Anda di halaman 1dari 12

STUDI TENTANG HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL,

PENYESUAIAN SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN


PRESTASI AKADEMIK SISWA SMPIT ASSYFA BOARDING SCHOOL
SUBANG JAWA BARAT
Sri Maslihah

Jurusan Psikologi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung

s_maslihah@yahoo.com

Abstrak

Dalam satu dekade terakhir terdapat perkembangan dalam bidang pendidikan khususnya terkait berdirinya sekolah-
sekolah berasrama baik dengan mengusung kurikulum tambahan dalam keagamaan maupun berbasis nasionalisme. Hal
ini tidak terlepas dari adanya keresahan para orang tua terhadap perkembangan pergaulan remaja, maraknya peredaran
narkoba, keamanan kota metropolitan maupun daerah, menjadi alasan sebagian orangtua menyekolahkan anak-anaknya
di sekolah berasrama (boarding school). Penelitian ini merupakan kajian tentang hubungan antara dukungan sosial
orang tua dan penyesuaian sosial di lingkungan sekolah dengan prestasi akademik siswa boarding school. Sampel
penelitian adalah terdiri dari 92 siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Assyfa
Boarding School Kabupaten Subang Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan teknik studi korelasional (correlation study) dengan dua independent variable, yaitu dukungan sosial
orang tua dan penyesuaian sosial di lingkungan sekolah serta satu dependent variable, yaitu prestasi akademik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikant antara dukungan sosial orang tua dengan prestasi
akademik, yaitu sebesar 0.820. Artinya, semakin besar dukungan sosial orang tua yang dipersepsi siswa, semakin baik
prestasi akademik yang dapat dicapai siswa. Kajian lebih dalam tentang hubungan dukungan sosial orang tua dalam
bentuk instrumental support dengan prestasi akademik menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.798 dan hubungan
dukungan sosial bentuk emotional support dengan prestasi akademik adalah sebesar 0.654. Sementara berdasarkan
nilai korelasi 0.112 pada hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan sekolah dengan prestasi akademik
menunjukkan tidak adanya hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan sekolah dengan prestasi akademik.
Dengan kata lain terdapat faktor-faktor lain di luar penyesuaian sosial di lingkungan sekolah baik faktor internal
maupun faktor eksternal yang berhubungan dengan prestasi akademik siswa meskipun penyesuaian sosial di lingkungan
sekolah merupakan bagian yang penting dalam perkembangan seorang remaja.

Kata kunci: boarding school, dukungan sosial orang tua, penyesuaian sosial, prestasi akademik.

PENDAHULUAN menyekolahkan di sekolah-sekolah berasrama


tampak cukup meningkat. Keresahan para
Setiap orangtua berharap anak-anaknya orang tua terhadap perkembangan pergaulan
berhasil dalam belajar dan lingkungan sosial remaja, maraknya peredaran narkoba,
serta memiliki kekuatan nilai dan karakter keamanan kota metropolitan dan daerahnya,
yang baik sehingga mereka siap menghadapi menjadi alasan sebagian orangtua
tantangan kehidupan di masa yang akan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah
datang. Dalam satu dekade ini terakhir berasrama. Sebagian orang tua memilih
terdapat perkembangan dalam bidang sekolah berasrama yang memadukan
pendidikan khususnya terkait dengan kurikulum umum dan kurikulum keagamaan
berdirinya sekolah-sekolah berasrama baik karena keinginan membekali anak dengan
dengan mengusung kurikulum tambahan pendidikan agama sehingga anak memiliki
dalam keagamaan maupun berbasis kesiapan menghadapi tantangan kehidupan di
nasionalisme. Hal ini tidak terlepas dari masa yang akan datang.
kesadaran para orangtua untuk
103
104 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

