى اهلل عنهما قال
هHHدى منHHو انفس عنHHط هH اال قHHب مHHرب مل اصHHا خبيHHبت ارضHHول اهلل إين أصHHا رسHH ي: الHHا فقHHره فيهHHأم
دقت هباHHلها وتصHHت اصHHت حبسHHلم ان شHHه وسHHلى اهلل عليHHول اهلل صHHال رسHHه ؟ فقHHرىن بHHات أمHHفم
رىب وىفHH H راء وىف القHH H دق هبا ىف الفقHH H ورث ؟ وتصHH H ع وال حتب وال تHH H اهنا ال تب: رHH H دق هبا عمHH H فتص
املعروفHH ا بHH ل منهHH ا ان ياءكHH اح على من وليهHH يف ال جنHH بيل و الضHH بيل اهلل وابن سHH اب وىف سHH الرق
Muhammad Faiz Almath, 1100 Hadits Terpilih Sinar Ajaran Muhammad, (Jakarta:
Gema Insani, 2002), hal. 117.
24
Artinya: “Dari Ibnu ‘umar r.a. dia berkata: ‘Umar telah mendapatkan sebidang
tanah di Khaibar, lalu dia datang kepada Nabi SAW untuk minta
pertimbangan tentang tanah itu, maka katanya: “wahai Rasulullah,
sesungguhnya aku mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, dimana aku
tidak mendapatkan harta yang lebih berharga bagiku selain dari padanya,
maka apakah yang hendak engkau perintahkan kepadaku sehubungan
dengannya?” Maka kata Rasulullah SAW kepadanya: “jika engkau suka,
tahanlah tanah ini dan engkau sedekahkan manfaatnya. Maka ‘Umar pun
menyedekahkan manfaatnya, dengan syarat tanah itu tidak akan dijual,
tidak diberikan dan tidak diwariskan.Tanah itu dia wakafkan kepada
orang-orang fakir, kaum kerabat, sabilillah, ibnus-sabil dan tamu. Dan
tidak ada halangan bagi orang yang mengurusinya untuk memakan
sebagian darinya dengan cara yang ma’ruf dan memakannya tanpa
menganggap tanah itu miliknya sendiri. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari
dan muslim).17
perbuatan seorang sahabat Rasulullah SAW melalui anjuran-Nya, dan juga dapat
kita pahami dalam hadits ini kemana tempat yang mesti diwakafkan, bagaimana
benda tersebut setelah menjadi harta wakaf dan tidak berdosa orang yang
wakaf disyariatkan setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah pada tahun kedua
Hijriyah.Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat mengenai siapa yang pertama
melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW yaitu wakaf tanah Rasulullah SAW
untuk dibangun masjid. Hal ini karena ada hadits Nabi SAW yang diriwayatkan
oleh Umar bin Syabah dari ‘Amr bin Sa’ad bin Mu’ad, ia berkata: “kami bertanya
17
SAW.”18
3. Ijma’
Selain dasar dari Al-Qur’an dan hadits di atas, para ulama sepakat (ijma’)
menerima wakaf sebagai suatu amal jariyah yang disyariatkan dalam Islam.Tidak
ada orang yang dapat menafikan dan menolak amalan wakaf dalam Islam karena
telah menjadi amalan yang senantiasa dijalankan dan diamalkan oleh para sahabat
Nabi SAW dan kaum muslimin sejak masa awal Islam hingga sekarang.
4. Ijtihad
18
4. Sighat atau iqrar (pernyataan atau ikrar wakif sebagai kehendak untuk
mewakafkan hartanya) yaitu suatu pernyataan penyerahan harta benda
wakaf. Dalam hal ini yang nampak perberdaan adalah bentuk pernyataan
apakah lisan baik shareh, kinyah ataupun tindakan. Pernyataan yang
berbentuk shareh seperti wakaftu, sabbaltu, habbastu kaza ‘ala kaza,
ataupun berkata “tanahku diwakafkan atau aku ridha menjadi wakaf di
atasnya.” Dan jika berkata “aku bersedekah dengan demikian di atas
demikian sebagai sedekah yang diharamkan atau shadaqah selamanya atau
sedekah yang tidak boleh dijual, tidak boleh dihibbah, tidak boleh
diwariskan.” Semua ucapan demikian merupakan pernyataan yang jelas
tertuju kepada wakaf. Sighat dinyatakan sah apabila melengkapi hal-hal
sebagai berikut”
a. Nama dan identitas pewakif
b. Nama dan identitas nadhir
c. Data dan keterangan harta benda wakaf
d. Peruntukan harta benda wakaf
e. Jangka waktu wakaf.19
kepadanya, untuk terwujudnya hukum itu terlebih dahulu harus memenuhi suatu
syarat tersebut dan tidak pasti dengan terwujudnya syarat bisa menyebabkan
dijelaskan bahwa syarat menyangkut sesuatu dengan hal yang lain artinya bila
wujud yang pertama ada maka baru diperdapatkan wujud yang kedua.
