Anda di halaman 1dari 14

Dasar & Sumber hukum dakwah

Mata kuliah Pengantar Ilmu Dakwah

Feri Hardiansyah (2270233001)


Komunikasi Penyiaran Islam
UNIVERSITAS NAHDLATUL ‘ULAMA BLITAR

@ferihardiansyh_
DEFINISI DAKWAH
Secara etimologis, kata dakwah berasal dari kata
bahasa (da’a, yad’u, da’watan) yang berarti menyeru, memanggil,
mengajak, mengundang (Mahmud Yunus, 1973: 127)
Kata dakwah secara etimologi biasanya digunakan dalam
arti mengundang kepada kebaikan yang pelakunya adalah
Allah SWT., para Nabi dan Rasul dan orang-orang beriman
serta melakukan perbuatan baik.
Terkadang dawah juga bisa diartikan mengajak kepada
keburukan, yang tidak lain pelakunya adalah syaitan,
orang-orang kafir, orang-orang munafik, dan sebagainya.
Allah SWT Berfirman :
“Dan serulah (mereka) kepada jalan Tuhanmu. Sesunggunya
Engkau (Muhammad) berada di jalan yang lurus
(QS. Al-Hajj: 67)
Orang yang berjuang berdakwah di jalan Allah SWT
merupakan suatu perbuatan yang benar dan setiap dakwah
bukan di jalan Allah SWT merupakan kesalahan atau
kesesatan, karena tujuan dari berdakwah adalah menjadikan
orang yang sebelumnya berperilaku buruk untuk menjadi baik.
Secara terminologi dakwah berarti perilaku/kegiatan mengajak,
memanggil, menyeru kepada manusia ke jalan Allah SWT , dengan
ketentuan dan tuntunan yang telah Allah SWT gariskan melalui
Kitab-Nya. Tujuan dakwah untuk berpegang teguh kepada agama
Allah SWT yaitu Islam, dengan agama itulah Allah SWT mengutus
para Nabi dan Rasul–Nya untuk menyampaiakn ajaran suci yang tertulis
di dalam kitab-Nya.
Allah SWT Berfirman :
“Maka karena itu serulah mereka kepada agama itu dan tetaplah
sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa
nafsu mereka dan katakanlah ; aku beriman kepada semua kitab yang
diturunkan Allah” (QS. As-syuara: 15).
Menurut Syaikh Ali Mahfuzd seorang pakar dan penulis buku dakwah
memberikan definisi, sebagaimana dikutip Abd. Rasyad Soleh. Bahwa
dakwah adalah upaya mendorong manusia agar melakukan perbuatan
kebaikan dan mengikuti petunjuk, (Allah) menyeru mereka berbuat
Kebajikan dan melarang mereka dariperbuatan munkar agar mereka
mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
DASAR DAN SUMBER HUKUM DAKWAH

Menurut mayoritas ulama’ secara umum hukum dakwah adalah fardu


kifayah, artinya apabila telah dilakukan oleh sekelompok orang, beban
kewajiban tersebut akan gugur dari yang lain. Sebetulnya dakwah itu tidak
hanya terfokus kepada satu bidang misalnya ceramah dan khatbah jumat dsb,
melainkan bisa mengarah ke semua aspek kehidupan asalkan masih dalam
konteks mengajak orang lain untuk berbuat baik dan mejauhi perilaku buruk.
Dakwah mempunyai fungsi yang sangat besar dalam Islam, karena
menyangkut aktifitas untuk mendorong manusia melaksanakan ajaran Islam,
sehingga seluruh aktifitas dalam segala aspek kehidupan senantiasa diwarnai
oleh ajaran Islam.
Dakwah berfungsi mengarahkan, memotivasi, membimbing, mendidik,
menghibur, mengingatkan umat manusia agar senantiasa beribadah kepada
Allah SWT, dan berperilaku yang baik. Hal ini sesuai dengan hadits
Nabi Muhammad SAW :
“Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk, ia berhak memperoleh pahala
orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.
Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, ia mendapat dosanya
seperti dosa orang yang mengikutinya,tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa
mereka.” (H.R. Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dakwah juga meliputi seluruh kegiatan untuk mendorong seseorang berbuat kebajikan
dan menjauhkan diri dari berbagai kejahatan, baik dengan lisan dan tulisan, media dakwah
bisa melalui rekaman media sosial , maupun dengan contoh perbuatan dan akhlak yang
mulia.
Dari pengertian dakwah yang telah dikemukakan, bahwa berdakwah itu merupakan suatu
perjuangan hidup untuk menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Ilahi dalam seluruh
aspek kehidupan manusia dan masyarakat, sehingga ajaran Islam menjadi sibghah
(celupan) yang mendasari, menjiwai dan mewarnai seluruh sikap dan tingkah laku
manusia dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari.
Dalam menyampaikan dakwahnya biasanya seorang da’i menggunakan
sumber hukum islam untuk di jadikan dasar dakwahnya, sumber-sumber hukum
itu meliputi Al-Qur’an dan hadits seta ijma’ para ulama dan qiyas yang menjadi
pedoman para da’i tersebut.
Allah SWT Berfirman :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
(Q.S. An Nahl ayat 125.)
Islam adalah agama (dakwah), karena itu Allah mengutus utusann ayaitu
Nabi dan Rasul yang ditunjuk untuk berkhotbah. Para Rasul menyebarkan
agama Tuhan kepada umatnya untuk menyampaikan kabar baik dan
peringatan, mereka juga berdakwah kepada orang-orang untuk beriman
dan beribadah kepada Allah SWT.
Beginilah cara semua utusan Tuhan diutus untuk melayani sebagai
pengkhotbah dan Allah SWT memilih mereka untuk menyebarkan agama
Allah SWT untuk kemanusiaan. Rasulullah Muhammad SAW, sebagai
utusan Allah yang terakhir diutus untuk seluruh alam di mana ia juga
melanjutkan pesan para Utusan Allah SWT sebelumnya.
Sepeninggal Rasulullah tugas mengemban dakwah
Islam berada di tangan umatnya, para pengikutnya untuk
meneruskan risalah dengan dakwah. Rasulullah sudah
menyampaikan risalah Islam secara lengkap. Kemudian
Rasul juga mewasiatkan kepada para umatnya untuk
supaya yang sudah menyaksikan agar menyampaikan
kepada yang tidak hadir, yang mendengar supaya
menyampaikan kepada yang belum mendengar, yang
sudah tahu menyampikan kepada yang belum tahu secara
terus menerus dan turun menurun di manapun mereka
berada. Hal inilah yang dipesankan Rasulullah pada saat
peristiwa haji wada’.
Jadi kesimpulannya berdakwah merupakan upaya untuk mempertahankan
ajaran agama dan upaya memperbanyak manusia yang mengikuti dakwah
Islam supaya mereka (orang-orang kafir,musyrik, dan sesat) jangan menjadi
penghalang dan penganggu bagi jalannya dakwah. Berdakwah juga berarti
menghindarkan kaum muslim dari kebinasaan dan azab Allah.
Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar tidak
menyetujui dan tidak mengikuti kemunkaran. Apabila mereka diam dari
kemunkaran apalagi mengikuti kemunkaran, maka azab Allah akan menimpa
mereka semua baik yang melakukan atau tidak melakukan kemunkaran.
‫ً‬
‫شكرا‬

Anda mungkin juga menyukai