Anda di halaman 1dari 44

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PEMBELAJAR COOPERATIVE SCRIPT


KELAS III SDN MERJOSARI 01 KOTAMALANG

Pembimbing I : Firsta Bagus Sugiharto S. Pd., M. Pd

Pembimbing II : Moh Farid Nurul Anwar, S. Pd., M. Pd

PROPOSAL SKRIPSI

DisusunOleh :
Nama :YustinaYusniati Dawa
Nim : 2018720020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi belajar terhadap siswa dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi belajar dan
tiadanya motivasi belajar maka dapat melemahkan kegiatan belajar, sehingga mutu hasil
belajar siswa terjadi rendah. Warti, (2016) mengatakan bahwa “motivasi belajar adalah
kunci untuk mendorong siswa melakukan tindakan belajar, belajar merupakan kegitan
pokok dalam proses pendidikan disekolah. Belajara merupakan usaha yang dilakukan
secara sadar dan berubah sikap dalam tingkah lakunya.” dalam upaya mencapai
perubahan tingkah laku dibutuhkan motivasi belajar. Motivasi belajar siswa adalah salah
satu faktor yang mendorong siswa yang mau belajar supaya dapat meningkatkan hasil
belajar. Berdasarkan kesimpulan siswa yang bermotivasi tinggi memungkinkan akan
memperoleh hasil belajar secara maksimal agar siswa dapat dimotivasi dalam belajar.
Maka dari itu motivasi belajar siswa menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Motivasi belajar siswa harus dibangkitkan dalam
diri siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar dan memiliki motivasi yang kuat
dalam diri siswa sehingga dapat tercapai hasil belajara atau dirainya pun dapat optimal.
Pratama, (2019) mengatakan bahwa “salah satu yang dapat melemahkan motivasi
belajar yaitu motivasi belajar Siswa yang memiliki intelegensi tinggi kadangkala prestasi
belajar yang dicapainya akan menjadi rendah, akibat kemampuan intelekutal yang dimiliki
tidak/kurang berfungsi secara optimal.” Maka dari itu guru hendaknya membangkitkan
motivasi belajar siswa supaya prestasi belajarnya dapat meningkat dan agar hasil yang
diajarkan dapat tercapai dan siswa dapat mempunyai gairah dalam belajar.
Sunadi, (2013) mengatakan bahwa “Dalam membentuk motivasi belajara dapat
dilemahkan dari faktor keingina suatu keberhasilan atau rasa ingi tahu dalam diri siswa
seperti dalam luar dirinya ya itu merupakan lingkungan dan suasana belajar.” Maka dari
itu guru harus perlu untuk membuat siswa semangat untuk membentuk rasa ingin tahu agar
siswa dapat berhasil menumbuhkan
sebuah keinginan untuk belajar seperti dari lingkungan atau suasana belajar agar  siswa  m
endapatkan  ilmu.  Sardiman, (2018) juga menyatakan,siswa dapat melihat motivasi jika
siswa semangat atau rajin dalam menghadapi tugas, gigih saat menghadapi kesulitan dalam
mengerjakan tugas dan menunjukan minat belajar terhadap membaca atau menulis atau
merupakan penyesalan persoalan, dan tidak mudah jenuh pada tugas yang sama, dan dapat
bertahan dalam adanya argumennya oleh sebab itu siswa sudah meyakini diri pada suatu
hal. Oleh karena itu siswa yang memiliki motivasi berprestasi, maka dapat dikatakan
bahwa siswa yang termotivasi akan mengupayakan tindaka atau perhatiannya secara penuh
dalam sebuh pembelajaran, sehingga membuat siswa dapat berprestasi dan akan mencapai
tujuan yang siswa harapkan.
Rahmah, (2020) menyatakan bahwa “motivasi belajar dapat melemahkan siswa, jika
siswa tidak mau belajar dengan sendirinya maka harus ada dorongan dari guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tersebut.” Oleh karena itu siswa
perlu ada dorongan agar dapat menigkatkan hasil belajar ada keinginan siswa untuk belajar
lama-kelama akan merasa ada ketertarikan untuk belajar dan adanya kesenangan, dalam
tertarik serta muncul keinginan untuk berpartisipasi dalam pembembelajaran. Slameto
(2015) juga berpendapat bahwa, motivasi belajar merupakan pendorong atau arahan bagi
siswa untuk melakukan dalam belajar namu dapat juga meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar dan bisa juga  berprestai.  Rangkain  merupakan  salah satu
dorongan yang mengerakan  siswa  untuk  keinginaan dan dapat menyelesaikan tugasnya
secara tuntas dan memperoleh hasil belajar yang tinggi.
Wibowo, (2016) mengatakan bahwa “peran guru adalah seseorang
yang  bertanggung  jawab  untuk  meningkatkan  mutu pendidikan sertah  dapat
diharapkan  memiliki  keahlian,  keterampilan  dan  kemampuan  yang  diandalkan.”Maka 
dari itu guru  memiliki  peran  yang  begitu penting dalam menentukan keberhasilan proses
belajar mengajar dikelas karena ada salah satu peran guru yaitu sebagai fasilitator. Guru
dikatakan sebagai fasilitator artinya guru bisa memfasilitasi suatu kebutuhan siswa untuk
bisa berkembang. Selain hal tersebut guru hendaknya mampu untuk mengusahakan suatu
hal yang bisa
menjadi sumber belajar siswa dan  tentunya  berguna  serta  menunjukan dalam
suatu  pencapain  dan  proses belajar mengajar.  Oleh karena itu guru dituntu untuk selalu
bisa meningkatkan kompetensinya sebagai seorang pendidik.
Magdalena, (2020) juga  menyatakan,  perkembangan baru terhadap  belajar mengajar
merupakan konsekuensi terhadap guru dalam meningkatkan perana dan kompetensinya
karena proses belajar mengajar atau hasil belajar siswa bahwa sebagian besar ditentukan
oleh peran atau kompetensi guru”. Oleh karena itu guru berperan penting untuk
menumbuhkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun
siswa. Sebagai guru mengetahui tentang motivasi belajar maka dari itu siswa sangat
diperlukan berguna untuk memelihara atau meningkatkan semangat belajar siswa.
Minsih, (2018) mengatakan bahwa “guru merupakan sosok panutan yang
mencontohkan bagi siswa, keberhasilan pendidikan karakter sangat tergantung dari peran
seorang guru dalam proses pembelajaran.” Maka dari itu sosok seorang guru dapat menjadi
cerminan bagi siswanya yan gangat menentukan
karakternya. Palunga, (2017) juga berpen dapat  bahwa,  guru adalah merupakan suasana
belajar yang kondusif atau dapat memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran
atau dapat membantu guru dalam mengajar yang berhubungan dengan hasil belajar siswa
dan guru menciptakan suasan belajar dengan baik.
Iskandar, (2013) mengatakan bahwa “Peran guru bukan hanya semata-mata
memberikan informasi tetap melaintkan memberikan fasilitas belajar agar dapat dengan
sebuah proses belajar lebih memandai dalam pembelajaran dan guru harus memahami
hakekat materi pembelajaran”. Oleh  sebab itu dalam
kegiatan  belajar  mengajar  guru harus  memiliki sebuah  peran yang  cukup penting dan
wajib dapat memiliki sebuah tanggung jawab.
Ilmu pengetahuan sosial yang berkembang pesat saat ini menuntut seorang guru agar
dapat mengikut perkembangan yang ada, untuk bisa mendukung sistem pembelajaran
dikelas dengan adanya model maka dapat memudahkan guru dalam proses pembelajaran.
“Ilmu pengetahuan sosial adalah salah satu cabang ilmu yang dipelajari sejak kita
mengenal dunia dan tidak akan pernah berakhir untuk dipelajari, Ilmu pengetahu sosial
sebuah ilmu yang menjadi penting merupakan kebutuhan dalam berinteraksi sosial dan ini
salah satu tanggung jawab seorang guru untuk merancang pembelajaran agar dapat
tercapai.” Purnomo (2016) Oleh karena itu
tujuan  IPS salah  satu  bekal  dalam  mendidik  atau  memberikan  bekal dalam
kemampuan dasar terhadap siswa dalam meningkatkan diri sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan dan lingkungannya. Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan untuk
meberikan bekal kepada siswa ( SD) yang berkualitas.
Andariana, (2019) mengatakan bahwa “Pembelajaran IPS  merupakan  pembelajaran
sederahan atau dari adaptasi disiplin ilmu-ilmu sosial dengan kegiatan dasar manusia,
menunjukan bahwa tingkat kesukaran sesuai dengan
kemampuan siswa.” Maka dari itu pembelajaran IPS perlu sekali keberada bahan ajar
supaya dapat melancarkan pembelajaran maka guru harus menyedikan buku pake supaya
dapat membantu siswa untuk memudahkan dalam belajar. Kurniawati (2021) juga
berpendapat, berbagai cabang ilmu sosial maka penerapan bahan ajar untuk
mengembangkan hasil belajar siswa atau minat, supaya siswa mempunya arahan dalam
belajar dan dapat bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat.
Kantun, (2020) mengatakan bahwa “Ilmu Penetahuan Sosial merupakaan program
pendidika yang dalam suatu keseluruhan pada pokoknnya mempersolkan manusia dalam
lingkungan Alam dan lingkungan buatan, maupun dalam lingkungan sosialnya, materi
pembelajaran IPS menganut pada
pendekatan dengan  suatu  aspek  dalam  proses  belajar.”   Oleh  karena  itu  proses  dalam
pembelajaran IPS materi lingkungan alam dan buatan dapat memusatkan perhatian siswa.
Putra, (2018) mengatakan  bahwa  “IPS  adalah  sebuah muatan pembelajaran yang
dapat diberikan dalam suatu proses dengan perubahan untuk membentuk atau mengarakan
kepribadian siswa, perubahan adalah ditempatkan dalam bentuk peningkatan hasil belajar
siswa.” Maka dari itu hasil belajar IPS dalam suatu hasil dan diperoleh siswa untuk
mengikuti proses pengajran yang dilakukan siswa. Astiani, (2018) maka dari itu, tujuan
IPS yaitu dapat mengembangkan kompetensi siswa maka mendapatkan atau dilakukan
dengan cara menciptakan suasana belajar siswa dan menjadi lebih menyenangkan bagi
siswa.
Pada pelaksanaan pembelajaran IPS perlu adanya suatu perantaran yang bisa
menunjukan proses belajar mengajar antara guru dan siswa. Oleh karena itu, dalam
berlangsungnya belajar siswa siswa juga membutuhkan model pembelajaran dan kiranya
bisa membuat mereka semangat belajar mengikuti suatu pembelajara. Sesuai kurikulum
yang berlaku saat ini maka siswa dituntut untuk lebih aktif agar gasa yang mereka miliki
seperti pada mata pembelajaran IPS maka diperlukan model pembelajaran bantu dalam
mengajar yang digunakan oleh pendidikan yaitu dengan cooperative script adala salah satu
model dapat membantu dalam proses belajar mengajar (Sunardin, 2019).
Oleh karena itu model yang tepat untuk mendukung suatu pembelajaran yaitu
cooperative script dengan adanya model tersebut tentunya dapat membantu guru dalam
proses belajar mengajar yang sedang berlangsungdan dapat mengikatkan akitivitas siswa
dengan hasil yang memuaskan. Sitepu, (2015) berpendapat bahwa “cooperative script
salah satu cara yang dapat digunakan peningkatan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
yaitu yang digunaka untuk mempermudah proses belajar mengajar baik guru maupun
siswa karena memuat berbagai model ini dapat diterapkan pada pembelajaran yang bersifat
kongnitif,
karena setiap siswa nantinya diberikan materi  ajaran secara lengkap. SedangkanTrilarasati
, (2015) menyatakan “model pembelajaran cooperative script yaitu suatu cara untuk
bekerja sama dalam membuat naska tulis tangan dengan berpasangan dan bergantian
secara lisan dalam mengintisarikan materi-materi yang dilelajari.”penggunaan cooperative
script juga berfungsi untuk menunjukan proses belajar siswa dengan tujuan memperoleh
prestasi belajar yang memuaskan dan meningkatkan pengetahuan siswa secara luas dengan
cooperative script.
Berdasarkan uraian tersebut sebagai seorang guru harus mampu mengelola kelas
maupun memfasilitasi siswa dalam belajar hasil observasi yang dilakukan
pada tanggal 09 november 2021 sampai dengan 15 november  2021  dikelas  III SDN Merj
osari 01 Kota Malang  observasi  ini  dilakukan  berlangsung berdasarkan  penelitian  terda
