Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU

ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

AISA DWI OCTABRIANI

F 100 090 101

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU

ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Oleh :

AISA DWI OCTABRIANI

F 100 090 101

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

ii
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN
PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU
ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

AISA DWI OCTABRIANI


F100090101

ABSTRAKSI
Penyesuaian sosial sangat dibutuhkan oleh mahasiswa baru. Mahasiswa
baru diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang baik, agar mereka mampu
menjalankan aktifitasnya tanpa ada kendala dari lingkungan sosialnya. Pada
kenyataannya tidak semua mahasiswa dapat melakukan penyesuaian sosial
dengan baik. Beberapa mahasiswa terlihat menyendiri dan tidak bergabung
dengan teman baru mereka. Mereka tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik
terhadap berbagai kelompok di lingkungan sosialnya, baik kelompok teman
sebaya maupun kelompok orang dewasaTujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan penyesuaian sosial pada
mahasiswa baru angkatan 2013 Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis
yang diajukan yaitu: Ada hubungan positif antara kepercayaan diri dengan
penyesuaian sosial pada mahasiswa baru angkatan 2013 Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
cluster random Sampling yaitu melakukan random pada fakultas yang akan
dikenai penelitian, sehingga terpilihlah 4 fakultas dengan jumlah subjek 100
orang. Karakteristik sampelnya adalah mahasiswa baru angkatan 2013 yang
berusia 18-21.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari
pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,704 dengan p < 0,01
artinya ada hubungan positif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan
penyesuaian sosial. Hasil menunjukkan hipotesis diterima. Sumbangan efektif
variabel kepercayaan diri terhadap penyesuaian sosial sebesar 49,6% yang
ditunjukkan oleh koefisien determinan (r²) = 0,496. Hasil penelitian tersebut tidak
hanya dipengaruhi oleh kepercayaan diri saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain di luar kepercayaan diri yaitu sebesar 50,4%. Rerata empirik variabel
kepercayaan diri sebesar 85,78 dan rerata hipotetik sebesar 65 yang berarti
kepercayaan diri subjek tergolong tinggi. Rerata empirik penyesuaian sosial
sebesar 115,42 dan rerata hipotetik sebesar 87,5 yang berarti penyesuaian sosial
subjek tergolong tinggi.

Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Penyesuaian Sosial

v
PENDAHULUAN yakni jenjang pendidikan perguruan
Manusia adalah mahluk sosial, tinggi.
yang berarti manusia tidak dapat Ketika remaja masuk kedalam
hidup sendiri. Didalam situasi dan perguruan tinggi, mereka juga masuk
keadaan seperti apapun manusia ke dalam lingkungan baru yang
selalu membutuhkan keberadaan tentunya sangat berbeda dengan
orang lain dalam hidupnya. lingkungan dimana mereka berasal.
Dorongan atau motif sosial pada Dalam lingkungan baru tersebut
manusia, mendorong manusia banyak terdapat mahasiswa baru
mencari orang lain untuk yang berasal dari daerah yang
mengadakan hubungan atau interaksi berbeda, dengan kebiasaan dan
sehingga memungkinkan terjadi norma yang berbeda pula. Bukan
interaksi antara manusia satu dengan hanya itu banyak mahasiswa baru
manusia yang lain. (Walgito, 2000). tersebut juga harus menyesuaikan
Menurut Apollo (dalam diri di lingkungan kost yang
Santoso dan Brotowidagdo, 2012) notabene merupakan tempat tinggal
dalam hal pencarian jati diri selain mereka sementara ketika mereka
dimasyarakat, sekolah juga menempuh pendidikan di suatu
memberikan andil yang cukup besar perguruan tinggi yang jauh dari
dalam membentuk kepribadian dan daerah asal. Dengan adanya situasi
pola pikir remaja. Karena banyak tersebut mahasiswa baru diharapkan
waktu yang dilalui oleh remaja salah dapat menyesuaikan diri
satunya di lingkungan sekolah. Tidak dilingkungan sosial dimana mereka
berbeda halnya dengan masalah yang berada.
terjadi di lingkungan perguruan Penyesuaian sosial sangat
tinggi. Maka dari itu remaja harus diperlukan oleh mahasiswa baru agar
mampu beradaptasi dan berinteraksi mereka dapat diterima dan dapat
dengan lingkungan dan keadaan menjalani kehidupannya dengan
yang baru. Salah satu hal baru yang baik. Didunia perguruan tinggi atau
ditemui remaja adalah masuknya dunia perkuliahan individu akan
remaja ke lingkungan baru mereka menemui lingkungan dan metode

