PENDAHULUAN
Kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan oleh setiap negara baik
untuk negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang. Oleh karena itu,
agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas harus
pendidikan formal dan informal akan sulit untuk mencetak kualitas sumber daya
manusia yang baik yang dapat menentukan masa depan bangsa. Sekolah sebagai
keberhasilan belajar seseorang. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang
dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran
di sekolah (Tu’u, 2004:75). Prestasi belajar sangat penting sekali sebagai indikator
keberhasilan baik bagi seorang guru maupun siswa. Bagi seorang guru, prestasi
1
2
Setiap siswa yang belajar di sekolah sudah barang tentu akan mengalami
hambatan dalam belajar. Hambatan tersebut dapat berupa faktor internal maupun
belajar, aktivitas belajar, motivasi, sikap terhadap sekolah serta kemampuan dasar
lainnya. Dari beberapa faktor tersebut, faktor motivasi merupakan faktor yang
cukup penting dibandingkan dengan beberapa faktor lainnya. Hal tersebut sejalan
belajar siswa terdapat hubungan yang saling terkait. Dari uraian di atas, maka
dapat dinyatakan bahwa dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa, faktor motivasi dan lingkungan belajar merupakan faktor yang
prestasi belajar siswa. Karena dalam motivasi tersebut terdapat unsur-unsur yang
bersifat dinamis dalam belajar seperti perasaan, perhatian, kemauan dan lain-lain.
Motivasi belajar ini tidak hanya tumbuh dari dalam diri siswa melainkan motivasi
juga dapat muncul berkat adanya daya penggerak dari orang lain guna menambah
semangat belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah. Dalam kegiatan belajar,
(Sardiman, 2006:75). Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
3
intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa
bagi guru maupun siswa. Bagi guru, mengetahui motivasi belajar siswa sangat
Pedamaran Timur masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian
siswa dalam menerima pelajaran di kelas. Selain itu masih ada siswa yang
kalkulator, penggaris, dan buku penunjang. Sedangkan faktor dari luar diri siswa
bahwa lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna
atau pengaruh tertentu kepada individu. Kondisi lingkungan belajar yang kondusif
ketenangan dan kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan lebih
agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga
belajar yang berada disekitar siswa yaitu rumah (keluarga) dan sekolah. Keadaan
keluarga yang kurang harmonis, orang tua kurang perhatian terhadap prestasi
belajar siswa dan keadaan ekonomi yang lemah atau berlebihan bisa
menyebabkan turunnya prestasi belajar anak (Hamalik, 2009:194). Cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan jelas akan
Selain guru orang tua juga berperan utama dalam pendidikan karakter
anak. Apabila orang tua gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya,
maka akan sulit bagi institusi-institusi lain di luar keluarga (sekolah) untuk
berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu,
setiap orang tua harus memilki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat
antaranya masih rendahnya beberapa nilai mata pelajaran para siswa. Hal ini
Negeri 3 Pedamaran Timur, siswa yang memiliki nilai di atas standar rata-rata
5
berkisar 60%. Hal ini dilihat dari nilai rapor semester kelas VIII. Dari 40 orang
siswa, yang mendapat nilai rata-rata prestasi belajar antara 65—80 hanya 24
Ditinjau dari tingkat kehadiran para siswa, setiap bulan rata-rata siswa
yang tidak masuk sekolah tanpa izin (membolos) sebanyak 4 orang atau sebesar
3% dari 130 orang siswa perbulan. Belajar pun mereka kurang tertib. Peneliti
melihat masih ada siswa berada di luar kelas, meskipun bel tanda masuk sudah
kurang tertib. Para siswa kurang mengikuti aturan yang diberikan oleh kakak
pembinanya.
sekolah. Untuk membuktikan hal tersebut, dalam penelitian ini akan dikaji hal-hal
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menyusun tesis ini untuk
6
Rumusan masalah merupakan salah satu pokok yang cukup penting dalam
kegiatan penelitian sehinga peneliti merasa perlu dan penting sekali untuk
Pedamaran Timur?
