Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah sumber utama pendidikan bagi seorang anak. Karena

dari lingkungan keluargalah kepribadian anak di bentuk. Dalam ajaran Islam

dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW. sebagaimana sabdanya yang

berbunyi :

‫ان‬
ِ ‫أو يُ َمجُّ َس‬ ِّ َ‫أو يُن‬
ْ ‫ص َرا ِن‬ ْ ‫ان‬ ْ ِ‫ُكلُّ َم ْولُ ْو ٍد ي ُْولَ ُد َعل َى ْالف‬
ِ ‫ فََأبَ َواهُ يُهَ ِّو َد‬، ‫ط َر ِة‬
Artinya: Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Kedua orang tuanyalah yang

menjadikan anak sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi. (HR. Bukhari dan

Muslim)

Sangat jelas dari hadits tersebut bahwa pendidikan keluarga

memainkan peran penting dalam perkembangan kepribadian anak. Islam

memandang keluarga sebagai lembaga sosial yang menentukan baik

buruknya seorang anak, serta kebahagiaannya di dunia dan akhirat, mengingat

pentingnya pendidikan keluarga. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad

SAW sendiri. memperkenalkan Islam kepada keluarganya di hadapan

masyarakat luas untuk pertama kalinya.

Semua penyelenggara pendidikan, mulai dari kebijakan hingga

manajemen hingga implementasi, di berbagai level makro, meso, dan mikro,

merujuk kepada tujuan pendidikan nasional yaitu pasal 3 undang-undang

Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 yakni : Tumbuhnya peserta

didik menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

0
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan warga negara

mandiri yang demokratis dan bertanggung jawab.

Muhammad Daud Ali menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha

sengaja untuk meningkatkan potensi diri sendiri dan potensi orang lain dalam

masyarakat.1

Amir Daien Inderakusuma mengatakan bahwa pendidikan adalah

usaha sengaja, konsisten, dan metodis yang dilakukan oleh orang-orang yang

diberi tanggung jawab untuk membentuk karakter dan sifat anak sesuai tujuan

pendidikan.2

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha yang

disengaja, khususnya usaha mengolah peserta didik sebagai pusat perhatian

yang terus ditingkatkan potensinya untuk tujuan pendidikan.

Bermacam cara yang bisa orang tua lakukan untuk menunjang

pendidikan anaknya, seperti mengontrol, mengarahkan dan mendorong

anaknya untuk belajar. Anak-anak perlu didorong oleh orang tuanya agar

mereka mengembangkan keinginan untuk belajar. Ngalim Purwanto

menegaskan, kurangnya motivasi menghambat banyak anak untuk

mengembangkan bakatnya. Hasil yang diinginkan akan tercapai jika motivasi

yang tepat diterima.3

Anak merupakan kekayaan yang diberi oleh Allah Swt. yang tidak

ternilai harganya. Seorang anak hadir sebagai amanah dari Allah Swt. untuk

1
Daud Ali, Mohammad. 1995. Lembaga- lembaga Islam Insonesia. Jakarta: Grafindo.
2
Inderakusuma, Amir Daien. 1983. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
3
Purwanto, Ngalim. 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

1
dirawat, di jaga, disayangi dan dididik agar menjadi anak yang baik, kelak

nanti setiap orang tua diminta pertanggung jawaban oleh Allah Swt. atas sifat

dan perilaku anak semasa hidup di dunia. Anak merupakan sebuah aset

sumber daya manusia yang kelak akan dapat membantu membangun bangsa

dan negara.

Orang tua adalah orang yang pertama mengajarkan pendidikan kepada

anaknya, mulai dari anak lahir sampai tumbuh menjadi dewasa. Namun ada

juga dari orang tua yang tidak dapat membimbing anak dalam belajar dengan

alasan anak sudah sekolah dan ada guru yang mengajar, ataupun karena sibuk

dengan pekerjaan. Hal seperti inilah yang harus di evaluasi, dimana orang tua

tidak bisa terlepas membimbing anaknya dalam belajar walaupun anak sudah

masuk sekolah dan ada guru yang mengajar ketika di sekolah, akan tetapi

orang tua harus tetap membimbing anak dalam belajar dan memantau

kegiatan sehari-hari anak.