hulu  yang  menunjukan  bahwa, kegiatan pembelajaran, beberapa faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran salah satunya guru kurang tepat dalam memiliki
model pembelajaran yang sesuia dengan materi ajaran perlu diperhatikan, tidak semua
materi ajar guru yang menerangkan didepan kelas tetapi bagaimana melibatkan siswa
dalam proses belajar. Hasil wawancara dengan Bapak Bobby Aldin Pamungkas, S. Pd
selsku guru wali dikelas III SDN Merjosari 01 Kota Malang mengatakan bahwa masih
banyak kekurangan materi dan juga masih kurang memotivasi siwa dalam belajar sehingga
siswa kurang fokus belajar dan siswa masih cerita dengan teman sebangkunya sehingga
siswa kurang perhatikan didepan dan disekolah tersebut khususnya kelas III SDN
Mmerjosari 01 Kota Malang belum menggunakan media pembelajara masih fokus
menggunakan model pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran didalam kelas melalui
penerapan cooperative script untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar
siswa. Pada penelitian ini menggunakan cooperative script pada wawancara dengan guru
kelas menerapkan bahwa hasil belajar masih rendah. Hal ini ditujukan dengan Peroleh
hasil belajar siswa kelas III tahun ajaran 2022/2023, menunjukan bahwa dalam proses
belajar belum maksimal sehingga cenderung fasif. Untuk menciptakan proses
pembelajaran yang lebih berpusat untuk siswa dan memotivasi siswa siswa demi
meningkat hasil belajar siswa.
Berdasarkan penelitian awal lapangan dan ada hasil penelititian terdahulu yang
hasilnya relevan cukup efektif untuk mendukung berlangsungnya proses belaj ara dan
tentunya bisa menjadi motivasi belajar bagi siswa. Oleh karena itu, dengan adanya
penelitian dengan judul yang akan diangkat yakni:” upaya meningkatkan motivasibelajar
siswa pada pembelajaran IPS dengan model pembelajaran cooperative script kelas III
SDN Merjosari 01 Kota Malang.” Untuk menjawab permasalahan yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS
Dengan Model Pembelajaran Cooperative Script Kelas III SDN Merjosari 01 Kota
Malang?
2. Bagaimana  efektivitas model pembelajaran cooperative  script  dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa di Kelas III SDN Merjosari 01 Kota Malang?
C. Tujuan Penelitian
1) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS diKelas III SDN
Merjosari 01 Kota Malang.
D. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah tentang upaya meningkatkan motivasi belajar
siswa pada pembelajaran IPS dengan model pembelajaran cooperative script pada
Kelas III SDN Merjosari 01 kota malang, adapun pembatasan masalah pada penelitian
ini yaitu penelitian untuk meneliti siswa saja akan tetapi apa terjadi dilapangan pada
saat siklus yang dilaksanakan sesuai dengan pencapain penelitian ini.
E. Manfaat Penelitian
Dengan ada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti serta
memberikan informasi bagi pendidik. Adapun yaitu:
1) Bagi instusi
Dapat memberikan masukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta
mampu memberikan dorongan dalam kegiatan pembelajarandengan menerapkan
model pembelajaran cooperative script Kelas II SDN Merjosari 01 Kota Malang.
2) Bagi siswa
a) Untuk dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
b) Untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPS.
3) Bagi peneliti
Penelitian ini sebagai wahana latihan dan pengembangan kemampuan dalam bidang
kemampuan penelitian dan penerapan teori yang telah diperoleh diperkuliahan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Motivasi Belajar
1.  Pengertian Motivasi Belajar
Pengertian Motivasi Secara etimologis, motif atau dalam bahasa Inggrisnya
berasal dari kata motion, yang berarti “gerakan” atau “sesuatu yang bergerak”.Jadi istilah
“motif” erat kaitannya dengan “gerak”, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia atau
disebut juga perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berartirangsangan,
dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.motivasi belajar
merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dalam pembelajaran.
“Seseorang siswa akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongannya yaitu
motivasi belajar.siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki
motivasi  belajar  siswa  yang  tinggi”. Syaparuddin, (2019) mengatakan bahwa
“motivasi   belajar  yaitu. Meningkatkan  motivasi   belajar siswa. Motivasi dan belajar
yaitu dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam kegiatan  belajar diperlukan motivasi
yang mendukung belajar siswa.” Belajar yang dilandasi oleh karena itu  motivasi yang
kuat akan memberikan hasil belajar yang lebih baik.Sebagaimana diketahui  belajar yaitu
proses orang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan sikap, Belajar  membawa
perubahan perilaku  Perubahan tersebut bukan dalam arti perubahan dari segi  kelelehan
fisik, tingkah laku yang secara relatig permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil
usaha belajar.
A'la, (2016) oleh  kareana  itu  motivasi  belajar  yaitu  pemelihara  atau pembimbing
perilaku serta kekuatan bawaan dari siswa. Sebagai sebuah konsep, motivasi belajar
didefinisikan sebagai faktor internal yang memilki empat komponen, yaitu peluang untuk
sukses, kuatir untuk gagal, minat, dan tantangan.
Berdasarkan di atas, dapat ditarik kesimpulan motivasi siswa dalam belajar
Pembelajaran IPS memiliki konlusi positif, dalam mengungkapkan hasil belajar
IPS.  Peningkatan motivasi siswa dalam belajar IPS. Makin tinggi motivasi belajar siswa,
maka makin tinggi hasil belajar IPS, demikian pula sebaliknya makin rendah motivasi
belajar siswa, maka makin rendah hasil belajar IPS. Berdasarkan kesimpulan di atas,
ternyata sejalan dengan teori yang kemukakan oleh  motivasi belajar berkaitan erat
dengan belajar.
Sardiman (2005) juga berpendapat,  peningkatan motivasi belajar dapat dilakukan
dengan cara:
a. Perhatian, yaitu guru perlu mempertahankan perhatian dalam kaitannya dengan
materi ajar.
b. Relevansi, yaitu guru dapat menjabarkan tujuan pembelajaran dan relevansinya di
masa mendatang.
c. Keyakinan, yaitu guru perlu membangun kepercayaan diri siswa dalam belajar
Atau menggapai keberhasilan.
d. Kepuasan, yaitu guru memperkuat kepuasan belajar siswa baik secara intrinsik
2.  Fungsi Motivasi belajar
Motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong, pengerak dan penyeleksi perbuatan.
Dalam motivasi terdapat tiga fungsi utama sebagai berikut:
a.  Motivasi sebagai pendorong perbuatan, Dalam hal ini, motivasi sebagai pendorong
untuk mempengaruhi sikap siswa.
b. Motivasi sebagai penggerak buatan, Dengan adanya sebuah motivasi dalam diri
siswa, siswa menjadi tergerak untuk melakukan sebuah kegiatan belajar.
c. Motivasi sebgai pengarah perbuatan, Siswa yang mempunyai motivasi dan
menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana yang harus tidak
dilakukan. Motivasi belajar mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena
motivasi akan menentukan identitas usaha belajar dilakukan siswa“Berkaitan dengan
kegiatan belajar, motivasi dirasakan sangat penting peranannya. Motivasi
diartikan,motivasi belajar siswa dikategorikan ke dalam tiga tingkatan yaitu motivasi
tinggi, sedang dan rendah. Kategori motivasi tinggi” selain itu juga Sardimaan
(2014) Mengatakan bahwa motivasi merupaka suatua dorongan dalam melakukan
sesuatu tujuan siswa yang bermotivasi atau prestasinya tinggi dalam mencapai suatu
tujuan tertentu, dan mereka akan berusaha lebih banyak untuk melakukan tugas-
tugas untuk prestasi  kemampuan menentukan
strategi paling penting pada fungsi motivasi belajar,seseorang melakukan  suatu  usa
ha  karena  adanya  motivasi. Yang  baik  dalam  belajar   akan  menunjukkan hasil
belajar yang baik, dengan kata lain. bahwa dengan adanya motivasi, maka seseorang
yang belajar akan dapat  melahirkan prestasi yang baik.Mengemukakan ada tiga
fungsi yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menuntun arah pembuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, dengan
demikian motivasi dapat memberi arah, dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyihirkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
merupakan suatu acuan pengukuran dari sebuah tes yang telah dilaksanakan dengan
adanya motivasi belajar tersebut seorang pendidik dapat melihat sejauh mana siswa
memahami materi yang telah mereka pelajari. motivasi belajar biasanya dapat dikatakan
suatu prestasi yang diperoleh oleh siswa dengan adanya proses belajar mengajar yang
diikuti. Oleh sebab itu, kegiatan belajar mengajar selalu mempunyai tujuan dimana ingin
siswa memahami materi yang disampaikan sehingga siswa tersebut memperoleh prestasi
belajar.Selain itu juga Miru,(2009) menyatakan bahwa “motivasi ditandai dengan
munculnya perasaan dan efksi seseorang, artinya motivasi belajar yang dikenal dengan
istilah achievement, yaitu keseluruhan kecakapan dan prestasi yang dicapai melalui
pembelajaran di sekolah.
3. Jenis-Jenis motivasi belaja
Hamdah, (2022) menyatakan bahwa “Jenis-jenis motivasi belajar memang memiliki
korelasi yang baik dalam prose pembelajaran siswa untuk untuk meningkatkan jenin-
jenis motivasi belajar Siswa.” dengan motivasi belajar sedang mampu memahami
masalah dan menuliskan apa yang diketahui serta apa yang diminta oleh guru, motivasi
belajar memiliki dorongan atau jenis motivasi terhadap kemampuan siswa untuk belajar.
adaenam (6) jenis-jenis motivasi yaitu :
a. Motivasi intrinsik, yang timbul dari dalam diri individu, misalnya keinginan untuk
mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian,
mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi hidup, keinginan diterima oleh
orang lain.
b. Motivasi ekstrinsik,yang timbul akibat adanya pengaru dari luar individu.Seperti
hadiah,pujian,ajakan,suruhan,atau paksaan dariorang lain sehingga dengan keadaan
demikian orang mau melakukan sesuatuSiswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya,berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
c. Pujian,sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau
pujian.Tentunya pujian yang bersifat membangun. Bisa dimulai dari hal yang paling
kecil seperti,”beri tepuk tangan bagi sibudi”kerja yang bagus.
d. Hukuman-hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses
belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut meu
merubah diri dan berusaha memaju motivasi belajarnya. Hukuman disini hendaknya
yang mendidik, seperti menghafal,mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuman.
Hendaknya jangan yang bersifat fisik, seperti menyapu kelas, berdiri didepan kelas,
atau lari memutari halaman sekolah. Karena ini jelas akan mengganggu fisik siswa.
e. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya adalah
dengan memberikan perhatian maksimal kepeserta didik, khususnya bagi mereka
secara prestasi tertinggi oleh siswa lainnya. Disini guru dituntut untuk bisa lebih
jelas terhadap kondisi anak didiknya.
f. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Baik itu
media visual maupun audio visual motivasi terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Motivasi posotif, artinya melalui pemberian hadia bagi yang berprestasi,
diharapkan mereka akan dapat lebih berprestasi
2. Motivasi negatif yaitu dengan memberi hukuman bagi yang salah, tentunya, agar
mereka tidak mengulangi kesalahan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar yaitu