pengaruh motivasi dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa di SMP
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Tingkat motivasi orang tua
hubungan positif yang signifikan antara motivasi orang tua dengan prestasi
motivasi orang tua kondisi lingkungan dan disiplin belajar dengan prestasi
Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas
8
9
besarnya pengaruh variabel lingkungan belajar (X1) sebesar 44,5% dan pengaruh
variabel motivasi belajar (X2) sebesar 26,9%. Dari perhitungan tersebut dapat
dilihat bahwa pengaruh motivasi belajar lebih besar dari pada lingkungan belajar.
determinasi sebesar 0,198 artinya bahwa prestasi belajar dapat dijelaskan oleh
lingkungan belajar dan motivasi belajar sebesar 19,8 % dan sisanya sebesar 80,2%
Hasil penelitian berdasarkan analisis data yang diperoleh dari uji t untuk
variabel X1 menunjukkan bahwa thitung > dari ttabel (2,041 > 1,996) dengan
terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Widya
Dharma. Sedangkan pada variabel x2 menunjukkan bahwa thitung > dari ttabel
(2,963 > 1,996) dengan signifikan 0,004 (α = 0,05). Maka dapat disimpulkan
bahwasannya ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata
pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Widya Dharma. Kemudian untuk uji F
diperoleh hasil Fhitung > dari Ftabel (8,513 > 3,986) dengan signifikansi 0,000 (α
belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi
Manusia disepanjang hidupnya tidak akan pernah lepas dari apa yang
di satu sisi dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi di sisi yang lain manusia
pembawaan lebih menentukan dalam hal intelegensi, fisik, dan reaksi inderawi.
”Segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran itu sendiri yang dapat
Sementara itu inti dari belajar adalah pengalaman dan pengalaman ini diperoleh
kesimpulan bahwa lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di luar
tempat duduk, sarana dan prasarana belajar) dan kondusif untuk berinteraksi.
kegiatan kerja sama dan menahan diri dari kompetisi yang tidak sehat.
belajar
belajar, maka kita akan membahas masalah yang berhubungan dengan tempat,
12
alat-alat untuk belajar, suasana, waktu, dan pergaulan. Untuk lebih jelasnya,
a. Tempat
Tempat belajar yang baik merupakan tempat yang tersendiri, yang tenang,
mempunyai warna dinding yang tidak menyolok dan di dalam ruangan tidak
terdapat hal-hal yang dapat mengganggu perhatian. Di samping itu juga perlu
Proses belajar dan mengajar tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
dukungan dari peralatan yang memadai. Dalam proses belajar dan mengajar,
semakin lengkap peralatan yang ada, maka PBM akan dapat berjalan dengan lebih
baik.
c. Suasana
lingkungan yang ada dalam proses belajar siswa. Suasana disini berkaitan dengan
hal atau peristiwa yang sering terjadi di sekitar siswa dalam aktivitas belajarnya.
Suasana belajar merupakan salah satu aspek yang dapat mendukung proses belajar
siswa. Dengan melihat begitu pentingnya aspek suasana belajar dalam proses
belajar siswa, maka perlu diciptakan suasana yang tenang, tenteram dan damai
yang dapat mendukung proses belajar siswa baik di sekolah maupun di sekitar
tempat tinggalnya.
13
d. Waktu
sekolah sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari. Hal ini dimaksudkan bahwa
diwaktu pagi hari kondisi siswa masih dalam keadaan segar. Masalah waktu
belajar yang sering dihadapi oleh siswa adalah waktu yang ada untuk belajar tidak
belajar, seorang harus dapat mencari dan membagi waktu yang ada dengan adil
antara waktu untuk belajar, bermain, aktivitas lain-lain dan juga waktu istirahat.
e. Pergaulan
Pergaulan anak, dalam hal ini adalah dengan siapa anak itu bermain akan
berpengaruh terhadap belajar anak. Apabila anak dalam bergaul memilih dengan
teman yang baik, maka akan berpengaruh baik terhadap diri anak, dan sebaliknya
apabila anak bergaul dengan teman yang kurang baik akan membawa pengaruh
a. Fungsi psikologis
b. Fungsi pedagogis
lembaga sosial.
c. Fungsi Instruksional
laku siswa.