Siswa yang mengikuti sekolah berasrama, Siswa boarding school tidak semata-mata
sekarang dikenal sebagai boarding school, dituntut untuk mampu menyesuaikan diri
mereka dihadapkan pada situasi perpisahan dengan lingkungan sosialnya, namun mereka
dengan orang tua. Hidup terpisah dari orang pun dituntut untuk mampu menyesuaikan diri
tua dan bertemu dengan orang-orang baru dengan pembelajaran dan tugas dari sekolah.
baik sesama siswa maupun pengasuh asrama Keinginan orang tua untuk menyekolahkan
tentu bukan hal yang mudah karena menuntut putra-putrinya ke sekolah boarding school
kemampuan penyesuaian diri sang remaja tidak semata-mata mencari lingkungan yang
baik dengan lingkungan sekolah sendiri baik bagi perkembangan sang anak, namun
maupun dengan teman-teman dan guru. mampu prestasi dalam akademikpun
merupakan hal yang tidak bisa diabaikan
Memasuki kelompok yang baru merupakan dalam proses pendidikan itu sendiri.
suatu masalah yang serius. Pada saat
memasuki kelompok yang baru, individu akan Menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
menghadapi teman-teman yang mungkin yang berbeda dengan lingkungan keluarga
asing bagi mereka serta aturan kelompok dan berinteraksi secara intens baik di sekolah
yang mungkin sama sekali berbeda dengan dan asrama sekaligus adanya harapan ataupun
kelompok yang dikenal sebelumnya. Pada tuntutan untuk bisa mengikuti pendidikan
kondisi seperti ini dapat dilihat bagaimana dengan baik yang ditunjukkan dengan prestasi
usaha individu mempelajari aturan-aturan akademik tentu bukan hal mudah bagi para
baru yang ada dan kemampuan untuk siswa boarding school apalagi mereka
melibatkan diri dengan kelompok, sehingga sendiri sedang berada pada masa transisi,
individu dapat memasuki kelompok tersebut memasuki masa remaja. Karenanya dukungan
dan diterima dengan baik. Dengan kata lain sosial khususnya orang tua merupakan suatu
siswa boarding school dituntut untuk bisa keniscayaan untuk tetap bisa diperoleh siswa
melakukan penyesuaian diri dengan boarding school. Bagaimanapun,
lingkungan sosial yang baru dimana mereka menyekolahkan anak di boarding school tidak
bersekolah. berarti melepaskan tanggung jawab orang tua
dalam mengawasi perkembangan anak-
Schneiders (1964) menyebutkan penyesuaian anaknya.
sosial sebagai kemampuan individu untuk
bereaksi secara efektif dan bermanfaat Adanya dukungan sosial khususnya dari
terhadap realitas sosial, situasi, dan hubungan orang tua akan memberikan kenyamanan fisik
sehingga tuntutan atau kebutuhan dalam dan psikologis bagi anak. Karena dengannya
kehidupan sosial terpenuhi dengan cara yang anak akan merasa dicintai, diperhatikan,
dapat diterima dan memuaskan. Dengan dihargai oleh orang lain dalam hal ini orang
demikian, jika siswa ingin mengembangkan tuanya. Situasi lingkungan boarding school
kemampuan dalam penyesuaian sosial di yang menuntut penyesuaian diri siswa dan
lingkungan sekolah maka ia harus menghargai berpotensi menjadi situasi yang menekan atau
hak orang lain, mampu menciptakan suatu stressfull bagi siswa. Sebagaimana diungkap
relasi yang sehat dengan orang lain, Lieberman (1992) bahwa secara teoritis
mengembangkan persahabatan, berperan aktif adanya dukungan sosial dapat menurunkan
dalam kegiatan sosial, menghargai nilai-nilai kecenderungan munculnya kejadian yang
dari hukum-hukum sosial dan budaya yang dapat mengakibatkan stress. Dukungan sosial
ada di lingkungan sekolahnya. Apabila akan mengubah persepsi individu pada
prinsip-prinsip ini dilakukan secara konsisten, kejadian yang menimbulkan stressfull dan
maka penyesuaian sosial di lingkungan oleh karena itu akan mengurangi potensi
sekolah yang baik akan tercapai.
Maslihah, Studi tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah 105
dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat

terjadinya stres pada individu yang 2. Perubahan Emosionalitas.


bersangkutan. Hurlock (1981) menyebut periode remaja
dianggap sebagai periode ”strom and
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik stress” (badai dan tekanan), yaitu suatu
untuk menggali lebih jauh tentang hubungan masa dimana ketegangan emosi
antara dukungan sosial orang tua dan meninggi sebagai akibat dari perubahan
penyesuaian sosial di lingkungan sekolah fisik dan kelenjar. Meningginya emosi
dengan prestasi akademik siswa boarding pada remaja laki-laki maupun perempuan
school dalam hal ini siswa kelas VIII SMPIT dapat terjadi sebagai dampak dari kondisi
Assyfa Boarding School Subang. sosial sebagai reaksi atas perubahan
yang terjadi pada diri remaja.
Remaja 3. Perkembangan Kognitif Remaja.
Ditinjau dari teori perspektif teori
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kognitif Piaget, maka remaja telah
kata Latin adolescere yang berarti ”tumbuh” mencapai tahap pemikiran operasional
atau ”tumbuh menjadi dewasa”. Saat ini formal (formal operational thought),
istilah ”adolesen” atau remaja telah yaitu suatu tahap perkembangan kognitif
digunakan secara luas untuk menunjukkan yang dimulai pada usia sekitar 11/12
suatu tahap perkembangan antara masa tahun sampai remaka mencapai masa
kanak-kanak dan masa dewasa yang ditandai dewasa (Lerner & Hustlsch, 1983).
oleh perubahan–perubahan fisik umum serta
perubahan kognitif dan sosial. Batasan usia Remaja akan dihadapkan pada tugas-tugas
remaja yang umum digunakan oleh para ahli perkembangan yang harus dilalui sebagai
adalah antara 12 hingga 21 tahun. Beberapa persiapan memasuki tugas perkembangan
ahli biasanya membedakan waktu usia tahap berikutnya. Havighurst (dalam
remaja ini dibedakan atas tiga tahap, yaitu 12- Fuhrmann, 1990) menyebutkan tugas-tugas
15 tahun disebut masa remaja awal, 15-18 perkembangan individu pada fase remaja
tahun disebut masa remaja pertengahan dan antara lain sebagai berikut:
18-21 tahun disebut masa remaja akhir 1) Membentuk hubungan lebih dewasa
(Deswita, 2006). dengan teman dari kedua jenis kelamin.
2) Mencapai peran sosial secara maskulin
Masa remaja merupakan masa transisi atau atau feminin sesuai jenis kelaminnya.
peralihan dari masa anak menuju masa 3) Menerima kondisi fisik dan
dewasa. Pada masa ini individu mengalami menggunakannya secara efektif.
berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. 4) Mencapai kematangan emosional dari
orang tua atau figur dewasa lainnya.
Secara ringkas beberapa kondisi yang terjadi 5) Mempersiapkan pernikahan dan
pada remaja meliputi: kehidupan berkeluarga.
1. Perubahan fisik 6) Mempersiapkan diri untuk karir ekonomi.
Perubahan yang muncul berupa 7) Mengenali nilai-nilai dan sistem etika
berkembangnya tubuh dengan pesat pengatur tingkah laku.
sehingga mencapai bentuk tubuh orang 8) Membentuk keinginan dan tingkah laku
dewasa yang disertai pula dengan bertanggung jawab secara sosial.
berkembangnya kemampuan reproduksi.
Perubahan fisik yang terjadi pada diri
remaja dapat berpengaruh terhadap
keadaan emosi remaja.
106 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