Motivasi adalah perspektif yang diperlukan dalam latihan

pembelajaran karena motivasi akan membuat pengalaman yang berkembang

dan waktu yang baik untuk anak, selanjutnya motivasi diperlukan untuk

pelatihan belajar anak, dengan tujuan supaya anak lebih konstan dan dinamis

dalam belajar. sehingga anak dapat mencapai tujuan yang memuaskan. Agar

anak bisa belajar lebih efektif, orang tua perlu menjaga motivasi anak-anak

mereka. Antusias anak-anak yang tinggi untuk belajar dan berjuang untuk

menjadi hebat dapat didorong oleh dorongan orang tua.

2
Adapun yang bisa orang tua lakukan adalah menginspirasi anak-anak

mereka. Bagi seorang anak, hal-hal seperti ini sangatlah penting agar anak

dapat belajar lebih giat lagi tanpa merasa lelah atau bosan. Minat belajar anak

cenderung tumbuh pada anak yang orang tuanya memberikan inspirasi.

karena kegiatan belajar membutuhkan motivasi yang diberikan orang tua

kepada anaknya.

Setelah melakukan observasi di lapangan pada tanggal 1 April 2022,

peneliti telah melakukan wawancara kepada salah seorang guru yang

mengajar di MA Plus Ulil Albab Inuman, peneliti melihat kebanyakan dari

orang tua siswa di MA Plus Ulil Albab Inuman disibukkan dengan

pekerjaannya masing-masing, hanya sebagian kecil dari orang tua siswa yang

memperhatikan pendidikan anaknya, dan ada juga dari orang tua siswa yang

tidak mementingkan sama sekali tentang pendidikan anaknya. Sehingga

waktu berinteraksi antara anak dengan orang tua sangat kurang. Selain itu,

orang tua juga kurang mengingatkan kepada anaknya, untuk belajar di rumah,

membuat tugas yang diberikan oleh guru, dan orang tua juga kurang

memahami apa yang di butuhkan anak di rumah maupun di sekolah.

Peneliti juga melakukan sebuah wawancara kepada salah seorang

siswa yang berprestasi di MA Plus Ulil Albab Inuman yang bernama

M.Irfandi Atarza, setelah melakukan wawancara peneliti menyimpulkan

bahwa orang tua hanya mengingatkan anaknya untuk belajar di rumah ketika

mau mendekati ujian saja. Sehingga orang tua tidak mengetahui masalah

pembelajaran dan kesulitan belajar yang di alami anak di sekolah.

3
Terlihat bahwa orang tua kurang memperhatikan anaknya di rumah

dan tidak mengingatkan untuk belajar. Hal seperti ini akan berdampak kurang

baik terhadap prestasi belajar anak.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai judul tersebut

berdasarkan penjelasan sebelumnya, yaitu: Hubungan Motivasi Orang Tua

Dengan Prestasi Belajar Siswa Di MA Plus Ulil Albab Inuman.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan konteks sebelumnya, peneliti menemukan masalah

tentang hubungan motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa di MA

plus ulil albab Inuman. Dengan kata lain, anak sangat membutuhkan motivasi

orang tua untuk meningkatkan prestasi akademiknya di sekolah. Berikut

pengakuan sang anak:

1. Kurangnya bimbingan dan motivasi dari orang tua kepada anak untuk

belajar di rumah.

2. Orang tua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, dan kurang

memperhatikan anaknya.

3. Orang tua kurang mengingatkan anaknya di rumah tentang tugas sekolah

yang di berikan guru.

Anak-anak menjadi pembelajar yang kurang efektif dan kurang

berprestasi di sekolah karena masalah seperti ini, yang mengurangi minat

mereka untuk belajar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul: Hubungan Motivasi Orang Tua Dengan Prestasi

Belajar Siswa Di MA Plus Ulil Albab Inuman.

4
C. Batasan Masalah
Mempertimbangkan kemampuan, waktu, tenaga, dan biaya dalam

kaitannya dengan konteks permasalahan di atas. Secara umum, peneliti

menetapkan batasan masalah untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan

motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa di MA plus ulil albab

Inuman.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana motivasi orang tua peserta didik MA Plus Ulil Albab Inuman

2. Bagaimana prestasi belajar peserta didik MA Plus Ulil Albab Inuman

3. Apakah ada hubungan motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa di

MA Plus Ulil Albab Inuman

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui motivasi orang tua peserta didik MA Plus Ulil Albab

Inuman

2. Untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik MA Plus Ulil Albab

Inuman

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi

orang tua dengan prestasi belajar siswa di MA Plus Ulil Albab Inuman

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:

1. Secara Praktis

Diharapkan penelitian ini bisa menjadi acuan dan kesempatan

belajar bagi penulis untuk berlatih menulis karya ilmiah, sehingga dapat

5
menambah perspektif baru dan memperluas pengetahuan, khususnya

tentang hubungan motivasi orang tua dan prestasi belajar siswa di sekolah.

2. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi lebih

lanjut bagi para pendidik dan orang tua tentang bagaimana menumbuhkan

motivasi belajar yang tinggi pada anak untuk meningkatkan prestasi

akademiknya.

G. Devenisi Operasional

1. Motivasi Orang Tua

Seseorang termotivasi ketika mereka merasakan dorongan, baik

dalam keadaan sadar ataupun sebaliknya, untuk melakukan sebuah

tindakan dengan sebuah tujuan. Suatu dorongan yang diberikan kepada

orang lain agar seseorang melakukan sesuatu, baik di dalam bekerja,

belajar, dan dalam berbagai hal lainnya disebut juga dengan motivasi.4

Pernyataan di atas menyiratkan bahwa orang tua bertanggung

jawab dalam memotivasi anaknya untuk selalu belajar agar mereka bisa

mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan.

2. Prestasi Belajar

Adapun pendapat dari Winkel bahwa prestasi belajar merupakan

suatu keberhasilan bagi seorang siswa. Tingkat keberhasilan belajar

tertinggi seorang siswa dikenal sebagai prestasi belajar. 5 Gunarso

berpendapat bahwa prestasi belajar seorang siswa adalah ketika usaha

4
Tim Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
5
Winkel, W. S. 2009. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

6
yang dilakukannya secara maksimal dalam belajar.6 Prestasi belajar,

menurut Azwar adalah prestasi terbaik seseorang ketika dia menguasai

materi yang diajarkan atau yang telah dipelajari. Berdasarkan ketiga sudut

pandang tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan belajar

adalah bukti dari keberhasilan, hasil terbaik yang telah dicapai oleh

seseorang setelah dia belajar, dan kinerja terbaik dalam penguasaan materi

yang telah dipelajari.7

Sebuah hasil yang maksimal dapat dicapai oleh seseorang setelah

belajar yaitu berusaha menguasai suatu materi, keterampilan, atau sikap

seperti yang diharapkan, merupakan pengertian dari prestasi belajar dalam

penelitian ini. Definisi ini didasarkan pada definisi di atas. Nilai tes guru

merupakan indikator umum prestasi belajar.

Jadi, maksud dari Hubungan Motivasi Orang Tua Dengan Prestasi

Belajar adalah sebuah motivasi atau dorongan yang diberikan oleh orang

tua kepada anak untuk belajar supaya anak mencapai hasil yang maksimal.

H. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan: Latar belakang, Identifikasi masalah, Batasan

masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Definisi

operasional dan Sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori: Motivasi orang tua (pengertian motivasi,

fungsi motivasi, jenis-jenis motivasi, prinsip-prinsip motivasi, peran orang

tua dalam memotivasi anak, tujuan pemberian motivasi terhadap anak).


6
Gunarso, S. D. 1985. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung
Mulia.
7
Azwar, S. 2006. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakart: Pustaka Pelajar.

7
Prestasi belajar (pengertian prestasi belajar, jenis-jenis prestasi belajar, faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, pendekatan evaluasi prestasi

belajar, fasilitas belajar untuk mencapai prestasi belajar, cara belajar untuk

mencapai prestasi belajar, peranan orang tua dalam prestasi belajar, hambatan

dalam meraih prestasi belajar, upaya meningkatkan prestasi belajar).

Penelitian yang relevan.

BAB III Metodologi Penelitian: Jenis penelitian, Waktu dan tempat

penelitian, Populasi dan sampel, Teknik pengumpulan data (kuisioner/angket,

dokumentasi), Teknik analisis data (analisis statistik deskriptif, analisis

korelasi, uji prasyarat analisis).

I. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah klaim jangka pendek tentang masalah

penelitian yang secara teoritis dianggap paling akurat. Berdasarkan judul

penelitian yang telah di tentukan, rumus yang di pakai ialah Hipotesa

alternatif ( Ha) dan Hipotesa nihil (Ho) dan kemudian diterapkan dalam

penelitian ini:

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi orang tua dengan prestasi

belajar siswa di MA plus plil albab Inuman.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi orang tua dengan

prestasi belajar siswa di MA plus ulil albab Inuman.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

J. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif, atau

disebut juga dengan penelitian berdasarkan data konkret. Metode ini

mengukur data yang berupa angka-angka yang ada kaitannya dengan masalah

yang sedang dipelajari untuk menarik sebuah kesimpulan. Kemudian

penelitian korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui

ada tidaknya sebuah hubungan, seberapa dekat hubungan tersebut, dan

bermakna atau tidak.8

K. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksankan di MA plus ulil albab Inuman

Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Tempat penelitian ini dipilih

karena observasi terdahulu, peneliti menemukan permasalahan mengenai

hubungan motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa di MA plus ulil

albab Inuman.

2. Waktu Penelitian

Sebelum Penelitian ini dimulai, peneliti mengawali observasi pada

tanggal 1 April 2022 untuk menemukan permasalahan yang akan di teliti.

L. Populasi dan Sampel

1. Populasi

8
Suharsini Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

9
Dalam statistika, istilah “populasi” mengacu pada sekelompok

orang dengan karakteristik tertentu yang menjadi fokus suatu penelitian.

Suatu metode penalaran yang dikenal dengan istilah “populasi” menarik

kesimpulan umum dari suatu peristiwa yang melibatkan subjek atau objek

dengan besaran dan ciri tertentu. Populasi juga dapat berwujud benda lain,

selain manusia.9 Populasi adalah fokus penyelidikan.10 Keseluruhan dari

variabel yang menyangkut masalah yang akan diteliti disebut populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA plus ulil

lbab Inuman.

Populasi jumlah keseluruhan siswa MA Plus Ulil Albab Inuman

Jenis Kelamin

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

X 3 3 6

XI 12 7 19

XII 21 9 30

Jumlah 36 19 55

M. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik atau cara yang di gunakan untuk

mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

1. Angket atau kuesioner.


9
Nurhayati, Siti. 2012. Metode Penelitian Praktis. Pekalongan: Usaha
Nasional.
10
Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.

10
Dalam KBBI, angket disebut juga daftar pertanyaan tertulis tentang

sebuah masalah tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban dari

setiap pertanyaan yang diberikan.

Angket sama dengan kuesioner, yaitu kumpulan pertanyaan-

pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden.. Bisa juga disebut dengan daftar pertanyaan.

Arikunto menyatakan bahwa anket atau kuesioner adalah

serangkaian pertanyaan secara tertulis yang digunakan untuk

mengumpulkan suatu informasi tentang responden dan kepribadian serta

pengetahuan mereka.11

Adapun variabel-variabel dari angket yaitu: motivasi orang tua,

prestasi belajar kemudian hubungan motivasi orang tua dengan prestasi

belajar.

Angket Hubungan Motivasi Orang Tua Dengan Prestasi Belajar

Siswa:

No Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah

Soal

1 Motivasi a.Instrinsik 1.Tantangan 1,2

Orang Tua 2.Rasa ingin tahu 3,4

3.Mandiri 5,6

b.Ekstrinsik 1.Perhatian 7,8

11
Suharsini Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

11
2.Kasih sayang 9,10

3.Support 11,12

2 Prestasi a.Kognitif 1.Pengetahuan 13,14

Belajar 2.Pemahaman 15,16

3.Pengaplikasian 17,18

4.Analisis 19,20

5.Sintesis 21,22

6.Evaluasi 23,24

b.Efektif 1.Penerimaan 25,26

2.Merespon 27,28

3.Penilaian 29,30

4.Pengorganisasian 31

5.Kreatifitas 32,33

c.Psikomotorik 1.Persepsi 34

2.Kesiapan 35,36

3.Respon 37

terpimpin

4.Mekanisme 38

5.Respon yang 39

komplek

3 Hubungan a.Pemberian 1.Membantu 40

Motivasi bimbingan dan kesulitan anak

Orang Tua nasehat dalam menerima

12
dan Prestasi pelajaran

Belajar

2. Dokumentasi

Adapun dokumentasi yang diambil dalam penelitian ini ialah:

a) Keadaan siswa MA Plus Ulil Albab Inuman.

b) Nilai/ prestasi belajar siswa MA Plus Ulil Albab Inuman.

N. Teknik Analisis Data

1. Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui keberadaan variable bebas, baik pada satu variabel ataupun

lebih, tanpa membuat sebuah perbandingan pada variabel itu sendiri dan

mencari hubungannya dengan variabel lain, ujar Sugiyono . Analisis ini

dilakukan supaya bisa menentukan keberadaan variabel independen.12

Hasil analisis ini akan digunakan untuk mengkaji penelitian yang peneliti

buat.

Rumus yang akan digunakan untuk menafsirkan gambaran hasil

penelitian yaitu:

f
P= × 100
n

Di mana:

12
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R & D. Bandung: Alfabeta.

13
P: presentase jawaban

f : frekuensi jawaban responden

n : jumlah sampel

100: bilangan tetap

2. Analisis korelasi

Salah satu metode atau cara yang akan digunakan untuk

mengetahui sebuah hubungan dari dua variabel kuantitatif (nilai dalam

angka) adalah analisis korelasi. Apabila terdapat hubungan maka akan

terjadi suatu perubahan. Misalnya, pada variabel X akan mengakibatkan

terjadinya perubahan pada variabel Y.

Riduwan menyatakan bahwa salah satu dari beberapa jenis uji

korelasi yang digunakan untuk menentukan derajat keeratan hubungan

antara dua variabel pada skala interval atau rasio adalah uji momen produk

Pearson.13

Rumus Pearson Product Moment:

n . ( ∑ xy )−( ∑ x ) . ( ∑ y )

√{
r=
} {∑ y 2−( ∑ y ) }
2 2
n . ∑ 2−( ∑ x ) .
x

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi pearson

Σ x = Jumlah nilai X

Σ y = Jumlah nilai Y

Σ xy = Jumlah dari hasil kali nilai X dan nilai Y

13
Riduwan. 2014. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

14
Σx2 = Jumlah dari kuadrat nilai X

Σy2 = Jumlah dari kuadrat nilai Y

N = Banyak pasangan nilai X dan Y.

Untuk menentukan nilai r akan di konsultasikan dengan tabel brikut:

Klasifikasi nilai koefisien korelasi uji pearson:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Lemah

0,60 – 0,799 Lemah

0,40 – 0,599 Cukup Lemah

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Kemudian untuk menentukan besar kecilnya sumbangan variabel X

terhadap variabel Y dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus Koefisien

KP=r 2 ×100 %

Keterangan: KP: Besarnya koefisien penenentu (determinan)

r : Koefisien korelasi

3. Uji prasyarat analisin

a) Uji normalitas data

Suatu pengujian yang dikenal dengan nama uji normalitas data.

Biasanya uji normalitas data ini dilakukan dengan maksud dan tujuan

15
untuk menentukan apakah sebaran data dalam suatu kelompok atau

variabel telah di sebarkan secara normal atau tidak.

Kriteria pengujian hipotesis, nilai X2 hitung dibandingkan

dengan X2 tabel:

Jika nilai X2 hitung < nilai X2 tabel, maka Ho diterima; Ha

ditolak.

Jika nilai X2 hitung > nilai X2 tabel, maka Ho ditolak; Ha

diterima.

16
17

Anda mungkin juga menyukai