s_maslihah@yahoo.com
Abstrak
Dalam satu dekade terakhir terdapat perkembangan dalam bidang pendidikan khususnya terkait berdirinya sekolah-
sekolah berasrama baik dengan mengusung kurikulum tambahan dalam keagamaan maupun berbasis nasionalisme. Hal
ini tidak terlepas dari adanya keresahan para orang tua terhadap perkembangan pergaulan remaja, maraknya peredaran
narkoba, keamanan kota metropolitan maupun daerah, menjadi alasan sebagian orangtua menyekolahkan anak-anaknya
di sekolah berasrama (boarding school). Penelitian ini merupakan kajian tentang hubungan antara dukungan sosial
orang tua dan penyesuaian sosial di lingkungan sekolah dengan prestasi akademik siswa boarding school. Sampel
penelitian adalah terdiri dari 92 siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Assyfa
Boarding School Kabupaten Subang Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan teknik studi korelasional (correlation study) dengan dua independent variable, yaitu dukungan sosial
orang tua dan penyesuaian sosial di lingkungan sekolah serta satu dependent variable, yaitu prestasi akademik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikant antara dukungan sosial orang tua dengan prestasi
akademik, yaitu sebesar 0.820. Artinya, semakin besar dukungan sosial orang tua yang dipersepsi siswa, semakin baik
prestasi akademik yang dapat dicapai siswa. Kajian lebih dalam tentang hubungan dukungan sosial orang tua dalam
bentuk instrumental support dengan prestasi akademik menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.798 dan hubungan
dukungan sosial bentuk emotional support dengan prestasi akademik adalah sebesar 0.654. Sementara berdasarkan
nilai korelasi 0.112 pada hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan sekolah dengan prestasi akademik
menunjukkan tidak adanya hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan sekolah dengan prestasi akademik.
Dengan kata lain terdapat faktor-faktor lain di luar penyesuaian sosial di lingkungan sekolah baik faktor internal
maupun faktor eksternal yang berhubungan dengan prestasi akademik siswa meskipun penyesuaian sosial di lingkungan
sekolah merupakan bagian yang penting dalam perkembangan seorang remaja.
Kata kunci: boarding school, dukungan sosial orang tua, penyesuaian sosial, prestasi akademik.
Siswa yang mengikuti sekolah berasrama, Siswa boarding school tidak semata-mata
sekarang dikenal sebagai boarding school, dituntut untuk mampu menyesuaikan diri
mereka dihadapkan pada situasi perpisahan dengan lingkungan sosialnya, namun mereka
dengan orang tua. Hidup terpisah dari orang pun dituntut untuk mampu menyesuaikan diri
tua dan bertemu dengan orang-orang baru dengan pembelajaran dan tugas dari sekolah.
baik sesama siswa maupun pengasuh asrama Keinginan orang tua untuk menyekolahkan
tentu bukan hal yang mudah karena menuntut putra-putrinya ke sekolah boarding school
kemampuan penyesuaian diri sang remaja tidak semata-mata mencari lingkungan yang
baik dengan lingkungan sekolah sendiri baik bagi perkembangan sang anak, namun
maupun dengan teman-teman dan guru. mampu prestasi dalam akademikpun
merupakan hal yang tidak bisa diabaikan
Memasuki kelompok yang baru merupakan dalam proses pendidikan itu sendiri.
