Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

KONSEP DAN LITERATUR TERKAIT KONSEP KESEHATAN DAN GIZI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan dan Gizi

KELAS A

Dosen Pengampu:

Deditiani Tri Indrianti., S.Pd., M.Sc

Disusun Oleh:

Alfin Nurlaili Safitri (200210205009)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayangnya kami dapat meyelesaikan makalah mengenai “Konsep Dan
Literatur Terkait Konsep Kesehatan Dan Gizi” ini dengan baik dan benar. Tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Deditiani Tri Indrianti., S.Pd., M.Sc Selaku
dosen pengampu mata kuliah Kesehatan dan Gizi yang telah memberikan dukungan
serta kepercayaan yang begitu besar kepada kami sehingga kami dapat mengetahui
tentang Kesehatan dan Gizi.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kesalahan dan kekeliruhan, baik yang berkenan dengan materi pembahasan maupun
dari teknik pengetikan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal yang kami
lakukan selaku para penulis. Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari
para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Banyuwangi, 25 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 2
BAB 2. KONSEP KESEHATAN DAN GIZI UNTUK ANAK USIA DINI .......................... 3
2.1 Kesehatan Anak Usia Dini .......................................................................................... 3
2.2 Gizi Anak Usia Dini ................................................................................................... 5
BAB 3. DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK ................................................................. 9
3.1 Pertumbuhan .............................................................................................................. 9
3.2 Perkembangan .......................................................................................................... 11
BAB 4. KONSEP GIZI SEIMBANG BAGI ANAK USIA DINI ........................................ 14
4.1 Kategori dan Keadaan Gizi ....................................................................................... 14
4.2 Makanan dan Zat Makanan....................................................................................... 15
4.3 Fungsi Makanan ....................................................................................................... 22
BAB 5. METABOLISME DAN SISTEM PENCERNAAN PADA ANAK USIA DINI ..... 27
5.1 Sistem Pencernaan Anak Usia Dini ........................................................................... 27
5.2 Metabolisme Anak Usia Dini.................................................................................... 30
BAB 6. PENILAIAN STATUS GIZI ANAK USIA DINI .................................................. 34
6.1 Konsep Penilaian dan Status Kesehatan Anak Usia Dini ........................................... 34
6.2 Anatomi dan Fisiologis Anak Usia Dini .................................................................... 38
BAB 7. PENUTUP ............................................................................................................ 42
Kesimpulan .................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 43

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usia lahir sampai memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan
(Golden Age) sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan
menentukan perkembangan selanjutnya. Layanan pendidikan bagi anak usia dini
merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagaimana diatur
dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Ynga Maha Esa dn berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh dan dan memberi kegiatan pembelajaran yang menghasilkan
kemampuan dan keterampilan pada anak. (Depag RI,2003:1)
Oleh karena itu pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan dan daya cipta, kecerdasan emosi, jamak dan spirutual.
Karakteristik anak usia dini adalah aktif melakukan berbagai eksplorasi dalam
kegiatan bermain, maka sesuai dengan karakteristiknya tersebut proses
pembelajarannya ditekankan pada aktivitas dalam bentuk belajar sambil bermain
menekankan pada pengembangan potensi dibidang fisik, intelegensi, sosial,
emosional, bahasa dan komunikasi menjadi kompotisi/kemampuan yang secara
aktual dimiliki anak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa konsep kesehatan dan gizi untuk AUD
2. Apa dasar tumbuh kembang anak

1
3. Bagaimana konsep gizi seimbang bagi anak usia dini
4. Bagaimana metabolisme dan system pencernaan pada anak usia dini
5. Bagaimana penilaian status gizi anak usia dini

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep kesehatan dan gizi pada anak usia dini
2. Untuk mengetahui dasar tumbuh kembang anak
3. Untuk mengetahui metabolisme dan system pencernaan pada anak usia
dini
4. Untuk mengetahui penilaian status gizi anak usia dini

2
BAB 2. KONSEP KESEHATAN DAN GIZI UNTUK ANAK USIA DINI
2.1 Kesehatan Anak Usia Dini

Sehat merupakan suatu keadaanutuh yang dinamis dalam daurkehidupan,


dimana manusia dapat berfungsi dan menyesuaikan diri secara terus menerus
terhadap perubahan yang timbul, untuk memenuhi kebutuhan esensial dalam hidup
sehari-hari (Kus Irianto, 2007). Kesehatan merupakan sesuatu yang bersih dan
natural, baik fisik maupun non fisik yang dijadikan sebagai modal yang sangat
penting untuk membentuk generasi manusia yang mampu menatap masa depan
dengan penuh antusiasme, energi, dan spirit yang mengarah kepada kemajuan dan
kesuksesan.

Dunia kesehatan anak dalam dunia kedokteran biasa disebut dengan pediatri.
Pediatri atau ilmu kesehatan anak adalah spesialisasi kedokteran yang berkaitan
dengan bayi dan anak-anak. Kata pediatri diambil dari dua kata Yunani kuno, yaitu
paidi, yang berarti "anak", dan iatros yang berarti "dokter". Sebagian besar dokter
anak merupakan anggota dari badan nasional, seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia,
American Academy of Pediatrics, atau Canadian Pediatric Society dan Abraham
Jacobi adalah Bapak Pediatri Dunia (Abdul Qodir Shaleh, 2008).

Para dokter anak bertugas memonitor perkembangan dan pertumbuhan normal


seorang anak dari rekam motoris dan intelektualnya. Dokter juga harus mampu
mengenali pertumbuhan dan perkembangan anak yang mengalami keterlambatan
yang disebabkan oleh kurangnya nutrisi, substansi lingkungan yang beracun, seperti
timah, timbal, atau zat kimiawi beracun lainnya, dan perilaku hiperaktivitas. Selain
itu, dokter anak juga harus waspada terhadap berbagai gangguan yang tampak
pertama kali pada masa kanak-kanak, seperti alergi, penyakit yang menurunkan
tingkat kekebalan, dan epilepsi.

Masa kanak-kanak adalah periode pertumbuhan, perkembangan, dan


kematangan terbesar pada berbagai organ tubuh anak. Pada usia balita, pertumbuhan

3
dan perkembangan anak sangat cepat frekuensinya. Perkembangan dan pertumbuhan
yang cepat harus diimbangi dengan perawatan kesehatan yang memadai. Tidak hanya
dokter yang harus berperan aktif dalam usaha kesehatan anak, tetapi orang tua juga
harus mampu memahami, mengenali, dan memberikan tindakan dan penanganan
yang tepat apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada kesehatan anak. Orang
tua harus menjadi pengasuh yang siaga bagi anak-anaknya. Siaga dalam arti selalu
waspada terhadap apa yang ada di sekitar anak-anaknya, yaitu mulai dari apa yang
dimakan atau diminumnya, permainan apa yang dilakukannya, bendabenda apa yang
ada di sekitar sang anak, yang suatu saat pasti akan dijamah anak karena anak selalu
ingin tahu terhadap benda-benda baru dan menarik baginya, sampai pada pengaruh
lingkungan yang bisa membahayakan kondisi kesehatan anak.

Pada saat anak mengalami gangguan kesehatan, orang tua juga harus
memberikan penanganan yang tepat dan cepat sebelum dibawa ke dokter. Pada saat
mengunjungi dokter, orang tua harus bisa memilih hal yang baik dan tepat bagi
kesehatan anaknya. Hal yang paling penting adalah mengunjungi dokter spesialis
anak karena semua dokter anak bisa menangani penyakit anak. Tapi, hal yang perlu
diingat adalah bahwa tidak semua dokter anak mampu mendalami bidang-bidang
permasalahan kesehatan yang terjadi pada anak. Oleh karena itu, dokter anak bisa
dibagi menjadi dua, yaitu dokter spesialis anak umum dan dokter spesialis anak yang
mempunyai keahlian dalam bidang tertentu atau mempunyai subspesialisasi tertentu.

Jadi, pengetahuan tentang berbagai spesialisasi tambahan bagi seorang dokter


anak mutlak untuk diketahui oleh setiap orang tua, agar anak bisa ditangani dengan
tepat sesuai dengan spesialisasi yang didalami seorang dokter anak. Permasalahan
kesehatan pada anak sangat kompleks, sebab kondisi mental dan pemikiran anak
belum mengerti tentang kesehatan. Selain itu, factor lingkungan juga sangat
berpengaruh terhadap kesehatan anak. Bahkan, bias dipastikan bahwa faktor
lingkungan adalah faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan anak. Oleh karena
itu, peran orang tua dalam memperhatikan dan mengawasi anak dengan saksama

4
terhadap faktor lingkungan ini sangat penting agar anak bisa mendapatkan
perlindungan dari bahaya penyakit-penyakit berbahaya yang didapatkan dari
lingkungan, seperti adanya bakteri, nyamuk, infeksi, atau zat-zat beracun.

