KELAS A
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayangnya kami dapat meyelesaikan makalah mengenai “Konsep Dan
Literatur Terkait Konsep Kesehatan Dan Gizi” ini dengan baik dan benar. Tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Deditiani Tri Indrianti., S.Pd., M.Sc Selaku
dosen pengampu mata kuliah Kesehatan dan Gizi yang telah memberikan dukungan
serta kepercayaan yang begitu besar kepada kami sehingga kami dapat mengetahui
tentang Kesehatan dan Gizi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 2
BAB 2. KONSEP KESEHATAN DAN GIZI UNTUK ANAK USIA DINI .......................... 3
2.1 Kesehatan Anak Usia Dini .......................................................................................... 3
2.2 Gizi Anak Usia Dini ................................................................................................... 5
BAB 3. DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK ................................................................. 9
3.1 Pertumbuhan .............................................................................................................. 9
3.2 Perkembangan .......................................................................................................... 11
BAB 4. KONSEP GIZI SEIMBANG BAGI ANAK USIA DINI ........................................ 14
4.1 Kategori dan Keadaan Gizi ....................................................................................... 14
4.2 Makanan dan Zat Makanan....................................................................................... 15
4.3 Fungsi Makanan ....................................................................................................... 22
BAB 5. METABOLISME DAN SISTEM PENCERNAAN PADA ANAK USIA DINI ..... 27
5.1 Sistem Pencernaan Anak Usia Dini ........................................................................... 27
5.2 Metabolisme Anak Usia Dini.................................................................................... 30
BAB 6. PENILAIAN STATUS GIZI ANAK USIA DINI .................................................. 34
6.1 Konsep Penilaian dan Status Kesehatan Anak Usia Dini ........................................... 34
6.2 Anatomi dan Fisiologis Anak Usia Dini .................................................................... 38
BAB 7. PENUTUP ............................................................................................................ 42
Kesimpulan .................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 43
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana konsep gizi seimbang bagi anak usia dini
4. Bagaimana metabolisme dan system pencernaan pada anak usia dini
5. Bagaimana penilaian status gizi anak usia dini
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep kesehatan dan gizi pada anak usia dini
2. Untuk mengetahui dasar tumbuh kembang anak
3. Untuk mengetahui metabolisme dan system pencernaan pada anak usia
dini
4. Untuk mengetahui penilaian status gizi anak usia dini
2
BAB 2. KONSEP KESEHATAN DAN GIZI UNTUK ANAK USIA DINI
2.1 Kesehatan Anak Usia Dini
Dunia kesehatan anak dalam dunia kedokteran biasa disebut dengan pediatri.
Pediatri atau ilmu kesehatan anak adalah spesialisasi kedokteran yang berkaitan
dengan bayi dan anak-anak. Kata pediatri diambil dari dua kata Yunani kuno, yaitu
paidi, yang berarti "anak", dan iatros yang berarti "dokter". Sebagian besar dokter
anak merupakan anggota dari badan nasional, seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia,
American Academy of Pediatrics, atau Canadian Pediatric Society dan Abraham
Jacobi adalah Bapak Pediatri Dunia (Abdul Qodir Shaleh, 2008).
3
dan perkembangan anak sangat cepat frekuensinya. Perkembangan dan pertumbuhan
yang cepat harus diimbangi dengan perawatan kesehatan yang memadai. Tidak hanya
dokter yang harus berperan aktif dalam usaha kesehatan anak, tetapi orang tua juga
harus mampu memahami, mengenali, dan memberikan tindakan dan penanganan
yang tepat apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada kesehatan anak. Orang
tua harus menjadi pengasuh yang siaga bagi anak-anaknya. Siaga dalam arti selalu
waspada terhadap apa yang ada di sekitar anak-anaknya, yaitu mulai dari apa yang
dimakan atau diminumnya, permainan apa yang dilakukannya, bendabenda apa yang
ada di sekitar sang anak, yang suatu saat pasti akan dijamah anak karena anak selalu
ingin tahu terhadap benda-benda baru dan menarik baginya, sampai pada pengaruh
lingkungan yang bisa membahayakan kondisi kesehatan anak.
Pada saat anak mengalami gangguan kesehatan, orang tua juga harus
memberikan penanganan yang tepat dan cepat sebelum dibawa ke dokter. Pada saat
mengunjungi dokter, orang tua harus bisa memilih hal yang baik dan tepat bagi
kesehatan anaknya. Hal yang paling penting adalah mengunjungi dokter spesialis
anak karena semua dokter anak bisa menangani penyakit anak. Tapi, hal yang perlu
diingat adalah bahwa tidak semua dokter anak mampu mendalami bidang-bidang
permasalahan kesehatan yang terjadi pada anak. Oleh karena itu, dokter anak bisa
dibagi menjadi dua, yaitu dokter spesialis anak umum dan dokter spesialis anak yang
mempunyai keahlian dalam bidang tertentu atau mempunyai subspesialisasi tertentu.