suatu masalah yang serius. Pada saat
memasuki kelompok yang baru, individu akan Menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
menghadapi teman-teman yang mungkin yang berbeda dengan lingkungan keluarga
asing bagi mereka serta aturan kelompok dan berinteraksi secara intens baik di sekolah
yang mungkin sama sekali berbeda dengan dan asrama sekaligus adanya harapan ataupun
kelompok yang dikenal sebelumnya. Pada tuntutan untuk bisa mengikuti pendidikan
kondisi seperti ini dapat dilihat bagaimana dengan baik yang ditunjukkan dengan prestasi
usaha individu mempelajari aturan-aturan akademik tentu bukan hal mudah bagi para
baru yang ada dan kemampuan untuk siswa boarding school apalagi mereka
melibatkan diri dengan kelompok, sehingga sendiri sedang berada pada masa transisi,
individu dapat memasuki kelompok tersebut memasuki masa remaja. Karenanya dukungan
dan diterima dengan baik. Dengan kata lain sosial khususnya orang tua merupakan suatu
siswa boarding school dituntut untuk bisa keniscayaan untuk tetap bisa diperoleh siswa
melakukan penyesuaian diri dengan boarding school. Bagaimanapun,
lingkungan sosial yang baru dimana mereka menyekolahkan anak di boarding school tidak
bersekolah. berarti melepaskan tanggung jawab orang tua
dalam mengawasi perkembangan anak-
Schneiders (1964) menyebutkan penyesuaian anaknya.
sosial sebagai kemampuan individu untuk
bereaksi secara efektif dan bermanfaat Adanya dukungan sosial khususnya dari
terhadap realitas sosial, situasi, dan hubungan orang tua akan memberikan kenyamanan fisik
sehingga tuntutan atau kebutuhan dalam dan psikologis bagi anak. Karena dengannya
kehidupan sosial terpenuhi dengan cara yang anak akan merasa dicintai, diperhatikan,
dapat diterima dan memuaskan. Dengan dihargai oleh orang lain dalam hal ini orang
demikian, jika siswa ingin mengembangkan tuanya. Situasi lingkungan boarding school
kemampuan dalam penyesuaian sosial di yang menuntut penyesuaian diri siswa dan
lingkungan sekolah maka ia harus menghargai berpotensi menjadi situasi yang menekan atau
hak orang lain, mampu menciptakan suatu stressfull bagi siswa. Sebagaimana diungkap
relasi yang sehat dengan orang lain, Lieberman (1992) bahwa secara teoritis
mengembangkan persahabatan, berperan aktif adanya dukungan sosial dapat menurunkan
dalam kegiatan sosial, menghargai nilai-nilai kecenderungan munculnya kejadian yang
dari hukum-hukum sosial dan budaya yang dapat mengakibatkan stress. Dukungan sosial
ada di lingkungan sekolahnya. Apabila akan mengubah persepsi individu pada
prinsip-prinsip ini dilakukan secara konsisten, kejadian yang menimbulkan stressfull dan
maka penyesuaian sosial di lingkungan oleh karena itu akan mengurangi potensi
sekolah yang baik akan tercapai.
Maslihah, Studi tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah 105
dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat
1994). Dukungan ini akan membuat b. Norma dan nilai sosial, yang berguna
individu merasa dirinya diterima dan untuk membimbing individu untuk
dihargai. Contoh dari dukungan ini menjalankan kewajiban dalam
misalnya memberikan pujian kepada kehidupan.
individu karena telah melakukan c. Pertukaran sosial, yaitu hubungan timbal
sesuatu dengan baik. balik perilaku sosial antara cinta,
2. Attachment ; Dukungan ini berupa pelayanan, informasi. Keseimbangan
pengekspresian dari kasih sayang dan dalam pertukaran akan menghasilkan
cinta yang diterima individu (Cutrona, kondisi hubungan interpersonal yang
dkk., 1994) yang dapat memberikan memuaskan. Pengalaman akan
rasa aman kepada individu yang pertukaran secara timbal balik ini
menerima. Kedekatan dan intimacy membuat individu lebih percaya bahwa
merupakan bentuk dari dukungan ini orang lain akan menyediakan
karena kedekatan dan intimacy dapat
memberikan rasa aman. Penyesuaian Sosial di Lingkungan sekolah
3. Social Integration; Cutrona, dkk.
(1994) dikatakan dukungan ini Pengertian
berbentuk kesamaan minat dan
perhatian serta rasa memiliki dalam Schneider (1964) mendefinisikan penyesuaian
suatu kelompok. sosial sebagai “The capacity to react
4. Opportunity to provide nurturance; effectively and wholesomely to sosial
Dukungan ini berupa perasaan realities, situations, and relations so that he
individu bahwa ia dibutuhkan oleh requirements for sosial living is fulfilled in an
orang lain. acceptable and satisfactory manner”.