1
belajar yang berbeda pada saat sosial dalam lingkungannya
mereka berada di lingkungan (Budiman, dalam Maharani dan
sekolah. Andayani 1999). Dapat juga
Penyesuaian diri merupakan diketahui dari berbagai berita atau
satu proses yang mencakup proses ulasan mengenai masalah dan
proses mental dan tingkah laku yang perilaku menyimpang remaja dalam
merupakan usaha individu agar berbagai media, baik media cetak
berhasil mengatasi kebutuhan, maupun elektronik. Penggunaan
ketegangan, konflik dan frustasi yang NAPZA, perkelahian antar pelajar,
dialami dalam dirinya. Usaha dan pergaulan bebas merupakan
individu tersebut bertujuan untuk beberapa bentuk perilaku
memperoleh keselarasan dan maladjustment remaja yang
keharmonisan antara tuntutan dalam menunjukkan ketidakmampuan
diri dengan apa yang diharapkan oleh melakukan penyesuaian baik dengan
lingkungan, hal tersebut di dirinya sendiri maupun penyesuaian
ungkapkan oleh Schneiders (dalam terhadap lingkungan sosialnya.
Agustiani, 2009). Oleh sebab itu Remaja-remaja yang
remaja yang baru saja lulus Sekolah mengalami kesulitan dalam
Menengah Atas dan baru saja menyesuaikan diri dengan
memasuki dunia pergguruan tinggi lingkungan sosialnya tampak dengan
ini di tuntut mampu menyelaraskan banyaknya perilaku menyimpang
harapan dan kebutuhan mereka yang dilakukan remaja, seperti
dengan tuntutan yang ada di misalnya pergaulan bebas (Budiman,
lingkungan baru, agar mereka dapat dalam Maharani dan Andayani
menjalani kehidupan dilingkungan 1999). Seperti contoh kasus yang
barunya dengan baik. terdapat pada harian surat kabar
Berdasarkan pengamatan Kompas yang terbit pada tanggal 25
dalam kehidupan sehari-hari, januari 2001 menyebutkan bahwa
kenyataan memperlihatkan bahwa tidak semua remaja, sebagai pelajar
tidak semua remaja berhasil atau mampu melaksanakan tugas
mampu melakukan penyesuaian penyesuaian sosial dalam lingkungan

2
belajarnya. Hal ini terbukti dengan dengan kepercayaan diri yang cukup,
banyaknya kasus-kasus di sekolah seseorang individu akan dapat
seperti pelanggaran terhadap aturan mengaktualisasikan potensi yang
sekolah, perkelahian antara pelajar, dimilikinya dengan yakin dan
siswa yang tidak dapat bekerja sama mantap. Oleh sebab itu kepercayaan
atau berinteraksi dengan teman, dan diri yang tinggi sangat dibutuhkan
sebagainya (Kompas, 2001) oleh mahasiswa baru agar mereka
Salah satu faktor yang mampu mengoptimalkan potensi
mempengaruhi penyesuaian sosial yang mereka miliki dan agar mereka
individu adalah kepercayaan diri. Ali menyesuaikan diri dengan metode
(2009) mengatakan proses dalam belajar dan lingkungan baru yang
mencapai penyesuaian sosial secara berbeda dengan metode belajar dan
positif ditandai oleh kepercayaan lingkungan mereka berasal.
terhadap diri sendiri, orang lain, dan Adapun tujuan dari penelitian
segala sesuatu di luar dirinya, ini adalah sebagai berikut:
sehingga tidak pernah merasa tersisih 1. Mengetahui hubungan antara
dan kesepian. Salah satu faktor yang kepercayaan diri dengan
perlu dikembangkan apabila penyesuaian sosial mahasiswa
mahasiswa tersebut ingin melakukan baru Universitas Muhammadiyah
interaksi dengan lingkungan Surakarta
sosialnya adalah kepercayaan diri, 2. Mengetahui tingkat kepercayaan
karena dengan adanya kepercayaan diri mahasiswa baru Universitas
diri akan membuat mahasiswa Muhammadiyah Surakarta
tersebut berhasil dalam menjalani 3. Mengetahui tingkat penyesuaian
suatu proses penyesuaian sosial, sosial mahasiswa baru
meskipun masih banyak lagi faktor Universitas Muhammadiyah
faktor yang mendukung lainnya, hal Surakarta
tersebut dikemukakan oleh Kenneth 4. Mengetahui seberapa besar
(1992). pengaruh kepercayaan diri
Burns (dalam Iswidharmanjaya terhadap penyesuaian sosial
dan Agung, 2005) mengatakan

