Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AIK 4

“ISLAM DAN DAKWAH”


Disusn Oleh Kelompok 8:
Muhammad Ali Abdurahman (201910160311371)
Moh Rifqi Hawari (201910160311356)
Muhammad Refamil Akbar (201910160311346)
Yholanda Himawati (201910160311381)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Isalam dan Dakwah.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak/ibu
Dosen pada Mata kuliah AIK 4. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Manajemen Pemasaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu selaku dosen AIK yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

BAB I

A. Latar Belakang
Dakwah secara bahasa artinya memanggil, mengundang, ajakan, imbauan dan
hidangan. Dakwah juga bisa diartikan sebagai seruan atau ajakan. Agama Islam disebarkan
melalui jalur dakwah. Dikutip dari buku Dakwah dalam Al Quran oleh Yuli Umro'atin, Islam
adalah agama dakwah. Agama ini disebarluaskan dan diperkenalkan kepada umat manusia
melalui aktivitas dakwah, tanpa kekerasan, tanpa paksaan, atau kekuatan senjata.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Menurut bahasa, dakwah berasal dari kata da'a yang artinya memanggil, mengundang,
ajakan, imbauan dan hidangan. Dalam Al Quran, kata dakwah ini memiliki makna hampir
sama dengan tabligh, nasihat, tarbiyah, tabsyir, dan tanzdir. Namun jika dikaji lebih
mendalam, kata-kata tersebut memiliki makna dan penggunaan yang berbeda. Abdul Wahid
dalam bukunya Gagasan Dakwah mengatakan, secara etimologi dakwah berasal dari bahasa
Arab dari kata da'a-yad'u-da'watan. Kata tersebut memiliki kesamaan makna dengan an Nida'
yang artinya memanggil, mengajak, menyeru. Apabila dipahami dalam konteks Al Quran,
pengertian dakwah tersebut relevan dengan firman-Nya pada QS. Yunus ayat 25, Artinya:
"Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-
Nya kepada jalan yang lurus (Islam)." (QS. Yunus: 25) Pada ayat tersebut, Allah SWT
berdakwah (menyeru) kepada manusia untuk menuju jalan yang lurus (Islam) sebagai syarat
untuk masuk ke surga-Nya. Namun, Allah SWT menekankan bahwa tidak semua manusia
dikehendaki-Nya (sadar dan tunduk) terhadap ajaran Islam. Abdul Wahid menyimpulkan,
sebagai sasaran dakwah tidak semua manusia bersedia menerima pesan-pesan dakwah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dakwah dan islam yang di lakukan oleh Rasulullah SAW
2. Bagaimana tujuan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW
3. Bagaimana strategi dakwah yang di lakukan oleh Rasulullah
4. Bagaimana Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
5. Bagaimana Prinsip Islam Dalam Melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dakwah dan isalam yang di lakukan oleh Rasullah SAW
2. Untuk mengetahui tujuan dakwah yang di lakukan oleh Rasullah SAW
3. Untuk mengetahui strategi dakwah yang di lakukan oleh Rasullah SAW
4. Untuk mengetahui dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
5. Untuk mengetahui prinsip islam dalam melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

BAB II

1.1. Pengertian dan Tujuan Dakwah Islam


Dakwah adalah kewajiban setiap insan baik laki-laki maupun perempuan. Dakwah
tidak harus menunggu jadi Ustadz atau meraih gelar Lc. Karena hakikat dakwah adalah
ajakan kebaikan (tentu koridornya sesuai perintah Allah dan Rasul). Bila kita sudah mengaji
bertahuntahun, tentu banyak kitab sudah dikaji. Apabila kita sudah menuntut ilmu agama
jauh-jauh dan mendapat gelar tinggi. Namun diri kita, keluarga kita, tetangga, dan teman-
teman kita belum diajak untuk berubah lebih baik. Maka ilmu tanpa amal adalah sia-sia.