mana para siswa menguasai bahan pelajaran menggunakan instrumen penelitian yang telah
yangdiajarkan dan dipelajari. Dari beberapa disesuaikan dengan variabel-variabel yang
uraian di atas dapat di simpulkan bahwa akan diteliti dengan tujuan untuk menguji
prestasi akademik adalah hasil dari kegiatan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya
belajar untuk mengetahui sejauh mana (Sugiyono, 2008). Metode penelitian yang
seseorang menguasai bahan pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
diajarkan serta mengungkapkan keberhasilan deskriptif dan teknik studi korelasional
yang dicapai oleh orang tersebut. (correlation study) dengan dua independent
variable, yaitu dukungan sosial orang tua dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi penyesuaian sosial di lingkungan sekolah
akademik serta satu dependent variable, yaitu prestasi
akademik.
Wahyuni (dalam Gunarsa dan Gunarsa, 2000)
menjelaskan bahwa prestasi akademik dapat Teknik pengambilan sample dengan
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor menggunakan simple random sampling, yaitu
eksternal. Hal-hal yang termasuk kedalam metode pemilihan sampel dari suatu populasi
faktor internal adalah kemampuan intelektual dimana setiap anggota populasi mempunyai
atau kecerdasan (intelegensi), minat, bakat peluang yang sama sebagai sampel (Weirsma
khusus, motivasi untuk berprestasi, sikap, dalam Sevilla, 2006). Sampel penelitian
kondisi fisik dan mental, harga diri akademik, adalah terdiri dari 92 siswa kelas VIII
dan kemandirian. Kemudian dikemukakan Sekolah Menengah Pertama Assyfa Boarding
pula hal-hal yang termasuk kedalam faktor School Kabupaten Subang Jawa Barat. Teknik
eksternal, yaitu lingkungan sekolah, keluarga, analisis data yang digunakan yaitu teknik
dan faktor situasional. analisis korelasi Rank Spearman dengan
. bantuan software SPSS Versi 17.0 dengan
METODE PENELITIAN taraf signifikansi α = 0,05
Keterangan :
1. Siswa mencari/mendapat bantuan yang nyata kepada orang tua (Reliable Alliance)
2. Individu mendapat bimbingan/nasehat dari orang tua (Guidance)
3. Penghargaan/pengakuan dari orang tua (Reasurance of worth)
4. Pengekspresian kasih sayang dan cinta dr orang tua (Attachment)
5. Kesamaan minat, perhatian dan rasa memiliki (Social integration)
6. Individu merasa dibutuhkan oleh orang tua (Opportunity to provide nurturance)
Keterangan :
Nilai penyesuaian sosial di lingkungan sekolah siswa berdasarkan standar total nilai
penyesuaian sosial di lingkungan sekolah yang harus dicapai.
Keterangan :
1. Jumlah siswa yang nilai rata-ratanya di bawah nilai rata-rata kelas (kelompok).
2. Jumlah siswa yang memiliki nilai rata-rata di atas nilai rata-rata kelas (kelompok)
Mengacu pada tabel 1 di atas, tampak bahwa terbesar yang dipersepsi siswa dibandingkan
terdapat korelasi yang kuat antara dukungan dengan dukungan sosial komponen lainnya,
sosial orang tua dengan prestasi akademik yaitu 0.857. Disusul oleh dukungan sosial
siswa kelas VIII SMPIT Asysyfa Boarding komponen ekspresi kasih sayang dan cinta
School Subang, yaitu 0.820. Begitu pula bila dari orang tua (attachment) yaitu 0.843.
dilihat lebih mendalam hubungan prestasi Sementara dukungan sosial paling rendah
akademik dengan bentuk-bentuk dukungan yang dipersepsi siswa terdapat pada
sosial, hasil perhitungan statistik komponen individu merasa dibutuhkan oleh
menunjukkan hubungan prestasi akademik orang tua (opportunity to provide
dengan bentuk instrumental support sebesar nurturance).