3
Gerungan (2000), menjelaskan dengan orang lain, terbebas dari
bahwa secara umum penyesuaian konflik dan perasaan yang menekan,
adalah mengubah diri sesuai dengan sehingga akan menimbulkan
keadaan lingkungan ataupun perasaan puas, superior, manambah
mengubah lingkungan sesuai dengan harga diri, serta memperlancar
keadaan dirinya sehingga ada aktivitas psikis.
penyesuaian yang bersifat aktif, yaitu Hurlock (2002) ada empat
individu yang mempengaruhi aspek penyesuaian sosial, yaitu:
lingkungan dan penyesuaian bersifat a. Penampilan nyata
pasif yaitu lingkungan yang Perilaku sosial individu
mempengaruhi indivudu. Sedangkan sesuai dengan standart
menurut Chaplin (2006) dalam kelompok atau memenuhi
kamus psikologi menjelaskan bahwa harapan kelompok maka
penyesuaian sosial adalah penjalinan individu akan diterima sebagai
hubungan secara harmonis atau relasi anggota kelompok. Bentuk dari
dengan lingkungan sosial, penampilan nyata ini adalah
mempelajari pola tingkah laku yang aktualisasi diri, ketrampilan
diperlukan atau mengubah kebiasaan menjalin hubungan antar
yang ada sedemikian rupa sehingga manusia, dan kesediaan untuk
cocok bagi masyarakat sosial. terbuka pada orang lain.
Diungkapkan oleh Hurlock b. Penyesuaian diri terhadap
(2006) penyesuaian sosial sebagai berbagai kelompok
keberhasilan seseorang untuk Individu dapat
menyesuaiakan diri dengan orang menyesuaikan diri dengan baik
lainpada umumnya dan terhadap terhadap berbagai kelompok
kelompoknya pada khususnya. baik kelompok teman sebaya
Meichiati (1983) juga maupun kelompok orang
menambahkan, bahwa bila individu dewasa. Bentuk dari
berhasil dalam melakukan penyesuaian diri adalah
penyesuaian sosial, maka akan kerjasama dengan kelompok
terbentuk relasi sosial yang baik tanggung jawab dan setia

4
kawan. Individu yang kepercayaan terhadap diri
mempunyai kesanggupan untuk sendiri, orang lain dan segala
bertindak secara terbuka dan sesuatu di luar dirinya, sehingga
sanggup menerima kritik, serta tidak pernah merasa tersisih dan
tindakannya dapat bersifat kesepian.
murni sehingga sanggup Baron dan Byrne (Sarwono,
memperbaiki tindakan-tindakan 2000) aspek penyesuaian sosial
yang tidak sesuai lagi dengan muncul dalam tiga bentuk, yaitu :
berbagai kelompok sosial. a. Perilaku
c. Sikap sosial Pengeruh sosial normatif
Individu dapat akan membawa sikap dan
menunjukkan sikap yang perilaku individu untuk
menyenangkan terhadap orang menyesuaiakan dirinya dengan
lain, terhadap partisipasi sosial orang lain atau kelompok.
serta terhadap perannya dalam b. Penampilan
kelompok maka individu akan Penyesuaian terhadap apa
menyesuaikan diri dengan baik yang berlaku yang berkenaan
secara sosial. Bentuk dari sikap dengan penampilan. Hal ini
ini adalah ikut dalam kegiatan terjadi karena individu enggan
sosial dalam masyarakat, disebut orang yang menyimpang
empati, dan ringan tangan. atau terkucil dan merasa takut
d. Kepuasan pribadi terhadap ketidaksamaan.
Individu harus merasa puas c. Pandangan
dengan kontak sosial dan Individu akan mulai
perannya dalam situasi sosial. mempertanyakan pandangan
Bentuk dari kepuasan pribadi orang tentang dirinya, sehingga
adalah kehidupan bermakna dan individu harus punya ciri khas
terarah, keterampilan, dan sendiri.
percaya diri. Individu yang Schneider (dalam Agustiani,
mempunyai kepuasan pribadi 2009) mengemukakan, penyesuaian
secar positif ditandai oleh sosial yang dilakukan oleh individu