2.2.2 Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah siswa, agar para siswa mau
suatu proses yang menentukan pilihan antara beberapa alternatif dari kegiatan
terjadi pada diri sesorang. Proses psikologi timbul diakibatkan oleh faktor di
dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsic dan extrinsic. Faktor di
dalam diri seseorang bisa berupa kepribadian , sikap, pengalaman dan pendidikan,
atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan, sedang faktor
dari luar diri dapat ditimbulkan oleh berbagi faktor-faktor lain yang sangat
di dalam diri kita, yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan
cara yang khas, misalnya berdasarkan pada naluri, pada suatu keputusan yang
rasional, atau perpaduan dari kedua proses tersebut.” Motivasi menurut Hamalik
stimulasi tindakan ke arah tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan menuju
pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang yang dituangkan dalam
yang dapat diartikan daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk
dalam diri siswa yang menimbulkan dan memberikan arah kegiatan belajar,
Dan motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara
16
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek pembelajar dapat tercapai.”
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
dijelaskan pula bahwa motivasi itu sendiri dapat dibedakan dalam dua hal yaitu:
1) motivasi intrinsik; yaitu hal-hal yang berasal dari dalam individu yang dapat
hal-hal yang berdasar dari luar diri individu yang juga mendorongnya untuk
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat juga dirangsang oleh
perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Di dalam rumusan tersebut mengandung tiga
Dari ketiga elemen diatas dapat dikatakan bahwa motivasi sebagai sesuatu
demikian pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar. Jadi selain guru di
sekolah orang tua sebagai pendidik utama harus bisa menciptakan kondisi-kondisi
mana yang lebih baik. Namun sebaiknya motivasi intrinsik yang mesti dapat
dimiliki oleh setiap siswa, tetapi motivasi ini tidak mudah dan tidak selalu dapat
ditimbulkan. Oleh karena itu orang tua, guru harus bertanggung jawab penuh
baik.
berhubungan dengan pelaku, arah, tujuan, dan balas jasa perilaku yang diterima
atas kinerja. Dapat juga disimpulkan “Motif dan motivasi dapat mendorong,
Bahwa yang dimaksud dengan motivasi ialah suatu penggerak atau pendorong,
penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang
tertentu.
(1) Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah
(2) Tujuan yang jelas dan bermakna akan menumbuhkan sifat intrinsik, tetapi
jika guru, orang tua lebih menitikberatkan pada rangsangan sepihak maka
yang merangsang siswa untuk berbuat kearah sesuatu dan dominan adalah
sifat ektrinsik.
(3) Pengaruh kelompok, jika pengaruh kelompok lebih kuat maka motivasinya
(4) Suasana kelas juga berpengaruh terhadap munculnya sifat tertentu pada
proses pendidikan. Menurut Sardiman (2005:83 ), ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan:
motivasi belajar.
(3) Pemberian Intensif, Intensif adalah objek tujuan atau simbol-simbol yang
digunakan oleh guru untuk meningkatkan kekuatan dan kegiatan siswa, seperti
dan kerjasama.
dapat lebih giat lagi dalam belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Orang
tua yang bijak sadar bahwa dirinya memegang peranan penting dalam usaha
individu yang belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi, makin
tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran tersebut dicerna
perbuatan belajar”. Dorongan tersebut dapat dari dalam diri subjek yang belajar
dan bersumber dari kebutuhan yang ingin mendapat pemuasan atau dorongan
yang timbul karena rangsangan dari luar sehingga subjek melakukan perbuatan
para siswa. Lebih lanjut perlu di tegaskan bahwa motivasi bertalian erat dengan
suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut motivasi memiliki tiga fungsi
(2) Motivasi menentukan arah perbuatan, ke arah tujuan yang hendak dicapai.
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
Menurut Moeliono (2004:21), “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari
21
dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru kepada siswa.” Dari beberapa
berikut:
Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka
nilai dari evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-
penilaian atau evaluasi pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang
sesudah penilaian. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dipakai adalah
skoring. Misalnya baik sekali dengan skor 80 – 100, baik dengan skor 66 – 79,
cukup dengan skor 56 – 65, kurang dengan skor 40 – 55, dan gagal dengan skor
30 – 39.
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan.” Bertingkah laku yang baru
dimaksudkan itu adalah: dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-
perkembangan jasmani.