tujuan utama yang ingindicapai setelah melakukan proses pembelajaran. Keberhasilan
proses belajar dapat dilihat darimotivasi belajar dan kemampuan yang dimiliki oleh
siswa setelah menerima pengalamanbelajar, adapun
pengalaman  yang  di  peroleh   siswa  mencakup  ranah  kognitif,  afektif   dan  psikomot
orik.  Gunawan,  (2007)  mengatakan  bahwa “dalam suatu hubungan     Motivasi belajar
siswa merupakan dorongan yang membuat siswa semangat dalam belajar  Motivasi
belajar sangat penting bagi siswa. Pentingnya motivasi bagi siswa yaitu menyadarkan
kedudukan pada awal belajar, proses, dan akhir belajar, menginformasikan tentang
kekuatan usaha belajar bila dibandingkan dengan temannya, mengarahkan kegiatan
belajar, membesarkan semangat belajar, dan menyadarkan tentang adanya perjalanan
belajar dan kemudian bekerja.
4.  Macam- Macam motivasi belajar
Hamdah, (2022) Macam-macam atau dalam hubungan motivasi belajara dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang “Kemampuan motivasi sebagai salah satu aspek
penunjang perkembangan intelektual peserta didik yang penting untuk diperhatikan
dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.
Menurut  penelitian  peserta  didik  yang  memiliki  motivasi  tinggi  maka dari itu perke
mbangan merupakan intelektualnya akan cepat berkembang. Oleh karena itu Bagi
seorang guru, salah satu perbedaan yang dapat dilihat yaitu motivasi belajar dari masing-
masing siswa. Karena siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan belajar. Sebaliknya jika siswa tidak memiliki motivasi
yang kuat, maka kurang mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Maka dari itu motivasi dilihat dari dasar pembentukannya terdiri dari motif bawaan
dan motif yang dipelajari. Motivasi bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi
motivasi tersebut ada tanpa dipelajari. Misalnya, dorongan untuk makan, minum, bekerja,
beristirahat, dan seksual. Motif yang dipelajari yaitu motif-motif yang timbul karena
dipelajari. Misalnya, dorongan untuk mempelajari satu cabang ilmu pengetahuan,
dorongan untuk mengajar sesuatu dimasyarakat. berbicara tentang macam atau jenis
motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandangan. Dengan demikian, motivasi dapat
dibedakan
menjadi beberapa macam: Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. Dilihat dari dasar 
pembentukanya,motivasi dibedakan jadi dua yaitu:
1) Motif- motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi
sudah ada tanpa dipelajari.
2) Motif-motif yang dipelajari adalah motif ini timbul karena dipelajari.
Contonya adalah dorongan untuk mempelajari sesuatu dalam suatu golongan
tertentu.
5. Faktor-Faktor motivasi belajar
Ada  faktor faktor  yang  menunjang  keberhasilan  proses  belajar mengajar di
sekolah itu terpenuhi, maka akan semakin memperlancar proses belajar mengajar, yang
pada akhirnya akan dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi  belajar  siswa Simbolon, (2014) Mengatakan  bahwa  Motivasi dalam
merupakan faktor paling penting  bagi pendidik dalam mencapai target  yang
bertujuan  untuk  meningkatkan  pembelajaran. Ada  lima  hal  yang  mempengaruhi  mot
ivasi  siswa yaitu : siswa  itu  sendiri,  guru/ pendidik,  isi materi pelajaran, metode atau p
roses pembelajaran, serta  lingkungan.Motivasi siswa merupakan factor yang berpengaru
h  dan  strategi  yang dapat membantu  mendorong serta menumbuhkan konsentrasisiswa
dalam bidang akademik.
Muderawan, (2019) juga  berpendapat  bahwa,  Faktor -faktor  yang  dapat
mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua golongan, adalah faktor internal
dan faktor eksternal “Faktor internal bersumber pada diri siswa yang meliputi kecerdasan
atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan
kelelahan.Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yang meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan belajar”.Faktor-faktor
diantaranya yaitu motivasi belajar, disiplin belajar, lingkungan keluarga, lingkungan
belajar, fasilitas belajar dan lain
sebagainya. Setiawati, (2015) oleh  karena  itu, Salah  satu yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yaitu motivasi belajar seperti yang di temukan oleh Faktor-faktor yang
diduga penyebab rendahnya prestasi belajar di SD yaitu motivasi belajar dan disiplin
belajar.Motivasi yaitu semacam dorongan terhadap seseorang atau kelompok yang
muncul dari dalam diri seseorang atau kelompok dan juga bisa ditimbulkan oleh faktor
luar diri individu atau kelompok. Motivasi belajar merupakan dorongan proses belajar
dengan kata lain tujuan dari belajar yaitu mendapat hasil yang baik.
Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang
bersifat inernal maupun eksternal. Menurut saripudin,(2009),  faktor yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu faktorinternal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa
yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
a) Kecerdasan
b) Minat dan perhatian
c) Motivasi belajar
d) Ketekunan
e) Sikap
f) Kebiasaan belajar
g) Kondisi fisik siswa dan kesehatan
Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil
Belajar yaitu:
a) Keluarga
b) Sekolah
c) Masyarakat
Yusuf, (2019) menyatakan bahwa motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor internal siswa diantaranya
meliputi gangguan kesehatan, cacat tubuh, faktor psikologis (intelegensi, minat belajar,
perhatian, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan peserta didik), dan faktor kelelahan.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa meliputi
faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berdasarkan pendapat bahwa motivasi belajar, dapat disimpulkan bahwamotivasi
belajar merupakan faktor pendorong siswa dalam belajar yang didasari atasketertarikan
atau rasa senang dan keinginan siswa untuk belajar. Motivasi belajar jugamerupakan
aspek pembangun motivasi, fenomena yang terbentuk akibat interaksi sosial,dan
keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar.
6. Indikator-Indikator Motivasi Belajar
ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar
siswa, yaitu  perhatian,  ketertarikan, rasa  senang, dan  keterlibatan, Ricardo
(2017)  Mengatakan bahwa ada beberapa hal yang  menggambarkan motivasi belajar
siswa, seperti adanya  perhatian dan konsentrasi yang lebih besar, perasaan senang untuk
belajar, dan adanya  peningkatan kemauan untuk belajar.Oleh karena itu siswa yang
memiliki minat belajar memiliki perasaan tersendiri seperti:
a. perasaan positif saat belajar.
b. adanya kenikmatan/kenyamanan saat belajar.
c. adanya kemampuan dan kapasitas dalam membuat keputusan sekaitan dengan
belajarnya.
Motivasi belajar yang ada pada diri siswa memiliki ciri-ciri/indikator sebagaiberikut:
Tekun Menghadapi Tugas.
a. Ulet Menghadapi Kesulitana.
b. Tidak Memerlukan Dorongan Dari Luar Untuk Berprestasi.
c. Ingin Mendalami Bahan atau Bidang Pengetahuan Yang diberikan.
d. Diberikan Selalu Berusahan Berprestasi Sebaik Mungkin.
e. Menunjukkan Minat Terhadap Macam-macam Masalah.
f. Senang dan Rajin Belajar, Penuh Semangat, Cepat.
g. Bosan dengan Tugas Rutin, dapat Mempertahankan Pendapatnya.
h. Mengejar Tujuan-tujuan Jangka Panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan
sesaat yang ingin dicapai kemudian).
i. senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Siswa yang termotivasi dalam belajarnya dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku
yang menyangkut minat, ketajaman, perhatian, konsentrasi dan ketekunan.Siswa yang
memiliki motivasi rendah dalam belajarnya menampakkan keengganan, cepat bosan dan
berusaha menghindar dari kegiatan belajar.Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut
menentukan belajar yang efektif.Menurut Majid (2011) mengatakan bahwa, “indikator
merupakan kompetensi. dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk
mengetahui ketercapaian motivasi belajar  indikator dirumuskan dengan
kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat  instrumen  penilaiannya.’’Artinya ind
ikator merupakan turunan dari  kompetensi  dasar yang  dirumuskan  dengan
menggunakan kata kerja opersional.
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator
motivasi belajar meliputi adanya perasaan tertarik dan senang untuk belajar, adanya
partisipasi aktif,adanya kecenderungan untuk memperhatikan dan konsentrasi yang besar,
dimilikinyaperasaan positif dan kemauan belajar yang terus meningkat, adanya
kenyamanan saatbelajar, dan dimilikinya kapasitas dalam membuat keputusan sekaitan
dengan prosesbelajar yang dijalaninya.
B. Pembelajaran IPS
1. Pengertian pembelajaran IPS
Yuanta, (2020) Pendidikan IPS di SD merupakanperwujudan terdisiplinan dari
berbagai ilmu sosial, dan pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analitis terhadap kondisi
sosial masyarakat dalam kehidupan ber-masyarakat yang dinamis “Salah satu tujuan
utama pelajaran IPS di kelas adalah untuk mem-bantu mengembangkan siswa menjadi
warga masyarakat yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai
untuk berperan serta dalam kehidupan masyarakat”. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
yaitu membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga memiliki fungsi
aplikatif.
Herwandannu, (2018) mengatakan bahwa  “Pendidikan IPS memiliki tujuan
dengan  menyesuaikan berdasarkan kebutuhan siswa dan disesuaikan
dengan situasi yang  terjadi  kepada  anak.” Pendidikan  IPS  di SD  merupakan perwujud
an terdisiplinan dari berbagai ilmu sosial, dan Ilmu pengtahuan sosial sebagai program
pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata, melainkan juga harus
diarahkan membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki
tanggung jawab atas kesejahteraan bersama. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial yaitu manusia dalam konteks sosial. Karena ilmu
pengetahuan sosial berkaitan dengan masalah-masalah nyata dalam kehidupan
bermasyarakat, maka pemantapan ilmu pengetahuan sosial dalam pendidikan
secara  langsung  dapat  di kembangkan  pada  beberapa  mata  pelajaran   Ilmupengetahu
an sosial  memiliki harapan untuk terciptanya  sumber daya  manusia sekolah  dasar  (SD
)  Indonesia  yang  memilikin  pengetahuan,  keterampilan, kepedulian, kesadaran, dan
tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena
itu Pembelajaran IPS seharusnya melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi selama
proses pembelajaran berlangsung. Hal ini juga berarti bahwa pembelajaran IPS harus
berpusat pada siswa.Pembelajaran IPS harus menarik serta memenuhi prinsip-prinsip
pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks. untuk menjadi
guru IPS yang berhasil harus memiliki sejumlah kompetensi. Salah satu kompetensi
penting bagi guru, adalah menguasai metode-metode pembelajaran sebagai sarana untuk
mendorong keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan pendapat Dalam mencapai hasil kerja, guru diharapkan selalu
meningkatkandiri, mencari cara-cara baru, agar mutu pembelajaran selalu meningkat,
pengetahuan umum yang dimilikinya selalu bertambah dengan menambah bacaan berupa
majalah, harian, dan sebagainya. Dengan adanya usaha untuk menambah pengetahuan,
pemahaman, dan ketrampilan, sudah barang tentu kemampuan guru akan bertambah pula
sehingga dalam mengelola proses belajar-mengajar pada pembelajaran IPS selalu
meningkat.