5
dapat dipengaruhi oleh berbagai b. Faktor sekolah, lingkungan
faktor. Sebagai berikut: sekolah mempunyai peranan
a. Faktor kondisi fisik yang sebagai media untuk
meliputi faktor keturunan, mempengaruhi kehidupan
kesehatan, bentuk tubuh dan hal- intelektual, sosial, dan moral para
hal lain yang berkaitan dengan siswa.
fisik c. Faktor masyarakat, keadaan
b. Faktor perkembangan dan lingkungan masyarakat dimana
kematangan, yang meliputi individu berada merupakan
perkembangan intelektual, sosial, kondisi yang menentukan proses
moral dan kematangan emosional penyesuaian sosial karena
c. Faktor psikologis, yang meliputi masyarakat merupakan suatu
faktor-faktor pengalaman kelompok sosial yang paling
individu, frustasi dan konflik, besar dan sangat mempengaruhi
dan kondisi-kondisi psikologis pola hidup anggotanya
seseorang dalam penyesuaian diri d. Faktor kepercayaan diri, faktor
d. Faktor lingkungan, yaitu kondisi keberhasilan penyesuaian sosial
yang ada pada lingkungan, secara positif ditandai dengan
seperti kondisi keluarga, kondisi adanya kepercayaan diri terhadap
rumah dan sebagainya. diri sendiri, kepercayaan diri
e. Faktor budaya, termasuk adat terhadap orang lain dan
istiadat yang turut mempengaruhi kepercayaan diri terhadap segala
penyesuaian diri seseorang. sesuatu diluar dirinya, sehingga
Ali (2009) ada empat faktor individu tidak merasa tersisih dan
yang mempengaruhi penyesuaian kesepian
sosial individu, yaitu: Kepercayaan diri secara bahasa
a. Faktor keluarga, lingkungan menurut Vandenbos (2006) adalah
keluarga merupakan faktor yang percaya pada kapasitas kemampuan
paling utama bagi perkembangan diri dan terlihat sebagai kepribadian
penyesuaian individu untuk yang positif. Pendapat itu
hidup layak dan berhasil. menunjukkan bahwa orang yang

6
percaya diri memiliki keyakinan dan kemudian dengan mantap
untuk sukses. Lautser (2002) mencoba lagi (Widarso, 2005).
menyatakan bahwa kepercayaan diri Seperti yang dikemukan oleh Hakim
salah satu pengembangan (2002), yaitu percaya diri setiap
kepribadian seseorang untuk orang merupakan salah satu kekuatan
mengganti kelemahan dengan jiwa yang sangat menentukan
kelebihan dalam diri serta menerima berhasil tidaknya orang tersebut
sesuai kenyataan yang ada. dalam mencapai berbagai tujuan
Kepercayaan diri adalah salah hidupnya. Kepercayaan diri
satu aspek kepribadian yang paling merupakan kepercayaan akan
penting pada seseorang. kemampuan yang dimiliki serta
Kepercayaan diri merupakan atribut dapat memanfaatkannya secara tepat
yang paling berharga pada diri (Hasan, dalam Iswidharmanjaya,
seseorang dalam kehidupan 2004)
bermasyarakat, dikarenakan dengan Lauster (Ghufron dan
kepercayaan diri, seseorang mampu Risnawita, 2010) mengemukakan
mengaktualisasikan segala potensi aspek-aspek kepercayaan diri , yaitu:
dirinya. Kepercayaan diri merupakan a. Keyakinan akan kemampuan diri,
sesuatu yang urgen untuk dimiliki yaitu sikap positif individu
setiap individu. Kepercayaan diri tentang dirinya bahwa ia
diperlukan baik oleh seorang anak mengerti sungguh-sungguh akan
maupun orangtua, secara individual apa yang dilakukan.
maupun kelompok (Risnawati & b. Optimisme, yaitu sikap positif
Ghufron, 2010). individu yang selalu
Dengan memiliki percaya diri, berpandangan baik dalam
seseorang dapat melakukan apa pun menghadapi segala hal tentang
dengan keyakinan bahwa itu akan diri, harapan, dan kemampuan.
berhasil, apabila ternyata gagal, c. Objektif , yaitu sikap individu
seseorang tidak lantas putus asa, yang memandang permasalahn
tetapi tetap masih mempunyai ataupun segala sesuatu sesuai
semangat, tetap bersikap realistis,