Di negeri kita ini, penyebaran penyakit berbasis lingkungan dikalangan anak


masih sangat tinggi. Kasus infeksi, seperti demam berdarah dengue (DBD), diare,
cacingan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), serta reaksi simpang terhadap
makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan sangat rentan terjadi pada
anak-anak. Selain itu, risiko gangguan kesehatan pada anak akibat pencemaran
lingkungan dari berbagai proses kegiatan pembangunan juga semakin meningkat.
Pembangunan di segala bidang yang tidak ramah lingkungan tersebut akan berakibat
pada meningkatnya gangguan kesehatan pada anak. Anak akan sangat gampang
terkena paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri
dan rumah tangga, serta gangguan kesehatan akibat bencana (Abdul Qodir Shaleh,
2008).

Selain itu, segala sesuatu yang ada di sekitar rumah pun juga memberikan
andil bagi kesehatan anak. Lingkungan rumah yang tidak bersih, kumuh, tidak
terawat dengan baik, sampah menumpuk di mana mana, atau dekat dengan genangan
air yang tidak mengalir juga bias memberikan andil bagi masalah kesehatan pada
anak. Selain itu, faktor air yang dikonsumsi, makanan yang dikonsumsi, dan asupan
gizi yang tidak mencukupi juga memberi andil bagi buruknya kesehatan anak.
Singkatnya, sangat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan anak, dan
hal ini menuntut perhatian yang seksama dari orang tua.

2.2 Gizi Anak Usia Dini


Gizi merupakan makanan yang halal dan baik (thoyyib). Artinya setiap yang
dimakan diketahui datangnya darimana, cara memperolehnya dengan cara benar atau
tidak. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam
jangka waktu cukup lama. Keadaan gizi dapat bermanifestasi kurang atau lebih.

5
Tingkatan gizi yang kurang dapat dalam bentuk ringan, sedang, atau berat. Begitu
juga dengan tingkatan gizi yang lebih, dapat dalam bentuk ringan, sedang, atau berat
(Dep. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

Makanan yang dikonsumsi besar peranannya dalam membentuk anak yang


sehat dan cerdas. Oleh karenanya, seorang ibu perlu membekali diri dengan
pengetahuan tentang makanan yang sehat dan bergizi. Dalam urusan makan anak
sangat tergantung pada orang tuanya. Itulah sebabnya orangtua perlu membiasakan
anak untuk mengkonsumsi makanan bergizi sejak usia dini agar ia terhindar dari
berbagai gangguan fisik dan dapat tumbuh optimal, fisik dan mental. Pada anak usia
dini, lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa paling penting bagi proses
pertumbuhan fisiknya. Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi anak seyogianya
bukanlah sekadar untuk memenuhi kebutuhan energinya, melainkan juga untuk
memenuhi kebutuhannya untuk tumbuh kembang, memelihara daya tahan tubuh dari
serangan berbagai infeksi dan membangun persediaan zat gizi yang dibutuhkan untuk
proses pertumbuhan kelak.

Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung nilai gizi cukup.
Artinya makanan yang disajikan harus mencakup tiga kelompok utama, yaitu
kelompok bahan makanan sumber zat tenaga (karbohidrat sebagai sumber energi), zat
pembangun (protein dalam tubuh sebagai sumber amino untuknpertumbuhan dan
pembentukan sel tubuh), dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Khusus untuk anak-
anak, termasuk anak usia dini, bias ditambahkan kelompok makanan yang berasal
dari susu (dairy food) yang memiliki kandungan protein yang tinggi, karbohidrat,
lemak, beberapa vitamin, dan lebih dari 14 jenis mineral (Ayahbunda, 2000).

Di samping bergizi, makanan yang dikonsumsi anak usia dini harus seimbang.
Hal ini disebabkan tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung semua jenis
zat gizi secara lengkap. Untuk itu, setiap ibu perlu memasukkan bahan makanan dari
masing-masing kelompok ini dalam menyiapkan menu anak setiap harinya.Untuk itu,

6
sejak dini anak diperkenalkan dan dibiasakan untuk mengkonsumsi sebanyak
mungkin jenis makanan dengan memperhatikan kebersihan dan cara pembuatannya
sehingga anak lebih sehat dalam masa tumbuh kembangnya.

Kurang gizi dapat merusak perkembangan mental bayi, terutama pada


beberapa bulan pertama dalam kandungan. Bayi (janin) membutuhkan vitamin dan
mineral, dan kebutuhan ini akan bertambah pada akhir bulan ketiga sesuai dengan
pertumbuhan janin yang sangat pesat. Kekurangan vitamin sangat mempengaruhi
pertumbuhan bayi, misalnya kekurangan vitamin A akan menimbulkan kerusakan
pada mata, kekurangan vitamin B dapat menyebabkan kemampuan mental rendah.
Kekurangan vitamin C dan D akan menimbulkan fisik tidak normal.

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Harrel menyimpulkan bahwa, ibu-ibu


yang cukup vitamin sewaktu hamil akan melahrkan anak yang mempunyai IQ lebih
tinggi daripada anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan vitamin. Para ahli
lain, di antaranya Tuchman dan Duplessis mengemukakan bahwa jumlah sel-sel otak
dan berat badan sewaktu lahir dibawah normal jika ibunya kurang gizi. Dengan
demikian, terdapat hubungan antara gizi yang diterima selama dalam kandungan
dengan emosi (Elida Prayitno, 2005).

Anak-anak yang kekurangan gizi, kurang dapat berinteraksi dengan teman


sebayanya, besifat tergantung dengan orang dewasa, menampakkan wajah lebih sedih
dan kurang ramah, terjadi sikap menyendiri dan pengabaian atau penolakan terhadap
orang tua. Disini anak akan mencoba untuk melakukan penyesuaian terhadap
ketegangan psikologis karena kekurangan gizi atau kesehatan yang kurang baik
dengan cara mengembangkan tingkah laku menghindarkan diri dari lingkungan dan
berbagai rintangan. Keadaan inilah yang membentuk pola interaksi sosial mereka.
Pada usia dini, bahkan sejak dalam kandungan, terjadi perkembangan otak,
kecerdasan, dan kemampuan belajar anak yang signifikan. Sementara itu para ahli
gizi menyimpulkan bahwa pembentukan kecerdasan pada masa dalam kandungan dan

7
usia dini ternyata sangat tergantung pada asupan gizi yang diterima. Makin tinggi
kualitas asupan gizi yang diterima, makin tinggi pula status kesehatan anak, dan
tinggi-rendahnya status kesehatan anak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya (Depdiknas, 2007).

8
BAB 3. DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK

3.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan menurut teori Deprivasi Pertumbuhan merupakan suatu patokan
yang pasti, sesorang anak memiliki patokan tersebut sejak lahir, yang bersifat
tunggal.Ia tetap berada pada kurva pertumbuhan tersebut selama hidupnya.Ia akan
jatuh ke keadaan terganggu manakala faktor lingkungan tidak mendukung.
Sedangkan menurut teori Homeostatik Pertumbuhan merupakan faktor genetik yang
berperan dalam memberikan ruang pertumbuhan potensial, suatu kawasan
berspektrum luas.Faktor lingkungan membentuk kurva pertumbuhan pada kawasan
tersebut, dikontrol oleh mekanisme homeostatik.

Menurut teori Potentensi pertumbuhan optimal mendeskripsikan bahwa faktor


genetic menyediakan batas kurva pertumbuhan, yang apabila faktor lingkungan
seorang anak mendukung pertumbuhannya akan tercapai. Sebaliknya, kelemahan
faktor lingkungan dapat menyebabkan tidak tercapainya kurva pertumbuhan
maksimal. Menurut Soetjiningsih, Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah
perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi sel, organ maupun individu,
yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,
meter), umur tulang dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen
tubuh). Berdasarkan penjelasan teori diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
merupakan suatu perubahan yang terjadi pada seseorang seperti fisik dengan
bertambahnya berat badan dan tinggi badan yang berlangsung secara normal dalam
perjalanan dan waktu tertentu.

Setiap individu yang normal akan mengalamai tahapan/ fase perkembangan. Yang
berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu
akan mengalami fase-fase perkembangan dan bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan
masa tua. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu.Yang merupakan hasil

9
perkembangan dan tahap sebenarnya yang merupakan syarat bagi perkembangan
selanjutnya.

Pemantauan perkembangan perlu dilakukan sejak dini agar dapat segera


mengenali gangguan perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi
dan kemandirian pada anak berlangsung optimal sesuai umur mereka, adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu faktor Internal dan faktor
Eksternal, faktor internal meliputi genetik dan hormone sedangkan faktor eksternal
meliputi lingkungan.

a. Faktor Internal (Genetik)

Faktor internal merupakan modal dasar mencapai hasil pertumbuhan.Melalui


genetik yang berada di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas
dan kuantitas pertumbuhan.Faktor genetic antara laim termasuk berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetric dan suku bangsa atau
bangsa.Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis laki-laki setelah lahir akan
cenderung cepat dibandingkan dengan anak perempuan serta akan bertahan sampai
usia tertentu. Baik anak laki-laki atau anak perempuan akan mengalami pertumbuhan
yang lebih cepat ketika mereka mencapai pubertas.

b. Faktor Eksternal (Lingkungan)

Secara garis besar faktor lingkungan dapat dibagi menjadi dua yaitu: lingkungan
prenatal dan lingkungan pascanatal. Lingkungan prenatal (lingkungan dalam
kandungan) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu: gizi ibu pada waktu
hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia.
Faktor lingkungan pascanatal (lingkungan setelah lahir) yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan anak yaitu: lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor
psikososial,faktor keluarga, dan faktor adat istiadat.

10
3.2 Perkembangan
Anak Usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-8 tahun. Masa
usia dini adalah masa yang paling mendasar bagi perkembangan anak selanjutnya.
Selain itu, pada masa juga disebut masa pengembangan diri.Perkembangan anak usia
dini memiliki beberapa aspek yaitu aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, seni dan
sosial-emosional. Aspek- aspek tersebut tidak dapat berkembang sendiri-sendiri,
melainkan aspek-aspek tersebut saling berkaitan.apabila salah satu aspek tidak dapat
berkembang dengan baik maka aspek-aspek yang lainnya juga terhambat
perkembangannya.

Dibawah ini adalah aspek-aspek tersebut :

 Perkembangan Fisik-Motorik

Yang pertama adalah aspek perkembangan fisik-motorik. Dimana pertumbuhan


fisik pada setiap anak tidak selalu sama, ada beberapa anak yang mengalami
pertumbuhan secara cepat, dan ada pula yang mengalami kelambatan. Pada usia yang
sama juga kadang kita temukan satu anak memiliki badan yang tinggi dan anak
lainnya lebih pendek.

Pada masa usia dini, pertumbuhan tinggi dan berat badan relatif seimbang, tetapi
secara bertahap tubuh anak akan mengalami perubahan. Apabila dimasa bayi anak
memiliki penampilan yang gemuk maka secara perlahan tubuhnya akan berubah
menjadi lebih langsing, sedangkan kaki dan tangannya mulai memanjang.

Perkembangan motorik anak juga sudah berkembang baik. Jika pada usia 1 tahun
anak ada yang belum terampil berjalan, maka pada usia 2,5 tahun anak umumnya
sudah dapat berlari, melompat, menendang bola, dan memanjat. Setiap gerakannya
sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini ditandai dengan
kelebihan gerak atau aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan

11
motorik yang cukup gesit dan lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa ideal
untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis,
menggambar, melukis, berenang, main bola dan atletik.

 Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif menyangkut perkembangan berfikir dan bagaimana


kegiatan berfikir itu bekerja. Dalam kehidupannya, mungkin saja anak dihadapkan
pada persoalan yang menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan
merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu
menyelesaikan persoalan, anak perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara
penyelesainnya.

Faktor kognitif mempunyai peranan yang penting bagi keberhasilan anak dalam
belajar karena sebagian besar aktifitas dalam belajar selalu berhubungan dengan
masalah mengingat dan berfikir. Perkembangan struktur kognitif berlangsung
menurut urutan yang sama bagi semua anak.

 Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian


ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak dengan menggunakan kata-
kata, kalimat bunyi, lambang, gambar atau lukisan. Menurut Miller, bahasa adalah
suatu urutan kata-kata, bahasa juga dapat digunakan untuk menyampaikan informasi
mengenai tempat atau waktu yang berbeda.

 Perkembangan Sosial Emosional

12
Pada usia dini, emosi anak mulai matang. Anak mulai menyadari akibat-akibat
dari tampilan emosinya. Anak mulai memahami perasaan orang lain, misalnya
bagaimana perasaan orang lain apabila disakiti maka anak belajar mengendalikan
emosinya.

 Perkembangan Seni

melalui seni anak dapat mengembangkan beberapa aspek perkembangan lainnya


seperti menyanyi sambil belajar huruf dan angka untuk membantu mengembangkan
aspek perkembangan kognitif atau menggunting, menggambar dan menari untuk
mengembangkan aspek perkembangan kognitif, fisik, dan motorik anak. Kemampuan
anak usia dini untuk merasakan dan melakukan berbagai keterampilan atau
kemampuan seninya dapat ditimbulkan dan dikembangkan sejak dini melalui
pelatihan dan bimbingan yang terarah sambil disesuaikan dengan karakteristik belajar
anak usia dini yaitu bermain.

13
BAB 4. KONSEP GIZI SEIMBANG BAGI ANAK USIA DINI

4.1 Kategori dan Keadaan Gizi

Pemberian gizi sehat disarankan dimulai sejak anak dalam usia kandungan
hingga usia 3 tahun. Hal ini untuk membantu mengembangkan pertumbuhan sel-sel
otak pada anak sejak mereka bayi. Dari usia kehamilan 6 bulan hingga anak berusia 2
tahun, pertumbuhan anak akan sangat cepat karena itu diperlukan banyak gizi untuk
menyeimbangkannya. Gizi-gizi penting yang dibutuhkan anak pada rentang waktu
tersebut adalah protein, karbohidrat, Vitamin B1, B6, asam folat, yodium, zat besi,
seng, AA, DHA, sphyngomyelin, sialic acid, dan asam-asam amino
seperti tyrosine dan tryptophan.

Semua kebutuhan tersebut bisa didapatkan oleh anak dari Air Susu Ibu (ASI).
Itulah kenapa ibu disarankan untuk memberikan ASI selama anak berada pada usia
dini. Untuk anak usia balita, lakukan pemantauan pertumbuhan anak dengan cara
penimbangan setiap bulan dan pengisian grafik Kartu Menuju Sehat (KMS). Ini
adalah alat bantu pemantauan gerak pertumbuhan karena pencatatan berat badan akan
menggambarkan kecukupan gizi anak.

 Membiasakan Pola Makan Sehat

Di masa pertumbuhan, zat gizi yang mengandung energi, protein, vitamin,


kalsium, dan zat besi memang wajib dikonsumsi anak. Sebaiknya, perhatikan hal ini
agar anak terbiasa dengan pola makan sehat sejak dini.

1. Hindari makanan jajanan dari luar rumah.


2. Kenalkan dengan berbagai macam makanan sehat.
3. Biasakan sarapan pagi dan beri makanan bekal saat ke sekolah.
4. Hindari kegemaran terhadap satu jenis makanan.

14
5. Jika anak susah makan, ibu harus bersabar. Hindari memberikan susu atau
makanan kegemaran.

4.2 Makanan dan Zat Makanan


Makanan yang dikonsumsi manusia digunakan sebagai sumber energi. Akan
tetapi, makanan yang dikonsumsi tersebut harus mengandung nutrisi atau gizi. Nutrisi
atau gizi merupakan zat yang dibutuhkan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan, dan juga untuk keberlangsungan fungsi
normal pada jaringan dan organ tubuh.

Makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung enam jenis nutrisi
penting bagi tubuh, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Berdasarkan ke enam jenis nutrisi tersebut, maka zat makanan yang dibutuhkan oleh
manusia dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu makanan makro atau
makro nutrien dan makanan mikro atau mikro nutrien.

Makanan makro meliputi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan


lemak. Sedangkan makanan mikro, meliputi makanan yang mengandung vitamin,
mineral, dan air. Karbohidrat, protein, dan lemak dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah yang banyak, sedangkan vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah
yang sedikit.

Karbohidrat, protein, lemak, dan protein merupakan nutrisi organik yang


mengandung karbon. Sebaliknya, nutrisi anorganik seperti air dan mineral tidak
mengandung karbon. Zat makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak
perlu dicerna atau dipecah terlebih dahulu oleh tubuh. Sedangkan air, vitamin, dan
mineral dapat diserap langsung oleh tubuh.

Berikut ini adalah macam-macam zat makanan dan fungsinya pada manusia.