2. Materi IPS Lingkungan Alam Dan Lingkungan Buatan


Kantun, (2020) mengatakan bahwa Lingkungan yaitu segala sesuatu yang ada di
sekitar kita.Lingkunganjuga dapat diartikan ruang yang ditempati
makhluk hidup  bersama  segala  pendukung  yang ada didalamnya.Lingkungan dibedaka
n menjadi dua  macam yaitu lingkungan alam dan  lingkungan buatan“Gurumen jelaskan
materi tentang lingkunganalamdan lingkungan buatan secara singkat dan
memberikesempatan kepada siswa untuk tanya  jawab tentang materi yang
belum  dipahami.”Lingkungan alam yaitu segala sesuatu yang ada di alam dan diciptakan
oleh Tuhan untuk manusia agar dapat
di  manfaatkan  dalam   kehidupannya.  Kenampakan   alam di muka  bumi  ini  berbeda.  
Lingkungan  alam  di bagi  menjadi  dua  macam, yaitu  lingkungan darat dan lingkungan 
perairan.  Contoh dari lingkungan darat yaitu  gunung,  hutan,  dataran  rendah,  dataran  t
inggi,  dan  pegunungan.  Sedangkan contoh lingkungan perairan yaitu danau, sungai,
laut dan selat.Sedangkan lingkungan buatan yaitu segala sesuatu yangdibuat oleh
manusia dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.contoh lingkungan
buatan yaitu bandara, stasiun,sekolah, jalan, jembatan.
   Asiah,  (2016)   mengatakan  bahwa  dalam  kehidupannya,  semua kegiatan manusia
dilakukan dalam lingkungan alam dan buatan. Oleh sebab itu kita sebagai manusia yang
menikmati manfaat tersebut harus menjaga dan memelihara lingkungan alam
tersebut. Manusia memakai air untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan
sebagainya.Air bersih dapat menghindarkan kita dari berbagai penyakit.Maka dari itu, air
tidak boleh kotor dan tercemar.Jika kita menggunakan air yang kotor dapar menyebabkan
sakit, misalnya diare, sakit kulit. Beberapa lingkungan alam yang dapat di manfaatkan
harus kita jaga antara lain dan hutan tropis, sungai atau danau. Sedangkan lingkungan
buatan yang perlu kita jaga antara lain rumah, sawah, bendungan atau waduk, taman, dan
pasar.

C.   Model Pembelajaran Cooperative Script


1. Pengertian Model Cooperative Script
Pengertian dari Metode Cooperative Script yaitu Metode belajar dimana siswa
bekerja  berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari
materiPembelajaran “lingkungan alam dan lingkungan buataan”dipelajari.Model
pembelajaran cooperative script di sebut juga Skrip kooperatif yaitu metode belajar
dimana siswa bekerja berpasangan dan dalam
ruangan kelas Darojat, (2018) oleh karena itu, Cooperative  script  merupakan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa Hal itu sangat membantu siswa
dalam mengembangkan serta mengaitkan fakta-fakta dan
konsep  yang  pernah  didapatkan  dalam  pemecahan  masalah. Pembelajaran
cooperative  script  merupakan  salah  satu  bentuk  atau  model  pembelajaran  cooperati
f. Model pembelajaran cooperative script dalam perkembangannya mengalami, banyak
adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit
berbeda  antara yang satu dengan yang lainnya.
Mahdalena, (2020) mengatakan bahwa “Cooperative script merupakan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat peserta didik Metode pembelajaran
Cooperative Script merupakan model pembelajaran yang mengatur interaksi peserta
didik seperti ilustrasi kehidupan sosial peserta didik dengan lingkungannya sebagai
individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, atau masyarakat yang lebih
luas.”Metode pembelajaran Cooperative Script, siswa  tersebut berperan sebagai
pembaca dan pendengar. Mereka membaca satu bagian teks, kemudian pembaca
merangkum informasinya sementara pendengar mengoreksi kesalahan, mengisi materi
yang hilang, dan memikirkan cara bagaimana kedua siswa dapat mengingat gagasan
utamanya. Pada bagian berikutnya para siswa bertukar peran.
Adiatma,(2015) Oleh karena itu, semakin aktif siswa, maka rasa keingin tahuannya
terhadap materi yang diberikan semakin besar. Sehingga diharapkan minat siswa untuk
belajar lebih besar sehingga hasil belajar pun akan lebih baik. Salah satu model
pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru untuk mencapai hal tersebutya itu dengan
Model Pembelajaran Cooperative Script.
Berdasarkan pendapat bahwa model pembelajaran Coooperative Script dapat
membuat peserta didik berpikir secara sistematis dan dapat fokus terhadap materi yang
sedang dipelajari. Cooperative Script yaitu suatu carakemampuan siswa dalam proses
pembelajarannya serta membangun kemampuan siswa untuk membaca dan menyusun
rangkuman berdasarkan materi yang dibacanya, sehingga dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan.
2. Tujuan Model Pembelajaran Cooperative Script
Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan rangkaian kegiatan gurudalam rangka
membuat siswa belajar. Oleh sebab itu pembelajaran perlu didukung oleh jumlah
komponen yang terorganisir seperti tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran yaitu suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan  terca
pai  oleh  siswa  setelah  dilaksanakannya  pembelajaran tersebut.
Nur,  (2020). Tujuan pembelajaran membantu siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan  dengan  pengalaman  itu  tingkah  laku  siswa bertambah baikdalam  pe
nelitian  tidakan  kelas.  Pembelajaran  cooperative  script dapat memiliki tujuan  untuk 
memberdayakan potensi  siswa dalam  mengaktualisasikan pengetahuan
dan  keterampilannya dalam pembelajaran di kelas.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa cooperative script sendiri yaitu,suatu model
pembelajaran yang membantu siswanya untuk berfikir secara sistematis, dengan adanya
interaksi atau kolaborasi siswa dengan siswa maupunsiswa
dengan  guru  dalam  bekerjasama  memecahkan  masalah  dan memungkinkan ditemuka
nnya ide-ide dan gagasan baru. Tujuan pembelajaran cooperative scriptyaitu untuk
meningkatkan motivasi belajar terhadap pendapat orang lain menjaditinggi, motivasi
terhadap siswa lebih besar, dapat memahami materi lebihmendalam, dan membantu
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yangdiharapkan
3.  Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cooperative Script
Harefa, (2020) Adapun langkah-langkah dari model Cooperative Script yaitu sebagai
Berikut:
a. Guru membagi siswa secara berpasangan.
b. Guru membagikan wacana atau materi kepada siswa untuk dibaca dandibuat
ringkasan.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagaipembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar.
d. Pembicara membaca ringkasannya selengkap  mungkin, dengan  memasukkan ide-
ide pokok dalam ringkasannya. Siswa yang lain :
- Pendengar menyimak atau menunjukkan ide-ide pokok yan kurang lengkap.
- Membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungakan
materi sebelumnya atau dengan materi lain.
e. Bertukar peran,semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya.serta lakukan seperti di atas.
f. Kesimpulan pserta didik bersama-sama dengan guru.
g. Penutup.
Dalam hal ini perlu dijelaskan langkah perlangkah model Cooperative Script
langkah yang perlu ditempuh yaitu guru membagi siswa secaraberkelompok, siswa diberi
sebuah bacaan berupa materi dan dibuat ringkasan,serta dari setiap kelompok
menentukan dua orang saja sebagai pembicara danpendengar, kemudian pembicara
memebacakan hasil ringkasan yang telahdikerjakan bersama anggota kelompok dengan
memasukkan ide-ide dalamringkasan sesuai yang jelas oleh guru, sedangkan pendengar
menyimak ide-ide pokok yang kurang lengkap disampaikan oleh pembicara, setelah
pembicara menyampaikan ide-ide pokoknya dan pembicara telah memasukkan ide-ide
pokoknya, kemudian si pembicara bertkar peran menjadi sebagai pendengar dan
pendengar menjadi sebagai pembicara.
4. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Script
Siregar, (2018) Semua model mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian
halnyadengan model Cooperative Script juga memiliki kelebihan dan kekurangan
antaralain sebagai berikut:
a. Kelebihan model pembelajaran cooperative script
1) Melatih pendengaran
2) Ketelitian atau kecermatan siswa
3) Setiap siswa mendapat peran dan melatih mengungkapkan kesalahan
orang lain dengan lisan.
Tentu saja dalam model mempunyai kelebihan. Kelebihan yang terdapat dalam
pembelajaran Cooperative Script yaitu siswa dapat melatih pendengaran secara teliti
atau kecermatan siswa, dari setiap siswa mendapat peran dan dapat melatih siswa
mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
b. Kekurangan model Cooperative script
1. Hanya digunakan untuk bahasan tertentu
2. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibat seluruh kelas sehingga
3. koreksi hanya sebatas dua orang tersebut), beberapa siswa mungkin
4. Pada awalnya takut mengeluarkan ide takut dinilai teman dalam
Kelompoknya
5. Penilaian terhadap murid individual menjadi sulit karena tersembunyi
didalam kelompok.
6. Harus sangat rinci melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas
Siswa.
Dari kekurangan model Cooperatve Script, maka peneliti memeberikan solusi untuk
mengatasi kekurangan-kekuranagan tersebut, antara lain: guru perlu memperhatikan
terlebih dahulu materi bahasan yang sesuai dengan model pembelajaran, menumbuhkan
rasa percaya diri pada siswa agar tidak takut untuk mengeluarkan pendapatnya misalnya,
dengan memeberikan motivasi atau penguatan saat pembelajaran, mengefektifkan waktu
yang tersedia agar semua tujuan dapat tercapai, mengamati setiap siswa dengan cara
memantau aktivitas mereka dalam tiap kelompok sehingga penilaian individu menjadi
mudah.
D. Kerangka Berfikir
Pengunaan  model  cooperative  script  pada  pembelajaran  studi  awal dapat
menyebabkan siswa kurang aktif sehinga motivasi belajar siswa rendah“model coperative
script menyebabkan pembembelajaran bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh siswa
sekolah dasar terutama kelas rendah yang masih dalam tahap berfikir konkret.” Proses
belajar mengajar merupakan proses yang dilakukan oleh siswa dalam rangkai mencapai
perubahan untuk menjadi lebih baik, dari tika tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa,
sehingga terbentuk pribadi berguna bagi diri sendiri dan lingkungan sekitanya. Muslim,
(2011) . Mengatakan bahwa “guru sebagai pemenang peranan utama dalam pembelajaran
diharapkan dapat mengingat pembelajaran yang dilakukan selama ini dan dapat memiliki
model maupun media pembelajaran yang tepat hehingga pembelajaran dapat berjalan
dengan optimal”. Selain guru sebagai sumber belajar, media belajar memberikan sumbangan
yang signitifikan terhadap kesuksesan pembelajaran. Antara guru dengan media sama-sama
menunjukan pembelajaran secara efektif dan efisen.
Kerangka Konseptual

a. Pelaksanaan dalam  pembelajaran  dikelas  III SDN 
 Merjosari Kota  Malang  guru  belum menggunakan
Kondisi awal model pembelajaran cooperative script yang membuat
siswa bosan untuk belajar atau fasif.
b. Motivasi belajar siswa kurang.

a. Guru harus dapat menciptakan suasan pembelajaran yang


menari, salah satu menggunakan model pembelajaran
cooperative script yang dapat memberikan siswa suasan
baru dalam proses pembelajaran.
Tindakan b. Kegiatan siswa  dalam  dengan  menggunakan cooperative
script diantaranya siswa bisa menyelesaikan tugas-tugas
dimana siswa saling berpasangan yang saling berkaloborasi
kadang menjadi pembaca atau pendengar dalam meringkas
materi yang telah diberikan.
c. Guru membagi siswa secara berkelompok, siswa diberi
sebuah bacaan berupa materi dan dibuat ringkasan.