7
dengan kebenaran pribadi atau d. Memiliki kemampuan
menurut dirinya sendiri benar. bersoasialisasi
d. Bertanggung jawab, yaitu e. Tahan dalam menghadapi
kesediaan individu untuk tantangan
menanggung segala sesuatu yang f. Selalu bereaksi positif dalam
telah menjadi konsekuensinya. menghadapi berbagai masalah,
e. Rasional dan realistis, yaitu misalnya dengan tetap tegar,
kemampuan menganalisa suatu sabar dan tabah dalam
masalah, sesuatu hal, sesuatu menghadapi masalah
kejadian dengan menggunakan Karakteritik individu yang
pemikiran yang dapat diterima memiliki kepercayaan diri rendah
oleh akal dan sesuai dengan menurut Hakim (2002) yaitu :
kenyataan. a. Mudah cemas dalam menghadapi
Kumara (Yulianto dan Nashori, persoalan
2006) bahwa ada empat aspek b. Sulit menetralisasi timbulnya
kepercayaan diri yaitu, kemampuan ketegangan dalam situasi
menghadapi masalah, bertanggung c. Gugup dan terkadang berbicara
jawab terhadap keputusan dan terbata bata
tindakannya, kemampuan dalam d. Kurang memiliki kelebihan pada
bergaul, dan kemampuan menerima bidang tertentudan tidak tahu
kritik. cara mengembangkan diri untuk
Menurut Hakim (2002) memiliki kelebihan tertentu
karakteristik individu yang memiliki e. Sering menyendiri dari kelompok
kepercayaan diri tinggi antara lain : yang memiliki kemampuan lebih,
a. Selalu bersikap tenang di dalam mudah putus asa dan cenderung
mengejakan segala sesuatu tergantung pada orang lain dalam
b. Mampu menetralisasi ketegangan mengatasi masalah
yang muncul dalam berbagai f. Sering bereaksi negatif dalam
situasi menghadapi masalah, misalnya
c. Mampu menyesuaikan diri dan dengan menghindari tanggung
berkomunikasi diberbagai situasi jawab atau mengisolasi diri, yang

8
menyebabkan rasa tidak percaya membentuk rasa percaya diri
diri pada individu semakin buruk sehingga mempengaruhi pikiran
Lauster (2002) kepercayaan dan tingkah laku individu
diri dipengaruhi oleh beberapa faktor tersebut.
di antaranya adalah: Inge Pudjiastuti (2010) Rasa
a. Kondisi fisik percaya diri (self confidence) adalah
Kondisi fisik seseorang keyakinan seseorang akan
dapat menimbulkan perasaan kemampuan yang dimiliki untuk
percaya diri berkembang lebih menampilkan perlaku tertentu atau
kuat namun ada juga yang untuk mencapai target
kurang kuat berkembang. tertentu.Kepercayaan diri merupakan
Apabila rasa percaya diri kurang hal yang penting dalam melakukan
kuat berkembang, hal ini penyesuaian sosial. Mahasiswa baru
tergantung seseorang dalam yang memiliki kepercayaan diri
mengatasi kelemahan- tinggi akan mudah diterima dah
kelemahnnya. mudah berinteraksi dengan
b. Cita-cita kelompok sosialnya. Mampu
Seseorang yang bercita- menyesuaikan diri dan
cita normal akan memiliki berkomunikasi diberbagai situasi,
kepercayaan diri karena tidak mampu menghadapi ketegangan
ada perlunya untuk menutupi yang muncul dalam situasi tertentu,
kekurang percayaan pada diri bersikap tenang, mampu
sendiri dengan cita-cita yang bersosialisasi dengan lingkungan
berlebihan. sekitarnya. Hal hal tersebut menjadi
c. Sikap hati-hati pendukung seorang mahasiswa baru
Seseorang yang percaya dalam melakukan penyesuaian
diri tidaklah bersikap hati-hati sosial.
secara berlebihan. Sebaliknya mahasiswa baru yang
d. Pengalaman memiliki kepercayaan diri rendah
Pengalaman seseorang seperti kurang mampu bersosialisasi,
dalam kehidupan dapat sering menyendiri dari kelompok