0.798, dan hubungan prestasi akademik
dengan bentuk emotional support sebanyak Berdasarkan data tersebut, tampak bahwa
0.654. Artinya, dukungan sosial bentuk dukungan sosial yang menyentuh kebutuhan
instrumental support menunjukkan hubungan emosional khususnya pengakuan akan
yang signifikan dengan prestasi akademik dan kemampuan dan kualitas diri sehingga siswa
lebih kuat hubungannya dibandingkan merasa menerima penghargaan dan kasih
hubungan prestasi akademik dengan sayang orang tua memiliki makna yang besar
dukungan sosial bentuk emotional support. bagi siswa. Hal ini menunjukkan pentingnya
Sementara hubungan prestasi akademik pemenuhan kebutuhan siswa terhadap
dengan penyesuaian sosial di lingkungan kebutuhan perhatian dan afeksi dari orang
sekolah menunjukkan nilai 0.112, artinya tua yang dapat memunculkan energy positif
bahwa tidak ada hubungan antara kedua bagi siswa. Meskipun sama-sama termasuk
variabel tersebut. dukungan sosial bentuk emotional support,
namun pada komponen dukungan berupa rasa
PEMBAHASAN dibutuhkan oleh orang tua komponen tersebut
menunjukkan dukungan sosial paling kecil
Dukungan sosial berupa pengakuan atau yang dipersepsikan siswa. Tampaknya
penghargaan terhadap kemampuan dan kondisi tersebut tidak terlepas dari usia
kualitas diri sehingga siswa merasakan perkembangan siswa yang masih berada pada
adanya penghargaan (reasurance of worth) fase transisi antara melepas usia kanak-kanak,
dari orang tua menunjukkan dukungan masuk pada fase remaja. Inisiatif untuk
112 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011
menunjukkan eksistensi diri dengan tuntutan yang baik bagi kondisi siswa dalam menerima
pengakuan akan kehadiran dirinya dibutuhkan pembelajaran. Kontinuitas dukungan ini,
lingkungannya tampaknya belum muncul memberikan dampak positif tidak hanya
secara optimal karena ia pun masih menuntut ketika siswa menerima pelajaran tetapi
perhatian dan kasih sayang dari lingkungan. berlanjut pada saat siswa menghadapi masa
evaluasi pembelajaran. Prestasi akademik
Padahal salah satu tugas perkembangan usia yang ditunjukkan sebagian besar siswa yang
remaja adalah terbentuknya keinginan dan berada di atas nilai rata-rata kelompok dan
tingkah laku bertanggung jawab secara sosial korelasi yang ditunjukkan antara variabel
(Havighurst dalam Fuhrmann, 1990). Melalui prestasi akademik dengan dukungan sosial,
tugas perkembangan ini remaja terdorong menunjukkan bahwa semakin besar dukungan
untuk menunjukkan eksistensi dirinya dan sosial baik bentuk emotional support maupun
mendapat pengakuan dari lingkungan sebagai instrumental support, maka semakin besar
individu mandiri dan dapat berkontribusi bagi pula prestasi akademik yang dicapai siswa.
lingkungannya.