Dakwah adalah mengajak kepada kebaikan, dakwah adalah perintah Allah kepada
orang-orang mu’min yang bertaqwa yang banyak disebut di dalam Al Qur’an dan As-Sunnah,
dan Surga Firdaus adalah janji Allah Ta’ala. Kita harus kembali ke dunia nyata ajak orang-
orang terdekat kita mulai dari keluarga, tetangga, teman-teman kita di luar untuk shalat ke
masjid, pakai jilbab, jauhi riba, dan banyak ajakan baik lainnya. Rauf Syalabi mendefinisikan
dakwah sebagai gerakan revitalisasi sistem Ilahi yang diturunkan Allah kepada Nabi terakhir.

Sedangkan Abu Bakar Dzikri menjelaskan bahwa dakwah adalah bangkitnya para
ulama Islam untuk mengajarkan Islam kepada umatnya, agar mereka dapat memahami
agamanya, mengerti tentang makna kehidupan, sesuai kemampuan setiap ulama. Al-
Bayanuni menyimpulkan dari sekian banyak definisi dakwah, bahwa dakwah adalah kegiatan
menyampaikan Islam kepada manusia, mengajarkan mereka dan mengaktualisasi dalam
kehidupan.

Tujuan utama dakwah adalah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di


dunia dan akhirat yang diridhai oleh Allah SWT. Yakni dengan menyampaikan nilai-nilai
yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridhai Allah SWT sesuai
dengan segi atau bidangnya masing-masing. Setelah diangkat menjadi rasul Allah SWT,
Rasulullah SAW melakukan dakwah Islam baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan.
Beliau memulai dakwahnya kepada istrinya, keluarganya dan sahabat karibnya. Awalnya
dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi, karena situasi tak memungkinkan. Namun,
setelah jumlah sahabat yang memeluk Islam bertambah banyak, dakwah pun mulai dilakukan
secara terang-terangan.

1.2. Pengertian Dakwah


Secara etimologi (bahasa), dakwah berasaldari kata bahasa Arab dakwah, merupakan
bentuk masdar dari kata kerjada’a, yad’u, da’wah, berartiseruan, ajakan, ataupanggilan. Kata
dakwah juga berartidoa (al-du’a), yakni harapan, permohonan kepada Allah SWT atau seruan
(al-nida). Doaatauseruan pada sesuatuberartidoronganatauajakanuntukmencapaisesuatuitu
(al-du’aila al-syai’ al-hatsts ‘ala qasdihi). Sedangkan dakwah secaraterminologi (istilah),
dakwah dipandang sebagai seruan dan ajakan kepada manusia menuju kebaikan, petunjuk,
sertaamarma’ruf (perintah yang baik) dan nahimunkar (mencegahkemungkaran) untukmen
dapatkan kebahagiaan dunia maupun akhirat

Menurut Quraish Shihab dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada keinsafan,
atau usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna
baik terhadap pribadi maupun masyarakat.

Berdasarkan Pengertian Diatas Maka dakwah dapat disimpulkan bahwa

1. Dakwah adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau mengajak
kepada orang lain untuk mengamalkana jaran Islam.
2. Dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran Islam yang dilakukan secara sadar
dan sengaja.
3. Dakwah adalah suatu aktivitas yang pelaksanaan nya bisadilakukan dengan berbagai
cara ataumetode.
4. Dakwah adalah kegiatan yang direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan
hidup dengandasar keridhaan Allah.
5. Dakwah adalah untuk peningkatan pemahaman keagamaan untuk mengubah
pandangan hidup, sikap bathin dan perilaku umat yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam menjadi sesuai dengan tuntutan syariat untuk memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.

1.3. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah terbag imenjadidua, yakni tujuan umum dakwah dan tujuan khusus dakwah

1. Tujuan umum dakwah merupakansesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh


aktivitas dakwah. Ini berartitujuan dakwah yang masih bersifatumum dan utama, di
mana seluruh gerak langkahnya proses dakwah harus ditujukan dan diarahkan
kepadanya.
2. Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian daripa
datujuan dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas
dakwah dapat jelas diketahui, ke mana arahnya dan jenis kegiatan apa yang hendak
dikerjakan, kepada siapa berdakwah dengan cara yang bagaimana dan sebagaimana
dengan cara yang terperinci.

1.4. Strategi Dakwah Rasulullah SAW

Strategi dakwah Rasulullah SAW adalah agar masyarakat Arab meninggalkan


kehidupan jahiliyah di bidang agama, moral dan hokum, sehingga menjadi umat yang
meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang
disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW
kemudian menerapkan strategi dakwah sebagai berikut :

1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi, selama 3-4 tahun, dimana pada masa


dakwah ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam orang-orang yang berada di
lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.
2. Dakwah secara terang-terangan, yang dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian
Rasulullah, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar
dakwahnya dilaksanakan secara terang-terangan.

1.5. Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang berisi
perintah menegakkan yang benar dan melarang yang salah. Amar ma’rūf artinya menyuruh
atau memerintahkan kepada yang ma’rūf (kebaikan atau kebajikan). Sedangkan nahi munkar
artinya mencegah atau melarang dari yang munkar. Secara bahasa (etimologi), ma’rūf artinya
kebajikan atau sesuatu yang sudah dikenal orang banyak dan tidak diingkari. Ia adalah lawan
kata dari munkar. Dan secara istilah (terminologi), ma’rūf adalah apa saja yang dikenal dan
diperintahkan oleh syariat, serta orang yang melakukannya akan terpuji. Sedangkan munkar,
secara etimologi artinya perkara-perkara yang tidak dikenal orang serta diingkari oleh
mereka. Dan secara terminologi, munkar adalah perkaraperkara yang diingkari dan dilarang
oleh syariat, serta dicela orang yang melakukannya. Amar ma’rūf dan nahi munkar adalah
salah satu pilar agama Islam yang sangat penting. Tegaknya amar ma’rūf nahi dan munkar
akan menjamin tegaknya Islam dan baiknya masyarakat. Sebaliknya, diabaikannya amar
ma’rūf dan nahi munkar akan menyebabkan maraknya kemunkaran.
Dalam memperjelas pengertian dari amar ma’ruf nahi munkar ada baiknya kita uraikan saja
secara singkat dari segi pembagiannya, dipandang dari sudut ilmu fiqih. Ma’ruf dalam syariat
telah dibagi menjadi 3 kategori, diantaranya sebagai berikut:

1) Fardhu atau Wajib Yaitu sesuatu yang apa bila dikerjakan akan mendapat pahala dan
apabila di tinggalakan kita akan mendapat dosa. Kategori tersebut merupakan kategori yang
menjadi kewajiban bagi setiap masyarakat islam dan juga mengenai hal tersebut syariat sudah
memberikan petunjuknya yang jelas serta mengikat.

2) Sunah atau Matlub Yaitu mendapat pahala apa bila kita kerjakan dan tidak berdosa
apabila kita tinggalakan. Kategori ini adalah kategori dari serangkaian kebaikan-kebaikan
yang di anjurkan oleh syariat agar di laksanakan. Karena memang dianjurkan oleh syariat
maka, sebaiknya kita mengamalkan sesuatu yang sunat ini.

3) Mubah Yaitu suatu perkara yang apabila dikerjakan tidak mendapatkan pahala dan apabila
ditinggalakan tidak mendapat dosa. Kategori ini mempunyai makna yang luas, sedangkan
patokan dan juga ukurannya yakni segala sesuatu yang tidak dilarang berarti masuk ke dalam
kategori ini.

1.6 Prinsip – Prinsip Islam Dalam Melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

Prinsip amar ma’ruf nahi mungkar mengajarkan kepada setiap muslim untuk menjadi
pribadi yang saleh dan mushlih. Untuk itu, menerapkan amar ma’ruf nahi mungkar haruslah
mengetahui tahapan-tahapannya, dari mana memulainya dan apa yang mesti diperhatikannya.

Memulai dari yang Paling Penting Kemudian yang Penting Berikutnya Mendahulukan
yang terpenting dari yang penting adalah bagian dari kaidah penerapan amar ma’ruf nahi
mungkar. Seseorang yang akan menerapkannya hendaknya memulai langkahnya dengan
memperbaiki dasar-dasar keyakinan, yaitu memerintahkan tauhid dan mengikhlaskan ibadah
hanya kepada-Nya, serta mencegah kesyirikan, kebid’ahan, dan hal-hal yang berbau sihir.

Kemudian ia memerintahkan menegakkan shalat, menunaikan zakat, serta kewajiban-


kewajiban lainnya. Lalu ia memerintahkan meninggalkan perkara-perkara haram. Berikutnya,
ia memerintahkan perkara-perkara yang sunnah, diikuti dengan meninggalkan hal-hal yang
makruh.

Demikianlah metode dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar yang diterapkan oleh
seluruh rasul Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka memberikan porsi yang lebih terhadap
pembenahan akidah tanpa mengesampingkan perkara-perkara penting lainnya, karena pada
dasarnya tidak ada masalah yang tidak penting dalam Islam.

Melihat Maslahat dan Mafsadah

Ada satu kaidah yang tidak boleh diabaikan oleh orang yang hendak menerapkan amar
ma’ruf nahi mungkar, yaitu ‘menolak mafsadah (kerusakan) lebih diutamakan daripada
mengambil maslahat’. Oleh karena itu, menjadi keharusan mengetahui maslahat yang
dihasilkan dan mafsadah yang ditimbulkan dari penerapan amar ma’ruf nahi mungkar.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.

1. Apabila kemaslahatan yang dihasilkan lebih besar dibandingkan mafsadahnya,


wajib beramar ma’ruf nahi mungkar.
2. Apabila yang terjadi kebalikannya, yakni mafsadahnya lebih besar dari
maslahatnya, menjadi tidak wajib menegakkannya bahkan diharamkan.
3. Jika keadaannya seimbang antara maslahat dan mafsadahnya, atau yang ma’ruf
dan yang mungkar sama-sama dilakukan, maka tidak boleh memerintah kepada
yang ma’ruf, tidak pula mencegah yang mungkar. Artinya, dalam kondisi ini,
menghindari terjadinya mafsadah yang lebih besar diutamakan daripada
mengambil maslahat.
4. Apabila bercampur antara yang ma’ruf dengan yang mungkar, langkah yang
diambil adalah menyampaikan seruan/dakwah secara khusus kepada yang ma’ruf
dan menyampaikan ajakan secara khusus agar menjauh dari segala hal yang
mungkar.
BAB III

Kesimpulan

Dakwah merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kelangsungan hidup umat
manusia terutama dalam menyiarkan suatu ajaran dalam masyarakat. Ajaran yang baik tidak
mustahil akan hilang apabila tidak didakwahkan, dan sebaliknya ajaran yang sesat dapat
tersiar dan membudaya dalam masyarakat jika didakwahkan secara berkesinambungan.
Dengan aktivitas dakwah yang berkesinambungan maka akan mendorong kemaslahatan
hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Agama tidak akan tersiar dan berlaku di
dalam masyarakat jika tidak didakwahkan. Oleh karena itulah Islam mewajibkan dakwah
kepada setiap umat Islam. Bahkan dakwah itu merupakan salah satu dari kewajiban-
kewajiban besar yang harus dilaksanakan oleh umat Islam. Pelaksanaan dakwah melalaui
Surat Kabar sesungguhnya selaras perintah Islam yang mewajibkan sebagian dari umat Islam
yang memiliki ilmu untuk berdakwah, terutama ketika seorang muslim melihat kemunkaran
yang dilakukan secara terang terangan.

Anda mungkin juga menyukai