9
yang memiliki kemampuan lebih, hubungan yang baik di lingkungan
mudah putus asa dan cenderung baru mereka baik dengan teman
tergantung pada orang lain dalam sebaya mereka maupun dengan
mengatasi masalah, mudah cemas, orang dewasa. Begitu juga dengan
sikap sikap seperti itulah yang dapat mahasiswa baru yang memiliki
membuat seorang mahasiswa susah penyesuaian sosial rendah akan
atau sulit melakukan penyesuaian ditandai dengan sikap tingkah laku
sosial. yang salah, tingkah lakunya tidak
Seorang remaja ataupun terarah, sering emosional, sikap yang
mahasiswa baru yang memiliki tidak realistis, dan agresif (Surya,
kepercayaan diri yang baik, dalam Nurdin 2009).
mahasiswa baru akan mampu dan Ada hubungan positif antara
berhasil menyesuaikan diri kepercayaan diri dengan penyesuaian
dilingkungan sosial atau biasa sosial pada mahasiswa baru angkatan
disebut penyesuaian social (social 2013 UMS. Artinya, semakin tinggi
adjustment). Karena mahasiswa baru kepercayaan diri pada mahasiswa,
yang dapat melakukan penyesuaian maka akan semakin tinggi pula
sosial yang baik akan ditandai penyesuaian sosial yang dimiliki dan
dengan sikap tidak menunjukan sebaliknya semakin rendah
adanya ketegangan emosional, tidak kepercayaan diri pada mahasiswa,
menunjukan adanya mekanisme- maka semakin rendah pula
mekanisme psikologis, tidak penyesuaian sosial yang dimiliki
menunjukan adanya frustasi pribadi, mahasiswa.
memiliki pertimbangan rasional dan
pengarahan diri, mampu dalam METODE PENELITIAN
belajar, menghargai pengalamannya, Sampel penelitian 100
bersikap realistis dan objektif (Surya, subjek, masing-masing fakultas
dalam Nurdin 2009). Dengan diambil 25 mahasiswi yang berumur
kepercayaan diri yang tinggi mereka 18-21 dan aktif kuliah. Tekhnik
akan mampu berinteraksi dengan pengambilan sampel menggunakan
orang lain, akan mampu membina purposive sampling.

10
Pengumpulan data kepercayaan diri yang dimiliki
menggunakan skala kepercayaan diri mahasiswa tinggi, maka penyesuaian
dan skala penyesuaian sosial. Teknik sosialnya juga baik atau positif.
analisis data menggunakan korelasi Hasil penelitian kepercayaan
product moment. diri menunjukkan bahwa rata-rata
subjek memiliki kepercayaan diri
HASIL DAN PEMBAHASAN yang tinggi dengan rerata empirik
Berdasarkan hasil sebesar 85,78. Hasil ini ditunjukkan
perhitungan diperoleh nilai koefisien dengan 38% kepercayaan diri yang
rxy = 0,704 dengan p ≤ 0,01 sehingga sangat tinggi, 59% kepercayaan diri
dapat disimpulkan bahwa hasil yang tinggi, dan 3% kepercayaan diri
penelitian ini menunjukkan adanya dalam kategori sedang. Subjek dalam
hubungan positif yang signifikan penelitian ini yakni mahasiswa baru
antara kepercayaan diri dan angkatan 2013 di Universitas
penyesuaian sosial mahasiswa baru Muhammadiyah surakarta yang
di Universitas Muhammmadiyah menunjukkan bahwa rata-rata subjek
Surakarta, dalam artian semakin memiliki kepercayaan diri yang
tinggi kepercayaan diri pada subjek tinggi, hal ini dapat dilihat dari 100
penelitian maka semakin tinggi subjek terdapat 59 subjek yang
penyesuaian sosialnya dan memiliki kepercayaan diri yang
sebaliknya semakin rendah tinggi. Kondisi tersebut dapat
kepercayaan diri pada subjek diartikan bahwa aspek-aspek
penelitian maka semakin rendah pula kepercayaan diri, seperti keyakinan
penyesuaian sosialnya. Hal ini sesuai dan kemampuan diri, optimis,
yang diungkapkan oleh Ali (2009) objektif, bertanggung jawab dan
proses dalam mencapai penyesuaian rasional realistis semuanya dapat
sosial secara positif ditandai oleh diterima secara optimal oleh subjek
kepercayaan terhadap diri sendiri, penelitian. Hal ini menandakan
orang lain, dan segala sesuatu di luar sebagian besar subjek memiliki
dirinya, sehingga tidak pernah kepercayaan diri yang tinggi
merasa tersisih dan kesepian. Jika dilingkungan kampus.