Dukungan Sosial pada waktu menghadapi peristiwa yang


menekan. Cobb menekankan orientasi
Pengertian subyektif yang memperlihatkan bahwa
dukungan sosial terdiri atas informasi yang
Dukungan sosial merupakan salah satu istilah menuntun orang meyakini bahwa ia diurus
yang digunakan untuk menerangkan dan disayangi. Dari pengertian-pengertian
bagaimana hubungan sosial menyumbang tersebut di atas dukungan sosial dapat
manfaat bagi kesehatan mental atau kesehatan disimpulkan sebagai kenyamanan, perhatian,
fisik individu. Rook (1985, dalam Smet, penghargaan, atau bantuan yang diperoleh
1994) berpendapat dukungan sosial sebagai seseorang dari interaksinya dengan orang lain
satu diantara fungsi pertalian atau ikatan
sosial. Ikatan-ikatan sosial menggambarkan Komponen Dukungan Sosial
tingkat tingkat dan kualitas umum dari
hubungan interpersonal. Menurut Cobb Weiss (dalam Cutrona dkk, 1994) membagi
(1976, dalam Sarafino, 1997), dukungan dukungan sosial ke dalam enam bagian yang
sosial diartikan sebagai suatu kenyamanan, berasal dari hubungan dengan individu lain,
perhatian, penghargaan, atau bantuan yang yaitu: guidance, reliable alliance, attachment,
dirasakan individu dari orang-orang atau reassurance of worth, social integration, dan
kelompok-kelompok lain Cohen dan Wills opportunity to provide nurturance.
(1985, dalam Bishop, 1994) mendefinisikan Komponen-komponen itu sendiri
dukungan sosial sebagai pertolongan dan dikelompokkan ke dalam 2 bentuk, yaitu
dukungan yang diperoleh seseorang dari instrumental support dan emotional support.
interaksinya dengan orang lain. Dukungan
sosial timbul oleh adanya persepsi bahwa Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai
terdapat orang-orang yang akan membantu enam komponen dukungan sosial dari Weiss
apabila terjadi suatu keadaan atau peristiwa (dalam Cutrona, 1994):
yang dipandang akan menimbulkan masalah a. Instrumental Support
dan bantuan tersebut dirasakan dapat 1. Reliable alliance, merupakan
menaikkan perasaan positif serta mengangkat pengetahuan yang dimiliki individu
harga diri. Kondisi atau keadaan psikologis bahwa ia dapat mengandalkan bantuan
ini dapat mempengaruhi respon-respon dan yang nyata ketika dibutuhkan.
perilaku individu sehingga berpengaruh Individu yang menerima bantuan ini
terhadap kesejahteraan individu secara umum. akan merasa tenang karena ia
menyadari ada orang yang dapat
Beberapa pengertian tersebut menunjukkan diandalkan untuk menolongnya bila ia
bahwa segala sesuatu yang ada di lingkungan menghadapi masalah dan kesulitan.
dapat menjadi dukungan sosial atau tidak 2. Guidance (bimbingan) adalah
tergantung pada sejauhmana individu dukungan sosial berupa nasehat dan
merasakan hal itu sebagai dukungan sosial. informasi dari sumber yang dapat
Senada dengan pendapat tersebut, Cobb dipercaya. Dukungan ini juga dapat
(dalam Gottlieb 1983) menyatakan, setiap berupa pemberian feedback (umpan
informasi apapun dari lingkungan sosial yang balik) atas sesuatu yang telah
menimbulkan persepsi individu bahwa dilakukan individu (Sarafino, 1997).
individu menerima efek positif, penegasan, b. Emotional Support
atau bantuan menandakan suatu ungkapan 1. Reassurance of worth; Dukungan
dari adanya dukungan sosial. Adanya sosial ini berbentuk pengakuan atau
perasaan didukung oleh lingkungan membuat penghargaan terhadap kemampuan
segala sesuatu menjadi lebih mudah terutama dan kualitas individu (Cutrona, dkk.,
Maslihah, Studi tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah 107
dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat

1994). Dukungan ini akan membuat b. Norma dan nilai sosial, yang berguna
individu merasa dirinya diterima dan untuk membimbing individu untuk
dihargai. Contoh dari dukungan ini menjalankan kewajiban dalam
misalnya memberikan pujian kepada kehidupan.
individu karena telah melakukan c. Pertukaran sosial, yaitu hubungan timbal
sesuatu dengan baik. balik perilaku sosial antara cinta,
2. Attachment ; Dukungan ini berupa pelayanan, informasi. Keseimbangan
pengekspresian dari kasih sayang dan dalam pertukaran akan menghasilkan
cinta yang diterima individu (Cutrona, kondisi hubungan interpersonal yang
dkk., 1994) yang dapat memberikan memuaskan. Pengalaman akan
rasa aman kepada individu yang pertukaran secara timbal balik ini
menerima. Kedekatan dan intimacy membuat individu lebih percaya bahwa
merupakan bentuk dari dukungan ini orang lain akan menyediakan
karena kedekatan dan intimacy dapat
memberikan rasa aman. Penyesuaian Sosial di Lingkungan sekolah
3. Social Integration; Cutrona, dkk.
(1994) dikatakan dukungan ini Pengertian
berbentuk kesamaan minat dan
perhatian serta rasa memiliki dalam Schneider (1964) mendefinisikan penyesuaian
suatu kelompok. sosial sebagai “The capacity to react
4. Opportunity to provide nurturance; effectively and wholesomely to sosial
Dukungan ini berupa perasaan realities, situations, and relations so that he
individu bahwa ia dibutuhkan oleh requirements for sosial living is fulfilled in an
orang lain. acceptable and satisfactory manner”.

Sumber-sumber dukungan sosial Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan


bahwa penyesuaian sosial individu
Goetlieb (1983) menyatakan ada dua macam menunjukkan kemampuan individu untuk
hubungan dukungan sosial, yaitu pertama, bereaksi secara efektif dan bermanfaat
hubungan profesional yakni bersumber dari terhadap realitas sosial, situasi, dan hubungan
orangorang yang ahli di bidangnya, seperti sehingga tuntutan atau kebutuhan dalam
konselor, psikiater, psikolog, dokter maupun kehidupan sosial terpenuhi dengan cara yang
pengacara, dan kedua, hubungan non dapat diterima dan memuaskan. Jika individu
profesional, yakni bersumber dari orang- ingin mengembangkan kemampuan dalam
orang terdekat seperti teman, keluarga. penyesuaian sosial maka ia harus menghargai
hak orang lain, mampu menciptakan suatu
Faktor-faktor terbentuknya dukungan sosial relasi yang sehat dengan orang lain,
mengembangkan persahabatan, berperan aktif
Myers (dalam Hobfoll, 1986) mengemukakan dalam kegiatan sosial, menghargai nilai-nilai
bahwa sedikitnya ada tiga faktor penting yang dari hukum-hukum sosial dan tradisi. Apabila
mendorong seseorang untuk memberikan prinsip-prinsip ini dilakukan secara konsisten,
dukungan yang positif,diantaranya: maka penyesuaian sosial yang baik akan
a. Empati, yaitu turut merasakan kesusahan tercapai (Schneiders, 1964).
orang lain dengan tujuanmengantisipasi
emosi dan motivasi tingkah laku untuk Schneiders (1964) membagi penyesuaian
mengurangi kesusahan dan meningkatkan sosial menjadi tiga aspek yaitu penyesuaian
kesejahteraan orang lain. sosial di lingkungan rumah dan keluarga,
penyesuaian sosial di lingkungan sekolah dan
108 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

penyesuaian sosial di lingkungan masyarakat. a. Mencapai hubungan sosial yang lebih