a. Cooperative menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa


agar siswa tidak takut untuk mengeluarkan pendapatnya
misalnya, dengan memberikan motivasi atau penguatan
disaat pembelajaran mengefektifan waktu yang tersedia
agar semua tujuan dapat tercapa, mengamati dengan siswa
dengan cara memantau aktivitas mereka dalam tiap
kelompok sehingga penilain individu menjadi mudah.
Kondisi akhir

2.1 Bagan kerangkakon septual


E. Definisi Operasional
Margarete & Hilbert, (2013). Motivasi belajar didefinisikan sebagai daya
gerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan
kegiatan motivasi belajar merupakan dasar untuk  mengukur dan melaporkan prestasi
akademik siswa, serta merupakan kunci dalam  mengembangkan desain pembelajaran
selanjutnya yang lebih efektif yang memiliki  keselarasan antara apa yang akan dipelajari
siswa dan bagaimana mereka akan dinilai “Sebagai sebuah produk akhir dari proses
pembelajaran, motivasi belajar dinilai dapat  menunjukan apa yang telah siswa ketahui
dan dikembangkan”.Knaack (2015). Mengatakan bahwa Motivasi belajar  juga
merupakan laporan mengenai apa yang didapat pembelajar setelah selesai dari
proses pembelajaran.
Berdasarkan pemaparan mengenai definisi motivasi belajar dapat disimpulkan
bahwa motivasi belajar merupakan akumulasi pembelajaran yang didapatkan oleh siswa
selama proses  pembelajaran. Motivasi belajar yaitu tujuan pendidikan yang dala proses
pembelajaran sehingga siswa dapat
mengetahui,memahami,serta  mengaplikasikan pada pengetahuan yang diterimanya. Indri
ani, (2016) mengatakan bahwa motivasi belajar yaitu suatu kekuatan yang mendorong
seseorang untuk merubah tingkah laku sebagai hasil pengamatannya dan interaksi dengan
lingkungannya.Dengan adanya motivasi belajar pada siswa diharapkan siswa memiliki
hasil belajar yang tinggi.
F. Hipotesis penelitian
Hipotesis yaitu asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
dijelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekkan. Hipotesis selanjutnya
akan diuji di dalam penelitian melalui uji deskriftif yang digunakan sebagai penarikan
kesimpulan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Berikut merupakan hipotesis pada
penilitian.
Zuldafrial  (2012) . Hipotesis  merupakan  jawaban  sementara  dari itu terhadap rumusa
n  masalah penelitian, dimanapun rumusan masalah penelitian telah dinyatakan Pendapat
yang sama, hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban yang bersifat teoritis terhadap
rumusan masalah yang masih perlu dibuktikan
kebenarannya”. Berdasarkan rumusan masalah,deskripsi teori,kerangka berpikir
dikemukakan diatas,rumusan hiptotesis yaitu sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang dalam tingkat motivasi belajar,perhatian orang tua,dan
siswa SDN 01 kota malang.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan tingkat motivasi belajar orang tua terhadap
prestasi belajar materi lingkungan alam dan lingkunag buatan SDN Merjosari 01
kota malang
3. Terdapat pengaruh yang signifikan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar IPS
siswa SDN Merjosari 01 kota malang
4. Terdapat pengaruh signifikan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar IPS siswa
SDN Merjosari 01 kota malang
Berdasarkan pendapat bahwa Hipotesis di turunkan dari kerangka pemikiran
berdasarkan rumusan masalah penelitian,tinjauan pustaka,dan kerangka pemikiran maka
dapat diturunkan hipotesis atau dugaan.Hipotesis berisi hipotesis tindakan,bukan
hipotesis statistik maupun hipotesis penelitian; Dengan demikian mereupakan jawaban
sementara berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir selain hipotesis menjawab
rumusan masalah yang di ajukan; dan merupakan hipotesis tindakan bukannya hipotesis
penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu
guru dan peneliti dapat mengorganisasikan kondisi praktes pembelajaran, dan belajar dari
praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaru nyata dari upaya itu. Penelitian
Tindakan kelas adalah kegiatan yang mencermati informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
Suharsimi Arikunto (2010) mengatakan bahwa “penelitian tindakan kelas yaitu
penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti didalam kelasnya melalui refleksi diri yang
bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam sebuah pembelajaran.” Tahap-tahap
penelitian tindakan kelas ada beberapa ahli yang ditemukan model penelitian tindakan
kelas dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat yaitu, (1)
perencanaan,(2) pelaksanaan,(3) pengamataan, dan (4) refleksi. Dan penjelasan untuk
masing-masing tahap yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan (planning) pada tahap perencanaan ini maka hal yang dilakukan oleh
peneliti yaitu (1) menyusun rencana tindakan dalam tahap ini peneliti menjelaskan
tentang motivasi belajar siswa dikelas III SDN Merjosari 01 Kota Malang. Untuk
meningkatkan kemampuan kerjasama siswa, (2) menyusun rencana dimana siswa
berpasangan dan berkaloborasi dalam mengamati proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan (Acting) setelah tahap perencanaan dilaksanakan dengan tahap selanjutnya
yaitu mengenkan tindakan dikelas dan mengajak siswa-
siswa  untuk  kerjasama  dalam  pembelajaran  IPS  dengan  model  pembelajaran
cooperative scritp kelas III SDN Merjosari 01 kota malang.

c. Pengamatan
Pengamatan (observasing) pada tahap pengamatan ini meliputi pengumpulan data pada
lembar observasi yang sudah disiapkan. Pengamatan ini dilakukan dari proses sampai ke
hasil. Pada kegiatan observasi pembelajaran dilaksanakan dengan guru kelas III Hal-hal
yang diamati pada keterlibatan siswa didalam kelompoknya, kemampuan siswa
kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
d. Refleksi
Refleksi (Reflecting) dilakukan mendiskusikan guru kelas III dengan meng evaluasi
hasil pengamatan kegiatan siswa pada pembelajaran berlangsung. Guru, peneliti
melakukan tindakan refleksi terhadap pengunaan cooperative script pada pembelajaran
IPS materi lingkungan alam dan lingkungan buatan dengan demikian dapat
menganalisis dan mengetahui kelemahan apa saja yang terjadi pada tahap tindakan
siklus I.
Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang menerapkan empat tahapan yang
dalam suatu pelaksanaan siklus penelitian, dengan adanya penelitian ini maka
memudahkan seseorang peneliti untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi pada kelas
III SDN Merjosari 01 kota malang. tindakan kelas juga merupakan unsur untuk
membentuk siklus, adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah
semulah. Jadi satu siklus yaitu dari tahap penyusunan rencana sampai dengan refleksi,
yang tidak lain merupakan evaluasi. Selain itu tindakan kelas juga merupakan penelitian
yang berupaya untuk memperbaiki kualitas peran seorang guru dan tanggung jawab dalam
pembelajaran di kelas.
Sugiyono (2016) juga berpendapat bahwa “penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas karena berperan alasan diantaranya
berpendapat meningkatkan kualitas, meningkatkan mutu proses pembelajaran dan
meningkatkan motivasi belajar dikelas.” Penelitian tindakan yang dilakukan dan memiliki
tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
oleh  karena  itu  menerapkan  empat  tahapan  penting  dalam penelitian tindakan, 
yaitu:  (1)  perencanaan,  (2)   pelaksanaan,(3)   pengamatan,   dan  ( 4) refleksi. Keempat
ini merupakan satu kesatuan atau satu siklus. Penelitian ini di laksanakan dengan 2 siklus.
Penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap
kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan tercadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
Suharsimi Arikunto (2006) “penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang
dilakukan dalam kegiatan belajar berupa tindakan untuk memperbaikin dan meningkatkan
praktis pembelajaran IPS dikelas secara professional.” Penelitian tindakan kelas sangat
mendukung program peningkatan kualitas pembelajaran disekolah, yang muaranya adalah
peningkatan kualitas pendidikan . pelaksanaan tindakan berkaitan dengan prosedur kerja,
penggunaan metode tertentu yang diterapkan dalam penelitian. Tahap pelaksanaan
tindakan terdiri dari beberapa siklus (sesuai dengan kebutuhan).
Desain penelitian ini mengacu pada model pembelajaran cooperative script
Suharsimi Arikunto dimana pada pelaksaannya menerapkan empat tahap penelitian yaitu:
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamataan, dan (4) refleksi. Adapun gambar siklus
penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Suharsimi Arikunto sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan
Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan
Siklus II

Pengamatan

Gambar 3.1 Siklus penelitian tindakan kelas


(Suharsimi Arikunto, dkk. (2017)
Setiap tahap pada penelitian ini dapat terus berulang sampai dengan tujuan tercapai
sehingga dapat meningkatnya aktivitas dan motivasi belajar siswa. Adapun tahap yang
hendak dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Pelaksanaan Siklus I
Tahap yang dilakukan pada siklus I pada penelitian ini dapat didasarkan pada bentuk
spiral yang sudah dijelaskan diatas yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Materi yang diajarkan pada siklus I yaitu lingkungan buatan dan lingkungan
alam Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam sebuah siklus adalah rancangan kegiatan apa saja
yang hendak dilakukan oleh peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung dan
peneliti memaparkan secara rinci rancangan kegiatan yang akan dilakukan. Adapun
rancangan kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan siklus I adalah
sebagai berikut:
a) Berdiskusi dengan guru kelas terkait pelaksanaan Tindakan yang hendak dilakukan
yaitu berdiskusi tentang pelaksanaan teknis pada saat penelitian berlangsung
termasuk tentang-tentang kesiapan materi yang sudah disediakan, selain itu peneliti
dan guru juga mempersiapkan alat yang hendak dibutuhkan untuk pelaksanaan
penelitian. Adapun alat tersebut berupa, buku catatan harian, hanphone, dan motivasi
belajar siswa yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran kegiatan penelitian.

b) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang hendak digunakan dan


terdiri dari 1 kali pertemuan dan di sampaikan dengan menggunakan model
cooperative script yang dapat membantu dalam meningkatkan motivasi,aktivitas dan
hasil belajar siswa.

c) Berkoordinasi dengan guru kelas dan observasi tentang teknis pelaksanaan penelitian
sekaligus menyiapkan lembar panduan penggunaan cooperative script. Koordinasi
ini dilakukan agar dapat memberikan informasi yang jelas terkait teknis tindakan
yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan penelitian menggunakan model
pembelajaran cooperative script.

d) Sebelum model pembelajaran cooperative script digunakan untuk siswa, maka guru
dan peneliti terlebih dahulu melakukan simulasi proses penerapan materi
“lingkungan alam dan lingkungan buatan” pada pembelajaran IPS yang hendak
dipelajari. Terkait dengan simulasi itu sendiri bermanfaat untuk bisa memotivasi
siswa sebelum dilaksanakannya penerapan di kelas dengan siswa agar guru juga bisa
memberikan masukan terkait teknis penyampaian  materi yang baik dengan
mengunakan cooperative script.

e) Peneliti mempersiapkan instrument penilaian. Instrument penilaian yang dimaksud


adalah terdiri dari instrument penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan.

f) Peneliti menyiapakan alat dokumentasi yang hendak digunakan pada saat penelitian
berlangsung. Alat dokumentasi ini berfungsi untuk menyatakan bahwa penelitian ini
benar-benar dilakukan.
2. Tindakan

Pada pelaksanaan siklus I, guru berperan sebagai pengajar dan observer sebagai
pengumpul data, baik data yang telah di kumpulkan melalui pengamatan langsung dan
melalui wawancara yang telah dilakukan. Tindakan pada tahap siklus I dilaksanakan
proses pembelajaran IPS yang dapat mengacu pada persiapan yang sudah dilakukan.
Berikut di bawah ini merupakan Langkah-langkah yang hendak dilakukan guru pada
siklus I yaitu sebagai berikut:

a) Peneliti Menentukan materi layanan yang akan diberikan yaitu materi tentang
lingkungan alam dan lingkungan buatan, untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Peneliti juga menjelaskan tujuan dalam
penggunaan cooperative script dalam mendukung kegiatan pembelajaran yang
berlangsung.

b) Peneliti  menjelaskan  kepada siswa tentang apa yang akan di


pelajari   pada   hari  itu  kepada  siswa  dengan  menggunakan  cooperative
script.

c) Peneliti dan siswa membuka pembelajaran yang telah disiapkan yang terdapat
pada cooperative script sebagai sarana untuk menjelaskan materi kepada siswa.

d) Peneliti mengajak siswa untuk mengerjakan tugas yang telah disediakan oleh
guru dan peneliti dengan demikian peneliti dan guru dapat melihat penguasaan
materi yang sudah dipelajari dengan cooperative script.

e) Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mempresentasikan


hasil kerjanya. dan dimana siswa berpasangan yang saling berkalaborasi kadang
menjadi pembicara atau pendengar dalam meringkas materi yang diberikan.

f) Pada tahap penutup guru Bersama-sama dengan siswa mengerjakan soal evaluasi
yang dua disiapkan, memberikan penguatan, penghargaan, serta kesimpulan dari
materi yang sudah dipelajari dan sekaligus mengakhiri jalannya kegiatan belajar
mengajar.