11
Hasil penelitian penyesuaian menyenangkan dalam berhubungan
sosial bahwa rata-rata subjek dengan orang lain dan merasa puas
memiliki penyesuaian sosial yang karena dapat berhubungan dengan
tinggi pula dengan rerata empirik kelompok sosial dan menerima
sebesar 115,42. Hal ini ditunjukkan kelemahan-kelemahan diri sendiri
dengan 29% subjek memiliki sehingga individu dapat melakukan
penyesuaian sosial dalam kategori penyesuaian sosial dengan baik tanpa
sangat tinggi, 69% penyesuaian hambatan.
sosial dalam kategori tinggi, 1% Peranan atau sumbangan
dalam kategori sedang dan 1% efektif kepercayaan diri 49,6%
penyesuaian sosial dalam kategori terhadap penyesuaian sosial,
rendah. Hal ini dapat dilihat dari 100 ditunjukkan oleh koefisien
subjek terdapat 69 subjek yang determinan (r²) = 0,496. Hal ini
memiliki penyesuaian sosial yang berarti terdapat 50,4% faktor-faktor
tinggi, hal ini berarti sebagian besar lain yang memberikan sumbangan
subjek mampu menyesuaikan diri di efektif terhadap penyesuaian sosial.
lingkungan sosialnya, khususnya di Faktor penyesuaian sosial menurut
lingkungan kampus. Hal ini sesuai Ali (2009) adalah lingkungan
dengan pendapat Hurlock (2002) keluarga, lingkungan sekolah,
bahwa individu memiliki lingkungan masyarakat dan
penyesuaian sosial yang baik apabila kepercayaan diri.
memiliki penampilan nyata yaitu Hasil penelitian ini
aktualisasi diri, ketrampilan menjalin menunjukkan bahwa kepercayaan
hubungan antar manusia, dan diri dengan aspek yang terkandung
kesediaan untuk terbuka pada orang didalamnya mampu memberikan
lain. Individu memiliki sikap sosial pengaruh bagi penyesuaian sosial
yang baik misalnya ikut dalam khususnya pada mahasiswa baru
kegiatan sosial dalam masyarakat, angkatan 2013 di Universitas
empati, dan ringan tangan. Individu Muhammaddiyah Surakarta.
memlikiki kepuasan pribadi, mampu Penyesuaian sosial pada
menunjukkan sikap yang mahasiswa baru di Universitas

12
Muhammadiyah Surakarta, kualitas mahasiswa yang penuh
kepercayaan diri bukan faktor utama percaya diri dan mudah
atau faktor terpenting apakah subjek menyesuaiakan diri dengan
mampu atau berhasil dalam lingkungan sosialnya. Dengan
penyesuaian sosialnya atau tidak. demikian hasil maksimal akan
Salah satu faktor yang perlu diperoleh. Hasil penelitian ini perlu
dikembangkan apabila mahasiswa ada tindaklanjut dari beberapa pihak
tersebut ingin melakukan interaksi antara lain:
dengan lingkungan sosialnya adalah 1. Universitas Muhammadiyah
kepercayaan diri, karena dengan Surakarta
adanya kepercayaan diri akan Untuk meningkatkan
membuat mahasiswa tersebut kepercayaan diri mahasiswa
berhasil dalam menjalani suatu Universitas Muhammadiyah
proses penyesuaian sosial, meskipun Surakarta pihak universitas
masih banyak lagi faktor faktor yang hendaknya membantu
mendukung lainnya, hal tersebut meningkatkan kepercayaan diri
dikemukakan oleh Kenneth (1992). dengan cara mempertahankan
dan meningkatkan kualitas
KESIMPULAN DAN SARAN program-program umiversitas
Ada hubungan positif yang yang telah ada dengan
signifikan antara kepercayaan diri mengadakan pelatihan-pelatihan
dengan penyesuaian sosial pada sebagai sarana untuk
mahasiswa baru angkatan 2013 di meningkatkan kepercayaan diri
Universitas Muhammadiyah dan penyesuaian sosial pada
Surakarta, dengan sumbangan efektif mahasiswa baru.
kepercayaan diri terhadap 2. Subjek penelitian / Mahasiswa baru
penyesuaian sosial sebesar 49,6% Untuk mahasiswa baru
ditunjukkan oleh koefisien Universitas Muhammadiyah
determinan (r²) = 0,496 Surakarta hendaknya dapat
Hasil penelitian ini perlu meningkatkan dan
ditindaklanjuti untuk meningkatkan mempertahankan kepercayaan