“suatu perilaku.” Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa ketika seseorang
belajar, responsnya menjadi lebih baik. Jika ia tidak belajar, maka responsnya
menjadi lebih baik. Namun, jika ia tidak belajar, maka responsnya menurun. Jadi,
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri individu
sebagai hasil dari pengalaman itu sebenarnya usaha dari individu itu sendiri dalam
perubahan yang lebih baik dalam bertingkah laku dan sikap serta pengetahuan
siswa tersebut harus mengerti dan memahami arti dari belajar. Hal tersebut
arah, tujuan, kontinyu, bersifat tahan lama dan mencakup berbagai aspek didalam
faktor faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa, yaitu: faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri siswa, sedangkan faktor ekternal adalah faktor yang
24
mempengaruhi dari luar. Yang tergolong faktor internal adalah faktor jasmaniah,
adalah faktor sosial, faktor budaya, dan faktor lingkungan fisik. Di bawah ini
1) Faktor Intern
Pertama, faktor jasmani. Faktor ini berhubungan erat dengan keadaan fisik siswa.
Kesempurnaan fisik dapat berpengaruh terhadap siswa. Misalnya siswa yang cacat
proses belajar yang akhirnya memperoleh prestasi belajar rendah. Kedua, faktor
psikologis. Faktor psikologis bersifat pembawaan dan menetap pada diri siswa.
mempunyai mental yang kuat, maka ia akan bekerja keras dalam belajar, belajar
dengan sungguh-sungguh, dan tidak mudah frustasi bila mendapat tantangan, dan
2) Faktor Eksternal
Faktor ekstern berkaitan erat dengan faktor di luar dari individu itu sendiri.
Pertama, faktor sosial. Faktor sosial yang turut berpengaruh terhadap prestasi
dengan baik akan membantu proses belajar siswa. Orang tua harus mempunyai
tangga. Suasana yang tenang dalam keluarga akan membantu anak untuk
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar,
dan tugas-tugas rumah (PR).” Kedua, faktor budaya. Faktor budaya berkaitan
pengaruh budaya yang negatif dan salah terhadap dunia pendidikan akan turut
dengan teman-temannya yang tidak sekolah atau putus sekolah akan terpengaruh
merupakan bagian dari faktor yang turut serta harus diperhatikan oleh orang tua.
Kaitan dengan faktor lingkungan fisik ini adalah ada tidaknya tempat belajar atau
ruang khusus untuk belajar bagi siswa. Menurut Djamarah (2009:207), siswa
tempat. Di samping itu, siswa membutuhkan tempat belajar yang tenang agar ia
yang khusus, maka siswa dapat belajar tanpa mengganggu orang lain. Atau ia
mengganggu anggota keluarga yang lain. Misalnya, siswa belajar di meja tamu,
ketika ada tamu tamu datang terpaksa ia harus pindah ke tempat lain. Akibatnya,
faktor orang tua merupakan faktor yang ada di luar individu yang turut serta
mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang meliputi: dari cara orang tua mendidik,
pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. Situasi keluarga yang kurang
menunjang proses belajar seperti: kekacauan rumah tangga (broken home), kurang
perhatian orang tua, cara orang tua mendidik yang kurang baik, kurang
kemampuan orang tua dan kurangnya motivasi terhadap pendidikan anaknya akan
prestasi belajar dapat pula digolongkan ke dalam tiga faktor berikut: (1) faktor
stimuli belajar, (2) faktor metode belajar, dan (3) faktor individual.