Menurut Zakaria Anshari, syarat dari wakaf tersebut ada enam macam
yaitu:
1. Lafadz/ucapan wakaf
2. Pewakaf merupakan orang yang cakap hukum
3. Orang yang menerima wakaf harus ada saat berlangsungnya wakaf
4. Barang yang diwakaf harus mampu diserah terimakan ketika diwakaf
5. Barang yang diwakafkan harus tetap manfaatnya
6. Tempat diwakaf tidak boleh kepada maksiat
19
Jalaluddin Mahalli, Minhajjut Thalibin, Juz. III, (Indonesia, Darul Ihya, t. t), hal. 98.
20
harus dilakukan secara lisan atau tulisan oleh wakif secara jelas dan tegas kepada
selanjutnya adalah nadhir, hal ini dapat terdiri dari perorangan, organisasi atau
“wakaf adalah akadtabarru’ yaitu transaksi sepihak yang sah sebagai suatu akad
yang tidak diperlukan kabul dari pihak penerima wakaf, sebagai suatu bentuk
apayang dinyatakan dari kehendak perbuatan hukum itu oleh pihak yang
berkepentingan.”21
21
Zainuddin Malibari, Fathul Mu’in, Jilid III, (Semarang: Hikmah Keluarga, t. t), hal.
156.
28
adalah segala sesuatu benda baik yang bergerak ataupun tidak bergerak.Benda ini
disyaratkan memiliki daya tahan dan tidak habis hanya sekali pakai dan bernilai
menurut ajaran Islam.Selain itu benda yang diwakafkan adalah milik pelaku
wakaf, bebas dari segala pembebanan, ikatan, sitaan, dan sengketa.Dalam mazhab
Hanafi benda wakaf juga dapat berupa uang, yaitu dinar dan dirham. Disini jelas
bahwa uang dapat ditahan pokoknya dan diambil hasilnya, seperti uang yang
1. Manfaat Wakaf
b. Membuka jalan bagi orang beriman yang suka memberi wakaf dan
yatim.22
harta bergerak, seperti mobil dan hewan, maupun harta tidak bergerak seperti
menjadikan dinar dan dirham tersebut sebagai modal usaha (dagang) kemudian
Al-Zuhaily, 1997) bahwa uang yang diwakafkan dijadikan modal usaha dengan
sistem mudlarabah atau sistem bagi hasil lainnya.Keuntungan dari bagi hasil
Dangan demikian dapat diketahui bila wakaf itu dijalankan atau dilakukan
dengan si miskin. Begitu juga sebaliknya dengan si miskin akan timbul rasa
22
Ahmad Azhar, Hukum Islam tentang Wakaf, Ijarahdan Syirkah, (Bandung: PT Al-
Ma’arif, 2011), hal. 6-7.
23
Departemen Agama R.I., Tanya Jawab Wakaf Uang, (Jakarta, Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam dan Pemberdayaan Wakaf, 2011), hal. 27.
30
syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan rezeki kepadanya, disamping itu
Akhirnya timbul sinar keimanan bagi setiap individu dan terhindarlah dari
jelas yang dapat dimanfaatkan, dan wujud barang tersebut masih tetap
unsur manfaat.Adapun sesuatu yang tidak mengandung manfaat, maka tidak sah
Barang yang diwakafkan dari sesuatu yang jelas bukan sesuatu barang
yang masih samar, sesuatu barang yang masih samar tidak dibolehkan. Misalnya
seseorang mengatakan: “Aku wakafkan salah satu rumahku.” Maka wakaf seperti
ini tidak sah sebab penentuannya masih samar dan tidak jelas. Dari ungkapan ini
menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan hukum apakah nilai barang tersebut
sama atau tidak sama, sebab orang yang berwakaf tidak menentukan barang yang
24
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, Panduan Wakaf, Hibah dan Wasiat,
(Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2008), hal. 21.