4
terhadap faktor lingkungan ini sangat penting agar anak bisa mendapatkan
perlindungan dari bahaya penyakit-penyakit berbahaya yang didapatkan dari
lingkungan, seperti adanya bakteri, nyamuk, infeksi, atau zat-zat beracun.
Selain itu, segala sesuatu yang ada di sekitar rumah pun juga memberikan
andil bagi kesehatan anak. Lingkungan rumah yang tidak bersih, kumuh, tidak
terawat dengan baik, sampah menumpuk di mana mana, atau dekat dengan genangan
air yang tidak mengalir juga bias memberikan andil bagi masalah kesehatan pada
anak. Selain itu, faktor air yang dikonsumsi, makanan yang dikonsumsi, dan asupan
gizi yang tidak mencukupi juga memberi andil bagi buruknya kesehatan anak.
Singkatnya, sangat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan anak, dan
hal ini menuntut perhatian yang seksama dari orang tua.
5
Tingkatan gizi yang kurang dapat dalam bentuk ringan, sedang, atau berat. Begitu
juga dengan tingkatan gizi yang lebih, dapat dalam bentuk ringan, sedang, atau berat
(Dep. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).
Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung nilai gizi cukup.
Artinya makanan yang disajikan harus mencakup tiga kelompok utama, yaitu
kelompok bahan makanan sumber zat tenaga (karbohidrat sebagai sumber energi), zat
pembangun (protein dalam tubuh sebagai sumber amino untuknpertumbuhan dan
pembentukan sel tubuh), dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Khusus untuk anak-
anak, termasuk anak usia dini, bias ditambahkan kelompok makanan yang berasal
dari susu (dairy food) yang memiliki kandungan protein yang tinggi, karbohidrat,
lemak, beberapa vitamin, dan lebih dari 14 jenis mineral (Ayahbunda, 2000).
Di samping bergizi, makanan yang dikonsumsi anak usia dini harus seimbang.
Hal ini disebabkan tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung semua jenis
zat gizi secara lengkap. Untuk itu, setiap ibu perlu memasukkan bahan makanan dari
masing-masing kelompok ini dalam menyiapkan menu anak setiap harinya.Untuk itu,
6
sejak dini anak diperkenalkan dan dibiasakan untuk mengkonsumsi sebanyak
mungkin jenis makanan dengan memperhatikan kebersihan dan cara pembuatannya
sehingga anak lebih sehat dalam masa tumbuh kembangnya.
7
usia dini ternyata sangat tergantung pada asupan gizi yang diterima. Makin tinggi
kualitas asupan gizi yang diterima, makin tinggi pula status kesehatan anak, dan
tinggi-rendahnya status kesehatan anak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya (Depdiknas, 2007).
8
BAB 3. DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK
3.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan menurut teori Deprivasi Pertumbuhan merupakan suatu patokan
yang pasti, sesorang anak memiliki patokan tersebut sejak lahir, yang bersifat
tunggal.Ia tetap berada pada kurva pertumbuhan tersebut selama hidupnya.Ia akan
jatuh ke keadaan terganggu manakala faktor lingkungan tidak mendukung.
Sedangkan menurut teori Homeostatik Pertumbuhan merupakan faktor genetik yang
berperan dalam memberikan ruang pertumbuhan potensial, suatu kawasan
berspektrum luas.Faktor lingkungan membentuk kurva pertumbuhan pada kawasan
tersebut, dikontrol oleh mekanisme homeostatik.
Setiap individu yang normal akan mengalamai tahapan/ fase perkembangan. Yang
berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu
akan mengalami fase-fase perkembangan dan bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan
masa tua. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu.Yang merupakan hasil
9
perkembangan dan tahap sebenarnya yang merupakan syarat bagi perkembangan
selanjutnya.
Secara garis besar faktor lingkungan dapat dibagi menjadi dua yaitu: lingkungan
prenatal dan lingkungan pascanatal. Lingkungan prenatal (lingkungan dalam
kandungan) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu: gizi ibu pada waktu
hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia.
Faktor lingkungan pascanatal (lingkungan setelah lahir) yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan anak yaitu: lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor
psikososial,faktor keluarga, dan faktor adat istiadat.
10
3.2 Perkembangan
Anak Usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-8 tahun. Masa
usia dini adalah masa yang paling mendasar bagi perkembangan anak selanjutnya.
Selain itu, pada masa juga disebut masa pengembangan diri.Perkembangan anak usia
dini memiliki beberapa aspek yaitu aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, seni dan
sosial-emosional. Aspek- aspek tersebut tidak dapat berkembang sendiri-sendiri,
melainkan aspek-aspek tersebut saling berkaitan.apabila salah satu aspek tidak dapat
berkembang dengan baik maka aspek-aspek yang lainnya juga terhambat
perkembangannya.
Perkembangan Fisik-Motorik
Pada masa usia dini, pertumbuhan tinggi dan berat badan relatif seimbang, tetapi
secara bertahap tubuh anak akan mengalami perubahan. Apabila dimasa bayi anak
memiliki penampilan yang gemuk maka secara perlahan tubuhnya akan berubah
menjadi lebih langsing, sedangkan kaki dan tangannya mulai memanjang.
Perkembangan motorik anak juga sudah berkembang baik. Jika pada usia 1 tahun
anak ada yang belum terampil berjalan, maka pada usia 2,5 tahun anak umumnya
sudah dapat berlari, melompat, menendang bola, dan memanjat. Setiap gerakannya
sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini ditandai dengan
kelebihan gerak atau aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan
11
motorik yang cukup gesit dan lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa ideal
untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis,
menggambar, melukis, berenang, main bola dan atletik.
Perkembangan Kognitif
Faktor kognitif mempunyai peranan yang penting bagi keberhasilan anak dalam
belajar karena sebagian besar aktifitas dalam belajar selalu berhubungan dengan
masalah mengingat dan berfikir. Perkembangan struktur kognitif berlangsung
menurut urutan yang sama bagi semua anak.
Perkembangan Bahasa
12
Pada usia dini, emosi anak mulai matang. Anak mulai menyadari akibat-akibat
dari tampilan emosinya. Anak mulai memahami perasaan orang lain, misalnya
bagaimana perasaan orang lain apabila disakiti maka anak belajar mengendalikan
emosinya.
Perkembangan Seni
13
BAB 4. KONSEP GIZI SEIMBANG BAGI ANAK USIA DINI
Pemberian gizi sehat disarankan dimulai sejak anak dalam usia kandungan
hingga usia 3 tahun. Hal ini untuk membantu mengembangkan pertumbuhan sel-sel
otak pada anak sejak mereka bayi. Dari usia kehamilan 6 bulan hingga anak berusia 2
tahun, pertumbuhan anak akan sangat cepat karena itu diperlukan banyak gizi untuk
menyeimbangkannya. Gizi-gizi penting yang dibutuhkan anak pada rentang waktu
tersebut adalah protein, karbohidrat, Vitamin B1, B6, asam folat, yodium, zat besi,
seng, AA, DHA, sphyngomyelin, sialic acid, dan asam-asam amino
seperti tyrosine dan tryptophan.
Semua kebutuhan tersebut bisa didapatkan oleh anak dari Air Susu Ibu (ASI).
Itulah kenapa ibu disarankan untuk memberikan ASI selama anak berada pada usia
dini. Untuk anak usia balita, lakukan pemantauan pertumbuhan anak dengan cara
penimbangan setiap bulan dan pengisian grafik Kartu Menuju Sehat (KMS). Ini
adalah alat bantu pemantauan gerak pertumbuhan karena pencatatan berat badan akan
menggambarkan kecukupan gizi anak.
14
5. Jika anak susah makan, ibu harus bersabar. Hindari memberikan susu atau
makanan kegemaran.
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung enam jenis nutrisi
penting bagi tubuh, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Berdasarkan ke enam jenis nutrisi tersebut, maka zat makanan yang dibutuhkan oleh
manusia dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu makanan makro atau
makro nutrien dan makanan mikro atau mikro nutrien.
Berikut ini adalah macam-macam zat makanan dan fungsinya pada manusia.
15
1. Karbohidrat
Menurut WHO, 246 juta orang di dunia ini mengidap penyait diabetes.
Jumlah tersebut menunjukkan hampir 6 persen dari populasi orang dewasa di dunia.
Karena jumlahnya yang besar tersebut, maka diabetes sering disebut sebagai “The
Silent Epidemi” atau penyakit yang tersembunyi. Penyebab utama dari diabetes
sendiri adalah gaya hidup tidak sehat. Olahraga yang teratur dan pengaturan pola
makan dapat mengurangi atau menunda diabetes lebih dari 50 persen.
2. Protein
16
(protein hewani) atau dari tumbuhan (protein nabati). Bahan makanan yang
mengandung protein hewani, antara lain daging, ikan, telur, susu, dan keju.
3. Lemak
Lemak (disebut juga lipid) merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
karena merupaan sumber energi terbesar pada tubuh. Lemak menyediakan energi
sebesar 9,3 kkal/gram, mampu melarutkan vitamin A, D, E, dan K, serta berfungsi
dalam menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh. Selama proses pencernaan,
lemak akan dipecah menjadi molekul yang lebih kecil, yaitu asam lemak dan gliserol.
Lemak adalah unit penyimpanan yang baik untuk energi, Kelebihan energi dari
makanan yang kita makan akan diubah menjadi lemak dan disimpan untuk digunakan
pada lain waktu.
4. Vitamin
Meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit pada tubuh, akan tetapi vitamin
diperlukan untuk mengatur fungsi tubuh dan mencegah dari beberapa penyakit.
Vitamin dikelompokkan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B
17
dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Khusus untuk
vitamin D, dapat terbentuk ketika kulit kita terkenasinar matahari, karena di dalam
tubuh terdapat pro vitamin D.
a. Vitamin A
b. Vitamin B
c. Vitamin C
d. Vitamin D
18
Manfaatnya untuk menguatkan tulang dan gigi, membantu
tubuh menyerap kalsium, pembentuk tulang. Sumber vitamin
D antara lain, kuning telur, minyak ikan, susu kedelai, susu.
e. Vitamin E
f. Vitamin K
5. Mineral
Mineral berfungsi untuk menjaga kestabilan asam basa pada tubuh, membantu
dalam proses pembangunan sel, membantu reaksi kimia tubuh, mengangkut oksigen
ke seluruh tubuh, dan membentuk serta memelihara tulang. Beberapa mineral
dibutuhkan tubuh kita dalam jumlah yang sangat sedikit, sebagian yang lain
dibutuhkan dalam jumlah banyak. Berikut ini beberapa mineral dalam tubuh,
manfaat, dan sumbernya.
a. Kalsium (Ca)
19
Manfaatnya untuk bahan pembentuk tulang dan gigi, membantu
kerja otot dan kerja saraf. Sumber: telur, sayuran hijau, dan
kedelai.
b. Fosfor (P)
c. Kalium (K)
d. Natrium (Na)
e. Besi (Fe)
f. Iodium (I)
20
g. Seng (Zn)
6. Air
Sekitar 60 – 80% sel tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Tubuh kita dapat
kehilangan air pada saat bernapas, berkeringat, buang air besar, maupun buang air
kecil (urine). Akan tetapi, minum air bukanlah satu-satunya cara untuk memasok air
ke dalam sel-sel tubuh kita. Tanpa disadari, makanan yang kita makan ternyata
banyak mengandung air. Misalnya, buah apel mengandung 80% air dan daging
mengandung sekitar 66% air.
Air dibutuhkan oleh tubuh sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu
tubuh, pelarut zat-zat gizi lain dan membantu dalam proses pencernaan makanan,
21
sebagai pelumas dan bantalan, media transportasi, dan media pengeluaran sisa
metabolisme.
22
Protein merupakan kandungan yang harus ada dalam makanan sehat untuk
anak sejak dini. Zat ini berfungsi untuk menggantikan dan membentuk jaringan tubuh
yang rusak. Untuk anak, protein berfungsi untuk membentuk jaringan tubuh baru
yang berperan dalam proses pertumbuhan anak. Inilah kenapa dalam komposisi
makanan sehat yang harus diberikan kepada anak sejak dini harus ada protein di
dalamnya.
Sumber makanan yang mengandung protein dibagi menjadi dua, yaitu sumber
protein nabati dan hewani. Contoh makanan yang mengandung protein hewani
misalnya berbagai jenis daging, telur, ikan, serta susu. Sedangkan contoh makanan
yang termasuk protein nabati antara lain biji-bijian dan kacang-kacangan.
Serat
Dalam membuat program makanan sehat untuk anak usia dini, lemak juga
menjadi komposisi yang harus ada di dalamnya. Lemak bagi anak-anak yang masih
dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan berperan dalam meningkatkan fungsi
otak. Lemak juga berfungsi dalam proses pembekuan darah serta mengoptimalkan
penyerapan mineral dan vitamin dalam tubuh.
Meski memiliki fungsi penting, harus diperhatikan juga bahwa ada lemak
yang sifatnya baik dan ada lemak yang sifatnya jahat. Lemak yang boleh diberikan
dalam daftar makanan sehat balita atau anak pada umumnya adalah makanan yang
mengandung lemak baik. Contohnya adalah ikan tuna, berbagai jenis kacang-
23
kacangan, alpukat dan daging merah. Komposisinya pun harus diatur agar tidak
berlebihan.
Vitamin dan Mineral
Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia secara umum dibagi menjadi zat
gizi mikro dan makro. Zat gizi yang disebutkan sebelumnya adalah zat gizi yang
termasuk dalam zat gizi makro. Sementara sumber zat gizi mikro yang harus dipenuhi
dalam komposisi makanan sehat untuk anak sejak dini adalah vitamin dan mineral.