Penelitian ini mengkaji penyesuaian sosial matang dengan teman-teman sebaya, baik
siswa boarding school khususnya dalam dengan teman sejenis maupun dengan
penyesuaian sosial di lingkungan sekolah. lawan jenis.
b. Dapat menjalankan peran sosial menurut
Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis kelamin masing-masing. Artinya
penyesuaian sosial mempelajari dan menerima peranan
masing-masing sesuai dengan ketentuan
Schneider (1964) mengemukakan bahwa atau norma yang berlaku di masyarakat.
penyesuaian seorang individu dapat c. Memperlihatkan tingkah laku secara sosial
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: dan dapat dipertanggung jawabkan,
a. Kondisi Fisik dan faktor-faktor yang artinya ikut serta dalam kegiatan-kegiatan
mempengaruhinya, meliputi hereditas, sosial sebagai seorang dewasa yang
konstitusi fisik, kesehatan, sistem syaraf, bertanggung jawab, menghormati serta
kelenjar, dan otot. menaati nilai-nilai sosial yang berlaku
b. Perkembangan dan kematangan, dalam lingkungannya.
khususnya intelektual, sosial, moral, dan
emosi. Penyesuaian sosial di lingkungan sekolah
c. Kondisi psikologis, meliputi pengalaman, terhadap orang lain dan lingkungan sangat
proses belajar, pembiasaan, frustrasi, dan diperlukan oleh setiap orang, terutama dalam
konflik. usia remaja. Kemampuan dalam melakukan
d. Kondisi lingkungan, khususnya lingkungan penyesuaian sosial di lingkungan sekolah
rumah, keluarga, sekolah, dan masyarakat. pada remaja akan tercipta hubungan yang
e. Faktor kebudayaan, termasuk agama. harmonis. Apabila remaja tidak mampu akan
mengakibatkan ketidakpuasan pada diri
Penyesuaian sosial di lingkungan sekolah sendiri karena merasa dikucilkan dan
pada masa remaja mempunyai sikap-sikap menolak diri.
Akibatnya remaja tidak mengalami saat-saat
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa yang menggembirakan seperti yang dinikmati
kanak-kanak ke masa dewasa dimana status oleh teman-teman sebayanya (Hurlock, 1981).
remaja tidaklah jelas dan menimbulkan
keraguan akan peran yang dilakukan. Karena Prestasi Akademik
pada masa transisi ini, remaja tidak mau lagi
diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan Pengertian
masyarakat sebagian anak-anak. Namun
dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan Pengertian prestasi akademik menurut Bloom
psikis (kejiwaan), dan mentalnya belum (dalam Azwar, 2005) adalah mengungkap
menunjukkan tanda-tanda dewasa. Dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
masa tersebut banyak perubahan yang terjadi Suryabrata (2002) menyatakan bahwa
diantaranya adalah perubahan fisik, prestasiakademik adalah seluruh hasil yang
perubahan emosi dan perubahan sosial telah dicapai (achievement) yang diperoleh
(Hurlock, 1981). melalui proses belajar akademik (academic
achievement) maka menurut penulis istilah
Havighurst (dalam Hurlock, 1981) yang dapat disimpulkan bahwa seluruh hasil
mengungkapkan beberapa tugas yang telah dicapai (achievement) atau
perkembangan sosial yang harus dicapai pada diperoleh melalui proses belajar akademik
masa remaja, yaitu: (academic achievement) yang dapat dipakai
sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh
Maslihah, Studi tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah 109
dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat

mana para siswa menguasai bahan pelajaran menggunakan instrumen penelitian yang telah
yangdiajarkan dan dipelajari. Dari beberapa disesuaikan dengan variabel-variabel yang
uraian di atas dapat di simpulkan bahwa akan diteliti dengan tujuan untuk menguji
prestasi akademik adalah hasil dari kegiatan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya
belajar untuk mengetahui sejauh mana (Sugiyono, 2008). Metode penelitian yang
seseorang menguasai bahan pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
diajarkan serta mengungkapkan keberhasilan deskriptif dan teknik studi korelasional
yang dicapai oleh orang tersebut. (correlation study) dengan dua independent
variable, yaitu dukungan sosial orang tua dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi penyesuaian sosial di lingkungan sekolah
akademik serta satu dependent variable, yaitu prestasi
akademik.
Wahyuni (dalam Gunarsa dan Gunarsa, 2000)
menjelaskan bahwa prestasi akademik dapat Teknik pengambilan sample dengan
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor menggunakan simple random sampling, yaitu
eksternal. Hal-hal yang termasuk kedalam metode pemilihan sampel dari suatu populasi
faktor internal adalah kemampuan intelektual dimana setiap anggota populasi mempunyai
atau kecerdasan (intelegensi), minat, bakat peluang yang sama sebagai sampel (Weirsma
khusus, motivasi untuk berprestasi, sikap, dalam Sevilla, 2006). Sampel penelitian
kondisi fisik dan mental, harga diri akademik, adalah terdiri dari 92 siswa kelas VIII
dan kemandirian. Kemudian dikemukakan Sekolah Menengah Pertama Assyfa Boarding
pula hal-hal yang termasuk kedalam faktor School Kabupaten Subang Jawa Barat. Teknik
eksternal, yaitu lingkungan sekolah, keluarga, analisis data yang digunakan yaitu teknik
dan faktor situasional. analisis korelasi Rank Spearman dengan
. bantuan software SPSS Versi 17.0 dengan
METODE PENELITIAN taraf signifikansi α = 0,05

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN


ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu
pendekatan yang digunakan untuk meneliti Gambaran Dukungan Sosial, Penyesuaian
populasi atau sampel tertentu, di mana sosial di Lingkungan Sekolah dan Prestasi
pengumpulan datanya dilakukan dengan Akademik

Gambar 1. Dukungan Sosial Orangtua


110 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

Keterangan :
1. Siswa mencari/mendapat bantuan yang nyata kepada orang tua (Reliable Alliance)
2. Individu mendapat bimbingan/nasehat dari orang tua (Guidance)
3. Penghargaan/pengakuan dari orang tua (Reasurance of worth)
4. Pengekspresian kasih sayang dan cinta dr orang tua (Attachment)
5. Kesamaan minat, perhatian dan rasa memiliki (Social integration)
6. Individu merasa dibutuhkan oleh orang tua (Opportunity to provide nurturance)

Gambar 2. Gambaran Penyesuaian sosial di lingkungan sekolah Siswa

Keterangan :
Nilai penyesuaian sosial di lingkungan sekolah siswa berdasarkan standar total nilai
penyesuaian sosial di lingkungan sekolah yang harus dicapai.