31
diwakafkan secara pasti. Yang benar, jika nilai barangnya sama maka wakaf
tersebut sah.25
yang ia miliki tanpa ia ketahui property yang mana, maka wakafnya tersebut sah.
Hanbali akad ini tidak sah. Sebab barangnya tidak diketahui, dan jika barang
tersebut tidak diketahui, maka boleh jadi jumlahnya lebih banyak dari apa yang
telah dibayangkan oleh orang yang mewakafkannya. Namun, pendapat yang lebih
kuat adalah bahwa wakaf tersebut sah.Sebab, sebenarnya orang tersebut tidak
sejumlah dirham yang tidak ia ketahui jumlahnya. Sedekah orang tersebut adalah
sah dan ia tidak boleh membatalkannya. Sebab, ia telah bersedekah dan berderma.
Oleh karenanya, pendapat yang lebih kuat adalah boleh mewakafkan sesuatu yang
jelas, meskipun tidak diketahui yang mana barangnya.Sebab, wakaf adalah murni
berupa barang yang jelas dan dapat dimanfaatkan dengan tetap mempertahankan
keberadaannya.
25
sesuai dengan tujuan wakaf yakni untuk kepentingan peribadatan dan keperluan
yang demikian itu pula, maka harta kekayaan yang dipisahkan itu haruslah tanah
milik, karena hak milik atas tanah menurut Hukum Agraria Indonesia adalah hak
turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai oleh seseorang atas
tanah. Dan agar benda wakaf itu tetap dapat bernanfaat bagi peribadatan dan atau
keperluan umum lainnya, maka ia harus dikelola oleh suatu badan yang
bertanggung jawab baik kepada wakif, masyarakat, maupun kepada Allah SWT
yang menjadi pemilik mutlak benda wakaf itu. Itulah sebabnya maka di dalam
pemeliharaan dan pengurusan benda wakaf.Pengurus wakaf atau nadhir wakaf ini,
menurut PP itu merupakan salah satu unsur wakaf.Tanpa adanya unsur ini wakaf
2. Tujuan Wakaf
mengantarkan seseorang muslim kepada inti tujuan dan pilihannya, baik tujuan
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Cet. I, (Jakarta: UI-
Press, 2006), hal. 105.
33
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum wakaf bahwa Allah SWT telah telah mewajibkan
hamba-Nya untuk saling bekerja sama, bahu membahu, saling kasih sayang.
kesayangan di antara mereka dengan gambaran satu tubuh, jika salah satu organ
tubuh sakit maka seluruh anggota tubuh lainnya akan kesakitan pula.”28
adalah insaf dalam fisabilillah, untuk membantu persatuan umat Islam, membantu
meningkatkan rasa persatuan dan tanggung jawab menjaga dan menolong agama
dan umat Islam.Maka jenis-jenis infak begitu teramat banyak macam dan jenisnya
dan tidak diragukan lagi bahwa di antara infak yang terpenting saat ini adalah
kemasyarakatan.
maslahat yang tidak kita peroleh dalam sedekah-sedekah lainnya, karena manusia
yang sama di sana ada fakir miskin yang membutuhkan bantuan, sebagian fakir
28
miskin lagi terbengkalainya urusannya, maka tidak ada yang lebih baik dan lebih
manfaat untuk seluruh masyarakat selain menahan sesuatu harta dan mengalirkan
hukum Allah dan tersalurkan manfaatnya untuk kemaslahatan umum adalah satu
jenis dari sedekah jariyah setelah orang yang bersedekah itu wafat, kebaikannya
b. Tujuan Khusus
pengkaderan, generasi dan sumber daya manusia dan lain-lain. Karena, manusia
menunaikan wakaf untuk tujuan yang sangat baik, semuany tidak keluar dari
untuk tujuan itu, dengan harapan bisa menopang berbagai tanggung jawab urusan
sosial kemasyarakatan.