faktor internal (dari dalam), dan 2) faktor eksternal (dari luar). Faktor yang berasal
dari dalam dapat ditinjau dari psikologis, fisiologis, dan psikis. Faktor yang
berasal dari luar dapat ditinjau dari faktor sosial (lingkungan keluarga, sekolah,
belajar terdiri dari kecerdasan, bakat, minat, dan perhatian, motif, kesehatan, cara
faktor keluarga dapat menyebabkan lambannya anak dalam belajar sehingga akan
9) Orang tua terlalu sibuk atau sering tidak di rumah sehingga anak
merasa tidak diperhatikan;
10) Jumlah anak yang terlalu banyak dan sempitnya tempat tinggal
sehingga anak tidak bisa berkonsentrasi saat belajar;
11) Rendahnya tingkat sosial maupun ekonomi dalam keluarga,
sehingga anak selalu kekurangan dalam memenuhi kebutuhan
pokok untuk sekolah;
12) Kedua orang tuanya tidak bisa baca tulis dan rendah tingkat
kebudayaannya dalamkeluarga;
13) Menetapkan tujuan atau orientasi yang tidak sesuai dengan
kondisi dan kemampuan anak;
14) Mendorong anak untuk belajar sesuatu tanpa memperhatikan
kecenderungannya atau bakat tertentu sehingga menjadi
terbengkalai
Dari kondisi tersebut jelas terlihat bahwa keluarga sangat berperan dalam
membimbing anak belajar dan mencapai apa yang dicita-citakannya. Tanpa peran
serta yang aktif dari keluarga akan menyebabkan hubungan anak dan keluarga
menjadi jauh dan akibatnya anak akan berontak. Sebagai wujudnya adalah anak
Sekecil apa pun motivasi dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil
dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seorang siswa. Para siswa yang
pelajaran tersebut. Selain memiliki buku, ringkasannya juga rapi dan lengkap.
Setiap ada kesempatan mata pelajaran yang disenangi itu selalu dibacanya.
Wajarlah bila isi mata pelajajaran itu dikuasai dalam waktu yang relatif singkat.
29
Ulangan pun dapat dilewati dengan mulus dengan mendapatkan prestasi yang
gemilang.
ekstrnsik, motivasi intrinsik lebih berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak
tidak diperlukan. Akan tetapi, kadar dorongan atau penggerak seseorang terhadap
sesuatu kegiatan itu terlebih dahulu ditekankan pada motivasi dari dalam diri
(ekstrinsik).
digunakan apabila bahan pelajaran kurang menarik perhatian siswa atau karena
sikap yang kurang baik terhadap pelajaran. Di sinilah diperlukan dorongan dari
Dengan kata lain antara motivasi dengan prestasi belajar siswa memiliki korelasi
Hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar juga diperkuat oleh hasil
penelitian beberapa orang ahli, misalnya yang dilakukan oleh Walberg yang
kontribusi antara 11% sampai 20% terhadap prestasi belajar.” Di samping itu,
hasil studi yang dilakukan oleh Suciati sendiri dalam Irawan (1997:42) juga
Dalam arti bahwa prestasi belajar siswa dapat dicapai dengan baik apabila ia
mempunyai motivasi. Artinya, motivasi ini harus dimiliki terlebih dahulu oleh
siswa agar dapat prestasi belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
dan faktor orang tua. Kedua hal ini memberi dampak bagi kualitas hasil belajar
terhadap hasil belajar terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
terdiri dari: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplim sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Lingkungan masyarakat terdiri
dari: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk
kehidupan masyarakat.
suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Lingkungan sekolah terdiri dari;
cara penyajian pelajaran yang tidak menarik, hubungan guru dengan murid,
hubungan anak dengan anak, bahan pelajaran yang terlalu tinggi, alat-alat belajar
dari: media massa, teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan corak
kehidupan tetangga.
prestasi belajar siswa menurut Syah dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan dalam
untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial
kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial
kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi penghambat bagi anak
bahwa terdapat hubungan yang saling terkait antara motivasi dan lingkungan
Motivasi
( X1 )
Prestasi Belajar
(Y)
Lingkungan Belajar
( X2 )
Pedamaran Timur.
2. Ha= Ada pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa
METODE PENELITIAN
motivasi dan lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa di SMP
2004:41).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
belajar siswa sebagai variabel prediktor dan prestasi belajar siswa sebagai variabel
Ruang lingkup penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas, yaitu motivasi
(X1) dan lingkungan belajar (X2), serta satu variabel terikat yaitu prestasi belajar
siswa (Y). Kedua variabel bebas (X1 dan X2) dihubungkan dengan variabel terikat
34
35
Motivasi
(X1)
Lingkungan Belajar
(X2)
1) Motivasi
Motivasi belajar adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Mc
2) Lingkungan Belajar
sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran itu sendiri yang dapat difungsikan
lingkungan belajar siswa dalam penelitian ini adalah lingkungan belajar siswa di
rumah atau tempat tinggal siswa dan lingkungan belajar siswa di sekolah.
3) Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
2004:75).
36
hasil belajar yang didapat siswa SMP Negeri 3 Pedamaran Timur selama tahun
pelajaran 2014/2015. Nilai hasil belajar tersebut terakumulasi pada nilai ujian
semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 untuk semua mata pelajaran yang
diujikan. Data prestasi belajar ini merupakan data diskrit, yakni prestasi belajar
yang dipakai dalam penelitian ini berupa skor yang mengacu pada ketentuan
Depdiknas (2006:20), misalnya baik sekali dengan skor 80 – 100, baik dengan
skor 66 – 79, cukup dengan skor 56 – 65, kurang dengan skor 40 – 55, dan gagal
2) Motivasi Belajar
siswa untuk berusaha mencapai prestasi belajar karena adanya kebanggan pribadi
yang akan diperolehnya kelak. Motivasi belajar adalah total skor diperoleh dari
atas:
3) Lingkungan Belajar
alat untuk belajar, suasana dan waktu. Adapun indikator untuk mengukur variabel
a. Tempat
(2) di dalam ruangan tidak terdapat hal-hal yang dapat mengganggu perhatian
(2) Nyaman
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer meliputi data motivasi dan lingkungan belajar siswa yang
diperoleh dari jawaban kuesioner yang dibagikan. Data sekunder meliputi data
prestasi belajar siswa yang diperoleh dari dalam sekolah berkaitan dengan nilai
ujian tertulis siswa yang menjadi responden. Data sekunder yang lain yang
berhubungan dengan penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain
38
dokumen sekolah.
dan dokumentasi.
3.5.1 Kuesioner
Skala Likert dengan alternatif 5 jawaban, kemudian diberi skor menurut Riduwan
3.5.2 Dokumentasi
perkembangan prestasi belajar siswa. Data prestasi belajar siswa ini dikumpulkan
(diperoleh) dari dokumen sekolah. Prestasi belajar siswa yang dipakai dalam
penelitian ini adalah nilai rata-rata ulangan harian seluruh mata pelajaran.
Ilir.
39
yang terdaftar pada tahun pelajaran 2014/2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
tabel berikut.
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
sampel jenuh (sensus). Sampel jenuh adalah teknik penentuan sample bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011:68). Oleh karena itu,
dari jumlah populasi tersebut peneliti mengambil 110 orang sebagai sampel
Untuk mengukur uji validitas instrumen prestasi belajar siswa, lingkungan belajar
dan motivasi dilakukan uji coba instrumen dengan menggunakan 20 orang siswa
skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor pernyataan
yang dijawab oleh responden dengan menggunakan rumus teknik korelsi item
40
total item. Jika koefisien korelasi positif, maka item yang bersangkutan adalah
valid, jika negative maka item yang bersangkutan tidak valid dan dikeluarkan dari
kuesioner, dengan kata lain item valid jika koefisien korelasi antar skor item
dengan skor totalnya ositif dan signifikan dengan ρ – value 0,5. Semakin tinggi
nilai koefisien suatu item berarti menunjukkan semakin tinggi validitas item
tersebut.
teknik belah dua (split half) yaitu pengujian realibilitas internal yang dilakukan
dengan membelah item–item instrumen menjadi dua kelompok (ganjil dan genap)
metode Alpha Cronbach dalam SPSS versi 17.00. Instrumen dinyatakan reliabel
berikut:
umum atau generalisi. Statistik ini dapat digunakan bila penelitiannya ingin
mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku
41
peluang. Berikut adalah hubungan dari berbagai keadaan dari kajian penelitian
berikut ini.
1) Uji t
Y = a1 + b1. X1+ ε
Y = a2 + b2. X2+ ε
dimana:
Y = Variabel prestasi belajar siswa
a = Konstanta
X1 = Variabel motivasi
X2 = Variabel lingkungan belajar
b1, b2 = Koefisien regresi variabel motivasi dan motivasi
42
belajar siswa
ε = Error term
a. Hipotesis pertama
Dengan kriteria :
b. Hipotesis kedua
Dengan kriteria :
c. Hipotesis ketiga
Dengan kriteria :