Gambar 3. Prestasi Akademik

Keterangan :
1. Jumlah siswa yang nilai rata-ratanya di bawah nilai rata-rata kelas (kelompok).
2. Jumlah siswa yang memiliki nilai rata-rata di atas nilai rata-rata kelas (kelompok)

Uji Statistik 2. Mengetahui hubungan antara


penyesuaian sosial di lingkungan
Uji statistik dilakukan dengan tujuan: sekolah dengan prestasi akademik
1. Mengetahui hubungan antara siswa kelas VIII SMPIT Assyfa
dukungan sosial orang tua dengan Boarding School Subang
prestasi akademik siswa kelas VIII
SMPIT Assyfa Boarding School Berikut ini akan dipaparkan hasil
Subang perhitungan statistic berkaitan dengan
hubungan antar variabel prestasi
Maslihah, Studi tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah 111
dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat

akademik dengan dukungan sosial orang digunakan dengan menggunakan korelasi


tua dan hubungan prestasi akademik Rank Spearman dengan bantuan software
dengan bentuk-bentuk dukungan sosial SPSS Versi 17.0 dengan taraf
serta prestasi akademik dengan signifikansi α = 0,05
penyesuaian sosial di lingkungan
sekolah. Perhitungan korelasi yang

Tabel 1.Hubungan Prestasi Akademik dengan Dukungan Sosial Orang Tua


dan Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah

Dukungan sosial orang tua Penyesuaian sosial di


lingkungan sekolah
0.820
Instrumental Emotional
Prestasi Akademik 0.112
Support Support
0.798 0.654

Mengacu pada tabel 1 di atas, tampak bahwa terbesar yang dipersepsi siswa dibandingkan
terdapat korelasi yang kuat antara dukungan dengan dukungan sosial komponen lainnya,
sosial orang tua dengan prestasi akademik yaitu 0.857. Disusul oleh dukungan sosial
siswa kelas VIII SMPIT Asysyfa Boarding komponen ekspresi kasih sayang dan cinta
School Subang, yaitu 0.820. Begitu pula bila dari orang tua (attachment) yaitu 0.843.
dilihat lebih mendalam hubungan prestasi Sementara dukungan sosial paling rendah
akademik dengan bentuk-bentuk dukungan yang dipersepsi siswa terdapat pada
sosial, hasil perhitungan statistik komponen individu merasa dibutuhkan oleh
menunjukkan hubungan prestasi akademik orang tua (opportunity to provide
dengan bentuk instrumental support sebesar nurturance).
0.798, dan hubungan prestasi akademik
dengan bentuk emotional support sebanyak Berdasarkan data tersebut, tampak bahwa
0.654. Artinya, dukungan sosial bentuk dukungan sosial yang menyentuh kebutuhan
instrumental support menunjukkan hubungan emosional khususnya pengakuan akan
yang signifikan dengan prestasi akademik dan kemampuan dan kualitas diri sehingga siswa
lebih kuat hubungannya dibandingkan merasa menerima penghargaan dan kasih
hubungan prestasi akademik dengan sayang orang tua memiliki makna yang besar
dukungan sosial bentuk emotional support. bagi siswa. Hal ini menunjukkan pentingnya
Sementara hubungan prestasi akademik pemenuhan kebutuhan siswa terhadap
dengan penyesuaian sosial di lingkungan kebutuhan perhatian dan afeksi dari orang
sekolah menunjukkan nilai 0.112, artinya tua yang dapat memunculkan energy positif
bahwa tidak ada hubungan antara kedua bagi siswa. Meskipun sama-sama termasuk
variabel tersebut. dukungan sosial bentuk emotional support,
namun pada komponen dukungan berupa rasa
PEMBAHASAN dibutuhkan oleh orang tua komponen tersebut
menunjukkan dukungan sosial paling kecil
Dukungan sosial berupa pengakuan atau yang dipersepsikan siswa. Tampaknya
penghargaan terhadap kemampuan dan kondisi tersebut tidak terlepas dari usia
kualitas diri sehingga siswa merasakan perkembangan siswa yang masih berada pada
adanya penghargaan (reasurance of worth) fase transisi antara melepas usia kanak-kanak,
dari orang tua menunjukkan dukungan masuk pada fase remaja. Inisiatif untuk
112 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

menunjukkan eksistensi diri dengan tuntutan yang baik bagi kondisi siswa dalam menerima
pengakuan akan kehadiran dirinya dibutuhkan pembelajaran. Kontinuitas dukungan ini,
lingkungannya tampaknya belum muncul memberikan dampak positif tidak hanya
secara optimal karena ia pun masih menuntut ketika siswa menerima pelajaran tetapi
perhatian dan kasih sayang dari lingkungan. berlanjut pada saat siswa menghadapi masa
evaluasi pembelajaran. Prestasi akademik
Padahal salah satu tugas perkembangan usia yang ditunjukkan sebagian besar siswa yang
remaja adalah terbentuknya keinginan dan berada di atas nilai rata-rata kelompok dan
tingkah laku bertanggung jawab secara sosial korelasi yang ditunjukkan antara variabel
(Havighurst dalam Fuhrmann, 1990). Melalui prestasi akademik dengan dukungan sosial,
tugas perkembangan ini remaja terdorong menunjukkan bahwa semakin besar dukungan
untuk menunjukkan eksistensi dirinya dan sosial baik bentuk emotional support maupun
mendapat pengakuan dari lingkungan sebagai instrumental support, maka semakin besar
individu mandiri dan dapat berkontribusi bagi pula prestasi akademik yang dicapai siswa.
lingkungannya.
Demikian sebaliknya, tanpa kehadiran
Sementara itu dari variabel penyesuaian sosial dukungan sosial, maka prestasi akademikpun
di lingkungan sekolah, secara umum akan semakin menurun. Meskipun dukungan
penyesuaian siswa tergolong cukup baik, sosial komponen dukungan akan penghargaan
artinya siswa cukup mampu untuk dan adanya kasih sayang orang tua
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah menunjukkan dukungan sosial terbesar
sehingga muncul rasa aman dan nyaman diantara komponen dukungan lain yang
dalam berinteraksi dengan lingkungan dipersepsi siswa, namun secara umum bentuk
sosialnya. Demikian pula, prestasi akademik instrumental support menunjukkan korelasi
siswa sebagian besar siswa memiliki prestasi yang lebih kuat dengan prestasi akademik
di atas rata-rata kelompok. Artinya para siswa (0.798) dibandingkan dengan hubungan
mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan prestasi akademik dengan emotional support
pembelajaran yang ada. Sebagaimana (0.654). Artinya, adanya dukungan sosial
diungkapkan Wahyuni (dalam Gunarsa dan orang tua saat siswa menghadapi kesulitan
Gunarsa, 2000) bahwa kondisi internal atau membutuhkan bantuan terutama
termasuk kondisi psikis merupakan salah satu kesulitan berkaitan dengan sekolah memiliki
faktor yang dapat mempengaruhi prestasi hubungan yang signifikan dengan pencapaian
akademik. Kondisi psikis yang positif akan prestasi akademik siswa. Dengan kata lain,
memberikan dampak positif bagi prestasi siswa tidak cukup mendapat dukungan yang
belajar atau prestasi akademik siswa. bersifat emosional atau psikhis tetapi
Sebaliknya kondisi psikis atau mental yang dukungan sosial atau responsivitas orang tua
negatif, hal ini akan memberikan pengaruh dalam bentuk bantuan, nasihat ataupun
negatif terhadap prestasi akademik siswa. bimbingan langsung saat ia menghadapi
kesulitan terutama kesulitan yang berkaitan
Mengacu pada hasil perhitungan statistik pada dengan pendidikan atau sekolah memberikan
tabel 1, tampak bahwa terdapat hubungan dampak yang cukup besar bagi siswa
yang kuat antara prestasi akademik dengan terutama bagi pencapaian prestasi akademik
dukungan sosial, baik dalam bentuk siswa.
dukungan instrumental maupun dukungan
emosional. Hal ini menunjukkan bahwa Hubungan antara penyesuaian sosial di
adanya rasa nyaman, dihargai dan pengakuan lingkungan sekolah dengan prestasi
dari lingkungan memberi dampak positif bagi akademik, berdasarkan pada tabel 1
kondisi psikis siswa dan menjadi situasi awal menunjukkan bahwa antara kedua variabel
Maslihah, Studi tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah 113
dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat

tidak menunjukkan adanya hubungan. Dengan siswa, semakin baik prestasi akademik
kata lain kemampuan siswa dalam yang dapat dicapai siswa.
penyesuaian sosial di lingkungan sekolah 3. Hubungan prestasi akademik dengan
tidak berdampak langsung terhadap dukungan sosial dalam bentuk
peningkatan prestasi akademik siswa, instrumental support memiliki hubungan
demikian sebaliknya. Meskipun penyesuaian yang lebih kuat dengan dibandingkan
sosial yang baik di lingkungan sekolah dengan hubungan prestasi akademik
memberikan dampak positif bagi kondisi dengan dukungan sosial bentuk emotional
emosi siswa atau memberikan energi positif support. Hal ini menunjukkan bahwa
bagi siswa. Setidaknya dengan penyesuaian dukungan sosial orang tua dalam bentuk
sosial yang baik siswa, sebagaimana kesiapan orang tua untuk memberikan
diungkapkan Hurlock (1981) siswa memiliki bantuan, bimbingan dan nasihat saat siswa
kepuasan atas dirinya sehingga memberikan menghadapi kesulitan memiliki hubungan
dampak positif bagi perkembangan dirinya dengan prestasi akademik siswa.
dalam menjalani masa remaja. Namun terkait 4. Penyesuaian sosial siswa di lingkungan
dengan prestasi akademik, mengacu pada sekolah tidak menunjukkan hubungan
hasil penelitian ini bisa disimpulkan bahwa dengan prestasi akademik. Hal ini
banyak faktor yang berhubungan dengan menunjukkan adanya faktor-faktor lain,
prestasi akademik siswa di luar penyesuaian baik faktor internal maupun faktor
sosial di lingkungan sekolah yang meliputi eksternal yang berhubungan dengan
faktor internal maupun faktor eksternal. prestasi akademik siswa di luar
penyesuaian sosial di lingkungan sekolah
Faktor internal yang dapat mempengaruhi meskipun penyesuaian sosial di lingkungan
prestasi akademik siswa diantaranya sekolah merupakan bagian yang penting
kecerdasan (intelegensi), minat dan bakat, dalam perkembangan seorang remaja.
motivasi berprestasi, sikap, kondisi fisik dan
mental, kemandirian. Adapun faktor eksternal Saran
meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan
faktor situasional (Wahyuni dalam Gunarsa Berdasarkan hasil penelitian yang diperolah,
dan Gunarsa, 2000). peneliti merekomendasikan beberapa saran
terkait pengembangan penelitian ini
KESIMPULAN DAN SARAN diantaranya:
1. Menggali aspek-aspek lain yang berkaitan
Kesimpulan dengan prestasi akademik siswa boarding
school di luar dukungan sosial dari orang
Mengacu pada hasil penelitian ini diperoleh tua.
beberapa kesimpulan, antara lain: 2. Membandingkan perbedaan dukungan
1. Dukungan sosial orang tua pada komponen sosial orang tua yang dipersepsikan siswa
penghargaan/pengakuan dari orang tua putra dan putri serta menggali
(Reasurance of Worth) menunjukkan hubungannya dengan prestasi akademik
dukungan paling besar yang diterima siswa maupun aspek lain yang berkaitan dengan
dibandingkan dengan dukungan sosial perkembangan siswa boarding school.
komponen lainnya.
2. Terdapat hubungan yang significant antara
prestasi akademik siswa SMPIT Assyfa
Boarding School Subang dengan dukungan
sosial orang tua. Artinya, semakin besar
dukungan sosial orang tua yang dipersepsi
114 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

DAFTAR PUSTAKA Hurlock, E.B. (1981). Developmental


Psychology, A Life-Span Approach.
Azwar, S. (2005). Tes prestasi dan New Delhi: Tata McGraw-Hill
pengukuran prestasi belajar. Publishing Company Ltd.
Yogyakarta: Pustaka pelajar
Lerner, R. & Hultch, D. (1983). Human
-----------. (2010). Penyusunan Skala Development: A life-Span Perspective.
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar New York: Mc Graw-Hill, Inc

Bishop, G.D. (1997). Health Psychology: Lieberman, M.A. (1992). The Effect of Social
Integrating Mind and Body. Boston: Support on Respond on Stress. Dalam
Allyn & Bacon Bretnitz & Golberger
(Eds).Handbook of Stress: Theoritical
Cutrona, C.E, et al. (1994). Peceived parental & Clinical Aspects. London: Collier
social support and academic MacMillan Publisher
achievement: an attachment theory
perspective. Journal of Personality Sarafino, E.P. (1997). Health psychology:
and Social Psychology. 66, 2, 369-378 Biopsychological Interactions (4rd
ed). New York: John Wiley & Sons,
Deswita. (2007). Psikologi Perkembangan. Inc
Bandung: Rosda Karya
Schneiders, A.A. (1964). Personal Adjusment
Fuhrmann, B.S. (1990). Adolescence, and Mental Health. New York: Holt,
Adolescents. 2 edition. Glenview, Rinehart and Winston
Illinois:A Division of Scott, Foresman
and Company Sevilla, C, dkk (2006). Pengantar Metode
Penelitian. Jakarta: Universitas
Gottlieb, B.H. (1983). Social Support Indonesia Press
Strategie: Guideliness for Mental
Helth Practice. London: Sage Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan.
Publication Jakarta: Gramedia

Gunarsa, S.D. & Gunarsa, Y.S. (2000). Sugiyono. (2005). Statistik untuk Penelitian.
Psikologi remaja. Jakarta: BPK Bandung: IKAPI
Gunung Mulia
Suryabrata, S. (2002). Psikologi
Hobfoll, S.E. (1986). Stress, social support pendidikan.Yogyakarta: PT. Raja
and women: the series in clinical and grafindo persada
community psychology. New York:
Herpe & Row

Anda mungkin juga menyukai