Anda di halaman 1dari 4

Tugas Final

PERGERAKAN KOPERASI DALAM MENGHADAPI ERA INDUSTRI


4.0 DAN TANTANGANNYA

(Praktek Dan Seminar Koperasi)

OLEH :

DIAN SAPUTRI

A1A1 16 023

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
PERGERAKAN KOPERASI DALAM MENGHADAPI ERA INDUSTRI 4.0
DAN TANTANGANNYA

Revolusi digital dan era disrupsi merupakan istilah-istilah lain yang


menggambarkan industri 4.0. Era industri 4.0 yang bercirikan digitalisasi dan
otomatisasi telah mengubah cara beraktivitas manusia. Setiap individu kini
dituntut untuk terus berpikir kreatif dan mampu berinovasi dalam menemukan
jawaban atas sebuah persoalan. Demikian pula dengan gaya hidup generasi
milenial yang kini begitu cepat dan tidak menentu.

Akibatnya, setiap negara di dunia kini tengah berbenah guna menyiapkan diri
menghadapi era industri 4.0 ini. Beragam kebijakan guna mengadopsi digital
dalam pembangunan nasional dan khususnya pembangunan perekonomian,
menjadi suatu hal yang penting. Sedemikian pentingnya kemajuan teknologi
sehingga pemerintah juga telah menetapkan tahun 2020 sebagai tahun dimana
Indonesia diproyeksi menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia
Tenggara. Didukung oleh besarnya jumlah penduduk serta dengan tingginya
tingkat pengguna internet, maka Indonesia memang memiliki potensi yang cukup
besar sebagai salah satu negara dengan kekuatan ekonomi digital yang harus
diperhitungkan.

Namun demikian, selain membawa harapan, perkembangan industri 4.0 juga


membawa tantangan. Implementasi industri 4.0 dikhawatirkan hanya akan
menjangkau perusahaan besar tanpa bisa menyentuh usaha kecil menengah
(UKM) maupun Koperasi. Sebagian besar UKM dan Koperasi juga jarang
mendapatkan program pendidikan, pelatihan ataupun penyuluhan untuk
meningkatkan kapasitasnya guna menghadapi tantangan digitalisasi ekonomi.
Sejak awal berdirinya tanggal 12 Juli 1947, kinerja sebagian besar Koperasi
Indonesia masih jauh dari memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan kinerja
perkoperasian di Indonesia masih rendah, mulai dari penyebab internal hingga
eksternal seperti keberpihakan pemerintah serta rendahnya kesadaran masyarakat
tentang arti pentingnya Koperasi.
Proses pendirian koperasi di Indonesia sangat berbeda dengan koperasi di
Negara maju. Gerakan koperasi di Indonesia tidak mengalamai proses perjuangan
dan tantangan secara konflik yang menyebabkan koperasi memang benar-benar
matang dan perlu untuk ditegaskan. Kedepan, strategi pengembangan usaha
koperasi dapat dipertajam dengan jaringan kerjasama dan keterkaitan usaha antar
koperasi, bukan hanya keterkaitan organisasi tetapi pada potensi untuk
dikembangkan yaitu kerjasama antar koperasi primer dengan koperasi sekunder.

Terlebih di era industri 4.0 seperti sekarang ini, tantangan yang dihadapi oleh
Koperasi semakin kompleks. Di era milenial saat ini, banyak sekali masyarakat
dan pelaku usaha meninggalkan Koperasi. Padahal kita sadari bersama bahwa
Koperasi merupakan soko guru perekonomian kita. Bilamana dikelola dengan
baik, maka Koperasi bisa menjadi kekuatan ekonomi yang besar. Tantangannya
kini adalah bagaimana menarik kembali minat para pengusaha muda agar
bergabung dengan koperasi.

Kuncinya ada dua. Pertama, di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini,
Koperasi harus berbenah secara serius. Koperasi harus mampu menjadi Koperasi
zaman now dengan memanfaatkan teknologi informasi di dalam pengelolaan
bisnisnya. Dengan sistem aplikasi yang berbasis teknologi tersebut diharapkan
pelayanan terhadap anggota menjadi lebih cepat, aman dan nyaman. Bilamana
para pelaku usaha muda dapat melihat manfaat yang lebih luas dengan adanya
Koperasi zaman now, maka diharapkan mereka akan bergabung dalam Koperasi
berbasis digital ini.

Kedua, selain dari sisi internal, diperlukan pula keberpihakan pemerintah kepada
perkembangan Koperasi. Pasal 33, UUD 1945 jelas mengamanatkan peran aktif
negara. Implementasi dari pasal ini akan menentukan atau sekurang-kurangnya
mempengaruhi tingkat keberpihakan negara kepada siapa, lembaga apa, atau
kemana arahnya. Kita tidak perlu takut untuk lebih mengutamakan kepentingan
nasional ketimbang asing. Kecenderungan deglobalisasi atau kembali ke ekonomi
nasional juga sedang ditunjukkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Kebijakan ini
bukan tidak mungkin akan semakin disenangi oleh negar-negara maju lainnya.
Oleh karena itu, Pemerintah harus terus menerus menujukkan komitmennya untuk
membangun perekonomian bangsa ini berdasarkan pemerataan dan keberpihakan
terhadap UKM dan Koperasi.

Akhirnya untuk meningkatkan gerakan Koperasi di tanah air, dibutuhkan kerja


sama semua pihak. Tidak hanya pemerintah, tapi juga dunia usaha, akademisi, dan
masyarakat luas untuk menciptakan iklim usaha yang lebih

Anda mungkin juga menyukai