13
diri dengan cara bersikap Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap
optimis dan tidak rendah diri, Psikologi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
karena dengan percaya diri maka
dapat membantu mahasiswa Gerungan, W.A. (2000). Psikologi
sosial. Bandung : Refika
dalam menyesuaiakan diri Mandiri
dengan lingkungan sosialnya.
Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa
3. Peneliti Selanjutnya Tidak Percaya Diri.
Bagi peneliti selanjutnya Jakarta : Puspa Swara
yang tertarik untuk melakukan
Hurlock, E. B. (2002).
penelitian yang terkait dengan Perkembangan Anak.
Edisi Keenam. Jilid 1.
penelitian yang sama diharapkan:
Jakarta: Erlangga.
dapat memperluas populasi atau
Hurlock, E. B. (2006). Psikologi
ruang lingkup penelitian
Perkembangan Suatu
sehingga generalisasinya lebih Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (Edisi
luas, memperbaiki kelemahan
ke 5, terjemahan : Isti
dan kekurangan dalam penelitian Widayati). Jakarta :
Erlangga
ini, dengan memilih waktu yang
tepat, serta diharapkan tidak Inge, P. (2010). Memperkuat
kepercayaan diri anak
hanya menggunakan dua variabel
melalui percakapan
dalam penelitian selanjutnya, referensial. Jurnal
pendidikan, 15,37 – 49.
agar hasil penelitian yang didapat
lebih maksimal. Iswidharmanjaya, D. & Agung, A.
(2004). Satu Hari Menjadi
Lebih Percaya Diri :
Panduan Bagi
DAFTAR PUSTAKA
RemajaYang Masih
Mencari Jati Diri. Jakarta
Agustiani, H. (2009). Psikologi
: PT. Elex Media
perkembangan pendekatan
Komputindo
ekologi kaitannya dengan
konsep diri pada remaja.
Kenneth, H. (1992). Seri psikologi
Jakarta: Replika Aditama.
popular. Bagaimana
meningkatkan rasa
Ali, M. (2009). Psikologi remaja.
percaya diri. Jakarta: PT.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arfan

14
Kompas. (25 Januari 2001).
Dijaring,Puluhan Pelajar Walgito, B. (2000). Peran Psikologi
Bawa Senjata tajam di di Indonesia Peran Orang
Bogor. Tua dalam Pembentukan
Kepercayaan Diri.
Lauster, P. (2002). Tes Kepribadian. Yogyakarta : Pustaka
Jakarta : Gaya Media Pelajar
Pratama
Widarso, W. (2005). Sukses
Maharani, O.P. & Andayani, B. membangun rasa percaya
(2003). Hubungan antara diri “Self-confidance”.
dukungan sosial ayah Jakarta: Gramedia
dengan penyesuaian sosial
remaja laki-laki. Jurnal Yulianto, F. & Nashori, F. (2006).
psikologi, 1, 23 – 35. Kepercayaan Diri dan
Prestasi Atlet Taekwondo
Meichiati, S. (1983). Kesehatan Daerah Istimewa
Mental: Dasar-dasar Yogyakarta. Jurnal
Praktis Bagi Pengetahuan Psikologi. 3, 55 - 62
dan Kehidupan Bersama.
Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada

Risnawati, R. & Ghufron, M. N.


(2010). Teori-teori
psikologi. Yogyakarta: Ar-
Ruzz. Media

Santoso, A. & Brotowidagdo, R.


(2012). Hubungan antara
Kepercayaan Diri dengan
Motivasi Berprestasi pada
Mahasiswa Universitas
Semarang. Jurnal
Dinamika Sosial Budaya.
14, 1 – 6

Sarwono, W. (2000). Pengantar


Psikologi Umum. Jakarta:
PT. Raja Grafindo

Vandenbos, G. R. (2006). APA


Dictionary of Psychology.
Washington DC :
American Psychological
Association

15

Anda mungkin juga menyukai