Demikian sebaliknya, tanpa kehadiran
Sementara itu dari variabel penyesuaian sosial dukungan sosial, maka prestasi akademikpun
di lingkungan sekolah, secara umum akan semakin menurun. Meskipun dukungan
penyesuaian siswa tergolong cukup baik, sosial komponen dukungan akan penghargaan
artinya siswa cukup mampu untuk dan adanya kasih sayang orang tua
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah menunjukkan dukungan sosial terbesar
sehingga muncul rasa aman dan nyaman diantara komponen dukungan lain yang
dalam berinteraksi dengan lingkungan dipersepsi siswa, namun secara umum bentuk
sosialnya. Demikian pula, prestasi akademik instrumental support menunjukkan korelasi
siswa sebagian besar siswa memiliki prestasi yang lebih kuat dengan prestasi akademik
di atas rata-rata kelompok. Artinya para siswa (0.798) dibandingkan dengan hubungan
mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan prestasi akademik dengan emotional support
pembelajaran yang ada. Sebagaimana (0.654). Artinya, adanya dukungan sosial
diungkapkan Wahyuni (dalam Gunarsa dan orang tua saat siswa menghadapi kesulitan
Gunarsa, 2000) bahwa kondisi internal atau membutuhkan bantuan terutama
termasuk kondisi psikis merupakan salah satu kesulitan berkaitan dengan sekolah memiliki
faktor yang dapat mempengaruhi prestasi hubungan yang signifikan dengan pencapaian
akademik. Kondisi psikis yang positif akan prestasi akademik siswa. Dengan kata lain,
memberikan dampak positif bagi prestasi siswa tidak cukup mendapat dukungan yang
belajar atau prestasi akademik siswa. bersifat emosional atau psikhis tetapi
Sebaliknya kondisi psikis atau mental yang dukungan sosial atau responsivitas orang tua
negatif, hal ini akan memberikan pengaruh dalam bentuk bantuan, nasihat ataupun
negatif terhadap prestasi akademik siswa. bimbingan langsung saat ia menghadapi
kesulitan terutama kesulitan yang berkaitan
Mengacu pada hasil perhitungan statistik pada dengan pendidikan atau sekolah memberikan
tabel 1, tampak bahwa terdapat hubungan dampak yang cukup besar bagi siswa
yang kuat antara prestasi akademik dengan terutama bagi pencapaian prestasi akademik
dukungan sosial, baik dalam bentuk siswa.
dukungan instrumental maupun dukungan
emosional. Hal ini menunjukkan bahwa Hubungan antara penyesuaian sosial di
adanya rasa nyaman, dihargai dan pengakuan lingkungan sekolah dengan prestasi
dari lingkungan memberi dampak positif bagi akademik, berdasarkan pada tabel 1
kondisi psikis siswa dan menjadi situasi awal menunjukkan bahwa antara kedua variabel
Maslihah, Studi tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah 113
dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat
tidak menunjukkan adanya hubungan. Dengan siswa, semakin baik prestasi akademik
kata lain kemampuan siswa dalam yang dapat dicapai siswa.
penyesuaian sosial di lingkungan sekolah 3. Hubungan prestasi akademik dengan
tidak berdampak langsung terhadap dukungan sosial dalam bentuk
peningkatan prestasi akademik siswa, instrumental support memiliki hubungan
demikian sebaliknya. Meskipun penyesuaian yang lebih kuat dengan dibandingkan
sosial yang baik di lingkungan sekolah dengan hubungan prestasi akademik
memberikan dampak positif bagi kondisi dengan dukungan sosial bentuk emotional
emosi siswa atau memberikan energi positif support. Hal ini menunjukkan bahwa
bagi siswa. Setidaknya dengan penyesuaian dukungan sosial orang tua dalam bentuk
sosial yang baik siswa, sebagaimana kesiapan orang tua untuk memberikan
diungkapkan Hurlock (1981) siswa memiliki bantuan, bimbingan dan nasihat saat siswa
kepuasan atas dirinya sehingga memberikan menghadapi kesulitan memiliki hubungan
dampak positif bagi perkembangan dirinya dengan prestasi akademik siswa.