15
1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Setiap molekul


karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Satu gram karbohidrat
menghasilkan sekitar 4,1 kilo kalori (kkal). Berdasarkan jenisnya, karbohidrat
dibedakan menjadi tiga, yaitu gula, serat, dan pati. Gula disebut sebagai karbohidrat
sederhana, contohnya buah-buahan, madu, dan susu. Sedangkan serat dan pati disebut
sebagai karbohidrat kompleks. Pati banyak ditemukan dalam umbi-umbian, seperti
kentang dan makanan yang terbuat dari biji-bijian. Serat, seperti selulosa, ditemukan
pada dinding sel tumbuhan. Makanan seperti roti gandum atau sereal, kacang-
kacangan, sayuran, dan buah-buahan merupakan sumber serat yang baik bagi tubuh.
Serat tidak dapat dicerna oleh saluran pencernaan makanan manusia, sehingga harus
dikeluarkan sebagai feses. Dengan demikian, serat bukanlah merupakan sumber
energi bagi tubuh manusia. Konsumsi karbohidrat yang berlebihan dapat
menyebabkan penyakit gula atau diabates.

Menurut WHO, 246 juta orang di dunia ini mengidap penyait diabetes.
Jumlah tersebut menunjukkan hampir 6 persen dari populasi orang dewasa di dunia.
Karena jumlahnya yang besar tersebut, maka diabetes sering disebut sebagai “The
Silent Epidemi” atau penyakit yang tersembunyi. Penyebab utama dari diabetes
sendiri adalah gaya hidup tidak sehat. Olahraga yang teratur dan pengaturan pola
makan dapat mengurangi atau menunda diabetes lebih dari 50 persen.

2. Protein

Protein dibutuhkan oleh tubuh sebagai penghasil energi, untuk pertumbuhan,


dan mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak, pembuat enzim dan hormon, dan
pembentuk antibodi (sistem kekebalan tubuh). Protein merupakan sebuah molekul
besar yang terdiri dari sejumlah asam amino. Protein dapat bersumber dari hewan

16
(protein hewani) atau dari tumbuhan (protein nabati). Bahan makanan yang
mengandung protein hewani, antara lain daging, ikan, telur, susu, dan keju.

Sedangkan bahan makanan yang banyak mengandung protein nabati adalah


kacang, kedelai, kacang hijau, dan jenis kacang-kacangan lainnya. Kacang kedelai
sebagai bahan baku tempe dan tahu merupakan salah satu sumber protein yang baik.

3. Lemak

Lemak (disebut juga lipid) merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
karena merupaan sumber energi terbesar pada tubuh. Lemak menyediakan energi
sebesar 9,3 kkal/gram, mampu melarutkan vitamin A, D, E, dan K, serta berfungsi
dalam menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh. Selama proses pencernaan,
lemak akan dipecah menjadi molekul yang lebih kecil, yaitu asam lemak dan gliserol.
Lemak adalah unit penyimpanan yang baik untuk energi, Kelebihan energi dari
makanan yang kita makan akan diubah menjadi lemak dan disimpan untuk digunakan
pada lain waktu.

Berdasarkan struktur kimianya, maka lemak dibedakan menjadi lemak jenuh


dan lemak tidak jenuh. Lemak tidak jenuh biasanya akan berwujud cair pada suhu
kamar. Minyak nabati dan lemak yang ditemukan dalam biji merupakan lemak tidak
jenuh. Lemak jenuh biasanya berwujud padat pada suhu kamar. Minyak jenuh
terdapat dalam daging, susu, keju, minyak kelapa. dan minyak kelapa sawit. Lemak
jenuh yang berlebih akan dapat meningkatkan kolesterol darah dan dapat menjadi
pemicu terjadinya penyakit jantung dan stroke.

4. Vitamin

Meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit pada tubuh, akan tetapi vitamin
diperlukan untuk mengatur fungsi tubuh dan mencegah dari beberapa penyakit.
Vitamin dikelompokkan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B

17
dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Khusus untuk
vitamin D, dapat terbentuk ketika kulit kita terkenasinar matahari, karena di dalam
tubuh terdapat pro vitamin D.

Berikut ini jenis-jenis vitamin, sumber, dan manfaatnya

a. Vitamin A

Manfaatnya untuk menjaga kesehatan mata, meningkatkan


sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan tubuh, pertumbuhan
tulang, dan menguatkan gigi. Sumber vitamin A antara lain,
telur, hati, sereal, sayuran berwarna orange (wortel), ubi jalar,
labu, dan buah-buahan

b. Vitamin B

Manfaatnya untuk mengatur fungsi tubuh, membantu untuk


menghasilkan sel darah merah. Sumber vitamin B antara lain,
gandum, makanan laut, daging, telur, produk susu (susu asam),
sayuran hijau, dan kacang.

c. Vitamin C

Manfaatnya untuk membentuk kolagen, membantu menjaga


kesehatan jaringan tubuh, seperti gusi dan otot, dan membantu
tubuh melawan infeksi. Sumber vitamin C anatara lain, buah
jeruk, stroberi, jambu biji, cabai, tomat, brokoli, dam bayam.

d. Vitamin D

18
Manfaatnya untuk menguatkan tulang dan gigi, membantu
tubuh menyerap kalsium, pembentuk tulang. Sumber vitamin
D antara lain, kuning telur, minyak ikan, susu kedelai, susu.

e. Vitamin E

Manfaatnya sebagai antioksidan dan membantu melindungi sel


dari kerusakan, menjaga kesehatan sel darah merah. Sumber
vitamin E antara lain, minyak sayur, kacang-kacangan, sayuran
hijau, alpukat, gandum, dan biji-bijian.

f. Vitamin K

Manfaatnya untuk membantu dalam pembekuan darah dan


meningkatkan pertumbuhan serta kesehatan tulang. Sumber
vitamin K antara lain, alpukat, anggur, sayuran hijau, susu
asam, umbi-umbian, biji-bijian, dan telur.

5. Mineral

Mineral berfungsi untuk menjaga kestabilan asam basa pada tubuh, membantu
dalam proses pembangunan sel, membantu reaksi kimia tubuh, mengangkut oksigen
ke seluruh tubuh, dan membentuk serta memelihara tulang. Beberapa mineral
dibutuhkan tubuh kita dalam jumlah yang sangat sedikit, sebagian yang lain
dibutuhkan dalam jumlah banyak. Berikut ini beberapa mineral dalam tubuh,
manfaat, dan sumbernya.

a. Kalsium (Ca)

19
Manfaatnya untuk bahan pembentuk tulang dan gigi, membantu
kerja otot dan kerja saraf. Sumber: telur, sayuran hijau, dan
kedelai.

b. Fosfor (P)

Manfaatnya untuk membantu dalam kontraksi otot dan relaksasi


otot, serta pembentukan tulang dan gigi. Sumber: daging, gandum,
keju.

c. Kalium (K)

Manfaatnya untuk mengatur keseimbangan air dalam sel dan


mempercepat hantaran impuls (rangsang) pada saraf serta kerja
otot. Sumber: pisang, kentang, kacang, daging, dan jeruk.

d. Natrium (Na)

Manfaatnya untuk menjaga keseimbangan cairan dalam jaringan


tubuh dan mempercepat hantaran impuls (rangsang) pada saraf.
Sumber: daging, keju, susu, garam, dan wortel.

e. Besi (Fe)

Manfaatnya untuk bahan utama penyusunan hemoglobin dalam sel


darah merah. Sumber: daging merah, kacang, bayam, dan telur.

f. Iodium (I)

Manfaatnya untuk sebagai salah satu sumber hormon tiroksin dan


merangsang metabolisme. Sumber: ikan laut dan garam.

20
g. Seng (Zn)

Manfaatnya untuk menjaga kekebalan tubuh, kesehatan mata,


menghambat kerja virus, mengurangi resiko kanker, mempercepat
penyembuhan luka. Sumber: kacang-kacangan, biji-bijian, dan
gandum.

6. Air

Sekitar 60 – 80% sel tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Tubuh kita dapat
kehilangan air pada saat bernapas, berkeringat, buang air besar, maupun buang air
kecil (urine). Akan tetapi, minum air bukanlah satu-satunya cara untuk memasok air
ke dalam sel-sel tubuh kita. Tanpa disadari, makanan yang kita makan ternyata
banyak mengandung air. Misalnya, buah apel mengandung 80% air dan daging
mengandung sekitar 66% air.

Prosentase air dalam tubuh manusia sebagai berikut.

a) Paru-paru : 92% air

b) Darah : 82% air

c) Kulit : 80% air

d) Otot : 75% air

e) Otak : 70% air

f) Tulang : 22% air

Air dibutuhkan oleh tubuh sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu
tubuh, pelarut zat-zat gizi lain dan membantu dalam proses pencernaan makanan,

21
sebagai pelumas dan bantalan, media transportasi, dan media pengeluaran sisa
metabolisme.

