Anda di halaman 1dari 2

Pembelajaran di Indonesia dinilai belum diukur dengan baik terhadap proses belajar atau

hasil belajar siswa. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa suatu proses kegiatan belajar
di kelas biasanya dikembangkan secara interaktif sehingga tidak dapat mendorong kreativitas,
berpikir kritis, dan kemampuan analisis siswa. Sampai saat ini kompetensi hasil belajar yang
dimiliki siswa merupakan tolak ukur yang kurang diperhatikan oleh pendidik dan juga hasil
belajar siswa masih belum bisa membawakan hasil yang baik (Kemdikbud, 2015). Pembelajran
PAUD pada dasarnya bertujuan guna mengenalkan pembelajaran aktif melalui berbagai kegiatan
langsung-hand-on pada grup kecil, individu, ataupun grup besar. Pendidik sejatinya tidak
mengambil alih gagasan peserta didik, yang mana peserta didik wajib mengikuti gagasan
pendidik, namun dorongan yang diberikan pendidik bertujuan supaya peserta didik menjadi
pembelajar yang aktif yang mempunyai gagasan dan cara belajarnya sendiri. Dukungan yang
seperti itu sangatlah penting untuk mendorong terciptanya hubungan atau interaksi pengalaman
ataupun pengetahuan yang telah dimiliki oleh anak dengan apa yang saat ini mereka pelajari
(Suryana, 2015).

Keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah tidak terlepas dari motivasi kerja dan
kinerja guru yang mengajar di lembaga tersebut. Semakin baik motivasi kerja yang diberikan dan
kinerja guru, maka akan lebih terbuka peluang guna tercapainya suatu tujuan tujuan pendidikan
yang lebih optimal pada sekolah (Utami et al., 2019). Begitupun kebalikannya semakin
rendahnya motivasi kerja dan kinerja guru, maka akan semakin sulit saat mencapai tujuan
pendidikan yang lebih optimal (Awaru & Ernawati, 2015). Kinerja yang dicapai oleh seorang
adalah output seseorang yang mengetahui apakah seseorang sudah mencapai bimbingan yang
sudah diinginkan atau belum baik dilihat dari sisi kualitas dan juga sisi kuantitas (Paizal et al.,
2019). Mencapai kinerja yang dikehendaki, seorang pendidik diwajibkan tahu benar apa yang
diinginkan oleh kepala sekolah. Pendidik juga diwajibkan mempunyai keinginan dan
keterampilan buat merampungkan tugas yang sudah diberikan oleh kepala sekolah (Gusman,
2014).

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di TKIT Ananda Jember yang berkaitan
kinerja guru ditemukan masih terdapat kurangnya motivasi yang didapat. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah upaya meningkatkan motivasi terhadap kinerja guru melalui pelatihan
pembiasaan memotivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah TKIT Ananda.
Dari latar belakang dan permasalahan yang sudah disampaikan, maka rumusan masalahnya
adalah?

1. Apakah faktor yang mempengaruhi kurangnya motivasi terhadap kinerja guru?


2. Bagaimana dampak yang mempengaruhi kurangnya motivasi terhadap kinerja guru?
3. Bagaimana cara kepala sekolah meningkatkan motivasi terhadap kinerja guru?

Kajian Pustaka

2.1 Pengertian Motivasi dan Kinerja Guru

2.1.1 Pengertian Motivasi

2.1.2 Pemgertian Kinerja Guru

2.2 Dampak Kurangnya Motivasi terhadap Kinerja Guru

2.3 Upaya Meningkatkan Motivasi Terhadap Kinerja Guru

Anda mungkin juga menyukai