dalam menjalani masa remaja. Namun terkait 4. Penyesuaian sosial siswa di lingkungan
dengan prestasi akademik, mengacu pada sekolah tidak menunjukkan hubungan
hasil penelitian ini bisa disimpulkan bahwa dengan prestasi akademik. Hal ini
banyak faktor yang berhubungan dengan menunjukkan adanya faktor-faktor lain,
prestasi akademik siswa di luar penyesuaian baik faktor internal maupun faktor
sosial di lingkungan sekolah yang meliputi eksternal yang berhubungan dengan
faktor internal maupun faktor eksternal. prestasi akademik siswa di luar
penyesuaian sosial di lingkungan sekolah
Faktor internal yang dapat mempengaruhi meskipun penyesuaian sosial di lingkungan
prestasi akademik siswa diantaranya sekolah merupakan bagian yang penting
kecerdasan (intelegensi), minat dan bakat, dalam perkembangan seorang remaja.
motivasi berprestasi, sikap, kondisi fisik dan
mental, kemandirian. Adapun faktor eksternal Saran
meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan
faktor situasional (Wahyuni dalam Gunarsa Berdasarkan hasil penelitian yang diperolah,
dan Gunarsa, 2000). peneliti merekomendasikan beberapa saran
terkait pengembangan penelitian ini
KESIMPULAN DAN SARAN diantaranya:
1. Menggali aspek-aspek lain yang berkaitan
Kesimpulan dengan prestasi akademik siswa boarding
school di luar dukungan sosial dari orang
Mengacu pada hasil penelitian ini diperoleh tua.
beberapa kesimpulan, antara lain: 2. Membandingkan perbedaan dukungan
1. Dukungan sosial orang tua pada komponen sosial orang tua yang dipersepsikan siswa
penghargaan/pengakuan dari orang tua putra dan putri serta menggali
(Reasurance of Worth) menunjukkan hubungannya dengan prestasi akademik
dukungan paling besar yang diterima siswa maupun aspek lain yang berkaitan dengan
dibandingkan dengan dukungan sosial perkembangan siswa boarding school.
komponen lainnya.
2. Terdapat hubungan yang significant antara
prestasi akademik siswa SMPIT Assyfa
Boarding School Subang dengan dukungan
sosial orang tua. Artinya, semakin besar
dukungan sosial orang tua yang dipersepsi
114 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011
Bishop, G.D. (1997). Health Psychology: Lieberman, M.A. (1992). The Effect of Social
Integrating Mind and Body. Boston: Support on Respond on Stress. Dalam
Allyn & Bacon Bretnitz & Golberger
(Eds).Handbook of Stress: Theoritical
Cutrona, C.E, et al. (1994). Peceived parental & Clinical Aspects. London: Collier
social support and academic MacMillan Publisher
achievement: an attachment theory
perspective. Journal of Personality Sarafino, E.P. (1997). Health psychology:
and Social Psychology. 66, 2, 369-378 Biopsychological Interactions (4rd
ed). New York: John Wiley & Sons,
Deswita. (2007). Psikologi Perkembangan. Inc
Bandung: Rosda Karya
Schneiders, A.A. (1964). Personal Adjusment
Fuhrmann, B.S. (1990). Adolescence, and Mental Health. New York: Holt,
Adolescents. 2 edition. Glenview, Rinehart and Winston
Illinois:A Division of Scott, Foresman
and Company Sevilla, C, dkk (2006). Pengantar Metode
Penelitian. Jakarta: Universitas
Gottlieb, B.H. (1983). Social Support Indonesia Press
Strategie: Guideliness for Mental
Helth Practice. London: Sage Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan.
Publication Jakarta: Gramedia
Gunarsa, S.D. & Gunarsa, Y.S. (2000). Sugiyono. (2005). Statistik untuk Penelitian.
Psikologi remaja. Jakarta: BPK Bandung: IKAPI
Gunung Mulia
Suryabrata, S. (2002). Psikologi
Hobfoll, S.E. (1986). Stress, social support pendidikan.Yogyakarta: PT. Raja
and women: the series in clinical and grafindo persada
community psychology. New York:
Herpe & Row