4.3 Fungsi Makanan


Selain Memberikan pola asuh anak usia dini yang baik, menu makanan sehat
untuk anak usia dini adalah satu dari sekian banyak tanggung jawab dan tugas yang
harus dilakukan oleh orang tua. Makanan sehat adalah makanan yang memenuhi
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam masa perkembangan. Dengan memberikan
makanan sehat sejak dini, selain dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan juga bisa membawa dampak positif lain.
Pola dan menu makan yang sehat sejak usia dini tidak hanya bisa mendukung
tumbuh kembang anak. Manfaat lainnya dapat mencegah agar anak tidak terkena
malnutrisi maupun obesitas. Selain itu, dengan makanan sehat dan bergizi, anak pun
dapat terhindar dari berbagai gangguan kesehatan lainnya. Pada anak usia dini,
komposisi makanan yang dikonsumsi berperan penting dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena itulah program makanan sehat untuk
anak usia dini sangat diprioritaskan dan dibiasakan oleh orang tua. Komposisi
makanan sehat antara lain harus terdiri dari:
 Karbohidrat

Kandungan makanan sehat untuk anak sejak dini yang pertama


adalah karbohidrat. Fungsi utama karbohidrat adalah sumber energi yang utama bagi
tubuh. Sumber energi yang terpenuhi ini kemudian digunakan oleh otak untuk
membantu proses metabolisme.
Karbohidrat sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu karbohidrat sederhana dan
kompleks. Karbohidrat sederhana biasanya terdapat pada makanan-makanan manis.
Sedangkan karbohidrat kompleks terdapat pada jenis makanan pokok, seperti nasi,
gandum, kentang dan lainnya.
 Protein

22
Protein merupakan kandungan yang harus ada dalam makanan sehat untuk
anak sejak dini. Zat ini berfungsi untuk menggantikan dan membentuk jaringan tubuh
yang rusak. Untuk anak, protein berfungsi untuk membentuk jaringan tubuh baru
yang berperan dalam proses pertumbuhan anak. Inilah kenapa dalam komposisi
makanan sehat yang harus diberikan kepada anak sejak dini harus ada protein di
dalamnya.
Sumber makanan yang mengandung protein dibagi menjadi dua, yaitu sumber
protein nabati dan hewani. Contoh makanan yang mengandung protein hewani
misalnya berbagai jenis daging, telur, ikan, serta susu. Sedangkan contoh makanan
yang termasuk protein nabati antara lain biji-bijian dan kacang-kacangan.
 Serat

Anak usia dini juga membutuhkan kandungan serat dalam komposisi


makanan sehat yang dikonsumsinya. Serat ini berperan penting pada sistem
pencernaan anak. Serat juga berfungsi untuk mengontrol berat badan tubuh
anak. Makanan sehat untuk anak sejak dini harus mengandung serat yang bisa
didapatkan dari sayur-sayuran dan buah-buahan.
 Lemak

Dalam membuat program makanan sehat untuk anak usia dini, lemak juga
menjadi komposisi yang harus ada di dalamnya. Lemak bagi anak-anak yang masih
dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan berperan dalam meningkatkan fungsi
otak. Lemak juga berfungsi dalam proses pembekuan darah serta mengoptimalkan
penyerapan mineral dan vitamin dalam tubuh.
Meski memiliki fungsi penting, harus diperhatikan juga bahwa ada lemak
yang sifatnya baik dan ada lemak yang sifatnya jahat. Lemak yang boleh diberikan
dalam daftar makanan sehat balita atau anak pada umumnya adalah makanan yang
mengandung lemak baik. Contohnya adalah ikan tuna, berbagai jenis kacang-

23
kacangan, alpukat dan daging merah. Komposisinya pun harus diatur agar tidak
berlebihan.
 Vitamin dan Mineral

Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia secara umum dibagi menjadi zat
gizi mikro dan makro. Zat gizi yang disebutkan sebelumnya adalah zat gizi yang
termasuk dalam zat gizi makro. Sementara sumber zat gizi mikro yang harus dipenuhi
dalam komposisi makanan sehat untuk anak sejak dini adalah vitamin dan mineral.
Vitamin berfungsi sebagai antioksidan yang menjaga tubuh dari radikal bebas
yang menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Sedangkan mineral berperan untuk
menjaga kesehatan gigi dan tulang pada anak. Keduanya adalah zat gizi yang harus
ada dalam komposisi makanan sehat pada anak.
Fungsi mineral masih beragam lagi tergantung jenis mineralnya. Ada mineral
yang berfungsi dalam membantu pembentukan sel darah merah. Ada mineral yang
berfungsi dalam mentransmisikan sinyal saraf dan masih banyak lagi lainnya. Karena
itu, kebutuhan mineral ini harus terpenuhi dengan lengkap.
Sumber makanan yang mengandung vitamin antara lain ada pada buah-
buahan segar. Sementara sumber makanan yang mengandung mineral dapat diperoleh
dari susu, kerang-kerangan, kacang almond dan lain sebagainya.
 Air

Kandungan zat gizi terakhir yang harus ada dalam komposisi makanan sehat
untuk anak sejak dini adalah air. Air sendiri merupakan kandungan esensial yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh. Bahkan 62% dari berat badan manusia adalah
berbentuk cairan. Karena itu, kebutuhan cairan harus dipenuhi dengan cukup.
Ketika kebutuhan cairan tubuh anak dipenuhi dalam jumlah yang cukup, maka
akan membantu dalam meningkatkan fungsi otak menjadi lebih optimal. Sebaliknya,
jika asupan air tidak cukup akan mengganggu kinerja dan fungsi otak. Akibat yang
paling sering terjadi apabila kebutuhan cairan tidak tercukupi adalah menyebabkan

24
dehidrasi. Dalam kondisi paling parah, dehidrasi ini bahkan dapat mengganggu fungsi
otak.

25
26
BAB 5. METABOLISME DAN SISTEM PENCERNAAN PADA ANAK USIA
DINI

5.1 Sistem Pencernaan Anak Usia Dini


Apabila anak mengalami gangguan pencernaan maka penyerapan nutrisi akan
terhambat selain itu beresiko mengalami gangguan fungsi pencernaan. Untuk lebih
mewaspadai gangguan pencernaan pada anak, artikel kali ini akan membahas
mengenai pengertian gangguan pencernaan pada anak, peran penting pencernaan
pada anak, pencegahan yang harus dilakukan untuk tetap menjaga pencernaan anak
yang sehat. Jika anak sering mengeluhkan rasa sakit pada bagian perut, Ini
merupakan salah satu tanda awal terjadinya gangguan pencernaan.

 Penyebab Ganggunan Pencernaan Pada Anak Usia 1 Tahun

Gangguan pencernaan disebut dispepsia yaitu kondisi ketidaknyamanan pada


bagian perut. Meskipun gangguan pencernaan termasuk umum dialami oleh anak atau
orang dewasa akan tetapi gejala harus tetap diwaspadai. Anak yang mengalami
gangguan pencernaan akan menghambat tumbuh kembang anak. Kondisi ini
dikarenakan pencernaan berfungsi sebagai pembentukan daya tahan tubuh, proses
penyerapan nutrisi dan mengganggu kecerdasan anak apabila terjadi
ketidakseimbangan gizi karena terhambatnya penyerapan nutrisi pada proses
pencernaan.

Gangguan pencernaan disebabkan karena sistem pencernaan yang belum


sempurna atau konsumsi makanan dan minuman yang memicu terjadinya ganguan
pencernaan. Oleh sebab itulah anak anak membutuhkan waktu penyesuain untuk
dapat beradaptasi dengan makanan yang dikonsumsinya. Gangguan pencernaan tidak
dapat dianggap sepele dikarenakan akan berlangsung terus menerus dan memerlukan
perawatan medis untuk menghindari gangguan kesehatan lainnya.

27
Pencernaan memiliki peran penting yaitu untuk membentuk daya tahan tubuh
anak. Anak yang memiliki pencernaan yang sehat maka akan mempengaruhi pada
kesehatan anak. Dengan memiliki kesehatan yang sehat maka tumbuh kembang anak
akan optimal. Selain itu anak yang memiliki pencernaan yang sehat akan
mempengaruhi kebutuhan nutrisi yang optimal. Sistem pencernaan sangat
mempengaruhi nutrisi yang dibutuhkan oleh anak, pada sistem pencernaan anak yang
sehat maka akan mampu menyerap gizi dari makanan dan minuman yang
dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh anak.

