Kelompok :4
Pendahuluan
Segala puji bagi alloh swt yang telah mengutus rosulnya sebagai kholifah dibumi juga
sebagai pembawa risalah yang haq mutlaq dari alloh swt. Makalah ini ditulis sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah pengantar ilmu komunikasi dakwah oleh pak irfan M.Sos yang
didalamnya membahas mengenai peranan media dalam keberhasilan dakwah dan penjelasan
tentang perbedann media dakwah tradisional dan modern. Semoga alloh meridoi dan
mengampuni kesalahan kesalahan penulis yang masih keadaan faqir dalam keilmuan.aamiin
Rumusan masalah
Agama Islam disebarkan melalui jalur dakwah. Dikutip dari buku Dakwah dalam Al Quran
oleh Yuli Umro'atin, Islam adalah agama dakwah. Pada dasarnya Agama ini disebarluaskan
dan diperkenalkan kepada umat manusia melalui aktivitas dakwah, tanpa kekerasan, tanpa
paksaan, atau kekuatan senjata. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Ada banyak ayat dalam Al Quran yang menerangkan tentang dakwah. Salah satunya pada
surat an-Nahl ayat 125 sebagai berikut:
ٱْدُع ِإَلٰى َس ِبيِل َر ِّبَك ِبٱْلِح ْك َم ِة َو ٱْلَم ْو ِع َظِة ٱْلَحَس َنِةۖ َو َٰج ِد ْلُهم ِبٱَّلِتى ِهَى َأْح َس ُن ۚ ِإَّن َر َّبَك ُهَو َأْعَلُم ِبَم ن َض َّل َعن َس ِبيِلِهۦۖ َو ُهَو َأْعَلُم
ِبٱْلُم ْهَتِد يَن
Artinya: "Ajaklah manusia ke jalan Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana, pengajaran yang
baik dan berdialoglah dengan mereka dengan cara-cara yang lebih baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Sebagaimana dikatakan bahwa hukum dakwah itu wajib dengan adanya perintah (amr)
dalam ayat tersebut. Lalu ditanggapi lebih lanjut oleh ushul fiqh bahwasanya ada qoidah yang
menyatakan “Diperintah melakukan sesuatu,maka diperintahkan pula pada jalanya”. Maka
apabila dengan adanya media dakwah itu menjadi terlaksananya kewajiban dalam berdakwah
berarti media itu menjadi wajib hukumnya.
Menurut bahasa, dakwah berasal dari kata da'a yang artinya memanggil, mengundang,
ajakan, imbauan dan hidangan. Dalam Al Quran, kata dakwah ini memiliki makna hampir
sama dengan tabligh, nasihat, tarbiyah, tabsyir, dan tanzdir. Namun jika dikaji lebih
mendalam, kata-kata tersebut memiliki makna dan penggunaan yang berbeda.
Abdul Wahid dalam bukunya Gagasan Dakwah mengatakan, secara etimologi dakwah
berasal dari bahasa Arab dari kata da'a-yad'u-da'watan. Kata tersebut memiliki kesamaan
makna dengan an Nida' yang artinya memanggil, mengajak, menyeru.
Apabila dipahami dalam konteks Al Quran, pengertian dakwah tersebut relevan dengan
firman-Nya pada QS. Yunus ayat 25:
َو ٱُهَّلل َيْدُع ٓو ۟ا ِإَلٰى َداِر ٱلَّس َٰل ِم َو َيْهِد ى َم ن َيَش آُء ِإَلٰى ِص َٰر ٍط ُّم ْسَتِقيٍم
Artinya: "Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)." (QS. Yunus: 25)
Pada ayat tersebut, Allah SWT berdakwah (menyeru) kepada manusia untuk menuju jalan
yang lurus (Islam) sebagai syarat untuk masuk ke surga-Nya. Namun, Allah SWT
menekankan bahwa tidak semua manusia dikehendaki-Nya (sadar dan tunduk) terhadap
ajaran Islam. Abdul Wahid menyimpulkan, sebagai sasaran dakwah tidak semua manusia
bersedia menerima pesan-pesan dakwah.
Ulama tafsir Quraish Shihab mendefinisikan dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada
keinsafan atau usaha mengubah situasi menjadi lebih baik dan sempurna, baik terhadap
pribadi maupun masyarakat. Menurutnya, dakwah harus dilaksanakan dengan rendah hati,
bijaksana, dan penuh sopan santun.
Hakikat dakwah juga dapat dipahami lewat QS. Fussilat ayat 33 yakni mengajak ke jalan
Allah SWT dengan perkataan dan perbuatan yang baik (ahsanu qaula dan ahsanu amalah).
Allah SWT berfirman:
Artinya: "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang menyerah diri?" (QS. Fussilat: 33).
َو َم ْن َأْح َس ُن َقْو اًل ِّمَّم ن َدَعآ ِإَلى ٱِهَّلل َو َع ِمَل َٰص ِلًحا َو َقاَل ِإَّنِنى ِم َن ٱْلُم ْس ِلِم يَن
Dakwah bisa dikatakan wajib hukumnya bagi setiap manusia, dan keberhasilan dakwah ini
tidak terlepas dari adanya perantara salah satunya adalah media. Media memiliki peranan
penting dalam keberhasilan dalam berdakwah,Sedikitnya ada 5 peranan media yang
mendukung keberhasilan dalam berdakwah:
Kata media berasal dari bahasa latin, median yang merupakan bentuk jamak dari medium
secara etimologi yang berarti alat perantara.wilbur Schramm mendefinisikan media sebagai
teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran.
Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang
menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku ,film, video, kaset, slide dan lain-lainnya.
Adapun yang dimaksud dengan media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk
menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah. Pada zaman moren sekarang ini,
seperti televise, video, kaset rekaman, majalah dan surat kabar.
Penyebaran dakwah islam baik di dunia dan di nusantara ini memiliki media medianya
tersendiri. Secara garis besar media dakwah dibagi menjadi dua kategori dilihat dari sejarah
waktu dan perkembangan zaman hingga saat ini.
1.Media dakwah tradisional
Media dakwah tradisonal adalah sebuah metode dakwah dengan menggunakan peralatan
atau kegiatan yang bersifat tradisional seperti kentongan, bedug, pagelaran kesenian,dan lain
lain. Media dakwah tradisional ini bisa dikatakan sebagai sebuah sarana dakwah agama
melalui nilai nilai kebudayaan wilayah setempat. Seperti penggunaan kelontongan dan bedug,
dizaman dulu kedua alat tersebut biasa digunakan sebagai pemberitahuan,peringatan,alat
pentas seni,juga sebagai pegelaran yang dibunyikan saat ada acara adat istiadat. Dan ketika
agama islam datang kenusantara dibawa oleh para auliya,digunakanlah kedua alat tersebut
sebagai media dalam berdakwah. Seperti ketika pengumandangan adzan terlebih dahulu
selalu dibunyikan bedug juga kentongan sebagai informasi masuknya waktu sholat,dan
dengan adanya media dakwah ini,berdampak langsung sekaligus syi’ar dalam mengenalkan
agama islam kepada masyarakat setempat dan kehadiranya tidak untuk menghilangkan nilai
nilai budaya akan tetapi untuk saling berdampingan dengan budaya,sehingga agama islam
pun bisa diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Begitupun dengan tradisi dan media
dakwah lainya seperti penggelaran wayang, hal itu pun tidak lepas dari pengalihan tradisi
budaya sebagai sarana media dakwah islam. Karena pada dasarnya ketika nilai nilai agama
membumi,maka membutuhkan tradisi dan budaya yang berkembang di masyarakat.
Kemudian pengewajatan dari nilai nilai agama itu menjadi sesuatu yang menyatu dengan
tradisi dan budaya.