Vitamin berfungsi sebagai antioksidan yang menjaga tubuh dari radikal bebas
yang menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Sedangkan mineral berperan untuk
menjaga kesehatan gigi dan tulang pada anak. Keduanya adalah zat gizi yang harus
ada dalam komposisi makanan sehat pada anak.
Fungsi mineral masih beragam lagi tergantung jenis mineralnya. Ada mineral
yang berfungsi dalam membantu pembentukan sel darah merah. Ada mineral yang
berfungsi dalam mentransmisikan sinyal saraf dan masih banyak lagi lainnya. Karena
itu, kebutuhan mineral ini harus terpenuhi dengan lengkap.
Sumber makanan yang mengandung vitamin antara lain ada pada buah-
buahan segar. Sementara sumber makanan yang mengandung mineral dapat diperoleh
dari susu, kerang-kerangan, kacang almond dan lain sebagainya.
Air
Kandungan zat gizi terakhir yang harus ada dalam komposisi makanan sehat
untuk anak sejak dini adalah air. Air sendiri merupakan kandungan esensial yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh. Bahkan 62% dari berat badan manusia adalah
berbentuk cairan. Karena itu, kebutuhan cairan harus dipenuhi dengan cukup.
Ketika kebutuhan cairan tubuh anak dipenuhi dalam jumlah yang cukup, maka
akan membantu dalam meningkatkan fungsi otak menjadi lebih optimal. Sebaliknya,
jika asupan air tidak cukup akan mengganggu kinerja dan fungsi otak. Akibat yang
paling sering terjadi apabila kebutuhan cairan tidak tercukupi adalah menyebabkan
24
dehidrasi. Dalam kondisi paling parah, dehidrasi ini bahkan dapat mengganggu fungsi
otak.
25
26
BAB 5. METABOLISME DAN SISTEM PENCERNAAN PADA ANAK USIA
DINI
27
Pencernaan memiliki peran penting yaitu untuk membentuk daya tahan tubuh
anak. Anak yang memiliki pencernaan yang sehat maka akan mempengaruhi pada
kesehatan anak. Dengan memiliki kesehatan yang sehat maka tumbuh kembang anak
akan optimal. Selain itu anak yang memiliki pencernaan yang sehat akan
mempengaruhi kebutuhan nutrisi yang optimal. Sistem pencernaan sangat
mempengaruhi nutrisi yang dibutuhkan oleh anak, pada sistem pencernaan anak yang
sehat maka akan mampu menyerap gizi dari makanan dan minuman yang
dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh anak.
Selain itu untuk dapat membantu sistem pencernaan yang baik pada anak maka
dapat dilakukan semenjak di dalam kandungan. Ibu hamil disarankan untuk
28
mengkonsumsi makanan yang mengandung probiotik seperti mengkonsumsi yogurt.
Dengan konsomi makanan yang mengandung probiotik dapat menyeimbangkan
pertumbuhan bakteri baik dan membantu mengedukasi dalam menjaga kesehatan
pencernaan yang baik.
Gangguan pencernaan yang tidak baik pada anak berhubungan dengan asupan
makanan yang susah pada anak. Dengan demikian untuk membantu anak anda dalam
melengkapi semua kebutuhan nutrisi selama yaitu dengan memperhatikan bahan
makanan yang dikonsumsi. Umumnya anak hanya suka satu makanan saja, ini
membuat asupan gizi terhambat. Oleh karena itu, anda dapat mengalihkan perhatian
yang menarik sehingga keinginan makan anak meningkat. Misalnya dengan
memberikan alat makan yang menarik atau membuat bento.
Gangguan pencernaan anak ada banyak macamnya, berikut ini beberapa penjelasan
mengenai gangguan pencernaan anak ;
29
Anak yang mengalami hipertroli pilorus stenosis akan mengalami
penyempitan saluran usus 12 jari yang disebabkan karena adanya
penebalan otot dinding usus. Hal ini yang seringkali terjadi pada anak,
yaitu muntah ketika sedang mendapatkan ASI. Gejala spesifik pada
gangguan medis ini adalah muntah yang terjadi pada anak usia 2-12
minggu.Adapun tindakan medis yang dilakukan apabila sudah
dipastikan mengalami gangguan kesehatan tersebut yaitu dengan
melakukan penyayatan akan tetapi tidak memotong otot pilorus
dengan tujuan melebarkan saluran.
30
1. Menyebabkan Terhambatnya Tumbuh Kembang
Oleh karena itu, orangtua sebaiknya rutin memeriksakan kondisi bayi atau anaknya
ke dokter anak. Hal ini penting agar segala kelainan yang mungkin dialami anak
dapat terdeteksi sejak dini.
Jenis gangguan metabolik ada banyak sekali, bahkan mencapai ratusan. Namun,
jika dikelompokkan, ada 3 kelompok besar dari gangguan metabolik yang umum
terjadi, yaitu:
31
a. Gangguan metabolisme karbohidrat. Beberapa contoh penyakit yang
tergolong dalam kelompok gangguan metabolisme karbohidrat adalah
diabetes, galaktosemia, dan sindrom McArdle.
b. Gangguan metabolisme protein. Jenis penyakit yang termasuk dalam
kelompok gangguan metabolisme protein adalah fenilketonuria, maple syrup
urine disease (MSUD), alkaptonuria, dan ataksia Friedreich.
c. Gangguan metabolisme lemak. Penyakit yang termasuk dalam kelompok
gangguan metabolisme lemak adalah penyakit Gaucher, penyakit Tay-Sachs,
xanthoma
3. Umumnya Disebabkan oleh Kelainan Genetik
Tak hanya itu, gangguan pada produksi enzim pencernaan juga dapat membuat
zat-zat beracun dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan dan menumpuk dalam aliran
darah. Jika kondisi ini terjadi, fungsi organ-organ dalam tubuh pun dapat mengalami
gangguan.
32
Ketika mendiskusikannya dengan dokter, tanyakanlah berbagai kemungkinan
memiliki anak dengan penyakit yang sama dan bagaimana cara mencegah atau
meminimalisir risikonya. Sebab, salah satu gangguan metabolik yang paling umum
disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat adalah diabetes tipe 2. Maka, upaya
pencegahan pun dapat dilakukan dengan cara menjalani gaya hidup sehat, seperti:
33
BAB 6. PENILAIAN STATUS GIZI ANAK USIA DINI
34
a) Dimulai sejak dalam kandungan. Ibu hamil dengan gizi yang baik, diharapkan
akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
b) Setelah lahir segera beri ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.
c) Pemberian makanan pendampingan ASI (weaning food ) bergizi, mulai usia 4
atau 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima menu lengkap
keluarga.
d) Memperpanjang masa menyususi (prolog lactation) selama ibu dan bayi
menghendaki (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
B. Klasifikasi Status Gizi
Dalam menentukan status gizi pada balita harus ada ukuran baku yang sering
disebut references atau patokan sebuah penilaian. Pengukuruan baku antropometri
yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS. Menurut Kemenkes RI
(2017) di dalam buku saku pemantauan status gizi, klasifikasi status gizi dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Status gizi lebih (over weight)
Gizi lebih (Over weight) Gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat
gizi dalam jumlah berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis atau
membahayakan (Almatsier, 2011). Kelebihan berat badan pada balita
terjadi karena ketidakmampuan antara energi yang masuk dengan keluar,
terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga atau keduanya. Kelebihan
berat badan anak tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan
sekaligus menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
(Rahim, 2014).
2. Status gizi baik (well nourished)
Status gizi baik adalah dimana keadaan tubuh memperoleh cukup zat-zat
gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan
fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum
meningkat, atau bisa disebut juga status gizi optimal (Khan et al, 2017).
3. Status gizi kurang (under weight)
35
Status gizi kurang pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein dalam waktu
tertentu Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu
atau lebih zat-zat esensial (Almatsier, 2011).
4. Status gizi buruk
Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan
nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah
standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat
dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah
satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita (Yadav et al.,
2016).
C. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan upaya adanya patokan atau standart suatu
pemenuhan gizi. Berikut penilaian status gizi menurut Supariasa (2012) ialah :
Penilaian status gizi secara langsung :
1) Antropometri
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi
adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dan tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri
secara umum digunakan untuk melihat keseimbangan asupan protein dan
energi.
2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi berdasarkan
atas perubahan- perubahan yang terjadi dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Metode ini, didasarkan atas perubahan-perubahan
yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal
tersebut dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan
36
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid.
3) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
4) Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melibat kemamapuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari
jaringan.
Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung menurut Supariasa
(2012) dapat dilakukan dengan:
1) Survey Konsumsi Makanan
Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi yang
dikonsumsi. Kesalahan dalam survey makanan bisa disebabkan oleh
perkiraan yang tidak tepat dalam menentukan jumlah makanan yang
dikonsumsi balita, kecenderungan untuk mengurangi makanan yang
banyak dikonsumsi dan menambah makanan yang sedikit dikonsumsi
(The Flat Slope Syndrome), membesar-besarkan konsumsi makanan yang
bernilai sosial tinggi, keinginan melaporkan konsumsi vitamin dan
mineral tambahan kesalahan dalam mencatat (food record).
2) Statistik Vital
Yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesebatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian karena
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3) Faktor Ekologi Malnutrisi
37
Merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi antara beberapa faktor
fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia
sangat tergantung dan keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan
lain-lain (Supariasa, 2012).
38
sempit. Pernapasan kurang ritmik dibandingkan anak. Pada bayi dan anak usia
dibawah 6 atau 7 tahun, jenis pernapasan adalah pernapasan diagfragma atau
pernapasan abdomen.volume oksigen yang di ekspirasi oleh bayi dan anak-anak lebih
besar daripada yang di ekspirasikan oleh orang dewasa.pada usia 12 tahun anak
mempunyai 9 kali jumlah alveoli dibandingkan ketika lahir.
B. Sistem Kardiovaskuler
Pada tahap awal perkembangannya, jantung merupakan tuba lurus. Antara
minggu ke 2 dan ke 10 kehamilan jantung mengalami serangkaian perubahan menjadi
organ yang mempunyai 4 ruangan. Jantung mulai berdenyut pada minggu ke 3
kehamilan. Selama kehidupan janin, jantung mendistribusikan oksigen dan nutrient
yang disuplai melalui plasenta. Paru – paru janin di pintas oleh pirau yang ada selama
kehidupan janin. Pada saat lahir pirau ini mulai menutup karena tahanan pembuluh
darah pulmonal turun. Tahanan pembuluh darah kira-kira sama dengan orang dewasa
pada umur 6 minggu. Tahanan pembuluh darah pulmonal relatif lebih tinggi pada
bulan pertama kehidupan bayi, dan kelainan jantung seperti defek sputum ventrikel (
VSD ) mungkin tidak dapat di deteksi.
Jantung adalah besar dalam hubungan nya dengan ukuran tubuh pada bayi.
Jantung terletak agak horizontal dan menempati sebagian besar cavum thoraks.
Perkembangan paru – paru menyebabkan jantung terdesak ke posisi yang lebih
rendah dan pada umur 7 tahun jantung dianggap seperti posisi jantung orang dewasa
yang lebih oblik dan lebih rendah. Ukuran jantung meningkat pada remaja karena
pertumbuhan yang cepat. Pada saat lahir dinding ventrikel mempunyai ketebalan
yang sama, tetapi dengan kebutuhan sirkulasi ventrikel kiri akan lebih tebal. Dinding
ventrikel yang tipis menghasilkan tekanan sistolik yang rendah pada bayi baru lahir.
Tekanan sistolik meningkat setelah lahir hingga sampai mendekati tekanan sistolik
orang dewasa pada saat pubertas. Pembuluh darah memanjang dan menebal dalam
berespons terhadap tekanan yang meningkat.
C. Sistem Integumen
39
Kulit, yang mualai berkembang selama minggu ke 11 kehamilan, terdiri dari 3
lapisan (Epidermis, Dermis dan jaringan subkutan). Kulit mempunyai 4 fungsi utama:
perlindungan terhadap cedera, termoregulasi, impermeabilitas, dan sensor terhadap
sentuhan, nyeri, panas, dan dingin. Ph kulit yang normal adalah asam, berguna untuk
melindungi kulit dari invasi bakteri. Pada bayi Ph kulit bayi lebih tinggi, kulit lebih
tipis, dan sekresi keringat dan sebum sedikit. Akibatnya, bayi lebih rentan terhadap
infeksi kulit daripada anak yang lebih besar dan orang dewasa. Selanjutnya, karena
pelekatan yang longgar antara dermis dan epidermis, kulit bayi dan anak-anak
cenderung mudah melepuh.
D. Sistem Pendengaran
Tiga bagian telinga berkembang pada masa embrio dalam waktu yang
bersamaan dengan perkembangan organ-organ vital lainnya, oleh karena itu
deformitas pada telinga dapat memberikan petunjuk terhadap penyimpangan organ
lain dalam tubuh. Perkembangan telinga luar dimulai kira-kira pada minggu ke lima
kehamilan dan perkembangan telinga tengah sekitar minggu ke 6. telinga terutama
sekali rentan terhadap penyimpangan pada minggu ke 9 kehamilan. Neonatus mampu
membedakan suara saat lahir dan lebih mudah berespon terhadap suara dengan nada
yang tinggi.
Adanya mucus pada tuba eustachius dapat membatasi pendengaran ketika
bayi pertama kali dilahirkan tetapi segera jelas setelah lahir. Verniks kaseosa pada
saluran telinga luar dapat menyulitakan visualisasi membrane timpani. Bayi yang
lebih muda berespon terhadap kebisingan yang keras dengan refleks terkejut,
berkedip, atau menghentikan gerakan. Bayi, yang berumur 6 bulan atau lebih
mencoba mencari sumber suara.
E. Sistem Penglihatan
Mata mulai terbentuk pada 22 hari kehamilan, dan pada 8 minggu kehamilan
dianggap dalam bentuk yang lazim. Struktur dan bentuk mata terus berkembang
sampai anak mencapai usia sekolah. Pada saat lahir Mielinisasi serat-serat saraf sudah
lengkap dan respon pupil dapat diperoleh. Bayi baru lahir, bagaimanapun juga
40
mempunyai penglihatan yang terbatas. Neonatus mampu mengenali bentuk ibunya
dan mengenali cahaya dan gerakan, ditandai dengan refleks berkedip. Nistagmus
yang tajam umum terjadi. Kemampuan untuk mengikuti objek tidak berkembang
sampai umur 4 minggu, ketika bayi mampu mengikuti cahaya dan objek kegaris
tengah. Pada umur 8 minggu bayi mampu mengikuti cahaya melewati garis tengah,
walaupun strabismus menjadi jelas. Strabismus konvergen intermiten umum terjadi
sampai umur 6 bulan, kemudian menghilang. Otot – otot dianggap berfungsi dengan
sempurna pada umur 1 tahun. Macula dan fovea sentralis secara structural mengalami
diferensiasi pada umur 4 bulan. Maturasi makula dicapai saat umur 6 tahun.
Perbedaan warna ada antara umur 3 dan 5 bulan. Bayi normalnya
berpenglihatan jauh. Seperti anak kecil, bayi melihat dengan baik pada rentang yang
sempit. Ketajaman penglihatan jauh. Seperti anak kecil, bayi melihat dengan baik
pada rentang yang sempit. Ketajaman penglihatan pada bayi mempunyai rentang dari
20/300 sampai 20/50. iris biasanya dianggap berwarna permanent saat umur 6 bulan,
tetapi pada beberapa anak tidak sampai 1 tahun. Lakrimasi mulai ada saat berumur 6
– 12 minggu.
41
BAB 7. PENUTUP
Kesimpulan
Konsumsi pangan sehat dan gaya hidup aktif di lingkungan anak perlu terus
diperhatikan. Literasi gizi di tengah pandemi covid-19 pun dinilai penting bagi para
orang tua dan guru dalam mendampingi anak-anak belajar dari rumah (BDR). Dalam
situasi yang mengutamakan pertimbangan kesehatan dan keselamatan, terdapat
tantangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar bagi siswa, orang tua,
serta guru, termasuk pendidikan gizi. Literasi gizi semakin penting untuk dipelajari,
dipahami, dan diterapkan oleh anak.
Pentingnya literasi kesehatan dan gizi bagi orang tua dan guru adalah untuk
mengetahui lebih jelas tentang konsep yang ada pada kesehatan dan gizi. Sebagai
orang tua harus mengerti tentang kesehatan dan gizi karena hal itu sangat penting
terhadap pemenuhan gizi anak di masa pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sebagai guru juga harus mengertidan paham akan kesehatan dan gizi pada anak
didiknya. Karena pasti setiap anak mempunyai permasalahan gizi yang berbeda-beda
pada setiap perkembangannya.
42
DAFTAR PUSTAKA
Ayahbunda. 2000. Anak Pra SekolaJakarta: Gaya Favorit Press
Prayitno, Elida. 2005. Buku Ajar. Perkembangan Anak Usia Dini dan SD. Padang:
Angkasa Raya
Lita R. 2019. Analisis Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Usia 4-5 Tahun) di
Posyandu Teratai Kelurahan Bumi Raya Kecamatan Bumi Waras. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Raden
Intan: Lampung
Kus Irianto. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya
https://www.kompasiana.com/rnz/5839194080afbd9a06cfbd20/perkembangan-anak-
usia-dini# (diakses pada tanggal 24 April 2021)
Erida. 2018. Pengasuhan dan Pengembangan Kesehatan Anak Usia Dini. Jurnal
Pengembangan Masyarakat Islam.
43
https://www.amongguru.com/macam-macam-zat-makanan-dan-fungsinya-pada-
manusia-dilengkapi-gambar/ (diakses pada tanggal 25 April 2021)
https://adoc.pub/queue/1-anatomi-dan-fisiologi-sistem-sistem-pada-anak-a-sistem-
per.html (diakses pada tanggal 25 April 2021)
https://www.halodoc.com/artikel/gangguan-metabolik-pada-anak-ketahui-4-hal-ini
(diakses pada tanggal 25 April 2021)
https://ceritawanitamodern.com/gangguan-pencernaan-pada-anak-usia-dini-harus-
dicegah/ (diakses pada tanggal 25 April 2021)
https://www.halodoc.com/artikel/gangguan-metabolik-pada-anak-ketahui-4-hal-ini
(diakses pada tanggal 25 April 2021)
44