Mengenai hal wakaf dalam Islam dikenal ada dua macam pelaksanaan
keadaan darurat dan prinsip maslahat, di kalangan para ahli hukum (fikih) Islam
mazhab lain, perubahan itu dapat dilakukan. Ini disandarkan pada pandangan agar
manfaat wakaf itu tetap terus berlangsung sebagai sedekah jariyah, tidak mubazir
29
karena rusak, tidak berfungsi lagi dan sebagainya.Dengan perubahan itu, status
benda itu sebagai harta wakaf pada hakikatnya tidaklah berubah. Misalnya,
dengan menukar tempat tanah wakaf, status wakaf tidaklah berubah, karena
dengan pertukaran tempat itu seakan-akan tanah wakaf itu dipindahkan ke tempat
lain. Ini mungkin terjadi sebab statusnya di tanah asal tidak dapat dipertahankan
untuk pemeliharaan anak yatim piatu, menjadi tempat sekolah atau madrasah
dapat dilakukan, karena untuk pemeliharaan anak yatim piatu telah ada gedung
baru atau di tempat itu tidak diperlukan lagi gedung pemeliharaan anak yatim
tidak mendatangkan manfaat lagi seperti tujuannya semula, hendaklah dijual saja.
Harga penjualannya itu dibelikan pada benda lain yang mendatangkan manfaat
sesuai dengan tujuan wakaf semula. Barang yang dibeli dengan menjual harta
wakaf tersebut di atas, mempunyai kedudukan yang sama dengan wakaf semula.31
berpendapat, bahwa benda wakaf yang sudah tidak berfungsi, tetap tidak boleh
30
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Cet. I, (Jakarta: UI-
Press, 2006), hal. 93.
31
dijual, ditukar atau diganti dan diindahkan.Karena dasar wakaf itu sendiri bersifat
abadi, sehingga kondisi apapun benda wakaf tersebut harus dibiarkan sedemikian
rupa.32
Namun dilain pihak, bahwa benda wakaf yang sudah atau yang kurang
berfungsi lagi dimana sudah tidak sesuai dengan peruntukan yang dimaksud si
wakif, maka Imam Ahmad Ibnu Hanbal, Abu Tsaur dan Ibnu Taimiyah
benda wakaf tersebut bisa berfungsi atau mendatangkan maslahat sesuai dengan
tujuan wakaf, atau untuk mendapatkan maslahat yang lebih besar bagi
keutuhan harta wakaf agar tidak terjadi tindakan-tindakan yang dapat merugikan
“mengganti sesuatu yang diwakafkan dengan yang lebih baik terbagi menjadi
dua”:
32
masjid yang rusak dan tidak mungkin dimanfaatkan lagi maka dapat dijual
tempat lain yang lebih aman. Contoh di atas diperbolehkan karena pada
prinsipnya bila sesuatu yang pokok (asal) tidak lagi mencapai maksud
lainnya dengan cara menjual, dan menukar. Fatwa ini, ini tidak
yang telah rusak dan letaknya tidak strategis. Kemudian, masjid lama itu
Kufah yang lama ke tempat yang baru karena tempat yang lama itu
dengan diberi tambahan demikian juga yang terjadi bagi masjidil haram.
Tindakan di atas didasari oleh hadits Nabi yang berkata kepada Aisyah
ka’bah itu akan aku runtuhkan dan aku jadikan dalam dua bentuk yang
39
lebih rendah dan aku jadikan baginya dua pintu: satu pintu untuk masuk
Atas dasar ini, maka boleh mengubah bangunan wakaf karena ada
lebih produktif yang hasilnya lebih besar, hal ini diperbolehkan menurut Abu
Tsaur.
Artinya: “Tanah wakaf itu tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan, dan tidak
boleh diwariskan”.35
beberapa persyaratan, seperti apabila harta wakaf tidak dapat dipertahankan sesuai
dengan tujuan semula dan atau adanya manfaat yang lebih besar dari wakaf
34
Abdul Rahman Ghazaly, Ghufron Ihsan, dan Sapiuddin Shidiq, Fiqh Muamalat, Cet. I,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hal. 143.
35
lainnya masih dapat dimanfaatkan. Dengan kata lain, menurut golongan Syafi'iyah
harta wakaftidak dapat dialihfungsikan atau dijual dan ganti dengan harta yang
lain.36
berpegangan pada prinsip bahwa hukum asal dari menjual barang wakaf adalah
haram.
prinsipnya, wakaftidak boleh diwariskan, tidak boleh dijual dan tidak boleh
ditukarkan. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah, harta benda wakaf dapat
ditukar jika harta wakaf tersebut sudah tidak dapat dikelola sesuai yang diinginkan
tanah wakaf yang tidak sesuai dengan ketentuan Wakif adalah tidak
untuk dibangun masjid, maka haruslah masjid yang dibangun pada tanah tersebut.
36