Apabila anak mengalami gangguan maka kebutuhan nutrisi terhambat apalagi


diusia anak 0-5 tahun yang termasuk masa emas anak. Pencernaan juga berperan
penting dalam kecerdasaan anak, faktor ini dihubungkan dengan penyerapan gizi
yang tidak seimbang sehingga dapat mengganggu tumbuh kembang anak.

Terganggunya tumbuh kembang pada anak akan berdampak pada kecerdasan


anak. Pengembangan saat ini adalah anak yang cerdas mampu memiliki komunikasi
dua arah yang mampu didukung oleh kemampuan otak anda. Dengan saluran cerna
yang sehat maka membuat kerja maksimal dan juga nutrisi yang dibutuhkan tubuh
anak terserap optimal.

 Cara Mencegah Gangguan Pada Anak Usia 2 Tahun

Mencegah gangguan pencernaan anak dilakukan semenjak anak lahir yaitu


dengan memberikan ASI ekskusif. ASI yang merupakan makanan utama bayi dapat
memberikan imunitas pada tubuh dan memberikan kelengkapan nutrisi. ASI
mengandung probiotik yang dapat menjaga proses metabolisme di dalam tubuh, dapat
melindungi dinding usus dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Selain itu untuk dapat membantu sistem pencernaan yang baik pada anak maka
dapat dilakukan semenjak di dalam kandungan. Ibu hamil disarankan untuk

28
mengkonsumsi makanan yang mengandung probiotik seperti mengkonsumsi yogurt.
Dengan konsomi makanan yang mengandung probiotik dapat menyeimbangkan
pertumbuhan bakteri baik dan membantu mengedukasi dalam menjaga kesehatan
pencernaan yang baik.

Gangguan pencernaan yang tidak baik pada anak berhubungan dengan asupan
makanan yang susah pada anak. Dengan demikian untuk membantu anak anda dalam
melengkapi semua kebutuhan nutrisi selama yaitu dengan memperhatikan bahan
makanan yang dikonsumsi. Umumnya anak hanya suka satu makanan saja, ini
membuat asupan gizi terhambat. Oleh karena itu, anda dapat mengalihkan perhatian
yang menarik sehingga keinginan makan anak meningkat. Misalnya dengan
memberikan alat makan yang menarik atau membuat bento.

Gangguan pencernaan anak ada banyak macamnya, berikut ini beberapa penjelasan
mengenai gangguan pencernaan anak ;

7. Gangguan seluruh fungsi sistem pencernaan

Gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan anak atau


irritable bowel syndrome sehingga menyebabkan sembelit, sakit perut,
ataupun diare. Gejala yang dihadapi umumnya buang air besar yang
berubah. Anak dapat menjadi lebih sering diare atau lebih sering
sembelit. Cara mengatasi anak yang mengalami irritable bowel
syndrome yaitu dengan memberhentikan makanan dan minuman yang
memicu diare/sembelit pada anak. Beberapa makanan yang harus
dihentikan adalah makanan yang terlalu banyak mengandung bumbu,
terlalu asin, asam atau juga manis.

8. Hipertroli pilorus stenosis

29
Anak yang mengalami hipertroli pilorus stenosis akan mengalami
penyempitan saluran usus 12 jari yang disebabkan karena adanya
penebalan otot dinding usus. Hal ini yang seringkali terjadi pada anak,
yaitu muntah ketika sedang mendapatkan ASI. Gejala spesifik pada
gangguan medis ini adalah muntah yang terjadi pada anak usia 2-12
minggu.Adapun tindakan medis yang dilakukan apabila sudah
dipastikan mengalami gangguan kesehatan tersebut yaitu dengan
melakukan penyayatan akan tetapi tidak memotong otot pilorus
dengan tujuan melebarkan saluran.

9. Sakit perut berulang

Anak seringkali mengalami sakit perut yang berulang bahkan


seringkali dijumpai pada anak yang berusia 3 tahun. Penyebabnya
bermacam-macam dapat diakibatkan karena sosial, psikologis, dan
sesuatu yang memicu stres pada anak. Gejala yang dihadapi anak
adalah sakit perut yang berulang, bahkan nyeri tiga kali atau lebih
selama tiga bulan dan mengalami ganguan aktivitas anak. Cara
mengatasi gangguan pencernaan pada anak yaitu dengan mengetahui
penyebab utama pada anak dan kemudian berkonsultasi dengan
psikolog anak.

5.2 Metabolisme Anak Usia Dini


Setiap makanan yang masuk ke tubuh akan diuraikan nutrisi-nutrisinya menjadi
energi. Proses penguraian nutrisi ini disebut metabolisme. Gangguan yang terjadi
pada proses ini dapat membuat produksi energi yang dibutuhkan untuk menjalankan
berbagai fungsi tubuh terganggu. Kondisi ini disebut gangguan metabolik, yang dapat
terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Berikut beberapa hal penting tentang
gangguan metabolik pada anak, yang perlu diketahui orangtua:

30
1. Menyebabkan Terhambatnya Tumbuh Kembang

Gangguan metabolik pada anak dapat terlihat dari terhambatnya pertumbuhan


fisik dan ketidakmampuan anak untuk melakukan berbagai hal yang seharusnya bisa
dilakukan anak seusianya. Gejala umum lainnya yang dapat terlihat dari anak yang
mengalami gangguan metabolik adalah:

a. Anak selalu terlihat lemas.


b. Mual dan muntah.
c. Tidak nafsu makan.
d. Sakit perut.
e. Bau napas, keringat, air liur, dan urine yang tidak sedap.
f. Mata dan kulit berwarna kuning.
g. Perkembangan fisik terlambat.
h. Kejang.

Berbagai gejala tersebut dapat muncul secara tiba-tiba, ataupun secara


perlahan dan berkepanjangan. Pada beberapa kasus, gejala gangguan metabolik pada
anak dapat muncul beberapa minggu setelah ia dilahirkan. Sementara pada beberapa
kasus lainnya, gejala bisa saja membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
berkembang dan baru muncul ketika anak sudah lebih besar.

Oleh karena itu, orangtua sebaiknya rutin memeriksakan kondisi bayi atau anaknya
ke dokter anak. Hal ini penting agar segala kelainan yang mungkin dialami anak
dapat terdeteksi sejak dini.

2. Gangguan Metabolik Ada Banyak Sekali Jenisnya

Jenis gangguan metabolik ada banyak sekali, bahkan mencapai ratusan. Namun,
jika dikelompokkan, ada 3 kelompok besar dari gangguan metabolik yang umum
terjadi, yaitu:

31
a. Gangguan metabolisme karbohidrat. Beberapa contoh penyakit yang
tergolong dalam kelompok gangguan metabolisme karbohidrat adalah
diabetes, galaktosemia, dan sindrom McArdle.
b. Gangguan metabolisme protein. Jenis penyakit yang termasuk dalam
kelompok gangguan metabolisme protein adalah fenilketonuria, maple syrup
urine disease (MSUD), alkaptonuria, dan ataksia Friedreich.
c. Gangguan metabolisme lemak. Penyakit yang termasuk dalam kelompok
gangguan metabolisme lemak adalah penyakit Gaucher, penyakit Tay-Sachs,
xanthoma
3. Umumnya Disebabkan oleh Kelainan Genetik

Gangguan metabolik umumnya disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan


dalam keluarga. Kelainan ini memengaruhi fungsi kelenjar endokrin dalam
memproduksi enzim yang biasa digunakan dalam proses metabolisme. Hal inilah
yang membuat jumlah enzim yang dihasilkan akan berkurang atau bahkan tidak
diproduksi sama sekali.

Tak hanya itu, gangguan pada produksi enzim pencernaan juga dapat membuat
zat-zat beracun dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan dan menumpuk dalam aliran
darah. Jika kondisi ini terjadi, fungsi organ-organ dalam tubuh pun dapat mengalami
gangguan.

4. Pencegahan Terbaik Dapat Dilakukan Sebelum Kehamilan

Sebenarnya, gangguan metabolik cenderung sulit untuk dicegah, karena sering


kali disebabkan oleh faktor genetik. Namun, pencegahan terbaik gangguan metabolik
pada anak dapat dilakukan dengan banyak berdiskusi dengan dokter kandungan dan
ahli genetik, sebelum merencanakan kehamilan. Terutama jika kamu atau pasangan
memiliki riwayat penyakit metabolik dalam keluarga.

32
Ketika mendiskusikannya dengan dokter, tanyakanlah berbagai kemungkinan
memiliki anak dengan penyakit yang sama dan bagaimana cara mencegah atau
meminimalisir risikonya. Sebab, salah satu gangguan metabolik yang paling umum
disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat adalah diabetes tipe 2. Maka, upaya
pencegahan pun dapat dilakukan dengan cara menjalani gaya hidup sehat, seperti:

a) Menjaga berat badan tetap ideal.


b) Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan memperbanyak konsumsi
makanan berserat, seperti sayur, gandum utuh, dan buah.
c) Melakukan olahraga rutin, setidaknya 30 menit per hari.
d) Mengurangi konsumsi minuman dengan kandungan gula yang tinggi, seperti
jus buah kemasan atau minuman soda, serta makanan yang tinggi gula dan
lemak.

33
BAB 6. PENILAIAN STATUS GIZI ANAK USIA DINI

6.1 Konsep Penilaian dan Status Kesehatan Anak Usia Dini


A. Status Gizi
Status gizi adalah interprestasi dari data yang didapatkan dengan menggunakan
berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang beresiko dengan
status gizi buruk. Status gizi ditentukan dengan pengukuran berat badan dan tinggi
badan yang hasilnya dikategorikan menggunakan standar antropometri penilaian
status gizi anak (Depkes, 2015).
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi adalah
konsumsi makanan dan pengguanan zat-zat gizi dalam tubuh. Tubuh yang
memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan mencapai status
gizi yang optimal. Defisiensi zat mikro seperti vitamin dan mineral memberi dampak
pada penurunan status gizi dalam waktu yang lama (Rahman et al., 2017).
Status gizi merupakan keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat
gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama untuk anak balita,
aktivitas, pemeliharan kesehatan, penyembuhan bagi mereka yang menderita sakit
dan proses biologis lainnya di dalam tubuh. Kebutuhan bahan makanan pada setiap
individu berbeda karena adanya variasi genetik yang akan mengakibatkan perbedaan
dalam proses metabolisme. Sasaran yang dituju yaitu pertumbuhan yang optimal
tanpa disertai oleh keadaan defisiensi gizi.
Status gizi yang baik akan turut berperan dalam pencegahan terjadinya berbagai
penyakit, khususnya penyakit infeksi dan dalam tercapainya tumbuh kembang anak
yang optimal. Kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan
gizi adalah kelompok bayi dan anak balita (Yadav et al., 2016). Oleh sebab itu,
indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui
status gizi balita. Menurut WHO, pemeliharan status gizi anak sebaiknya :

34
a) Dimulai sejak dalam kandungan. Ibu hamil dengan gizi yang baik, diharapkan
akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
b) Setelah lahir segera beri ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.
c) Pemberian makanan pendampingan ASI (weaning food ) bergizi, mulai usia 4
atau 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima menu lengkap
keluarga.
d) Memperpanjang masa menyususi (prolog lactation) selama ibu dan bayi
menghendaki (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
B. Klasifikasi Status Gizi
Dalam menentukan status gizi pada balita harus ada ukuran baku yang sering
disebut references atau patokan sebuah penilaian. Pengukuruan baku antropometri
yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS. Menurut Kemenkes RI
(2017) di dalam buku saku pemantauan status gizi, klasifikasi status gizi dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Status gizi lebih (over weight)
Gizi lebih (Over weight) Gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat
gizi dalam jumlah berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis atau
membahayakan (Almatsier, 2011). Kelebihan berat badan pada balita
terjadi karena ketidakmampuan antara energi yang masuk dengan keluar,
terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga atau keduanya. Kelebihan
berat badan anak tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan
sekaligus menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
(Rahim, 2014).
2. Status gizi baik (well nourished)
Status gizi baik adalah dimana keadaan tubuh memperoleh cukup zat-zat
gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan
fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum
meningkat, atau bisa disebut juga status gizi optimal (Khan et al, 2017).
3. Status gizi kurang (under weight)

35
Status gizi kurang pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein dalam waktu
tertentu Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu
atau lebih zat-zat esensial (Almatsier, 2011).
4. Status gizi buruk
Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan
nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah
standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat
dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah
satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita (Yadav et al.,
2016).
C. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan upaya adanya patokan atau standart suatu
pemenuhan gizi. Berikut penilaian status gizi menurut Supariasa (2012) ialah :
 Penilaian status gizi secara langsung :
1) Antropometri
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi
adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dan tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri
secara umum digunakan untuk melihat keseimbangan asupan protein dan
energi.
2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi berdasarkan
atas perubahan- perubahan yang terjadi dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Metode ini, didasarkan atas perubahan-perubahan
yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal
tersebut dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan

36
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid.
3) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
4) Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melibat kemamapuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari
jaringan.
 Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung menurut Supariasa
(2012) dapat dilakukan dengan:
1) Survey Konsumsi Makanan
Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi yang
dikonsumsi. Kesalahan dalam survey makanan bisa disebabkan oleh
perkiraan yang tidak tepat dalam menentukan jumlah makanan yang
dikonsumsi balita, kecenderungan untuk mengurangi makanan yang
banyak dikonsumsi dan menambah makanan yang sedikit dikonsumsi
(The Flat Slope Syndrome), membesar-besarkan konsumsi makanan yang
bernilai sosial tinggi, keinginan melaporkan konsumsi vitamin dan
mineral tambahan kesalahan dalam mencatat (food record).
2) Statistik Vital
Yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesebatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian karena
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3) Faktor Ekologi Malnutrisi

37
Merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi antara beberapa faktor
fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia
sangat tergantung dan keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan
lain-lain (Supariasa, 2012).

6.2 Anatomi dan Fisiologis Anak Usia Dini


A. Sistem Pernapasan
Kuncup paru-paru (Lung buds) janin mula-mula terbentuk pada minggu ke 4
kehamilan. Perkembangan kuncup (budding) dan pembentukan cabang (Branching)
membentuk batang uatam lobulus bronkopulmonal. Pembentukan cabang terus
berlangsung sampai awal masa kanak-kanak, meskipun percabangan tersebut kurang
proliferatif. Dari bulan ke-6, lobulus berkembang menjadi duktus alveolus. Dan
duktus berkembang menjadi sakus alveolus, yang menjadi alveoli sebenarnya pada
bulan ke 2 kehidupan postnatal. Karena sakus alveolus berkembang, epitel yang
membatasi sakus tersebut menipis. Kapiler-kapiler paru menekan dinding sakus
karena paru-paru dipersiapkan untuk pertukaran oksigen dan karbondioksida,
menjelang akhir bulan ke 6 kehamilan.
Selama minggu terakhir kehamilan, paru-paru mengeluarkan surfaktan yang
mencegah sakus alveolus kolaps selama ekspirasi, menyebabkan atelektasis diantara
gangguan-gangguan lain. Saat lahir, paru-paru berisi cairan. Cairan ini dengan cepat
dihalau dan di absorbsi karena paru-paru terisi udara. Struktur tulang toraks (Thoracic
cage) bayi yang baru lahir agak bundar. Secara bertahap diameter transversal
bertambah sampai menjadi bentuk elips seperti dada orang dewasa, kira-kira umur 6
tahun. Struktur tulang toraks bayi juga agak lunak, yang memungkinkan kerangka
dada tertarik selama pernapasan yang memerlukan usaha besar (Labored breathing).
Bayi mempunyai sedikit jaringan dan kartilago pada trakea dan bronkus yang
memungkinkan struktur ini lebih mudah kolaps. Jalan napas berkembang lebih cepat
daripada kolumna vertebra. Pada bayi bifurkasi trakea adalah setinggi vertebra torakal
ke 4. Bayi hanya bernapas melalui hidung, dan rongga hidung yang dilewati lebih

38
sempit. Pernapasan kurang ritmik dibandingkan anak. Pada bayi dan anak usia
dibawah 6 atau 7 tahun, jenis pernapasan adalah pernapasan diagfragma atau
pernapasan abdomen.volume oksigen yang di ekspirasi oleh bayi dan anak-anak lebih
besar daripada yang di ekspirasikan oleh orang dewasa.pada usia 12 tahun anak
mempunyai 9 kali jumlah alveoli dibandingkan ketika lahir.
B. Sistem Kardiovaskuler
Pada tahap awal perkembangannya, jantung merupakan tuba lurus. Antara
minggu ke 2 dan ke 10 kehamilan jantung mengalami serangkaian perubahan menjadi
organ yang mempunyai 4 ruangan. Jantung mulai berdenyut pada minggu ke 3
kehamilan. Selama kehidupan janin, jantung mendistribusikan oksigen dan nutrient
yang disuplai melalui plasenta. Paru – paru janin di pintas oleh pirau yang ada selama
kehidupan janin. Pada saat lahir pirau ini mulai menutup karena tahanan pembuluh
darah pulmonal turun. Tahanan pembuluh darah kira-kira sama dengan orang dewasa
pada umur 6 minggu. Tahanan pembuluh darah pulmonal relatif lebih tinggi pada
bulan pertama kehidupan bayi, dan kelainan jantung seperti defek sputum ventrikel (
VSD ) mungkin tidak dapat di deteksi.
Jantung adalah besar dalam hubungan nya dengan ukuran tubuh pada bayi.
Jantung terletak agak horizontal dan menempati sebagian besar cavum thoraks.
Perkembangan paru – paru menyebabkan jantung terdesak ke posisi yang lebih
rendah dan pada umur 7 tahun jantung dianggap seperti posisi jantung orang dewasa
yang lebih oblik dan lebih rendah. Ukuran jantung meningkat pada remaja karena
pertumbuhan yang cepat. Pada saat lahir dinding ventrikel mempunyai ketebalan
yang sama, tetapi dengan kebutuhan sirkulasi ventrikel kiri akan lebih tebal. Dinding
ventrikel yang tipis menghasilkan tekanan sistolik yang rendah pada bayi baru lahir.
Tekanan sistolik meningkat setelah lahir hingga sampai mendekati tekanan sistolik
orang dewasa pada saat pubertas. Pembuluh darah memanjang dan menebal dalam
berespons terhadap tekanan yang meningkat.
C. Sistem Integumen

39
Kulit, yang mualai berkembang selama minggu ke 11 kehamilan, terdiri dari 3
lapisan (Epidermis, Dermis dan jaringan subkutan). Kulit mempunyai 4 fungsi utama:
perlindungan terhadap cedera, termoregulasi, impermeabilitas, dan sensor terhadap
sentuhan, nyeri, panas, dan dingin. Ph kulit yang normal adalah asam, berguna untuk
melindungi kulit dari invasi bakteri. Pada bayi Ph kulit bayi lebih tinggi, kulit lebih
tipis, dan sekresi keringat dan sebum sedikit. Akibatnya, bayi lebih rentan terhadap
infeksi kulit daripada anak yang lebih besar dan orang dewasa. Selanjutnya, karena
pelekatan yang longgar antara dermis dan epidermis, kulit bayi dan anak-anak
cenderung mudah melepuh.
D. Sistem Pendengaran
Tiga bagian telinga berkembang pada masa embrio dalam waktu yang
bersamaan dengan perkembangan organ-organ vital lainnya, oleh karena itu
deformitas pada telinga dapat memberikan petunjuk terhadap penyimpangan organ
lain dalam tubuh. Perkembangan telinga luar dimulai kira-kira pada minggu ke lima
kehamilan dan perkembangan telinga tengah sekitar minggu ke 6. telinga terutama
sekali rentan terhadap penyimpangan pada minggu ke 9 kehamilan. Neonatus mampu
membedakan suara saat lahir dan lebih mudah berespon terhadap suara dengan nada
yang tinggi.
Adanya mucus pada tuba eustachius dapat membatasi pendengaran ketika
bayi pertama kali dilahirkan tetapi segera jelas setelah lahir. Verniks kaseosa pada
saluran telinga luar dapat menyulitakan visualisasi membrane timpani. Bayi yang
lebih muda berespon terhadap kebisingan yang keras dengan refleks terkejut,
berkedip, atau menghentikan gerakan. Bayi, yang berumur 6 bulan atau lebih
mencoba mencari sumber suara.
E. Sistem Penglihatan
Mata mulai terbentuk pada 22 hari kehamilan, dan pada 8 minggu kehamilan
dianggap dalam bentuk yang lazim. Struktur dan bentuk mata terus berkembang
sampai anak mencapai usia sekolah. Pada saat lahir Mielinisasi serat-serat saraf sudah
lengkap dan respon pupil dapat diperoleh. Bayi baru lahir, bagaimanapun juga

40
mempunyai penglihatan yang terbatas. Neonatus mampu mengenali bentuk ibunya
dan mengenali cahaya dan gerakan, ditandai dengan refleks berkedip. Nistagmus
yang tajam umum terjadi. Kemampuan untuk mengikuti objek tidak berkembang
sampai umur 4 minggu, ketika bayi mampu mengikuti cahaya dan objek kegaris
tengah. Pada umur 8 minggu bayi mampu mengikuti cahaya melewati garis tengah,
walaupun strabismus menjadi jelas. Strabismus konvergen intermiten umum terjadi
sampai umur 6 bulan, kemudian menghilang. Otot – otot dianggap berfungsi dengan
sempurna pada umur 1 tahun. Macula dan fovea sentralis secara structural mengalami
diferensiasi pada umur 4 bulan. Maturasi makula dicapai saat umur 6 tahun.
Perbedaan warna ada antara umur 3 dan 5 bulan. Bayi normalnya
berpenglihatan jauh. Seperti anak kecil, bayi melihat dengan baik pada rentang yang
sempit. Ketajaman penglihatan jauh. Seperti anak kecil, bayi melihat dengan baik
pada rentang yang sempit. Ketajaman penglihatan pada bayi mempunyai rentang dari
20/300 sampai 20/50. iris biasanya dianggap berwarna permanent saat umur 6 bulan,
tetapi pada beberapa anak tidak sampai 1 tahun. Lakrimasi mulai ada saat berumur 6
– 12 minggu.

41
BAB 7. PENUTUP

Kesimpulan
Konsumsi pangan sehat dan gaya hidup aktif di lingkungan anak perlu terus
diperhatikan. Literasi gizi di tengah pandemi covid-19 pun dinilai penting bagi para
orang tua dan guru dalam mendampingi anak-anak belajar dari rumah (BDR). Dalam
situasi yang mengutamakan pertimbangan kesehatan dan keselamatan, terdapat
tantangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar bagi siswa, orang tua,
serta guru, termasuk pendidikan gizi. Literasi gizi semakin penting untuk dipelajari,
dipahami, dan diterapkan oleh anak.

Pentingnya literasi kesehatan dan gizi bagi orang tua dan guru adalah untuk
mengetahui lebih jelas tentang konsep yang ada pada kesehatan dan gizi. Sebagai
orang tua harus mengerti tentang kesehatan dan gizi karena hal itu sangat penting
terhadap pemenuhan gizi anak di masa pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sebagai guru juga harus mengertidan paham akan kesehatan dan gizi pada anak
didiknya. Karena pasti setiap anak mempunyai permasalahan gizi yang berbeda-beda
pada setiap perkembangannya.

42
DAFTAR PUSTAKA
Ayahbunda. 2000. Anak Pra SekolaJakarta: Gaya Favorit Press

Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Anak


Usia Dini. Jakarta: Balitbang Pusat Kurikulum

Prayitno, Elida. 2005. Buku Ajar. Perkembangan Anak Usia Dini dan SD. Padang:
Angkasa Raya

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat UI


2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Lita R. 2019. Analisis Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Usia 4-5 Tahun) di
Posyandu Teratai Kelurahan Bumi Raya Kecamatan Bumi Waras. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Raden
Intan: Lampung

Shaleh, Abdul Qodir. 2008. Panduan Lengkap Mendeteksi, Memahami, dan


Mengatasi Masalah-Masalah Kesehatan Anak. Jogjakarta: Diva Press

Kus Irianto. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya

https://www.kompasiana.com/rnz/5839194080afbd9a06cfbd20/perkembangan-anak-
usia-dini# (diakses pada tanggal 24 April 2021)

Erida. 2018. Pengasuhan dan Pengembangan Kesehatan Anak Usia Dini. Jurnal
Pengembangan Masyarakat Islam.

43
https://www.amongguru.com/macam-macam-zat-makanan-dan-fungsinya-pada-
manusia-dilengkapi-gambar/ (diakses pada tanggal 25 April 2021)

https://adoc.pub/queue/1-anatomi-dan-fisiologi-sistem-sistem-pada-anak-a-sistem-
per.html (diakses pada tanggal 25 April 2021)

https://edumasterprivat.com/makanan-sehat-untuk-anak-usia-dini/ (diakses pada


tanggal 25 April 2021)

https://www.halodoc.com/artikel/gangguan-metabolik-pada-anak-ketahui-4-hal-ini
(diakses pada tanggal 25 April 2021)

https://ceritawanitamodern.com/gangguan-pencernaan-pada-anak-usia-dini-harus-
dicegah/ (diakses pada tanggal 25 April 2021)

https://www.halodoc.com/artikel/gangguan-metabolik-pada-anak-ketahui-4-hal-ini
(diakses pada tanggal 25 April 2021)

44

Anda mungkin juga menyukai