2. pengamatan atau Observasi


Pada Tahap pengamatan dan observasi dilaksanakan kegiatan aktivitas belajar siswa
dikelas dengan adanya penerapan motivasi belajar siswa. Pada tahap observasi ini
dilaksanakan bersamaan dengan Tindakan yang sedang berlangsung, dan di bantu oleh 2
observer. Observasi dilaksanakan Ketika guru menerapkan pembelajaran dengan
bantuan. Observasi ini dilakukan untuk kepentingan refleksi dengan menggunakan
lembar observasi. Tugas dari observer adalah untuk mengamati aktivitas belajar siswa
dalam menggunakan cooperative scriptdan mengobservasi kegiatan yang dilakukan guru
pada penerapan cooperative script.

4. Refleksi
Pada tahap refleksi dibutuhkan untuk bisa mengetahui serta mampu mengkaji
serangkaian sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
Tindakan yang sudah dilakukan pada tahap siklus I (berdasarkan kriteria). Hal yang
dilakukan pada tahap refleksi ini yaitu menganalisis, menjelaskan serta mengumpulkan
hasil-hasil yang dilakukan pada saat observasi dalam kegiatan pembelajaran agar
mengetahui kegiatan yang sudah tercapai serta belum dicapai. Dengan adanya kegiatan
refleksi ini, peneliti dengan mudah mengetahui kekurangan dan mengetahui apa saja
kesulitan yang di hadapi siswa serta kaitan dengan adanya penggunaan model
pembelajaran cooperative script dan peneliti mudah untuk menentukan Tindakan yang
hendak di lakukan selanjutnya agar dapat mencapai target yang sudah di tentukan.
Refleksi ini dilakukan berdasarkan pada hasil dari tahap observasi serta hasil belajar pada
tahap siklus I. Jika tujuan penelitian telah dicapai pada tahap siklus I, maka penelitian
akan tetap dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu siklus II agar dapat mendapatkan
hasil yang lebih optimal lagi.

B. Pelaksanaan Siklus II

Pada tahap pelaksanaan penelitian siklus II prosedur yang digunakan pada dasarnya
sama dengan tahapan penelitian Tindakan siklus I. Dalam siklus II merupakan perbaikan
atau pemantapan pelaksanaan pada siklus I setelah adanya refleksi. Pada siklus II ini,
dilanjutkan dengan adanya tujuan pembelajaran selanjutnya. Seluruh instrument
Tindakan penilaian sama dengan siklus pertama, hanya saja masih ada perbaikan
terhadap kekurangan yang dihadapi pada tahap siklus I. Pada siklus II akan lebih
dioptimalkan lagi supaya sesuai dengan rancangan perbaikan. Adapun rincian kegiatan
yang akan dilakukan pada tahap siklus II adalah sebagai berikut:

1.  Perencanaa

Perancanaan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk merancang


setiap tahap penelitian yang akan dilakukan. Oleh sebab itu perlu persiapan yang
matang dalam merancang sebuah perencanaan penelitian agar mendapatkan data
yang dapat di pertanggung jawabkan. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
perencanaan siklus II adalah sebagai berikut:

a) Berdiskusi dengan guru kelas terkait pelaksanaan Tindakan yang hendak dilakukan
untuk tahap siklus II dan memperbaiki apa saja yang menjadi kelemahan motivasi
pada siklus I. Peneliti juga mempersiapkan cooperative scriptn untuk kelanjutan
penelitian pada tahap siklus II.

b) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang hendak digunakan dan


terdiri dari 1 kali pertemuan dan di sampaikan dengan menggunakan cooperative
script dan mengoptimalkan hasil dari pelaksanaan siklus I. penyusunan Kembali
rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sangat penting untuk mengatur
Kembali kegiatan yang akan dilakukan pada saat kegiatan belajar berlangsung
mengulas Kembali materi yang kurang dipahami oleh siswa pada siklus I.

c) Berkoordinasi dengan guru kelas dan observer tentang teknis pelaksanaan penelitian
selanjutnya dengan tujuan untuk bisa memperbaiki pelaksanaan yang telah dilakukan
pada siklus I dan mengoptimalkan penerapan cooperative scriptpada siklus II.

d) Sebelum pembelajaran digunakan untuk siswa, maka guru dan peneliti terlebih
dahulu mengkroscek kembali hasil belajar siswa untuk digunakan pada pelaksanaan
penelitian siklus II serta bisa di nyatakan mampu mengoptimalkan pembelajaran dari
hasil pelaksanaan siklus I dan pada siklus II meringkas materi terbukti bisa
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

e) Peneliti mempersiapkan instrument penilaian untuk mengukur tingkat keberhasilan


belajar. Adapun instrument penilaian yang terdiri dari tiga aspek yaitu instrument
penilaian pengetahuan, penilaian sikap, penilalian keterampilan.

f) Peneliti menyiapakan bahan yang digunakan pada saat penelitian berlangsung dan
menyiapkan alat dokumentasi yang nantinya bermanfaat untuk membuktikan bahwa
pelaksanaan penelitian siklus II benar-benar telah dilakukan.

2. Tindakan
Pada pelaksanaan siklus II, peneliti berperan sebagai pengajar sekaligus pengamat dalam
mengumpulkan data dan observer mengumpulkan data yang dibutuhkan, baik data yang
telah di kumpulkan melalui pengamatan langsung dan melalui wawancara yang telah
dilakukan. Tindakan pada tahap siklus II dilaksanakan proses pembelajaran IPS yang
dapat mengacu pada persiapan yang sudah dilakukan. Berikut di bawah ini merupakan
Langkah-langkah yang hendak dilakukan guru pada siklus I yaitu sebagai berikut:

a) Peneliti menjelaskan kembali materi yang akan digunakan sebagai cooperative


script bagi siswa, untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
pelaksanaan tindakan siklus II.

b) Peneliti menjelaskan kepada siswa tentang materi yang sudah di pelajari pada
siklus I dan akan mengulasnya kembali di siklus II untuk melihat perkembangan
belajar siswa dengan adanya model pembelajaran cooperative script.

c) Peneliti dan siswa membuka serta mempelajari materi dengan menggunakan


pembelajaran IPS yang telah disediakan oleh peneliti untuk dapat melihat
kembali perkembangan belajar siswa.

d) Peneliti mengajak siswa mengerjakan tugas yang telah disediakan oleh guru dan
peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa pada tahap pelaksanaan siklus II.
e) Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mempresentasikan
hasil kerjanya dan siswa lainya memberikan tanggapan, dengan demikian
peneliti dapat melihat keaktifan siswa dalam ikut serta melaksanakan
pembelajaran dengan baik dikelas.
f) Pada tahap penutup guru Bersama-sama dengan siswa mengerjakan soal evaluasi
yang dua disiapkan, memberikan penguatan, penghargaan, serta kesimpulan dari
materi yang sudah dipelajari dan sekaligus mengakhiri jalannya kegiatan belajar
mengajar.
3. Observasi
Pada Tahap observasi dilaksanakan untuk menilai bagaimana aktivitas belajar siswa
dikelas dengan adanya penerapan cooperative script. Pada tahap observasi ini
dilaksanakan bersamaan dengan Tindakan yang sedang berlangsung, dan di bantu oleh 2
observer. Observasi dilaksanakan Ketika guru menerapkan pembelajaran dengan model
pembelajaran cooperative script. Observasi ini dilakukan untuk kepentingan refleksi
dengan menggunakan lembar observasi. Tugas dari observer adalah untuk mengamati
aktivitas belajar siswa dalam menggunakan cooperative script dan mengobservasi
kegiatan yang dilakukan guru pada penerapan cooperative script.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi dibutuhkan untuk bisa mengetahui serta mampu mengkaji
serangkaian sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
Tindakan yang sudah dilakukan pada tahap siklus II (berdasarkan kriteria). Hal yang
dilakukan pada tahap refleksi ini yaitu menganalisis, menjelaskan serta mengumpulkan
hasil-hasil yang dilakukan pada saat observasi dalam kegiatan pembelajaran agar
mengetahui kegiatan yang sudah tercapai serta belum dicapai. Dengan adanya kegiatan
refleksi ini, peneliti dengan mudah mengetahui kekurangan dan mengetahui apa saja
kesulitan yang di hadapi siswa serta kaitan dengan adanya penggunaan pembelajaran
IPS cooperative scriptdan peneliti mudah untuk menentukan Tindakan yang hendak di
lakukan selanjutnya agar dapat mencapai target yang sudah di tentukan. Refleksi ini
dilakukan berdasarkan pada hasil dari tahap observasi serta hasil belajar pada tahap
siklus II. Jika tujuan penelitian telah dicapai pada tahap siklus II, maka penelitian akan
dicukupkan jika hasil penelitian menunjukkan hasil yang optimal dari kedua
pelaksanaan siklus.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Merjosari 01 Kota Malang Sekolah ini berada
dijalan Jl. Joyo Utomo No.2, Merjosari, kec. Lowokwaru, Kota Malang prov. Jawa
Timur. Peneliti melakukan penelitian kepada siswa kelas III. Alasan peneliti memilih
sekolah SDN Merjosari 01 Kota Malang yaitu karena adanya permasalah yang dihadapi
oleh sekolah tersebut. mengenai motivasi dan hasil belajar siswa yang kurang mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM), sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian.
Adapun tempat penelitian yang digunakan bertempat di SDN Merjosari 01 Kota
Malang Tahun ajaran 2022/2023. Untuk pelaksanaan penelitian ini melihat dengan
adanya pertimbangan sebagai berikut: (a) peneliti menemukan permasalah di kelas pada
saat observasi awal ditunjukkan dengan rendahnya motivasi belajar siswa, (b) peneliti
melihat lemahnya keaktifan siswa dalam memperhatikan apa yang disampaikan oleh
guru didepan kelas (c) belum pernah dilakukan judul yang sama pada kelas 3 SDN
Merjosari 01 Kota Malang (d) melihat kesediaan guru kelas untuk diadakan penelitian
dengan judul penelitian ini.

Gambar 3.2 Tempat Penelitian Kelas III SDN Merjosari 1.


Berdasarkan gambar penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa
hasil observasi, dilakukan dengan bersamaan. Pada kegiatan obsevasi
pembelajaran dilaksanakan dengan guru kelas
III dengan  peneliti  mengamati  kegiatan  siswa  selama  prose  kegiatan   
pembelajaran  berlangsung  sekaligus dilakukan Tindakan pengamatan
oleh observer menggunakan lembar observasi.
2. waktu penelitian
Peneliti melakukan pelaksanaan penelitian ini dengan menentukan melihat
ketersediaan waktu dari sekolah tempat penelitian dan memperhatikan setiap Langkah
yang harus dilakuka serta mempersiapkan apa saja yang akan dilakukan pada saat
pelaksanaan penelitian berlangsung. Adapun tahapan waktu penelitian yang di
rencanakan seperti dibawah ini :
No Kegiatan Waktu
1 Persiapan penelitian 25 Oktober 2021
2 Pelaksanaan penelitian siklus I 10 November 2021
3 Pelaksanaan penelitian siklus II 13 November 2021
4 Pengelolaan data 20 November 2021
5 Penyusunan laporan 06 Desember 2021
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan penelitian
Berdasarkan gambar tabel 1 maka penjabaran atau tahapan yang dilakukan ole
peneliti selama penelitian berlansgung yaitu sebagai berikut:
1) Persiapan penelitian pada tahap ini peneliti menyiapkan apa saja bahan penelitian
yang di butuhkan seperti mempersiapkan instrumen observasi, wawancara, maupun
tes untuk mengukur hasil belajar siswa dan melihat kelayakan soal tes yang telah di
buat terutama berkonsultasi dengan pihak sekolah dengan penentuan jadwal serta
metode pengajaran yang digunakan pada pembelajaran dari maksud hal tersebut
untuk memastikan bahwa persiapan tersebut benar-benar matang.
2) pada pelaksanaan penelitian tahap siklus I peneliti melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan siswa menggunakan “materi lingkungan alam dan lingkungan
buataan” sebagai materi belajar mengajar guna untuk melihat perkembangan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada saat pelaksanaan penelitian berlangsung.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara tatapan muka dengan sarana untuk
berkomunikasi dengan siswa guna untuk mengumpulkan data wawancara yang
dibutuhkan tentang motivasi belajar siswa penerapan model pembelajar cooperative
script yang telah di gunakan, peneliti menggunakan pembelajaran IPS untuk
memberikan tugas tes sebagai alat untuk mengukur hasil belajar siswa setelah
penerapan motivasi belajar. Selain beberapa kegiatan tersebut peneliti akan
melakukan kegiatan refleksi Bersama observasi dan guru kelas untuk melakukan
Tindakan selanjutnya pada tahap siklus II apa saja yang perlu di perbaiki.
3) Pelaksanaan penelitian siklus II yaitu pelaksanaan penelitian yang dilakukan untuk
memperbaiki pelaksanaan atau kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga
dengan demikian hasil atau data yang diperoleh dapat dioptimalkan pada
pelaksanaan penelitian disiklus II. Harapannya dengan demikian mempermudah
peneliti mengamati kekurangan pada pelaksanaan awal atau Tindakan awal siklus I,
pengumpulan data yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan pembelajaran
disiklus I akan tetapi peneliti dan observer akan lebih jelas untuk memperhatikan
kegiatan siswa selama pelaksanaan siklus II berlangsung khususnya memperhatikan
aktivitas dan belajar siswa pada saat peneliti melakukan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran cooperative script.
4) Pengolahan data pada tahap ini peneliti mengolah data yang telah diperoleh dari hasil
pelaksanaan penelitian dengan harapan data yang diperoleh dapat dikatakan akurat
dan penelitian yang dikatakan berhasil ketika ada peningkatan aktivitas dan motivasi
belajar siswa setelah menerapkan penggunaan cooperative script.
5) Pada tahap ini peneliti Menyusun data yang telah di olah sehingga menjadi sebuah
laporan yang ilmiah dan data yang diperoleh dapat dinyatakan valid dari hasil
penelitian yang telah dilakukan dan penelitian yang telah dilakukan dikatakan
berhasil dalam memperbiki masalah yang terjadi di kelas 3 SDN Merjosari 1 Kota
Malang.
C. Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi yaitu keseluruhan subjek penelitian disamping itu juga dapat
diartikan populasi yaitu jumlah keseluruhan dari unit analisis ciri-cirinya diduga.
Suharsimi Arikunto, (2007) mengatakan bahwa “Populasi yaitu wilaya
generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanya.” Disamping dapat juga diartikan populasi yaitu jumlah
keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya dapat diduga. Dalam penelitian ini
populasinya yaitu kelas III yang ada pada sekolah.
Populasi pada penelitian ini ditujukan kepada kelas III SDN Merjosari 1 Kota
Malang semester genap tahun ajaran 2022/2023. Kelas III di SDN Merjosari 1 Kota
Malang terdiri dari satu kelas. Pemilihan populasi ini berdasarkan pada hasil dari
observai awal yang dilakukan di kelas 3 SDN Merjosari 1 Kota Malang yang
ditunjukkan dengan rendahnya aktivitas dan motivasi belajar siswa.
2. Sampel
Sampel merupakan penelitian yang dilakukan terhadap sebagian saja atau wakil
dari populasi, akan tetapi hasil penelitianya berlaku bagi dsemua subjek yang tergabung
sebagai populasi. Oleh karena itu, sampel merupakan bagian jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi.
Sampel yaitu sebagian wakil dari populasi yang diteliti berpendapat yaitu sampel
ialah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Kelas III berjumlah 28
siswa dimana 10 diantaranya siswa laki-laki dan 18 diantaranya perempuan. Untuk
pengambilan sampel pada penelitian ini maka peneliti akan mengambil keseluruhan
siswa dari populasi yang ada dan akan dijadikan sampel penelitian ini yakni 28 siswa
(seluruh siswa anggota kelas III).
D. Variabel Penelitian
Variabel bebas (indenpenden) merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab
munculnya variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu motivasi belajar siswa.
Variabel bebas ini merupakan variabel: sebagai berikut:
1. Variabel penelitian merupakan apa saja yang hendak menjadi fokus pada suatu hal
yang di teliti dan tentang apa saja yang akan menjadi objek dari suatu penelitian.
Pada penelitian ini ada dua variabel yang akan menjadi objek penelitian ini, antara
lain variabel bebas (independen) dan variabel terikat (denpenden) dengan
penjeleasan yang akan mempengaruhi munculnya variabel terikat yakni setelah
adanya upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. sebagai hasil belajar maka akan
berpengaruh untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Variabel terikat (denpenden) merupakan variabel yang muncul setelah adanya
variabel bebas dan munculnya variabel ini disebabkan adanya pengaruh yang di
sebabkan oleh variabel bebas seperti yang telah dijelaskan di atas maka muncullah
variabel terikat ini. Pada penelitian ini variabel terikatnya yaitu upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan model pembelajaran
cooperative script kelas 3 SDN Merjosari 1 Kota Malang.

E. Teknik Dan Istrumen Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu dengan
menerapkan empat tahapan pengmpulan data yakni Observasi,
wawancara, catatan harian, dan tes. Selain” teknik  pengumpulan  data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian yaitu
mendapatkan data”. Adapun rician kegiatan yang akan di lakukan pada tahapan tersebut
yaitu sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi, dilakukan dengan bersamaan pada tahap Tindakan. Pada kegiatan
penelitian terdahulu pembelajaran dilaksanakan dengan peneliti dan guru dikelas III
dengan menggunakan cooperative script sekaligus dilakukan Tindakan pengamatan oleh
observer menggunakan lembar observasi.
Obsevasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang
terjadi pada pelaksanaan belajar mengajar di kelas bersama dengan peserta didik.
Obsevasi ini merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan tindakan yanga akan
dilakukan pada setiap tahapan siklus.
Oleh sebab itu Larasati, (2017) menyatakan bahwa “Hasil penelitian ini menunjukkan dal
am  pembelajaran  observasi  lapangan,  Observasi  atau pengamatan yaitu suatu teknik
atau cara mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung”. Pada penelitian ini observasi dilakukan dengan cara mengamati
setiap kegiatan yang berlangsung selama proses belajar mengajar dan setiap Tindakan
pada pelaksanaan siklus. Observasi di lakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer
yang telah ditentukan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka akan ditemukan
setiap kelemahan yang terjadi sehingga dengan demikian peneliti dapat menindak lanjuti
untuk siklus selanjutnya. Dalam Pelaksanaan penelitian Tindakan kelas observasi
menjadi instrument utama yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam penelitian.
b. Wawancara
Hasil wawancara dengan Bapak Bobby Aldin Pamungkas,S.Pd selaku guru wali
diKelas III SDN Merjosari 01 Kota Malang mengatakan bahwa masih banyak
kekurangan materi s ehingga siswa kurang fokus belajar dan masih banyak siswa ngobrol
dengan teman lain sehingga siswa kurang  perhatikan didepan kelas pada saat guru
memberikan materi pembelajaran kepada siswa,dan di SDN merjosari 1 kota malang
belum menggunakan media pembelajaran, guru hanya fokus pada materi tetapi tidak
menggunakan media pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran  didalam kelas melalui
penerapan model pembelajaran cooperative script untuk meningkatkan  hasil belajar.
peserta  didik. Adapun  tujuan   penelitian  tindakan   kelas  ini  yaitu  untuk  mengetahui  
 cara   penerapan   model pembelajaran cooperative script   untuk  meningkatkan hasil
belajar siswa peserta didik.Pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran
Cooperative Script pada wawancara dengan guru kelas menerapkan bahwa hasil belajar
masih rendah.
Wawancara merupakan teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan
baik secara tatap muka maupun melalui saluran media tertentu. Oleh karena itu
wawancara atau inteviu adalah instrumen penelitian yang sering digunakan untuk
mengumpulkan data dalam PTK. Selain itu Hidayat, (2020) mengemukakan bahwa
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam satu topik. Pada penelitian ini,
dilakukan wawancara yang disusun sedemikian rupa guna untuk mendapatkan data yang
lebih banyak dari sekolah maupun dari hasil observasi yang sudah dilakukan. Pada
Tindakan wawancara pewawancara membawa pedoman wanwancara yang sudah dibuat
dan secara garis besar dan pengembangannya dilaksanakan pada saat wawancara sedang
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data tambahan data serta untuk
mengecek keabsahan data hasil observasi. Wawancara ini dalkukan dengan bantuan alat
berupa hand phone dan juga dicatat oleh pewawancara. Wawancara ini dilakukan dengan
guru kelas III SDN Merjosari 1.
Wawancara ini dilakukan sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran
menggunakanmotivasi belajar siswa. Wawancara sebelum dilaksnakan pembelajaran
dilakukan agar mengetahui model pembelajar yang digunakan saat mengajar serta kelas
yang tingkat aktivitas belajarnya paling rendah. Wawancara setelah penerapan dilakukan
agar mengetahui tanggapan guru kelas III SDN Merjosari terkait pelaksanaan
pembelajaran menggunakan motivasi belajar. Wawancara dengan siswa dilakukan
sebelum dan sesudah penggunaanmodel pembelajaran cooperative script. Wawancara
sebelum penerapan pelaksanaan pembelajaran dilakukan agar mengetahui model
pembelajaran yang sering digunakan guru pada saat mengajar dan bagaimana tanggapan
selama proses belajar mengajar berlangsung. Wawancara sesudah penggunaan
cooperative scriptdilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa tentang
yangcooperative script digunakan pada saat pembelajaran berlangsung dan kesulitan apa
saja yang dihadapi pada saat pembelajaran.
C. Catatan Harian (Field Note)
Catatan harian adalah Teknik mengumpulkan data dengan cara mencatat setiap
kejadian pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Instrumen catatan ini berguna
untuk melihat perkembangan siswa selama Tindakan dalam melakukan proses
pembelajaran. Pada penelitian ini catatan dituliskan oleh peneliti dan di bantu oleh
teman sejawat, dan dilaksanakan setelah suatu proses Tindakan berlangsung, untuk
menjaga objektivitas fakta yang ditemukan, hal-hal yang ditulis adalah bersentuhan
secara langsung dengan fokus masalah guna untuk memperbaiki pada Tindakan
berikutnya, catatan dituliskan dengan kata-kata yang singkat dan jelas.
d. Tes
Tes adalah Teknik instumen pengumpulan data yang digunakan oleh seorang
peneliti untuk mengukur kemampuan siswa setelah adanya perlakuan atau Tindakan.
Oleh sebab itu pada penerapan penelitian ini Teknik pengumpulan data dengan
instrument tes berguna untuk mengukur keberhasilan siswa dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS peningkatan hasil belajar setelah
menggunakan cooperative script. Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen PTK yaitu pedoman yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data
yang diinginkan. Oleh sebab itu pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data berdasarkan rumusan masalah Slameto, (2015) Mengatakan bahwa
“Instrumen variabel motivasi belajar berupa skala likert dengan pernyataan sebanyak 30
butir pernyataan yang dilengkapi dengan 5 pilihan jawaban yaitu Selalu, Sering,
Kadang-Kadang,Jarang, dan Tidak Pernah. Setiap pilihan jawaban yang diajukan
memiliki skor 1 sampai 5.” Instrumen diuji cobakan kepada 28 peserta didik. Pada
tahap uji coba instrumen dilakukan pengujian validitas dan perhitungan koefisien
reliabilitas. Pengujian validitas instrumen kemandirian belajar juga dilakukan oleh dosen
pembimbing dan pakar kemandirian belajar.
F. Teknik Analisis Data
analisi data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan bukan untuk
digeneralisasikan,melainkan bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkan, atau
perubahan sebagaimana yang diharapkan. Hal ini masalah yang diangkat dalam PTK
bersifat kasuistik, artinya masalah yang spesifik terjadi atau dihadapi oleh peneliti yang
melakukan PTK merupakan alternatif pemecahan masalah dalam dalam melakukan
belum tentu akan memberikan hasil yang sama untuk kasus serupa. Maka dari itu ketika
PTK berhasil menunjukan terjadinya perbaikan, peningkatan motivasi belajar siswa, atau
perubahan sebagaimana yang diharapkan, makan berarti sekaligus peneliti dan guru telah
berhasil menemukan model dan prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap
upaya pemecahan masalah tersebut.
Analisis data adalah hal penting yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk melihat
hasil penelitian yang dilakukan atau mengolah data tersebut menjadi data layak
dinyatakan data ilmiah. Selain itu juga proses belajar. Prinsip ini berlaku baik bagi
perilaku yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang siswa. menyatakan bahwa
”menganalisis data adalah suatu proses pengolahan dan menginterpretasi data dengan
tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki
makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian”. Oleh karena itu, pada
pelaksanaan penelitian ini peneliti akan menganalisis data dengan menggunakan
penelitian tindakan kelas untuk menentukan peningkatan aktivitas belajar khususnya
pada keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar pada saat proses
penelitian berlangsung di kelas III.
G. Evaluasi
Evaluasi dan refleksi Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti dan guru observer
adalah melihat bagaimana hasil dari tindakan yang telah di lakukan guna untuk maju
pada tahap evaluasi atau perbaikan terhadap tindakan yang telah di lakukan. Peneliti
berdiskusi guru observer untuk merencanakan tindakan yang akan di lakukan selanjutnya
untuk memperbaiki hasil dari tindakan pada siklus I yang belum maksimal. Selain itu
juga tidak lupa untuk mengumpulkan pendapat siswa tentang tindakan yang telah di
lakukan, mengevaluasi proses pembelajaran dan hasil belajar yang telah di lakukan,
melihat apa saja kesulitan yang dialami oleh siswa pada saat tindakan, dan mengacu pada
penilaian guru oleh teman sejawat. Kegiatan evaluasi ini di lakukan untuk menjadi acuan
pada siklus berikutnya sampai dengan proses yang maksimal dalam penggunaan
cooperative script untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
H.  Refleksi
Refleksi  Siklus 1 Tahap  refleksi  pembelajaran  siklus  1,  peneliti  dan menganal
isishasil   tindakan  siklus  1,  berkaitan  dengan   aspek   atau   permasalahan-
permasalahan yang telah dan belum berhasil dipecahkan setelah pembelajar an siklus 1.
Refleksi Motivasi Siswa Pembelajaran siklus I, sebanyak 28 siswa dari siswa
termotivasi.Persentase motivasi siswa yaitu 83%.Siswa mendengarkan penjelasan yang
diberikan guru.Siswa tidak keluar masuk kelas, siswa menyelesaikan langkah-langkah
pembelajaran, kemudian siswa mampu menyimpulkan pembelajaran.
Refleksi Siklus 2 Tahap ini,peneliti menganalisis hasil tindakan siklus 2, berkaitan
dengan permasalahan yang telah dan belum berhasil dipecahkan. Setelah diberi tindakan
siklus 2, diharapkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran sejarah semakin
meningkat, yang ditunjukkan dengan minimal 80% siswa secara klasikal memperoleh
skor motivasi belajar ≥ 123.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R., & Rasto, R. (2019). Motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar siswa.
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper), 4(1), 80-86
Suharsimi, Arikunto. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Askara.
Astiani, N., Halimah, M., & Hidayat, S. (2018). Pengaruh Media Papan Flanel terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(2), 317-
325.
Andariana, F. T. P. (2019, November). Pembelajaran IPS Materi Lingkungan Alam Dan
Lingkungan BUATAN BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING MELALUI MEDIA KOMIK INTERAKTIF. In Prosiding Seminar
Nasional PGSD UNIKAMA (Vol. 3, No. 1, pp. 114-120).
Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Askara.
A'la, R., & Subhi, M. R. I. (2016). Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa.
Madaniyah, 6(2), 242-259.
Asiah, S. (2016). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tema lingkungan alam dan
lingkungan buatan siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kepanjen I
Jombang .
Arikunto, suharsimi dkk. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Askara.
Darojat, Q., Ani, H. M., & Suyadi, B. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Script Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan
Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 12(2),
207-213.
Hamdah, L. (2022). Problematika Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII dalam Pembelajaran
Bahasa Arab SMP IT Yapidh. Ta'limi| Journal of Arabic Education and Arabic
Studies, 1(1), 1-19.
Herwandannu, B. (2018). Menigkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 SDN 2 Slempit
Kedamean Gresik. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(12).
Harefa, D., Gee, E., Ndruru, M., Sarumaha, M., Ndraha, L. D. M., Ndruru, K., &
Telaumbanua, T. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan
Matematika), 6(1), 13-26
Iskandar, U. (2013). Kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru. Jurnal
visi ilmu pendidikan, 10(1).
Indriani, Ari. (2016) "Pengaruh motivasi belajar siswa kelas V terhadap prestasi belajar
matematika di SD Negeri Bejirejo Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora." JIPM
(Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) 4.2: 134-139.
Kantun, S. (2020). PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI LINGKUNGAN
ALAM DAN BUATAN DENGAN MEDIA GAMBAR. Jurnal Pendidikan
DEWANTARA: Media Komunikasi, Kreasi dan Inovasi Ilmiah Pendidikan, 6(2),
32-42
Kurniawati, L., Ganda, N., & Mulyadiprana, A. 2021 Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Permainan Monopoli Pada Pelajaran IPS SD. PEDADIDAKTIKA: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 8(4), 860-873.
Larasati, Diyas Age. "observasi lapangan terhadap hasil belajar IPS SD." Jurnal
Pengembangan Pendidikan Dasar 1.1 (2017): 1-10.
Magdalena, I., Fatharani, J., Oktavia, S. A., & Amini, Q. (2020). Peran guru dalam
mengembangkan bakat siswa. PANDAWA, 2(1), 61-69.
Mahdalena, S., & Sain, M. (2020). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Cooperative Script Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Kelas VA Siswa Sekolah Dasar Negeri 010 Sungai Beringin. Asatiza: Jurnal
Pendidikan, 1(1), 118-138.
Minsih, M. (2018). Peran guru dalam pengelolaan kelas. Profesi pendidikan dasar, 5(1), 20-
27.
Muderawan, I. W., Wiratma, I. G. L., & Nabila, M. Z. (2019). Analisis Faktor-Faktor
Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Pelajaran Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia
Indonesia, 3(1), 17-23.
Nur, E. R., Wakidi, M. B., & Basri, M. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative
Script Terhadap Hasil Belajar (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Volume,
5.
Pratama, F., Firman, F., & Neviyarni, N. (2019). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap
hasil belajar ipa di sekolah dasar. Edukatif: jurnal ilmu pendidikan, 1(3), 280-286.
Palunga, R., & Marzuki, M. (2017). Peran guru dalam pengembangan karakter peserta didik
di sekolah menengah pertama negeri 2 depok sleman. Jurnal Pendidikan Karakter,
7(1).
Putra, R. E. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan
Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 51/II Desa Paku
Aji Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo. Jurnal Muara
Pendidikan, 3(2), 124-136.
Rahmah, R., & Hamid, S. (2020). Pola Asuh Orangtua Terhadap Dorongan Aktivitas
Belajar dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Di Kabupaten Maros. Bosowa
Journal of Education, 1(1), 1-4.
Ricardo, R., & Meilani, R. I. (2017). Impak Minat dan Motivasi Belajar terhadap Hasil
Belajar Siswa (The impacts of students’ learning interest and motivation on their
learning outcomes). Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1), 79-92.
Sugiyono, (2016). Metode Penelitian Pendekatan Tindakan Kelas R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunadi, L. (2013). Pengaruh motivasi belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA
Muhammadiyah 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), 1(3).
Slameto, Slameto. (2015) "Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas." Scholaria:
Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan 5.2 . 60-69.
Sunardin, S. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS melalui
Penerapan Model Project Based Learning. Indonesian Journal of Educational
Studies, 21(2).
Sitepu, R. (2015). Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode
Cooperative Script Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII-2 SMP Negeri 8
Kota Tebing Tinggi. Jurnal Handayani PGSD Fip Unimed, 3(1).
Simbolon, N. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik.
Elementary School Journal Pgsd Fip Unimed, 1(2).
Setiawati, L., & Sudira, P. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar praktik
kejuruan siswa SMK program studi keahlian teknik komputer dan informatika.
Jurnal Pendidikan Vokasi, 5(3), 325-339.
Syaparuddin, S., & Elihami, E. (2019). Peningkatan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran IPS di sekolah paket c. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 187-200
Siregar, N. (2018). Keterampilan Membaca Menggunakan Cooperative Script. Al-Razi,
18(2), 1-10.
Timang, Y. L., & Nashrullah, N. (2021). HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 16 BANAWA SELATAN.
Elementary School of Education Journal, 9(2), 189-198.
Warti, E. (2016). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS siswa di SD
Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, 5(2), 177-185.
Wibowo, I. S., & Maqfirotun, S. (2016). Peran guru dalam membentuk tanggung jawab
siswa kelas V sekolah dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 1(1), 61-72.
Yusuf, S. (2019). Hubungan Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran pkn
Kelas V Gugus V Kota Bengkulu. Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 12(1), 49-54.
Yuanta, F. (2020). Pengembang pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada siswa sekolah
dasar. Trapsila: Jurnal Pendidikan Dasar, 1(02), 91-100.
Zuldafrial, (2012). Hipotensi Penelitian. Surakarta: Yuma Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai