Anda di halaman 1dari 16

RINGKASAN SKRIPSI

PENGOLAHAN JANTUNG PISANG MENJADI BAKSO


SEBAGAI EKONOMI KREATIF

OLEH

LA ULI

A1A1 16 045

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Halu Oleo, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : LA ULI
NIM : A1A1 16 045
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Fakultas : FKIP
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Halu Oleo. Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exlusive
royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : PENGOLAHAN
JANTUNG PISANG MENJADI BAKSO SEBAGAI EKONOMI KREATIF
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini Universitas Halu Oleo berhak menyimpan, mengalih
media/memformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (Database,
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantunkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Kendari
Pada Tanggal : 27 April 2021
Yang menyatakan,

(LA ULI)
PENGOLAHAN JANTUNG PISANG MENJADI BAKSO
SEBAGAI EKONOMI KREATIF

Oleh : La Uli

Mahasiswa Sarjana (S1) Program Studi Pendidikan Ekonomi


Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP-UHO
Email : laulimatakidi04@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengolahan Jantung Pisang Menjadi


Bakso Sebagai Ekonomi Kreatif.Pengolahan Jantung Pisang menjadi bakso untuk
menambah nilai guna jantung pisang sebagai ekonomi kreatif dan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat, agar menjadi inovasi bernilai ekonomi.
Penelitian ini termaksud jenis penelitian pengembangan menggunakan Research
and Development dengan tahap-tahap penelitian:1) Potensi dan masalah, 2)
Pengumpulan data, 3) Desain produk, 4)Validasi produk, 5) Uji coba produk, 6)
Revisi produk,7) produk jadi, 8) Analisis kelayakan usaha.Teknik analisis data
yang digunkan adalah 1) Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) Penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (a) Kualitas produk bakso jantung pisang
secara keseluruhan berkualitas “sangat baik” dan layak dikonsumsi masyarakat
umum. (b) Hasil pengembangan produk jantung pisang menjadi bakso selain
menguntungkan secara ekonomis juga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa lapolea kecamatan barangka kabupaten muna barat khususnya
petani pisang. (c) Jantung pisang yang diolah menjadi bakso sangat layak untuk
dikembangkan selain menambah nilai ekonomis dari jantung pisang itu sendiri
juga sangat membantu nilai ekonomis dalam mengurangi penggunaan daging
dalam pengolahan bakso, apalagi saat harga daging yang melonjak naik. (d)
Menambah pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan jantung pisang
menjadi bakso. (e) Pemanfaatan jantung pisang sebagai bahan baku untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Lapolea Kecamatan Barangka
Kabupaten Muna Barat berhasil sehingga pemanfaatan jantung pisang dapat
dijadikan untuk rujukan oleh masyarakat agar dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat terutama petani pisang. (f) Pemanfaatan jantung pisang menjadi bahan
baku dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan ibu rumah tangga. Dimana
dalam penelitian ini kisaran pendapatan laba bersih sebesar Rp. 6.216.723/bulan
dengan pembuatan bakso dalam satu hari 40 porsi sehingga dalam satu bulan
mengasilkan 1.000 porsi dengan 25 hari kerja dengan perporsi isi 5 buah bakso
dengan harga Rp. 12.000 per porsi, R/C 1,76.
Kata Kunci :Jantung Pisang,Bakso, Pendapatan, dan Masyarakat

PENDAHULUAN
Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor strategis dalam peningkatan
perekonomian bangsa.Ekonomi kreatif saat ini digalakkan karena kemajuan era
yang menuntut kreativitas dalam menciptakan produk baru.Ekonomi kreatif
banyak dipilih oleh para start-up bussines karena mempunyai potensi dan peluang
yang potensial.Salah satu bentuknya yaitu pengembangan bentuk bakso.Bakso
adalah makanan yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Salah satu bahan
baku bakso adalah daging sapi. Mahalnya harga daging sapi membuat banyak
pedagang yang melakukan kecurangan.Saat ini banyak kabar yang menyebutkan
bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang di campur daging babi.
Alternatif yang bisa dipilih untuk mengatasi permasalahan ini adalah
berinovasi dengan bakso itu sendiri.Bahan utama bakso umumnya berupa
daging.Inovasi pada bakso dapat dilakukan dengan mencampur bahan utamanya
yang berupa daging dengan jantung pisang.Sehingga inovasi bakso yang dibuat
memiliki nilai ekonomis yang lebih murah dan dari segi kesehatan juga lebih
sehat.Banyak jantung pisang yang ada dilahan masyarakat terutama yang terdapat
disetiap pekarangan masyarakat yang terbuang karena tidak terpakai, yang yang
selama ini masyarakat hanya memanfaatkan jantung pisang sebagai sayur karena
setiap petani harus memotong jantung pisang agar tidak menghambat
pertumbuhan buah dan mencegah penyakit pada tanaman pisang. Karenanya
jantung pisang sering dianggap limbah yang murah.
Padahal kandungan gizi jantung pisang tidak kalah dengan
buahnya.Jantung pisang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Selain itu,
jantung pisang juga mengandung protein, mineral terutama fosfor, kalsium, dan
besi, serta sejumlah vitamin A, B1,C dan berserat tinggi. Sebenarnya jantung
pisang dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti manisan, abon dan
dendeng jantung pisang. Hasil penelitian dari Rusmianto (2007), menyimpulkan
bahwa jantung pisang kaya akan zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat,
mineral-mineral seperti kalsium, fosfor, besi, maupun vitamin-vitamin seperti
vitamin A, vitamin B dan vitamin C. Sehingga, Rusmianto melakukan studi
tentang pengolahan jantung pisang menjadi dendeng.
Pisang adalah salah satu jenis buah-buahan yang banyak sekali dijumpai di
berbagai negara tropis, salah satunya adalah Indonesia. Seperti halnya
dilingkungan tempat tinggal penulis sebagai salah satu daerah yang masuk
wilayah kesatuan indonesia banyak masyarakat yang memiliki tanaman Pisang.
Pisang itu sendiri hadir dalam berbagai jenis.Hampir semua bagian tanaman
pisang dapat dimanfaatkan, tetapi bunga pisang atau jantung pisang belum begitu
banyak dimanfaatkan secara optimal, pasalnya warga hanya memanfaatkan
jantung pisang sebagai bahan pembuatan sayur sehingga banyak tanaman jantung
pisang dibuang begitu saja.
Berdasarkan pernyataan diatas, mengingat banyaknya kandungan gizi
yang baik dari jantung pisang dan jantung pisang dimasyarakat banyak tidak
terpakai, maka penulis beriinisiatif mengembangkan jantung pisang dapat
dijadikan campuran dalam pembuatan bakso dalam kegiatan ekonomi
kreatif.Tujuan dari penelitian ini untuk:untuk mengetahui Pengolahan Jantung
Pisang Menjadi Bakso Sebagai Ekonomi Kreatif.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan(R&D).
Penelitian dilaksanakan di Desa Lapolea, Kecamatan Barangka, Kabupaten Muna
Baratpada tanggal 2 September sampai dengan 30September 2020.Penelitian ini
menggunakan 15 orang panelis yang merupakan warga Desa Lapolea, Kecamatan
Barangka, Kabupaten Muna Barat.Fokus penelitian Pengolahan adalah proses
pengolahan JantungPisang menjadi bakso, dan juga berfokus pada bagaimana
analisis ekonomi pengembangan pengolahan Jantung Pisang menjadi bakso.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
dan Pembuatan Produk.Sedangkan teknik analisis data yakni terdiri atas potensi
dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, uji coba produk,
revisi produk, validasi produk, uji coba produk, revisi produk, uji coba
pemakaian, serta produksi massal.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian potensi dalam penelitian ini yaitu Potensi
adalah segala sesuatu yang bila di dayagunakan akan memiliki nilai tambah.
Sedangkan masalah adalah penyimpangan antara apa yang diharapkan dengan apa
yang terjadi. Masalah yang ada saat ini belum adanya pemanfaatan lebih dari
jatung pisang sebagai produk bakso menjadi ekonomi kreatif.Pada tahap ini
dilakukan penelitian pendahuluan di Desa Lapolea Kecamatan Barangka
Kabupaten Muna Barat dengan melakukan pengamatan kepada para petani pisang
dan pemanfaatan hasil panen tersebut kemudian dijadikan landasan dalam
penyusunan latar belakang masalah dan gambaran dari analisis pemanfaatan
jantung pisang. Sehingga dibutuhkan pengembangan yang akan menambah nilai
kebermanfaatan dari jantung pisang tersebut, ,menimbulkan semangat Petani, dan
memungkinkan petani pisang untuk bisa lebih memasarkan produk baru.
Setelah potensi dan masalah ditunjukan secara faktual, yang perlu
dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi atau data yang
dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat
mengatasi masalah di Desa Lapolea Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para petani
pisang.Sebelum produk diuji cobakan kepada kelompok besar, maka terlebih
dahulu diuji cobakan pada kelompok kecil atau uji coba terbatas.Pelaksanaan uji
coba tersebut dilakukan pada saat ada orang yang berkunjung dirumah
peneliti.Orang yang menjadi subjek penelitian adalah masyarakat Desa Lapolea
dengan jumlah sebanyak 2 orang.Pada uji coba ini peneliti melakukan
pengambilan data berupa data respon masyarakat terhadap pengembangan
pengolahan Jantung Pisang.
Setelah dilakukan pengujian produk secara terbatas, selanjutnya produk
perlu direvisi kembali untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih
ada.Revisi produk diperbaiki kembali berdasarkan saran dan perbaikan dari uji
coba produk.Dalam uji coba produk tidak ada saran dari masyarakat, mereka suka
dengan produk Bakso Jantung Pisang ini.
Sebelum diuji cobakan kelapangan secara langsung, produk diujicobakan
terlebih dahulu.Berdasarkan hasil uji produk disimpulkan bahwa produk layak
untuk dikembangkan.

Hasil Produksi Jantung Pisang Menjadi Bakso


Pilihan Pilihan
Skor Skor Pilihan Jawaban Skor
Jawaban Jawaban
Sangat
Sangat Enak 52 Sangat Mudah 16 68
Bermanfaat
Enak 12 Mudah 30 Bermanfaat 0
Kurang Kurang
0 Kurang Mudah 6 0
Enak Bermanfaat
Tidak
Tidak Enak 0 Tidak Mudah 0 0
Bermanfaat

Jumlah skor pada istrumen


Skor Penilaian= x 4 Skor Penilaian
Jumlah nilai total skor tertinggi
diperoleh yaitu :
184
Skor Penilaian = x 4 = 5,4
136
Skor Penilaian yaitu 5,4 hasil dari skor penilaian menyimpulkan bahwa
Pengembangan Produk Jantung Pisang menjadi bakso sangat baik untuk
dikembangkan dalam kegiatan ekonomi kreatif menambah nilai guna dan manfaat
jantung pisang sehingga masyarakat khususnya masyarakat petani pisang dapat
meningkatkan nilai ekonomi dari jantung pisang yang dengan sendirinya akan
meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat terkhusus petani pisang di Desa
Lapolea Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat.
Kesimpulan ini diambil dari pengkonversian skor menjadi pernyataan
penilaian ini yang dapat dilihat :
Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas
Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi
4 3,26 - 4,00 Sangat Baik
3 2,51 - 3,25 Baik
2 1,76 - 2,50 Kurang baik
1 1,01 - 1,75 Tidak baik
Sumber :Suyanto (2009:227)
Sedangkan data hasil tes uji pembuatan bakso pada materi hukum newton
diperoleh dari instrument evaluasi (Tes awal dan tes akhir). Rumus Gain
Ternormalisasi (Normalized Gain) = N.g, yaitu :
Skor Tes Akhir−Skor Tes Awal
N . g=
Skor Maksima l−Skor Tes Awal
188−149 39
Ng = = = 0,6 jadi, g = 0,6
216−149 67
Berdasarkan hasil perhitungan Gaindimana g = 0,6di interpretasikan
dengan menggunakan klasifikasi dari Hake dalam Noer (2010: 105) seperti
terdapat pada Tabel berikut :
Klasifikasi Gain ( g )
Besarnya Gain Interpretasi
8g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g <0,3 Rendah
Sumber : Hake dalam Noer (2010: 105)
Produk pengembangan efektif digunakan sebagai bahan bakso untuk
pengembangan karena rata-rata skor termasuk dalam klasifikasi Gain
Ternormalisasi sedang maka produk Pengolahan Jantung Pisang menjadi bakso
dianggap berhasil.
Setelah dilakukan revisi produk dan dilakukan uji coba dalam kondisi
yang sesungguhnya atau uji coba kelompok besar. Pelaksanaan uji coba kelompok
besar dilakukan kepada para petani pisang yang masuk dalam sampel petani yang
memiliki lahan pisang pada tanggal 20 dan 27September 2020 sebanyak 17 orang
semua adalah masyarakat yang memiliki lahan pisang.
Pada uji coba kelompok besar atau uji coba lapangan dilakukan
pengambilan data kuantitatif untuk mengetahui respon masyarakat terhadap
pengembangan pengolahan jantung pisang menjadi bakso di desa lapolea
kecamatan barangka kabupaten muna barat khususnya masyarakat petani yang
memiliki tanaman jantung pisang.Dan respon masyarakat desa lapolea kecamatan
barangka kabupaten muna barat khususnya masyarakat petani yang memiliki
tanaman jantung pisang yaitu sangat baik serta mereka senang dapat pengetahuan
baru tentang pengolahan jantung pisnag agar menambah nilai ekonomisnya.
Respon masyarakat desa lapolea menunjukan nilai positif dengan kategori
sangat baik.Karena jantung pisang cocok diolah menjadi bakso, dengan diolah
menjadi bakso dapat menambah nilai ekonomis jantung pisang, baksojantung
pisang ini dapat dijadikan sebagai makanan yang sehat, pembuatan bakso jantung
pisang dapat meminimalisir jumlah jantung pisang yang tidak laku terjual, bakso
jantung pisang dapat dijadikan usaha rumahan yang menguntungkan, bila
dikembangkan pengolahan jantung pisang menjadi bakso dapat membuka
lapangan pekerjaan serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
pengelohan bakso jantung pisang.
Melalui pengembangan produk dan menghasilkan produk akhir dan
dilakukan uji kelayakan produk hasil Pengolahan Jantung Pisang menjadi bakso
diperoleh kategori sangat baik.Pengembangan produk layak untuk dikembangkan
ini didasarkan pada hasil penilaian produk dengan respon masyarakat khususnya
petani pisang di desa lapolea kecamatan barangka kabupaten muna barat yang
sangat baik dapat dilihat dari penilaian rasa, proses pembuatan yang mudah dan
sangat bermanfaat karena dapat mengurangi masalah dalam kurangnya
pemnafaatan jantung pisang dengan menambah nilai ekonomisnya. Hal ini dapat
dilihat pada hasil konversi skor penilaian dan respon masyarakat yang
menunjukkan nilai positif dengan kategori sangat baik serta menambah
pengetahuan kepada masyarakat tentang pengolahan jantung pisang menjadi
bakso serta analisis ekonominya yang apabila sudah berkembang maka dapat
membuka lapangan pekerjaan bagi ibu – ibu yang tidak mempunyai pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam pengembangan
produk jantung pisang menjadi bakso di desa lapolea kecamatan barangka
kabupaten muna barat memberikan nilai ekonomis yang tinggi dengan
memberikan keuntungan lebih yang dapat dilihat dari kisaran pendapatan dan
perhitungan labar rugi yang menjelaskan Pengolahan Jantung Pisang menjadi
bakso menghasilkan keuntungan Rp. 6.216.723 dalam satu bulan produksi (25
Hari) apabila ditekuni dengan baik. Sehingga pengolahan jantung pisang menjadi
bakso layak untuk dikembangkan di Desa lapolea Kecamatan Barangka
Kabupaten Muna Barat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan total pendapatan
dan biaya produksi pengembangan tidak mengalami kerugian dengan
perbandingan nilai R/C sebesar 1,76 dalam setiap kali produksi.
Pengolahan jantung pisang menjadi bakso ini untuk percobaan
membutuhkan jantung pisang sebanyak 5 Kg dan menghasilkan sebanyak 40
mangkok/porsi perhari karena dalam setiap 1 Kg menghasilkan 8 mangkok/porsi
dan dijual dengan harga Rp. 12.000 per mangkok atau per porsi. Dan berdasarkan
tabel 4.11 dikatakan bahwa pendapatan atau laba yang diperoleh dari Pengolahan
Jantung Pisang menjadi bakso untuk sekali produksi yaitu sebesar Rp. 207.919
untuk per sekali produksi dan sebesarRp. 6.543.919 untuk perbulannya apabila
diproduksi setiap hari dalam sebulan (25 Hari) mulai dari hari senin sampai sabtu
apabila dalam satu bulan memerlukan 26 hari kerja dan apabila tidak ada
perubahan pada biaya variabel.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Hartanto (2002: 22)
menyatakan bahwa pendapatan adalah hasil penjualan atau penghasilan jasa
kepada pembeli selama suatu periode akuntansi dikurangi penjualan return dan
potongan. Selaian itu juga diperkuat oleh Sukirno (2006 : 47) yang menyatakan
bahwa pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas
prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan
maupun tahunan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengembangan pengolahan jantung
pisang menjadi bakso ini layak untuk dikembangkan di Desa Lapolea karena
menguntungkan. Dimana total pendapatan penjualan yang diterima oleh peneliti
adalah sebesar Rp 480.000 per hari dan total biaya yang dikeluarkan pada saat
membuat bakso jantung pisang yaitu sebesar Rp 272.081. Hal ini dapat dilihat dari
perbandingan total pendapatan dengan total biaya yang lebih besar dari satu, yaitu
memiliki angka 1,76> 1. Dengan kata lain nilai R/C sebesar 1,76 bermakna, untuk
setiap Rp 100 biaya yang dikeluarkan, maka pengembangan pengolahan bakso
jantung pisang didesa lapolea kecamatan barangka kabupaten muna barat
memperoleh pendapatan sebesar Rp 176.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Syamsul Rizal (2018) yang
menyatakan bahwa apabila nilai R/C ratio > 1, maka usaha bakso jantung pisang
layak dikembangkan dan setiap biaya Rp 1 yang dikeluarkan akan memperoleh
penerimaan sebesar Rp 100. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa apabila
pengembangan pengolahan jantung pisang menjadi bakso ditekuni maka akan
dapat membuka lapangan pekerjaan dan memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang pengolahan jantung pisang agar dapat menambah nilai
ekonomisnya.
Untuk Break Event point (BEP) produksi, pengembangan pengolahan
jantung pisang menjadi bakso yaitu 22,67 Kg yang artinya pengolahan jantung
pisang menjadi bakso menguntungkan dan layak untuk dikembangkan karena
BEP produksi < jumlah produksi. Sedangkan untuk BEP harga sebesar Rp. 6.802
yang artinya pengolahan jantung pisang menjadi bakso berada pada posisi
menguntungkan, dimana BEP harga < harga jual. Dimana perhitungan BEP yang
dimaksud ini yaitu untuk sekali produksi yang dapat dikatakan pengembangan
produk ini berhasil, menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: (a)
Kualitas produk bakso jantung pisang secara keseluruhan berkualitas “sangat
baik” dan layak dikonsumsi masyarakat umum. (b) Hasil pengembangan produk
jantung pisang menjadi bakso selain menguntungkan secara ekonomis juga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa lapolea kecamatan barangka
kabupaten muna barat khususnya petani pisang. (c) Jantung pisang yang diolah
menjadi bakso sangat layak untuk dikembangkan selain menambah nilai
ekonomis dari jantung pisang itu sendiri juga sangat membantu nilai ekonomis
dalam mengurangi penggunaan daging dalam pengolahan bakso, apalagi saat
harga daging yang melonjak naik. (d) Menambah pengetahuan masyarakat
mengenai pengolahan jantung pisang menjadi bakso . (e) Pemanfaatan jantung
pisang sebagai bahan baku untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di desa
lapolea kecamatan barangka kabupaten muna barat berhasil sehingga pemanfaatan
jantung pisang dapat dijadikanuntuk rujukan oleh masyarakat agar dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat terutama petani pisang. (f) Pemanfaatan
jantung pisang menjadi bahan baku dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
dan ibu rumah tangga. Dimana dalam penelitian ini kisaran pendapatan laba
bersih sebesar Rp. 6.216.723/bulan dengan pembuatan bakso dalam satu hari 40
porsi sehingga dalam satu bulan mengasilkan 1.000 porsi dengan 25 hari kerja
dengan perporsi isi 5 buah bakso dengan harga Rp. 12.000 per porsi, R/C 1,76.
Berdasarkan kesimpulan maka peneliti memberikan beberapa saran yakni:
(1) Peneliti berharap agar masyarakat desa lapolea kecamatan barangka kabupaten
muna barat dapat memanfaatkan jantung pisang untuk dijadikan produk yang
bernilai tinggi sehingga dapat menambah pendapatan bagi masyarakat
terkhususnya petani pisang. (2) Peneliti berharap agar masyarakat memperoleh
ilmu bermanfaat dan dapat membuka usaha dengan kreasi Pengolahan Jantung
Pisang menjadi produk lain yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat luas terkhusus masyarakat desa lapolea kecamatan barangka
kabupaten muna barat. (3) Bagi pemerintah perlu diadakan pelatihan keterampilan
kewirausahaan untuk masyarakat agar mereka dapat lebih kreatif dan memiliki
alternativelain dalam mencari tambahan pendapatan dalam memanfaatkan hasil
pertanian terutama jantung pisang. (4) Bagi masyarakat dapat mengembangkan
wawasan dan ilmu pengetahuan yang berorientasi menjadi ekonomi kreatif agar
dapat menumbuhkan pendapatan, meningkatkan perekonomian dalam keluarga
serta dapat memanfaatkan lahan pekarangan guna untuk memperbanyak hasil
pertanian tanaman pisang agar dapat diolah menjadi bakso.

DAFTAR PUSTAKA

Bangun. 2005. Pola Hidup Sehat Berpantang Daging. Cetakan Ketiga Jakarta :
Agro Media Pustaka.
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. (2014). Jantung Pisang Kaya Serat dan
Manfaat.http://dishut.jabarprov.go.id/?
mod=detilBerita&idMenuKiri=&idBerita=3740 Diakses pada 22 Januari
2020
Ditjen PKH Kementrian Pertanian.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan
2017/Livestock and Animal Health Statistics.www.ditjenpkh.pertanian.go.id
diakses pada 7 Februari 2020.
Eza Widhy Satya Putra, Maria Viktoria Meyming, dkk. 2019. Sosialisasi dan
Demo Memasak Pengolahan Bahan Pangan Yang Ada Disekitar Pekarangan
Rumah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Fakultas Ekonomi-
Manajemen. Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Jelita, Kandi. (2011). Verifikasi Metode Analisis Serat Pangan Dengan Metode
Aoac dan Asp terhadap Parameter Repeatability, Selektivitas, dan
Ruggedness.Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Kartika, B., Puji, H., Wahyu, S., (1998). Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.
Yogyakarta : PAU Pangan dan Gizi UGM.
Komariah Kokom. 2008. Pengolahan Hidangan Continental. Jurusan PTBB FT.
Universitas Negeri Yogyakarja.
Kusharto, Clara. M., (2006).Serat Makanan dan Peranannya Bagi
Kesehatan.Jurnal Gizi dan Pangan November 2006 1(2): 45-
54.Kurnianingtyas, A., Rohmawati, N., Ramani, A., (2014). Pengaruh
Penambahan Tepung Kacang Merah Terhadap Daya Terima, Kadar Protein,
dan Kadar Serat pada Bakso Jantung Pisang.e-Jurnal Pustaka Kesehatan,
No.3 Vol.2: hlm 485-491.
Lestario, L. N. (2017). Antosianin : Sifat Kimia, Perannya dalamKesehatan, dan
Prospeknya sebagai Pewarna Makanan. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Lestario, L. N., Lukito, D., Timotius, K. H. (2009). Kandungan Antosianin dan
Antosianidin dari Jantung Pisang Klutuk (Musa Brachycarpa) dan Pisang
Ambon (Musa Acuminata Colla) .J. Teknol. dan Industri Pangan.No. 2 Vol.
XX Hal.143-148.
Lubis, Zulhaida. (2009). Hidup Sehat dengan Makanan Kaya Serat.IPB
Press.Kampus IPB Taman Kencana Bogor.
Matenggomena, M. F. (2014). Pemanfaatan Jantung Pisang Untuk Aneka
Makanan Dan Kesehatan.
http://ntb.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?
option=com_content&view=article&id=925:pemanfaatan-jantung-pisang-
untuk-aneka-makanandan-kesehatan&catid=53:artikel&Itemid=49. Diakses
pada 20 Januari 2020, pukul 19.00 WITA.
Minantyo, Har. 2015. Dasar-Dasar Pengolahan Makanan. Jakarta: Graha Ilmu.
Muchtadi, T., Sugiono., Ayustaningwarno, F. 2011. Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan. Edisi 3.Bandung : Alfabeta, CV.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia.(2009). Tabel Komposisi Pangan
Indonesia.Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Rollando, R. (2018). Penelusuran Potensi Aktifitas Antioksidan Jantung Pisang
Kepok (Musa Paradisiaca L). Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik
(JIFFKK).No. 1 Vol. 15 Hal 37- 44.
Simbolon, M. V. T., Pato, U., Restuhadi, F. (2016).Kajian Pembuatan Nugget dari
Jantung Pisang dan Tepung Kedelai dengan Penambahan Ikan Gabus
(Opiocephalus striatus).JOM Faperta.No. 1 Vol.3.Serat Makanan Dan
Kesehatan dalam Ebookpangan.com (2016). Diakses Pada 14 Februari
2020, pukul 11.45 WITA.
Soekarto, Soewarno T. (1990). Dasar-Dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu
Pangan.Institut Pertanian Bogor Gedung Lembaga Sumberdya Informasi-
IPB Lantai III. Bogor.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta :
Alfhabeta
Sujadi,  2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka cipta
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya
Sukmadinata, Nana Sy. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi.
Bandung: Kesuma Karya
Tepung Terigu, Pati, Batang Aren (Arenga pinnata) dan Tepung Jantung Pisang
(Musa paradisiaca). Fakultas Teknobiologi. Program Studi Biologi.
Universitas Atma Jaya Yohyakarta.
Wattimena, M., Bintoro, V. P., Mulyani, S. (2013). Kualitas Bakso Berbahan
Dasar Daging Ayam Dan Jantung Pisang Dengan Bahan Pengikat Tepung
Sagu. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. No. 1 Vol.2 Hal 36-39.
Zul Asfi Arroyhan Daulay. 2018. Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif
Dengan Metode Triple Helix(Studi Pada UMKM Kreatif Di Kota
Medan).Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai